PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini akan menjelaskan mengenai salah satu model evaluasi pembelajaran
yaitu Model Tyler, dimana pemaparannya meliputi asal-usul berkembangnya evaluasi model
Tyler, langkah-langkah pendekatan, kelebihan dan kekurangannya, serta contoh pembelajaran
yang dapat menggunakan Model Tyler sebagai evaluasinya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Nama model ini diambil dari nama pengembangnya yaitu Tyler. Dalam buku Basic
Principles of Curriculum and Instruction. Model Evaluasi Model Tyler secara konsep
menekankan adanya proses evaluasi secara langsung didasarkan atas tujuan intruksional yang
telah ditetapkan bersamaan dengan persiapan mengajar, ketika seorang guru berinteraksi
dengan para siswanya menjadi sasaran pokok dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dikatakan berhasil menurut para pendukung Model Tyler, apabila para siswa
yang mengalami proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
proses belajar mengajar.
Pola pikir yang ditawarkan Tyler ini sangat logis dan dapat diterima secara ilmiah,
bahkan mudah untuk ditiru atau dilakukan oleh para pelaksana penilaian pendidikan
(evaluator). Salah satu penerapan model ini oleh Tyler adalah bagaimana melakukan
pengukuran tes kemampuan awal siswa (pre-test) dibandingkan dengan hasil pengukuran
paska kegiatan pembelajaran (post-test). Kegiatan ini menjadi salah satu teknik yang banyak
berpengaruh terhadap cara-cara penilaian program pembelajaran di dunia pendidikan. Contoh
yang dilakukan Tyler ini pula lah yang banyak dilakukan oleh guru-guru kita dalam
1) Memperoleh informasi
2) Mengembangkan kebiasaan bekerja dan ketrampilan belajar
3) Mengembangkan cara berfikir yang efektif,
4) Menginternalisasikan sikap social, minat, apresiasi, dan sensitifitas
5) Memelihara kesehatan fisik
6) Mengembangkan filsafat hidup
Dengan demikian, siklus kegiatan yang dimaksud sebenarnya lebih merupakan siklus
kegiatan pengelolaan dan pengembangan program. Hal ini bisa dimaklumi oleh karena
pemikiran ini dilahirkan dalam rangka pengembangan kurikulum.
Jika dibandingkan dengan beberapa macam model pendekatan siswa sebagai pusat
pembelajaran (pupil-centered), pendekatan pengukuran secara langsung (measurement
directed approach), pendekatan Tyler memiliki model yang berbeda. Pendekatan Tyler pada
prinsipnya menekankan perlunya suatu tujuan dalam proses belajar mengajar. Pendekatan ini
merupakan pendekatan sistematis, elegan, akurat, dan secara internal memiliki rasional yang
logis. Dibanding dengan model evalusi lainnya, kesederhanaan Model Tyler juga merupakan
kelebihan tersendiri dan merupakan kekuatan konstruk yang elegan serta mencakup evaluasi
kontingensi. Dalam implementasinya, Model Tyler juga menggunakan unsur pengukuran
dengan usaha secara konstan, paralel, dengan inquiri ilmiah dan melengkapi legitimasi untuk
mengangkat pemahaman tentang evaluasi.
Tumbuhnya berbagai bimbingan belajar menjadi satu fenomena menarik dan menjadi
catatan tersendiri bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ketidakpuasan terhadap kondisi
pembelajaran di sekolah diyakini sebagai salah satu penyebab tumbuh suburnya berbagai
bimbingan belajar tersebut. Sekolah yang memiliki otoritas sebagai tempat untuk
menyelenggarakan pendidikan sering dipertanyakan perannya. Hal ini adalah salah satu
masalah yang ada dalam dunia oendidikan di Indonesia. Sebagai alternatif belajar di luar
sekolah banyak siswa yang menggantungkan harapannya pada bimbingan belajar untuk
mendapatkan materi yang tidak diajarkan di sekolah. Dengan adanya proses penerimaan di
PTN melalui ujian tertulis semakin menambah daya tarik siswa terhadap bimbingan belajar.
Bimbingan Belajar dianggap sebagai pembelajaran yang cocok apabila evaluasinya
menggunakan evaluasi Model Tyler, karena
a. Pembelajaran berpusat pada guru/pengajar (teacher centered learning) bukan
pembelajaran berpusat pada aktivitas (activity driven learning).
b. Pembelajaran berbasis media tunggal (single-media based learning) bukan
pembelajaran berbasis multimedia (multimedia based learning).
c. Pembelajaran berbasis isi (content based learning) bukan pembelajaran berbasis
konteks (context based learning). Materi pelajaran yang ada di kelas bimbingan
belajar biasanya telah terjadwal dan tiap materi harus selesai pada setiap
pertemuan.
Ketiga alasan tersebutlah yang membuat Bimbingan Belajar merupakan salah satu
pembelajaran yang cocok apabila menggunakan evaluasi Model Tyler. Dimana ketiganya
tidak begitu mementingkan proses pembelajaran, dan berpusat hanya pada hasil belajar.
Model Evaluasi Model Tyler secara konsep menekankan adanya proses evaluasi
secara langsung didasarkan atas tujuan intruksional yang telah ditetapkan bersamaan dengan
persiapan mengajar, ketika seorang guru berinteraksi dengan para siswanya menjadi sasaran
pokok dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan berhasil menurut para
pendukung Model Tyler, apabila para siswa yang mengalami proses pembelajaran dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar.
Jika dibandingkan dengan beberapa macam model pendekatan siswa sebagai pusat
pembelajaran (pupil-centered), pendekatan pengukuran secara langsung (measurement
directed approach), pendekatan Tyler memiliki model yang berbeda. Pendekatan Tyler pada
prinsipnya menekankan perlunya suatu tujuan dalam proses belajar mengajar. Pendekatan ini
merupakan pendekatan sistematis, elegan, akurat, dan secara internal memiliki rasional yang
logis. Dibanding dengan model evalusi lainnya, kesederhanaan Model Tyler juga merupakan
kelebihan tersendiri dan merupakan kekuatan konstruk yang elegan serta mencakup evaluasi
kontingensi.
Tumbuhnya berbagai bimbingan belajar menjadi satu fenomena menarik dan menjadi
catatan tersendiri bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ketidakpuasan terhadap kondisi
pembelajaran di sekolah diyakini sebagai salah satu penyebab tumbuh suburnya berbagai
http://satuantugas-kelasd.blogspot.co.id/2013/06/model-model-evaluasi-yang-
dapat_9179.html
Diakses pada tanggal 11 September 2017.