Untuk terciptanya iklim kelas yang memungkinkan terjadinya belajar bermakna menurut teori belajar Humanistik ini adalah
sebagai berikut;
1. Terimalah peserta didik apa adanya.
2. Kenali dan bina minat peserta didik melalui penemuannya terhadap diri sendiri. 3. Usahakan sumber belajar yang mungkin dapat diperoleh peserta didik untuk dapat memilih dan menggunakannya. 4. Gunaka pendekatan inquiry-discovery. 5. Tekankan pentingnya penilaian diri sendiri dan biarkan peserta didik mengambil tanggung jawab untuk memenuhi tujuan belajarnya.
Nilai-nilai penting yang ditumbuhkembangkan dalam pendidikan humanisme sebagai
berikut. 6. 1. Kejujuran (tidak menyontek, tidak merusak, dan bisa dipercaya). 7. 2. Menghargai hak orang lain (menerima dan menghormati perbedaan individu yang ada, mau mendengarkan orang lain, menolong orang lain, dan bisa berempati terhadap problem orang lain). 8. 3. Menjaga lingkungan (menghemat penggunaan listrik, gas, kayu, logam, kertas, dll. Menjaga barang milik sendiri ataupun milik orang lain). 9. 4. Perilaku (mau berbagi, menolong orang lain, ramah terhadap orang lain, dan berlaku pantas didepan publik). 10. 5. Perkembangan pribadi (menjalankan tanggung jawab, menghargai kesehatan dan kebersihan fisik, mengembangkan bakat yang dimiliki secara optimal, mengembangkan rasa hormat dan rasa bangga terhadap diri sendiri, mengontrol perilaku, memiliki sikap berani, terhormat dan patriotik, serta menghargai keindahan) (Herpratiwi, 2009: 41). 11. Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar peserta didik menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : 12. (1) membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar peserta didik bersikap positif terhadap belajar, 13. (2) membantu peserta didik untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar, 14. (3) membantu peserta didik untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, 15. (4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada peserta didik, dan 16. (5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai peserta didik sebagaimana adanya. (Hadis, 2006: 72) 17. Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa guru yang fasilitatif mampu mengurangi angka membolos, meningkatkan angka konsep diri, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat masalah yang berkaitan dengan disiplin, mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta menjadikan siswa lebih spontan dan menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi (Sukardjo dan Komarudin, 2009: 63). 18. C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik 19. Di bawah ini akan dijelaskan kelebihan dan kelamahan teori belajar humanistik, sebagai berikut. 20. 1. Kelebihan teori belajar humanistik 21. Pembelajaran dengan teori ini sangat cocok diterapkan untuk materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. 22. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini ialah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. 23. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku (Herpratiwi, 2009: 56). 24. 2. Kelemahan teori belajar humanistik 25. Karena dalam teori ini guru ialah sebagai fasilitator maka kurang cocok menerapkan yang pola pikirnya kurang aktif atau pasif. Karena bagi siswa yang kurang aktif, dia akan takut atau malu untuk bertanya pada gurunya sehingga dia akan tertinggal oleh teman-temannya yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, padahal dalam teori ini guru akan memberikan respons bila murid yang diajar juga aktif dalam menanggapi respons yang diberikan oleh guru. Karena siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) maka keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri, peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang (Hepratiwi, 2009: 56). A. Kesimpulan 1. Teori belajar humanistik yaitu Belajar untuk memanusiakan manusia.Manusia sebagai aktor dalam drama kehidupan, bukan reaktor terhadap instink atau tekanan lingkungan. Manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi lebih baik dan juga belajar. 2. Tokoh-tokoh dalam teori belajar humanistik yaitu Arthur W. Combs, Abraham Malsow dan Carl Ransom Rogerss. 3. Kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme. Kelebihan Sangat cocok untuk materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial ; siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. ; dan siswa menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku. Kekurangan Kurang cocok menerapkan yang pola pikirnya kurang aktif atau pasif; siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) maka keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri ; peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang. 4. Aplikasi teori belajar humanistik dalam pembelajaran sebagai berikut. 1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas 2. Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif. 3. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta didik untuk belajar atas inisiatif sendiri 4. Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri 5. Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan. 6. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran peserta didik, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong peserta didik untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. 7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya 8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta didik. (Mulyati, 2005: 182) 5. Implikasi teori belajar humanistik dalam pembelajaran terlihat pada Peran siswa sebagai pelaku utama yang memaknai pengalaman belajarnya, peran pengalaman sebagai ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat nilai-nilai humanisme dan peran guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi pengalaman belajar. 6. Model pembelajaran humanisme Humaning of The Classroom Active Learning Quantum Learning The Accelerated Learning B. Saran-Saran Sebagai seorang mahasiswa yang mengkhususkan diri dalam bidang pendidikan, berbagai teori belajar patutnya dikaji lebih dalam agar dalam mencapai impian, dapat diraih kemudahan dan menjadikan profesionalisme dalam menjalani profesi yang ditekuni nanti, karena teori belajar selalu berkembang sesuai perkembangan zaman dan seorang guru terus mengikuti perkembangan teori belajar mengingat besarnya pengaruh yang dibawanya dalam menetapkan sikap guru dalam setiap proses belajar mengajar. Penarapan teori belajar humanistik dalam pembelajaran terlihat pada peran siswa sebagai pelaku utama yang memaknai pengalaman belajarnya, peran pengalaman sebagai ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat nilai-nilai humanisme dan peran guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi pengalaman belajar. Kelebihan Sangat cocok untuk materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial ; siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. ; dan siswa menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku. Kekurangan Kurang cocok menerapkan yang pola pikirnya kurang aktif atau pasif; siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) maka keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri ; peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang.
Kendala dan hambatan yang dihadapi di sekolah :
Siswa yang kurang aktif cendrung memilih diam dan tidak berpartisipasi dalam bentuk kelompok-kelompok, juga merasa minder jika mengemukakan pendapatnya di depan kelas jika disruh maju kedpan atau menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru .