Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan,
potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan
dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini
adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi
kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Program pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat
ini oleh karenanya harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada individu peserta didik.

Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan
dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pemahaman pendidik tentang karakteristik individu. Muncul keluhan dari pendidik atau guru bahwa
mereka merasa bahwa menjelakan sejelas jelasnya tetapi ada saja anak didik yang tidak dapat memhami
pelajaran dengan baik. Setiap kali orang belajar pasti melibatkan pikirannya dan didalam pikiran tersebut ada
kecerdasan. Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya
memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam makalah ini yaitu tentang “kecerdasan ganda
(multiple intelligences)”.

B. Rumusan Masalah
Dalam membuat suatu makalah masalah sangatlah peting karena dari adanya masalah tersebut akan
memberikan penuntun bagi pembahasan selanjutnya, untuk menetapkan suatu masalah hendaknya
memberikan petunjuk tentang mungkinnya pengumpulan data. Adapun rumusan masalah yang akan saya
kemukakan dalam makalah ini adalah apakah pengertian , jenis dan cara – cara yang dilakukan oleh pendidik
dan guru untuk meningkatkan kecerdasan ganda?.

C. Ruang Lingkup
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan permasalahan dalam makalah ini, maka
ruang lingkupnya dibatasi hanya pada bahasan tentang pengertian, jenis – jenis dan cara – cara yang
dilakukan oleh pendidik dan guru untuk meningkatkan kecerdasan ganda.

D. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan ganda.
2. Untuk mengetahui jenis – jenis kecerdasan ganda.
3. Untuk mengetahui cara – cara yang dilakukan oleh pendidik dan guru dalam meningkatkan kecerdasan
ganda

E. Manfaat Pembahasan
Hasil makalah diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan antara lain :
1. Sebagai wahana untuk melatih diri dalam pembuatan makalah yang berwawasan ilmu pengetahuan.
2. Sebagai informasi tentang kecerdasan ganda dan jenis - jenisnya.
3. Agar pembaca dapat mengetahui bahwa manusia memiliki kecerdasan yang ganda sehingga dapat melatih
diri dengan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu..
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Ganda

Istilah kecerdasan atau intelegensi bukanlah sesuatu yang baru bagi kita sebagai pendidik. Namun sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu tentang kecerdasanpun berkembang. Banyak ahli dari
berbagai bidang disiplin ilmu melakukan penelitian tentang otak manusia. Setiap individu memiliki tidak hanya
memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda.
Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard Gardner – seorang professor
psikologi dari Harvard University – akan dijadikan acuan untuk lebih memahami bakat dan kecerdasan individu.
Jerold E. Kemp dan kawan-kawan mengemukakan (1996) beberapa karakteristik individu siswa yang perlu
dipahami antara lain :
• Age and maturity level
• Motivation and attitude toward subject
• Expectation and vocational level
• Special Talent
• Mechanical Dexterity
• Ability to work under various enviro condition.
Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu dipahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan
kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam
memfasilitasi proses pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap
kemampuan dan potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk
mengebangkan secara optimal pternsi yang aa pada dirinya. Akibat penanganan salah seperti yang dilakukan
oleh sistem persekolahan saat ini kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang. Individu-individu yang cerdas
tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.

B. Jenis – Jenis Inteligensi


Ada delapan jenis intelegensi yang dikemukakan oleh Howard Gardner yaitu :

1. Intelegensi Bahasa (Linguistik)


Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan arti yang kompleks.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi bahasa :
a. Senang membaca buku, bercerita atau mendongeng.
b. Senang berkomunikasi, berbicara,berdialog, berdiskusi dan senang berbahasa asing.
c. Pandani menghubungkan atau merangkaikan kata – kata atau kalimat baik lisan ataupun tertulis.
d. Pandai menafsirkan kata – kata atau paragraph baik secara lisan maupun tertulis.
e. Senang mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
f. Pandai mengingat dan menghafal.
g. Humoris.

Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu


• Pengarang
• Penyair
• Wartawan
• Pembicara
• Pembaca berita

2. Intelegensi Logis - matematis


Kecerdasan logis matematis memungkinkan seseorang terampil dalam melakukan hitungan, penghitungan
atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan melakukan operasi matematis yang kompleks.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi logis-matematis :
a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka – teki.
b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka.
c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun scenario.
d. Mampu berfikir logis baik induktif maupun deduktif.
e. Senang silogisme .
f. Senang berfikir abstraksi dan simbolis.

Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan, matematikawan, akuntan,
insinyur, dan pemprogram komputer

3. Intelegensi Visual Spasial


Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara tiga
dimensi. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis daan
arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal
maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi visual spasiall :
a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik dan table.
b. Peka terhadap citra, warna dan sebagainya.
c. Pandai menvisualisasikan ide.
d. Imaginasinya aktif.
e. Mudah menemukan jalan pada ruang.
f. Mempunyai presepsi yang tepat dari berbagai sudut.
g. Mengenal relasi benda – benda dalam ruang.

4. Intelegensi Musikal
Kecerdasan kinestetik tubuh adalahkecerdasan yang memungkinkan seorang memanipulasi objek dan cakap
melakukan aktivitas fisik. Contoh-contoh orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli
bedah, dan pengrajin.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi musikal :
a. Pandai mengubah atau mencipta musik.
b. Senang dan padai bernyanyi.
c. Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme.
d. Mudah menangkap musik.
e. Peka terhadap suara dan musik.

5. Intelegensi Kinestetik Tubuh


Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama musik. Orang-orang
yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat
instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara.
Berikut ini individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi kinestetik tubuh. :
a. Senang menari atau akting.
b. Pandai dan aktif dalam olahraga tertentu.
c. Mudah berekspresi dengan tubuh.
d. Mampu memainkan mimic.
e. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi.
f. Senang dan efektif berfikir sambil berjalan, berlari dan berolahraga.
g. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk.
h. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.
i. Senang kegiatan di luar rumah.

6. Intelegensi Intrapersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat
melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari
beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari
bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang.
Berikut ini individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi intra personal :
a. Mampu menilai diri sendiri dan bermediasi.
b. Mampu mencanangkan tujuan, menyusun cita – cita dan rencana hidup yang jelas.
c. Berjiwa bebas.
d. Mudah berkonsentrasi.
e. Keseimbangan diri.
f. Senang mengekspresikan perasaan – perasaan yang berbeda.
g. Sadar akan realitas spiritual.

7. Intelegensi Interpersonal (Sosial)


Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat
tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang
lain.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi intrapersonal :
a. Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam organisasi.
b. Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok bekerja sama dalam tim.
c. Senang permainan berkelompok dari pada individual.
d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain.
e. Senang berkomunikas verbal dan nonverbal.
f. Peka terhadap teman.
g. Suka memberi feedback.
h. Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.

8. Intelegensi Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah
contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi naturalis :
a. Senag terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi dengan binatang dan
berburu.
b. Pandai melihat perubahan cuaca, meneliti tanaman.
c. Senang kegiatan di alam terbuka.

C. Cara Meningkatkan Kecerdasan Ganda


Gambaran umum dalam pembelajaran saat guru menjelaskan adalah ada anak yang senang menerima
pelajaran dan berbagai macam sifat siswa di dalam tingkat kecerdasannya. Menurut Thomas Amstrong, kita
tidak dapat memberi label mereka sebagai “pebelajar verbal”, “pebelajar visual” atau “pebelajar kinestesis” atau
seterusnya karena tujuan dari suatu kegiatan pembelajaran adalah untuk memperluas dan mengembangkan
intelegensi/ kecerdasan anak didik. Tugas guru dan pendidik adalah bagaimana menciptakan suasana belajar
yang dapat mengembangkan semua kecerdasan yang ada pada setiap individu anak didik. Ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang mengembangkan semua kecerdasan yaitu
sebagai berikut :
• Mengaktifkan seluruh indra anak didik
• Melatih intelegensi / kecerdasan yang berimbang
• Melatih silang intelegensi / kecerdasan yang bebeda.
1. Cara Mengaktifkan Seluruh Indra Anak Didik
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indra anak didik yaitu sebagai berikut :
a. Melatih cara mendengar yang efektif. Telinga bagi manusia adalah instrument yang luar biasa. Melalui
telinga otak menerima bunyi dan membuat duplikat bunyi tersebut dan mengulang seluruh bunyi tersebut
seperti suatu simponi. Selain itu, pendengaran juga merupakan salah satu unsur pokok dalam pembentukan
imajinasi dan kreativitas.
b. Melatih mata untuk membaca cepat dan efektif. Mata merupakan bukti keajaiban mekanisme biologis.
Melaui mata otak dapat menerima fakta – fakta yang menakjubkan yang dapat memberikan rangsangan yang
lebih kaya, sehingga mata dapat melihat dengan jeli, analitis, dan akurat. Mata sangat erat dengan
kemampuan membaca. Kecepatan membaca orang normal rata – rata 300 kata per menit dengan kemampuan
mengingat 40 – 70 persen dari seluruh isi bacaan. Bagi seseorang yang terampil kecepatan membacanya
dapat mencapai 600 kata per menit dengan kemampuan mengingat isi bacaan secara utuh.
c. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat. Mengenai keterampilan ini,
penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :
1. Ada siswa yang tidak mencatat sama sekali.
2. Ada siswa yang diberikan catatan lengkap yang dibuatkan oleh guru.
3. Ada siswa yang membuat catatan lengkap sendiri.
4. Ada siswa yang diberikan catatan berupa rangkuman oleh guru.
5. Ada siswa yang membuat catatan berupa rangkuman sendiri.
6. Ada siswa yang diberikan catatan berupa kata-kata kunci.
7. Ada siswa yang membuat catatan berupa kata – kata kunci sendiri.
Siswa yang terakhir inilah yang paling bagus hasil belajarnya. Hal ini karena pikiran hanya dapat mengingat
kata – kata bukan kalimat. Kata – kata kunci merupakan kata – kata inti yang menghubungkan satu pengertian
dengan pengertian berikutnya dalam suatu bacaan.
Begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh indera manusia sehingga harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.

2. Melatih Kecerdasan Yang Berimbang


Dengan teknik – teknik pembelajaran yang tradisional kita sebagai guru pasti sulit melatih kecerdasan
berimbang. Yang dimaksud dengan “berimbang” bukanlah melatih semua kecerdasan secara bersamaan
karena hal ini akan membuat pekerjaan yang sia – sia.
Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk melatih kecerdasan yang berimbang adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi inteligensi anak didik. Caranya adalah sebelum memuli pelajaran guru dapat memberikan
test atau angket kepada siswanya untuk menjajagi inteligensi mereka. Pertanyaan – pertanyaan itu dibaca dan
diisi sendiri oleh siswa kemudian guru mengolahnya. Dengan cara ini, guru dapat melihat inteligensi mana
yang paling menonjol pada siswa.
Selain dengan test, mengidentifikasi inteligensi juga dapat dilakukan dengan cara observasi. Observasi dapat
dilakukan terhadap apa yang dilakukan anak didik dikelas dan kegiatan di luar kelas. Observasi di dalam kelas
yaitu dengan melihat/mengamati apa yang dilakukan anak didik selama belajar, selama mengerjakan tugas,
kesukaan terhadap mata pelajaran tertentu, cara mereka bertanya dan menjawab pertanyaan. Observasi
kegiatan anak didik di luar kelas dapat dilakukan dengan cara mengamati mereka di sela waktu istirahat.

b. Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa kecerdasan, seperti :


1. Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menjadi menarik dan dapat
merangsang indera semaksimal mungkin ;
2. Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi / kecerdasan ;
3. Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh kecerdasan.

c. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi atau kecerdasan anak didik.
Kegiatan yang dilakukan guru melalui cara ini, diantaranya adalah :
1. Menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa kecerdasan, atau
2. Menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan inteligensi / kecerdasan anak didik.
Setiap individu memiliki derajat jenis inteligensi/kecerdasan yang bervariasi. Tugas guru adalah
mengkombinasikan dan memadukan inteligensi – inteligensi tersebut sebanyak mungkin dan membuat mereka
senang belajar sehingga mereka mampu menggunakan inteligensi. Sehingga mereka menemukan bahwa
belajar itu mudah dan menyenangkan. Anak didik seperti inilah yang disebut anak yang cerdas karena seluruh
kecerdasannya berkembang secara berimbang.

3. Melatih Silang Kecerdasan Yang Berbeda


Yang dimaksud dengan “silang”di sini adalah setiap inteligensi / kecerdasan anak didik tidak dikembangkan
secara bersamaan, tetapi dikembangkan satu persatu secara terpisah. Tujuannya adalah agar anak didik
mengasah setiap bagian kecerdasannya selama waktu tertentu. Ini dapat dilakukan secara individu dan
kelompok dan bisa juga di dalam atau diluar jam pelajaran. Melatih silang inteligensi atau kecerdasan dapa
dilakukan dengan membangun stasiun – stasiun kecerdasan untuk setiap jenis kecerdasan yang berbeda.
Yang dimaksud denga “stasiun” disini bukanlah stasiun pemancar tetapi semacam display dengan
memanfaatkan sudut – sudut / ruang – ruang yang mudah terlihat oleh anak didik dari segala arah.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam membangun stasiun kecerdasan adalah sebagai berikut :
1. Pilih materi atau isi pelajaran yang khusus berdasarkan tingkat kesulitannya.
2. Identifikasi semua kemampuan yang ada dalam setiap jenis kecerdasan.
3. Klasifikasikan isi atau bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan – kemampuan yang ada disetiap jenis
kecerdasan, sampai menghasilkan satu – satu stasiun kecerdasan.
4. Tempatkanlah setiap stasiun kecerdasan ini di tempat – tempat yang sering dikunjungi anak didik atau yang
mudah terlihat dari berbagai arah.
Dengan melatih silang kecerdasan anak yang berbeda ini berarti guru memberi kesempatan kepada anak didik
untuk melatih setiap bagian kecerdasannya sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam meningkatkan kecerdasan ganda sejumlah cara atau metode dapat dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan – kemampuan individu. Setiap metode digunakan untuk meningkatkan jenis kecerdasan yang
spesifik yaitu:
• Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan permainan merangkai kata,
buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya
sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.
• Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan gambar tiga dimensi, puzzle,
kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan
logo, atau bahan mainan tiga dimensi lainnya.
• Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih menghitung soal-soal
matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5 detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-
seringlah mengisi teka-teki silang/asah otak lainnya.
• Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan musik, bernyanyilah di
kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk bersenandung, luangkan waktu selama satu jam
setiap minggu untuk mendengarkan gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music
,dll).
• Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan berlatih berdsama dengan
klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa, kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki
beragam tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
• Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu: belilah kotak
kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah
menjalin hubungan dengan mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan
mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang
atau lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass,
penulisan artikel tentang pantai).
• Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : pilihlah tokoh favorit
yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan
yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-
kurangnya sekali sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara
mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami.
• Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain peliharalah hewan
favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai program flora dan fauna, cobalah untuk menahan
dari untuk tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga
yang sedang tumbuh.
Tabel Kecenderungan dan Metode Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan Kecerdasan Ganda
JENIS KECERDASAN KECENDERUNGAN /
KEGEMARAN METODE BELAJAR
Bahasa / Verbal Gemar :
- membaca
- Menulis
- Bercerita
- Bermain kata Membaca, menulis, mendengar
Matematis Logis Gemar :
- bereksperimen
- tanya jawab
- menjawawab teka-teki
logis Berhitung, aplikasi rumus, eksperimen
Spasial Gemar :
- Mendesain
- Menggambar
- Berimajinasi
- Membuat sketsa Observasi, menggambar, mewarnai, membuat peta
Kinestetik tubuh Gemar :
- menari
- berlari
- melompat
- meraba
- memberi isyarat Membangun, mempraktekan. menari, ekspresi
Musikal Gemar :
- bernyanyi
- bersiul
- bersenandung Menyanyi, menghayati lagu, mamainkan instrumen musik
Interpersonal Gemar :
- memimpin
- berorganisasi
- bergaul
- menjadi mediator Kerjasama dan interaksi dengan orang lain
Intrapersonal Gemar :
- menyusun tujuan
- meditasi
- imajinasi
- membuat rencana
- merenung Berfikir filosofi, analitis, berfikir reflektif
Naturalis Gemar :
- bermain dengan flora fauna
- mengamati alam
- menjaga lingkungan Observasi alamdan mengidentifikasi karakteristik flora dan fauna
Faktor – faktor penting dalam meningkatkan kecerdasan ganda
Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-
komponen sistem persekolahan sebagai berikut :
• Orang tua murid
• Guru
• Kurikulum dan fasilitas
• Sistem penilaian
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid perlu memberikan dukungan yang optimal agar
implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan
kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi
yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar implementasi
teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu
:

• Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa


Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat
penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh
siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki
oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru
untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.

• Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.


Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya adalah merancang
kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan oleh guru
dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
30 % pembelajaran langsung
30 % belajar kooperatif
30% belajar independent

Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai sumber
(resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran. Dalam menerapkan teori
kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak
mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu
memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang
baik bagi siswa yang memiliki kecerdasan musikal.
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas pendukung selain guru
yang berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-
kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik, peralatan olah raga dan media pembelajaran
yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda dengan
sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan
ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi
pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress) yang
diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok
dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada
perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau
pengetahuan.
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple
intelligences atau kecerdasan ganda. Kecerdasan adalah sehimpunan kemampuan dan ketrampilan.
Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan cara belajar yang mengembangkan kemampuannya secara penuh.

2. Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard University, mengemukakan delapan jenis
kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
• Bahasa
• Matematis logis
• Spasial
• Musikal
• Kinestetis tubuh
• Interpersonal
• Intrapersonal
• Naturalis

3. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang mengembangkan semua
kecerdasan yaitu sebagai berikut :
• Mengaktifkan seluruh indra anak didik
• Melatih intelegensi / kecerdasan yang berimbang
• Melatih silang intelegensi / kecerdasan yang bebeda.

B. SARAN
Dari makalah yang penulis sampaikan adapun saran penulis adalah setelah membaca makalah ini diharapkan
agar setiap orang mau belajar untuk mengasah kecerdasan yang dimilikinya sehingga jika setiap orang mampu
menggunakan inteligensi / kecerdasannya yang paling kuat maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu
mudah dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T., 2002. Sekolah Para Juara : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia Pendidikan. Bandung :
Kaifa

Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Dalton, J. 1990. Creative Thinking and Cooperative Talk in Small Group. Australia : Thomas Nelson

Dryden, G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa

http :// fadibae.wordpress.com


pada tanggal 12 Oktober 2010

http ://pensa-sb.info/teori-kecerdasan-ganda
pada tanggal 12 Oktober 2010

Meier, Dave. 2000. The Accerated Learning Handbook : A Creative Guide to Designing and Delivering Faster,
More Effective Training Programs. Massachusetts : Allyn and Bacon
Suciati,dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2.Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.

Suparno, P.2000. teori inteligensi ganda dalam pembelajaran fisika di sekolah menengah. Dalam A. Atmadi
dan Y. setiyaningsih (Ed), Transformasi Pendidikan Memasuki Milenium Ketiga. Yogyakarta : Kanisius.

Tim Pengembangan SDM Yayasan Pendidikan Teaster.1996. Metode Pemanfaatan Keajaiban Otak. Bandung
: Pioner Jaya.

Anda mungkin juga menyukai