Anda di halaman 1dari 43

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berbagai terobosan dan pembaharuan dunia pendidikan yang begitu cepat dan radikal,yang dilakukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebuah jawaban atas tuntutan serta harapan dari warga masyarakat yang semakin menyadari akan arti pentingnya pendidikan sebagai investasi kehidupan di masa yang akan datang. Hal ini perlu direspon secara positif oleh guru sebagai ujung tombak keberhasilan penyelenggaraan

pendidikan di sekolah. Oleh sebab penyempurnaan kurikulum secara berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah, tidak akan mencapai hasil yang maksimal jika tidak disertai oleh perbaikan masalah mendasar yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia yaitu lemahnya proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan kenyataan yang terjadi di sekolah, bahwa kurikulum selalu

berubah, akan tetapi pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas tidak pernah berubah. Guru kurang menumbuhkan kreativitas siswa dan yang sering terjadi adalah pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, sehingga proses belajar mengajar terasa monoton, membosankan dan menimbulkan sikap pasif dari siswa sebagai peserta didik. Guru cenderung berupaya agar tuntutan target kurikulum bisa tercapai, sehingga metode pembelajaran lebih diarahkan bagaimana siswa mampu menghapal konsep daripada memahaminya. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi menarik serta merangsang siswa ikut terlibat aktif dalam proses kegiatan pembelajaran. Guru harus mengubah kegiatan pembelajaran dari teacher centre menjadi student centre. Suasana kelas perlu dibangun sedemikian rupa dengan

menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan karakteristik siswa di kelas yang bersangkutan. Cara penerapan suatu pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam mendidik diri mereka sendiri.Guru yang sukses bukan yang kharismatik dan persuasif.Lebih jauh guru yang sukses adalah mereka yang melibatkan para siswa dalam tugas-tugas mereka secara produktif ( Joyce B; 2009:7) Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran 1

yang telah ditetapkan. Dari setiap model pembelajaran yang akan diterapkan, tidak ada satu pun model yang paling baik, sebab pasti ada kelebihan dan kelemahannya. Oleh karena itu guru harus pandai memilih model pembelajaran yang paling cocok untuk diterapkan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan di kelas. Di antara sekian banyak model dan strategi serta metode pembelajaran yang pernah ada dan dikupas banyak ahli pendidikan, satu diantaranya adalah model pembelajaran Jigsaw.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran model Jigsaw itu? 2. Bagaimana pembelajaran model Jigsaw dilakukan? 3. Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran model Jigsaw?

C. Tujuan : Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui lebih dalam pembelajaran model Jigsaw. 2. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam pembelajaran model Jigsaw. 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran model Jigsaw.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw Dalam model pembelajaran kooperatif,guru berperan sebagai fasilitator agar siswa mendapat pemahaman yang lebih tinggi.Guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa,tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya.Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk belajar dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam siswa dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan.Hal ini karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (2005:41) dinyatakan bahwa: 1. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,menumbuhkan sikap toleransi,dan menghargai pendapat orang lain 2. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis,memecahkan masalah,dan mengintegrasikan dengan pengalaman Dengan alasan tersebut ,strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran model Jigsaw. Model Jigsaw dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan temantemannya di Universitas Texas.Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar.Dalam Jigsaw orisinal ini, siswa hanya membaca satu bagian dari seluruh unit yang harus dipelajari. Kemudian Slavin mengadaptasi model jigsaw orisinil menjadi Jigsaw II. Menurut Slavin, Kelebihan dari Jigsaw II yaitu semua siswa membaca semua materi, yang akan membuat konsep-konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah untuk dipahami. (Slavin 2005: 239). Model pembelajaran jigsaw II menambahkan aspek penghargaan kelompok.

Menurut Slavin(2005:241) Jigsaw II terdiri atas sintaks dari kegiatan-kegiatan pengajaran: 1. Membaca.Para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk menemukan informasi 2. Diskusi kelompok ahli. Para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli 3. Laporan tim. Para ahli kembali ke dalam kelompok mereka masing-masing untuk mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu timnya 4. Tes. Para siswa mengerjakan kuis-kuis individual yang mencakup semua topik 5. Rekognisi tim. Skor tim dihitung seperti dalam STAD Selain jigsaw II ada juga Jigsaw III yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (Blosser, 1992). Tipe ini khusus untuk pendidikan bilingual. Dalam Jigsaw III seluruh materi belajar disajikan dalan dua bahasa (Sidharta, 2004: 18). Stephen,Stikes and Snapp (dalam Rusman 2010;220),mengemukakan langkahlangkah pembelajaran koopertif model Jigsaw sebagai berikut : a. Siswa dikelompokkan dalam beberapa anggota tim b. Tiap orang dalam tim diberi bagian/sub bab materi yang berbeda untuk dipelajari lebih mendalam c. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka d. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi f. Guru memberi evaluasi

Sedangkan Eggen P (2012;138) secara lebih rinci menjelaskan langkah - langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut: 1. Merencanakan kegiatan jigsaw

Merencanakan Kegiatan Jigsaw

Menentukan tujuan belajar

Menyiapkan panduan studi

Membentuk tim siswa

Mendukung presentasi para ahli

Gambar 1.1 Merencanakan kegiatan Jigsaw

Merencanakan kegiatan jigsaw mencakup empat langkah sebagai berikut: a. Menentukan tujuan belajar. Memperjelas Tujuan belajar adalah penting ketika merencanakan kegiatan belajar apapun.Tujuan belajar hendaknya disampaikan kepada siswa agar siswa dapat mengetahui sejauh mana pencapaian pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari. b. Menyiapkan panduan belajar Untuk menjadi pakar atau ahli tentang satu topik atau tentang sebagian topik, siswa memerlukan dukungan dalam bentuk panduan belajar yang akan membantu mereka mencari informasi.Buku teks dan internet adalah dua sumber yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.Guru juga bisa membantu siswa membuat panduan belajar. c. Membentuk tim siswa Pembentukan tim siswa harus disesuaikan dengan tujuan belajar.Untuk mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk bekerja sama dengan teman sekelas yang memiliki latar belakang,nilai dan sikap yang

berbeda,sebaiknya tim yang dibentuk mencerminkan keberagaman ini. Tim harus diatur supaya mencakup anak laki-laki dan anak perempuan,anak bermotivasi tinggi dan rendah,siswa dengan dan tanpa kesulitan belajar,dan anggota-anggota dari minoritas kultural. d. Mendukung presentasi pakar Pakar yang dimaksud adalah siswa yang akan mendapatkan pengalaman berharga saat mereka belajar dan melakukan presentasi di depan teman 5

sekelompok mereka.Namun mereka tidak semuanya mampu mengajari teman mereka seperti yang kita harapkan,sehingga guru perlu membantu mereka akan dapat melakukan tugas mereka dengan sebaik-baiknya.

2.Menerapkan Pelajaran Menggunakan Jigsaw. Menurut Slavin (dalam Eggen P, 2012:137) ,menerapkan pelajaran menggunakan jigsaw melibatkan lima fase,yang digambarkan dalam tabel 1.1 dan dibahas dalam bagianbagian berikut : Tabel 1.1 Fase-fase dalam menerapkan Pembelajaran Jigsaw Fase 1: Menunjuk Pakar Siswa diberikan komponen topik untuk dipelajari secara mendalam Fase 2 : Mengumpulkan informasi Pakar berupa siswa mempelajari topik mereka sedalam mungkin Fase 3: Rapat Ahli Pakar dari setiap komponen topik berkumpul dan menyiapkan Membuat kerangka kerja bagi kepingan kepingan jigsaw Memberikan latihan negosiasi sosial Mengembangkan pemahaman sedalam mungkin terhadap komponen topik Memberi pengalaman mengumpulkan dan menyusun informasi Membantu siswa menjadi mandiri Membandingkan informasi Memperdalam pengetahuan tentang komponen spesifik suatu topik Mengembangkan kepemimpinan dan keahlian interaksi sosial Fase 4 ; Mengajar Rekan Pakar mempresentasikan informasi tentang komponen topik mereka kepada teman kelompok mereka Membangun pengetahuan latar dan menyusun

presentasi yang akan mereka sajikan kepada kelompok mereka

belakang teman kelompok terkait dengan topik Memberikan pengalaman melakukan presentasi

Fase 5 : Review dan penutup Topik di review dan diringkas

Mengenali ciri-ciri utama dari topik mengisi siswa celah dalam pemahaman

Fase 1:Menunjuk Pakar Menunjuk Pakar berupa siswa adalah langkah pertama untuk menerapkan pelajaran jigsaw.Guru bisa menunjuk siswa mempelajari topik tertentu,atau guru bisa meminta siswa memilih topik yang ingin mereka pelajari secara mendalam.

Fase 2:Mengumpulkan informasi Setelah pakar ditunjuk ,mereka memulai studi mendalam yang akan membantu mereka bersiap untuk mengajarkan topik mereka kepada teman kelompok.Guru memberi mereka panduan belajar yang sudah disiapkan.Para pakar akan menggunakan sumber yang tersedia (buku teks ,internet atau sumber lainnya) untuk mengumpulkan informasi dan mengatur presentasi mereka.Jumlah waktu yang diberikan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi tergantung pada cakupan topik.

Fase 3:Rapat Ahli Setelah siswa mempelajari komponen-komponen topik individual secara

mendalam,rapat ahli diadakan.Tujuan rapat ini adalah supaya siswa membandingkan dan menyusun informasi yang telah mereka kumpulkan,sehingga mereka dapat melakukan presentasi kepada teman-teman mereka. Supaya siswa dapat mendapatkan manfaat maksimal dari rapat ahli,rapat itu harus sangat terstruktur.Sebagai contoh guru perlu menunjuk seorang pemimpin yang akan bertanggungjawab untuk menjadi moderator diskusi dan memastikan setiap anggota kelompok terlibat.

Fase 4:Peer Instruction (mengajar teman) Selama peer instruction, para pakar kembali ke kelompok mereka dan bergiliran mengajarkan topik mereka kepada kelompok. Kemudian guru mesti memberikan kesan kepada siswa bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban untuk memahami semua materi dalam semua presentasi. Sehingga mereka didorong untuk mencatat dan bersiap mengajukan pertanyaan.

Fase 5:Review dan Penutup Review dan penutup penting bagi kegiatan pembelajaran jigsaw karena siswa mempresentasi informasi tentang topik kepada diri mereka satu sama lain.Presentasi siswa tidak akan selalu jelas dan sejumlah informasi akan hilang,sehingga guru perlu meminta siswa merujuk lagi catatan panduan mereka dan mengisi celah-celah yang ditinggalkan oleh presentasi mereka. Mekanisme pembelajaran jigsaw dapat digambarkan sebagai berikut :
Kelompok Asal 1 Kelompok Kelompok Asal 4 Kelompok Asal 5 Kelompok Asal 6 Kelompok Asal 7 Kelompok Asal 8

A C

Asal 2

C D E

C D E

A C

D E

C D E

C D E

C D E

D E

A A A A A A A Materi Ahli 1

B B B B B B B Materi Ahli 2

C C C C C C C Materi Ahli 3

D D D D D D D Materi Ahli 4

E E E E E E E Materi Ahli 5

Gambar 1.2 Ilustrasi Model Pembelajaran Jigsaw

Penelitian tentang pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak.Pengaruh positif tersebut adalah : a. meningkatkan hasil belajar b. meningkatkan daya ingat c. dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi d. mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu) e. meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen f. meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah 8

g. meningkatkan sikap positif terhadap guru h. meningkatkan harga diri anak i. meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif j. meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong

B. Penilaian Model Pembelajaran Jigsaw Penilaian model pembelajaran Jigsaw sama dengan penilaian model pembelajaran kooperatif tipe STAD, seperti yang dikemukakan oleh Slavin (2010: 244) bahwa Perhitungan skor untuk Jigsaw sama dengan perhitungan STAD, termasuk untuk skor awalnya, poin-poin kemajuan, dan prosedur penghitungan skor. Uraian penghitungan skor dijelaskan sebagai berikut: 1. Menentukan Skor Awal Menurut Slavin (2010: 151) skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuiskuis sebelumnya. Apabila guru memulai Jigsaw setelah guru memberikan tiga kali atau lebih kuis, gunakan rata-rata skor kuis siswa sebagai skor awal atau jika tidak, gunakan hasil nilai terakhir siswa dari tahun lalu.

2. Menghitung Skor Individual dan Kelompok (Tim)

a. Menghitung skor individual Menghitung skor individual dilakukan dengan cara menghitung poin kemajuan. Para siswa mengumpulkan poin kemajuan untuk tim mereka berdasarkan tingkat di mana skor kuis mereka melampaui skor awal mereka. Menurut Slavin (2010: 159) untuk mengetahui skor perkembangan individu dihitung poin perkembangan dengan pedoman sebagai berikut: Untuk menghitung skor tim, catatlah tiap poin kemajuan semua anggota tim pada lembar rangkuman tim dan bagilah jumlah total poin kemajuan seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir, bulatkan semua pecahan (Slavin, 2010: 160).

Tabel 1.2 Perhitungan Perkembangan Skor Individu Skor Kuis Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10-1 poin di bawah skor awal Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) Poin Kemajuan 5 10 20 30 30

b. Menghitung skor kelompok Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok,yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Tabel 1.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok No 1. 2. 3. 4. Rata-rata skor 0N5 6 N 15 16 N 20 21 N 30 Kualifikasi Tim yang baik (good team) Tim yang baik sekali (great team) Tim yang istimewa (super team)

c. Pemberian penghargaan dan pengakuan skor kelompok Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.

C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Jigsaw Model Pembelajaran Jigsaw mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: 1. Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw Metode Jigsaw memiliki beberapa kelebihan diantaranya : a. Memacu siswa berpikir kritis

10

b. Memacu siswa untuk membuat katakata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman lain. Ini akan memacu siswa mengembangkan kemampuan verbal dan sosialnya c. Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa siswa tertentu tapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif d. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain e. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan f. Siswa dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam mempelajari materi g. Siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan minat terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya 2. Kelemahan Model Pembelajaran Jigsaw Beberapa hal yang mengkin bisa menjadi 'pengganjal' aplikasi metode ini di lapangan yang harus kita cari jalan keluarnya,sebagai berikut: a. Membutuhkan banyak waktu dan persiapan yang lebih lama dan lebih kompleks misalnya
seperti penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli yang tempat duduknya akan berpindah sesuai dengan sub topiknya.".

b. Prinsip utama pola ini adalah peer teaching,pembelajaran oleh teman sendiri,ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain.Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal mutlak diperlukan,agar jangan sampai terjadi missconception.( Killen R,1996) c. Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman,jika siswa tidak punya rasa percaya diri.

11

BAB III KESIMPULAN

Pemilihan strategi pembelajaran ditentukan tidak saja oleh kemampuan guru didalam menggunakan metode pembelajaran, akan tetapi juga oleh sifat dan karakteristik masingmasing metode yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mencapai tujuan hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan ketrampilan sosial.Model Pembelajaran kooperatif kolaborasi. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Jigsaw.Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang banyak menuntut mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan

perencanaan dan monitoring cermat untuk memastikan terjadinya pembelajaran sebanyak mungkin.Akan tetapi, jika disiapkan dan diterapkan secara tepat,model pembelajaran ini dapat memberi siswa pengalaman mengumpulkan dan mengatur informasi,mengembangkan kemandirian,dan bekerja sama dengan orang lain.Semua pengalaman ini ,disamping dapat memahami topik yang mereka pelajari,juga akan sangat bermanfaat di dunia luar sekolah.

12

DAFTAR PUSTAKA

Joyce B. et.al., 2009. Models of TEACHING Model-Model Pengajaran., edisi kedelapan, Achmad Fawaid terjemah, Yogyakarta: Pustaka Belajar. Eggen P dan Kauchak D, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Ketrampilan Berpikir,edisi keenam, Satrio Wahono terjemah, Jakarta: PT Indeks . I.Arends R,2008. Learning To Teach Belajar untuk Mengajar, edisi ketujuh,Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slavin R, 2005. Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik, Narulita Yuisron terjemah, Bandung: Nusa Media. Rusman, 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

13

LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Jenjang Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi waktu

: SMPN Unggulan Sindang : IPA Terpadu : VIII / I : 2 X 40 ( 1X Pertemuan )

Standar Kompetensi Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.

Kompetensi Dasar Mendiskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Indikator 1. Membedakan struktur dan fungsi bagian-bagian penyusun darah 2. Menjelaskan mekanisme pembekuan darah 3. Mengidentifikasi golongan darah manusia sistem ABO 4. Mengidentifikasi kelainan dan penyakit yang terdapat pada darah manusia.

A. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan diskusi, diharapkan siswa dapat: 1. membedakan struktur masing-masing penyusun darah 2. menyebutkan zat yang terkandung dalam sel darah merah yang berperan dalam pengangkutan oksigen 3. menjelaskan cara sel darah putih dalam membunuh kuman penyakit 4. menunjukkan jenis sel darah putih yang membentuk antibodi 5. menjelaskan mekanisme pembekuan darah dengan melengkapi bagan/skema yang ada 6. menunjukkan penyakit yang berhubungan dengan proses pembekuan darah 7. menjelaskan mengapa golongan darah A tidak dapat didonorkan ke orang bergolongan darah B. 14

8. menjelaskan mengapa orang yang bergolongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada semua golongan darah lainnya (donor universal). 9. mengidentifikasi penyebab penyakit anemia yang disebabkan oleh parasit yang ditimbulkan oleh penyakit lainnya. 10. mengelompokkan kelainan dan penyakit yang terdapat pada sistem transpor manusia yang diakibatkan karena faktor genetis (keturunan).

B. Materi Pembelajaran 1. Struktur Darah dan Fungsinya pada Manusia Darah pada manusia tersusun atas bagian berupa cairan yang disebut plasma darah dan butiran atau sel darah sebanyak tiga macam yaitu: sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).
Plasma Darah

Plasma darah adalah cairan berwarna jernih kekuningan yang terdiri atas 90% air dan sisanya adalah zat-zat yang terlarut. Plasma darah berfungsi mengangkut sari-sari
makanan, zat sisa metabolisme, hormon. Plasma darah mengandung komponen plasma diantaranya : 1. fibrinogen yang berperan dalam pembekuan darah bersama keping darah 2. albumin untuk menjaga keseimbanagn tekanan osmosis darah 3. globulin untuk membentuk antibodi. 4. serum darah yang mengandung antibodi untuk melawan zat asing yang disebut antigen misalnya kuman penyakit. 5. Hormon 6. Berbagai garam Eritrosit (Sel Darah Merah)

Sel darah merah berbentuk bulat pipih, tidak berinti sel dan cekung di bagian tengahnya. Warna merah pada darah dihasilkan oleh hemoglobin (Hb) yang berada di dalam sel darah merah. Hemoglobin berperan mengikat oksigen dalam darah untuk diedarkan ke seluruh sel tubuh dan mengangkut sedikit karbondioksida dari sel menuju paru-paru. Darah yang banyak mengandung oksigen akan berwarna merah terang sedangkan yang banyak mengandung karbondioksida berwarna merah gelap.

15

Ketika kita berada di dalam kandungan ibu, sel darah merah kita dibentuk oleh hati dan limpa. Setelah dilahirkan, sel darah merah dibentuk di sumsum tulang. Darah orang dewasa setiap mililiternya mengandung 5 juta sel darah merah. Orang yang tinggal di daerah pegunungan, jumlah sel darah merahnya lebih banyak. Hal ini disebabkan karena di pegunungan atau di dataran tinggi kandungan oksigennya rendah. Agar tubuh tidak kekurangan oksigen makan sel darah merah dihasilkan lebih banyak. Keadaan ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan. Sel darah merah yang sudah tua akan mati dan dirombak di dalam organ hati menjadi bilirubin ( zat warna empedu), kemudian sumsum tulang akan membuat kembali sel darah merah yang baru.

Leukosit (Sel Darah Putih)

Sel darah putih (leukosit) merupakan komponen seluler darah yang lainnya. Sel darah putih memiliki inti sel, bentuknya tidak tetap, dapat bergerak secara amoeboid dan menembus dinding kapiler. Pada orang dewasa normal, setiap satu milimeter darah mengandung kira-kira 8000 butir sel darah putih. Ada beberapa jenis sel darah putih yaitu neutrofil, basofil, eosinofil, monosit dan limfosit. Sel darah putih mempunyai fungsi utama untuk menghancurkan kuman penyakit dan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Pernahkah kalian mendapat luka dan mengeluarkan nanah? Nanah merupakan sel darah putih yang kalah melawan kuman penyakit. Sel darah putih yang berfungsi membunuh kuman penyakit dengan car memakannya (fafositosis) adalah monosit dan neutrofil. Selain itu sel darah putih juga berfungsi mengangkut lemak dan basofil dapat menghasilkan histamin yang merupakan zat penyebab timbulnya alergi. Sedangkan limfosit memiliki peran dalam menjaga kekebalan tubuh karena berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan kuman penyakit (antigen). Kuman penyakit atau zat asing yang berada di luar darah dapat dilumpuhkan juga karena sel darah putih memiliki kemampuan menembus keluar dinding pembuluh kapiler dan masuk ke dalam jaringan yang menyimpan kuman dan zat asing tersebut. Kemampuan sel darah putih ini disebut diapedesis. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, limpa dan kelenjar getah bening/kelenjar limfe. Di dalam tubuh, jumlah sel darah putih dapat meningkat dan 16

menurun. Pada penderita kanker darah, sel darah putihnya akan meningkat sampai 20 ribu butir setiap 1 mililiter darah. Keadaan ini membahayakan karena sel darah putih dalam jumlah sangat besar di dalam darah akan memakan sel darah merah. Jumlah sel darah putih dapat menurun karena terinfeksi kuman misalnya tifus juga karena terkena radiasi yang kuat sehingga pembuatan sel darah putih menjadi terganggu. Jumlah sel darah putih yang menurun akan menurunkan pula tingkat kekebalan tubuh sehingga tubuh dapat dengan mudah terserang bibit penyakit.

Trombosit (Keping Darah)

Komponen seluler lain dari darah adalah keping darah (trombosit). Keping darah berukuran kecil dan bentuknya tidak beraturan. Dalam keadaan normal, jumlah keping darah mencapai 200.000 400.000 butir setiap mililiter darah. Keping darah berperan dalam proses pembekuan darah. Saat pembuluh darah luka atau sobek, keping darah pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase yang mampu mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium (Ca2+) dan vitamin K. Selanjutnya trombin mengubah fibrinogen menjadi benang benang fibrin yang akan menjerat sel darah merah sehingga membentuk gumpalan di daerah luka. Akhirnya darah di bagian tubuh yang terluka membeku dan perdarahan berhenti. Lamanya darah membeku setiap orang berbeda dan pada penderita hemofilia darah sukar membeku. Penderita hemofilia mengusahakan tubuhnya agar tidak mudah terluka.

Tabel 1. Perbedaan struktur dan fungsi sel-sel darah


Kriteria Bentuk Eritrosit Bulat pipih Leukosit Tidak tetap, berubah-ubah Inti sel Jumlah tiap 1 ml Darah yang normal Fungsi Mengangkut oksigen (O2) Membunuh kuman penyakit Tidak ada 5 juta sel Ada 8000 10.000 sel Tidak ada 200.000 400.000 sel Membantu proses pembekuan darah Trombosit Tidak beraturan

17

2. Proses Pembekuan Darah Saat pembuluh darah luka atau sobek, keping darah pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase yang mampu mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium (Ca) dan vitamin K. Selanjutnya trombin mengubah fibrinogen menjadi benang benang fibrin yang akan menjerat sel darah merah sehingga membentuk gumpalan di daerah luka. Akhirnya darah membeku.

Proses pembekuan darah bisa digambarkan dalam bentuk skema berikut, yaitu: Luka Tombosit pecah Ion Ca2+ + Vit K Protrombin Trombin Enzim Trombokinase

Fibrinogen

Benang-benang Fibrin

Darah berhenti keluar

Lamanya darah membeku setiap orang berbeda dan pada penderita hemofilia darah sukar membeku. Penderita hemofilia mengusahakan tubuhnya agar tidak mudah terluka.

3. Penggolongan Darah sistem ABO Pada tahun 1900, Karl Landsteiner yang merupakan seorang dokter dari Austria mengelompokkan darah manusia menjadi 4 golongan yaitu golongan darah A, B, AB dan O. Penggolongan ini dikenal dengan sistem penggolongan darah ABO. Dr Karl membedakan golongaan darah ini berdasarkan aglutinin (antibodi) dan aglutinogen (antigen) yang ada pada darah. Golongan darah A menunjukkan bahwa sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan plasmanya mengandung aglutinin b. Golongan darah B sel darah merahnya mengandung aglutinogen B dan plasma darahnya mengandung aglutinin a 18

Golongan darah AB sel darah merahya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B tetapi plasmanya tidak mengandung aglutinin. Golongan darah O sel darah merahnya tidak mengandung aglutinogen dan plasmanya mengandung aglutinin a dan aglutinin b. Tabel Golongan Darah Sistem A-B-O
Aglutinogen / Golongan Darah Antigen A B O AB A B -A,B Aglutinin / Antibodi b a a, b --

Dalam transfusi darah, orang yang memberi darah disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Aglutinin a akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen A sehingga seorang yang bergolongan darah A tidak dapat menyumbangkan darah untuk orang yang bergolongan darah B demikin pula sebaliknya. Orang yang memiliki golongan darah O dapat menyumbangkan darah kepada golongan darah A, B, AB dan O disebut donor universal dan hanya dapat menerima transfusi dari golongan darah O saja. Orang bergolongan darah AB dapat menerima darah dari golongan darah A,B,AB dan O disebut resipien universal dan hanya dapat mendonorkan darah kepada orang yang bergolongan darah AB saja. Transfusi darah dilakukan ketika seseorang kekurangan darah dan jika dibiarkan akan mengganggu sistem transportasi dan menyebabkan kematian.

4. Kelainan dan Penyakit pada Darah Manusia

Anemia Anemia sering disebut penyakit kekurangan darah. Kekurangan darah terjadi karena kandungan haemoglobin (Hb) dalam sel darah merah rendah atau berkurangnya sel darah merah. Berkurangnya kandungan haemoglobin dapat disebabkan karena makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat besi. Berkurangnya sel darah merah juga sring terjadi pada penderita penyakit malaria. 19

Hal ini karena Plasmodium sp sebagai penyebab penyakit malaria memakan sel darah merah. Demikain pula dengan penderita penyakit cacing tambang sering mengalami anemia. Penderita anemia yang disebabkan karena makanan yang kurang zat besi sehingga Hb rendah, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi seperti daging, hati dan sayuran segar.

Polisitemia Polisitemia ditandai dengan meningkatnya eritrosit melebihi normal sehingga darah menjadi kental, menaikkan vikositas, dan menurunkan kecepatan aliran darah.

Hemofilia Hemofilia merupakan penyakit yang menyebabkan darah sukar membeku bila terjadi luka. Kelainan ini disebabkan faktor keturunan (genetis). Kelainan ini tidak dapat diobati, tetapi dapat dicegah. Penderita harus menghindari terjadinya perdarahan agar darah tidak mengalir terus.

Thalasemia Thalasemia merupakan penyakit anemia yang diturunkan. Thalasemia sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyakit ini disebabkan adanya gangguan pembentukan haemoglobin pada sel darah merah. Pada orang dengan darah yang normal usia sel darah merah 120 hari, sedangkan pada penderita thalasemia usia sel darah merah lebih pendek, akibatnya daya ikat sel darah merah terhadap oksigen rendah. Penderita talasemia berat (Thalasemia mayor) membutuhkan transfusi darah setiap bulan, sedangkan penderita talasemia minor membutuhkan transfusi 3-4 bulan sekali.

Leukimia Leukimia atau kanker darah adalah penyakit bertmabhanya sel darah potih yang tidak terkendali. Akibatnya sel darah putih memakan sel darah merah.

Eritoblastosis fetalis Eritroblastosis fetalis adalah kelainan darah yang berpotensi mengancam nyawa pada janin atau bayi baru lahir. Kondisi ini berkembang pada bayi yang belum lahir ketika ibu dan bayi memiliki jenis darah yang berbeda. Sang ibu memproduksi zat yang disebut antibodi yang menyerang sel darah merah bayi.Bentuk paling umum 20

dari eritroblastosis fetalis adalah ketidakcocokan ABO, yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Bentuk yang kurang umum disebut in kompatibilitas Rhesus, yang bisa menyebabkan anemia yang sangat parah pada bayi.

C. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan 2. Metode : Konsep : Diskusi

3. Model Pembelajaran : Cooperatif learning model Jigsaw

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran
A. Pendahuluan Mengucapkan salam Mengabsen Prasyarat : Siswa sudah memahami materi sistem pencernaan dan sistem pernafasan pada manusia. Apersepsi : Bagaimanakah sari-sari makanan yang telah diproses oleh organorgan pencernaan makanan bisa beredar di dalam tubuh kita? Motivasi : Organ-organ apa sajakah yang berperan dalam sistem peredaran darah? Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Alokasi Waktu

10 menit

B. Kegiatan Inti Fase 1: Menunjuk Pakar, pada fase pertama kegiatan pembelajarannya sebagai 60 menit berikut: Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa secara heterogen Guru membagi materi ahli dan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) mengenai Darah dalam Sistem Peredaran Darah kepada kelompok asal untuk dipelajari

21

secara bersama Anggota kelompok asal membaca seluruh materi ahli yang dibagikan oleh guru. Guru membagi tugas Pakar Ahli sebagai berikut: Topik ahli I : Bagian-bagian Darah

Topik ahli II : Proses Imunitas Tubuh terhadap Penyakit Topik ahli III : Proses Pembekuan Darah Topik ahli IV : Penggolongan Darah Sistem A-B-O Topik ahli V : Kelainan dan Penyakit pada Darah

Selanjutnya, anggota masing-masing kelompok asal berunding membagi tugas untuk untuk memilih topik yang ingin mereka pelajari secara mendalam

Fase 2. Mengumpulkan informasi, pada fase ini kegiatan pembelajarannya sebagai berikut:

Siswa yang sudah di bagi menjadi Pakar ahli mempelajari topik mereka sedalam mungkin Siswa mengumpulkan informasi dengan menggunakan sumber yang tersedia (buku,internet dll) dan merencanakan presentasi mereka

Fase 3. Rapat Ahli ,pada fase ini kegiatan pembelajarannya sebagai berikut: Guru membimbing siswa dari kelompok asal untuk berkumpul di kelompok /tim ahli. Di dalam kelompok/tim ahli, siswa berdiskusi membahas dan membandingkan informasi/materi yang telah mereka kumpulkan agar dapat melakukan presentasi kepada teman-teman mereka sejelas mungkin Guru memantau kerja setiap kelompok ahli dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika mengalami kesulitan. Fase 4 Mengajar rekan (Peer Intruction), pada fase ini kegiatan pembelajarannya sebagai berikut: Guru meminta kepada anggota kelompok ahli untuk kembali ke kelompok asal dan berdiskusi untuk membangun pengetahuan yang diperolehnya

22

kepada anggota-anggota kelompok asalnya. Siswa kembali ke kelompok asal dan bergiliran menjelaskan kepada teman- temannya tentang apa yang dibahas dan dikerjakan selama di dalam kelompok ahli. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi agar tidak terjadi miss konsepsi

Fase 5 Review dan Penutup, pada fase ini kegiatan pembelajarannya sebagai berikut: Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang tidak dimengerti. Guru membagikan kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Hasilnya berupa nilai individu anggota kelompok. Siswa mengerjakan kuis individu yang mencakup semua topik. Fase ini disebut Guru bersama siswa menghitung perubahan nilai awal (base score) siswa dengan nilai hasil kuis secara individual. Kemudian nilai semua siswa anggota masing-masing kelompok

dijumlahkan dan dirata-rata untuk menentukan predikat kelompok. menggunakan tabel 1.3 Penghargaan Kelompok. Guru memberikan reward kepada kelompok

C. Penutup Siswa menyimpulkan pelajaran dengan bimbingan guru. Sebagai refleksi siswa mengemukakan pengalaman belajarnya. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya. 10 menit

E. Media Pembelajaran 1. Model / Charta organ peredaran darah dan struktur darah. 2. Materi Sistem Peredaran Darah Kelompok Ahli 3. LKS Kelompok Asal

23

F. Sumber Pembelajaran 1. Buku IPA Terpadu . 2. Buku IPA atau sumber lainnya yang relevan. 3. Internet

G. Penilaian. a. Observasi dan sikap : Dilakukan pada saat KBM, rambu- rambu penilaian afektif (terlampir) b. Penilaian Kognitif a. Jenis Kegiatan b. Bentuk Instrumen/Kuis : Post Test (terlampir) : Tugas Individu, Tugas Kelompok : Pilihan ganda (terlampir)

Mengetahui, Kepala SMPN Unggulan Sindang

17 Juli, 2013 Guru Ilmu Pengetahuan Alam

Hj. Sri Sunarti, M.Pd NIP : 196505241989122005 H u d a y a, S.Pd NIP : 197010131997021004

24

Lampiran 2: LEMBAR KEGIATAN SISWA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELOMPOK AHLI 1

Tujuan Pembelajaran Setelah diskusi kelompok, siswa mampu: 1. membedakan struktur masing-masing penyusun darah 2. menyebutkan zat yang terkandung dalam sel darah merah yang berperan dalam pengangkutan oksigen Materi: Struktur Darah dan Fungsinya pada Manusia Darah pada manusia tersusun atas bagian berupa cairan yang disebut plasma darah dan butiran atau sel darah sebanyak tiga macam yaitu: sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).

Plasma Darah Plasma darah adalah cairan berwarna jernih kekuningan yang terdiri atas 90% air dan sisanya adalah zat-zat yang terlarut. Plasma darah berfungsi mengangkut sari-sari makanan,
zat sisa metabolisme, hormon. Plasma darah mengandung komponen plasma diantaranya : 1. fibrinogen yang berperan dalam pembekuan darah bersama keping darah 2. albumin untuk menjaga keseimbanagn tekanan osmosis darah 3. globulin untuk membentuk antibodi. 4. serum darah yang mengandung antibodi untuk melawan zat asing yang disebut antigen misalnya kuman penyakit. 5. Hormon 6. Berbagai garam

Eritrosit (Sel Darah Merah) Sel darah merah berbentuk bulat pipih, tidak berinti sel dan cekung di bagian tengahnya. Warna merah pada darah dihasilkan oleh hemoglobin (Hb) yang berada di dalam sel darah merah. Hemoglobin berperan mengikat oksigen dalam darah untuk diedarkan ke seluruh sel tubuh dan mengangkut sedikit karbondioksida dari sel menuju paru-paru. 25

Darah yang banyak mengandung oksigen akan berwarna merah terang sedangkan yang banyak mengandung karbondioksida berwarna merah gelap. Ketika kita berada di dalam kandungan ibu, sel darah merah kita dibentuk oleh hati dan limpa. Setelah dilahirkan, sel darah merah dibentuk di sumsum tulang. Darah orang dewasa setiap mililiternya mengandung 5 juta sel darah merah. Orang yang tinggal di daerah pegunungan, jumlah sel darah merahnya lebih banyak. Hal ini disebabkan karena di pegunungan atau di dataran tinggi kandungan oksigennya rendah. Agar tubuh tidak kekurangan oksigen makan sel darah merah dihasilkan lebih banyak. Keadaan ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan. Sel darah merah yang sudah tua akan mati dan dirombak di dalam organ hati menjadi bilirubin ( zat warna empedu), kemudian sumsum tulang akan membuat kembali sel darah merah yang baru.

Leukosit (Sel Darah Putih) Sel darah putih (leukosit) merupakan komponen seluler darah yang lainnya. Sel darah putih memiliki inti sel, bentuknya tidak tetap, dapat bergerak secara amoeboid dan menembus dinding kapiler. Pada orang dewasa normal, setiap satu milimeter darah mengandung kira-kira 8000 butir sel darah putih. Ada beberapa jenis sel darah putih yaitu neutrofil, basofil, eosinofil, monosit dan limfosit. Sel darah putih mempunyai fungsi utama untuk menghancurkan kuman penyakit dan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, limpa dan kelenjar getah bening/kelenjar limfe. Di dalam tubuh, jumlah sel darah putih dapat meningkat dan menurun. Pada penderita kanker darah, sel darah putihnya akan meningkat sampai 20 ribu butir setiap 1 mililiter darah. Keadaan ini membahayakan karena sel darah putih dalam jumlah sangat besar di dalam darah akan memakan sel darah merah. Jumlah sel darah putih dapat menurun karena terinfeksi kuman misalnya tifus juga karena terkena radiasi yang kuat sehingga pembuatan sel darah putih menjadi terganggu. Jumlah sel darah putih yang menurun akan menurunkan pula tingkat kekebalan tubuh sehingga tubuh dapat dengan mudah terserang bibit penyakit.

Trombosit (Keping Darah) Komponen seluler lain dari darah adalah keping darah (trombosit). Keping darah berukuran kecil dan bentuknya tidak beraturan. Dalam keadaan normal, jumlah keping darah mencapai 200.000 400.000 butir setiap mililiter darah. 26

Keping darah berperan dalam proses pembekuan darah. Saat pembuluh darah luka atau sobek, keping darah pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase yang mampu mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium (Ca2+) dan vitamin K. Selanjutnya trombin mengubah fibrinogen menjadi benang benang fibrin yang akan menjerat sel darah merah sehingga membentuk gumpalan di daerah luka. Akhirnya darah di bagian tubuh yang terluka membeku dan perdarahan berhenti. Lamanya darah membeku setiap orang berbeda dan pada penderita hemofilia darah sukar membeku. Penderita hemofilia mengusahakan tubuhnya agar tidak mudah terluka.

Tabel 1. Perbedaan struktur dan fungsi sel-sel darah


Kriteria Bentuk Inti sel Jumlah tiap 1 ml Darah yang normal Fungsi Eritrosit Bulat pipih Tidak ada 5 juta sel Mengangkut oksigen (O2) Leukosit Tidak tetap, berubahubah Ada 8000 10.000 sel Membunuh kuman penyakit Trombosit Tidak beraturan Tidak ada 200.000 400.000 sel Membantu proses pembekuan darah

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mendiskusikannya bersama teman kelompokmu ! 1. Ciri- ciri sel darah putih adalah .. 2. Macam-macam sel darah putih : .., , .. , .. dan .. 3. Sel darah yang memiliki inti sel adalah .

27

Lampiran 3: LEMBAR KEGIATAN SISWA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELOMPOK AHLI 2

Tujuan Pembelajaran Setelah diskusi kelompok, siswa mampu: 1. menjelaskan cara sel darah putih dalam membunuh kuman penyakit 2. menunjukkan jenis sel darah putih yang membentuk antibodi

Materi Leukosit (Sel Darah Putih) Sel darah putih (leukosit) merupakan komponen seluler darah yang lainnya. Sel darah putih memiliki inti sel, bentuknya tidak tetap, dapat bergerak secara amoeboid dan menembus dinding kapiler. Pada orang dewasa normal, setiap satu milimeter darah mengandung kira-kira 8000 butir sel darah putih. Ada beberapa jenis sel darah putih yaitu neutrofil, basofil, eosinofil, monosit dan limfosit. Sel darah putih mempunyai fungsi utama untuk menghancurkan kuman penyakit dan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Pernahkah kalian mendapat luka dan mengeluarkan nanah? Nanah merupakan sel darah putih yang kalah melawan kuman penyakit. Sel darah putih yang berfungsi membunuh kuman penyakit dengan car memakannya (fagositosis) adalah monosit dan neutrofil. Selain itu sel darah putih juga berfungsi mengangkut lemak dan basofil dapat menghasilkan histamin yang merupakan zat penyebab timbulnya alergi. Sedangkan limfosit memiliki peran dalam menjaga kekebalan tubuh karena berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan kuman penyakit (antigen). Kuman penyakit atau zat asing yang berada di luar darah dapat dilumpuhkan juga karena sel darah putih memiliki kemampuan menembus keluar dinding pembuluh kapiler dan masuk ke dalam jaringan yang menyimpan kuman dan zat asing tersebut. Kemampuan sel darah putih ini disebut diapedesis. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, limpa dan kelenjar getah bening/kelenjar limfe. Di dalam tubuh, jumlah sel darah putih dapat meningkat dan menurun. 28

Pada penderita kanker darah, sel darah putihnya akan meningkat sampai 20 ribu butir setiap 1 mililiter darah. Keadaan ini membahayakan karena sel darah putih dalam jumlah sangat besar di dalam darah akan memakan sel darah merah. Jumlah sel darah putih dapat menurun karena terinfeksi kuman misalnya tifus juga karena terkena radiasi yang kuat sehingga pembuatan sel darah putih menjadi terganggu. Jumlah sel darah putih yang menurun akan menurunkan pula tingkat kekebalan tubuh sehingga tubuh dapat dengan mudah terserang bibit penyakit.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mendiskuikannya bersama teman kelompokmu ! 1. Sebutkan macam-macam bentuk sel darah putih
Macam Leukosit Fungsi atau peran

2. Kemampuan sel darah putih menembus pembuluh darah kapiler disebut . 3. Antibodi adalah zat yang dibentuk sel darah putih yang berfungsi untuk ..... Beberapa sel darah putih mebunuh kuman dengan cara memakannya disebut

4.

29

Lampiran 4: LEMBAR KEGIATAN SISWA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELOMPOK AHLI 3

Tujuan Pembelajaran Setelah diskusi kelompok, siswa mampu: 1. menjelaskan mekanisme pembekuan darah dengan melengkapi bagan/skema yang ada 2. menunjukkan penyakit yang berhubungan dengan proses pembekuan darah

Materi Proses Pembekuan Darah Saat pembuluh darah luka atau sobek, keping darah pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase yang mampu mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium (Ca) dan vitamin K. Selanjutnya trombin mengubah fibrinogen menjadi benang benang fibrin yang akan menjerat sel darah merah sehingga membentuk gumpalan di daerah luka. Akhirnya darah membeku. Proses pembekuan darah bisa digambarkan dalam bentuk skema berikut, yaitu: Luka Tombosit pecah Ion Ca2+ + Vit K Protrombin Trombin Enzim Trombokinase

Fibrinogen

Benang-benang Fibrin

Darah berhenti keluar

Lamanya darah membeku setiap orang berbeda dan pada penderita hemofilia darah sukar membeku. Penderita hemofilia mengusahakan tubuhnya agar tidak mudah terluka.

30

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mendiskusikannya bersama teman kelompokmu ! 1. 2. 3. 4. Sel darah yang berperan penting dalam pembekuan darah adalah . Protein darah yang juga berperan dalam pembekuan darah adalah Plasma darah yang telah dipisahkan fibrinogennya disebut .. Mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam proses pembekuan darah adalah vitamin dan ion /mineral .

31

Lampiran 5: LEMBAR KEGIATAN SISWA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELOMPOK AHLI 4

Tujuan Pembelajaran Setelah diskusi kelompok, siswa mampu: 1. menjelaskan penyebab golongan darah A tidak dapat didonorkan ke penerima (resipien) bergolongan darah B. 2. menjelaskan penyebab orang yang bergolongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada semua golongan darah lainnya (donor universal).

Materi Penggolongan Darah sistem ABO Pada tahun 1900, Karl Landsteiner yang merupakan seorang dokter dari Austria mengelompokkan darah manusia menjadi 4 golongan yaitu golongan darah A, B, AB dan O. Penggolongan ini dikenal dengan sistem penggolongan darah ABO. Dr Karl membedakan golongaan darah ini berdasarkan aglutinin (antibodi) dan aglutinogen (antigen) yang ada pada darah. Golongan darah A menunjukkan bahwa sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan plasmanya mengandung aglutinin b. Golongan darah B sel darah merahnya mengandung aglutinogen B dan plasma darahnya mengandung aglutinin a Golongan darah AB sel darah merahya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B tetapi plasmanya tidak mengandung aglutinin. Golongan darah O sel darah merahnya tidak mengandung aglutinogen dan plasmanya mengandung aglutinin a dan aglutinin b. Tabel Golongan Darah Sistem A-B-O
Aglutinogen / Golongan Darah Antigen Aglutinin / Antibodi

32

A B O AB

A B -A,B

b a a, b --

Dalam transfusi darah, orang yang memberi darah disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Aglutinin a akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen A sehingga seorang yang bergolongan darah A tidak dapat menyumbangkan darah untuk orang yang bergolongan darah B demikin pula sebaliknya. Orang yang memiliki golongan darah O dapat menyumbangkan darah kepada golongan darah A, B, AB dan O disebut donor universal dan hanya dapat menerima transfusi dari golongan darah O saja. Orang bergolongan darah AB dapat menerima darah dari golongan darah A,B,AB dan O disebut resipien universal dan hanya dapat mendonorkan darah kepada orang yang bergolongan darah AB saja. Transfusi darah dilakukan ketika seseorang kekurangan darah dan jika dibiarkan akan mengganggu sistem transportasi dan menyebabkan kematian.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mendiskusikannya bersama teman kelompokmu ! 1. Apa yang dimaksud dengan aglutinogen dan aglutinin dalam penggolongan darah system ABO? 2. Mengapa orang bergolongan darah A tidak bisa mendonorkan darahnya ke orang bergolongan darah B? 3. Mengapa orang bergolongan darah O bisa menjadi donor universal untuk golongan darah lainnya sementara orang bergolongan darah AB justru disebut resipien universal?

33

Lampiran 6: LEMBAR KEGIATAN SISWA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELOMPOK AHLI 5

Tujuan Pembelajaran Setelah diskusi kelompok, siswa mampu: 1. mengidentifikasi penyebab penyakit anemia yang disebabkan oleh parasit yang ditimbulkan oleh penyakit lainnya. 2. mengelompokkan kelainan dan penyakit yang terdapat pada sistem transpor manusia yang diakibatkan karena faktor genetis (keturunan).

Materi Kelainan dan Penyakit pada Darah Manusia

Anemia Anemia sering disebut penyakit kekurangan darah. Kekurangan darah terjadi karena kandungan haemoglobin (Hb) dalam sel darah merah rendah atau berkurangnya sel darah merah. Berkurangnya kandungan haemoglobin dapat disebabkan karena makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat besi. Berkurangnya sel darah merah juga sring terjadi pada penderita penyakit malaria. Hal ini karena Plasmodium sp sebagai penyebab penyakit malaria memakan sel darah merah. Demikain pula dengan penderita penyakit cacing tambang sering mengalami anemia. Penderita anemia yang disebabkan karena makanan yang kurang zat besi sehingga Hb rendah, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi seperti daging, hati dan sayuran segar.

Polisitemia Polisitemia ditandai dengan meningkatnya eritrosit melebihi normal sehingga darah menjadi kental, menaikkan vikositas, dan menurunkan kecepatan aliran darah.

Hemofilia Hemofilia merupakan penyakit yang menyebabkan darah sukar membeku bila terjadi luka. Kelainan ini disebabkan faktor keturunan (genetis). Kelainan ini tidak dapat diobati, tetapi 34

dapat dicegah. Penderita harus menghindari terjadinya perdarahan agar darah tidak mengalir terus.

Thalasemia Thalasemia merupakan penyakit anemia yang diturunkan. Thalasemia sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyakit ini disebabkan adanya gangguan pembentukan haemoglobin pada sel darah merah. Pada orang dengan darah yang normal usia sel darah merah 120 hari, sedangkan pada penderita thalasemia usia sel darah merah lebih pendek, akibatnya daya ikat sel darah merah terhadap oksigen rendah. Penderita talasemia berat (Thalasemia mayor) membutuhkan transfusi darah setiap bulan, sedangkan penderita talasemia minor membutuhkan transfusi 3-4 bulan sekali.

Leukimia Leukimia atau kanker darah adalah penyakit bertmabhanya sel darah potih yang tidak terkendali. Akibatnya sel darah putih memakan sel darah merah.

Eritoblastosis fetalis Eritroblastosis fetalis adalah kelainan darah yang berpotensi mengancam nyawa pada janin atau bayi baru lahir. Kondisi ini berkembang pada bayi yang belum lahir ketika ibu dan bayi memiliki jenis darah yang berbeda. Sang ibu memproduksi zat yang disebut antibodi yang menyerang sel darah merah bayi.Bentuk paling umum dari eritroblastosis fetalis adalah ketidakcocokan ABO, yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Bentuk yang kurang umum disebut in kompatibilitas Rhesus, yang bisa menyebabkan anemia yang sangat parah pada bayi.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mendiskuikannya bersama teman kelompokmu ! 1. Anemia bisa disebabkan oleh berbagai sumber, parasit yang dapat menimbulkan anemia adalah parasit .. yang terdapat pada penderita penyakit malaria. 2. Penyakit atau kelainan darah yang sumbernya adalah factor ketureunan (genetis) antara lain . dan .. Kelainan darah yang terjadi pada janin akibat darah bayi berbeda dengan darah ibunya adalah penyakit

35

Lampiran 7

KUIS
Nama No. Absen : _________________________ : _________________________

Kelompok Asal : _________________________

PETUNJUK: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar lalu tulislah huruf yang sesuai pilihan pada kolom yang tersedia. 1. Berdasarkan tabel perbedaan sel-sel penyusun darah, perbedaan sel-sel darah yang paling tepat adalah .... Kriteria Eritrosit Leukosit Trombosit a. Bentuk Inti sel Jumlah tiap 1 ml Darah yang normal d. Fungsi Membantu proses pembekuan darah 2. Zat yang terkandung dalam sel darah merah yang berperan dalam pengangkutan oksigen adalah . a. albumin c. fibrinogen b. globulin d. hemoglobin Cara sel darah putih (leukosit) dalam membunuh kuman penyakit dengan cara memakannya disebut a. trombosit c. komposit b. fagositosit d. diapedesis Sel darah putih memiliki bentuk bermacam-macam, salah satu sel darah putih yang perperan membunuh kuman penyakit dengan cara membentuk zat antibody adalah .... a. neutrofil c. limfosit b. basofil d. monosit Perhatikan skema mekanisme pembekuan darah berikut! Membunuh kuman penyakit Mengangkut oksigen (O2) Bulat pipih Ada 5 juta sel Tidak tetap, berubah-ubah b. c. Tidak ada 200.000 400.000 sel Ada 8000 10.000 sel Tidak beraturan

3.

4.

5.

36

Luka

Trombosit pecah Ion Ca2+ + Protrombin

Enzim Trombokinase

Y
Trombin

Benang-benang Fibrin

Darah berhenti keluar


Bagian yang di beri tanda X dan Y seharusnya adalah. a. Tromboplastin dan vit C c. serum dan vit C b. fibrinogen dan vit K d. hemoglobin dan vit K 6. Seseorang yang bila dirinya mengalami luka sehingga terjadi perdarahan, tetapi darahnya tidak juga berhenti keluar atau tidak terjadi proses pembekuan darah pada bagian tubuhnya yang luka. Orang tersebut menderita penyakit . a. hemofilia c. thalasemia b. polisitemia d. leukemia Dalam proses transfusi darah tidak setiap orang bisa mendonorkan darahnya ke orang lain yang membutuhkan, harus terlebih dulu dicocokkan bisa tidaknya darah donor ditranfusikan ke penerima (resipien). Orang yang bergolongan darah A tidak mungkin mendonorkan darahnya ke golongan darah B disebabkan karena ...... a. darah resipien mengandung aglutinin a yang akan menggumpalkan algutinogen B b. darah resipien mengandung aglutinin a yang akan menggumpalkan algutinogen A c. darah donor mengandung aglutinogen A yang akan menggumpalkan algutinin b d. darah donor mengandung aglutinin a yang akan menggumpalkan algutinogen A Orang yang bergolongan darah O dalam proses tranfusi darah, darahnya bisa disumbangkan semua golongan darah lain yang membutuhkannya. Sehingga golongan darah O sering disebut sebagai Donor universal, penyebabnya karena orang bergolongan darah O tidak memiliki .... a. Aglutinogen A c. Aglutinogen A dan Aglutinogen B b. Aglutinogen B e. Aglutinin a dan aglutinin b Orang yang menderita kekurangan darah atau anemia bisa disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya anemia disebabkan karena tubuh terserang parasit yang memakan sel-sel darah merah, parasit tersebut biasanya menimbulkan penyakit . a. malaria c. thypus b. demam berdarah d. disentri

7.

8.

9.

10. Kelompok penyakit di bawah ini merupakan penyakit pada sistem peredaran darah manusia yang penyebabnya faktor genetis adalah ......

37

a. b. c. d.

anemia dan polisitemia hemofilia dan leukimia eritoblastosis fetalis dan thalasemia hemofilia dan thalasemia

Jawaban : 1. A 2. D 3. B 4. C 5. B 6. C 7. B 8. C 9. A 10. D

Penilaian : Setiap nomor yang benar diberi skor = 1 Skor nilai maksimum = 10 Nilai Siswa = Skor perolehan Skor maksimum X 100

Penilaian Kelompok
Nama Siswa A B C D E Penilaian Sebelum Kuiz 70 85 80 75 65 70 70 75 75 70 Skor Point 15 -5 5 5 -5 Nilai Perkembangan 30 10 20 20 10 90/5 = 18 Predikat Tim

Kelompok asal

Kelompok Baik

Dst.

38

Lampiran 8 PENILAIAN KOGNITIF

Proses Penilaian : Setiap nomor yang benar diberi skor = 1 Skor nilai maksimum = 10 Nilai Siswa = Skor perolehan Skor maksimum X 100

Tabel 1. Perhitungan Perkembangan Skor Individu Skor Kuis Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10-1 poin di bawah skor awal Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) Poin Kemajuan 5 10 20 30 30

Penilaian Kelompok No 1. 2. 3. 4. Tabel 1.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok Rata-rata skor 0N5 6 N 15 16 N 20 21 N 30 Kualifikasi Tim yang baik (good team) Tim yang baik sekali (great team) Tim yang istimewa (super team)

Kelompok asal

Nama Siswa A

Penilaian Sebelum 70 80 65 Kuis 85 75 70

Skor Point 15 -5 5

Nilai Perkembangan 30 10 20

Predikat Tim Kelompok Baik

B C

39

D E

70 75

75 70

5 -5

20 10 90/5 = 18

M N 2 O P Q

65 70 85 70 80

80 75 80 85 80

15 5 -5 15 0

30 20 10 30 20 110/5 = 22 Kelompok Hebat

Dst.

40

Lampiran 8
PENILAIAN AFEKTIF

Nama No. Absen

: _________________________ : _________________________

Kelompok Asal : _________________________

Indikator Penilaian No Nama 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Dst Rata-Rata 2 A 3 4 1 2 B 3 4 1 2 C 3 4 1 2 D 3 4

Jumlah Perolehan Skor Nilai

Indikator penilaian afektif:


A. Perhatian terhadap pelajaran B. Disiplin dalam melaksanakan tugas C. Keaktifan bertanya/menjawab pertanyaan D. Kerapihan, kesopanan dan rasa percaya diri 41

Nilai Siswa = Skor perolehan


Skor maksimum

X 100

42

LAMPIRAN 4 LEMBAR KERJA SISWA

ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS VIII

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membedakan struktur dan fungsi bagian-bagian penyusun darah. 2. Siswa dapat menjelaskan cara kerja sel darah putih dalam membunuh kuman penyakit 3. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pembekuan darah 4. Siswa dapat mengidentifikasi golongan darah. 5. Siswa dapat mengidentifikasi kelainan dan penyakit yang terdapat pada sistem transpor manusia.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mendiskuikannya bersama teman kelompokmu ! 1. Jelaskan ciri-ciri dan fungsi bagian-bagian penyusun darah pada manusia ! 2. Jelaskan mekanisme terjadinya proses pembekuan darah dan buat pula skemanya ! 3. Bagaimanakah cara penggolongan darah manusia menurut system A-B-O ? 4.Jelaskan berbagai macam kelainan dan penyakit yang menyerang manusia

43

Anda mungkin juga menyukai