A. Pendahuluan
Pada Kegiatan Belajar (KB) 2 ini Anda akan diajak mempelajari dua sub kegiatan
belajar (SKB) yaitu :
SKB 1 : Listrik, dan
SKB 2 : Magnet
Secara garis besar pokok-pokok belajar pada Kegiatan Belajar 2 ini adalah seperti
pada Tabel 1.1.
Listrik Magnet
1. Pengertian listrik 1. Pengertian magnet
2. Perbedaaan elektrostatika dan 2. Sifat-sifat magnet
elektrodinamika 3. Benda magnetik dan
3. Contoh peristiwa elektrostatika nonmagnetik
dan elektrodinamika dalam 4. Jenis magnet, bentuk magnet,
kehidupan sehari-hari bahan magnet, kutub magnet,
4. Hubungan antara tegangan, arus garis gaya dan kuat medan
listrik dan hambatan magnet
5. Jenis rangkaian listrik: 5. Cara membuat magnet
rangkaian listrik seri, dan paralel (menggosok, induksi dan
6. Manfaat listrik dalam kehidupan elektromagnetik)
sehari-hari. 6. Manfaat magnet dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada KB 2 ini, ada beberapa petunjuk belajar yang mesti Anda perhatikan, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal:
1. Perluas pengetahuan dan wawasan Anda dengan banyak membaca dan
mempelajari sumber bacaan dari berbagai literatur (jurnal, surat kabar,
majalah) ataupun sumber-sumber lain yang relevan.
2. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan tugas-tugas dan
soal-soal yang tersedia pada setiap SKB. Dalami pula video-video terkait
dalam link-link yang tersedia, maupun melalui kegiatan diskusi dengan
mahasiswa dan ataupun teman sejawat. Hal ini berguna untuk
membantu pemahaman Anda secara mendalam.
SELAMAT BELAJAR
Sub Kegiatan Belajar 1
LISTRIK
Pengantar
Mengawali pembelajaran SKB 1 pada KB 2 ini, seperti biasa kita lakukan curah
gagasan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke konten materi yang lebih jauh.
Listrik? Asingkah mendengar istilah ini? Seberapa sering Anda mendengar kata
Listrik dalam kehidupan sehari-hari?. Pernakah Anda mendengar istilah listrik
minimalnya setiap bulan saat tagihan listrik atau saat isi ulang listrik prabayar?,
atau mungkin lebih dari itu? Anda sudah mempelajari secara mendalam materi
tentang listrik, sehingga Anda sudah memahami konsep listrik, dari mulai gejala-
gelaja kelistrikan, sampai kepada jenis-jenis rangkaian-rangkaian listrik bahkan
komponen-komponen yang terlibat dalam listrik?. Apakah begitu? Jika tidak, mari
kita lanjutkan kajiannya.
Baik, sebelum kita bahas lebih jauh, kita akan kenalkan beberapa istilah.
Kelistrikan dalam fisika dipelajari secara khusus dalam cabang fisika khusus,
yaitu elektrostatika berkenaan dengan muatan listrik yang diam, dan
elektrodinamika tentang muatan listrik yang bergerak.
a. Elektrostatika
1) Teori Dasar Benda Bermuatan Listrik (Gejala kelistrikan)
Pernakah Anda mendengar istilah elektrostatikatika sebelumnya? Memahami
elektrostatikatika ini sebaiknya kita awali dari peristiwa-peristiwa yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pertama; pernakah Anda waktu kecil Anda
melakukan kegiatan menggosok-gosokan sisir atau penggaris plastik ke rambut
sendiri atau rambut temanmu? kemudian penggaris plastik tadi didekatkan pada
potongan-potongan kertas yang sudah disobek kecil-kecil?, Apa yang terjadi?
rambut dan potongan kertas tadi menempel (mendekati) pada penggaris bukan?.
Jika Anda belum pernah melakukan percobaan tadi, lakukanlah percobaan tadi
dan amati apa yang terjadi pada rambut dan potongan kertasnya?.
Peristiwa lain yang menggambarkan elektrostatika juga bisa kita jumpai saat
sebuah balon digosokkan ke rambut, dan kemudian balon yang sudah digosok
tadi didekatkan ke dinding, apa yang terjadi? balon tadi dalam beberapa saat
menempel ke dinding bukan? Jika Anda belum melakukannya lagi, maka cobalah
agar pemahaman tentang peristiwa elektrostastis dapat Anda pamahi secara
lebih dalam. Hal lain yang bisa kita cermati tentang peristiwa elektrostatika
dalam kehidupan sehari-kita adalah peristiwa menempelnya debu pada TV,
peristiwa tertariknya rambut tangan kita saat didekatkan ke TV yang baru saja
dimatikan, atau peritiwa penggaris plastik yang digosokkan dengan kain wol,
kaca dengan kain sutra dan peristiwa-peristiwa lainnya.
Seperti kita ketahui, berbicara tentang muatan listrik identik dengan soal listrik,
begitu sebaliknya membicarakan soal listrik, pasti didalamnya berbicara pula
tentang muatan-muatan listrik. Di alam semesta ini muatan listrik tergelar dan
melekat pada setiap benda, ada benda netral ada pula benda yang memiliki
muatan negatif dan positif. Alam semesta ini terdirindarinmolekul-molekul
sedangkan molekulnsuatunbenda terdiri darinsatu atom ataunbeberapa atom.
Atom dari suatunbenda terdirindari intin(proton) yang bermuatan positif, elektron
yang bermuatan negatif, neutron yang bermuatannnetral.
Sumber Gambar:
https://scienceeducationweb.wordpress.com
Jika kita amati tabel di atas, benda bermuatan negatif jumlah muatan negatifnya
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah muatan positifnya, hal ini karena pada
atom tersebut kedatangan muatan elektron dari atom lain, sehingga muatan
elektron berlebih, begitu juga sebaliknya pada gambar di tengah tabel (muatan
positif), mengapa jumlah elektronnya lebih sedikit, hal ini dikarenakan muatan
elektron yang ada pada atom tersebut berpindah/mengalami loncatan ke atom
lain, kondisi ini menyebabkan atom tersebut bermuatan positif. Penyebab
berpindahnya elektron salah satunya adalah dengan proses menggosok.
Kondisi inilah yang mendasari konsep elektrostatika, dimana elektron mengalami
perpindahan/mengalami loncatan elektron statis dari satu atom ke atom lain.
Lalu kapan suatu benda memiliki muatan listrik? Secara teoritik dari berbagai
literatur dikatakan saat benda mengalami kelebihan atau kekurangan elektron.
Akan tetapi secara kasat mata kelebihan dan kekurangan elektron tersebut tidak
nampak. Bermuatan atau tidak bermuatannya suatu benda dapat kita amati dari
berbagai peristiwa-peristiwa yang sudah Anda cobakan di atas. Prinsipnya
melihat reaksi benda-benda yang digosokkan tadi jika didekatkan akan saling
tarik menarik atau tolak menolak.
Peristiwa elektrostatika pada skala yang lebih besar yaitu pada peristiwa petir.
Petir terjadi diakibatkan adanya perpindahan atau loncatannmuatannlistrik statis
di ionosfer.
2. Tolak-menolak (repulsif)
Kondisi dimana benda yang bermuatan sama (positif dengan positif
ataupun negatif dengan negatif) didekatkan.
Misalnya: dua kaca yang didekatkan dengan kain sutera, karena
keduanya positif maka akan saling tolak menolak. Alat untuk mendeteksi
muatannlistrik adalah elektroskop.
Sumber gambar:
https://fiawahyuningsih.wordpress.com/
Gambar 1.3
Benda bermuatan yang saling tolak menolak
(a) (b)
Gaya tarik menarik Gaya tolak-menolak
Gambar 1.4 Gaya tarikan/tolakan menurut Hukum Coulomb
Kondisi hukum di atas, nampak seperti hukum yang berlaku pada magnet, yang
menyatakan jika kutub-kutub senama didekatkan maka akan tolak-menolak dan
jika kutub-kutub tidak senama didekatkan maka akan tarik-menarik. Bunyi
hukum coulumb adalah “Besar gaya tolak-menolak atau tarik-menarik antara dua
benda bermuatan listrik, berbanding lurus dengan besar masing-masing muatan
listrik, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda
bermuatan” .
Secara persamaan hukum coulomb dinyatakan dalam:
Fc=
dimana:
k = 1/(4πε0) ≈ 9 x 109 N. m2/C2
F = Gaya Coulomb (Newton) Q2 = Muatan kedua (coulomb)
Q1 = Muatan pertama (coulomb) r = jarak antar muatan (meter)
b. Elektrodinamika
Elektrodinamika dalam bahasa lain dikenal dengan listrik dinamis. Listrik dinamis
berkaitan denganndengan muatan listrik yang bergerak, mengalir dari satu
tempat ke tempat lain. Aliran muatan listrik inilah yang disebut dengan arus
listrik. Arah pergerakan arus listrik berlawanan dengan arah pergerakan elektron.
Pergerakan arus listrik dari titik yang memiliki potensial tinggi (kutub positif)
menuju titik yang memiliki potensial rendah (kutub negatif).
Banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam tiap
satuan waktu disebut dengan Kuat arus listrik. Secara matematis kuat arus listrik
dinyatakan dalam persamaan:
Keterangan:
Seperti kita ketahui pada penjelasan sebelumnya, arus listrik akan mengalir
dengan sangat mudah jika salah satu syaratnya yaitu bahan pengantarnya baik.
Bahan-bahan ini jika diklasifikasikan berdasarkan kemampuan menghantarkan
listriknya dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Konduktor; bahan yang mampunmenghantarkannarus listrik dengan
sangatnbaik, misalnya: tembaga, besi, alumunium.
2. Semi konduktor, bahannyang mampu menghantarkannarus listrik akan
tetapi kualitasnya tidak sebaik bahan konduktor, tetapi ia lebih baik dari
bahan isolator, misalnya: germanium, silikon murni; dan
3. Isolator; merupakannbahan yang sukar menghantarkannarus listrik,
misalnyankaret, plastik, kayu.
Selain besar kecilnya hambatan yang melekat pada bahan, arus listrik juga
mengalir karena adanya perbedaan beda potensial, dari satu titik ke titik yang
lain, dari beda potensial tinggi ke potensial rendah. hubungan perbedaan
potensial dan kuat arus listrik pertama kali diselidiki oleh George Simon Ohm
(1787 – 1854). Hasil penelitiannya menemukan bahwa kuat arus listrik
berbanding lurus dengan perbedaan potensial, semakin besar beda potensial
semakin besar arus listrik yang mengalir, sebaliknya semakin kecil beda potensial
semakin kecil arus listrik yang mengalir, perbandingan Potensial listrik dengan
kuat arus disebut dengan hambatan listrik. secara matematis dapat ditulis R= ,
R= ,
atau rho adalah sifat intrinsik dari bahannkonduktor yang disebut dengan
resistivitas atau hambatannjenis. Hambatan jenis ini tergantung pada struktur
elektronik dari bahan dan temperatur. Konduktornlistrik yang baik
akannmempunyai hambatan jenis yang sangatnkecil dan bahan isolatornyang
baik akan mempunyai hambatan jenis yang sangat besar. Satuan hambatan jenis
dalam sistem satuan SI dinyatakan dengan ohm meter. Tabel 1.4 menunjukkan
harga hambatan jenis dari suatu bahan.
Tabel. 1.4. Harga hambatan jenis bahan
Bahan (hambatan jenis)
(ohm. meter)
a. Konduktor
Alumunium 2,65 x 10-8
Tembaga 1,68 x 10-8
Besi 9,71 x 10-8
Perak 1,59 x 10-8
Emas 2,44 x 10-8
Platina 10,6 x 10-8
Raksa 98 x 10-8
nikrom 100 x 10-8
b. Semi Konduktor
Karbon (3-60) x 10-5
Germanium (1-100) x 10-3
Silikon (0,1-60)
c. Isolator
kayu 108-1014
Kaca 109-1012
Karet Padatan 1013-1015
2) Rangkaian Listrik
a) Hukum Kirchoff
1. Hukum I Kirchoff (Hukum Persambungan atau hukum kekekalan muatan)
Hukum I Kirchoff berkaitan dengan arus listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian. Hukum ini berbunyi ” pada suatu titik cabang jumlah kuat arus yang
masuk pada titik percabangan (arus masuk) sama dengan kuat arus yang
meninggalkan percabangan (arus keluar).
Secara matematis :
Rs
Skema rangkaian seri dengan 5 buah lampu atau hambatan, maka dapat ditulis:
Rs = R1 + R2 + R3 + …… Rn.
2. Rangkaian Paralel.
Jika pada rangkain seri hanya ada satu jalan untuk aliran arus listrik, maka pada
rangkaian paralel ini arus listrik memiliki banyak jalan (memiliki lebih dari satu
titik percabangan arus).
R1
R2
+ -
W = V I t atau W=
W = I2 .R.t
Dimana:
W = energi listrik (joule)
V = tegangan listrik (volt)
I = arus listrik (Ampere)
t = waktu (sekon atau detik)
R = hambatan listrik (ohm)
Daya listrik didefiniskan sebagai energi listrik tiap satuan waktu. Jika dibuat
dalam persamaan, maka:
Penggunaan energi listrik secara terus menerus akan mengurangi sumber energi
listrik. Disisi lain, dengan penggunaan energi listrik secara terus menerus juga
berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli pulsa listrik
ataupun bayar bulanan ke PLN. Ada beberapa langkah yang bisa Anda eksplor
bersama anak didik Anda, tentang perilaku menghemat listrik, antara lain:
1. Menggunakan alat listrik hemat energi.
2. Matikan alat listrik jika tidak digunakan
3. Diusahakan bergantian dalam menghidupkan peralatan listrik yang
memiliki daya besar
4. Berusaha mencari energi alternatif sebagai pengganti energi fosil (minyak
bumi dan batubara).
5. Manfaatkan jendela dan sirkulasi udara yang ada sebagai pengganti kipas
angin atau AC jika tidak terlalu dibutuhkan
6. Manfaatkan pencahayaan dari jendela rumah atau kantor sebagai
pengganti pencahayaan dalam rumah jika pencahayaan dari matahari
cukup.
7. Lakukan pengecatan pada dinding rumah dengan warna yang cerah, hal
ini akan membantu penerangan di dalam rumah, sehingga lampu yang
digunakan tidak perlu menggunakan lampu dengan watt besar
8. Buka-tutup kulkas seperlunya saja, dan pastikan saat menutup dalam
kondisi tertutup rapat. dan lain-lainnya. Anda bisa mengeksplor sendiri
bersama anak-anak di kelas.
Sub Kegiatan Belajar 2
MAGNET
Pengantar
Magnet merupakan salah satu materi pokok yang tidak terpisahkan pada kajian
di sekolah dasar. Magnet merupakan benda yang dekat dengan kehidupan anak,
dan kehidupan kita orang dewasa, ia sering dimainkan dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk anak-anak. Bagi seorang pendidik sekolah dasar
(SD), mempelajari dan memahami konsep magnet adalah bagian yang tidak
terpisahkan juga, karena magnet telah menjadi bagian penting dalam
pembelajaran sains di SD.
Magnet dalam sejarah dikenal sebagai benda atau material yang bermakna batu
magnetik atau batu magnesian (magnes atau magnitis lithos) yang dapat
menarik benda-benda khususnya benda benda yang berbahan dasar logam.
Benda ini ditemukan di daerah magnesia, Yunani, sekarang menurut beberapa
sumber, kota ini bernama Manisa dan berada di wilayah Turki.
a. Hakikat Magnet
Menurut definisi, magnet merupakan suatu benda yang dapat menarik benda-
benda yang berbahan dasar logam atau benda-benda yang bahan dasarnya
mengandung unsur baja dan besi.
b. Klasifikasi magnet
Magnet berdasarkan kejadiannya dikelompokkan menjadi dua yaitu magnet alam
dan magnet buatan.
1) Magnet Alam
Magnet alam adalah bahan yang memiliki sifat magnet tanpa pengaruh dari luar.
magnet ini telah memiliki sifat magnet tanpa campur tangan manusia. Artinya
sejak ditemukan, benda-benda ini telah memiliki sifat magnet. Kemagnetan
magnet alamnterjadinkarenanpengaruh medannmagnet dari planet bumi. Magnet
alam terdapat di dalamntanah berupa bijih besi magnet dalamiibentuk besi
oksida (Fe3O4).
Dalam buku de magnete, bumi ini dianalogikan oleh William Gilbert sebagai
sebuah dipole magnetikiiraksasa, dengan kutub utaraumagnetik berbedaasekitar
11,5° dari kutub utaraageografis bumi. Mengapa buminbersifat magnetikk? Dari
sekian banyak penyebab (sumber) magnet bumi, penyebab utama adalah
dikarenakan faktor cairnya inti bumi. Inti cair bumi terdirindari lelehannbesi dan
nikelnbertemperatur 5000 oC, serta mengandung sejumlah muatan listrik yang
berputar mengelilinginsumbunya, sehingga terbentuk medannmagnet yang
arahnya dari selatannmenuju utara bumi.
Konsep inilah yang menjadikan bumi menjadi sebuah magnet raksasa dengan
kutub selatan magnet di utara, dan kutub-utara magnet di selatan. Penamaan ini
berbeda dengan penamaan kutub-kutub magnet yang digunakan manusia.
Penamaan kutub magnet yang didasarkan pada manusia didasarkan pada arah
mata angin yang ditunjuknya. Apa maksudnya? Maksudnya adalah arah kutub
yang ditunjukkan magnet buatan manusia, menunjukkan arah kutub yang
berlawanan dengan kutub bumi. Misalnya kutub yang didasarkan oleh manusia
itu selatan (pada magnet kompas), maka itu menandakan kutub buminya adalah
selatan, begitu juga sebaliknya. Keberadaannmedannmagnetik bumi ini
memberikan keuntungannbagi kehidupanndi planet bumi karena melindungi
bumindari bahaya radiasi elektomagnetik matahari atau dikenal sebagai sabuk
Van Allen.
2) Magnet Buatan
Jika magnet alam dalam kejadinnya tidak ada pengaruh dari luar atau campur
tangan manusia, lain hal ini dengan magnet buatan. Magnet buatan ada karena
ada pengaruh dari lauar yaitu ada campur tangan manusia yang dibuat secara
sengaja. Bahan untuk magnet buatan ini dipilih umumnya berbahan dasar dari
besi, baja, nikel atau paduan antara alumunium, nikel dan kobalt (alnico).
1. Bahan Ferromagnetik.
Merupakan bahan yang dapat ditarik kuat oleh magnet. Benda berbahan
ferromagnetik ini sangat mudah dipengaruhi oleh magnet dan juga dapat dengan
mudah dibuat magnet. Contoh bahan yang termasuk ferromagnetik antara lain
logam murni (misalnya besi, nikel, baja, kobalt) ataupun logam paduan (baja-
kobalt, baja-nikel, aluminium-nikel-kobalt (alnico), besi-nikel (permalloy), besi-
nikel-kobalt (perminvar), dan sebagainya.
2. Bahan Paramagnetik
Merupakan bahan yang masih dapat ditarik (dipengaruhi) oleh magnet namun
gaya tarikannya lemah, tidak seperti bahan ferromagnetik. Lemahnya gaya
tarikan ini menyebabkan bahan-bahan paramagnetik tidak dapat dibuat magnet.
Misalnya alumunium, platinum atau platina, mangan, magnesium, timah (tin),
oksigen, dan udara.
3. Bahan Diamagnetik.
Merupakan bahan yang sama sekali tidak terpengaruh oleh magnet. Bahan
diamagnetik ini dalam klasifikasi lain dikelompokkan ke dalam benda
nonmagnetik, karena kesukarannya dipengaruhi oleh magnet, baik ditarik
ataupun dibuat magnet. Bahan ini bertolak belakang dengan bahan
ferromagnetik. Bahan ini mempunyai permeabilitas (angka koefisien
kemagnetan) kurang dari satu. Jika benda diamagnetik di udara atau di ruang
hampa udara didekatkan magnet, maka benda ini akan ditolak oleh magnet itu
sekalipun dengan pengaruh gaya tolak yang sangat kecil. Contoh zat yang
termasuk bahan diamagnetik ialah: emas, tembaga, bismuth, air raksa, seng
murni, timbal, perak, fosfor dan air, kayu, kertas, plastik, dll.
d. Karakteristik magnet
Mempelajari teori kemagnetan, alangkah baiknya Anda mempelajari dahulu
karakteristik magnet. Karakteristik magnet yang dapat diamati antara lain:
1. Sebuah kutub magnet memiliki dua kutub yaitu kutub selatan dan utara.
a. Kutub-kutub yang sejenis apabila didekatkan akan saling tolak menolak
e. Kutub Magnet
Berkaitan dengan magnet, tidak lepas dari kutub-kutub yang ada pada magnet.
Jika pada penjelasan karakteristik magnet dijelaskan bahwa kutub terbesar
magnet terdapat pada kutub-kutubnya, sekarang kita kenali lebih jauh tentang
kutub magnet.
kutub magnet merupakan sifat unik dan khas yang dimiliki oleh sebuah magnet.
Peristiwa atau kajian kajian kutub magnet ini telah diselidiki oleh de Maricourt
pada tahun 1269. Pada kajian studinya, ia mengamati adanya sepasang kutub
pada benda magnetik yang merupakan kekuatan gaya terbesar pada magnet.
Kutub-kutub ini kemudian dinamakan dengan “kutub utara” dan “kutub selatan”.
Jika dua buah kutub yang sejenis didekatkan maka akan saling menolak, dan
sebaliknya jika kutub yang berlainan atau tidak sejenis didekatkan akan saling
menarik. Anda penasaran? Cobalah Anda praktikkan bersama murid-murid Anda
di kelas nanti.
Gaya saling menolak dan saling menarik pada magnet memiliki perbedaan cukup
penting dengan gaya antar muatan listrik (gaya Coulomb). Pada magnet, kutub
utara dan selatan tidak bisa terpisahkan dan selalu berpasangan, walupun
magnet dipotong menjadi dua bagian, tiga bagian bahkan mungkin menjadi
potongan-potongan kecil, magnet akan tetap memiliki dua kutub utara dan kutub
selatan. Sepasang kutub yang selalu melekat pada magnet walaupun ukurannya
kecil (magnet elementer) dikenal dengan istilah dipole magnet (di = dua, pole =
kutub). Sebuah dipole magnet (memiliki medan magnet yang arahnya dari kutub
utara magnet menuju kutub selatan magnet seperti ditunjukkan pada gambar
1.8. Benda-benda logam (magnetik) yang berada di sekitar medan magnet
tersebut akan mengalami gaya magnetik
Lain halnya pada listrik, jika pada magnet dipotong menjadi bagian terkecil ,
maka benda tersebut akan tetap memiliki dua kutub (dipole) yang saling
berpasangan yaitu utara dan selatan, maka pada benda bermuatan listrik
berbeda, benda bermuatan listrik jika diberi perlakuan yang sama dipotong-
potong menjadi bagian yang paling kecil, maka benda tersebut tetap hanya
memiliki satu jenis muatan saja. Jika suatu benda bermuatan listrik positif, maka
benda tersebut tetap bermuatan poisitif, tidak dapat dalam waktu bersamaan
benda tersebut menjadi benda yang bermuatan listrik negatif. Demikian
sebaliknya.
Lalu bagaimana kita dapat mengetahui atau memeriksa kutub suatu magnet?
Untuk dapat mengetahui kutub pada suatu magnet ada banyak cara yang bisa
kita lakukan, antara lain:
1. Siapkan kompas, letakkan dalam kondisi tenang, dalam permukaan yang
datar. Amati jarum kompas. Arah jarum kompas akan selalu menunjuk ke
arah mata angin utara dan selatan. Jarum yang mengarah pada arah
mata angin utama, maka jarum tersebut adalah kutub utaranya magnet
kompas, dan sebaliknya.
Kenapa demikian? Jika kita pahami kembali karakteristik magnet, jika dua
kutub tidak sejenis didekatkan akan saling tarik-menarik dan sebakiknya.
Hal ini menunjukkan pada saat kompas diletakkan dalam kondisi stabil,
maka arah jarum kompas yang mengarah arah utara tertarik dengan
kutub selatan magnet bumi. Oleh karenanya jarum kompas akan dalam
keadaan yang stabil mengarah ke utara dan selatan. Dari penjelasan di
atas dapat kita simpulkan bahwa kutub utara pada magnet kompas,
menunjukkan kutub selatan bumi. Sebaliknya kutub selatan pada magnet
kompas, menunjukkan kutub utara bumi.
Akan tetapi perlu dicatat, kalau kita amati percobaan-percobaan di atas, arah
ujung magnet batang arahnya tidak begitu tepat menunjuk ke arah utara
dan selatan, melainkan sedikit berbelok,dan membuat sudut persimpangan
dengan garis utara-selatan geografis bumi.
Utara
deklinasi
Selatan
Gambar 1.10 Deklinasi
Sudut yang dibentuk oleh garis utara-selatan geografis (bumi) dan garis utara-
selatan magnet batang inilah yang disebut dengan sudut deklinasi. Besar sudut
deklinasi tidak lah konstan, tergantung dimana letak magnet jarum tersebut
terhadap kutub utara-selatan magnet bumi. Ini berarti, sudut deklinasi di
Teheran (ibu kota Iran) berbeda dengan sudut deklinasi di New York. Tentu saja
ada tempat - tempat yang mempunyai sudut deklinasi yang sama; garis yang
menghubungkan tempat –tempat ini, dalam peta, disebut garis isodeklinasi.
Bagaimana patokan kasar untuk menentukan hal ini?
Utara
inklinasi
Selatan
Gambar 1.11 Inklinasi
f. Bentuk Magnet
Bentuk magnet secara umum bentuk dasarnya ada tiga jenis, yaitu magnet
batang, ladam dan jarum. Bentuk-bentuk lainnya dibuat sesuai dengan
kebutuhan. Bentuk magnet yang sering kita jumpai ada beberapa macam
bentuk, antara lain :
g. Pembuatan magnet
Seperti kita ketahui magnet berdasarkan kejadiannya ada magnet alam dan
magnet buatan. Magnet buatan ini adalah magnet yang ada campur tangan
manusia dalam proses pembuatannya, tentunya bahan-bahan yang akan
dijadikan magnet buatan ini adalah bahan-bahan dengan klasifikasi tertentu
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada kajian ini, Anda akan
dikenalkan beberapa cara membuat magnet buatan. Cara-cara ini dapat anda
lakukan bersama teman sejawat atau anak-anak di kelas. Berikut cara-caranya;
1. Menggosok
Sumber gambar:
https://informazone.com/cara-membuat-
magnet/
Cara ini adalah cara dasar dalam membuat magnet. Sebelum Anda mencoba
membuat magnet dengan cara ini, pastikan beberangka langkah berikut:
a. benda-benda yang akan dijadikan magnet harus benda-benda
ferromagnetik, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
b. pastikan bahan-bahan tadi belum menjadi magnet, caranya adalah
dekatkan bahan-bahan yang akan dijadikan magnet tadi ke paku-paku
kecil, jika paku kecil tadi tidak menempel maka benda tadi belum jadi
magnet. Hal ini berguna untuk memastikan proses membuat magnet
dengan cara menggosok ini berhasil atau tidak.
c. Tandai bahan yang akan dijadikan magnet tadi menjadi dua bagian yang
berbeda. Caranya dengan mewarnai salah satu ujungnya dengan cat atau
apapun yang penting terlihat dua bagian yang berbeda.
d. Lakukanlah penggosokan, pastikan pada tahap ini lakukan
penggosokannnya hanya satu arah yang sama, kalau arahnya ke bawah
kebawah terus, jika ke atas keatas terus, jangan dilakukan secara
sembarang (bolak-balik). Lakukan secara teliti dan sabar dalam beberapa
menit.
e. Setelah itu lakukan uji kembali, dekatkan bahan yang sudah digosok tadi
dengan paku-paku kecil yang sudah anda siapkan sebelumnya. Amati apa
yang terjadi. jika bahan tadi mampu mengangkat paku-paku kecil tadi
maka proses pembuatan dengan cara menggosok berhasil, walaupun
kekuatannya tidak terlalu besar.
Oleh karena proses pembuatan magnet dengan cara menggosok ini hasil
magnet buatannnya tidak terlalu kuat (tidak permanen), maka industri-
industri besar jarang menggunakan cara ini sebagai alternatif membuat
magnet buatan. Cara-cara ini biasanya hanya dilakukan untuk percobaan-
percobaan di lembaga-lembaga pendidikan (sekolah dan sejenisnya).
2. Induksi
Proses induksi magnet adalah cara pembuatan magnet dengan mendekatkan
ujung besi atau baja dengan magnet tetap. Ada beberapa hal harus Anda
perhatikan saat membuat magnet buatan dengan cara induksi ini bersama
anak-anak didik di kelas:
Pada proses induksi magnet ini, logam yang didekati (mendekati) salah satu
kutub magnet tetap akan memiliki kutub berlawanan dengan magnet tetapnya.
Lihat gambar 1.14. jika kondisinya demikian maka:
Tabel. 1.5. Hasil induksi magnet
Cara induksi Bagian x menjadi Bagian Y menjadi
Kutub selatan Kutub Utara
Sifat kemagnetan dari hasil induksi magnet ini akan mudah atau sukar hilang
tergantung dari besar gaya koersif bahan yang diinduksinya. Gaya koersif ialah
kemampuan (gaya) untuk mengembalikan kedudukan magnet elementer ke
kedudukan seperti semula, setelah dipengaruhi oleh magnet tetap. Gaya koersif
pada besi jauh lebih besar daripada gaya koersif pada baja, oleh karena itu
kekuatan kebertahanan sifat magnet pada besi lebih kecil (lebih cepat hilang
sifat kemagnetannya) daripada bahan yang dari baja.
3. Elektromagnetik
Proses elektromagnetik merupakan proses
pembuatan magnet buatan dengan cara
mengaliri listrik (DC) pada sebuah batang
besi atau baja yang dililiti kawat penghantar.
Bagian A dan B ketika dialiri listrik akan
Sumber gambar: beruba menjadi kutub-kutub magnet.
http://fismath.com/cara-membuat-
magnet-dengan-cara-induksi-
gosokandan-elektromagnetik/
Perhatikan tabel 1.6.
Gambar. 1.15. Elektromagnetik
Tabel 1.6. Proses elektromagnetik
Proses elektromagnetik Arah arus yang Bagian A Bagian B
dihasilkan menjadi menjadi
Teori Webber menyatakan bahwa semua benda terdiri dari molekul-molekul yang
memiliki sifat magnet yang disebut magnet elementer. Suatu benda bersifat
magnet bergantung pada bagaimana struktur magnet elementernya sendiri. Jika
struktur atau letak magnet elementer pada bahan ferromagnetik tersebut tidak
tidak teratur, atau dalam arti saling menetralkan maka maka bahan
ferromagnetik tersebut tidak lagi memiliki sifat magnet. Lain halnya dengan
benda yang memiliki sifat magnetik, susunan magnet elementernya teratur dan
mengarah ke satu jurusan, sehingga satu dengan lainnya saling memperkuat.
Teori yang kedua adalah teori Weiss. Teori ini menjelaskan konsep magnet
dengan menggunakan teori elektron. Menurut teori Weis, setiap atom pada suatu
benda terdiri dari inti dan elektron-elektron yang beredar mengelilingi intinya
sesuai dengan orbitnya. Di samping berputar mengelilingi inti menurut garis
edarnya, elektron-elektron itu juga berputar sekeliling sumbunya masing-masing.
Akibat perputaran pada sumbu elektron ini terjadilah kutub-kutub magnet
elementer, yaitu kutub utara dan selatan.
Pengaruh gaya pada daerah (titik-titik sekeliling kutub magnet) ini tidaklah sama,
baik pengaruh gaya tolak-menolak maupun pengaruh gaya tarikmenarik.
Semakin jauh dari kutub magnet maka semakin berkurang pengaruh gaya itu.
Besar gaya tolak atau gaya tarik kutub magnet berbanding terbalik dengan jarak
kuadrat dari kutub yang bersangkutan. Titik-titik di dalam ruangan di mana
masih terdapat pengaruh gaya magnet dinamakan medan magnet.
j. Memelihara Magnet
Seiring bertambahnya waktu, kekuatan suatu magnet dapat berkurang atau bisa
juga hilang atau melemah. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk
dapat mempertahankan kualitas magnet buatan yang Anda miliki agar magnet
dapat dipergunakan dalam waktu relatif lama. Akan tetapi sebelum mempelajari
bagaimana cara merawat magnet dengan benar, terlebih dahulu kita ketahui
faktor-faktor penyebab kualitas sifat magnet dapat berkurang. Apa saja itu:
1. Pemanasan
Panas yang mengenai batang magnet
berpengaruh terhadap pergerakan magnet
elementer bergerak lebih cepat. Pergerakan
yang cepat ini berpengaruh terhadap kecepatan
perubahan susunan magnet elementer menjadi
Sumber gambar:
tidak teratur. Ketidakteraturan susunan magnet
https://www.slideshare.net/novi_hudi/
kemagnetan-31804017 elementer inilah yang berpengaruh terhadap
Gambar.1.17. lemahnya atau hilangnya sifat kemagnetan
Pemanasan magnet
pada suatu benda.
2. Pemukulan/dijatuhkan
Pemukulan atau benturan keras antara
magnet dengan benda lainnya juga
berpengaruh terhadap susunan magnet
elementer, sehingga tidak lagi teratur.
Ketidakteraturan ini yang menjadi
Sumber gambar:
https://www.slideshare.net/novi_hudi/ penyebab hilangnya atau lemahnya sifat
kemagnetan-31804017
Jangkar S U
U S
Jangkar
Gambar 1.20. Menyimpan magnet menggunakan jangkar
Dengan cara ini, tujuannya adalah agar garis-garis gaya magnet yang keluar dari
kutub utara dan masuk ke kutub selatan magnet akan melalui jangkar (angker),
dan hampir tidak ada yang melalui udara. Cara lain yang bisa kita lakukan adalah
dengan cara menjauhkan magnet dari benda-benda yang dapat ditarik oleh
magnet. Artinya magnet harus disimpan mandiri, terpisah atau menjauh dari
bahan-bahan ferromagnetik.
Melalui pemahaman ini, semoga dapat melatih sikap ilmiah para pendidik dan
peserta didik untuk meninggalkan kebiasaan buruk dalam memperlakukan
magnet. Agar kemanfaatannya dapat dirasakan lama.