Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL SANTRI MELALUI

METODE SYAWIR DI PONDOK PESANTREN

FATHUL LATHIF PANJEN REJOSO

:Oleh

MUHAMMAD SOLEH

NIM : 20175601211960

: DOSEN PEMBIMBING

Muhammad Khoirul Lutfi, M.Pd

Sekolah Tinggi Agama Islam Salahudddin Pasuruan


Tahun Ajaran 2020/2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Orisinalitas penelitian
F. Definisi istilah ……………………………………………………

G. Sistematika penulisan …………………………………………...

BAB II : KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian tentang Teori yang di gunakan
1. Pengertian sikap sosial
2. Cirri-ciri sikap sosial
3. Factor dan pengahambatan sikap sosial

B. Kajian tentang Teori dalam Perspektif Islam


1. Pengertian Metode Syawir

BAB III: METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan jenis penelitian
B. kehadiran penelitian
C. lokasi penelitian penelitian
D. sumber data penelitian
E. Teknik pengumpulan data………………………………………..
F. Analisis Data …………………………………………………......
G. Pengecekan Keabsahan Data …………………………………….
H. Tahap-tahap penelitian
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan

segala potensi positif yang mereka miliki, seperti bakat, kemampuan, dan

minat. Selain itu masa remaja juga masa pencarian nilai-nilai hidup. Oleh

karenamya, perlu di beri bimbingan agama agar menjadi pedoman hidup

baginya.

Dimasa tersebut biasanya anak memiliki kecenderungan untuk mencari

fiqur yang menjadi idola seperti bintang film,tokoh-tokoh ternama seperti

tokoh dari dunia keolahragaan dan fiqur-fiqur lainnya. Anak juga di

hadapkan pada permasalahan pencarian jati diri ditambah lagi di dalam

jiwanya terdapat perasaan ingin di perhatiakan oleh lingkungan

masyarakatnya. Akibatnya anak tersebut sering melakukan tindakan dan

gaya sebagaimana tokoh yang di idolakan. Dia juga dapat terjebak dalam

tindakan controversial seperti terjerumus dalam tindakan menyimpang

yang di lakukan oleh orang-orang yang di sekitarnya seperti

mengkonsumsi narkoba, berkelahi dan lain sebagainya.

Prilaku menyimpang tersebut semata-mata di picu oleh krakter sebagai

remaja yang masih labil jiwanya. Pada masa ini pengaruh luar lebih

dominan sehingga anak cenderung mengabaikan nasehat orang tuanya.


Sang anak bias saja menganggap nasehat atau pengaruh orang tua sebagai

hal yang tidak popular “kolot”,”kuno”,”norak”, dan lain sebagainya

Pada zaman ini arus perkembangan sangat berkembang cepat dan pesat

di berbagai bidang. Dan termasuk juga nilai-nilai budaya juga mulai

menyebar dan menjangkau setiap ruang dan tempat dengan mudahnaya,

hal ini karena kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi. Dimana

informasi dan gambar pristiwa yang terjadi di tempat yang sangat jauh

bisa di dapat dengan sangat cepat.

Perubahan-perubahan yang sangat signifikan ini membuat suatu

perubahan yang sangat besar terhadap prilaku serta kebudayaan kita.

Perubahan-perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau

mungkin justru suatu kemunduran. Unsure-unsur kemasyarakatan yang

mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial , norma

norma sosial, pola-pola keprilakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga

kemasyarakatan, strafikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab,

kepemimpinan dan lain sebagainya.

Perkembangan zaman yang semakin cepat membuat berbagai dampak

yang signifikan di berbagai elemen masyarakat kita, mulai dari ekonomi,

sosial, politik, kebudayaan bahkan dalam kehidupan sosial masyarakat kita

tidak luput terkena efek dari globalisasi zaman tersebut. Untuk

menanggulangi berbagai macam efek tersebut kita sebagai masyarakat di

tuntut untuk selalu menyikapi dengan berbagai kemungkinan yang ada.

Sehingga semakin sulit untuk mengetahui bidang-bidang manakah yang

akan berubah terlebih dahulu dalam kehidupan masyarakat. Namun


demikian secara umum, perubahan-perubahan itu biasanya bersifat

berantai dan saling berhubungan antara satu unsur dengan unsure

kemasyarakatan yang lainnya.

Perkenbangan yang dimaksud dalam hal ini ialah pencapaian teknologi

yang semakin canggih tersebut tidak hanya terdampak terhadap pola piker

anak, tetapi juga terdampak terahadap pola piker orang dewasa dan orang

tua. Jika hasil pencapain kemajuan teknologi kemudian toidak kita sikapi

dengan baik, matang dan penuh pertimbnagan, maka yang muncul adalah

berbagai dampak buruk.

Dalam kaitannya dalam penelitian ini, sikap atau yg di kenal sebagai

attitude merupakan hal utama yang paling terlihat berbeda disetiap

masing-masing individu ataupun Negara. Sikap tau “ attitude “ yaitu sikap

mental individu dalam bereaksi dan bertindak sebagai objek

(Reslawati,2007:98) tidak jarang setiap Negara memiliki cirri khas

sikapnya masing-masing. Sikap timbul karena ada simulasi, terbentuknya

suatu sikap itu banyak di pengarui oleh lingkungan sosial dan kebudayaan

misalnya:keluraga,norma,golongan agama dan adat istiadat.

Diantara berbagai macam lingkungan sosial tersebut, pondok

pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang memadukan ilmu

agama dengan ilmu umum, sehingga suasana lebih islami, menjadikan

manusia lebih tangguh dalam menghadapi arus kehidupan. Fenomena dan

kecenderungan kehidupan di pondok pesantren akhir-akhir ini sangat di

pengaruhi oleh pesatnya kemajuamn ilmu pengetahuan dan teknologi


dengan segala dampaknya , baik itu berupa dampak positif, maupun

dampak negative.

Seiring dengan majunya teknologi, informasi dan arus globalisassi

tersebut, maka para santri di hadapkan pada berbagai benturan yang ada,

baik dari segi perubahan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, dan

sebagainya. Dari berbagai macam perubahan tersebut, maka peran pondok

pesantren sangatlah sentral, kareana pondok pesantren saat ini harus dapat

membekali para santri agar mampu menyesuaikan diri dengan berbagai

permasalahan-permasalahan yang di hadapi masyarakat, dan juga mampu

menguasai ilmu pengetahuan umum sebagai bekal nanti ketika mereka

semua sudah pulang kerumah masing-masing dan terjun kedalam

masyarakat.

Pondok pesantren Fathul Lathif panjen rejoso pasuruan bertempat di

Jl. Ponpes Fathul Lathif panjen patuguran rejoso pasuruan. Mayoritas

santrinya adalah para pelajar MTs dan MA dan berasal dari berbagai

daerah di jawa timur. Pondok pesantren ini merupakan pondok pesantren

tertua ketiga di pasuruan, dan pondok ini memiiki berbagai macam

kegiatan yang di dalamnya banyak di temukan keunikan-keunikan serta

berbagai macam kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap sosial

santri, di antaranya ialah : (1) adanya madrasah diniyah, (2).adanya

pengajian al quran dan sorogan, (3). Adanya kegiatan maulidud aldiba’I

(4). Adanya pengajian majlis ta’lim setiap jum’at wage (untuk umum),(5).

Adanya sekolah RA,MI,MTs dan MA. Dari berbagai macam program

kegiatan inilah, para santri di bimbing untuk dapat berinteraksi sosial dan
juga menyesuaikan dengan masyarakat umum, mulai dari cara bergaul,

bersosialisasi, dan membaur dengan masyarakat di lingkungan sekitar.

Pondok pesantren memiliki dua aliran yaitu pondok pesantren salaf

dan pondok pesantren modern.Dalam Sistem pendidikan pondok pesantren

salafi lebih menekan kan pada pendidikan non formalnya sedangkan

sistem pendidikan pondok pesantren modern menekankan pada setiap

aspek pendidikan seperti menambahkan pendidikan formal dan kejurusan.

Kategori pesantren tradisional dan modern ternyata mengakibatkan

perubahan metode. Jika kita melacak perubahan metode pendidikan di

pesantren akan menemukan metode yang bersifat tradisional dan modern.

departemen RI melaporkan bahwa metode penyajian atau penyampaian di

pesantren ada yang bersifat tradisional (mengikuti kebiasaan-kebisaan

yang lama 6 dipergunakan) seperti bandongan, wetonan, dan sorogan. Ada

pula metode yang bersifat non tradisional (metode yang baru di introdusir

ke dalam institusi tersebut berdasarkan pendekatan ilmiah).

Pada mulanya, semua pesantren menggunakan metode-metode yang

bersifat tradisional ini. Bahkan beberapa pesantren tradisional meskipun

hidup pada kurun sekarang, juga masih menggunakan metode-metode

tradisional. Metode-metode tersebut terdiri atas: metode wetonan, metode

sorogan dan bandongan.11

Definisi dari metode bandongan yaitu merupakan suatu metode yang

bersifat pasif dalam pembelajaran, dimana peran seorang guru atau ustadz

masih besar, dan kesempatan para siswa untuk berkreasi mengembangkan

pola pikirnya belum mulai nampak, masih bergantung pada seorang guru.
Sorogan, merupakan suatu metode pembelajaran kitab kuning yang mulai

berkembang, peran seorang guru mulai berkurang, sebab para siswa mulai

aktif mencoba dalam proses belajar untuk menjawab, membaca isi maupun

struktur tata bahasa arab, sedangkan guru hanya berperan untuk menyimak

dan membenarkan ketika siswa mengalami kesalahaan dalam sorogan

tersebut. Sedangkan syawir merupakan kajian mendalam kepada suatu

ilmu dengan cara berdiskusi, adu debat berefrensikan kitab kuning, dan

buku lain.

Realitas sosial mulai menampakkan wujudnya yakni dalam proses

pembelajaran, seorang siswa banyak yang kurang paham dengan apa yang

telah di ajarkan oleh gurunya. Beberapa guru terkadang tidak menjelaskan

materi dengan detail dan bahkan terlewat beberapa poin sehingga tidak

dijelaskan. Selain itu, karena waktu di masa sekarang yang padat

menyebabkan siswa tertidur saat pembelajaran sehingga tertinggal materi.

Jarang sekali dijumpai kelompok studi yang membincangkan materi yang

telah dipelajari, menelaah, membahas, dan lain-lain. Namun, seiring

berkembangnya zaman, sekolah mengembangkan bermacam-macam

metode pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswanya dalam

menyerap semua pelajaran. Namun, dipondok pesantren metode

pembelajarannya masih menggunakan metode tradisional. Walaupun

metode tersebut kurang bervariatif namun masih diminati oleh kalangan

pelajar bahkan perguruan tinggi.

Penggunaan metode pembelajaran syawir atau diskusi disistem

sedemikian rupa agar terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Maka hal
tersebut dapat menambah wawasan, pengalaman, pengetahuan, dan ilmu-

ilmu baru. Keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran tergantung dari

metode yang digunakan oleh seorang guru. Oleh sebab itu, seorang guru

hendaklah pintar-pintar memilih metode yang tepat sehingga sesuai

dengan kondisi peserta didik dan disesuaikan pula dengan materi pelajaran

yang disampaikan.

Penulis akan meneliti salah satu metode tradisional pondok pesantren

yang ada pada pondok pesantren Fathul Lathif panjen rejoso pasuruan.

Seperti pondok pesantren lainnya, lembaga pendidikan di pondok

pesantren ini memiliki sistem kurikulum yang khas, misalnya dengan

kajian kitab kuniing. Isi dari kitab kuning tersebut bermacam-macam, ada

fiqih, 12 Zakiyah Daradjat, tafsir, aqidah, sejarah, hadits, dan lain-lain

yang mendapatkan prestasi sangat memuaskan. sebelum masuk pada

pembelajaran, pondok ini menerapkan sistem baca kitab yang dipelajari

sebelumnya terlebih dahulu. 13 Dalam penelitian ini, penulis tertarik

mengambil tema “Upaya Pembentukan Sikap Sosial Santri Dengan

Metode Syawir di Pondok Pesantren Fathul Lathif Panjen Rejoso

Pasuruan

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis memfokuskan

pada permasalahan-permasalahan sebagai berikut :


1. Bagaimana Pembentukan sikap sosial santri di pondok pesantren

Fathul Lathif Panjen Rejoso Pasuruan

2. Apa sajakah factor-faktor penunjang dan penghambat dalam

pembentukan sikap sosial santri dalam metode syawir di pondok

pesantren Fathul Lathif Panjen Rejoso Pasuruan

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pembentukan sikap sosial di pondok pesantren

Fathul Lathif Panjen Rejoso Pasuruan

3. 2. Untuk mengetahui apa saja factor penunjang dan penghambat sikap

sosial santri di pondok pesantren Fathul Lathif Panjen Rejoso Pasuruan

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Hasil penelti ini akan menambah pengetahuan, wawasan dan

pengalaman penulis, Khususnya byang berkenaan dengan masalah

penelitian.

2. Bagi lembaga

Hasil penelitian ini setidaknya dapat di pakai sebagai masukan bagi

pengelola pondok pesantren Fathul Lathif untuk menciptakan proses


pembelajaran yang lebih produktif demi terbentuknya santri-santri

yang berkualitas di masa depan

3. Bagi STAI SALAHUDDIN

Penelitian ini di samping sebagai sumbangan perpustakaan untuk

bahan bacaan mahasiswa juga di harapakan menjadi bahan yang

berkaitan dengan masalah kependidikan, sehinggan akan membawa

keberhasialan yang optimal dalam meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa.

4. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini akan turut memperkarya khazanah ilmu

pengetahuan pada umumnya dan ilmu tarbiyah pada khususnya.

D. Orisinalitas Penelitian

salah satu fungsi orisinalitas penelitian adalah membandingkan dan

menyatakan bahwa skripsi ini mempunyai perbedaan dalam penulisan

yang sudah ada agar tidak terjadi pengulangan penulisan.

Adapun karya ilmiah dan hasil-hasil penulisan yang berkaitan dengan

sistemn pondok pesantren:

No Judul Nama peneliti Fokus Orisinalitas

penelitian ,institute,tahun peneliti penelitian


1 peran Muhammad Peneliti ini Penelitian ini

pondok Asrofi,UIN Sunan membahas mengenai upaya

pesantren Kali Jaga 2013 tentang pondok pesantren

fudlun penanaman dalam

minallah pendidikan mengembangakan

dalam karakter sikap


menanamkan sosialnya,bukan

pendidikan tentang peran

karakter pondok pesantren

santri di dalam

wonokromo menanamkan

pendidikan

karakter santri
2 pondok Irhamni Penelitian ini Penelitian ini

pesantren Rahman,Universitas membahas membahas

Darul Indonesia,2020 tentang tentang upaya

Muttaqin pembaharuan pondok pesantren

sebagai pondok dalam

percontohan pesantren mengembangkan

pondok sebagai sikap

pesantren percontohan sosial.sedangkan

modern di pesantren penelitian

parung,jawa modern tersebut meneliti

barat tentang

pembahruan

pondok pesantren

sebagai

percontohan

pesantren modern

dalam

pennelitiannaya
3 Peranan Suyono, Universitas Penelitian ini Penelitian ini

pondok sebelas Maret,2013 membahas membahas

pesantren tentang tentang upaya

dalam kenakalan pondok pesantren

mengatasi remaja dalam

kenakalan mengembangkan

remaja sikap

sosial.sedangkan

penelitian

tersebut lebih

focus pada

kenakalan remaja

saja

E. Definisi Istilah

1. Sikap Sosial

Sikap sosial adalah suatu kesiapan mental yang berfungsi sebagai

penentu seseorang dalam berprilaku baik atau buruk ketika di

hadapkan pada suatu objek, situasi maupun kondsi tertentu ketika

berada di lingkungan masyarakat.

2. Santri

Santri adalah seorang murid yang sedang mengabdi dan mencari ilmu

kepada seorang guru dengan tujuan dapat belajar darinya suatu

pengetahuan umum maupun mendalami ilmu agama islam di sebuah

pondok pesantren yang menjadi tempat belajar bagi para santri


3. Metode

4. Pondok pesantren

Pondok pesantren adalah asrama tempat tinggal santri untuk

mengabdikan diri, mencari ilmu,istirahat, berkumpul dengan teman,

serta melakukan aktifitas-aktifitas yang ada di pesantren secara

mandiri dan totalitas. Pokok pesantren adalah suatu institusi

pendidikan islam ( Islam boarding school) yang bertujuan untuk

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam dengan

menekankan pentingnya moral agama islam sebagaib pedoman

kehidupan sehari-hari baik di lingkungan pesantren maupun ketika di

masyarakat nantinya.

F. Sistematika Penulisan

agar penulisan proposal ini dapat di mengerti secara benar dan

berkesinambungan, oleh karena itu perlu penulis susun sistematika

pembahasan sebagai berikut :

BAB 1 : bab ini memiliki isi tentang pendahuluan yang mencakup latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

orisinalitas penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan. Bab ini

merupakan langkah dasar dari keseluruan isi maupun proses dari penulisan

skripsi ini sehingga dapat di ketahui maksud dan tujuan penulis.

BAB II : bab ini merupakan landasan teori dari penulis skripsi yang di

maksud,diawali landasan teori yang di gunakan, kedua kajian teori dalam

perspektif islam.
BAB III : bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, variabel

penelitian , populasi dan sampel, pengumpulan data, instrument penelitian,

uji validasi dan reliabilitas serta analisis.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan teori

a. Pengertian sikap sosial

Menurut sebagai makhluk sosial berarti manusia sebagai

makhluk yang memiliki dimensi kebersamaan dengan orang

lain dan tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain, teori

psikoanalisa, menyatakan bahwa manusia memiliki

pertimbangan moral sosial (super Ego ) ketika di hadapan pada

pilihan-pilihan berprilaku. Sedangkan ilmu humaniora

menjelaskan realitas sosial sebagai sebuah organisme hidup


dalam bentuk teori-teori sosial tentang kehidupan manusia

dalam bentuk masyarakat.1

b. Cirri-ciri sikap sosial

B. Teori dalam Perspektif Islam

c. Pengertian Metode syawir (diskusi)

Dalam dunia pendidikan, terdapat berbagai macam metode

mengajar, penggunaannya pun harus di sesuaikan dengan

berbagai hal seperti situasi,kondisi,fasilitas, dan lain

sebagainya dalam kegiatan belajar mengajar. Semua guru

tentunya ingin meningkatkan mutu mengjar serta dapat

menyampaikan barang ajar kepada santrinya agar mudah di

pahami, salah satunya adalah dengan menguasai metode

pembelajaran.

Metode di artikan sebagai suatu cara atau prosedur yang di

pakai untuk mencapai tujuan tertentu, yang kaitannya dalam

pembelajaran. Metode ini didefinisikan sebagai cara untuk

menyajiakan bahan pembelajaran kepada peserta didik untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan.2

Metode adalah suatu alat dalam pelaksaan pendidikan, yaitu

digunakan dalam penyampaian materi.3 Menurut Wina


1

Muhammad Rohman dan Soffan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran 2
hlm.28.)Jakarta:prestasi Pustakarya, 2013(
Siti Maesaroh,”Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi Belajar Pendidikan 3
.Agama Islam”,dalam jurnal Pendidikan ,Vol,1 No.1 Nopember 2013,hlm 255
Sanjaya,metode merupakn cara yang digunakan untuk

menerapkan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan

nyata,agar tujuan yang telah di susun tercapai secra optimal.


4
Jadi, metode merupakan suatu cara atau alat yang telah di

rancang demi tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif

dan efisien.

Metode pembelajaran adalah upaya mengimplementasiakn

rencana yang sudah tersusun dalam kegiatan pembelajaran

nyata,agar tujuan pembelajaran yang telah tersusun dapat

tercapai secara optimal (efektif dan efisien).5

Metode apapun yang di gunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran harus memperhatiakn beberapa hal berikut

ini,yaitu :6

1. Metode yang di gunakan dapat membangkitkan

motif,minat, atau gairah belajar santri

2. Metode yang di gunakan dapat menjamin perkembangan

kegiatan kepribadian santri

3. Metode yang di gunakan dapat memberikan kesempatan

kepada santri untuk mewujudkan hasil karya

4. Metode yang di gunakan dapat merangsang keinginan

santri untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan

inovasi

Wina Sanjaya,strategi pembelajran Berorientasi Standar proses pendidikan,(Jakarta:Kencana 4


.Predana Media Group,2008),hlm 147
Anisatul Mufarokah, strategi dan Model-Model pembelajaran,(Tulung Agung:STAIN 5
tulungagung Press,2013)hlm33
Abu Ahmadi,Strategi belajar mengajar,(Bandung CV Pustaka setia,2005),hlm 53 6
5. Metode yang di gunakan dapat mendidik santri dalam

teknik belajar sendiri dan cara memperoleh ilmu

pengetahuan melalui usaha pribadi

6. Metode yang di gunakan dapat meniadakan penyajian yang

bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman

atau situasi yang nyata dan bertujuan.

7. Metode yang di gunakan dapat menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai serta sikap-sikap utama yang di

harapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.

Dari pernyataan di atas di ambil kesimpulan bahwa

metode yang akan di gunakan itu baik jika metode itu dapat

mengembangkan potensi santri itu sendiri

Istilah “ Musyawaroh” berasal dari bahasa arab “ syawara”.

(kata kerja) yang mempunyai arti bertukar pikiran. Kata

bendanya dalah musyawarah,yang artinya ialah berunding atau

bertukar pikiran yang di lakukan oleh sejumlah orang untuk

membahas masalah-masalah tertentu yang di laksanakan secara

teratur dengan bertujuan mendaptkan kebenran. Metode

musyawarah adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran

melalui perundingan untuk mencapai tujuan pelajaran.7 Kata

diskusi berasal dari bahasa latin yaitu “discussus” yang berarti

“ to examine”, “investigate” (memeriksa,menyelidiki). Diskusi

adalah suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu


Binti Maunah,Metodologi pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta: TERAS,2009),hal.147 7
yang berintregasi secara verbal dan saling berhadapan muka

mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui

secara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat.

Dalam kelas musyawarah, system pengajarannya sangat

berbeda dari system sorogan dan bandongan. Santri harus

mempelajari sendiri kitab-kitab yang di tunjuk dan di

rujuk.seringb kali pimpinan pesantren beberapa hari sebelum

kelas musyawarah di mulai menyiapkan sejumlah pertanyaan

( masail diniyyah) bagi para peserta musyawarah yang akan

bersidang. Diskusi dalam kelas musyawarah bernuansa

bebas,mereka yang mengajukan pendapat di minta untuk

menyebutkan sumber sebagai dasar argumentasinya.

Syawir atau lebih di kenal dengan metode diskusi adalah

kegiatan yang melibatkan lebih dari dua orang dalam rangka

melatih berfikir, menganalisa, dan menyampaikan pendapat

dengan tujuan memecahkan suatu permasalahan ataupun

menggali ilmu dan tercapainya mafakat yang dapat di

pertanggung jawabkan bersama.

B.macam macam metode Syawir (diskusi)

jenis-jenis diskusi menurut Yurmaini dan Ramayulis dalam buku yang di

kutip oleh Binti Maunah adalah sebagai berikut :8

1.whole group

Binti Maunah, metodologi Pengajaran,halm.143 8


Kelas merupakan suatu kelompok diskusi. Whole group yang ideal adalah

jika jumlah anggota kelompok tidak lebih dari lima belas orang atau

kurang dari lima belas orang

2. Buzz group

Buzz group adalah satu kelompok besar yang di bagi atas

beberapa kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima

orang. Tempat duduk di atur agar para santri dapat bertukar

pikiran dan berhadapan dengan mudah. Hasil belajar yang di

harapkan adalah agar segenap individu membandingkan

persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan

pembelajaran,mempertahnkan interprestasi dan informasi yang di

peroleh masing-masing

3. Panel Diskusi

Panel adalah pertukaran pikiran dan pendapat beberapa orang

dan pembicaraanya bersifat informal dan terarah serta di lakukan

di hadapan kelompok lainnya. Sebagai metode belajar panel

merupakan suatu cara menyajiakan bahan ajar melalui metode

diskusi dengan guru sebagai moderatornya dan beberapa orang

santri sebagai anggota panel.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, penelitan kualitatif yaitu, penelitian yang

tidak menggunakan perhitungan atau di istilahkan dengan

penelitian ilmiah yang menekannya pada karakter alamiyah

sumber data. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Sukama

Dinata yaitu suatu penelitian yang di tujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, pristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi ,pemikiran orang

secara individu maupun kelompok

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, karena penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk penelitian

studi kasus maka hasil penelitian ini bersifat analisis-

deskriftif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

prilaku yg di amati terutama terkait dengan bagaimana


metode pengembangan fitrah santri di pondok pesantren

Fathul Lathif panjen rejoso Pasuran.

B. kehadiran peneliti

Dalam peneltian yang menggunakan pendekatan kualitatif

yang menjadi alat utama adalah manusia, artinyab melibatkan

penelitian sendiri sebagai instrument dengan memperhatikan

kemampuan penelti dalam hal bertanya, melacak,mengamati,

memahami dan mengabtrasikan sebagai alat penting yang tidak

dapat di gantikan dengan cara lain. Dalam penelitian kualitatif

peneliti wajib hadir di lapangan.9 Sebagai pengamat peneliti

berperan serta dalam kehidupan sehari-hari subjeknya pada

setiap situasi yang di inginkan untuk di pahaminya.10

Dalam penelitian kualitatif , peneliti sendiri atau bantuan

orang lain merupakan pengumpul data utama. Dalam hal ini,

sebagaimana di nayatakan oleh Lexy Moeloeng (2002),

kedudukan peneliti Dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia

sekaligus merupan perencanaan, pelaksana, pengumpul data,

analisis, penafsiran data,dan pada akhirnya iya menjadi pelapor

hasil penelitianya. Penelitian instrument atau alat penelitan di

sini tepat karena iya menjadi segalanya dari keseluruan proses

penelitian.11

,Wahid murni,cara mudah penulisan proposal dan laporan penelitian lapangan 9


.Malang: UM Press,2008,hlm.31(
Ibid.,hlm 164 10
Lexy.,Op.,cit,hlm 121 11
Kehadiran penelitian disini mutlak di perlukan karena

penelitian kualitatif membutuhkan kehadiran penelitian di

lapangan untuk mengamati langsung mengenai variable-

variabel yang akan di teliti serta menggali informasi yang

mendalam serta melakukan Tanya jawab dengan para informal,

menciptkan hubungan baik dengan berbagai pihak yang di

maksud. Dalam hal ini adalah ketua pondok pesantren,

pengurus pondok pesantren, santri yang masih ada di pondok

pesantren serta alumni pondok pesantren Fathul Lathif Pnjen

rejoso pasuruan.

Penelitian selaku instrument utama masuk kelatar penelitian

agar dapat berhubungan langsung dengan informan dapat

memahami secara alami kenyataan yang ada di latar belakang.

Penelitian berusaha melakukan intraksi dengan informan.

Penelitian secara wajar menyikapi seagala perubahan yang

terajdi di lapangan; berusaha menyesuaikan diri dengfan

situasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka langkah-

langkah yang di tempuh peneliti sebagai berikut:

1. kegiatan awal sebelum memasuki lapangan, peneliti

melakukan surve

2. selanjutnya peneliti terjun kelapangan untuk melakukan

data berdasarkan jadwal yang telah di sepakati oleh peneliti

dan informan.12

Ibid., hlm 31-32 12


Disini, peneliti memiliki peran sebagai instrument utama.

Yakni peneliti adalah alat utama pengumpul data. Peneliti

ingin mengungkap bagaimanakah upaya pembentukkan

siakap sosial santri di pondok pesantren Fathul Lathif

Panjen Rejoso Pasuruan.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah objek penelitian kegiatan

penelitian di lakukan. Penentuan lokasi penelitian sangat

penting karena berhubungan dengan data-data yang harus di

cari sesuai dengan focus yang di tentukan. Lokasi penelitian

juga menentukan apakah data bisa di ambil dan memenuhi

syarat data yang di butuhkan dalam penelitian.

Pertimbangan geografis serta sisi praktis seperti waktu,

biaya, tenaga juag akan menentukan lokasi penelitian.

Cara terbaik yang perlu di tempuh dalam menentukan

lapangan penelitian ialah dengan jalan mempertahankan

teori Substansi, pergilah dan jajakanlah lapangan untuk

melihat apakah dapat kesesuaian dsengan kenyataan yang

ada di lapangan keterbatasan geografis dan praktis seperti


waktu, biaya, tenaga, perlu juga di jadikan pertimbanagan

dalam menentukan lokasi penelitian.13

Menentukan lokasi penelitian dimaksudkan

untuknmempermudah dan memperjelas objek yang menjadi

sasaranpenelitian. Adapun lokasi penelitian yang di pilih

oleh penelitian adalah pondok pesantren Fathul Lathif Jl.

Panjen RT:02 RW: 01 Desa Patuguran Kecamatan Rejoso

kabupaten Pasuruan Jawa Timur.

Alasan mengapa memilih lokasi ini karean strategis dari

pemukiman warga, dan Area sekolah Mts dan MA.

Sehingga para siswa lebih memilih untuk mondok, mengaji

serta mengabdi disini sekaligus sebagai tempat tinggal

domisili selama melakukan aktifitas belajar di jenjang

sekolahan. Agar peneliti mendapatkan izin penelitian danb

melakukan wawancara dengan informan, peneliti terlebih

dahulu menghubungi ketua pondok selaku kordinator utama

pengurus pondok, mengenai akan menagadakan peneliti

untuk tugas skripsi entah nanti di arahkan ke pengasuh atau

langsung bisa langsung melakukan aktifitas penelitian

pondok pesantren tersebut.

D.sumber data penelitian

Lexy J.Moleong,metodologi penelitian kualitatif,( Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2002), hlm. 13


.160
Pohan mengungkapkan bahwa data adalah fakta, informasi,

atau keterangan. Keterangan yang merupakan bahan baku

dalam penelitian untuk di jadikan bahan pemecahan masalah

atau bahan untuk mengungkapakan suatu gejala. Mengingat

yang masih berwujud bahan baku,bahan itu perlu di ola terlebih

dahulu agar dapat berguna sebagai alat pemecahan masalahatau

guna merumuskan kesimpulan-kesimpulan penelitian.14

Menurut jenisnya data penelitian beragam jenisnya. Hal ini

mengingat bahwa jenis data sangat di tentukan oleh bidang

penelitian yang sedang dilaksanakan. Sebagai cintoh, jika kita

melakukan penelitian di bidang pendidikan, data pendidikan

yang kita perlukan adalah evaluas ib pembeblajaran,

kurikulum, media pembelajaran,bimbingan konsling, dan

jenisnya.15

Adapun sumber data yang di guanakan pelh peneliti adalah:

1. data primer (sumber data utama)

sumber data primer ini di proleh dari hasi observasi,

pengamatan,dan wawancara yang merupak sumber data

utama. Sumber data uatama di catat melalui cacatan tertulis,

melalui rekaman, dan dpkumentasi berupa foto.

Adapun sumber data yang akan di peroleh dari hasil

wawancara adalah:

Syarifuddin Pohan, persepektif dan paradigma penelitian kualitatif ,sebagai mana di kutip oleh 14
Andi prastowo, metode penelitian kualitatif dalamperspektif rancangan penelitian , (yogjakarta:
ar-Ruzz media, 2011), hlm.204
Ibid., hlm.204 15
a. ketua pondok pesantren Fathul Lathif, machally adnan

b. pengurus pondok pesantren Fathul Lathif

c. santri di pondok pesantren Fathul Lathif

d. santri Alumni pondok pesantren Fathul Lathif

kata-kata dan tindakan objek yang di wawanacara

merupakan sumber data utam. Sumber data uatam

dicatat melalui wawancara atau pengamatanyang

merupakanhasil usaha gabunagn dari kegiatan

melihat,mendengar dan bertanya.16

2. data sekunder

untuk mendapatkan data yang lebih falit dalam penelitian

adalah sumber data di luar kata-kata ( wawancara ) yakni

sumber data tertulis, arsip dan dokumen-dokumen yang

ada. Adapun sumber data yang di peroleh meliputi:

a.sejarah berdirinya pondok pesantren Fathul Lathif

pasuruan

b. visi,Misi dan tujuan pondok pondok pesantren Fathul

Lathif pasuruan

c. setruktur organisasi pondok pesantren Fathul Lathif

pasuruan

d.program kegiatan pondok pesantren Fathul Lathif

pasuruan

e. program kerja ketua pondok dan pengurus pondok

pesantren Fathul Lathif Pasuruan


Moleong,Op.Cit.hlm,157 16
f. keadaan komponen pondok pesantren Fathul Lathif

pasuruan

g. sarana dan prasarana pondok pesantren Fathul Lathif

pasuruan

E.Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di lakukan untuk memperoleh data/ informasi yang di

butuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Menurut sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnyaadalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode:

1. observasi

observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

segala yang tampak pada objek penelitian.17 Sedangkan suhardi Arikunto

mengemukakan bahwa observasi atau yang di sebut sebagai pengamatan

meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek.18

Berdasarkan defensi di atas, maka yang di maksud metode observasi

adalah suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan panca indra yang

kemudian di adakan pencatatan-pencatatan. Metode ini di gunakan untuk

memperoleh data tentang arsip pesantren, program kerja ketua pondok dan

pengurus, kegiatan-kegiatan dan aktifitas serta pelaksanaan kegiatan

sehari-hari santri yang ada di pesantren.

.S.Margono. Op.Cit.,hlm.158 17
.Suharsimi. Op.Cit.,hlm.158 18
Dari pengamatan observasi tersebut, sesungguhnya yang di maksud

dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang di

gunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan. Suatu kegiatan pengamatan baru di katogorikan sebagai

kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki criteria sebagai

berikut:

a. pengamatan di guanakan dalam penelitian telah di rencanakan dengan

serius

b. pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah di

tetapkan.

c. Pengamatan dicatat secara sistematika dan di hubungkan dengan

proporsisi umum dan bukan di paparkan sebagai suatu yang hanya

menarik perhatian.

d. Pengamatan dapat dicek dan di control mengenai keabsahan.19

2. Wawancara

Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan Tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai,dengan

menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan

terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama. Dengan demikian,

kekhasan mewawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam

kehidupan informan.

CL.Selltiz,Research Methods in Social Relations,sebagaiman diikuti oleh Burhan 19


Bungin,Op.Cit.,hlm,115
Wawanacara terdiri dari wawancara berencana (standardized interview)

dan wawancara tak berencana ( unstandardized interview) wawancara

berencana ini terdiri dari suatu pernyataan yang telah di rencanakan

sebelumnya berkaitan dengan data yang akan di wawancarai. Sedangkan

wawancara tak berencana ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang tak

mempunyai struktur tertentu tetapi selalu berpusat pada pokok-pokok

tertentu.20

Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawanacara

sekaligus dia bertindak sebagai “pemimpin” dalam proses wawanacara

tersebuat dia pula berhak menentukan materi yang akan di wawancarai

serta kapan di mulai dan di akhiri. Namun, kadang kala informasipun

dapat menentukan perannya dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu

wawancara di mulai dan dilaksanakan dan di akhiri.

Peneliti juga melakukan apersepsi sebagai langkah awal wawancara,

yakni menjelaskan maksud dan tujuan wawancara yang bertujuan untuk

membangun persepsi selanjutnya antara peneliti dan para informan. Dalam

peneliti ini, peneliti mengambil beberapa nara sumber sebagai informan:

a. Ketua pondok pesantren Fathul Lathif pasuruan

b. Pengurus pondok pesantren Fathul Lathif pasuruan

c. Santri pondok pesantren Fathul Lathif Pasuruan

d. Santri Alumni pondok pesantren Fathul Lathif Pasuruan

Materi wawancara adalah tema yang di tanyakan kepada informan,

berkisar antara masalah atau tujuan penelitian. Materi wawancara yang

baik terdiri dari: pembukaan,isi, dan alamatnya dimana, dan


Moleong,L,J,Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1990),hlm,4 20
sebagainya. Isi wawancara sudah jelas, yaitu pokok pembahasan yang

menjadi masalah atau tujuan penelitian. Sedangkan penutup adalah

bagian akhir dari suatu wawancara.21

3. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabele

yang berupa catatat, transkip buku,surat kabar, majalah koma,

prasastri,notulen rapart agenda dan sebagainya. Di bandingkan dengan

metode lain,maka metode ini tidak begitu sulit, dalam artian apabila ada

kekeliruan sumber datanya masih tetap belum berubah. Dengan metode

dokumentasi yang di amati bukan benda hidup tetapi benda mati.22

Metode dokumentasi yang di lakukan oleh peneliti adalah berupa

buku-buku, arsip dan sumber lain yang relevan dengan judul penelitian ini.

Selain itu,metode dokumentasi ini di lakukan untuk memperoleh data-data

tertulis dengan bsegala hal yang berhubungan dengan lembaga pondok

pesantren serta kegiatan yang ada di pondok pesantren.

F.ANALISIS DATA

Analis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

pola. Dan satuan uraian dasar sehingga dapat di temukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang di sarankan oleh data.23

Setelah data terkumpul kemudian di lakukan analisis datab dengan

menggunakan metode deskriftif kualitatif, yakni data yang sudah di proleh

kemudian di susun dan di gambarkan menurut apa adanya mengenai fakta-

.Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Krencana Media Group,2010)hlm,108 21


Suharsemi Arikuntp,Op.Cit, hlm.206 22
Moleong,Lexy J,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2002),hlm 23
.103
fakta tanpa memunculkan hepatesa, semata-mata untuk memberikan gambaran

yang tepat dari data dan informasi yang di peroleh dari informan, secara

obyektif berdasarkan karangka yang telah di buat, dengan menggunakan

ungkapan-ungkapan kaliamat,sehingga dapat di dapatkan kesimpulan yang

logis mengenai apa yang sedang di teliti.

Dalam hal ini penulis menggunakan deskriptif yang bersifat

ekploratif,yaitu dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena.

Peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan

sesuatu.24 Denganberusaha memecahkan persoalan-persoalan yang ada dalam

rumusan masalah dan menganalisa data yang di proleh dengan menggunakan

pendekatan sosiologi.

1. Editing

Pada tahab ini peneliti melakukan pemeriksaan terhadap jawaban-jawaban

informan,hasil observasi, dokumen-dokumen dan catatat yang lainnya.

Tujuannya adalah untuk penghalusan data selanjutnya. Perbaikan kalimat

dan kata, membuang keterangan yang berulang-ulang menerjemahkan

ungkapan-ungkapan setempat kebahasa Indonesia,dan mentranskip

rekaman wawancara.

2. Klasifikasi

Pada tahab ini peneliti menggolongkan jawaban dan data lainnya menurut

kelompok variabelnya,menyusun dan mensistemasikan data-data yang di

peroleh dari para informan kedalam pola tertentu guna mempermudah

pembahasan yang berkaitan dengan penelitian yang di lakukan.

3. Penafsiran.
24
Ibid
Hasilnya adalah penafsiran tentang situasi dan gejala dalam bentuk naratif.

Pemaparan itu pada umumnya mampu menjawab pertanyaan-

pertanyaan:”apa”,”mengapa”, dan bagaimana. Pada tahap penafsiran

peneliti akan menjaga data penelitian supaya tetap objektif dan tidak

memunculkan penafsiran subjektif.25

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan temuan penelitian merupakan kegiatan penting

bagi peneliti dalam upaya menjamin danb menyakinkan pihak lain,bahwa

temuan penelirian bener-bener abash.

Usaha-usaha yang di lakukan oleh peneliti untuk memperoleh

keabsahan temuan adalah:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.

Keikutsertaan tersebut tidak hanya di lakukan dalam waktu singkat,

tetapi memerlukan perpanjangan keikutseertakan pada luar penelitian.

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan

penelitian sampai pengumpulan data terpenuhi,namun pada penelitian

ini, peneliti tidak harus tinggal dan menetap di pondok pesantren

Fathul Lathif pasuruan , akan tetapi peneliti selalu melakukan

observasi secara bertahab dan berulang kali dengan melakukan

pengamatan di pondok pesantren meliputi aktifitas serta rutinitas yang

ada di pesantren,serta berkomunikasi dengan objek yang bersangkutan.

2. Ketentuan pengamatan

Andi Prastomo,Metode Penelitian Kualitatif dalam perspektif rancanagn penelitian,(Jogjakarta: 25


.Ar-Ruzz,2011). Hlm 238-239
Ketentuan pengamatan berarti mencari secara konsisten interprestasi

dengan berbagai cara dalam kegiatan dengan proses analisis .

membatasi berbagai pengaruh,mencari apa yang dapat di perhitungkan

dan apa yang tidak dapat di perhitungkan.

3. Pengecekan kebenaran informasi

Pengecekan kebenaran informasi kepada para informan yang telah di

tulis oleh peneliti dalam laporan penelitian. Dalam kesempatan suatu

pertemuan yang dihadiri oleh para responden atau informan dan

beberapa orang peserta pengajian aktif,penelitian akan membacakan

hasil penelitian.

4. Mendiskusikan dan menyeminarkan

Mendiskusian dan menyeminarkan dengan teman sejawat di jurusan

dan universitas tempat peneliti belajar, termasuk koreksi do bawah

dosen pembimbing.

5. Analisis kasus negatif

Yakni kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian waktu

tertentu.26

6. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai perbanding terhadap data itu.

H. Tahp-tahap Penelitian

Maleong mengemukakan bahwa pelaksaanpenelitian data ada empat

tahap,yaitu: pertama,tahap sebelum kelapangan, kedua, tahap pekerjaan


,Hamidi,Metode Penelitan Kualitatif,(malang;UMM Prss,2005),hlm,82 26
lapangan, ketiga, tahap analisis data, keempat, tahap penulisan laporan.27

Dalam penelitian ini tahp yang di tempuh sebagai berikut:

1. Tahap pra-lapangan, meliputi kegiatan penyesuain paradigm denga

teori, penjagaan alat penulisan meliputi observasi lapangan dan

permohonan izin kepada subjek yang di teliti, konseltasi mengenai

penelitian yang akan di lakukan ,penyusuan usulan penelitian.

a. Menyusun instrument

Penyusuan instrument ini disusun berdasarkan jenis data yang

dijadikan sumber data penelitian, instrumen yan di gunakan dalam

pengumpulan data adalah observasi,interview,dan dokumentasi

b. Mendatangi informan

Agar dalam penelitian tidak terjadi kesalahah pahaman bagi

responden, maka peneliti perlu mendatangi respondemn untuk

member informasi seperlunya kepada responden

Kegiatan yang di lakukan peneliti sebelum melakukan

penelitian adalah melakukan izin observasi pondok pesantren

melalui ketua pondok pesantren. Dalam hal ini untuk menemukan

gambaran umum tentang kegiatan dan aktivitas di pondok

pesantren Fathul Lathif pasuruan, dari hasil observasi tersebut,

muncul ide, gagasan,dan inspirasi tentang kegiatan yang di

maksud. Sehinnga dari proses,ide dan inspirasi tersebut di

tuangkan dalam bentuk judul penelitian yang kemudian di usulkan

untuk mendapatkan persetujuan.

Lexy,Op.Cit.,hlm.94-108 27
. QK’P’P QK’P€ ..
QK’P’P QK’P

Anda mungkin juga menyukai