Anda di halaman 1dari 41

“PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA

TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA MURID KELAS III SD

INPRES PERUMNAS 1 MAKASSAR”

OLEH:

MUNAWWARAH H.A

1747042006

M6.1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan SISDIKNAS tahun 2003 pasal 3 pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung

jawab. Dari sini dapat di ambil kesimpulan bahwa negara Indonesia

mengharapkan setiap warga negaranya berpendidikan. Hal itu di tekankan di

dalam UUD 1945 alinea ke-3 bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam mencerdaskan kehidupan bangsa masyarakat harus pandai

membaca, menulis dan berhitung. Hal ini di tekankan dalam SISDIKNAS tahun

2008 pasal 4 ayat 5 pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya

membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga negara. Pendidikan dasar

bukan cuman guru di sekolah dasar akan tetapi orang tua. Juga pasal 7 ayat 2

menjelaskan orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan

pendidikan dasar kepada anaknya.

Akan tetapi banyaknya orang tua yang kurang memperhatikan kebutuhan

anaknya, membuat anak kurang mampu mengembangkan kemampuan mereka

sehingga potensi dalam diri anak tidak dapat tereksplorasi secara maksimal. Salah

satu kebutuhan anak yakni pembimbingan anak saat belajar di rumah serta

perhatian orang tua kedapa anaknya. Disamping itu, banyaknya perubahan yang
terjadi pada dunia sekolah menyebabkan sebagian murid (anak) tidak dapat

memaksimalkan kemampuan mereka sebagai individu yang memiliki potensi

yang bervariasi.

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa

kepada anak atau siswa untuk mencapai tujuan yaitu kecerdasan dan

kedewasaan. Dalam batasan tersebut terdapat beberapa aspek yang berhubungan

dengan usaha pendidikan yaitu bimbingan sebagai suatu proses orang dewasa

sebagai pendidik anak dan tujuan belajar serta perhatian orang tua sebagai pondasi

awal dalam proses bimbingan belajar anak.

Bimbingan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pendidikan yaitu membantu siswa agar berkembang secara optimal.

Dengan demikian, hasil pendidik sesungguhnya akan tercermin pada

pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis

maupun sosial.

Menurut Crow & Crow (Prayitno, 2004: 94) bimbingan adalah bantuan

yang diberikan oleh seseorang, yang memiliki kepribadian yang memadai dan

terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya

mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya

sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri.

Menurut A J Jones (2008) bimbingan belajar merupakan suatu proses

pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan

pemecahan masalah dalam kehidupannya. Sementara menurut Bimo Walgito

(2004: 5) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada


individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-

kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu tersebut

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Sedangkan perhatian orangtua menurut Bimo Walgito (1989 : 43)

perhatian pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Berdasarkan pengertian ialah

perhatian orang tua yang ditujukan pada kegiatan belajar anak terutama pada

proses belajar anak di rumah dan di sekolah.

Kebanyakan orang tua memilih untuk menyerahkan sepenuhnya putra dan

putri mereka ke sekolah sehingga tidak memberikan pendidikan dasar di rumah.

Hal ini tentu saja berdampak pada perkembangan murid di sekolah. Implikasi

yang muncul adalah anak lebih suka bermain di rumah dapat berdampak di

sekolah, mengabaikan pelajaran dan proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena

itu, bimbingan belajar bukan hanya dapat dilakukan oleh suatu badan pendidikan

yang berpengalaman tetapi dapat pula dilakukan oleh orang tua di rumah dengan

cara memperhatikan anak sebagai pondasi awal bimbingan belajar dengan

mengatur jadwal bimbingan berdasarkan waktu anak dan orang tua, dimana orang

tua berperan sebagai guru dari anak-anak mereka.

Ditingkat sekolah dasar, kebanyakan murid mengalami kesulitan di

beberapa mata pelajaran, salah satunya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dimana

murid belum mampu membaca secara maksimal dikarenakan pembelajaran di

sekolah atau penerapan guru sangatlah monoton dalam pemberian pembelajaran

membaca di sekolah dasar.


Berdasarkan kenyataan yang terjadi di SD Inpres Perumnas 1 Makassar.

Menunjukkan bahwa ada beberapa murid belum mampu membaca disebabkan

bosan dan memilih untuk bermain dengan temannya. Meskipun guru telah

menerapkan beberapa model pembelajaran serta metode untuk meningkatkan

kualitas belajar, akan tetapi pada kenyataannya ada beberapa murid yang

mendapatkan nilai dibawah standar disebabkan belum mampu membaca secara

maksimal.

Berdasarkan masalah dan kondisi realitas tersebut maka peneliti

mengangkat judul yakni “Pengaruh Bimbingan Belajar dan Perhatian Orang Tua

Terhadap Hasil Belajar Membaca Murid Kelas III SD Inpres Perumnas 1

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

skripsi ini, yakni:

1. Bagaimanakah bimbingan belajar murid kelas III SD.

2. Bagaimanakah perhatian orang tua murid kelas III SD.

3. Bagaimanakah hasil belajar membaca murid kelas III SD.

4. Apakah ada pengaruh bimbingan belajar terhadap hasil belajar membaca

murid kelas III SD.

5. Apakah ada pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar membaca

murid kelas III SD.


6. Apakah ada pengaruh berarti bimbingan belajar dan perhatian orang tua

terhadap hasil belajar murid kelas III SD.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bimbingan belajar murid kelas III SD.

2. Untuk mengetahui perhatian orang tua murid kelas III SD.

3. Untuk mengetahui hasil belajar membaca murid kelas III SD.

4. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar terhadap hasil belajar

membaca murid kelas III SD.

5. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar

membaca murid kelas III SD.

6. Untuk mengetahui pengaruh berarti bimbingan belajar dan perhatian orang

tua terhadap hasil belajar membaca murid kelas III SD.

D. Manfaat Penulisan

Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik

manfaat teoritis maupun manfaat praktis, sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai bahan informasi bagi akademis untuk peningkatan kualitas

pendidikan, khususnya penanganan terhadap anak yang memiliki

kesulitan dalam belajar.


b. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang akan

mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.

2. Manfaat praktis:

a. Sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan orang tua, bahwa

pendidikan tidak sepenuhnya diserahkan kepada guru di sekolah.

b. Sebagai masukan bagi murid bahwa belajar dapat lebih

menyenangkan apalagi belajar bersama keluarga.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Bimbingan Belajar

a. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar sebagaimana diungkapkan oleh (Abu Ahmadi dan

Ahmad Rohani : 1991) bahwa bimbingan belajar merupakan seperangkat usaha

bantuan kepada peserta didik agar dapat membuat pilihan, mengadakan

penyesuaian, dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pengajaran atau

belajar yang dihadapinya. Artinya, bimbingan belajar adalah upaya pembimbing

membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan belajar saat proses

belajar mengajar.

Sedangkan menurut (A Crow dan Crow L : 2001) bimbingan belajar

merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik

pada orang lain yang dimana usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani

kegiatan dalam hidupnya.

Jadi, bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar

yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam

banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang

lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat

diterapkan dalam kehidupannya.


Sehingga bimbingan belajar di rumah adalah proses belajar yang diberikan

oleh orang tua murid di rumah guna membantu murid dalam memahami suatu

masalah yang dapat membantunya dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

b. Tujuan Bimbingan Belajar

Djumhur & Mohammad Surya : 1978. Menjelaskan bahwa tujuan dari

bimbingan belajar ialah membantu siswa agar mendapatkan penyesuaian yang

baik dalam situasi belajar. Dengan bimbingan ini diharapkan setiap siswa dapat

belajar dangan sebaik mungkin, sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Menurut Syamsu Yusuf & Nurihsan, 2005 : 15. Tujuan dari bimbingan

belajar adalah :

a. Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian
terhadap semua pelajar, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar.
b. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
d. Memiliki keterampilan menetapkan tujuan dan perencanaan penidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas memantapkan diri
dalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Berdasarkan dari tujuan-tujuan bimbingan belajar yang telah dikemukakan

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari layanan bimbingan belajar

adalah membantu murid keberhasilan belajar dan mengembangkan semua potensi

siswa secara optimal dengan cara memberikan motivasi untuk belajar sepanjang
hayat melalui kebiasaan kegitan belajar yang positif dan efektif sesuai dengan

kemampuan, minat dan kesempatan yang ada untuk mencapai tujuan dari

perencanaan pendidikan dengan kesiapan mental agar siswa mampu belajar

mandiri.

c. Sistem dan Teknik Layanan Bimbingan

Beberapa sistem pendekatan dan teknik layanan bimbingan

(www.makalahdanskripsi.blogspot.com, 2010: 2), yakni:

a. Pendekatan Direktif

Adalah suatu proses pendekatan yang mana yang menjadi pusatnya yaitu

konselor, bukan klien. Dalam pendekatan ini, Wiliamson mengemukakan

beberapa alasan dilakukannya pendekatan ini, antara lain:

1) Anak yang belum matang mendiagnosis sendiri, sukar memecahkan


masalah yang dihadapinya tanpa bantuan pihak lain.
2) Anak yang berkesulitan, walaupun telah diberi arahan untuk
melakukan sesuatu agar dapat mengatasi masalahnya, tetap saja tidak
berani melakukannya.
3) Mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa
bantuan orang lain.

b. Pendekatan Non-Direktif

Adalah suatu proses pendekatan dimana yang menjadi pusatnya yaitu klien,

bukan konselor. Dalam pendekatan ini, Cart Rogers mengemukakan

beberapa alasan dilakukannya pendekatan ini, antara lain:

1) Tiap individu mempunyai kemampuan yang besar untuk


menyesuaikan diri serta mempunyai dorongan yang kuat untuk berdiri
sendiri.
2) Pembimbing hanya sebagai pengantar dan membantu klien dalam
menciptakan suasana damai.
c. Pendekatan Eclective

Dalam pendekatan ini, FP Robinson mengemukakan beberapa alasan

dilakukannya pendekatan ini, antara lain:

1) Masalah dan situasi penyuluh selalu berbeda yang tak terbatas pada
satu bidang kehiudpan.
2) Langkah-langkah pembimbing harus selalu disesuaikan dengan
keperluan yang dituntut oleh situasi bimbingan.

Dan beberapa teknik dalam bimbingan belajar yang dapat dilakukan oleh

guru pembimbing antara lain:

a. Menghimpun data dan informasi mengenai individu yang bersangkutan.

b. Menciptakan hubungan yang baik dengan klien serta memberikan informasi

yang meyakinkan dan memberikan pilihan rencana yang dapat dilakukan

untuk mengatasi masalahnya.

d. Bentuk-bentuk Bimbingan Orang Tua

Adapun bentuk-bentuk bimbingan orang tua di rumah,

(www.pangandaraninfo.com) yaitu:

a. Memberikan Nasihat

Bentuk dari bimbingan orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak.

Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah,

berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah

memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak terhadap

kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu

perbuatan yang baik.


Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di rumah. Dengan

demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan anaknya dalam

belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu

usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat

meningkatkan prestasi belajarnya.

Dalam upaya memberikan bimbingan, di samping memberikan nasihat,

kadang kala orang tua juga dapat menggunakan hukuman. Hukuman diberikan

jika anak melakukan sesuatu yang buruk, misalnya ketika anak malas belajar atau

malas masuk ke sekolah. Tujuan diberikannya hukuman ini adalah untuk

menghentikan tingkah laku yang kurang baik, dan tujuan selanjutnya adalah

mendidik dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku yang

tidak baik.

b. Pengawasan Belajar

Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya

pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan anak

tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut dalam arti mengontrol

atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan yang diberikan orang tua

dimaksudkan sebagai penguat disiplin agar pendidikan anak tidak terbengkalai,

karena terbengkalainya pendidikan seorang anak tidak saja akan merugikan

dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan hidupnya.

Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam

masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang
dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan

anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian

orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih

hasil belajar yang maksimal.

Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan

anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak

yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukkan tanda-

tanda penyimpangan, maka orang tua yang bertindak sebagai pengawas harus

segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama pada

akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya.

c. Pemberian Motivasi

Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya

mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar

bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban

memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika anak tersebut memiliki prestasi

yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada anaknya untuk meningkatkan

aktivitas belajarnya.

Untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu

memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu

sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung

jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak

untuk lebih giat dalam belajar.


Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu

sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang tua akan

bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan.

Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi

baik ataupun kurang baik dari berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara

belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua

itu tidak memberatkan anak.

e. Pemenuhan Kebutuhan Belajar

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk

menunjang kegiatan belajar anak. Kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar

anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan

kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah

baginya untuk belajar dengan baik.

Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak

positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan

belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala

kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan

termotivasi dalam belajar.

Mengenai perhatian terhadap kebutuhan belajar, kaitannya dengan

motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Hal itu dapat diketahui

bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti anak merasa diperhatikan

oleh orang tuanya.


Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk unsur yang sangat penting

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Karena buku merupakan salah satu

sumber belajar, di samping sumber belajar yang lain. Dengan dicukupinya buku

yang merupakan salah satu sumber belajar, akan memperlancar proses belajar

mengajar di dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga

akan dapat meningkatkan semangat belajar bagi anak. Dengan demikian sudah

sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi

kebutuhan belajar anak.

2. Perhatian Orang Tua

a. Pengertian Perhatian Orang Tua

Menurut Purwandari 2006 dalam modul pembelajaran psikilogi umum,

dijelaskann bahwa perhatian merupakan peningkatan kesadaran dari seluruh

fungsi jiwa untuk dipusatkan pada sesuatu hal baik yang ada diluar maupun ada

didalam diri seseorang. Sedangkan Suryabrata, Sumadi (2004: 14), menjelaskan

pengertian perhatian sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu

aktivitas yang dilakukan. Dalam Depdiknas ( 2001: 802 ) disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan orang tua adalah orang yang dihormati (disegani).

Menurut Slameto (2010: 105) perhatian adalah kegiatan yang dilakukan

seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari

lingkungannya, sedangkan menurut Baharuddin (2007: 178) perhatian adalah

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada

suatu sekumpulan objek. Misalnya seorang sedang memperhatikan suatu benda,


hal ini berarti seluruh aktivitas orang tersebut dicurahkan atau dikonsentrasikan

pada benda tersebut.

Menurut Bimo Walgito (1989: 43) perhatian adalah pemusatan atau

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau

sekumpulan objek. Kartono, Kartini (1996: 111) menjelaskan perhatian

merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran yang menyebabkan

bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi dan pembatasan kesadaran terhadap satu

objek.

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan

merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk

suatu keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh,

membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan

anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi yang menyebabkan bertambahnya aktivitas individu

terhadap suatu objek yang memberikan rangsangan kepada individu tersebut,

sehingga ia mempedulikan objek yang memberikan rangsangan tersebut. Dengan

demikian perhatian orang tua merupakan pemusatan atau konsentrasi orang tua

terhadap anaknya yang menyebabkan bertambahnya aktivitas orang tua yang

ditujukan kepada anak-anaknya terutama dalam pemenuhan kebutuhan baik

secara fisik maupun non fisik.


b. Faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua merupakan keaktifan jiwa yang diarahkan kepada

suatu objek tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi.

Menurut ahli ada beberapa faktor yang mempengaruhi perhatian.

Menurut abu Ahmadi (1992 : 150), faktor-faktor yang mempengaruhi

perhatian orng tua adalah sebagai berikut :

1) Pembawaan, adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek

yang direksi, maka sedikit banyak akan timbul perhatian pada objek

tertentu.

2) Latihan dan kebiasaan, meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan, tetapi

karena hasil dari latihan dan kebiasaan dapat menyebabkan mudah

timbulnya perhatian.

3) Kebutuhan, adanya kebutuhan sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian

terhadap objek tersebut. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan

dorongan mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya.

4) Kewajiban, di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus

dipenuhi oleh orang tua. Maka demi terlaksananya suatu tugas, apa yang

terjadi kewajibannya akan dijalankan dengan perhatian.

5) Keadaan jasmani, sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat

mempengaruhi perhatian terhadap anak, anak selalu membutuhkan perhatian

kapan saja.
6) Suasana jiwa, keadaan batin perasaan, fantasi, pikiran, dan sebagainya

sangat mempengaruhi perhatian, mungkin dapat membantu dan juga

mungkin dapat menghambat perhatiannya kepada anak.

7) Suasana sekitar, adanya bermacam-macam perangsang disekitar kita dapat

mempengaruhi perhatian.

8) Kuat tidaknya perangsang anak itu sendiri, kuat tidaknya perangsang yang

bersangkutan dengan anak, perhatian sangatlah mempengaruhi.

Sedangkan Menurut Mohammad Surya (2004: 96), ada beberapa faktor

yang mempengaruhi perhatian individu sebagai berikut: (a) Minat, seberapa besar

individu merasa suka/tidak suka terhadap sesuatu. Karena sesuatu yang diminati

akan lebih menarik perhatian; (b) Kondisi fisik/kesehatan, kondisi fisik yang baik

akan meningkatkan perhatian individu terhadap sesuatu, sebaliknya jika kondisi

fisik yang kurang baik perhatian terhadap suatu objek akan berkurang; (c)

Keletihan, jika individu sedang merasa keletihan maka ia akan sukar untuk

memperhatikan sesuatu; (d) Motivasi, individu yang memiliki motivasi yang besar

akan lebih banyak memperhatikan sesuatu, karena dengan motivasi yang besar

akan lebih merangsang objek untuk melakukan sesuatu; (e) Kebutuhan perhatian,

individu yang membutuhkan perhatian secara langsung atupun tidak langsung ia

akan memperhatikan orang lain; (f) Harapan, perkiraan individu terhadap suatu

tujuan akan mendorong individu tersebut untuk dapat lebih banyak memberikan

perhatian; (g) Karakteristik kepribadian, sifat-sifat pribadi individu akan

mempengaruhi kualitas perhatiannya terhadap segala sesuatu.


Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perhatian adalah dari pembawaan, latihan dan kebiasaan,

kebutuhan, kewajiban, keadaan jasmani, suasana jiwa, suasana sekitar, kuat

tidaknya perangsang dari objek itu sendiri, minat, Kondisi fisik/kesehatan,

keletihan, motivasi, kebutuhan perhatian, harapan, karakteristik kepribadian.

c. Jenis-jenis Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, seperti

yang dikemukakan oleh para ahli.

Menurut Baharuddin (2007: 179-181) perhatian dapat dibedakan menjadi

beberapa macam yaitu:

1) Perhatian spontan dan tidak spontan

Perhatian spontan yakni perhatian timbul dengan sendirinya (bersifat

pasif). Perhatian spontan ini berhubungan erat dengan minat individu

terhadap suatu objek, sedangkan perhatian tidak spontan yakni perhatian

yang timbul dengan disengaja. Oleh karena itu, harus ada kemauan yang

menimbulkannya (berifat aktif).

2) Perhatian sempit dan perhatian luas

Perhatian yang sempit ialah perhatian individu pada suatu saat yang

hanya memerhatikan objek yang sedikit atau terbatas. Sedangkan perhatian

yang luas adalah perhatian individu yang pada suatu saat dapat

memerhatikan objek yang banyak sekaligus.


3) Perhatian kosentratif (memusat) dan perhatian distributif (terbagi-bagi)

Perhatian konsentratif ialah perhatian yang ditujukan kepada suatu

objek. Misalnya seorang yang sedang memancing ikan, seorang pemburu

yang sedang menembak binatang. Sedangkan distribusi ialah yang ditujukan

pada beberapa objek pada waktu yang sama. Misalnya seseorang yang

sedang mengetik, seorang supir yang sedang mengendarai kendaraannya.

4) Perhatian statis dan perhatian dinamis

Perhatian statis adalah individu yang memiliki perhatian yang semacam

ini sukar memindahkan perhatiannya dari suatu objek ke objek lain.

Sedangkan perhatian dinamis adalah bilamana pemusatannya berubah-ubah

atau selalu berganti objek.

5) Perhatian tingkat tinggi dan perhatian tingkat rendah.

Rentetan derajat perhatian itu mempunyai perbedaan yang kualitatif.

Individu yang mengalami perhatian tingkat tinggi kadang-kadang

melupakan waktu dan keadaan sekelilingnya.

Ada beberapa pendapat terkait dengan berbagai jenis perhatian. Sumadi

Suryabrata (2004: 14-16) mengemukakan bahwa macam-macam perhatian adalah

sebagai berikut: (a) Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran

yang menyertai sesuatu aktifitas atau pengalaman batin, dibedakan menjadi:

perhatian intensif dan perhatian tidak intensif; (b) Atas dasar cara timbulnya

dibedakan menjadi: perhatian spontan (perhatian tak sekehendak atau perhatian

tak disengaja) dan perhatian sekehendak (perhatian disengaja atau perhatian


refleksif); (c) Atas dasar luasnya objek yang mengenai perhatian, dibedakan

menjadi: perhatian terpencar (distributif) atau perhatian terpusat (konsentratif).

Dari uraian di atas dapat diketahui ada bermacam-macam jenis perhatian

yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Orang tua yang satu dengan orang tua

yang lain cara mengungkapkan perhatian kepada anaknya jelas berbeda-beda.

Perhatian orang tua merupakan bentuk kasih sayang, kepedulian maupun simpati

orang tua terhadap keadaan anaknya. Bentuk kasih sayang orang tua yang

merupakan perhatian orang tua terhadap anaknya sangat beragam. Misalnya orang

tua memberi dorongan belajar kepada anak agar mencapai prestasi yang

memuaskan. Selain itu orang tua yang membimbing kegiatan belajar anak yaitu

dalam penyediaan waktu belajar. Juga orang tua yang memperhatikan tentang

maju mundurnya belajar anak. Bentuk kepedulian orang tua terhadap anaknya

meliputi penyediaan fasilitas belajar.

Ada juga yang setiap kenaikan kelas orang tua membelikan seragam

sekolah baru. Dan menjadi teman diskusi mengenai pelajaran anak. Bentuk

simpati orang tua terhadap keadaan anak yaitu bantuan mengatasi masalah

sewaktu anak mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Selain

itu orang tua yang memberi penghargaan pada anak setelah anaknya mendapatkan

nilai yang bagus. Pada saat hasil ulangan anak jelek, orang tua tetap memberi

semangat kepada anak agar anak tetap bersemangat dan berusaha agar yang akan

datang nilainya dapat lebih bagus dari yang sudah-sudah.


d. Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua

Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek.

Taraf kesadaran akan meningkat jika jiwa dalam mereaksi sesuatu juga

meningkat. Perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran terhadap

sesuatu.

Abraham Maslow (Slameto, 2010: 74) menggolongkan kebutuhan manusia

menjadi tujuh tingkatan, apabila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan

pertama yaitu kebutuhan fisiologis. Misalnya, baru ia akan berusaha memenuhi

kebutuhan selanjutnya, kebutuhan akan merasa aman.

Selengkapnya tujuh tingkat kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow

(Slameto, 2010: 74) adalah sebagai berikut:

a) Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi

segera, seperti makan, minum, berpakaian dan tempat tinggal.

b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan

Kebutuhan rasa aman dan perlindungan merupakan kebutuhan seseorang

untuk memperoleh keselamatan, keamanan, perlindungan dari bahaya dan

penyakit dan sebagainya.

c) Kebutuhan sosial

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan seseorang untuk disukai dan

menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, berkelompok, dan bermasyarakat.

d) Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan seseorang untuk memperoleh kehormatan, penghormatan,

pujian, penghargaan dan pengakuan.


e) Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan seseorang untuk memperoleh kebanggaan mengembangkan

bakat, berkreasi, dan memaksimalkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.

f) Kebutuhan akan mengetahui dan mengerti

Kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya, mendapatkan

keterangan-keterangan dan mengerti tentang sesuatu.

g) Kebutuhan estetik

Kebutuhan estetik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan

keindahan, kebutuhan ini dimanifestasikan dengan kebutuhan akan

keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa orang tua yang menaruh perhatian yang besar

kepada anaknya tercermin dalam perilaku, pemenuhan kebutuhan dasar anak, yang

meliputi kebutuhan psikologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan

sosial, kebutuhan penghargaan, kebuthan aktualitas diri, kebutuhan akan mengetahui

dan mengerti dan kebutuhan setetik. Selain itu perhatian orang tua dapat membantu

kesulitan belajar yang dialami anak seperti selalu menanyakan kepada anak, apakah

ada yang kekurangan dimengerti atau tidak tahu tadi pada waktu di sekolah.

3. Konsep belajar

a. Pengertian belajar

Menurut Mohammad, Surya (1997). Belajar dapat diartikan sebagai suatu

proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh pembaruan perilaku baru

secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Artinya belajar adalah proses pembaruan

perilaku keseluruhan dimana hasil dari itu membentuk pengalaman.

Sedangkan menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan

di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditimpakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkat laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pamahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-

lain.

Dapat disimpulkan belajar membaca ialah latihan dari ketampilan yang

diperlukan untuk mengerti maksud di balik kata-kata yang tertera. Bagi pembaca

wajar, keterampilan membaca kerap terasa biasa, mudah dan otomatis. Akan

tetapi, proses belajar membaca ialah sesuatu yang rumit karena berdasarkan

keterampilan, pemahaman, daya pikir sebagai objek dari pengalaman.

b. Tujuan Belajar

Tujuan adalah batas cita-cita yang diinginkan dalam suatu usaha. Tujuan

dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan.

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

belajar yang kondusif melalui kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, untuk

mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar

tertentu pula.

Pada dasarnya, belajar pada diri manusia, merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan serta sasaran yaitu:

a. Tujuannya mengubah tingkah laku ke arah yang lebih berkualitas.


b. Sasarannya meliputi tingkah laku penalaran (kognitif), keterampilan

(psikomotor), dan sikap (afektif).

Menurut Sardiman (Surianti, 2008:12) mengemukakan bahwa pada

dasarnya tujuan belajar terdapat tiga jenis, yaitu:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu suatu cara untuk mengembangkan


kemampuan berpikir bagi anak untuk memperoleh pengetahuan dan
kemampuan berpikir.
b. Untuk penanaman konsep dan keterampilan, yaitu suatu cara belajar
menghadapi dan menangani objek-objek secara fisik dan psikis.
c. Untuk pembentukan sikap, yaitu suatu kegiatan untuk menumbuhkan sikap
mental, perilaku dan pribadi anak.

4. Konsep tentang Membaca Permulaan

a. Pengertian Membaca

Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit melibatkan banyak

hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual,

berfikir, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses

menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses

berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal,

interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif (Rahim, 2005).

Membaca merupakan saalah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang

bersifaf reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan

memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru.

Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut

mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya, dan

memperluas wawasannya selain itu melalui contoh pembelajaran membaca guru


dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan belajar dan kreatifitas anak

didik.

Menurut Tarigan (2008: 7) mendefinisikan pengertian membaca adalah

sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-

kata atau bahasa tulis. Membaca mencakup: (1) membaca merupakan suatu

proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif.

Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan

pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam

membentuk makna.

Menurut Rahim (2005: 1), terdapat tiga istilah yang sering digunakan

untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca yaitu: recording,

decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat kemudian

mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang

digunakan. Decoding adalah proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-

kata. Penekanan membaca pada tahap recording dan decoding merupakan proses

perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi

bahasa yang sering disebut dengan istilah membaca permulaan sedangkan

meaning lebih ditekankan di kelas tinggi Sekolah Dasar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian membaca adalah proses memahami dan merekonstruksi makna yang

terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks

bacaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis
antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat fakta

dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan.

b. Proses Membaca

Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa

aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun mental. Menurut Burns (Rahim,

2008: 12) mengemukakan: Bahwa dalam proses membaca terdiri dari sembilan

aspek, yaitu sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran,

asosiasi, sikap dan gagasan.

Proses membaca dimulai dengan sensori visual yang diperoleh indera

penglihatannya. Kegiatan persepsi melibatkan kesan sensori yang masuk ke otak.

Ketika seseorang membaca, otak menerima gambaran kemudian

mengungkapkannya dari halaman cetak. Pengalaman merupakan aspek penting

dalam proses membaca.

Aspek afektif merupakan proses membaca yang berkenaan dengan

kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran membaca (sesuai

dengan minatnya), dan menumbuhkan motivasi membaca ketika sedang

membaca. Pemusatan perhatian, kesenangan dan motivasi yang tinggi diperlukan

dalam membaca. Anak-anak SD seharusnya terlatih memusatkan perhatian pada

bahan bacaan yang dibacanya. Guru SD bisa melatih siswanya terbiasa

memusatkan perhatiannya dengan memberikan bacaan yang menjadi minat

mereka. Tanpa perhatian yang penuh ketika membaca, siswa sulit mendapatkan

sesuatu dari bacaan. Motivasi dan kesenangan membaca sangat membantu siswa

untuk memusatkan perhatian pada bacaan. Aspek ke sembilan ialah aspek


pemberian gagasan. Aspek gagasan dimulai dengan penggunaan sensori dan

perseptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta

membangun makna yang dibacanya secara pribadi.

c. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca

dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang

tidak mempunyai tujuan.

Menurut Blanton (Rahim, 2008) tujuan membaca mencakup:

1) Kesenangan

2) Menyempurnakan membaca nyaring

3) Menggunakan strategi tertentu

4) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya

6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis

7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari

tentang struktur teks

9) Mempelajari pertanyaan-pertanyaan yang spesifik

Seperti yang telah dikemukakan di atas, pada hakikatnyanya tujuan

membaca adalah modal utama membaca. Tujuan yang jelas akan memberikan

motivasi intrinsik yang besar bagi seseorang. Seseorang yang sadar


sepenuhnya akan tujuan membacanya akan dapat mengarahkan sasaran daya

pikir kritisnya dalam mengolah bahan bacaan sehingga memperoleh kepuasan

dalam membaca.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dari penelitian ini, yakni pengaruh bimbingan belajar dan

perhatian orang tua terhadap murid, dengan harapan dapat meningkatkan hasil

belajar membaca murid, sebagai berikut:

Bimbingan belajar Hasil belajar


Membaca membaca
Perhatian orang tua meningkat

C. Hipotesis Penelitian

Rumusan hipotesa pada penelitian ini yakni:

Ho = “Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemberian bimbingan

belajar dan perhatian orang tua peningkatan hasil belajar membaca

murid”.

Ha = “Ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan belajar dan perhatian

orang tua terhadap peningkatan hasil belajar membaca murid”.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yakni penelitian ini

dimaksudkan untuk memjabarkan kondisi realitas dengan fakta, keadaan dan

fenomena yang terjadi sekarang.

Penelitian ini menggunakan 2 varibel bebas yaitu bimbingan belajar dan

perhatian orang tua. Bimbingan belajar ini berfokus pada bagaimana proses

pembelajaran murid di rumah. Sedangkan perhatian orang tua yakni berfokus

pada perhatian orang tua saat murid selesai bimbingan ataupun selesai menerima

pembelajaran di sekolah.

Sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil membaca murid dimana hasil

pembelajaran di sekolah dengan pengaruh bimbingan belajar dan perhatian orang

tua saat di rumah. Hasil membaca murid ini di ukur dari setelah pemberian

bimbingan belajar dan perhatian orang tua.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Judul : Pengaruh Bimbingan Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil

Belajar Membaca Murid Kelas III SD Inpres Perumnas 1 Makassar.


X1 = Bimbingan belajar Y = Hasil Belajar Membaca

X2 = Perhatian Orang tua R = Hubungan antara variabel

r1
X1

Y
R

X2
r2

C. Variabel Penelitian
Variabel bebas X1 / Bimbingan belajar adalah proses belajar yang

diberikan oleh orang tua murid di rumah guna membantu murid dalam

memahami suatu masalah yang dapat membantunya dalam menyelesaikan suatu

permasalahan.

Variabel bebas X2 / perhatian Orang Tua adalah pemusatan atau

konsentrasi orang tua terhadap anaknya yang menyebabkan bertambahnya

aktivitas orang tua yang ditujukan kepada anak-anaknya terutama dalam

pemenuhan kebutuhan baik secara fisik maupun non fisik.

Veriabel terikat (Y) / hasil belajar membaca adalah kemampuan-

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang telah di

berikan kepada orang tua di rumah.


D. Populasi dan Sampel

Pupulasi yaitu keseluruan siswa Kelas III SD Inpres Perumnas 1

Makassar. Sampelnya adalah Murid kelas III SD yang belum mampu membaca.

Sedangkan hasil belajar membaca di rumah adalah pengaruh bimbingan dan

perhatian orang tua saat di rumah.

n = ukuran sampel
N
n= N = ukuran populasi
1 + Ne2 e = hasil belajar membaca di rumah

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Angket

Angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab

atau dilengkapi oleh responden (Subana dan Sudrajat, 2005: 135).

Angket digunakan untuk mendapatkan data mengenai keikutsertaan orang

tua dalam proses pembelajaran siswa di rumah. Hal ini dilakukan untuk orang tua

kelas III SD.

X1 = bimbingan belajar

X2 = perhatian orang tua

Y = hasil belajar membaca murid


2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa hasil belajar

siswa dalam bentuk nilai pada ujian terakhir yang diadakan oleh sekolah serta

foto- foto dari kegiatan bimbingan yang dilakukan.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket yang

mengungkap tentang bimbingan belajar dan perhatian orang tua saat di rumah

terhadap hasil belajar membaca anak. Angket yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang pertanyaan atau

pernyataan tidak memberi kebebasan kepada responden untuk menjawabnya

sesuai pendapat dan keinginan mereka (Gantina Komalasari, dkk. 2011 : 82).

Angket ini disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden

diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan krakteristik dirinya

maupun anaknya. Dimana skala yang digunakan adalah Skala Guttman yaitu

hanya ada dua interval yaitu Ya atau Tidak. Penelitian menggunakan skala ini

karena peneliti ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap permasalahan

yang ditanyakan. Bentuk skalanya dibuat dalam pikiran ganda dengan

menyediakan jawaban yang dibuat dalam pilihan ganda dengan menyediakan

jawaban yang dibuat. Skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk

jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberikan skor 0 dengan

memberikan tanda cek list.


Sebelum penerapan angket tertutup responden wajib mengisi identitas

responden yang terdiri dari nama, jenis kelamin, tempat/tanggal lahir dan alamat.

Hal tersebut di jabarkan di bawah ini sebagai berikut :

Identitas Responden

Nama Lengkap : ......................................................................................

Jenis kelamin : .....................................................................................

Tempat/Tgl Lahir : ......................................................................................

Alamat : .....................................................................................

Setelah mengisi identitas responden peneliti memberikan angket tertutup

dengan pilihan yang dimana responden wajib mengisi.

1) Apakah di dalam rumah bapak/ibu memberikan bimbingan belajar kepada

anak ?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2) Apakah di dalam rumah bapak/ibu sudah mengajarkan anak dengan

membaca ?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3) Apakah anak selalu bersemangat ketika belajar membaca di rumah?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah


4) Apakah anak tidak mudah bosan ketika bimbingan belajar di rumah?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5) Apakah anak membaca buku di rumah?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6) Apakah anak mengerjakan tugas dari guru tepat waktu?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

7) Apakah anak belajar meskipun tanpa pembimbing?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

8) Apakah dalam bimbingan belajar anak konsentrasi belajar?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

9) Apakah anak berani menunjukkan keterampilan yang diterimanya?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10) Apakah anak menjadi lebih aktif dikelas secara mandiri?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11) Apakah bapak ibu menanyakan hasil belajar anak di sekolah ?

a. Selalu c. Sering
b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

12) Apakah bapak ibu menanyakan nilai yang diterimah anak ?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13) Apakah bapak ibu mengarjakan anak membaca di rumah ?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14) Apakah anak sering bertanya dan bapak ibu mengarahkan ?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

15) Apakah bapak ibu memberikan perhatian kepada anak saat belajar di

rumah?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

16) Dalam membaca di rumah Apakah bapak ibu memberi perhatian terhadap

anak ?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

17) Didalam rumah apakah anak sering bertanya atau menyuruh bapak ibu

menyelesaikan tugas-tugas ?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

18) Apakah anak sering membaca di rumah saat bapak ibu menyuruh?
a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

19) Apakah anak sering membaca di rumah tanpa bapak ibu menyuruhnya ?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

20) Apakah perhatian bapak ibu sering didengarkan ?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Secara sederhana, setiap pilihan alternative responden memiliki pola skor

seperti tertera pada label.

Tabel 3.1
Pola skor pilihan respon angket hasil belajar membaca

pernyatan Skor
Ya Tidak
Bimbingan belajar
Perhatian orang tua

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini memakai uji statistik parametrik, dimana uji

parametrik berhubungan dengan inferensi statistik yang membahas parameter-

parameter populasi, jenis data interval atau rasio, distribusi data normal atau

mendekati normal.
Dalam teknik analisis data ini menggunakan uji normalitas dengan kriteria

Uji Chi Square / Uji Chi kuadrat. Chi Square ini untuk menguji distribusi norma

dengan rumus dibawah ini

Keterangan :

X2 = nilai X2 (dalam arti nilai hasil belajar membaca = Y)

Oi = nilai observasi (X1 dan X2)

Ei = nilai harapn, luasan interval berdasarkan tabel normal

Persyatan model Chi-Square, jika indeks singnifikansi > 0,05 maka nilai

residual berdistribusi normal. Jika indeks singnifikansi < 0,05 maka nilai residual

tidak berdistribusi normal

Contoh pengolahan SPSS uji Chi-Square :

1) Mempersiapkan data yang akan dimasukkan dalam aplikasi SPSS (data


input)
2) Membuka aplikasi SPSS
3) Masuk ke bagian Variabel View, lalu mengubah pada kolom Name dengan
(X dam Y).
4) Memberikan Lebel X dengan proses belajar dan Y dengan hasil Belajar.
5) Memindahkan (copy) data ke dalam aplikasi SPSS di bagian Data View.
6) Setelah itu, kita akan mencari Analize. Kemudian klik Descriptive Statistik.
Lalu klik Crosstabs.
7) Akan muncul Crosstabs. Selanjutnya. Memasukkan (proses belajar X)
kebagian row(s) dan memasukkasn (hasil belajar Y) ke dalam Column(S).
8) Setelah itu klik Statistics, kemudian berilah centang ke Chi_square lalu klik
Continue
9) Klik Ok. Kemudian akan muncul output Crosstabs.
10) Output tersebutlah yang akan kita interprestasikan.

Contoh Data input

No Bimbingan belajar (X1) dan


perhartian orangtua (X2) Hasil belajar membaca (Y)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Contoh Data Output

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

X1 dan X2* hasil belajar 20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%

DAFTAR PUSTAKA

A Crow dan Crow L. 2001. Psikologi Belajar. Surabaya : Bina Ilmu

Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani. 1992. Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Jakarta : rineka Cipta

Baharuddin. 2007. Teori Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz media.

Bimo Walgito. 2004. Pengantar psikologi umum. Jakarta : Penerbit andi

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : balai Pustaka

Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003. Tentang sistem


pendidikan asional

Djumhur & Mohammad Surya. 1978. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.


Bandung : CV Ilmu

Gantina Komalasari, dkk. Teori Teknik Konseling, Jakarta : Indeks

Geogle. 2010. Bentuk-bentuk Bimbingan Orang Tua. (Online).


(http://www.pangandaraninfo.com). (26 Maret 2010).

Kartono, Kartini. 1996. Psikogi Umun. Bandung : Mandar Maju


Makalah dan Skripsi. 2010. Konsep Dasar Bimbingan Belajar. (Online).
(http://www.makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/konsep-dasar-
bimbingan-belajar.html). (26 Maret 2010).

Mohammad, Surya. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka


Bani Quraisy

Mufida, Luluk Nur. 2009. Supervisi pendidikan. Jokjakarta : Teras

Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rieka Cipta

Rahim, F. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka

Subana, M dan Sudrajat. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka


setia
Surtabrata, sumadi. 2004. Psikologi pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo

Syamsu Yusuf & Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung
Remeha Rosdakarya

Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai