PENDAHULUAN
dengan betul dan benar sejak dini. Hal ini karena konsep-konsep dalam
selanjutnya.
Sepintas lalu konsep matematika yang diberikan pada siswa sekolah dasar
(SD) khususnya SDLB, sangatlah sederhana dan mudah, tetapi sebenarnya materi
konsep tersebut, agar siswa mampu memahaminya secara benar, sebab kesan dan
pandangan yang diterima siswa terhadap suatu konsep di sekolah dasar dapat terus
menentukan nilai bilagan tengah dengan menggunakan model konkrit serta cara
1
2
oleh kesulitan memahami bahasa. Anak tunarungu akan mempunyai prestasi lebih
rendah jika dibandingkan dengan anak normal atau mendengar untuk materi
35). Siswa sekolah dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12
tahun atau 13 tahun. Menurut piageat, mereka berada pada fase operasional
konkret. Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam
terikat dengan obyek yang bersifat konkret ( Heruman, 2007:1). Dari usia
perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan obyek konkret yang dapat
ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa
memerlukan alat bantu yang berupa media dan alat praga yang dapat memperjelas
kebutuhannya sejak dini. Salah satu layanan yang dapat diberikan untuk anak
tunarungu yaitu layanan pembelajaran anak tunarungu di sekolah. Dalam hal ini
sisa pendengaran yang masih dimiliki anak dan indera lain selain indera
luar. Untuk dapat mengajarkan kepada anak tentang berbagai benda-benda yang
3
ada di sekitarnya guru masih mengalami kesulitan, karena di samping usia anak
anak yang masih terbilang sangat kecil mereka terkadang masih kurang tertarik
teman-temannya dari pada belajar. Oleh sebab itu, perlu adanya media yang dapat
dilakukan oleh calon peneliti pada tanggal 25-27 Oktober 2017 di SLB Negeri 2
Makassar, peneliti mendapatkan beberapa masalah yaitu siswa tuna rungu kelas I
yaitu “MR”. Hal ini terbukti pada saat kegiatan proses pembelajaran yang diamati,
apabila “MR” di minta untuk menunjukkan angka 1-5 maka murid menunjuk
dengan benar, akan tetapi pada hari berikutnya siswa tidak mampu memahami
kembali lambang bilangan yang dipelajari sebelumnya. Selain itu media yang
digunakan oleh guru hanya berupa puzzle sehingga siswa kurang termotivasi
untuk belajar.
siswa tuna rungu kelas 1 di SLBN 2 Makassar dari hasil observasi jelas bahwa
memperjelas materi yang disampaikan dan dapat menarik perhatian, motivasi, dan
daya ingat siswa. Apabila dilihat dari ketersediaan media pembelajaran yang ada
4
tersedia cukup baik. Tetapi melihat pada kenyataannya, media-media yang ada
power point pada siswa tunarungu kelas dasar 1 di SLBN 2 Makassar. Menurut
satu software yang dirancang khusus untuk menampilkan media dengan menarik,
mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah”. Dapat
disimpulkan bahwa media powerpoint salah satu jalan artenatif agar anak dapat
memahami lambang bilangan dengan menarik dalam hal ini angkah 1-5 bagi
Kemampuan Memahami Lambang Bilangan Pada Siswa Tuna Rungu Kelas Dasar
B. RumusanMasalah
power point ?
C. Tujuan Penelitian
masalah di atas :
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis.
2. Manfaat praktis
lambang bilangan.
A. Kajian Pustaka
a. Pengertian Komputer
Berikut ini ada beberapa definisi tentang komputer yang disajikan oleh
Davis (2010:64) komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data
(Yudhi Munadi 2008 :148) mampu melibatkan berbagai indera dan organ
tubuh, seperti telinga (audio), mata (visual), dan tangan (kinetik), yang
7
dimengarti. Dengan banyaknya sumber belajar dalam komputer yang telah
8
9
alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu
melibatkan berbagai indera dan organ tubuh, seperti telinga (audio), mata
b. Manfaat Komputer
Dalam buku yang ditulis Ronald Andreson (1987 : 198) secara umum
menjadi 2 kelompok, yaitu Sebagai alat bantu dalam proses belajar dan
hasil pendidikan diolah dengan bantuan CMI terasa lebih efisien, cepat
dan murah sehinga dapat paralel dengan kegiatan dan proses pendidikan
itu sendiri. Informasi data yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa :
sebagainya.
efektif.
peranan, yakni ;
a) sebagai tutor penggati. Pada jenis ini para siswa dapat berpartisipasi
dalam suatu dialog secara interaktif. Dalam model ini para siswa
bersangkutan.
dianggap sebagai seorang tutor pengganti yang sabar tanpa batas sekaligus
a. Pengertian Powerpoint
adalah “salah satu program untuk slide presentasi yang sangat mudah
bentuk visual yang menarik dalam waktu singkat”. Tejo Nurseto (2011: 19-20)
program untuk membuat presentasi namun dengan fasilias yang ada pada
hewan dan beberapa benda yang terdapat di dalam kelas beserta jumlah
1) Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap
digunakan
3) Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan peserta didik selama
proses pembelajaran.
2) Persiapan guru, pada fase ini guru memilih dan memanfaatkan media
memanfaatkan media
Indriana 2011 : 53-54) yaitu: “(a) Adanya peragaan yang ditangkap oleh
indera, (b) sebagai bentuk komunikasi guru dan murid, dan (c) alat bantu
kelebihan, media juga memiliki kelemahan. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad
Rivai (2002: 17), media presentasi powerpoint juga memiliki kelemahan antara
lain meliputi: “(a) Belum tentu semua gambar visual dapat disenangi oleh para
siswa, dan (b) Siswa harus dibimbing dalam menerima dan menyimak pesan-
a. Pengertian Bilangan
adalah suatu konsep matematika yang bersifat abstrak yang sangat penting
17
Bilangan penting untuk dipelajari sejak dini karena akan menjadi dasar
b. Macam-macam Bilangan.
untuk membilang.
4) Bilangan prima yaitu bilangan asli yang tepat memiliki dua faktor (1 dan
dirinya sendriri).
18
didefinisikan dengan bilangan asli yang memiliki lebih dari dua faktor.
bilangan cacah.
9) Bilangan pecahan, tebagi menjadi dua yaitu pecahan biasa dan desimal.
4. Konsep Tunarungu
a. Pengertian tunarungu
artinya kurang dan Rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan
mendefinisikan:
19
from mild to profound; it includes those who are deaf of hard of hearing.
mulai dari ringan sampai berat; termasuk orang-orang yang tuli dari
berorientasi untuk tuli dan kurang dengar. Menurut Tin Suharmini (2009:
layanan secara khusus agar potensi yang ada pada diri anak dapat
akan mempunyai prestasi lebih rendah jika dibandingkan dengan anak normal
dengan anak yang mendengar dengan usia yang sama, maka dalam
yang berarti mereka terasing dari pergaulan atau aturan sosial yang berlaku
e) Mereka umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tanpa banyak
masalah.
karakteristik yang khas, yaitu: pada segi intelegensi, bahasa dan bicara,
serta emosi dan sosial. Dampak dari ketunarunguan tidak hanya pada segi
sosial, akibat dari ketunaannya maka anak tunarungu akan terasing dari
cepat tersinggung.
24
d. Penyebab Ketunarunguan
Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang menjadi tunarungu
yakni faktor penyebab dari sebelum lahir, ketika lahir dan sesudah lahir.
dan sesudah lahir (post natal). Banyak para ahli yang mengungkap tentang
sampai 60 persen.
selagi mengandung selama masa tahun 1964 sampai 1965, 50% dari
hlm.33).
anak terserang Harpes Imlex, jika infeksi ini menyerang alat kelamin
ibu dapat menular pada saat anak dilahirkan. Demikian pula pada
pendengaran.
b) Meningitis atau radang selaput otak, dari hasil penelitian para ahli
c) Otitis media (radang pada bagian telinga tengah) adalah radang pada
dari pada yang diturunkan oleh orangtua. Otitis media juga dapat
membaca ujaran atau untuk menangkap ucapan orang lain, sehingga anak
dapat memahami bicara orang disekitarnya. Oleh karena itu guru yang
(face to face) apa bila sedang bebicara, sehingga anak tunarungu dapat
2) Sikap Keterarahsuaraan
tentunya memiliki banyak hal yang ingin diungkapkannya, namun karena tidak
mempunyai bahasa yang memadai, maka anak akan menggunakan berbagai cara
untuk mengungkapkan dirinya sepertik, isyarat tangan dan kata-kata yang jelas.
Bila pada situasi tertentu ATR menggunakan salah satu bentuk ungkapan seperti
di atas, maka sebaiknya kita segera tanggap apa yang diamatinya lalu kita
28
mencoba menguhubungkan dengan apa yang ingin dia katakan sehinga kita dapat
tunarungu harus harus berbicara dengan tenang, tidak boleh terlalu cepat,
menggunakan kata-kata yang dapat dipahami anak, serta apabila ada kata-
samping itu guru harus memperhatikan telinga mana yang berfungsi lebih
B. Kerangka Pikir
indera pendengarannya dari yang ringan sampai berat dan berdampak pada
kehidupan anak. Salah satunya yaitu pada rendahnya prestasi belajar anak
tulisan penuh warna, dan animasi baik animasi teks maupun animasi
powerpoint semua hal yang tidak mungkin dilihat atau dibawa ke dalam
kelas dapat diperlihatkan bentuknya kepada anak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2007: 100) bahwa “salah satu
yang dilihatnya. Powerpoint yang berisi gambar yang disertai tulisan nama
31
Selain itu terdapat latihan soal yang terdiri dari 10 butir soal untuk
mengasah kemampuan dan daya ingat anak. Media powerpoint dapat pula
ini:
C. Pertanyaan Penelitian
adalah:
METODE PENELITIAN
lambang bilangan siswa tunarungu kelas 1di SLB Negeri 2 Makassar sebelum
dan setelah menggunakan media power point. Jenis penelitian yang dipilih adalah
sebelum dan setelah penggunaan media power point pada kelas dasar I di SLB
Negeri 2 Makassar.
1. Variabel penelitian
memhami lambang bilangan 1-5 dengan menggunakan media power point pada
2. Desain penelitian
34
35
hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pretest dan posttest digunakan untuk
penelitian ini maka dianggap perlu didefinisi secara operasional. Adapun definisi
D. Subjek penelitian.
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian yaitu satu siswa tunarungu
1. Profil murid
Nama : MR
Umur : 7 Tahun
Agama : Islam
Saudara : Tunggal
Kelas :I
36
2. Karakteristik anak :
bilangan 1-5 anak masih mengalami kesulitan dan dibantu oleh guru.
kesulitan. Selai itu, dalam kegiatan pembelajaran guru juga memutar video
Hal itu dikarenakan anak tidak terlibat aktif secara fisik dalam kegiatan
pembelajaran.
dengan cara melihat video pembelajaran yang di putar oleh guru pada saat
1. Tekhnik tes
bilangan pada siswa kelas dasar 1 di SLB Negeri 2 Makassar. tes dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan
memahami lambang bilangan sebelum penggunaan media power point dan tes
37
bilangan 1-5, dengan penggunaan media power point. Bentuk instrument tes yang
dan menuliskan bilangan 1-5. Adapun tes yang digunakan adalah tes yang
kategori yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang dengan
jumlah tes sebanyak 25. Dengan skor 1 untuk jawaban yang benar dengan
N Interv Kategori
o al
1 80- Baik sekali
100
2 66-79 Baik
3 56-65 Cukup
4 41-55 Kurang
5 ≤ 40 Sangat kurang
Sumber, siswa
tunarungu kelas I SLB. Negeri 2 Makassar.
penelitian ini maka untuk analisis data digunakan analisis deskriptif hal ini
2. Kategorisasi skor tes awal dan tes akhir, kemudian dikonversi ke nilai dengan
berikut :
diagram batang.
BAB IV
lambang bilangan pada siswa tuna rungu kelas I di SLB Negeri 2 Makassar.
A. Hasil penelitian
a. Tahap Persiapan
yaitu:
b. Tahap Pelaksanaan
39
39
1) Pertemuan ke 1 (satu)
kelas agar siswa tunarungu merasa nyaman. Pada pertemuan ini peneliti
tunarungu terlihat sudah cukup akrab dengan peneliti karena sudah beberapa
kali bertemu, peneliti melakukan tes awal pada siswa untuk mengetahui
memberikan soal tertulis yang akan dikerjakan oleh siswa. Soal tersebut
berjumlah 10 nomor. Setelah dilakukan tes maka di dapatkan data siswa hanya
rendah.
2) Pertemuan ke 2 (dua)
guru kelas. Di pertemuan ini peneliti kembali melakukan tes awal pada siswa
tetap memberikan soal tes yang sama pada tes pertama sebelumnya. Dan di
dapatkan data hasil tes murid hanya mampu menjawab 2 nomor kembali
3) Pertemuan ke 3 (tiga)
lambang bilangan 1-5 pada siswa tunarungu setelah melihat hasil data tes
pertama dan kedua memang dikatakan sangat rendah. Maka pada pertemuan
40
bilangan 1-5 pada siswa tuna rungu peneliti menggunakan media powerpoint.
Pada setiao akhir pembelajaran peneliti tetap memberikan soal tes yang sama
pada pertemuan yang sebelumnya dan di dapatkan data siswa sdh mampu
menjawab 3 nomor soal dengan benar dengan nilai 30. Namun masih berada
4) Pertemuan ke 4 (empat)
subjek yang sangat muda san masih berada di kelas 1 maka dari pada itu
tes pada siswa untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap
pelajaran yang telah di terima. Dan di dapatkan hasil tes siswa sudah mampu
mengerjakan 4 butir soal dengan benar dari 10 soal yang telah di berikan dan
masih berada dalam kategori sangat rendah yaitu dengan nilai 40.
5) Pertemuan ke 5 (lima)
menunjukkan angka 1,2 yang ada pada keyboard laptop peneliti hal tersebut
semangat dalam belajar. Hal ini di tambah dalam menerima informasi siswa
melakukan tes pada siswa dan di dapatkan data hasil tes siswa masih mampu
6) Pertemuan ke 6 (enam)
sebelumnya tidak ada peningkatan yang terjadi di karenakan cara belajar siswa
Ditambah pengakuan dari orang tua yang mengataknan bahwa siswa hanya
mau belajar bila ada di sekolah dan tidak mau belajar sesudahnya ia sampai
ringan (roti) untuk menyemangati siswa agar ia belajar lebih giat dirumah.
untuk membuat siswa tidak cepat bosan dalam belajar dan menyegarkan
biasanya pada akhir pertemuan peneliti melakukan tes kembali pada siswa
dengan tetap memberikan soal yang sama pada pertemuan sebelumnya dan did
dapatkan data siswa sudah mampu menjawab 5 butir soal dengan benar,
7) Pertemuan ke 7 (tujuh)
sedikit demi sedikit yang terjadi pada siswa peniliti semakin percaya diri
untuk tetap terus mengenalkan lambang bilangan 1-5 pada siswa sampai batas
waktu yang di tentukan. Siswa juga yang sebelumnya pasif dalam menunjuk
didapatkan data hasil tes pada pertemuan ini siswa sudah mampu menjawab 6
soal dengan benar dan berada pada kategori cukup dengan nilai 60.
8) Pertemuan ke 8
focus untuk memberikan tes akhir untuk menentukan sejauh mana materi yang
sampai dengan pertemuan ke 6 dapat diserap oleh siswa. Dan di dapatkan data
hasil tes dari 10 butir soal yang telah di berikan siswa sudah mampu
menjawab 7 butir soal dengan benar dengan nilai 70 dan berada pada kategori
baik.
9) Pertemuan ke 9
pertemuan ini juga peneliti kembali memberikan tes akhir pada siswa untuk
bilangan dan untuk mengetahui berapa nilai yang di peroleh siswa dalam
sebelumnya. Dan di dapatkan data siswa masih memperoleh nilai yang sama
pada tes akhir sebelumnya dengan nilai 70 yang berada pada kategori baik.
Tabel 4.1 Nilai Tes penggunaan media power point dalam meningkatkan
kemampuan memahami lambang bilangan pada siswa kelas I di
SLB Negeri 2 Makassar
44
No
Kode Murid Skor Nilai Kategori
.
1. MR 2 20 Sangat Kurang
Sumber Data : Kemampuan memahami lambang bilangan pada siswa tuna rungu kelas 1
di SLB Negeri 2 Makassar sebelum penggunan media power point.
Keterangan :
1) Apabila siswa mampu memahami media power point dengan benar sesuai
nilai melalui rumus yang telah ditetapkan sebelumnya di halaman 38, jika
berikut:
2
= x 100
10
= 20
SLB Ngeri 2 Makassar dapat digambarkan bahwa pada hasil tes awal (pretest)
penggunaan mediapower point dapat diketahui melalui tes akhir. Tes akhir
No Nilai
Kode Siswa Skor Kategori
.
70 Baik
1. MR 7
Sumber : Kemapuan memahami lambang bilanagan pada siswa tuna rungu kelas 1
di SLB Negeri 2 Makassar sesudah penggunaan Media power point.
Chart Title
80
N 60
I
L 40
A
I 20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PERTEMUAN KE
bilangan secara cepat dan singkat dan langsung mengetahui bilangan tersebut.
Dengan penggunaan media power point juga menghemat waktu dan melatih
bilangan 1-5 siswa tunarungu kelas I di SLB Negeri 2 Makassar terlihat dari
47
kemampuan murid yang hanya mengetahui garis besar dari bacaan tanpa
mengetahui penjelasan yang lain dan akan ada kalimat yang tidak terbaca.
merupakan data mengenai kemampuan yang diperoleh Agn sebelum dan setelah
(Jawaban benar pada nomor 1 dan 2) yang jika dikonversi ke nilai maka diperoleh
2
= x 100
10
= 20
adalahSumber, siswa
7 (jawaban Tuna
salah Rungu
hanya padaKelas
nomorI di
4, SLB.
9 danNegeri 2 Makassar
10) yang jika dikonversi ke
nilai maka diperoleh hasil : Nilai pada saat setelah penerapan media powerpoint
adalah:
7
= x 100
10
= 70
Tabel 4.2 Data Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 1-5 Sebelum Dan
Sesudah Penerapan Media Powerpoint Siswa Tunarungu Kelas I
di SLB Negeri 2 Makassar.
48
Sebelum Sesudah
No
Skor Nilai Kategori Skor Nilai Kategori
1 2 20 Sangat Kurang 7 70 Baik
media power point dan setelah penggunaan media powerpoint dari skor 2
(nilai 20) menjadi skor 7 (nilai 70), maka dapat disimpulkan bahwa
B. Pembahasan
Bilangan penting untuk dipelajari sejak dini karena akan menjadi dasar
49
hewan dan beberapa benda yang terdapat di dalam kelas beserta jumlah
(pretest) dan tes akhir (postest). Pada data hasil pretest terlihat bahwa nilai
peningkatan. Nilai hasil tes akhir yang di peroleh MR adalah 70. Dari hasil
nilai subjek penelitian pada tes akhir yang lebih tinggi dimana perolehan
lambang bilangan siswa tunarungu kelas dasar I di SLB Negeri 2 Makasar bisa
A. Kesimpulan
B. Saran
ajarakan di sekolah
51
52
DAFTAR PUSTAKA