Anda di halaman 1dari 37

Kegiatan Belajar 2

LISTRIK DAN MAGNET

A. Pendahuluan
Pada Kegiatan Belajar (KB) 2 ini Anda akan diajak mempelajari dua sub kegiatan
belajar (SKB) yaitu :
SKB 1 : Listrik, dan
SKB 2 : Magnet

Secara garis besar pokok-pokok belajar pada Kegiatan Belajar 2 ini adalah seperti
pada Tabel 1.1.
Listrik Magnet
1. Pengertian listrik 1. Pengertian magnet
2. Perbedaaan elektrostatika dan 2. Sifat-sifat magnet
elektrodinamika 3. Benda magnetik dan
3. Contoh peristiwa elektrostatika nonmagnetik
dan elektrodinamika dalam 4. Jenis magnet, bentuk magnet,
kehidupan sehari-hari bahan magnet, kutub magnet,
4. Hubungan antara tegangan, arus garis gaya dan kuat medan
listrik dan hambatan magnet
5. Jenis rangkaian listrik: 5. Cara membuat magnet
rangkaian listrik seri, dan paralel (menggosok, induksi dan
6. Manfaat listrik dalam kehidupan elektromagnetik)
sehari-hari. 6. Manfaat magnet dalam
kehidupan sehari-hari.

Tujuan belajar pada KB 2 adalah agar Anda memahami konsep-konsep penting


yang menyertai dari kedua konsep tersebut. Secara khusus tujuan pembelajaran
pada KB 2 ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian listrik
2. Memahami perbedaaan elektrostatika dan elektrodinamika
3. Mengidentifikasi peristiwa elektrostatika dan elektrodinamika dalam
kehidupan sehari-hari
4. Memahami hubungan antara tegangan, arus listrik dan hambatan
5. Membedakan rangkaian listrik seri, dan paralel
6. Menganalisis manfaat listrik dalam kehidupan sehari-hari.
7. Menjelaksan pengertian magnet
8. Membedakan sifat-sifat magnet
9. Menganalisis perbedaan benda magnetik dan nonmagnetik
10. Memahami jenis magnet, bentuk magnet, bahan magnet, kutub magnet,
garis gaya dan kuat medan magnet
11. Memahami cara-cara membuat magnet
12. Memahami manfaat magnet dalam kehidupan sehari-hari.

Pada KB 2 ini, ada beberapa petunjuk belajar yang mesti Anda perhatikan, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal:
1. Perluas pengetahuan dan wawasan Anda dengan banyak membaca dan
mempelajari sumber bacaan dari berbagai literatur (jurnal, surat kabar,
majalah) ataupun sumber-sumber lain yang relevan.
2. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan tugas-tugas dan
soal-soal yang tersedia pada setiap SKB. Dalami pula video-video terkait
dalam link-link yang tersedia, maupun melalui kegiatan diskusi dengan
mahasiswa dan ataupun teman sejawat. Hal ini berguna untuk
membantu pemahaman Anda secara mendalam.

SELAMAT BELAJAR
Sub Kegiatan Belajar 1
LISTRIK

Pengantar
Mengawali pembelajaran SKB 1 pada KB 2 ini, seperti biasa kita lakukan curah
gagasan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke konten materi yang lebih jauh.

Listrik? Asingkah mendengar istilah ini? Seberapa sering Anda mendengar kata
Listrik dalam kehidupan sehari-hari?. Pernakah Anda mendengar istilah listrik
minimalnya setiap bulan saat tagihan listrik atau saat isi ulang listrik prabayar?,
atau mungkin lebih dari itu? Anda sudah mempelajari secara mendalam materi
tentang listrik, sehingga Anda sudah memahami konsep listrik, dari mulai gejala-
gelaja kelistrikan, sampai kepada jenis-jenis rangkaian-rangkaian listrik bahkan
komponen-komponen yang terlibat dalam listrik?. Apakah begitu? Jika tidak, mari
kita lanjutkan kajiannya.

Kita lanjutkan diskusinya. Adakah diantara Anda yang memanfaatkan listrik


dalam aktivitas sehari-harinya, jika Iya, cobalah Anda analisa, aktivitas apa saja
dalam kehidupan Anda, yang dalam kegiatannya memanfaatkan energi listrik?
tuliskan hasilnya pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Tabel analisa pemanfaatan listrik
No Nama Aktivitas Memanfaatkan lamanya penggunaan
energi listrik listrik dalam satu hari
(jam)
Ya (√) Tidak (√)

1 .... .... .... ....


2 .... .... .... ....
3 .... .... .... ....
4 .... .... .... ....
5 .... .... .... ....
6 .... .... .... ....
7 .... .... .... ....
8 .... .... .... ....
Jika kita coba analisa kegiatan-kegiatan Anda di atas, dapatkah Anda hidup tanpa
listrik? Era dimana semua aktivitas tidak lepas dari penggunaan listrik. Oleh
karenanya kajian litrik ini menjadi penting dipelajari oleh Anda pendidik, agar
manfaat listrik yang sudah kira rasakan ini, akan terus berlanjut sampai anak
cucu keturunan kita dimasa mendatang. Mempelajari materi listrik bukan saja
mempelajari konten listrik semata dan manfaat-manfaatnya, tetapi penting juga
mempelajari bagaimana caranya menumbuhkan kesadaran diri untuk ikut serta
merawat, menjaga dan membuat inovasi-inovasi untuk mempertahankan
keberlangsungan listrik sepanjang masa. Dan yang tak kalah penting adalah
bagaimana caranya lewat belajar listrik semakin tumbuh rasa keimanan dan rasa
syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang sudah
mengkaruniahkan nikmat energi yang berlimpah kepada kita sampai saat ini.

Baik, sebelum kita bahas lebih jauh, kita akan kenalkan beberapa istilah.
Kelistrikan dalam fisika dipelajari secara khusus dalam cabang fisika khusus,
yaitu elektrostatika berkenaan dengan muatan listrik yang diam, dan
elektrodinamika tentang muatan listrik yang bergerak.

Ingat selalu, pastikan berdo’a sebelum belajar. Let’s Pray!!

a. Elektrostatika
1) Teori Dasar Benda Bermuatan Listrik (Gejala kelistrikan)
Pernakah Anda mendengar istilah elektrostatikatika sebelumnya? Memahami
elektrostatikatika ini sebaiknya kita awali dari peristiwa-peristiwa yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pertama; pernakah Anda waktu kecil Anda
melakukan kegiatan menggosok-gosokan sisir atau penggaris plastik ke rambut
sendiri atau rambut temanmu? kemudian penggaris plastik tadi didekatkan pada
potongan-potongan kertas yang sudah disobek kecil-kecil?, Apa yang terjadi?
rambut dan potongan kertas tadi menempel (mendekati) pada penggaris bukan?.
Jika Anda belum pernah melakukan percobaan tadi, lakukanlah percobaan tadi
dan amati apa yang terjadi pada rambut dan potongan kertasnya?.
Peristiwa lain yang menggambarkan elektrostatika juga bisa kita jumpai saat
sebuah balon digosokkan ke rambut, dan kemudian balon yang sudah digosok
tadi didekatkan ke dinding, apa yang terjadi? balon tadi dalam beberapa saat
menempel ke dinding bukan? Jika Anda belum melakukannya lagi, maka cobalah
agar pemahaman tentang peristiwa elektrostastis dapat Anda pamahi secara
lebih dalam. Hal lain yang bisa kita cermati tentang peristiwa elektrostatika
dalam kehidupan sehari-kita adalah peristiwa menempelnya debu pada TV,
peristiwa tertariknya rambut tangan kita saat didekatkan ke TV yang baru saja
dimatikan, atau peritiwa penggaris plastik yang digosokkan dengan kain wol,
kaca dengan kain sutra dan peristiwa-peristiwa lainnya.

Pertanyaan dasarnya adalah mengapa hal tersebut dapat terjadi, mengapa


benda-benda tadi (penggaris, kain, kaca dsb) yang awalnya tidak bermuatan
menjadi benda yang bermuatan listrik? Kapan kita mengetahui suatu benda
memiliki muatan listrik?

Seperti kita ketahui, berbicara tentang muatan listrik identik dengan soal listrik,
begitu sebaliknya membicarakan soal listrik, pasti didalamnya berbicara pula
tentang muatan-muatan listrik. Di alam semesta ini muatan listrik tergelar dan
melekat pada setiap benda, ada benda netral ada pula benda yang memiliki
muatan negatif dan positif. Alam semesta ini terdirindarinmolekul-molekul
sedangkan molekulnsuatunbenda terdiri darinsatu atom ataunbeberapa atom.
Atom dari suatunbenda terdirindari intin(proton) yang bermuatan positif, elektron
yang bermuatan negatif, neutron yang bermuatannnetral.

Sumber Gambar:
https://scienceeducationweb.wordpress.com

Gambar 1.1 struktur muatan listrik pada atom netral


Lalu bagaimana benda-benda yang awalnya netral, kemudian memiliki muatan
negatif atau positif. Pada dasarnya konsep benda bermuatan negatif dan benda
bermuatan negatif itu didasarkan pada perbandingan dari jumlahnmuatanppositif
dan jumlah muatan negatifndalamnatomnpenyusunnbahanntersebut. Maksudnya
jika perbandingan muatan positif dan muatan negatif sama, maka benda
tersebut netral, dan jika perbandingan jumlah muatan negatif lebih banyak dari
jumlah muatan positif maka benda bermuatan negatif, serta yang terakhir adalah
jika perbandingan jumlah muatan negatif lebih sedikit dibandingkan jumlah
muatan positif maka benda bermuatan positif. Sebagai ilustrasi seperti pada
Tabel 1.3.
Tabel 1.3. Benda bermuatan listrik
Jenis muatan Atom
Negatif Positif netral

e > p, atau e < p, atau e=p


p<e p>e

Jika kita amati tabel di atas, benda bermuatan negatif jumlah muatan negatifnya
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah muatan positifnya, hal ini karena pada
atom tersebut kedatangan muatan elektron dari atom lain, sehingga muatan
elektron berlebih, begitu juga sebaliknya pada gambar di tengah tabel (muatan
positif), mengapa jumlah elektronnya lebih sedikit, hal ini dikarenakan muatan
elektron yang ada pada atom tersebut berpindah/mengalami loncatan ke atom
lain, kondisi ini menyebabkan atom tersebut bermuatan positif. Penyebab
berpindahnya elektron salah satunya adalah dengan proses menggosok.
Kondisi inilah yang mendasari konsep elektrostatika, dimana elektron mengalami
perpindahan/mengalami loncatan elektron statis dari satu atom ke atom lain.
Lalu kapan suatu benda memiliki muatan listrik? Secara teoritik dari berbagai
literatur dikatakan saat benda mengalami kelebihan atau kekurangan elektron.
Akan tetapi secara kasat mata kelebihan dan kekurangan elektron tersebut tidak
nampak. Bermuatan atau tidak bermuatannya suatu benda dapat kita amati dari
berbagai peristiwa-peristiwa yang sudah Anda cobakan di atas. Prinsipnya
melihat reaksi benda-benda yang digosokkan tadi jika didekatkan akan saling
tarik menarik atau tolak menolak.

Peristiwa elektrostatika pada skala yang lebih besar yaitu pada peristiwa petir.
Petir terjadi diakibatkan adanya perpindahan atau loncatannmuatannlistrik statis
di ionosfer.

b. Sifat Muatan Listrik


Ada dua interaksi antara benda-benda yang bermuatan, yaitu:
1. Tarik-menarik
Terjadi saatnbendanbermuatan
tidaknsama (berlawanan), benda
bermuatan positif dan negatif
didekatkan, misalnya: sisir
digosok dengan rambut, kaca
Sumber gambar: digosok dengannkainnsutra akan
https://fiawahyuningsih.wordpress.co
m/
salingntariknmenarik, karena sisir
Gambar 1.2
Muatan saling tarik menarik bermuatan negatif, kaca
bermuatan positif.

2. Tolak-menolak (repulsif)
Kondisi dimana benda yang bermuatan sama (positif dengan positif
ataupun negatif dengan negatif) didekatkan.
Misalnya: dua kaca yang didekatkan dengan kain sutera, karena
keduanya positif maka akan saling tolak menolak. Alat untuk mendeteksi
muatannlistrik adalah elektroskop.

Sumber gambar:
https://fiawahyuningsih.wordpress.com/
Gambar 1.3
Benda bermuatan yang saling tolak menolak

2) Hukum Coulomb untuk Muatan Listrik


Coulomb (1768) dalam percobaanya menemukan bahwa muatan-muatan listrik
sejenis yang didekatkan terjadi gaya tarik-menarik dan muatan listrik yang
berlainan jenis terjadi gaya saling menolak. Interaksi dua buah benda bermuatan
yang didekatkan adalah gaya tolakan atau tarikan sesuai dengan muatan kedua
benda.

(a) (b)
Gaya tarik menarik Gaya tolak-menolak
Gambar 1.4 Gaya tarikan/tolakan menurut Hukum Coulomb

Kondisi hukum di atas, nampak seperti hukum yang berlaku pada magnet, yang
menyatakan jika kutub-kutub senama didekatkan maka akan tolak-menolak dan
jika kutub-kutub tidak senama didekatkan maka akan tarik-menarik. Bunyi
hukum coulumb adalah “Besar gaya tolak-menolak atau tarik-menarik antara dua
benda bermuatan listrik, berbanding lurus dengan besar masing-masing muatan
listrik, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda
bermuatan” .
Secara persamaan hukum coulomb dinyatakan dalam:

Fc=

dimana:
k = 1/(4πε0) ≈ 9 x 109 N. m2/C2
F = Gaya Coulomb (Newton) Q2 = Muatan kedua (coulomb)
Q1 = Muatan pertama (coulomb) r = jarak antar muatan (meter)

Aplikasi listrik statis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dipasangnya


penangkal petir, prinsipnya bumi dijadikan penetralisir loncatan-loncatan elektron
dari awan, sehingga muatan kembali netral. Aplikasi lain tentang listrik statis ini
pun sering digunakan pada Generator Van de Graff: penghasil muatan dengan
prinsip menggosok, digunakan untuk penelitian interaksi antar atom.

b. Elektrodinamika
Elektrodinamika dalam bahasa lain dikenal dengan listrik dinamis. Listrik dinamis
berkaitan denganndengan muatan listrik yang bergerak, mengalir dari satu
tempat ke tempat lain. Aliran muatan listrik inilah yang disebut dengan arus
listrik. Arah pergerakan arus listrik berlawanan dengan arah pergerakan elektron.
Pergerakan arus listrik dari titik yang memiliki potensial tinggi (kutub positif)
menuju titik yang memiliki potensial rendah (kutub negatif).

 Arah elektron dari kutub negatif ke kutub


positif
 Arag arus listrik dari kutub positif ke
kutub negatif

Gambar 1.5. Arah arus listrik dan elektron


Ketentuan arah arus ini hanyalah merupakan kebenaran yang bersifat konsensus
(sebuah kesepakatan). Arus listrik sebenarnya adalah aliran partikel
bermuatannnegatif (elektron bebas). elektron yang letaknya jauh dari inti
menyebabkan gaya tariknya tidak terlalu kuat. Gaya yang tidak terlalu kuat inilah
yang menyebabkan elektron bebas mengalir dalam medium kawat ketika ada
perbedaannpotensial diantara dua titik pada kawat.

Penentuannarah arus ini didasarkannpada kesepakatan historis, karena mula-


mula dianggap bahwa adanya arus listrik pada logam itu, disebabkannoleh
gerakan muatannpositif, sedangkannyang sebenarnya yanggbergerak
adalahnelektron. Arus listrik mengalir pada dasarnya disebabkan oleh dua faktor
yaitu pertama karena adanya sumber tegangan yang dipasang pada rangkaian
tertutup. Kedua karena bahan yang menjadi medium perambatan arus listriknya
adalah merupakan bahan-bahan pilihan, bahan dimana ia mampu dengan mudah
menghantarkan/mengalirkan arus listrik yang melewatinya. Bahan-bahan ini
sering dikenal dengan sebutan Konduktor.

Banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam tiap
satuan waktu disebut dengan Kuat arus listrik. Secara matematis kuat arus listrik
dinyatakan dalam persamaan:
Keterangan:

I= I = Kuat arus listrik (ampere) atau Coulomb per detik

Q = Muatan listrik (coulomb)


t = waktu (sekon)

Seperti kita ketahui pada penjelasan sebelumnya, arus listrik akan mengalir
dengan sangat mudah jika salah satu syaratnya yaitu bahan pengantarnya baik.
Bahan-bahan ini jika diklasifikasikan berdasarkan kemampuan menghantarkan
listriknya dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Konduktor; bahan yang mampunmenghantarkannarus listrik dengan
sangatnbaik, misalnya: tembaga, besi, alumunium.
2. Semi konduktor, bahannyang mampu menghantarkannarus listrik akan
tetapi kualitasnya tidak sebaik bahan konduktor, tetapi ia lebih baik dari
bahan isolator, misalnya: germanium, silikon murni; dan
3. Isolator; merupakannbahan yang sukar menghantarkannarus listrik,
misalnyankaret, plastik, kayu.

2) Beberapa Konsep Dasar Listrik Dinamis


a) Hukum Ohm
Seperti kita ketahui pada penjelasan sebelumnya, bahwa kualitas bahan
penghantar mempengaruhi mudah/sukarnya arus lintrik mengalir pada suatu
rangkaian. Semakin baik bahan akan baik pula arus listrik mengalir dan
sebaliknya. Baik tidaknya bahan ini tergantung dari hambatan yang dimilikinya
masing-masing, karena pada dasarnya di alam ini tidak adaabahan
isolatorrmaupun bahannkonduktorryang sempurna, yaitu suatu bahan yang sama
sekali tidakndapatnmengantarkan arus listrik, maupun suatu bahan yang tanpa
mempunyai hambatan.

Selain besar kecilnya hambatan yang melekat pada bahan, arus listrik juga
mengalir karena adanya perbedaan beda potensial, dari satu titik ke titik yang
lain, dari beda potensial tinggi ke potensial rendah. hubungan perbedaan
potensial dan kuat arus listrik pertama kali diselidiki oleh George Simon Ohm
(1787 – 1854). Hasil penelitiannya menemukan bahwa kuat arus listrik
berbanding lurus dengan perbedaan potensial, semakin besar beda potensial
semakin besar arus listrik yang mengalir, sebaliknya semakin kecil beda potensial
semakin kecil arus listrik yang mengalir, perbandingan Potensial listrik dengan
kuat arus disebut dengan hambatan listrik. secara matematis dapat ditulis R= ,

dimana I adalah kuat arus satuannya Ampere, V adalah beda potensial


satuannya Volt dan R adalah hambatan satuannnya Volt per Ampere atau ohm.
Ketiga hubungan ini dikenal dengan “hukum Ohm”.
Bunyi Hukum Ohm “Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar, berbanding
lurus dengannbeda potensial antar kedua ujung penghantar tersebut dan
berbanding terbalik dengan hambatannya”.
Secara matematis ditulis:
V=I.R I = kuat arus (Ampere)
V = beda potensial (Volt)
R = hambatan (Volt/Ampere atau ohm)

Berdasarkan hukum di atas satuan hambatan dinyatakan dalam Volt/ampere. Hal


ini menunjukkan bahwa hambatan dari konduktor bernilai 1 ohm jika beda
potensial antara kedua ujung konduktornya adalah 1 volt dan arus yang
dihasilkan sama dengan 1 ampere. Hambatan listrik diukur dengan
menggunakan alat bernama ohmmeter. Ohmmeter biasanya digabungkan
dengantalat untuk mengukur arus listrik dan tegangan listrik. Gabungan alat
tersebut dinamakan multitester.

Pada dasarnya nilai hambatan suatu kawat penghantar tergantung pada


beberapa faktor antara lain hambatan jenis penghantar (=rho), panjang
penghantar (l), dan luas penampang penghantar (A). Ketiga besaran tersebut
jika dihubungkan dan digunakan untuk menghitung hambatan penghantar
berlaku persamaan :

R= ,

 atau rho adalah sifat intrinsik dari bahannkonduktor yang disebut dengan
resistivitas atau hambatannjenis. Hambatan jenis ini tergantung pada struktur
elektronik dari bahan dan temperatur. Konduktornlistrik yang baik
akannmempunyai hambatan jenis yang sangatnkecil dan bahan isolatornyang
baik akan mempunyai hambatan jenis yang sangat besar. Satuan hambatan jenis
dalam sistem satuan SI dinyatakan dengan ohm meter. Tabel 1.4 menunjukkan
harga hambatan jenis dari suatu bahan.
Tabel. 1.4. Harga hambatan jenis bahan
Bahan  (hambatan jenis)
(ohm. meter)
a. Konduktor
Alumunium 2,65 x 10-8
Tembaga 1,68 x 10-8
Besi 9,71 x 10-8
Perak 1,59 x 10-8
Emas 2,44 x 10-8
Platina 10,6 x 10-8
Raksa 98 x 10-8
nikrom 100 x 10-8
b. Semi Konduktor
Karbon (3-60) x 10-5
Germanium (1-100) x 10-3
Silikon (0,1-60)
c. Isolator
kayu 108-1014
Kaca 109-1012
Karet Padatan 1013-1015

b) Rangkaian Hambatan pada Rangkaian Listrik.


Secara umum rangkaian dalam sebuah alat listrik terdapat banyak jenis
komponen yang terangkai secara secara sederhana maupun kompleks. Akan
tetapi agar lebih mudah mempelajarinya biasanya jenis rangkaian dikelompokkan
dalam dua rangkaian yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel. Beberapa
resistor dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi arus
(memperkecil arus) ataupun membagi tegangan.

2) Rangkaian Listrik
a) Hukum Kirchoff
1. Hukum I Kirchoff (Hukum Persambungan atau hukum kekekalan muatan)
Hukum I Kirchoff berkaitan dengan arus listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian. Hukum ini berbunyi ” pada suatu titik cabang jumlah kuat arus yang
masuk pada titik percabangan (arus masuk) sama dengan kuat arus yang
meninggalkan percabangan (arus keluar).
Secara matematis :

 Arus pada satu titik percabangan sama dengan 0 (nol) ; i2 + i4 - i1 – i3 = 0;


atau  Arus yang masuk percabangan =  Arus yang keluar percabangan
I masuk = I keluar
i2 + i4 = i1 + i3
b) jenis rangkaian listrik
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah merupakan rangkaian yang tidak memiliki percabangan,
dengan kata lain rangkaian yang hanya memiliki satu jalan untuk tempat
mengalirnya arus listrik. Apa yang ada dalam benak Anda, seandainya jalan itu
putus, apakah ada jalan lain untuk tempat mengalirnya arus listrik? tentu tidak
ada bukan. Inilah salah satu karakteristik dengan rangkaian listrik yang disusun
seri.
A B

Gambar 1.6. Rangkaian Seri Hambatan Listrik


Jika Anda perhatikan gambar 1.6. Arus listrik dari baterai mengalir hanya pada
satu jalan, yaitu arus mengalir ke lampu A, kemudiannke lampu B, dannkembali
laginke baterai. Lampu dalam konsep ini diposisikan sebagai hambatan.
Hambatan pengganti dari beberapa penghambat yang disusun secara seri adalah
jumlah dari masing-masing hambatan. Hambatan pengganti atau hambatan
subsitusi (Rs) ini adalah hambatan jika terdapat beberapa penghambat dalam
suatu rangkaian, misalnya R1, R2, dan R3, R4, R5 dan dirangkai secara seri.

Rs
Skema rangkaian seri dengan 5 buah lampu atau hambatan, maka dapat ditulis:
Rs = R1 + R2 + R3 + …… Rn.

Pada rangkaian seri hambatan listrik (lampu) berlaku:


1. Hambatan pengganti pada rangkaian sama dengan jumlah semua
hambatan pada rangkaian. Artinya semakin banyak lampu semakin besar
hambatan. Misalnya jika kita memiliki 5 lampu, maka hambatan pada
rangakaian itu adalah jumlah dari kelima hambatan dari masing-masing
lampu tersebut. (Rs = R1 + R2 + R3 + R4 + R5).
2. Kuat arus pada setiap hambatan (kuat arus pada masing-masing lampu)
sama dengan kuat arus hambatan pengganti. Misalnya jika Anda memiliki
lima (5) lampu dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan sumber
arus, maka kelima lampu tersebut akan dialiri arus yang sama besar.
(I = I1 = I2 = I3 = I4 = I5).
3. Jumlah tegangan semua hambatan dari masing-masing lampu bernilai
sama dengan nilai tegangan pengganti. (V = V1+ V2 + V3 + V4 + V5).
4. Jika salah satu bagian dari rangkaian seri tidak terhubung atau putus,
maka aliran arus akan terhenti juga. Misalnya dari lima lampu, ada satu
lampu yang terputus (padam), maka keempat lampu akan ikut padam
juga, karena tidak teraliri arus listrik.
5. Semakinnbanyak lampu yang dipasanggsecara seri, maka semakinnredup
nyala lampunyanggdihasilkan.

2. Rangkaian Paralel.
Jika pada rangkain seri hanya ada satu jalan untuk aliran arus listrik, maka pada
rangkaian paralel ini arus listrik memiliki banyak jalan (memiliki lebih dari satu
titik percabangan arus).

R1

R2

+ -

Gambar 1.7. Rangakaian pararel hambatan listrik

Pada rangkaian pararel hambatan listrik berlaku:


1. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti sama dengan penjumlahan
kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan/lampu.
Is = I1 + I2+...
2. Tegangan pada hambatan pengganti bernilai sama besar dengan
tegangan pada tiap hambatan.
Vs = V1 = V2 = Dst....
3. Hambatan pengganti pada rangkaian pararel dirumuskan:
4. Masing-masing cabang pada rangkaiannparalel adalah rangkaian yang
berdiri sendiri.
5. Jika salah satu cabangntahanan paralel putus, arus listrik yang terputus
hanya pada rangkaian tahanan tersebut saja. Rangkaian cabang yang lain
tetap teraliri arus, artinya tetap menyala walaupun ada satu lampu atau
cabang tahanan yang putus.
6. Nyala Lampu yang dihasilkan lebih terang dibandingkan lampu yang
dipasang secara seri.

c) Energi listrik dan Daya Listrik pada rangkaian.


Energi listrik merupakan energi yang dihasilkan oleh arus listrik pada suatu
penghantar. Energi ini termasuk salah satu bentuk energi yang paling sering dan
paling banyak digunakan dalam kehidupan sehar-hari. Di masyarakat kita
(Indonesia) penggunaan energi listrik dihitung tiap kwh yakni satuan dari energi
yang digunakan persatuan waktu.

Energi listrik dapat ditentukan dengan persamaan:

W = V I t atau W=

W = I2 .R.t

Dimana:
W = energi listrik (joule)
V = tegangan listrik (volt)
I = arus listrik (Ampere)
t = waktu (sekon atau detik)
R = hambatan listrik (ohm)

Daya listrik didefiniskan sebagai energi listrik tiap satuan waktu. Jika dibuat
dalam persamaan, maka:

W = P.t atau keterangan :


P= = V.I atau P = volt.ampere atau watt

P = I2 x R =V2/R kWh = kilowatt.hour atau kilowatt.jam


d) Pemakaian Energi listrik
Pada masyarakat kita di Indonesia, energi listrik dihitung tiap kWh. Satuan kWh
merupakan singkatan kilowatt hour yang menyatakan besarnya energi listrik
yang menghasilkan daya listrik sebesar satu kilowatt selama satu jam. PLN dapat
mengetahui banyaknya energi listrik yang terpakai di setiap rumah dengan cara
memasang alat bernama kWh meter atau meteran listrik disetiap rumah
penduduk.

Penggunaan energi listrik secara terus menerus akan mengurangi sumber energi
listrik. Disisi lain, dengan penggunaan energi listrik secara terus menerus juga
berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli pulsa listrik
ataupun bayar bulanan ke PLN. Ada beberapa langkah yang bisa Anda eksplor
bersama anak didik Anda, tentang perilaku menghemat listrik, antara lain:
1. Menggunakan alat listrik hemat energi.
2. Matikan alat listrik jika tidak digunakan
3. Diusahakan bergantian dalam menghidupkan peralatan listrik yang
memiliki daya besar
4. Berusaha mencari energi alternatif sebagai pengganti energi fosil (minyak
bumi dan batubara).
5. Manfaatkan jendela dan sirkulasi udara yang ada sebagai pengganti kipas
angin atau AC jika tidak terlalu dibutuhkan
6. Manfaatkan pencahayaan dari jendela rumah atau kantor sebagai
pengganti pencahayaan dalam rumah jika pencahayaan dari matahari
cukup.
7. Lakukan pengecatan pada dinding rumah dengan warna yang cerah, hal
ini akan membantu penerangan di dalam rumah, sehingga lampu yang
digunakan tidak perlu menggunakan lampu dengan watt besar
8. Buka-tutup kulkas seperlunya saja, dan pastikan saat menutup dalam
kondisi tertutup rapat. dan lain-lainnya. Anda bisa mengeksplor sendiri
bersama anak-anak di kelas.
Sub Kegiatan Belajar 2
MAGNET

Pengantar
Magnet merupakan salah satu materi pokok yang tidak terpisahkan pada kajian
di sekolah dasar. Magnet merupakan benda yang dekat dengan kehidupan anak,
dan kehidupan kita orang dewasa, ia sering dimainkan dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk anak-anak. Bagi seorang pendidik sekolah dasar
(SD), mempelajari dan memahami konsep magnet adalah bagian yang tidak
terpisahkan juga, karena magnet telah menjadi bagian penting dalam
pembelajaran sains di SD.

Lalu apa itu magnet?


Sebelum kita membahas lebih jauh tentang magnet, seperti biasa kita akan
mengenal fenomena dalam kehidupan sehari-hari, perihal penggunaan magnet
yang mungkin tanpa kita sadari, kita sudah menggunakan magnet. Apa saja itu,
apakah diantara benda-benda ini (tv, radio, speaker, kipas angin, mobil tamia,
monitor, kompas, obeng, mesin jahit, kulkas, kartu atm, tas bermagnet,
generator, dan kaset audio kompak) ada di sekitar Anda?, jika ia Anda sudah
memanfaatkan magnet dalam kehidupan sehari-harinya. Alat-alat yang kita
miliki, baik alat-alat elektronika, dan alat-alat untuk keperluan listrik adalah
contoh-contoh yang tidak terpisahkan dari magnet. Keberfungsian mereka
tergantung pada magnet.

Magnet dalam sejarah dikenal sebagai benda atau material yang bermakna batu
magnetik atau batu magnesian (magnes atau magnitis lithos) yang dapat
menarik benda-benda khususnya benda benda yang berbahan dasar logam.
Benda ini ditemukan di daerah magnesia, Yunani, sekarang menurut beberapa
sumber, kota ini bernama Manisa dan berada di wilayah Turki.

a. Hakikat Magnet
Menurut definisi, magnet merupakan suatu benda yang dapat menarik benda-
benda yang berbahan dasar logam atau benda-benda yang bahan dasarnya
mengandung unsur baja dan besi.

b. Klasifikasi magnet
Magnet berdasarkan kejadiannya dikelompokkan menjadi dua yaitu magnet alam
dan magnet buatan.
1) Magnet Alam
Magnet alam adalah bahan yang memiliki sifat magnet tanpa pengaruh dari luar.
magnet ini telah memiliki sifat magnet tanpa campur tangan manusia. Artinya
sejak ditemukan, benda-benda ini telah memiliki sifat magnet. Kemagnetan
magnet alamnterjadinkarenanpengaruh medannmagnet dari planet bumi. Magnet
alam terdapat di dalamntanah berupa bijih besi magnet dalamiibentuk besi
oksida (Fe3O4).

Dalam buku de magnete, bumi ini dianalogikan oleh William Gilbert sebagai
sebuah dipole magnetikiiraksasa, dengan kutub utaraumagnetik berbedaasekitar
11,5° dari kutub utaraageografis bumi. Mengapa buminbersifat magnetikk? Dari
sekian banyak penyebab (sumber) magnet bumi, penyebab utama adalah
dikarenakan faktor cairnya inti bumi. Inti cair bumi terdirindari lelehannbesi dan
nikelnbertemperatur 5000 oC, serta mengandung sejumlah muatan listrik yang
berputar mengelilinginsumbunya, sehingga terbentuk medannmagnet yang
arahnya dari selatannmenuju utara bumi.

Konsep inilah yang menjadikan bumi menjadi sebuah magnet raksasa dengan
kutub selatan magnet di utara, dan kutub-utara magnet di selatan. Penamaan ini
berbeda dengan penamaan kutub-kutub magnet yang digunakan manusia.
Penamaan kutub magnet yang didasarkan pada manusia didasarkan pada arah
mata angin yang ditunjuknya. Apa maksudnya? Maksudnya adalah arah kutub
yang ditunjukkan magnet buatan manusia, menunjukkan arah kutub yang
berlawanan dengan kutub bumi. Misalnya kutub yang didasarkan oleh manusia
itu selatan (pada magnet kompas), maka itu menandakan kutub buminya adalah
selatan, begitu juga sebaliknya. Keberadaannmedannmagnetik bumi ini
memberikan keuntungannbagi kehidupanndi planet bumi karena melindungi
bumindari bahaya radiasi elektomagnetik matahari atau dikenal sebagai sabuk
Van Allen.

2) Magnet Buatan
Jika magnet alam dalam kejadinnya tidak ada pengaruh dari luar atau campur
tangan manusia, lain hal ini dengan magnet buatan. Magnet buatan ada karena
ada pengaruh dari lauar yaitu ada campur tangan manusia yang dibuat secara
sengaja. Bahan untuk magnet buatan ini dipilih umumnya berbahan dasar dari
besi, baja, nikel atau paduan antara alumunium, nikel dan kobalt (alnico).

c. Sifat kemagnetan bahan


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa magnet dapat menarik benda-
benda berbahan tertentu saja misalnya besi, baja dan logam-logam tertentu. Ia
tidak dapat menarik benda-benda yang berbahan kertas, plastik, karet, kain dan
sejenisnya. Artinya jika demikian maka tidak semua bahan memiliki sifat
kemagnetan yang sama.

Berdasarkan sifat-sifat kemagnetan bahan terhadap pengaruh magnet,


dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu bahan ferromagnetik, bahan
paramagnetik, dan bahan diamagnetik.

1. Bahan Ferromagnetik.
Merupakan bahan yang dapat ditarik kuat oleh magnet. Benda berbahan
ferromagnetik ini sangat mudah dipengaruhi oleh magnet dan juga dapat dengan
mudah dibuat magnet. Contoh bahan yang termasuk ferromagnetik antara lain
logam murni (misalnya besi, nikel, baja, kobalt) ataupun logam paduan (baja-
kobalt, baja-nikel, aluminium-nikel-kobalt (alnico), besi-nikel (permalloy), besi-
nikel-kobalt (perminvar), dan sebagainya.

2. Bahan Paramagnetik
Merupakan bahan yang masih dapat ditarik (dipengaruhi) oleh magnet namun
gaya tarikannya lemah, tidak seperti bahan ferromagnetik. Lemahnya gaya
tarikan ini menyebabkan bahan-bahan paramagnetik tidak dapat dibuat magnet.
Misalnya alumunium, platinum atau platina, mangan, magnesium, timah (tin),
oksigen, dan udara.

3. Bahan Diamagnetik.
Merupakan bahan yang sama sekali tidak terpengaruh oleh magnet. Bahan
diamagnetik ini dalam klasifikasi lain dikelompokkan ke dalam benda
nonmagnetik, karena kesukarannya dipengaruhi oleh magnet, baik ditarik
ataupun dibuat magnet. Bahan ini bertolak belakang dengan bahan
ferromagnetik. Bahan ini mempunyai permeabilitas (angka koefisien
kemagnetan) kurang dari satu. Jika benda diamagnetik di udara atau di ruang
hampa udara didekatkan magnet, maka benda ini akan ditolak oleh magnet itu
sekalipun dengan pengaruh gaya tolak yang sangat kecil. Contoh zat yang
termasuk bahan diamagnetik ialah: emas, tembaga, bismuth, air raksa, seng
murni, timbal, perak, fosfor dan air, kayu, kertas, plastik, dll.

d. Karakteristik magnet
Mempelajari teori kemagnetan, alangkah baiknya Anda mempelajari dahulu
karakteristik magnet. Karakteristik magnet yang dapat diamati antara lain:
1. Sebuah kutub magnet memiliki dua kutub yaitu kutub selatan dan utara.
a. Kutub-kutub yang sejenis apabila didekatkan akan saling tolak menolak

Arah gaya magnet

b. Kutub-kutub yang tidak sejenis apabila didekatkan akan saling tarik-


menarik
Arah gaya magnet

2. Kutub terbesar pada magnet terdapat pada kutub-kutubnya

e. Kutub Magnet
Berkaitan dengan magnet, tidak lepas dari kutub-kutub yang ada pada magnet.
Jika pada penjelasan karakteristik magnet dijelaskan bahwa kutub terbesar
magnet terdapat pada kutub-kutubnya, sekarang kita kenali lebih jauh tentang
kutub magnet.

kutub magnet merupakan sifat unik dan khas yang dimiliki oleh sebuah magnet.
Peristiwa atau kajian kajian kutub magnet ini telah diselidiki oleh de Maricourt
pada tahun 1269. Pada kajian studinya, ia mengamati adanya sepasang kutub
pada benda magnetik yang merupakan kekuatan gaya terbesar pada magnet.
Kutub-kutub ini kemudian dinamakan dengan “kutub utara” dan “kutub selatan”.
Jika dua buah kutub yang sejenis didekatkan maka akan saling menolak, dan
sebaliknya jika kutub yang berlainan atau tidak sejenis didekatkan akan saling
menarik. Anda penasaran? Cobalah Anda praktikkan bersama murid-murid Anda
di kelas nanti.

Gaya saling menolak dan saling menarik pada magnet memiliki perbedaan cukup
penting dengan gaya antar muatan listrik (gaya Coulomb). Pada magnet, kutub
utara dan selatan tidak bisa terpisahkan dan selalu berpasangan, walupun
magnet dipotong menjadi dua bagian, tiga bagian bahkan mungkin menjadi
potongan-potongan kecil, magnet akan tetap memiliki dua kutub utara dan kutub
selatan. Sepasang kutub yang selalu melekat pada magnet walaupun ukurannya
kecil (magnet elementer) dikenal dengan istilah dipole magnet (di = dua, pole =
kutub). Sebuah dipole magnet (memiliki medan magnet yang arahnya dari kutub
utara magnet menuju kutub selatan magnet seperti ditunjukkan pada gambar
1.8. Benda-benda logam (magnetik) yang berada di sekitar medan magnet
tersebut akan mengalami gaya magnetik

Gambar 1.8. Garis gaya pada medan magnet

Lain halnya pada listrik, jika pada magnet dipotong menjadi bagian terkecil ,
maka benda tersebut akan tetap memiliki dua kutub (dipole) yang saling
berpasangan yaitu utara dan selatan, maka pada benda bermuatan listrik
berbeda, benda bermuatan listrik jika diberi perlakuan yang sama dipotong-
potong menjadi bagian yang paling kecil, maka benda tersebut tetap hanya
memiliki satu jenis muatan saja. Jika suatu benda bermuatan listrik positif, maka
benda tersebut tetap bermuatan poisitif, tidak dapat dalam waktu bersamaan
benda tersebut menjadi benda yang bermuatan listrik negatif. Demikian
sebaliknya.

Lalu bagaimana kita dapat mengetahui atau memeriksa kutub suatu magnet?
Untuk dapat mengetahui kutub pada suatu magnet ada banyak cara yang bisa
kita lakukan, antara lain:
1. Siapkan kompas, letakkan dalam kondisi tenang, dalam permukaan yang
datar. Amati jarum kompas. Arah jarum kompas akan selalu menunjuk ke
arah mata angin utara dan selatan. Jarum yang mengarah pada arah
mata angin utama, maka jarum tersebut adalah kutub utaranya magnet
kompas, dan sebaliknya.
Kenapa demikian? Jika kita pahami kembali karakteristik magnet, jika dua
kutub tidak sejenis didekatkan akan saling tarik-menarik dan sebakiknya.
Hal ini menunjukkan pada saat kompas diletakkan dalam kondisi stabil,
maka arah jarum kompas yang mengarah arah utara tertarik dengan
kutub selatan magnet bumi. Oleh karenanya jarum kompas akan dalam
keadaan yang stabil mengarah ke utara dan selatan. Dari penjelasan di
atas dapat kita simpulkan bahwa kutub utara pada magnet kompas,
menunjukkan kutub selatan bumi. Sebaliknya kutub selatan pada magnet
kompas, menunjukkan kutub utara bumi.

2. Cara yang kedua adalah menggantungkan magnet batang dalam kondisi


bebas.

Gambar 1.9. Menggantung magnet untuk memeriksa kutub magnet

Langkahnya adalah gantunglah sebuah magnet batang yang Anda miliki


seperti tampak pada gambar. Tunggu beberapa saat hingga magnet
tersebut menggantung dalam keadaan diam. Amati arah magnetnya, ke
arah mata angin manakah magnet mengarah?. Ulangi kegiatan serupa,
amati kembali magnet yang menggantung. Dari semua kegiatan tersebut
Anda akan mendapatkan bahwa magnet dalam keadaan bebas bergerak
akan selalu mengarah ke utara-selatan arah mata angin.

Bagian yang selalu mengarah ke utara adalah kutub utara magnet,


sedangkan yang selalu mengarah ke selatan adalah kutub selatan
magnet. Penjelasannya seperti pada kegiatan nomor satu. Pada kondisi
ini, kita dapat memeriksa keakuratan penulisan yang ada pada magnet
yang sudah kita miliki di sekolah maupun di rumah. Kegiatan ini bisa Anda
lakukan bersana anak-anak di Kelas.
3. Siapkan magnet jarum, letakkan sedemikain rupa sehingga magnet jarum
dalam kondisi stabil, bergerak bebas dan tegak lurus dengan porosnya.
Amati keadaan jarumnya, maka ia akan selalu menempatkan dirinya sejajar
dengan garis utara-selatan magnet bumi. Ujung jarum magnet yang
menunjukkan arah utara disebut kutub utara, dan ujung jarum yang
menunjuk arah selatan disebut kutub selatan.

Akan tetapi perlu dicatat, kalau kita amati percobaan-percobaan di atas, arah
ujung magnet batang arahnya tidak begitu tepat menunjuk ke arah utara
dan selatan, melainkan sedikit berbelok,dan membuat sudut persimpangan
dengan garis utara-selatan geografis bumi.

Utara
deklinasi

Selatan
Gambar 1.10 Deklinasi

Sudut yang dibentuk oleh garis utara-selatan geografis (bumi) dan garis utara-
selatan magnet batang inilah yang disebut dengan sudut deklinasi. Besar sudut
deklinasi tidak lah konstan, tergantung dimana letak magnet jarum tersebut
terhadap kutub utara-selatan magnet bumi. Ini berarti, sudut deklinasi di
Teheran (ibu kota Iran) berbeda dengan sudut deklinasi di New York. Tentu saja
ada tempat - tempat yang mempunyai sudut deklinasi yang sama; garis yang
menghubungkan tempat –tempat ini, dalam peta, disebut garis isodeklinasi.
Bagaimana patokan kasar untuk menentukan hal ini?

Demikian juga kalaunmagnetnjarumndipasang pada sudut mendatarnsehingga ia


dapat berputar bebas, maka jarum itu akan sedikitnmenunjuk ke bawah. Sudut
yang dibentuk pada garisnmendatarn(horisontal)ndenganngaris kutub utara-
selatan magnet jarum disebut sudut inklinasi. Besar sudut inklinasi ini pada
setiap di muka bumi tidak sama besarnya, misalnya di kutub utara sudut inklinasi
besar nya 90o, dan di katulistiwa sama dengan nol.

Utara

inklinasi

Selatan
Gambar 1.11 Inklinasi

f. Bentuk Magnet
Bentuk magnet secara umum bentuk dasarnya ada tiga jenis, yaitu magnet
batang, ladam dan jarum. Bentuk-bentuk lainnya dibuat sesuai dengan
kebutuhan. Bentuk magnet yang sering kita jumpai ada beberapa macam
bentuk, antara lain :

Sumber gambar: http://www.imron.web.id/2018/01/gaya-gravitasi-gaya-gesek-dan-gaya.html

Gambar. 1.12. Macam magnet

g. Pembuatan magnet
Seperti kita ketahui magnet berdasarkan kejadiannya ada magnet alam dan
magnet buatan. Magnet buatan ini adalah magnet yang ada campur tangan
manusia dalam proses pembuatannya, tentunya bahan-bahan yang akan
dijadikan magnet buatan ini adalah bahan-bahan dengan klasifikasi tertentu
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada kajian ini, Anda akan
dikenalkan beberapa cara membuat magnet buatan. Cara-cara ini dapat anda
lakukan bersama teman sejawat atau anak-anak di kelas. Berikut cara-caranya;
1. Menggosok

Sumber gambar:
https://informazone.com/cara-membuat-
magnet/

Gambar. 1.13. Teknik membuat magnet dengan menggosok

Cara ini adalah cara dasar dalam membuat magnet. Sebelum Anda mencoba
membuat magnet dengan cara ini, pastikan beberangka langkah berikut:
a. benda-benda yang akan dijadikan magnet harus benda-benda
ferromagnetik, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
b. pastikan bahan-bahan tadi belum menjadi magnet, caranya adalah
dekatkan bahan-bahan yang akan dijadikan magnet tadi ke paku-paku
kecil, jika paku kecil tadi tidak menempel maka benda tadi belum jadi
magnet. Hal ini berguna untuk memastikan proses membuat magnet
dengan cara menggosok ini berhasil atau tidak.
c. Tandai bahan yang akan dijadikan magnet tadi menjadi dua bagian yang
berbeda. Caranya dengan mewarnai salah satu ujungnya dengan cat atau
apapun yang penting terlihat dua bagian yang berbeda.
d. Lakukanlah penggosokan, pastikan pada tahap ini lakukan
penggosokannnya hanya satu arah yang sama, kalau arahnya ke bawah
kebawah terus, jika ke atas keatas terus, jangan dilakukan secara
sembarang (bolak-balik). Lakukan secara teliti dan sabar dalam beberapa
menit.
e. Setelah itu lakukan uji kembali, dekatkan bahan yang sudah digosok tadi
dengan paku-paku kecil yang sudah anda siapkan sebelumnya. Amati apa
yang terjadi. jika bahan tadi mampu mengangkat paku-paku kecil tadi
maka proses pembuatan dengan cara menggosok berhasil, walaupun
kekuatannya tidak terlalu besar.

Oleh karena proses pembuatan magnet dengan cara menggosok ini hasil
magnet buatannnya tidak terlalu kuat (tidak permanen), maka industri-
industri besar jarang menggunakan cara ini sebagai alternatif membuat
magnet buatan. Cara-cara ini biasanya hanya dilakukan untuk percobaan-
percobaan di lembaga-lembaga pendidikan (sekolah dan sejenisnya).

2. Induksi
Proses induksi magnet adalah cara pembuatan magnet dengan mendekatkan
ujung besi atau baja dengan magnet tetap. Ada beberapa hal harus Anda
perhatikan saat membuat magnet buatan dengan cara induksi ini bersama
anak-anak didik di kelas:

Gambar. 1.14. Induksi magnet

a. Pastikan bahan yang akan diinduksi adalah bahan-bahan dalam klasifikasi


ferromagnetik, bahan yang muda didaptkan misalnya berbahan dasar besi
atau baja.
b. Pastikan bahan yang yang akan diinduksi dalam keadaan netral, tidak dalam
kondisi memiliki sifat kemagnetan. Caranya dengan menempelkan ke paku
kecil atau serbuk besi yang tersedia, jika tidak menempel paku kecil atau
serbuk besinya, maka bisa dijadikan bahan untuk diinduksi. Perlakuan ini
penting untuk melihat keberhasilan proses induksi magnet.
c. Sediakan magnet yang akan dijadikan magnet tetap, lebih dari dua atau tiga
jenis magnet dengan ukuran yang berbeda, hal ini untuk memperoleh
perbandingan apakah perbedaaan besar magnet tetap berpengaruh
terhadap hasil induksi.
d. Selalu tandai kutub magnet pada magnet tetap dan tandai dengan tanda
yang berbeda pada bahan yang akan diinduksi dengan tanda yang berbeda
disetiap ujung-ujungnya.
e. Pastikan alat penahan magnet tetap tersedia dan berfungsi dengan baik. Hal
ini agar proses induksi berjalan sesuai rencana.
f. Pastikan paku-paku kecil atau atau serbuk besi atau bahan sejenisnya
tersedia. Bahan bahn ini untuk ujicoba hasil induksi.
g. Lakukan proses induksi, pastiakan magnet tetap dan bahan yang akan
diinduksi terpasang dengan benar. Pastikan juga bahan yang akan dijadikan
induksi tidak menempel pada magnet tetap, tetapi prinsipnya adalah
didekatkan.
h. Lakukan dengan teliti dan sabar, selama lima menit. Ambil bahan yang
sudah diinduksi, lalu coba tempelkan ke paku-paku kecil atau serbuk besi
yang tersedia, apakah dapat menarik paku kecil atau serbuk besi?
i. Jika dapat menarik paku-paku kecil atau serbuk besi, maka proses induksi
magnet telah berhasil.
j. Lakukan percobaan kedua, dengan perlakuan yang berbeda, ukuran magnet
tetapnya diganti dengan ukuran yang lebih besar. Coba Anda bandingkan
hasilnya apakah ada perbedaan hasil induksi? (catatan: waktunya sama 5
menit, bahan yang akan diinduksi diganti dengan yang baru/netral tetapi
berbahan dasar yang sama, ukuran sama.

Pada proses induksi magnet ini, logam yang didekati (mendekati) salah satu
kutub magnet tetap akan memiliki kutub berlawanan dengan magnet tetapnya.
Lihat gambar 1.14. jika kondisinya demikian maka:
Tabel. 1.5. Hasil induksi magnet
Cara induksi Bagian x menjadi Bagian Y menjadi
Kutub selatan Kutub Utara

Cara ini dapat Anda lakukan di kelas bersama anak-anak didik.

Sifat kemagnetan dari hasil induksi magnet ini akan mudah atau sukar hilang
tergantung dari besar gaya koersif bahan yang diinduksinya. Gaya koersif ialah
kemampuan (gaya) untuk mengembalikan kedudukan magnet elementer ke
kedudukan seperti semula, setelah dipengaruhi oleh magnet tetap. Gaya koersif
pada besi jauh lebih besar daripada gaya koersif pada baja, oleh karena itu
kekuatan kebertahanan sifat magnet pada besi lebih kecil (lebih cepat hilang
sifat kemagnetannya) daripada bahan yang dari baja.

3. Elektromagnetik
Proses elektromagnetik merupakan proses
pembuatan magnet buatan dengan cara
mengaliri listrik (DC) pada sebuah batang
besi atau baja yang dililiti kawat penghantar.
Bagian A dan B ketika dialiri listrik akan
Sumber gambar: beruba menjadi kutub-kutub magnet.
http://fismath.com/cara-membuat-
magnet-dengan-cara-induksi-
gosokandan-elektromagnetik/
Perhatikan tabel 1.6.
Gambar. 1.15. Elektromagnetik
Tabel 1.6. Proses elektromagnetik
Proses elektromagnetik Arah arus yang Bagian A Bagian B
dihasilkan menjadi menjadi

Kutub utara Kutub selatan

Kutub selatan Kutub utara

Kekuatan gaya magnet dengan cara elektromagnetik dipengaruhi oleh besar


kecilnya kuat arus yang mengalir pada lilitan kawat, dan juga bergantung pada
banyak lilitan kawat di sekitar batang logam atau bahan sejenisnya tersebut.

h. Bagaimana suatu bahan bersifat magnet


Penjelasan suatu bahan dapat bersifat magnet ini ada beberapa teori, salah
satunya adalah teori Webber dan teori Weis.

Teori Webber menyatakan bahwa semua benda terdiri dari molekul-molekul yang
memiliki sifat magnet yang disebut magnet elementer. Suatu benda bersifat
magnet bergantung pada bagaimana struktur magnet elementernya sendiri. Jika
struktur atau letak magnet elementer pada bahan ferromagnetik tersebut tidak
tidak teratur, atau dalam arti saling menetralkan maka maka bahan
ferromagnetik tersebut tidak lagi memiliki sifat magnet. Lain halnya dengan
benda yang memiliki sifat magnetik, susunan magnet elementernya teratur dan
mengarah ke satu jurusan, sehingga satu dengan lainnya saling memperkuat.

Teori yang kedua adalah teori Weiss. Teori ini menjelaskan konsep magnet
dengan menggunakan teori elektron. Menurut teori Weis, setiap atom pada suatu
benda terdiri dari inti dan elektron-elektron yang beredar mengelilingi intinya
sesuai dengan orbitnya. Di samping berputar mengelilingi inti menurut garis
edarnya, elektron-elektron itu juga berputar sekeliling sumbunya masing-masing.
Akibat perputaran pada sumbu elektron ini terjadilah kutub-kutub magnet
elementer, yaitu kutub utara dan selatan.

Perputaran elektron-elektronnmenurut sumbunya iniaada positif dannada yang


negatif; artinya arah perputarannitu ada yang searah dan ada yang berlawanan
arah. Kemudian, perputaran elektron menurut sumbunya disebut puntiran
elektron. Puntiran-puntiran elektronnyang tidak searah serta letak poros-poros
elektron tidak teratur menyebabkan kutub-kutub magnet elementer pada poros
elektron saling memperlemah (menetralkan) satu dengan lainnya. Kelompok-
kelompok elektron yang memiliki puntiran searah disebut juga Kompleks Weiss
atau Kelompok Weiss, dan ini akan saling memperkuat sehingga merupakan
magnet-magnet kecil di dalam atom-atom benda.

Bahan-bahan ferromagnetik mudah dipengaruhi oleh magnet karena arah


puntiran elektron-elektronnya mudah diarahkan. Di antara bahan yang sudah
dijadikan magnet ada yang mudah kembali seperti semula, dan ada pula yang
tidak dapat kembali atau hampir tidak dapat kembali seperti semula. Kekuatan
untuk mengarahkan puntiran elektron seperti semula disebut gaya koersif
(coercive force). Gaya koersif besi lunak dan pelat-pelat dinamo lebih besar
daripada gaya koersif baja atau logam campuran. Artinya, gaya tolak-menolak
atau tarik-menarik kutub-kutub elektron besi dan pelat dinamo juga lebih besar.

i. Garis-Garis Gaya dan Kuat Medan Magnet


Pada pembentukan garis-garis gaya ini dapat Anda lakukan dengan cara siapkan
kertas diatas magnet, berilah serbuk besi di atas kertasnya lalu ketuk-ketuklah
kertasnya, amati apa yang terjadi. Perlakuan anda tadi akan membentuk seperti
gambar 1.16.

Gambar.1.16. Garis-garis gaya magnet

Pola-pola seperti pada gambat tersebut menandakan serbuk besi tersusun


sedemikian rupa sehingga susunannya membentuk garis-garis yang
menghubungkan kutub utara dan kutub selatan magnet. Jika Anda lihat gambar
1.16. Garis-garis yang terbentuk pada kertas tersebut menandakan adanya
pengaruh gaya kutub utara dan kutub selatan magnet terhadap sekitarnya,
sehingga arah garis-garis tersebut dengan mudah dapat dilihat. Pengaruh gaya
kutub-kutub magnet yang menyebabkan garis-garis tersebut dinamakan garis
gaya. Garis gaya magnet ini dimulai dari kutub utara dan berakhir pada kutub
selatan magnet.

Pengaruh gaya pada daerah (titik-titik sekeliling kutub magnet) ini tidaklah sama,
baik pengaruh gaya tolak-menolak maupun pengaruh gaya tarikmenarik.
Semakin jauh dari kutub magnet maka semakin berkurang pengaruh gaya itu.
Besar gaya tolak atau gaya tarik kutub magnet berbanding terbalik dengan jarak
kuadrat dari kutub yang bersangkutan. Titik-titik di dalam ruangan di mana
masih terdapat pengaruh gaya magnet dinamakan medan magnet.

j. Memelihara Magnet
Seiring bertambahnya waktu, kekuatan suatu magnet dapat berkurang atau bisa
juga hilang atau melemah. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk
dapat mempertahankan kualitas magnet buatan yang Anda miliki agar magnet
dapat dipergunakan dalam waktu relatif lama. Akan tetapi sebelum mempelajari
bagaimana cara merawat magnet dengan benar, terlebih dahulu kita ketahui
faktor-faktor penyebab kualitas sifat magnet dapat berkurang. Apa saja itu:
1. Pemanasan
Panas yang mengenai batang magnet
berpengaruh terhadap pergerakan magnet
elementer bergerak lebih cepat. Pergerakan
yang cepat ini berpengaruh terhadap kecepatan
perubahan susunan magnet elementer menjadi

Sumber gambar:
tidak teratur. Ketidakteraturan susunan magnet
https://www.slideshare.net/novi_hudi/
kemagnetan-31804017 elementer inilah yang berpengaruh terhadap
Gambar.1.17. lemahnya atau hilangnya sifat kemagnetan
Pemanasan magnet
pada suatu benda.
2. Pemukulan/dijatuhkan
Pemukulan atau benturan keras antara
magnet dengan benda lainnya juga
berpengaruh terhadap susunan magnet
elementer, sehingga tidak lagi teratur.
Ketidakteraturan ini yang menjadi
Sumber gambar:
https://www.slideshare.net/novi_hudi/ penyebab hilangnya atau lemahnya sifat
kemagnetan-31804017

Gambar.1.18. kemagnetan pada suatu benda.


Pemukulan magnet

3. Dialiri arus bolak balik (AC)


Seperti kita ketahui, pada kajian tentang
proses dasar pembuatan magnet yang
pertama adalah dengan cara menggosok.
Proses menggosok ini salah satu syarat
yang harus diperhatikan adalah prosesnya
Sumber gambar:
https://www.slideshare.net/novi_h harus dengan arah yang sama, tidak boleh
udi/kemagnetan-31804017
Gambar.1.19.
bolak-balik, hal ini agar diperoleh susunan
Magnet dialiri listrik AC
pada magnet elementer teratur.
Sehingga pemberian arus bolak-balik (AC) bolak-balik pada magnet ini salah satu
syarat yang bertentangan dengan proses dasar pembuatan magnet yang harus
dilakukan satu arah. Adanya arus bolak balik pada magnet otomatis membuat
susunan magnet elementer tidak lagi teratur, sehingga kekuatan sifat suatu
magnet melemah dan atau bahkan hilang.

Setelah Anda memahami faktor-faktor penyebab lemahnya atau hilangnya sifat


kemagnetan pada suatu benda, pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus
Anda lakukan untuk tetap menjaga kualitas magnet. Jawaban sederhananya
tentu jangan dibanting, jangan dipukul-pukul, jangan dipanasi, dan jangan dialiri
listrik bolak-balik. Adakah cara lain? Ada. yaitu menyimpan magnetnya harus
benar. Proses menyimpan magnet yang benar adalah dengan pemberian
penguat berupa jangkar (angker) dari besi lunak dan diletakkan sebagai penutup
pada kutub-kutub magnet, seperti pada gambar 1.20.

Jangkar S U
U S

Jangkar
Gambar 1.20. Menyimpan magnet menggunakan jangkar

Dengan cara ini, tujuannya adalah agar garis-garis gaya magnet yang keluar dari
kutub utara dan masuk ke kutub selatan magnet akan melalui jangkar (angker),
dan hampir tidak ada yang melalui udara. Cara lain yang bisa kita lakukan adalah
dengan cara menjauhkan magnet dari benda-benda yang dapat ditarik oleh
magnet. Artinya magnet harus disimpan mandiri, terpisah atau menjauh dari
bahan-bahan ferromagnetik.
Melalui pemahaman ini, semoga dapat melatih sikap ilmiah para pendidik dan
peserta didik untuk meninggalkan kebiasaan buruk dalam memperlakukan
magnet. Agar kemanfaatannya dapat dirasakan lama.

Anda mungkin juga menyukai