Anda di halaman 1dari 106

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa era globalisasi seperti sekarang ini seseorang dapat mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka peningkatan

kualitas sumber daya manusia (SDM) mempunyai posisi yang strategis bagi

keberhasilan dan kelanjutan pembangunan nasional. Wadah yang tepat sebagai

upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) adalah pendidikan. Pendidikan

terdiri dari berbagai jenjang, namun yang jenjang pendidikan yang paling utama

dan paling dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

adalah pendidikan sekolah dasar (SD). Sekolah Dasar merupakan salah satu

penyelenggara tingkat pendidikan yang mengembangkan potensi siswa pada

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara memuaskan guna menghadapi

tuntutan pendidikan dan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia

(SDM). Guru dalam pembelajaran menggunakan metode, pendekatan dan

teknik mengajar yang relevan. Selain itu guru juga menggunakan alat peraga

dan media pembelajaran sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar.

Sehingga guru dapat kreatif, aktif dan inovatif untuk menciptakan

perkembangan baru di dunia pendidikan.

Mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah

dasar mempunyai peran strategis dalam pembangunan iptek karena mempelajari

matematika sama halnya melatih siswa dalam memecahkan masalah yang

dihadapi. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan,

1
2

aljabar, analisis, dan teori peluang. Matematika merupakan ilmu yang universal

yang mendasari perkembangan teknologi modern. Pembelajaran matematika di

SD pada dasarnya adalah kegiatan. Pada siswa SD, matematika adalah kegiatan

konkret. Siswa SD belum bisa diajari secara definisi. Untuk itu,guru perlu

menyiapkan strategi atau Perencanaan mengajar secara matang. Agar

pembelajaran Siswa SD bisa menyenangkan. Pembelajaran matematika

diharapkan mengembangkan potensi siswa, siswa diharapkan bisa

mengkonstruksikan pemahamannya sendiri dengan guru sebagai fasilitator

bukan sebagai sumber utama pembelajaran, masih banyak kita jumpai

pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dengan cara konvensional, yang

kurang memberikan kesempatan siswa berpikir kritis, pembelajaran matematka

masih banyak hanya sebagai metode untuk menemukan jawaban dari

pertanyaan tertutup dan definisi, hal ini dihawatirkan dapat merusak kecerdasan

intuisi siswa.

Di dalam pembelajaran matematika guru banyak menggunakan media

pembelajaran terutama di kelas rendah karena siswa tersebut masih bersifat

operasional konkret. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada hari

Senin tanggal 21 Maret 2015Negeri Gegerkunci 02 media pembelajaran

matematika masih sangat minimal. Media pembelajaran matematika tersebut

disusun atau diletakkan di belakang kelas, sehingga terkadang digunakan siswa

untuk belajar sambil bermain ketika waktu istirahat tiba.

Media pembelajaran merupakan hal yang penting ketika menjalankan

proses pembelajaran karena media pembelajaran dapat membantu siswa dalam

memahami materi pembelajaran. Selain itu juga media pembelajaran dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan
3

pembelajaran. Hal ini karena siswa kelas III SD masih bersifat operasional

konkret yaitu dalam pemahamannya masih membutuhkan bantuan dari

bendabenda nyata yang dapat menjelaskan materi yang disampaikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas III di Negeri Gegerkunci

02 pada mata pelajaran matematika nilai rata-rata siswa paling rendah

dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Berdasarkan daftar nilai siswa

kelas III pada semester 1 bahwa nilai rata-rata matematika materi pecahan

sederhana masih rendah. Mayoritas siswa kelas III masih kesulitan memahami

materi pecahan sederhana dengan kompetensi dasar membandingkan pecahan

sederhana. Hal juga terlihat dari ulangan harian matematika siswa kelas III

Negeri Gegerkunci 02 pada materi pecahan, dari 37 siswa, ada 24 siswa dan 13

lainnya hanya mencapai KKM dengan nilai rata-rata 58,24. Guru kelas III

Negeri Gegerkunci 02 menentukan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

adalah 65.

Hasil wawancara dengan guru kelas III Negeri Gegerkunci 02 pada hari

senin, tanggal 03 November 2014 dalam pembelajaran guru masih banyak

menggunakan metode ceramah dan masih jarang dalam menggunakan alat

peraga dalam menyampaikan pelajaran matematika sehingga siswa kurang aktif

dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan

minimnya antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu interaksi

siswa dengan guru belum terlihat, siswa belum aktif bertanya selama proses

pembelajaran. Siswa juga mengalami kesulitan di dalam mengikuti

pembelajaran matematika. Hal ini terlihat ketika dalam mengerjakan soal

latihan masih banyak siswa yang tidak selesai. Guru merupakan faktor yang

paling berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman siswa akan suatu materi


4

pembelajaran, karena guru memiliki peran untuk membimbing dan

memfasilitasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menjadi

salah satu penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran matematika tentang

materi pecahan sederhana.

Rendahnya hasil belajar dalam pecahan sederhana siswa kelas III Negeri

Gegerkunci 02 mendorong untuk dilakukannya penelitian di SD Negeri

Gegerkunci 02 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep pecahan sederhana kompetensi

dasar membandingkan pecahan sederhana. Disamping itu untuk meningkatkan

kinerja guru supaya hasil belajar siswa dapat meningkat.

Media pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika materi

pecahan sederhana akan memusatkan perhatian siswa. Media pembelajaran

yang dapat diamati atau dipegang ketika melakukan aktivitas belajar dapat

meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Selain

itu media pembelajaran juga membantu guru dalam menjelaskan materi

pembelajaran yang akan disampaikan sehingga siswa akan lebih mudah dalam

memahami konsep materi tersebut.

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pecahan sederhana,

maka diperlukan media pembelajaran yang sesuai. Salah satu alternatif media

pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah kartu pecahan. Kartu

pecahan adalah media pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran

matematika kompetensi dasar membandingkan pecahan sederhana. Hal tersebut

karena kartu pecahan memenuhi kriteria media pembelajaran yang baik. Kriteria

tersebut antara lain: sederhana, mudah digunakan, mudah disimpan,

memperlancar pembelajaran, tahan lama, sesuai dengan topik yang diajarkan,


5

tidak menimbulkan salah tafsir dan mengarah pada satu pengertian. Selain itu

kartu pecahan merupakan salah satu media pembelajaran yang bersifat semi

konkret sehingga sesuai dengan karakteristik siswa yang bersifat operasional

konkret.

Dari uraian di atas, penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III Negeri Gegerkunci 02

dengan pemanfaatan media pembelajaran. Hal ini karena anak usia Sekolah

Dasar berada pada tahap perkembangan berpikir operasional konkret, sehingga

pembelajaran sebaiknya menggunakan alat bantu atau media pembelajaran.

Oleh karena itu penelitian yang dilakukan berjudul “upaya meningkatkan hasil

belajar matematika materi pecahan sederhana melalui media kartu pecahan di

kelas III SD Negeri Gegerkunci 02 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes ”.

B. Identifikasi Masalah

Pada dasarnya masalah yang terdapat di dalam kelas sangat banyak.

Banyak hal yang dapat menyebabkan kurangnya kemampuan siswa dalam

memahami materi pecahan sederhana, antara lain sebagai berikut.

1. Pemahaman siswa kelas III Negeri Gegerkunci 02 terhadap konsep

membandingkan pecahan sederhana masih rendah

2. Antusiasme siswa kelas III Negeri Gegerkunci 02 masih kurang dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran.

3. Guru kelas III Negeri Gegerkunci 02 masih menggunakan metode ceramah,

sehingga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan

soal latihan.
6

4. Guru kelas III Negeri Gegerkunci 02 belum menggunakan media untuk

pembelajaran dalam menjelaskan materi pecahan sederhana, sehingga

pemahaman siswa tentang materi pecahan masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini perlu membatasi

pada dua permasalahan yaitu rendahnya kemampuan berhitung dalam pecahan

sederhana siswa kelas III SD Negeri Gegerkunci 02 Kecamatan Songgom

Kabupaten Brebes .

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari pembatasan masalah diatas, masalah dalam penelitian ini

dirumuskan : “Bagaimana upaya meningkaatkan hasil belajar matematika

materi pecahan sederhana melalui media kartu pecahan pada siswa kelas III SD

Negeri Gegerkunci 02 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes ?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana siswa kelas

III SD Negeri Gegerkunci 02 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes melalui

media kartu pecahan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa

a. Siswa mampu berhitung materi pecahan dengan benar.


7

b. Siswa dapat belajar sambil bermain dengan suasana yang

menyenangkan.

c. Hasil belajar siswa materi pecahan dapat meningkat.

d. Siswa memiliki pengalaman dalam menggunakan media pembelajaran

dengan benar.

2. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan media kartu pecahan sebagai alat bantu dalam

proses kegiatan pembelajaran.

b. Guru dapat termotivasi dalam menggunakan media pembelajaran pada

saat proses pembelajaran.

c. Dapat meringankan guru dalam mengkondisikan siswanya karena

melalui media pembelajaran siswa akan terpusat perhatiannya pada

media pembelajaran tersebut.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah menambah kumpulan media pembelajaran yang sudah dimiliki

oleh sekolah.

b. Dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.


8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran matematika di SD pada dasarnya adalah kegiatan. Pada

siswa SD, matematika adalah kegiatan konkret. Siswa SD belum bisa diajari

secara definisi. Untuk itu,guru perlu menyiapkan strategi atau Perencanaan

mengajar secara matang. Agar pembelajaran Siswa SD bisa menyenangkan.

Pembelajaran matematika diharapkan mengembangkan potensi siswa, siswa

diharapkan bisa mengkonstruksikan pemahamannya sendiri dengan guru

sebagai fasilitator bukan sebagai sumber utama pembelajaran, masih banyak

kita jumpai pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dengan cara

konvensional, yang kurang memberikan kesempatan siswa berpikir kritis,

pembelajaran matematka masih banyak hanya sebagai metode untuk

menemukan jawaban dari pertanyaan tertutup dan definisi, hal ini

dihawatirkan dapat merusak kecerdasan intuisi siswa.

Pelajaran matematika harus memberikan kesempatan kepada pebelajar

untuk “dibimbing” dan “menemukan kembali” matematika dengan

melakukannya. Oleh karena itu seorang guru harus mengetahui langkah-

langkah pembelajarannya agar penyampaian sistematis. Seperti yang

disampaikan oleh Zulkardi (Marsigit, 2013) langkah-langkah pembelajaran

matematika realistik:

8
9

1) Persiapan, Selain menyiapkan masalah kontekstual, guru harus memahami

masalah dan memiliki berabagai macam strategi yang mungkin akan

ditempuh siswa dalam menyelesaikannya.

2) Pembukaan, pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategi

pembelajaran matematika kai dan diperkenalkan kepada masalah dari

dunia nyata. Kemudian siswa diminta untuk memecahkan masalah

tersebut dengan cara mereka sendiri.

3) Proses Pembelajaran, siswa mencoba berbagai strategi untuk

menyelesaikan masalah sesuai dengan pengalamanya, dapat dilakukan

secara perorangan maupun kelompok. Kemudian setiap siswa atau

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya didepan siswa atau kelompok

lain dan siswa atau kelompok lain memberi tangggapan terhadap hasil

kerja siswa atau kelompok penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi

kelas dan memberi tanggapan sambil mengarahkan siswa untuk

mendapatkan strategi terbaik serta menemukan prinsip bersifat lebih

umum.

4) Penutup, setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui

diskusi kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.

Pada akhir pertemuan siswa harus mengerjakan soal evaluasi dalam

bentuk matematika formal.

Moerland (Marsigit, 2013) Dalam matematika realistik terdiri dari 4

langkah, yaitu matematika konkret, model konkret, matematika model formal

dan matematika formal. Dimana membelajarkan matematika melalui hal-ha

nyata yang ada di kehidupan kita sehari-hari. Dari hal-hal nyata tersebut kita

dapat menemukan permasalahan matematikanya, lalu kita mulai memodelkan


10

permasalahan tersebut. Selanjutnya kita mulai menggunakan notasi-notasi

matematika, mengkonsepkan permasalahan tersebut secara matematika sampai

akhirnya memodelkan dan menyelesaikan permasalahan tersebut secara

formal. Dengan demikian konsep pembelajaran matematika akan lebih

mengena dalam diri siswa.

Cakupan matematika sebagai suatu mata pelajaran memang sangat

luas. Kemampuan matematika bukan hanya sekedar kemampuan berhitung

atau menggunakan rumus, akan tetapi mencakup beberapa kompetensi yang

menjadikan siswa tersebut mampu memahami tentang konsep dasar

matematika. Sebagaimana diuraikan oleh Katagiri (Marsigit, 2008) mengenai

berpikir matematika yang meliputi tiga aspek yakni: (1) sikap matematika, (2)

metode memikirkan matematika, dan (3) konten matematika. Untuk dapat

mempelajari matematika dengan baik sangat dibutuhkan kemampuan bahasa.

Kemampuan berbahasa ini sangat berperan dalam proses memahami soal dan

alur logika pikir dalam matematika. Selain itu, imajinasi dan kreativitas siswa

juga sangat diperlukan dalam mempelajari matematika. Hal inilah yang

memungkinkan pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan

bermakna bagi siswa.

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses untuk menciptakan

lingkungan belajar bagi siswa agar terkondisikan dalam belajar matematika.

Pembelajaran matematika juga menggunakan suatu desain yang

mengoptimalkan siswa dalam belajar matematika sehingga terciptalah belajar

matematika yang optimal (Gatot Muhsetyo, 2007: 256).

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, guru SD perlu memahami

bagaimana karakteristik matematika. selain itu guru SD perlu juga mengetahui


11

taraf perkembangan siswa SD sehingga mereka dapat mengajarkan

matematika SD secara baik dengan mempertimbangkan karakteristik

matematika dan siswa yang belajar.

Berdasarkan paparan di atas, pembelajaran matematika di kelas III SD

merupakan suatu kegiatan yang memberikan kepada siswa untuk dibimbing

dan menemukan kembali matematika dengan melakukannya. Pembelajaran

matematika di kelas III SD harus sesuai dengan karakteristik siswa kelas III.

Oleh karena itu pembelajaran matematika di kelas III SDbersifat pembelajaran

realistik. Di dalam pembelajaran realistik guru perlu menyiapkan perencanaan

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas III SD. Selain itu

guru perlu menghubungkan pembelajaran matematika dengan kehidupan nyata

di lingkungan sekitar siswa. Sehingga siswa lebih memahami materi

pembelajaran.

Pembelajaran matematika di SD memiliki tujuan dan fungsi tersendiri.

Menurut Hudoyo (Lenterak, 2011) fungsi dari pembelajaran matematika di SD

adalah untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang

dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari. Simbol-simbol itu penting untuk membantu

memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi

menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk

membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya

pemahaman terhadap konsep sebelumnya, sehingga matematika itu konsep-

konsepnya tersusun secara hirarkis. Dengan demikian simbol-simbol itu dapat

digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide secara efektif dan efisien. Agar


12

simbol-simbol itu berarti, kita harus memahami ide yang terkandung di dalam

simbol tersebut. Karena itu hal terpenting adalah bahwa itu harus diilhami

sebelum ide itu disimbolkan.

Lenterak (2011) menyatakan ada beberapa tujuan pembelajaran

matematika di SD. Tujuan tersebut antara lain (1) Mempersiapkan siswa agar

sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan

bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif;

(2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir

matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai ilmu

pengetahuan; (3) Menambah dan mengembangkan ketrampilan berhitung

dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (4)

mengembangkan pengetahuan dasar matematika dasar sebagai bekal untuk

melanjutkan kependidikan menengah dan (5) membentuk sikap logis, kritis,

kreatif, cermat dan disiplin.

Berdasarkan paparan di atas pembelajaran matematika di kelas III SD

Memiliki tujuan dan fungsi. Fungsi tersebut yaitu untuk mengembangkan

kemampuan berkomunikasi dalam membandingkan pecahan sederhana

melalui simbol-simbol yang tertulis pada media kartu pecahan. Selain itu

tujuan pembelajaran matematika di kelas III SD antara lain Menambah dan

mengembangkan ketrampilan membandingkan dengan bilangan sebagai alat

dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan pengetahuan dasar

matematika dasar sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah.

Pada dasarnya, tugas utama seorang guru matematika adalah

membantu siswanya mendapatkan informasi, ide-ide, keterampilan-

keterampilan, nilai-nilai, dan cara-cara berpikir serta cara-cara mengemukakan


13

pendapat. Namun tugas yang paling utama dari para guru matematika di SD

adalah membimbing para siswa tentang bagaimana belajar yang sesungguhnya

serta bagaimana belajar memecahkan masalah sehingga hal-hal tersebut dapat

digunakan di masa depan mereka, di saat mereka sudah meninggalkan bangku

sekolah lalu terjun ke lapangan-lapangan kerja yang sesuai, sebagaimana

dinyatakan Joyce Dkk (1992:1) berikut:

" … the most important long-term outcome of instruction may be the


students' increased capabilities to learn more easily and effectively in
the future, both because of the knowledge and skill they have acquired
and because they have mastered learning process."

Sejalan dengan munculnya teori belajar terbaru yang dikenal dengan

konstruktivisme, menguatnya isu demokratisasi pendidikan, semakin

canggihnya teknologi informasi dan komunikasi, semakin dibutuhkannya

kemampuan memecahkan masalah dan berinvestigasi, dan semakin banyak

dan cepatnya penemuan teori-teori baru, maka pendekatan seperti Pendidikan

Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education), Pembelajaran

Berbasis Pemecahan Masalah (Problem Based Learning), Pembelajaran

Kooperatif (Cooperative Learning), serta Pendekatan Pembelajaran

Matematika Kontekstual (Contextual Teaching & Learning) merupakan

pendekatan-pendekatan yang sangat dianjurkan para pakar untuk digunakan

selama proses pembelajaran di kelas-kelas di Indonesia.

Dengan strategi pembelajaran konstruktivisme, diharapkan adanya

perubahan dari:

1) Mengingat (memorizing) atau menghafal (rote learning) ke arah berpikir

(thinking) dan pemahaman (understanding)


14

2) Model ceramah ke pendekatan: discovery learning, inductive learning,

atau inquiry learning.

3) Belajar individual ke kooperatif.

4) Positivist (behaviorist) ke konstruktivisme, yang ditandai dengan

perubahan paradigma pembelajaran, dari paradigma pengetahuan

dipindahkan dari otak guru ke otak siswa (knowledge transmitted) ke

bentuk interaktif, investigatif, eksploratif, open ended, keterampilan

proses, modeling, ataupun pemecahan masalah.

5) Subject centred ke clearer centred (terkonstruksinya pengetahuan siswa).

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika di kelas III SD hendaknya dapat menerapkan

pembelajaran konstruktivisme. Pada penelitian yang akan dilakukan

menerapkan pembelajaran konstruktivisme, karena pada penelitian ini

berpusat pada aktivitas siswa. Selain itu pada penelitian ini juga melatih siswa

untuk dapat bentuk interaktif, investigatif, eksploratif, open ended,

keterampilan proses, modeling, ataupun pemecahan masalah khususnya materi

pecahan sederhana.

Menurut Marsigit (2013) bahwa persiapan pembelajaran matematika

dapat digolongkan menjadi 2 kategori utama yaitu : Persiapan Umum dan

Persiapan Khusus. Persiapan Umum meliputi Kajian dan Penyesuaian

Paradigma dan Teori Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Inovatif dan

implementasinya, baik menyangkut hakekat matematika sekolah, tujuan

pendidikan matematika, hakekat tugas dan fungsi guru matematika, hakekat

siswa belajar matematika, hakekat metode pembelajaran matematika, hakekat

penilaian pembelajaran matematika, dan hakekat sumber belajar matematika.


15

Sedangkan Persiapan Khusus meliputi persiapan yang terkait dengan

persiapan pembelajaran matematika dikelas. Persiapan Khusus dimulai dengan

analisis kurikulum (KTSP) yang meliputi Standard Isi, Standard Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran, Pemetaan, Indikator, Strategi

Belajar Mengajar (Tatap Muka) dan Penilaian. Persiapan Khsus pada akhirnya

menghasilkan RPP (Lesson Plan). Hal-hal yang perlu mendapat perhatian

pada persiapan Khusus pembelajaran matematika adalah perlu

dikembangkannya beberapa skema meliputi: Struktur Pembelajaran

(Pendahuluan, kegiatan Inti, dan Penutup), Skema Pencapaian Kompetensi

(Will, Attitude, Knowledge, Skill dan Experience), Skema Interaksi (Klasikal,

Kelompok dan Individu), Skema Variasi Metode (Induksi-Deduksi) dan

Skema Variasi Media atau alat bantu pembelajaran (LKS dan Alat Peraga)dan

Variasi Sumber Belajar (Buku Text, Internet atau Blog dan ICT). Baik

Persiapan Umum maupun Persiapan Khusus pada umumnya dikehendaki agar

praktek pembelajaran mampu menggeser paradigma lama yaitu pembelajaran

yang berorientasi kepada guru menuju ke pembelajaran yang berorientasi

kepada siswa. Oleh karena itu kemampuan guru dalam melayani kebuthan

siswa dalam belajar matematika menjadi sangat penting. Guru akan sangat

dibantu dengan Skema Interaksi dan Variasi Media. LKS tidak hanya

merupakan kumpulan soal tetapi dapat merupakan sumber informasi, teori

atau penemuan terbimbing. LKS juga tidak harus selalu satu macam, tetapi

dapat dikembangkan banyak ragam dalam satu pertemuan. Kemampuan guru

mengembangkan materi ajar (buku, internet, ICT) menjadi sangat penting

untuk menunjang keberhasilan pembelajaran matematika. Sumber belajar yang

terbaik adalah sumber belajar yang dikembangkan oleh guru itu sendiri.
16

Di dalam pembelajaran matematika di kelas III SD siswa dituntut

untuk dapat memahami konsep dari matematika tersebut dan menerapkannya

untuk mengatasi persoalan-persoalan di kehidupan nyata. Pembelajaran

matematika di kelas III SD dalam mengenalkan konsep baru dan dalam

mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor harus disesuaikan

dengan karakteristik siswa yang masih suka bermain. Oleh karena itu guru

harus dalam menciptakan pembelajaran matematika yang menyenangkan di

kelas III SD.

Pembelajaran matematika yang menyenangkan merupakan

pembelajaran yang inovatif. Marsigit (2008) mengemukakan bahwa

pembelajaran yang inovatif memiliki beberapa ciri-ciri antara lain sebagai

berikut.

1) Student center

2) Variasi media pembelajaran

3) Variasi metode peembelajaran

4) Variasi interaksi: klasikal, individu, kelompok

5) Construktivisme

6) Matematika sekolah

7) Realistik

8) Bruner, piaget, vigotsky

9) Kurikulum interaktif

10) Guru sebagai fasilitator

11) Education is for all

12) Skema pembelajaran fleksibel.


17

Berdasarkan paparan di atas, pembelajaran matematika kelas III di SD

Negeri Gegerkunci 02 yang akan dilakukan pada penelitian ini merupakan

pembelajaran yang inovatif. Hal tersebut karena beberapa ciri-ciri pada

pembelajaran inovatif terdapat pada pembelajaran matematika yang akan

dilakukan pada penelitian ini. Ciri-ciri tersebut antara lain student center

karena pembelajaran matematika yang akan dilakukan memusatkan pada

aktivitas belajar siswa. Pada penelitian kali ini pembelajaran matematika yang

akan dilakukan menggunakan media kartu pecahan sehingga termasuk dalam

variasi media pembelajaran. Selain itu pada pembelajaran matematika yang

akan dilakukan guru merupakan sebagai fasilitator karena media kartu pecahan

yang akan digunakan pada pembelajaran matematika disiapkan oleh guru.

2. Materi Pecahan di Kelas III SD

a. Pengertian pecahan

Gatot Muhsetyo (2007: 4) menyatakan bahwa pecahan pada

prinsipnya menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama.

Seluruh jumlah bagian yang sama tersebut sama-sama membentuk satuan

(unit). Sejalan dengan pendapat tersebut Sulardi (2008: 141) menyatakan

pecahan adalah bagian dari sesuatu yang utuh. Pecahan dapat ditunjukkan

dengan daerah yang diarsir. Osman T, dkk (2007: 110) mengemukakan

bahwa bilangan yang menyatakan bagian dari sesuatu yang utuh atau satu

kelompok disebut pecahan. Pembilang menunjukkan bilangan yang utuh

yang dibagi, sedangkan penyebut menunjukkan banyak pembagian pecahan

tersebut.
18

Dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pecahan adalah bagian dari sesuatu yang utuh yang sama banyak yang

terdiri dari pembilang dan penyebut yang keduanya dapat dibandingkan

b. Membandingkan pecahan sederhana

Daerah yang diarsir adalah 1 dari 2 bagian, maka daerah yang diarsir

1 1
menunjukkan pecahan Lambang pecahan dibaca satu per dua atau
2 2

seperdua.

Daerah yang diarsir adalah 1 dari 4 bagian, maka daerah yang diarsir

1 1
menunjukkan pecahan Lambang pecahan dibaca satu per tiga atau
2 2

1 1
sepertiga. Hal tersebut membuktikan bahwa lebih besar dari .
2 4

1 1
Perbandingan pecahan tersebut dapat ditulis ≥.
2 4

Pembelajaran matematika di kelas III terdapat berbagai bab yaitu

letak bilangan pada garis bilangan, operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan, operasi hitung perkalian dan pembagian, masalah yang

melibatkan uang, pengukuran waktu, panjang dan berat, hubungan antar

satuan, pecahan sederhana unsur dan sifat bangun datar yang sederhana,

jenis dan besar sudut, serta keliling dan luas persegi dan persegi panjang.

Materi pecahan sederhana pada pembelajaran matematika di kelas III


19

terdapat pada semester dua. Materi pecahan sederhana tersebut dibagi

terdiri dari 3 kompetensi dasar yaitu mengenal pecahan, membandingkan

pecahan sederhana dan memecahkan masalah yang melibatkan pecahan

sederhana. Dalam penelitian yang akan dilakukan kali ini terfokuskan pada

materi pecahan sederhana dengan kompetensi dasar membandingkan

pecahan sederhana.

B. Kajian Teoritis

1. Hasil Belajar

Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mengemukakan bahwa hasil belajar

adalah penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut,

Eko Putro Widoyoko (2009: 25) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan

pembelajaran adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa bersifat non fisik

seperti perubahan sikap, pengetahuan maupun kecakapan. Perubahan yang

terjadi pada diri siswa dibedakan menjadi dua yaitu output dan outcome.

Perubahan tersebut dinilai dalam bentuk angka dan kalimat.

Menurut Winkel (Purwanto, 2010: 45) hasil belajar adalah perubahan

yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang

dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif,

afektif dan psikomotor

Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan pada diri siswa yang

dihasilkan dari proses kegiatan pembelajaran yang mencakup aspek kognitif,


20

afektif dan psikomotor. Perubahan pada aspek kognitif dapat berupa

peningkatan pengetahuan siswa akan materi pelajaran yang dipelajari,

perubahan pada aspek afektif dapat berupa perubahan tingkah laku siswa yang

sesuai dengan normanorma agama. Perubahan pada aspek psikomotor dapat

ditunjukkan dengan meningkatnya keterampilan yang dimiliki siswa. Siswa

dapat mengembangkan potensi yang sudah dimilikinya.

Menurut Marsigit (2008) indikator keberhasilan belajar matematika

adalah sebagai berikut.

1) Sikap positif terhadap matematika

2) Mengembangkan kreatifitas dan seni mengerjakan matematika

3) Mengembangkan kemampuan berfikir logis

4) Mengembangkan proses/prosedur matematika

5) Melakukan percobaan-percobaan matematika

6) Memahami pentingnya bilangan dan penerapannya

7) Memahami pentingnya geometri dan penerapannya

8) Menemukan pola-pola matematika

9) Menemukan hubungan-hubungan matematika

10) Mempunyai ketrampilan memecahkan masalah matematika

11) Memahami konsep-konsep atau pengertian matematika

12) Mempunyai kepekaan terhadap persoalan matematika di luar kelas

13) secara kontinu dan terus menerus dalam mengembangkan matematika

14) Mampu mengkomunikasikan hasil-hasil pekerjaan matematika

15) Mampu mengembangkan dirinya sebagai seorang peneliti untuk meneliti

matematika
21

16) Mampu bekerja secara mandiri dan independent dalam memecahkan

persoalan matematika

17) Toleran dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah matematika

18) Mampu menggunakan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari

untuk menggali persoalan matematika

19) Mampu menggunakan matematika untuk memecahkan persoalan sehari-

hari

20) Mencoba menularkan atau memberikan pengetahuan atau keterampilan

matematika kepada orang lain.

21) Memperoleh hasil atau nilai yang tinggi untuk ujian atau tes matematika

22) Mempunyai pengalaman mengikuti berbagai lomba matematika termasuk

olimpiade.

Berdasarkan paparan diatas hasil belajar matematika yang ditentukan

dalam penelitian kali ini adalah memproleh hasil atau nilai yang tinggi untuk

ujian atau tes matematika. selain itu melalui penggunaan media kartu pecahan

siswa mampu memahami konsep membandingkan pecahan sederhana dan

dapat memecahkan masalah sehari-hari yang bersangkutan dengan

membandingkan pecahan sederhana. belajar seringkali digunakan sebagai

ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang

sudah diajarkan. Dalam mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan

serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi

syarat.

Alat evaluasi terbagi menjadi beberapa macam salah satunya adalah

tes. Tes hasil belajar yang baik harus sesuai dengan kriteria yang sudah

ditentukan. Menurut Wina Sanjaya (2008:238) tes harus memiliki dua kriteria
22

yaitu kriteria validitas dan reliabilitas. Tes hasil belajar sebagai suatu alat ukur

dikatakan memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Sedangkan tes memiliki tingkat reliabilitas atau keandalan jika

tes tersebut dapat menghasilkan informasi yang konsisten.

Menurut Wina Sanjaya (2008:238) ada beberapa teknik untuk

menentukan tingkat reliabilitas. Pertama, dengan tes-retes yaitu dengan

mengorelasikan hasil testing yang pertama dengan hasil testing yang kedua.

Kedua, dengan mengorelasikan hasil testing antara item genap dan item ganjil

(odd-even method). Ketiga, dengan memecah hasil testing menjadi dua

bagian, kemudian keduanya dikorelasikan.

Wina Sanjaya (2008:239) mengemukakan beberapa jenis tes hasil

belajar antara lain sebagai berikut.

1) Berdasarkan jumlah peserta didik

a. Tes kelompok adalah tes yang dilakukan terhadap sejumlah siswa secara

bersama-sama, dan

b. Tes individual adalah tes yang dilakukan kepada seorang siswa secara

perorangan.

2) Berdasarkan cara penyusunannya

a. Tes buatan guru disusun untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan

oleh guru yang bersangkutan, dan

b. Tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes standar dapat

memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan datang.


23

3) Berdasarkan cara pelaksanaannya

a. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab

sejumlah item soal dengan cara tertulis,

b. Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan, dan

c. Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan dan digunakan untuk

mengetahui kemampuan serta keterampilan seseorang mengenai sesuatu.

Berdasarkan paparan di atas maka dalam penelitian yang akan

dilakukan berencana menggunakan tes hasil belajar yang berbentuk tertulis.

Tes tersebut bersifat individual karena siswa akan mengerjakan secara

individu namun dalam waktu yang bersamaan. Dalam penyusunan soal tes

tertulis berdasarkan pada standar KKM (Kriterian Kelulusan Minimal) yang

sudah ditentukan oleh guru. Berdasaran cara penyusunannya tes tertulis yang

akan digunakan termasuk dalam tes standar karena bertujuan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan untuk

memprediksi keberhasilan belajar siswa yang dilihat melalui hasil soal tes

tertulis yang digunakan.

2. Karakteristik Siswa Kelas III SD

Perkembangan seseorang terjadi dari beberapa tahap. Menurut Rita Eka

Izzaty (2008: 4) perkembangan seseorang dibedakan menjadi beberapa bagian

yaitu perkembangan prenatal, perkembangan masa bayi, perkembangan masa

kanak-kanak awal, perkembangan masa kanak-kanak akhir, masa remaja,

masa dewasa awal dan madya serta masa lanjut usia. Siswa kelas III SD

termasuk pada masa kanak-kanak akhir sebab rentang usia pada masa kanak-

kanak akhir adalah 7-12 tahun.


24

Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya.

Anak sudah banyak bergaul dengan orang-orang diluar rumah, yaitu dengan

teman bermain di sekitar rumah, dengan teman di sekolah masyarakat

mengharapkan agar anak menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas

perkembangannya agar diterima dengan baik oleh lingkungannya.

Sutari Imam Barnadib (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 101) menyatakan ada

lima asas perkembangan pada diri siswa sebagai berikut.

1) Tubuhnya selalu berkembang sehingga semakin lama semakin dapat

menjadi alat untuk menyatakan kepribadiannya,

2) Siswa dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, hal ini menyebabkan dia

terikat kepada pertolongan orang dewasa yang bertanggung jawab,

3) Siswa membutuhkan pertolongan dan perlindungan serta membutuhkan

pendidikan untuk kesejahteraan anak didik,

4) Siswa mempunyai daya berekspresi, yaitu kekuatan untuk menemukan

halhal baru di dalam lingkungannya dan menuntut pendidik untuk memberi

kesempatan kepadanya, dan

5) Siswa mempunyai dorongan untuk mencapai motivasi dengan orang lain.

Berdasarkan paparan di atas, siswa kelas III di SD sudah mencapai

pada asas-asas tersebut karena di kelas III SD siswa sudah mempunyai daya

ekspresi pada tingkat awal. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa yang berani

menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Selain itu siswa juga sudah

menunjukkan sikap kepeduliannya terhadap teman sebayanya. Hal tersebut

ditunjukkan dengan sikap siswa yang mau berbagi barang yang dimilikinya

dengan teman sekelasnya. Sikap tersebut berbeda dengan sikap sewaktu masih

duduk di kelas I maupun kelas II karena siswa pada kelas tersebut siswa masih
25

bersifat individual dan terkesan egois. Oleh karena itu guru harus mampu

menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas III

SD.

Menurut Jean Piaget (Dwi Siswoyo, dkk, 2007:111) perkembangan

intelektual siswa berlangsung dalam empat tahap yaitu (a) tahap sensori motor,

(b) tahap pra-operasional, (c) tahap operasional konkret dan (d) tahap

operasional formal. Siswa kelas III SD termasuk dalam tahap operasional

konkret karena pada tahap ini rentang usia anak 7-12 tahun. Pada tahap

operasional konkret peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek

kumulatif materi. Selain itu peserta didik sudah mampu berpikir sistematis

mengenai benda-benda dan peristiwaperistiwa yang konkret.

Dalam merencanakan proses pembelajaran harus disesuaikan dengan

karakteristik yang dimiliki siswa. Oleh karena itu guru membutuhkan strategi

yang tepat dalam penyusunan proses pembelajaran. Menurut March (Rita Eka

Izzaty, 2008: 118) strategi guru dalam pembelajaran pada masa kanak-kanak

akhirm adalah sebagai berikut.

1) Menggunakan bahan-bahan yang konkret,

2) Menggunakan alat visual,

3) Gunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan anak dari hal yang

bersifat sederhana ke yang bersifat kompleks,

4) Menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik, dan

5) Beri latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan.

Kelas rendah di sekolah dasar termasuk dalam masa kanak-kanak

akhir. Oleh karena itu siswa masih membutuhkan alat bantu yang konkret

dalam memahami sebuah konsep baru terutama pada pembelajaran


26

matematika. Dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan sederhana

siswa sangat membutuhkan alat bantu dalam memahami materi tersebut. Alat

bantu tersebut berbentuk media pembelajaran. Media kartu pecahan

merupakan salah satu media pembelajaran yang tepat digunakan untuk

membantu menjelaskan materi pecahan sederhana dengan kompetensi dasar

membandingkan pecahan karena media kartu pecahan membantu siswa untuk

dapat membandingkan pecahan dengan cepat. Selain itu media kartu pecahan

juga sesuai dengan karakteristik siswa kelas III SD yaitu belajar sambil

bermain.

Menurut Rita Eka Izzaty (2008: 116) ciri-ciri anak pada masa kelas

rendah sebagai berikut.

1) Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah,

2) Suka memuji diri sendiri,

3) Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan itu dianggap

tidak penting,

4) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu

menguntungkan dirinya, dan

5) Suka meremehkan orang lain.

Masa kelas rendah terjadi pada kelas I, II dan III. Berdasarkan paparan

diatas, ciri-ciri kelas III SD sesuai dengan kenyataannya antara lain masih

suka memuji diri sendiri, masih suka membandingkan dirinya dengan teman

sebaya dan masih suka meremehkan orang lain dengan cara menganggap

bahwa dirinya yang lebih baik dalam segala-galanya.

Perkembangan dari karakteristik seseorang banyak yang

mempengaruhi antara lain keturunan, lingkungan dan lain sebagainya. Ahmad


27

Fauzi (2004:98) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan

adalah faktor keturunan dan faktor lingkungan. Untuk lebih jelasnya dari

pernyataan tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

a. Faktor keturunan

Turunan memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam

warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek. Warisan

(turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting adalah bentuk tubuh,

raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat-sifat atau watak, dan

penyakit.

b. Fator lingkungan

Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak,

sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain

sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya.

Siswa kelas III SD masih sangat rentan dengan pengaruh dari luar

terutama pada faktor lingkungan. Siswa kelas III SD masih mudah dipengaruhi

oleh lingkungannya baik pengaruh baik maupun pengaruh buruk. Mayoritas

siswa kelas III di SD Negeri Gegerkunci 02 berasal dari keluarga yang

menengah kebawah. Selain itu lingkungan daerah tempat tinggal siswa kelas

III di SD Gegerkunci 02 adalah daerah perkotaan sehingga pengaruh buruk

masih sering dijumpai di daerah tempat tinggal mereka. Sehingga diperlukan

kerjasama antara guru dengan orangtua siswa dalam mendampingi proses

berkembangnya karakteristik siswa supaya dapat berkembang dengan baik.


28

Jadi berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik yang dimiliki siswa kelas III SD adalah pada tahap operasional

konkret. Selain itu juga siswa kelas III SD juga sedang mengalami tahap

perkembangan sosial, emosi dan moral. Oleh karena itu guru perlu mengamati

dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisis

bagaimana siswa berpikir. Pengaruh teman sebaya sangat besar baik yang

bersifat positif seperti pengembangan diri dan pembentukan harga diri maupun

negatif

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Gerlarch & Elly (Azhar Arsyad, 2011: 3) mengatan bahwa media

apabila diilhami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku

teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal.

Wina Sanjaya (2008: 205) mengatakan bahwa media bukan hanya

alat perantara seperti TV, radio, Slide, bahkan cetakan, akan tetapi meliputi

orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan

semacam diskusi, seminar, karyawisata dan lain-lain. Kegiatan tersebut

dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap

siswa atau untuk menambah keterampilan siswa.


29

Azhar Arsyad (2011: 7) berpendapat bahwa media pengajaran

meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti OHP, radio,

televisi dan lain sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang

mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau

buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film

atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram dan lain

sebagainya.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah seperangkat alat bantu yang digunakan oleh

guru untuk menunjang proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat

berupa hardware dan software. Selain itu media pembelajaran juga

bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang

sedang disampaikan.

b. Fungsi dan manfaat media pembelajaran

Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain

dapat menimbulkan verbalisme dan persalahan persepsi juga gairah siswa

untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diiajak

berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan. Padahal untuk mematuhi

sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik mapun psikis.

Sudjana &Rivai (Azhar Arsyad, 2011: 24) mengemukakan manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut.

1) Pembalajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar,


30

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pembelajaran,

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap

jam pelajaran, dan

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Media kartu pecahan yang digunakan dalam penelitian ini juga

memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.

1) Pembelajaran akan lebih menarik karena siswa akan diajak bermain

dengan menggunakan media kartu pecahan,

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya karena pada kartu

pecahan selain bertuliskan angka pecahan, kartu pecahan juga terdapat

gambar yang menjelaskan tentang angka pecahan yang terdapat pada

kartu tersebut.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi karena guru tidak hanya

menggunakan media ceramah namun juga menggunakan metode

permainan.

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan karena siswa tidak hanya

mengerjakan soal dan mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa dilatih

untuk mengamati dan belajar sambil bermain.


31

c. Macam-macam media pembalajaran

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 213) klasisifikasi media

pembelajaran cukup mendalam antara lain sebagai berikut.

1. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:

a) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja,

b) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan

penglihaatannya saja,

c) Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan

unsur gambar.

2. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi ke dalam :

a) Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak.

Penggunaan media tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta

menjangkau jumlah siswa dalam waktu yang sama.

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan

tempat yaitu media yang dalam penggunaannya membutuhkan

ruang dan tempat yang khusus

c) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram dan

pengajaran melalui komputer.

3. Dilihat dari bahan dan pembuatannya, media dibagi ke dalam:

a) Media yang sederhana yaitu media yang bahan dasarnya mudah

diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan

penggunaanya tidak sulit.

b) Media yang kompleks yaitu media yang bahan dan alat

pembuatannya sulit diperoleh sertta harganya mahal.


32

Berdasarkan pendapat di atas, media kartu pecahan termasuk dalam

jenis media visual karena hanya mengandalkan indera penglihatan. Media

kartu pecahan termasuk dalam media yang daya liputnya luas karena

penggunaan media tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta menjangkau

jumlah siswa dalam waktu yang sama. Media kartu pecahan juga

termasuk dalam media yang sederhana karena pembuatannya cukup

mudah dan barangbarang yang digunakan untuk membuat media kartu

pecahan harganya cukup murah.

d. Pemilihan media pembelajaran

Dalam pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan

beberapa kriteria. Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa

media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan.

Menurut Azhar Arsyad (2011: 75) kriteria yang patut diperhatikan dalam

memilih media sebagai berikut.

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip atau generalisasi,

3) Praktik, luwes dan bertahan,

4) Guru terampil menggunakannya,

5) Pengelompokkan sasaran, dan

6) Mutu teknis

Selain pertimbangan di atas, untuk memilih media dapat

menggunakan pola seperti yang lain. Menurut Wina Sanjaya (2008: 224)

sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat

dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu:


33

1) Access, kemudahan akses menjjadi pertimbangan pertama dalm

pemilihan media,

2) Cost, biaya juga harus dipertimbangkan,

3) Technology, ketersediaan dan kemudahan dalam menggunakannya,

4) Interactivity, media yang baik adalah yang dapat memunculkan

komunikasi dua arah atau interaktivitas,

5) Organization, pertimbangan yang juga penting adalah dukungan

organisasi, dan

6) Novelty, kebaruan dari media juga harus dipertimbangkan

Berdasarkan pendapat di atas, maka media kartu pecahan sudah

memenuhi syarat dalam pemilihan media pembelajaran yang baik. Hal

tersebut dikarenakan media kartu pecahan dibuat sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Media kartu pecahan sesuai dengan isi materi pecahan

sederhana kompetensi dasar membandingkan pecahan sederhana. Media

kartu pecahan juga dapat mendukung proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Selain itu sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya, media kartu

pecahan sudah sesuai dengan rumusan ACTION. Media kartu pecahan

sangat mudah karena dapat digunakan kapanpun juga dan dimanapun juga

(Access). Dalam pembuatan media kartu pecahan cukup terjangkau karena

bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan media kartu pecahan

harganya cukupmurah (Cost). Media kartu pecahan sangat mudah

digunakan karena digunakan melalui permainan kartu (Technology).

Interactivity sudah dapat tercipta melalui penggunaan media kartu pecahan

karena siswa dilatih untuk dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan

guru melalui pertanyaanpertanyaan singkat sesuai materi pembelajaran.


34

Media kartu pecahan sudah mendapatkan dukungan dari pihak sekolah SD

Negeri Gegerkunci 02 (Organization). Selain itu media kartu pecahan

sudah mengalami pembaharuan karena media kartu pecahan merupakan

pembaharuan dari blok pecahan (Novelty).

4. Media Kartu Pecahan

a. Pengertian media kartu pecahan

Menurut Rifaidlilah Kartika (2012) kartu bilangan berfungsi

untuk menambah keterampilan siswa dalam memahami atau mendalami

suatu materi yang konsepnya telah dipelajari. Salah satu contoh alat

peraga kartu pecahan adalah kartu permainan pecahan. Alat peraga kartu

permainan pecahan ini berguna untuk membina keterampilan siswa

dalam mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan

sebaliknya. Setiap kartu mempunyai dua bagian yang berbeda yaitu satu

bagian berisi pecahan biasa dan satu bagian berisi pecahan desimal.

Media kartu pecahan merupakan salah satu jenis media kartu

bilangan. Media kartu pecahan adalah media pembelajaran yang

digunakan untuk membantu guru dalam menjelaskan konsep pecahan

sederhana dengan kompetensi dasar membandingkan pecahan

sederhana. Media kartu pecahan yang akan digunakan berbentuk persegi

panjang yang dibuat dari kertas karton dan dilapisi oleh kertas asturo

serta dibungkus oleh plastik bening dengan tujuan supaya media kartu

pecahan dapat terjaga kualitasnya. Media kartu pecahan ini berukuran

panjang 5 cm dan lebar 10 cm. Kartu pecahan ini terbagi menjadi dua

bagian atas dan bawah. Bagian atas terdapat angka pecahan sedangkan
35

bagian bawah terdapat gambar yang menjelaskan tentang angka pecahan

tersebut. Dibawah ini contoh dari media kartu pecahan yang akan

digunakan dalam penelitian ini.

1
2

Media kartu pecahan berfungsi untuk merevisi sebuah topik yang

baru disampaikan. Media kartu pecahan digunakan melalui sebuah

permainan. Permainan kartu pecahan digunakan di tengah sebuah topik

untuk mengkonsolidasi ide-ide dasar dan menilai secara diagnostik

pembelajaran pada saat itu.

b. Permainan kartu pecahan

Menurut Dienes (Ruseffendi, 1992: 124) permainan matematika

sangat penting sebab operasi matematika dalam permainan tersebut

menunjukkan aturan secara kongkret dan lebih membimbing dan

menajamkan pengertian matematika pada siswa. Dapat dikatakan bahwa

objek-objek kongkret dalam bentuk permainan mempunyai peranan

sangat penting dalam pembelajaran matematika jika dimanipulasi

dengan baik. Makin banyak bentuk-bentuk yang berlainan yang

diberikan dalam konsepkonsep tertentu, akan makin jelas konsep yang

dipahami siswa, karena siswa akan memperoleh hal-hal yang bersifat

logis dan matematis dalam konsep yang dipelajarinya itu. Dalam

mencari kesamaan sifat anak-anak mulai diarahkan dalam kegiatan

menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti.


36

Untuk melatih siswa dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu

mengarahkan mereka dengan mentranslasikan kesamaan struktur dari

bentuk permainan yang satu ke bentuk permainan lainnya. ini tentu tidak

boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula.

Menurut Dienes (Ruseffendi, 1992:125-127), konsep-konsep

matematika akan berhasil jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu.

Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi 6 tahap, yaitu:

1. Permainan Bebas (Free Play)

Dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari

pengembangan konsep bermula dari permainan bebas. Permainan

bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktifitasnya tidak

berstruktur dan tidak diarahkan. Siswa diberi kebebasan untuk

mengatur benda. Selama permainan pengetahuan anak muncul.

Dalam tahap ini siswa mulai membentuk struktur mental dan struktur

sikap dalam mempersiapkan diri untuk memahami konsep yang

sedang dipelajari.

2. Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)

Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti

polapola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu.

Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak

terdapat dalam konsep yang lainnya. Melalui permainan siswa diajak

untuk mulai mengenal dan memikirkan bagaimana struktur

matematika itu. Makin banyak bentukbentuk berlainan yang diberikan

dalam konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang dmatematika


37

hami siswa, karena akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan

matematis dalam konsep yang dipelajari itu.

3. Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities)

Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan

menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang

diikuti. Untuk melatih dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru

perlu mengarahkan mereka dengan menstranslasikan kesamaan

struktur dari bentuk permainan lain. Translasi ini tentu tidak boleh

mengubah sifatsifat abstrak yang ada dalam permainan semula.

4. Permainan Representasi (Representation)

Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi

yang sejenis. Para siswa menentukan representasi dari konsep-konsep

tertentu. Setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang

terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu. Representasi yang

diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan demikian telah mengarah pada

pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak yang terdapat

dalam konsep yang sedang dipelajari.

5. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)

Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan

kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep

dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan

verbal.

6. Permainan dengan Formalisasi (Formalization)

Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam

tahap ini siswa-siswa dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep


38

dan kemudian merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut. Pada

tahap formalisasi anak tidak hanya mampu merumuskan teorema

serta membuktikannya secara deduktif, tetapi mereka sudah

mempunyai pengetahuan tentang sistem yang berlaku dari

pemahaman konsepkonsep yang terlibat satu sama lainnya.

Berdasarkan paparan di atas, permainan kartu menggunakan

media kartu pecahan juga memiliki tahapan-tahapan belajar yang

terkandung dalam permainan tersebut. Tahapan tersebut antara lain:

1) Permainan yang menggunakan aturan (games), permainan kartu

pecahan merupakan permainan yang menggunakan aturan (games)

karena di dalam permainan kartu pecahan terdapat beberapa aturan

yang harus dilakukan oleh siswa,

2) Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities), permainan

kesamaan sifat terkandung dalam permainan kartu pecahan juga

karena di dalam permainan kartu pecahan siswa diminta untuk

membandingkan pecahan sederhana. Secara tidak langsung di dalam

membandingkan kartu pecahan tersebut siswa diminta untuk dapat

menemukan kesamaan sifat pecahan yang berpenyebut sama dan

yang tidak berpenyebut sama, dan

3) Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization), di dalam permainan

kartu pecahan siswa diperkenalkan dengan simbol-simbol pecahan

sederhana. Simbol-simbol tersebut diwujudkan melalui angka

pecahan dan gambar yang menjelaskan pecahan tersebut. Angka dan

gambar tersebut tercantum dalam media kartu pecahan.


39

Di dalam sebuah permainan terdapat beberapa aturan yang harus

dilakukan oleh pemainnya. Permainan karrtu juga memiliki beberapa

aturan yang harus dilakukan. Menurut John D Latuheru (1998:115) ada

beberapa langkah dalam permainan kartu. langkah-langkah tersebut

antara lain:

a. siapkan satu set kartu,

b. kartu dikocok, dan dibagikan kepada pemainnya secara adil,

c. setiap pemainnya dapat memulai permainan dengan mengeluarkan

satu kartu,

d. pemain yang lain mengeluarkan kartu yang besarnya melebihi nilai

kartu dari pemain satu, dan

e. dan seterusnya, pemain yang kartunya paling cepat habis maka dia

disebut sebagai pemenang.

Media kartu pecahan penggunaannya melalui sebuah permainan.

Sesuai dengan paparan di atas, media kartu pecahan juga memiliki

aturan dalam memainkannya. Aturan tersebut antara lain:

a) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Di kelas III SD N

Gegerkunci 02 terdapat 24 siswa sehingga dibagi menjadi 6

kelompok dan setiap kelompoknya terdapat 4 siswa,

b) masing-masing kelompok mendapatkan satu set kartu pecahan. Satu

set kartu pecahan terdapat 20 kartu pecahan,

c) pemain 1. Mengocok semua kartu kemudian membagikannya kepada

pemain 2, pemain 3, pemain 4 dan pemain 1 sendiri. Masing-masing

pemain mendapat 5 kartu.Pemain 1 mengeluarkan 1 kartu miliknya,


40

d) giliran selanjutnya, pemain 2 mengeluarkan kartu yang sama

penyebutnya dengan kartu yang dikeluarkan pemain 1,

e) jika tidak satu pun kartu pemain 2 yang penyebutnya sama, pemain 2

harus mengambil kartu yang dikeluarkan pemain 1 dan pemain 1

mengeluarkan kartu yang lain,

f) giliran selanjutnya, pemain 3 mengeluarkan 1 kartu yang sama

penyebutnya dengan kartu yang dikeluarkan pemain 1 dan pemain 2,

g) jika tidak satu pun kartu pemain3 yang penyebutnya sama, pemain 3

harus mengambil kartu yang dikeluarkan pemain 1 dan pemain 2.

Selanjutnya, pemain 1 atau pemain 2 atau pemain 4 (yang nilai

pecahan pada kartunya lebih tinggi) mengeluarkan kartu yang lain,

h) jika keempat pemain dapat mengeluarkan kartu yang penyebutnya

sama, ketiga kartu itu dibandingkan nilainya,

i) pemain yang nilai pecahan pada kartunya paling tinggi dapat

mengeluarkan kartu yang lain,

j) demikian seterusnya, dan

k) pemain yang kartunya paling cepat habis menjadi pemenang.

c. Tujuan Penggunaan media kartu pecahan

Hirdjan (1997: 37) mengemukakan bahwa suatu permainan

dengan menggunakan kartu matematika bertujuan diantaranya agar

siswa dapat:

1) Mendalami beberapa konsep matematika beserta sifat-sifat yang

terkait.

2) Meningkatkan keterampilan dalam melakukan operasi bilangan.


41

3) Melakukan latihan berulang kali untuk peningkatan daya ingatnya.

Berdasarkan paparan di atas, media kartu pecahan memiliki

beberapa tujuan. Melalui penggunaan media kartu pecahan siswa dapat

mendalami konsep membandingkan pecahan sederhana. Media kartu

pecahan juga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam

membandingkan pecahan sederhana. Selain itu media kartu pecahan

dapat meningkatkan daya ingat siswa. Melalui penggunaan media kartu

pecahan dalam permainan siswa dapat mengingat pecahan yang sudah

dibandingkan dengan cepat karena permainan tersebut dilakukan secara

berulang.

d. Kelebihan dan kekurangan media kartu pecahan

Sudjana &Rivai (Azhar Arsyad, 2011: 30) mengemukakan

kelebihan dari media kartu matematika adalah sebagai berikut.

1) Siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran matematika

karena dapat belajar sambil bermain.

2) Dengan tanpa disadari siswa melakukan latihan soal berulang kali,

sehingga tingkat pemahaman siswa semakin meningkat

3) Hasil belajar siswa akan lebih meningkat, karena sering melakukan

latihan soal dengan permainan.

Sesuai dengan paparan di atas, media kartu pecahan memiliki

beberapa kelebihan. Melalui media kartu pecahan siswa akan merasa

senang dalam mengikuti pembelejaran karena dapat belajar sambil

bermain. Media kartu pecahan juga akan meningkatkan pemahaman

siswa tentang konsep membandingkan pecahan sederhana karena dalam

permainan menggunakan media kartu pecahan tanpa disadari siswa


42

membandingkan pecahan secara berulang. Selain itu juga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan sederhana karena

siswa memahami konsep membandingkan pecahan dengan tepat

sehingga pada saat mengerjakan latihan soal tidak mengalami kesulitan.

Pandangan orang atau masyarakat mengenai permainan kartu,

dimana biasanya kartu dijadikan alat untuk berjudi. John D Latuheru

(1998: 15) mengemukakan kelemahan permainan kartu sebagai berikut.

1) Ketepatgunaan (efektivitas) belajar melalui permainan tergantung dari

materi yang dipilih khusus serta bagaimana memanfaatkannya

2) Penggunaan bahan untuk permainan biasanya memerlukan suatu

pengaturan khusus, bila ada siswa yang tidak melakukan, biasanya

mengganggu atau menghambat keberhasilan pencapaian tujuan

pembelajaran yang diinginkan

3) Bahan permainan mungkin sekali membutuhkan biaya yang cukup

besar serta membutuhkan waktu yang tidak sedikit

4) Membutuhkan adanya diskusi-diskusi sesudah permainan dan itu

dilaksanakan demi keberhasilan pembelajaran tersebut

5) Waktu dalam hal ini merupakan rintangan yang sangat berarti, belajar

secara induktif memang membutuhkan waktu jika dibanding dengan

mengajar secara langsung.

Berdasarkan paparan di atas media kartu pecahan juga memiliki

kekurangan. Kekurangan tersebut yaitu membutuhkan waktu yang

sedikit lama dibandingkan dengan mengajar melalui metode ceramah

saja. Selain itu membutuhkan diskusi antara guru dengan siswa setelah

melakukan permainan menggunakan media kartu pecahan supaya dapat


43

mengetahui tingkat pemahaman siswa. Media kartu pecahan yang

terbuat dari kertas kualitasnya tidak tahan lama.

Dalam mengantismatematika si kekurangan dari media kartu

pecahan, ada beberapa tindakan yang dilakukan. Tindakan tersebut

antara lain guru harus dapat mengatur waktu proses pembelajaran

dengan tepat. Diskusi antara guru dengan siswa dilakukan selama proses

pembelajaran. Sehingga bagi siswa yang mengalami kesulitan maka

guru langsung memperbolehkan siswa tersebut untuk bertanya. Selain

itu guru juga selalu mendampingi siswa selama proses pembelajaran.

Sedangkan untuk mengantismatematika si kelemahan kartu pecahan

mengenai kualitasnya maka media kartu pecahan dilapisi oleh plastik

bening yang bersifat kaku. Walaupun kartu pecahan terbuat dari kertas

namun tidak akan mudah sobek.

C. Kerangka Pikir

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas

utama guru. Pembelajaran di dapat diartikan sebagai proses menambah

pengalaman siswa guna memperoleh sebuah pengetahuan baru. Dalam proses

pembelajaran masih sering meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru

dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa bersifat pasif sehingga lebih

banyak menunggu sajian-sajian guru dari pada mencari dan menemukan

pengetahuan yang siswa butuhkan. Hal tersebut membuat pengetahuan siswa

kurang berkembang sehingga dapat berdampak pada hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penulusuran pada daftar nilai ulangan harian tahun

2014/2015 dan hasil observasi yang dilakukan, menunjukkan adanya


44

permasalahan yang muncul pada pembelajaran matematika di SD N Gegerkunci

02. Permasalahan tersebut hasil belajar siswa yang kurang memenuhi target

KKM SD Negeri Gegerkunci 02 pada materi pecahan sederhana.

Penggunaan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara wali kelas III di SD Negeri

Gegerkunci 02 yang telah dilakukan, wali kelas III SD Negeri Gegerkunci 02

belum menggunakan media pembelajaran dalam melaksanakan proses

pembelajaran matematika materi pecahan sederhana, sehingga masih banyak

siswa yang belum memahami konsep membandingkan pecahan sederhana dan

menyebabkan hasil belajar matematikanya pada materi tersebut rendah.

Dalam menjelaskan konsep materi pecahan sederhana banyak media

pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya adalah media pembelajaran

kartu pecahan. Media kartu pecahan adalah media pembelajaran yang digunakan

untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pecahan

sederhana.

Media kartu pecahan ini merupakan salah satu media yang tepat

digunakan siswa dalam membantu pemahamannya tentang materi pecahan

sederhana, karena media kartu pecahan ini sesuai dengan karakteristik siswa

kelas III SD. Siswa kelas III SD masih pada tahap operasional konkret, sehingga

siswa membutuhkan benda yang bersifat nyata dalam meningkatkan

pemahamannya akan suatu hal. Media kartu pecahan ini bersifat semi konkret

yang dapat dilihat langsung dan dipegang langsung oleh siswa. Media kartu

pecahan memiliki fungsi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi

pecahan sederhana karena siswa secara berulang menggunakan media kartu

pecahan. Melalui peningkatan pemahaman siswa tersebut maka hasil belajar


45

siswa juga akan ikut meningkat. Selain itu media kartu pecahan juga dapat

meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Media

kartu pecahan ini juga dapat meningkatkan interaksi siswa dengan guru karena

secara tidak langsung siswa aktif bertanya pada saat menggunakan media kartu

pecahan.

Media kartu pecahan yang akan digunakan berbentuk persegi panjang

yang dibuat dari kertas karton dan dilapisi oleh kertas asturo serta dibungkus oleh

plastik bening dengan tujuan supaya media kartu pecahan dapat terjaga

kualitasnya. Media kartu pecahan ini berukuran panjang 5 cm dan lebar 10 cm.

Kartu pecahan ini terbagi menjadi dua bagian atas dan bawah. Bagian atas

terdapat angka pecahan sedangkan bagian bawah terdapat gambar yang

menjelaskan tentang angka pecahan tersebut.

Media kartu pecahan digunakan melalui sebuah permainan kartu. Dalam

permainan kartu pecahan siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing

kelompok beranggotakan 4 siswa. Permainan kartu tersebut dilakukan secara

bergiliran dan berulang. Sehingga akan meningkatkan daya ingat siswa dalam

membandingkan pecahan sederhana. Dengan demikian hasil belajar matematika

siswa pada materi pecahan sederhana akan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Memperhatikan landasan teori dan kerangka berpikir tersebut di atas,

maka hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut : “penggunaan media kartu

pecahan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan pada siswa

kelas III SD Negeri Gegerkunci 02.


46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri

Gegerkunci 02 . Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes, tepatnya di Desa

Gegerkunci Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes. Penelitian tindakan kelas

difokuskan pada siswa kelas III ( tiga). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas

yang diadakan di SD Negeri Gegerkunci 02 .terdiri dari dua siklus atau dua

tahapan, tahapan pertama yaitu pada siklus I hari Senin tanggal 23 Maret 2015

dan tahap kedua yaitu pada siklus II hari Senin tanggal 30 Maret 2015

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diikuti oleh 37 siswa.

B. Subjek Penelitian

Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK)

dilaksanakan di SD Negeri Gegerkunci 02 .Kecamatan Songgom Kabupaten

Brebes kelas III pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 . Perbaikan

pembelajaran dilaksanakan karena mengalami permaslahan pembelajaran pada

mata pelajaran matematika tentang kompetensi pecahan sedrhana . Materi ini

merupakan bagian dari kompetensi dasar menjelaskan memahami konsep

membandingkan pecahan sederhana .

Kebanyakan dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran

Matematika, banyak guru yang berorientasi pada materi hafalan saja sehingga

peserta didik tidak mengetahui penerapan teori pada materi yang telah ia

dapatkan. Melihat hal itu, kiranya guru dapat memberikan pengalaman praktis

46
47

kepada peserta didik sehingga mereka dapat mengaplikasikan pengalaman

belajarnya di lingkungan masyarakat. Pembelajaran praktis dengan

memanfaatkan alat peraga kartu pecahan pengungkit diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi pecahan sedrhana .

C. Sumber Data

1. Siswa

Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara

sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua dan hasil

evaluasi.

2. Guru

Sumber data guru berasal dari lembar observasi kemampuan/kinerja guru dan

kualitas pembelajaran matematika dengan menggunakan media buku

bergambar

3. Data dokumen

Sumber data dokumen berupa data awal nilai pra siklus, sebelum dilakukan

tindakan

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data yang tepat, maka penulis memerlukan

alat pengumpul data antara lain :

1. Angket

Untuk mengumpulkan data, maka penulis membuat sebuah angket

dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada peserta didik yang

isinya tentang tanggapan atau pendapat siswa tentang penggunaan media

kartu pecahan (alat peraga pernapasan).


48

2. Studi Dokumentasi

Untuk pengambilan data pada kondisi awal pra siklus pada mata

pelajaran matematika tentang materi kerangka tubuh manusia pada pada

siswa kelas III SD Negeri Gegerkunci 02 semester 2 tahun pelajaran

2014/2015 maka dmatematika ndang perlu menggunakan alat

dokumentasi.

3. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana antusias

peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran, dengan observasi maka

dapat diketahui apakah alat peraga dan metode yang digunakan peneliti

sudah tepat apa belum.

4. Tes

Dengan menggunakan tes, seorang penulis dapat mengetahui tingkat

kemampuan peserta didik pada pelajaran Matematika materi pecahan

sederhana pada siswa kelas III SD Negeri Gegerkunci 02 tahun pelajaran

2014/2015 dari mulai pra siklus, siklus I dan siklus II.

Teknik tes digunakan untuk memperoleh data yang akurat. Teknik

yang digunakan berupa tes unjuk kerja dan tes tertulis dilakukan sebanyak

dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II. Bentuk tes unjuk kerja berupa

aktivitas siswa mengerjakan soal matematika materi pecahan sederhana,

E. Validasi Data

Hasil nilai belajar peserta didik dari mulai pra siklus, siklus 1 dan siklus

2 selanjutnya dianalisis untuk divalidasi datanya. Perolehan nilai tiap siklus

tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan


49

hasil belajar yang telah dicapai peserta didik pada materi pecahan sederhana

setelah memanfaatkan media kartu pecahan .

Dengan melakukan validasi data, maka peneliti akan benar-benar

memperoleh data yang benar-benar akurat dengan menentukan butir soal serta

kriteria penilaian. Sedangkan validasi data terhadap hasil pengamatan dilakukan

dengan melakukan triangulasi sumber data dengan bantuan teman sejawat.

Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan melakukan penelitian dengan

penggunaan berbagai metode pada saat pembelajaran berlangsung.

F. Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta didik maka

perlu dianalisis data dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif dengan

tujuan untuk membandingkan nilai tes antar siklus maupun indikator kinerja.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Kualitatif

Merupakan hasil data yang didapatkan dari pengamatan tentang antusias

peserta didik sebagai gambaran tentang keaktifan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran dan kuisioner tentang tanggapan peserta didik terhadap

pemanfaatan Media kartu pecahan dalam pembelajaran Matematika. Apabila

terdapat peserta didik yang kurang memahami materi selanjutnya mereka

diberi kesempatan bertanya jawab antar teman dalam satu kelompok atau

teman pada kelompok lain agar ditemukan cara pemecahan untuk

mengatasinya sehingga diharapkan materi pembelajaran akan dapat diterima

peserta didik dengan mudah.


50

2. Kuantitatif

Hasil nilai belajar peserta didik selanjutnya dihitung persentase

ketuntasannya dengan cara jumlah peserta didik yang memperoleh nilai 65

keatas (tuntas berdasarkan KKM) dibagi jumlah peserta didik dalam satu

kelas kemudian dikalikan 100%.

Persentase ketuntasan belajar dihitung dengan cara sebagai berikut :

St
Pk = ----- x 100 %
S
Keterangan :

Pk = Persentase ketuntasan

St = Jumlah siswa yang tuntas

S = Jumlah siswa dalam satu kelas

F. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari penelitian ini apabila:

1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa ≥ 65.

2. Banyaknya siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 minimal mencapai ≥ 70 %

dari jumlah siswa dengan kriteria klasifikasi minimal cukup.

G. Prosedur Penelitian

Desain penelitian adalah prosedur yang menggambarkan bagaimana

penelitian akan dilaksanakan. Pada penelitian yang akan dilakukan ini

menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) mempunyai tujuan utama. Tujuan pertama yaitu meningkatkan

hasil belajar matematika kelas III pokok bahasan bilangan pecahan.


51

Dalam proses penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc.

Taggart (Suwarsih Madya, 2007: 25) yang setiap siklus terdiri dari empat

komponen tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait. Berikut ini bentuk model

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kemmis dan Mc. Taggart :

Gambar 1. Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Suwarsih Madya, 2007: 25)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model penelitian dari

Kemmis dan Mc. Taggart karena model tersebut sesuai dengan rencana

penelitian yang akan dilakukan. Rencana penelitian tersebut yaitu diawali

dengan observasi masalah pembelajaran yang terjadi di kelas III SD Negeri

Gegerkunic 02 dan dilanjutkan dengan merencanakan tindakan yang akan

dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut. Rencana tindakan tersebut

dilanjutkan dengan menerapkan tindakan yang sudah direncanakan serta

mengamati rencana tindakan yang sudah diterapkan. Siklus ini diakhiri dengan

refleksi.
52

1. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus dan dalam setiap

siklusnya terdiri dari empat komponen. Pada siklus pertama siswa diminta

untuk mengerjakan soal mengenai materi membandingan pecahan untuk

mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan. Apabila dalam siklus pertama

hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan indikator keberhasilan, maka

penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun jika hasil yang

didapatkan pada siklus pertama diperoleh hasil yang sesuai dengan indikator

keberhasilan, maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Secara detail, tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Tahap Prasiklus

1. Permohonan izin di SD Negeri Gegerkunci 02. Izin mudah

didapatkan karena kepala sekolah sangat mendukung aktivitas yang

dapat membantu dalam proses belajar mengajar

2. Observasi pelaksanaan pembelajaran dari perilaku siswa di luar kelas.

Hal ini diperlukan untuk memberikan gambaran awal bagi peneliti.

3. Wawancara dengan wali kelas III tentang kendala-kendala dalam

melaksanakan pembelajaran matematika materi pecahan.

4. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan.

5. Menyusun langkah dan jadwal kegiatan

b. Tahap siklus

Sebelum dilaksanakan penelitian, maka telah disusun tahapan-

tahapan kegiatan. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

1. Tahap perencanaan
53

a) Pembuatan desain pembelajaran yang memuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disetujui oleh

pimpinan sekolah,

b) Persiapan media pembelajaran kartu pecahan,

c) Menyusun soal post test

d) Menyusun lembar observasi pelaksana tindakan

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Untuk mempermudah pelaksanaan tindakan penelitian, maka

penelitian ini diawali dengan menyusun skenario pembelajaran atau

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pecahan.

Adapun desain pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru hanya menjelaskan

sedikit tentang konsep pecahan. Kemudian siswa bermain kuis tentang

pecahan menggunakan media kartu pecahan.

Pembelajaran matematika tetap dilaksanakan sesuai dengan

materi yang sudah direncanakan oleh guru sesuai dengan program

semester yang mengacu pada SKL. Untuk pembelajaran matematika

dengan materi pecahan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah

disepakati bersama antara guru dengan peneliti.

3. Tahap observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan pada saat

pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang akan diamati adalah

penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dan perilaku siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada dasarnya penelitian


54

tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan media kartu

pecahan sudah seperti yang seharusnya atau belum.

4. Tahap refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data penelitian dari

mulai siklus pertama tahap pertama sampai dengan tahap terakhir. Data

diperoleh dari hasil diskusi dengan guru kelas. Diskusi tersebut

membahas tentang kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran

yang sudah dilakukan dengan menggunakan media kartu pecahan.

Kemudian seluruh data yang sudah terkumpul dikonsultasikan dengan

dosen teman sejawat untuk mendapatkan masukan tentang halhal yang

sudah dilakukan oleh peneliti. Refleksi bertujuan untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan maupun kelebihan-kelebihan yang terjadi

selama pembelajaran. Apabila telah diketahui letak keberhasilan dan

hambatan pada siklus pertama, dapat ditentukan rencana yang akan

dilakukan pada siklus berikutnya


55

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

A. Deskripsi Pra siklus


Hasil pembelajaran matematika pada komptensi dasar menjelaskan

pecahan yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat di kelas III

SD Negeri Gegerkunci 02 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes pada semester

2 tahun pelajaran 2014/2015, didapatkan hasil pada Pra Siklus banyak siswa

yang belum memahami pelajaran, hal ini terbukti dari hasil tes formatif yang

nilainya kurang memuaskan.

Dari 37 siswa kelas III hanya 16 siswa ( 43,24% ) yang mendapat nilai

65 keatas ( tuntas berdasarkan KKM ). Sedangkan 21 ( 56,76 % ) siswa

mendapat nilai kurang dari 65 ( tidak tuntas berdasarkan KKM ) dan nilai rata-

rata kelasnya 62,57. Kondisi ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya :

1. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

2. Apersepsi yang dilakukan guru sekedar menanyakan sampai dimana materi

pelajaran sebelumnya sehingga kurang memfokuskan siswa pada materi

pelajaran yang akan disampaikan.

3. Penggunaan metode yang kurang variatif dan efektif

4. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tidak cukup melibatkan

peserta didik dalam pembelajaran.

Peneliti berdiskusi dengan teman sejawat sehingga diperoleh saran

untuk mengadakan perbaikan pembelajaran Siklus I.

Dari hasil tes formatif pra siklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini

55
56

Tabel 4.1
Analisis Data Kuantitatif Prasiklus (Kondisi Awal)
Skor Persentase
No. Frekuensi (F) SxF
(S) (%)
1 40 3 8,11 120
2 50 7 18,92 350
3 55 - - -
4 60 11 29,73 660
5 65 - - -
6 70 9 24,32 630
7 75 1 2,7 75
8 80 6 16,22 480
9 85 - - -
10 90 - - -
11 95 - - -
12 100 - - -
Jumlah 37 100,00 2315
Rata-rata nilai = ∑SF = 2315 = 62,57
∑F 37

Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65 maka data

dari tabel di atas disimpulkan bahwa :

1. Peserta didik tuntas berdasarkan KKM sejumlah 16 dari 37 siswa (43,24% )

2. Peserta didik belum tuntas berdasarkan KKM sejumlah 21 dari 37 siswa

(56,76 %)

3. Rata-rata nilai secara klasikal adalah 62,57

Dari data analisis pra siklus diatas maka kekurangan pembelajaran ini

disebabkan karena guru tidak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran,

apersepsi yang dilakukan guru sekedar menanyakan sampai dimana materi

pelajaran sebelumnya sehingga kurang memfokuskan siswa pada materi pelajaran

yang akan disampaikan, penggunaan metode yang kurang variatif dan efektif,
57

serta penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tidak cukup melibatkan

peserta didik dalam pembelajaran.

Tabel:4.2
Analisis Data Kualitatif Keaktifan Peserta didik Prasiklus

No Keaktifan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sangat aktif 7 18,92


2 Cukup aktif 9 24,32
3 Kurang aktif 21 56,76
Jumlah 37 100.

Melihat tabel data keaktifan siswa diatas, maka tingkat keaktifan peserta

didik dalam prasiklus atau kondisi awal masih sangat rendah karena peserta didik

hanya mendengarkan penjelasan guru dan sesekali menjawab pertanyaan guru

apabila guru bertanya. Kemampuan siswa dalam memahami penjelasan atau

materi yang disampaikan guru belum maksimal karena ketika pembelajaran tidak

dilengkapi dengan penggunaan media alat peraga.

B. Deskripsi Siklus I
Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas pada siklus I

merupakan bentuk usaha perbaikan pembelajaran seorang guru dari hasil

pembelajaran sebelumnya. Pada perbaikan pembelajarn siklus I guru sudah

menerapkan pembelajaran secara berkelompok dengan menerapkan metode

Jigsaw.

Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus I adalah sebagai

berikut :

1. Siklus I
a. Perencanaan
58

1) Menetapkan hari dan tanggal pelaksanaan penelitian

2) Materi yang akan disampaikan haruslah dikuasai oleh guru dan materi

harus disusun sedemikian rupa agar dapat memperbaiki pembelajaran

itu sendiri

3) Metode pembelajaran haruslah variatif dan efektif.

4) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran 1 dan perangkat

pembelajaran lainnya.

5) Menyiapkan media berupa alat peraga kartu pecahan serta buku-buku

pelajaran dan buku referensi lain yang relevan.

6) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa dan soal-soal evaluasi

7) Menyiapkan pedoman pengamatan yang akan digunakan sebagai acuan

bagi pengamat dalam mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan
Pada siklus I ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang

guru, antara lain :

1) Guru menjelaskan pengertian pecahan

2) Guru menunjukan gambar tentang kegiatan yang menggunakan dan

tidak menggunakan kartu pecahan

3) Siswa menyimpulkan manfaat / keuntungan menggunakan pecahan

4) Guru menunjukan kartu pecahan

5) Guru melakukan tanya jawab tentang ciri-ciri pecahan

6) Guru membentuk kelompok secara heterogen terdiri dari 4 atau 5

anak dan tiap-tiap anak dalam kelompok diberi soal yang berbeda.
59

7) Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan

berdiskusi membahas soal yang diberikan dan saling membantu untuk

menguasai topik soal tersebut.

8) Setelah memahami materi, kelompok ahli kembali ke kelompok

masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada teman di

kelompoknya

9) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

10) Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajar

c. Pengamatan (Observasi)
Pada pengamatan yang dilakukan di siklus I, seorang guru masih

membutuhkan dan bekerja sama dengan teman sejawat untuk mengamati

suatu pembelajaran. Pengamatan ditekankan pada kemampuan seorang

guru dalam menyampaikan materi-materi pada siswa, apakah siswa sudah

bisa mengikuti pembelajaran yang diberikan atau belum? serta apakah

seorang guru dalam menyampaikan materi sudah efektif dan efisien atau

belum? Semua itu diamati oleh teman sejawat agar dapat diketahui segala

kekurangannya agar nantinya dapat diperbaiki lagi guna meningkatkan

pembelajaran yang lebih baik.

d. Refleksi
Berpedoman pada temuan fakta yang didapatkan pada siklus I, maka

hendaknya seorang guru mempunyai tindakan untuk mengatasinya.

Masalah-masalah yang ditemui dalam proses perbaikan pembelajaran siklus

I yaitu :

1) Sebagian besar siswa yang kurang menguasai materi pembelajaran

dikarenakan kurang memperhatikan saat guru menerangkan materi.


60

2) Siswa kurang berani dalam mengungkapkan pendapat di depan kelas.

Dengan ditemukannya permasalahan dalam pembelajaran siklus I,

maka seorang guru harus mencari solusi untuk mengatasinya dalam siklus

selanjutnya. Akan tetapi pada siklus I juga diperoleh beberapa kemajuan-

kemajuan siswa selama pembelajaran, anatara lain :

1) Adanya repon siswa, mereka merespon pertanyaan-pertanyaan dari guru

dan jawaban yang disampaikan pun cukup baik.

2) Adanya peningkatan nilai belajar oleh siswa dan ketuntasan nilai pun

bertambah, meski ada sebagian siswa yang belum tuntas.

Tabel .4.3
Analisis Data Kuantitatif Siklus I
No. Skor (S) Frekuensi (F) Persentase (%) SxF
1 40 - - -
2 50 5 13,51 250
3 60 7 18,92 420
4 65 2 5,41 130
5 70 6 16,22 420
6 75 2 5,41 150
7 80 8 21,62 640
8 85
9 90 7 18,91 630
10 100 - - -
Jumlah 37 100,00 2640
Rata-rata nilai = ∑SF = 2640 = 71,35
∑F 37

Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65 maka


data dari tabel di atas disimpulkan bahwa :
1. Peserta didik tuntas berdasarkan KKM sejumlah 25 dari 37 siswa
(67,57%)
2. Peserta didik belum tuntas berdasarkan KKM sejumlah 12 dari 37
siswa (32,43%)
3. Rata-rata nilai secara klasikal adalah 71,35
61

Pada pembelajaran Siklus I penulis menitik beratkan pada

pemanfaatan alat peraga kartu pecahan dalam pembelajaran.. Dengan

penggunaan alat peraga kartu pecahan pada pembelajaran matematika sang

guru, siswa selanjutnya mengelompokan jenis-jenis pecahan .

Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi dan motvasi

kepada siswa dengan tujuan agar siswa lebih fokus dalam pembelajaran,

selanjutnya memberikan tugas kelompok dengan menggunakan media kartu

pecahan (tim ahli), setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil kelompoknya di depan kelas, setelah pemberian tugas kelompok

dilanjutkan evaluasi terhadap materi yang telah dipelajari. Hasil evaluasi

merupakan masukan bagi guru untuk memperbaiki pembelajaran dan

penilaian terhadap penguasaan materi pada diri siswa.

Adapun tingkat keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran

pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel: 4.4
Analisis Data Kualitatif Keaktifan Peserta didik Siklus I

No Keaktifan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sangat aktif 17 45,95


2 Cukup aktif 8 21,62
3 Kurang aktif 12 32,43
Jumlah 37 100

Melihat tabel data keaktifan siswa diatas, maka tingkat keaktifan

peserta didik dalam siklus I cukup meningkat. Hal ini disebabkan karena

dalam kegiatan pembelajaran sudah menggunakan media kartu pecahan

sehingga peserta didik termotivasi untuk memahami materi yang

disampaikan oleh guru.


62

C. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan

Seperti tahapan pada pra siklus dan siklus I, pada siklus II juga seorang

guru melakukan sebuah perencanaan yang disusun secara sistematik dan

terarah guna mencapai sebuah keberhasilan pembelajaran. Adapun rancangan-

rancangan yang dilakukan oleh seorang guru adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan hari dan tanggal pelaksanaan penelitian

2) Metode pembelajaran haruslah variatif dan efektif.

3) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran 2 dan perangkat pembelajaran

lainnya.

4) Menyiapkan media berupa alat peraga kartu pecahan serta buku-buku

pelajaran dan buku referensi lain yang relevan.

5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa dan soal-soal evaluasi

6) Menyiapkan pedoman pengamatan yang akan digunakan sebagai acuan

bagi pengamat dalam mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Ada beberapa hal yang harus diubah dan diperbaiki dalam suatu

pelaksanaan pembelajaran agar perbaikan pembelajaran selanjutnya dapat

berhasil. Pada siklus II ada beberapa hal yang harus dilakukan seorang, antara

lain :

1) Guru menjelaskan materi tentang pecahan

2) Guru melakukan tanya jawab tentang bilangan pecahan, kuasa dan beban

pada beberapa benda yang merupakan pecahan

3) Guru membentuk kelompok secara heterogen terdiri dari 4 atau 5 anak dan

tiap-tiap anak dalam kelompok diberi soal yang berbeda.


63

4) Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan soal masing-masing dan

menetapkan anggota ahli yang akan tergabung dalam kelompok ahli

5) Guru menyiapkan alat peraga kartu pecahan yang akan dibagikan kepada

masing-masing kelompok ahli.

6) Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan berdiskusi

membahas soal yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai

topik soal tersebut.

7) Setelah memahami materi, kelompok ahli kembali ke kelompok masing-

masing, kemudian menjelaskan materi kepada teman di kelompoknya

8) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

9) Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran

c. Pengamatan (Observasi)
Masih seperti siklus-siklus sebelumnya, pada pengamatan yang

dilakukan di siklus II seorang guru masih membutuhkan dan bekerja sama

dengan teman sejawat untuk mengamati dalam proses pembelajarannya,

apakah efektif atau tidak. Pengamatan ditekankan pada kemapuan seorang

guru dalam menyampaikan materi pada siswa, apakah siswa sudah bisa

mengikuti pembelajaran yang diberikan atau belum? serta apakah seorang

guru dalam menyampaikan materi sudah efektif dan efisien atau belum? Maka

semua itu diamati oleh teman sejawat agar dapat diketahui segala

kekurangannya.

d. Refleksi
Berdasarkan temuan yang didapatkan dalam pembelajaran, ternyata

perlu adanya suatu perbaikan yang berkelanjutan yang dilakukan oleh guru.

Guru perlu memperhatikan cara dalam menyampaikan materi, penyampaian


64

materi harus dengan banyak metode yang dikombinasikan agar materi yang

disampaikan dapat diterima siswa dengan mudah. Guru lebih memotivasi

siswa agar memiliki minat belajar yang tinggi, guru berusaha agar siswa lebih

berani berpartisMatematika si dalam menyampaikan pendapatnya tanpa rasa

takut dan malu.

Seorang guru harus mempunyai inisiatif dan tindakan untuk mengatasi

segala kekurangan dalam pembelajaran. Seorang guru juga perlu melakukan

inovasi dan perubahan-perubahan guna memperoleh sebuah cara yang dapat

digunakan untuk mengatasi segala permasalahan yang ada di dalam suatu

pembelajaran tersebut. Perbaikan-perbaikan harus terfokus pada kekurangan

atau kelemahan siswa yang mengalami kendala dalam belajar.

Tabel 4.5
Analisis Data Kuantitatif Siklus II
No. Skor (S) Frekuensi (F) Persentase (%) SxF
1 60 1 2,7 60
2 65 2 5,41 130
3 70 7 18,92 490
4 75 4 10,81 300
5 80 8 21,62 640
6 85 1 2,7 85
7 90 7 18,92 630
8 100 7 18,92 700
Jumlah 37 100 3035
Rata-rata nilai = ∑SF = 3035 = 82,03
∑F 37

Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65 maka data


dari tabel di atas disimpulkan bahwa :
1. Peserta didik tuntas berdasarkan KKM sejumlah 36 dari 37 siswa
(97,30%)
2. Peserta didik belum tuntas berdasarkan KKM sejumlah 1 dari 37 siswa
(2,70%)
65

3. Rata-rata nilai secara klasikal adalah 82,03


Adapun tingkat keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran
pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel: 4.6
Analisis Data Kualitatif Keaktifan Peserta didik Siklus II
No Keaktifan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sangat aktif 27 72,97


2 Cukup aktif 9 24,33
3 Kurang aktif 1 2,7
Jumlah 37 100

Melihat tabel data keaktifan siswa diatas, maka tingkat keaktifan

peserta didik dalam siklus II sangat meningkat. Hal ini disebabkan karena

dalam kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga kartu pecahan

sehingga peserta didik terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Dari hasil keatifan, di atas ini ada beberapa catatan yang mengenai

kondisi siswa kelas III. Selama proses pembelajaran siswa nampak

mengikutinya dengan baik. Selain itu guru selalu mendampingi kegiatan yang

dilakukan siswa. Selain itu guru juga selalu membantu siswa jika mengalami

kesulitan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada akhir pembelajaran

guru juga membantu siswa dalam menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

sudah dilakukan.
66

Grafik : 4.1
Grafik Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran matematika
TINGKAT PENGUASAAN MATERI
90
82.03
80
71.35
70
62.57
60

50

40 36

30 25
21
20 16
12
10
1
0
TUNTAS BELUM TUNTAS RATA-RATA

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Grafik : 4.2
Grafik Keaktifan Peserta didik dalam Pembelajaran Matematika
KEAKTIFAN PESERTA DIDIK

80
70
60
50
40
PRA SIKLUS
30 SIKLUS I
SIKLUS II
20
10
0
Dengan melihat
SANGAT AKTIFgrafikSEDANG
keaktifan KURANG
peserta AKTIF
didik di atas dapat diperoleh data

sebagai berikut :

Dengan melihat grafik keaktifan peserta didik di atas dapat diperoleh

data sebagai berikut :


67

a. Pada tahap prasiklus terdapat 7 peserta didik dari 37 peserta didik atau

18,92% peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b. Sedangkan pada tahap siklus I terdapat 17 peserta didik dari 37 peserta

didik 45,95% peserta didik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

c. Pada siklus II terdapat 27 peserta didik dari 37 peserta didik atau 72,97%

peserta didik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

D. Perubahan Tingkah Laku


Jika diperhatikan perubahan tingkah laku peserta didik pada siklus I,

keaktifan dan respon peserta didik ada peningkatan dibandingkan keaktifan

peserta didik pada pra siklus akan tetapi pada aktivitas membacakan hasil diskusi,

keaktifan peserta didik masih kurang karena masih menemui beberapa kesulitan

dalam membacakan hasil diskusi tersebut, hal ini dikarenakan peserta didik tidak

terbiasa berbicara di depan teman-temannya jadi hanya beberapa orang saja yang

berani menyampaikan hasil diskusinya. Selanjutnya pada siklus II, keaktifan dan

respon peserta didik selama pembelajaran menunjukkan perubahan yang

signifikan. Mulai dari aktifitas diskusi, penyampaian pendapat saat diskusi,

menyimpulkan materi, dan mengerjakan soal, peserta didik menunjukkan

perhatian sesuai yang diharapkan guru. Setiap peserta didik sudah berani untuk

membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya.

E. Tanggapan Peserta didik


Setelah peneliti selesai dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran

siklus II, selanjutnya peneliti juga meminta kepada peserta didik untuk

memberikan kritik, saran ataupun tanggapan terhadap pembelajaran tentang

pemanfaatkan media kartu pecahan. Peserta didik diminta untuk menulis


68

tanggapan tersebut sesuai dengan apa yang mereka alami dan rasakan selama

pembelajaran. Berikut salinan dari tanggapan beberapa peserta didik.

a) (R-4) menulis:
 Belajar media kartu pecahan kita tidak bingung
 Dengan penggunaan media kartu pecahan mau tidak mau saya
harus bisa menejelaskan materi pecahan di depan teman-teman.
b) (R-7) menulis:
 Asyiknya belajar sambil bermain jadi tidak bosan
 Dengan kerja kelompok kita bisa berdiskusi dengan teman-teman
c) Saya sangat senang dengan media kartu pecahan karena teman saya
yang tadinya pendiam akhirnya berani berbicara di kelompoknya. (R-9)
d) Supaya jadi anak pandai jangan banyak bergurau kalau lagi diskusi
kelompok (R-13)
e) Dengan penggunaan media kartu pecahan kita bisa lebih percaya diri
dalam menjelaskan mater pecahan (R-14)
f) Asiknya belajar kelompok pakai alat peraga kita jadi mudah menerima
pelajaran (R-16)
69

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah kita baca dan perhatikan uraian hasil penilaian yang telah dikupas

didepan dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran matematika di kelas

III SD Negeri Gegerkunci 2 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes berjalan

dengan baik dan hasilnya memuaskan. Hal ini dapat kita lihat dari peningkatan

nilai siswa mulai dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Hal ini dapat dijelaskan

seperti di bawah ini :

1. Dengan penggunaan alat peraga kartu pecahan yang bervariasi, jumlah siswa

yang mencapai ketuntasan berdasarkan KKM (65), meningkat dari 16 siswa

(43,24%) pada Pra Siklus menjadi 25 siswa (67,57%) pada Siklus I dan 36

siswa (97,30%) pada Siklus II. Disamping itu nilai rata-rata kelas dari 62,57

pada Pra Siklus menjadi 71,35 pada Siklus I dan 82,03 pada Siklus II.

2. Peningkatan hasil belajar siswa juga karena dalam pembelajaran guru

menerapkan media kartu pecahan, selain itu guru dalam melaksanakan

aktifitas berupa pemberian apersepsi juga menarik, penggunaan alat peraga

yang bervariasi, keterlibatan siswa dalam penggunaan alat peraga,

pengaktifan siswa dalam tugas dan dalam penggunaan alat peraga.

B. Saran
Setelah penulis melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian

Tindakan Kelas ternyata banyak hal positif yang dapat diperoleh dari penelitian

tersebut, baik penulis sebagai guru maupun sekolah yang bersangkutan. Oleh

karena itu untuk mata pelajaran matematika kelas III semester 2 dengan materi

69
70

pecahan yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, penulis

sarankan bagi para guru yang akan mengajarkan materi tersebut untuk :

1. Menggunakan alat peraga yang bervariasi yang dapat membuat siswa lebih

memahami materi pelajaran.

2. Dalam menggunakan alat peraga, usahakan agar siswa menemukan sendiri apa

yang harus dipelajari pada materi tersebut.

3. Siswa dilatih untuk terampil menggunakan alat peraga.

4. Dalam menyampaikan materi pecahan di kelas III supaya menggunakan

media kartu pecahan dalam pembelajaran karena dengan media ini semua

siswa akan terlibat aktif dalam diskusi ataupun penyampaian hasil diskusi

dalam kelompok

Berdasarkan pengalaman yang penulis alami alangkah baiknya jika

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilakukan oleh semua guru disetiap

sekolah. Hal ini tentunya dapat terlaksana jika para kepala sekolah ikut

memotivasi dan membina guru untuk menjalankan hal itu. Salah satu jalan

yang bisa ditempuh untuk mensosialisasikan PTK adalah lewat pertemuan

kelompok kerja guru (KKG). Sehingga kami mohon agar KKG lebih diaktifkan

lagi agar guru dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman.


71

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fauzi. (2004). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.


Azhar Arsyad (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Dwi Siswoyo, dkk (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
Eko Putro Widoyoko (2010). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Gatot Muhsetyo (2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Hirdjan (1997). Permainan Matematika 7 Operasi Bilangan Kartu Matematika.
Yogyakarta: FPMMATEMATIKA IKIP Yogyakarta.
John D Latuheru (1998). Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar
Masa Kini. Jakarta : Depdikbud.
Joyce, B.; Weil, M.; Showers, B (1992). Models of Teaching (4th Ed). Boston :
Allyn and Bacon.
Lenterak (2011). Pembelajaran Matematika di SD. Diakses melalui
http://lenterakecil.com/pembelajaran-matematika-di-sekolah-dasar/. Pada
tanggal 29 Januari2015 pukul 15.00 WIB.
Marsigit. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran. Diakses melalui
http://pbmmatmarsigit.wordpress.com/2008/12/pengembangan-
modelpembelajaran. html. pada tanggal 27 Januari 2015 pukul 13.00 WIB.
(2013). Perencanaan Pembelajaran Matematika. Diakses melalui
http://powermathematics.blogspot.com/2008/11/perencanaanpembelajaran-
matematika.html. pada tanggal 14 April 2015 pukul 11.00 WIB. .
(2013). Pembelajaran Matematika Realistik. Diakses melalui
http://powermathematics.blogspot.com. Pada tanggal 14 April 2015 pukul
13.00 WIB.
Osman T. dkk (2007). Matematika Kelas 3 Sekolah Dasar. Jakarta : Quadra.
Purwanto (2010) Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Psutaka Pelajar.
Rita Eka Izzaty, dkk (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
72

Rufaidlilah Kartika (2012). Kajian Kemanfaatan Alat Peraga. Diakses Mmelalui


Http://Bintangberceloteh.org.Com/2012/03/Kajian-Kemanfaatan-Alat-
Perga.Html. Pada Tanggal 30 November 2014 Pukul 12.30.
Russeffendi (1992). Pembelajaran Matematika Inovatif. Jakarta: Bina Aksara.
Sulardi (2008). Pandai Berhitung Matematika. Jakarta: Erlangga.
Sumadi Suryabrata (1983). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali.
Sutratinah Tirtonegoro. (2001). Anak Super Normal Dan Program Pendidikan.
Jakarta: Bina Aksara.
Suyadi (2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Diva Press.
Suwarsih Madya (2007). Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian IKIP.
Syaiful Bahri Djamarah (2005). Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta :PT Rineka Cipta.
Wina Sanjaya (2008). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :
Kencana Predana Media Group.
Zainal Arifin, (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
73

Lampiran 1
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI GEGERKUNCI 02
Alamat : Jln Raya Utara Gegerkunci -Kec.Songgom, BrebesKode Pos 52266

SURAT IJIN PENELITIAN


Nomor : 421.2 / 017 / 2015

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : SARONI, S.PD. , S.Pd.
NIP : 19630308 199111 1 001
Pangkat / Gol.Ruang : Pembina / IV a
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri Gegerkunci 02
Dengan ini memberikan ijin kepada :.
Nama : ABDUL KHALIK, S.Pd.SD
NIP : 19630419 199211 1 002
Pangkat / Gol.Ruang : Penata / III c
Jabatan : Guru Kelas V
Unit Kerja : SD Negeri Gegerkunci 02

Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan


Kelas Mata Pelajaran matematika di Kelas III pada tanggal 21 Maret 2015 dan
tanggal 24 Maret 2015 Tahun Pelajaran 2014/2015 .
Demikian surat ijin ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di : Gegerkunci
Pada tanggal : 07 Maret 2015
Kepala SD Negeri Gegerkunci 02

SARONI, S.PD. , S.Pd. SD


NIP 19630308 199111 1 001
74

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN TEMAN SEJAWAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ABDUL KHALIK, S.Pd.SD
NIP : 19630419 199211 1 002
Unit Kerja : SDN Gegerkunci 02
menyatakan bahwa :
Nama : Cipto Hadi, S.Pd.SD
NIP : 19690411 200312 1 003
Unit Kerja : SDN Gegerkunci 02 UPTD Pendidikan Kec.Brebes

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran matematika dengan materi struktur kerangka tubuh manusia yang
dilaksanakan di kelas III semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 SDN Gegerkunci
02 UPTD Pendidikan Kecamatan Songgom
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Gegerkunci , 8 Maret 2015


Yang membuat pernyataan
Teman sejawat,
Peneliti,

ABDUL KHALIK, S.Pd.SD


Cipto Hadi, S.Pd.SD
NIP 19630419 199211 1 002
NIP 19690411 200312 1 003
75

Lampiran 3
DAFTAR NILAI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PRASIKLUS
Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai Belajar
Tuntas Belum
1 Abdul Majid 50   √
2 Ade Mustofa 50   √
3 Ahmad Agus Salim 80 √  
4 Ahmad Makrodi 70 √  
5 Aisyah 40   √
6 Ajeng Dewi Pratiwi 60   √
7 Ali Fani 70 √  
8 Ali Topan 60   √
9 Ayu Nurhaliza 60   √
10 Bariroh 60   √
11 Beni Ripani 75 √  
12 Dini Oktofiyah 80 √  
13 Duwi Jayanti 50   √
14 Erik Herlino 50   √
15 Iin Marlina 80 √  
16 Intan Sari 60   √
17 Ipan Rizqi Iswanto 40   √
18 Kasturi 80 √  
19 Khaerul Aziz 70 √  
20 Khalwa Nuronah 60   √
21 Khisbi Zian Fadillah 60   √
22 Kunedi Al Fakhri 70 √  
23 Kurniasih 40   √
24 Lutfi Maulana 60   √
25 M. Abdul Nazar 50   √
26 M. Rega Aditia 70 √  
27 M. Reza 80 √  
28 Mohammad Fakris 60   √
29 Muhamad Herudin 80 √  
30 Muhamad Khasbi 60   √
31 Nazzilia Putri 50   √
32 Nihayatun Tufah 50   √
33 Regina Ika Mudiatun 70 √  
34 Riski 70 √  
76

Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai Belajar
Tuntas Belum
35 Salma Fina Hidayah 60   √
36 Salsa Sabillatazqiyyah 70 √  
37 Satria Afandi 70 √  
Jumlah 2315
Rata-Rata 62,57

Gegerkunci, 21 Maret 2015

Chipto Hadi, S.PD.SD,


NIP: 19690411 200312 1 003

Lampiran 4
77

RENCANA PELAKASANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS 1

Nama Sekolah : SD Negeri Gegerkunci 02


Kelas / semester : III/2
Tema / topik : Permainan
Alokasi waktu : 2 X Pertemuan (@ 6 X 35 menit)
Pelaksanaan : Senin , 23 Maret 2015

A. STANDAR KOMPETENSI
Matematika
5. Melakukanoperasihitungpecahan sederhana.
Bahasa Indonesia
5. Menguangkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan
bertelepon dan cerita.
SBdP
8. Memahami simbol pada karya seni rupa tiga dimensi.
B. KOMPETENSI DASAR
Matematika
5.2 Memahami konsep membandingkan pecahan sederhana.
Bahasa Indonesia
5.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dilihat, didengar atau dialami.
SBdP
8.2. Mengapresiasikan simbol karya seni rupa tiga dimensi.
C. INDIKATOR
Matematika
5.2.1 Mengkasifikasi pecahan sederhana yang berpenyebut sama atau tidak.
5.2.2 Membandingkan pecahan sederhana.
5.2.3 Memecahkan masalah yang bersangkutan dengan perbandingan pecahan.
Bahasa Indonesia
5.2.1 mengungkapkan pengalaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
yang sudah dilakukan.
SBdP
78

8.2.1 mengenal macam-macam karya seni rupa tiga dimensi.


8.2.2 membuat karya seni rupa tiga dimensi.

D. TUJUAN
1. Setelahmendengarkanpenjelasandari guru siswadapatmenggolongkan pecahan
yang berpenyebut sama dan yang tidak berpenyebut sama dengan benar.
2. Melalui media pembelajarankartu pecahan siswa dapat membandingkan
pecahan sederhana dengan benar.
3. Setelahmelakukan permainan kartu pecahan siswa dapat memahami konsep
membandingkan pecahan sederhana.
4. Melaluilatihan soal siswa dapat memecahkan masalah yang bersangkutan
dengan perbandingan pecahan sederhana.
5. Melaluidiskusisecaraklasikal siswa dapat menceritakan pengalamannya dalam
melakukan permainan kartu pecahan dengan benar.
6. Setelahmendengarkanpenjelasandari guru siswadapatmengenal macammacam
karya seni rupa tiga dimensi dengan tepat.
7. Melalui kegiatan mandiri siswa dapat membuat patung buah-buahan dari
plastisin dengan benar.

E. MATERI
1. Perbandingan pecahan sederhana.
2. Cerita.
3. Karya seni rupa tiga dimensi.

F. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, pengamatandandiskusi

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
79

1. Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
1. Pendahuluan a. Guru mengucapkansalampembuka 15Menit
b. Salah satusiswamempimpinberdoa
c. Guru mengecekpresensi
d. Guru melakukanapersepsi dengan meminta
salah satu siswauntuk membagi buah apel
menjadi 4 bagian sama rata.
e. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan
f. Guru memberikan semangat kepada siswa
untuk selalu aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti a. Siswa mendengarkan penjelasan guru 190 Menit
mengenai pecahan sederhana berdasarkan
penyebutnya berdasarkan demontrasi buah
apel yang sudah dilakukan
b. Siswa berdiskusi dengan guru tentang
klasifikasi pecahan sederhana menggunakan
media kartu pecahan
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai aturan permainan menggunakan
kartu pecahan
d. Siswa antusias dalam memilih kelompok
dalam bermain menggunakan kartu pecahan
e. Siswa secara adil membagi kartu pecahan
dalam kelompoknya secara adil
f. Siswa secara berkelompok membandingkan
pecahan sederhana melalui permainan kartu
pecahan.
g. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang hasil jawaban dari permainan kartu
pecahan.
h. Guru selalu membimbing siswa dalam
melakukan permainan kartu pecahan.
i. Siswa menceritakan pengalamannya setelah
melakukan permainan kartu pecahan.
j. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai macam-macam jenis karya seni
rupa tiga dimensi
Kegiatan DeskripsiKegiatan Alokasi
80

Waktu
3. Kegiatan a. Siswa menyimpulkan kegiatan 5 menit
Akhir pembelajaran yang sudah dilakukan dengan
bimbingan guru.
b. Siswa mendengarkan nasihat guru
c. Salah satu siswa memimpin berdoa sebelum
pulang
d. Guru mengucapkan salam

H. SUMBER DAN ALAT PEMBELAJARAN


1. SumberPembelajaran
a. Buku Bahasa Indonesia kelas III penerbit BSE.
b. Buku Matematika kelas III penerbit BSE.
c. Buku Seni Budaya dan Keterampilan kelas III penerbit BSE.
d. Silabus kelas III semester 2.
2. AlatPembelajaran
a. Buah apel.
b. Plastisin.
c. Kartu pecahan
Media kartu pecahan berbentuk persegipanjang yang dibuat dari kertas
karton dan dilapisi oleh kertas asturo serta dilaminating. Kartu pecahan ini
terbagi menjadi dua bagian atas dan bawah. Bagian atas terdapat angka
pecahan dengan berpenyebut beda. Penyebut itu antara 1-10 sedangkan
bagian bawah terdapat gambar yang menjelaskan tentang angka pecahan
tersebut. Media kartu pecahan ini berjumlah 120 kartu. Masing-masing
kelompok mendapatkan 20 kartu.

I. I.PENILAIAN
Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian
a. Penilaian Proses

No Nama Siswa Aspek yang Dinilai Nilai


81

Kemandiria
Keaktifan Keberanian
n

b. Penilaian Tertulis
1) Teknik Penilaian : Tertulis
2) Bentuk Penilaian : Pilihan ganda dan uraian
3) Instrumen Penilaian :
a) Lembar Kerja Siswa (LKS)
b) Lembar Evaluasi
c) Kunci Jawaban
d) Teknik Penilaian

TES FORMATIF

I. Isilah titik-titik dibawah ini dengan tanda “>”,”<”, atau “=”!

1 1
1.
2
.... 4

4 3
2.
6
.... 5

5 4
3.
8
.... 10

5 6
4.
7
.... 9

2 3
5.
3
.... 4

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar


1. Ibu mempunyai satu buah durian. Seperempatnya diberikan kepada Mia.
Sisanya diberikan kepada Roni.
Siapakah yang menerima bagian durian paling besar?
82

1 2
2. Bibi membagikan bagian roti kepada Wiwin. Sedangkan bagiannya
3 3
kepada Tomas. Siapakah yang menerima bagian roti paling sedikit?
1 3
3. Mimin membawa gula pasir kg. Yuli membawa gula pasir kg.
4 4
Bandingkanlah berat gula Mimin dan gula Yuli!
3
4. Nita mempunyai tongkat sepanjang meter. Rina mempunyai tongkat
6
2
sepanjang meter. Bandingkan panjang tongkat keduanya. Tongkat .
6
siapakah yang lebih panjang?
2 3
5. Surya membeli ikan kilogram. Santi membeli ikan kilogram. Ikan.
8 8
siapakah yang lebih banyak?

KUNCI JAWABAN
I. 1. >
2. >
3. >
4. >
5. <
II. 1. Roni
2. Wiwin
3. Mimin
4. Nita
5 Santi

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Gegerkunci, 23 Maret 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas

Saroni, S.Pd . Abdcul Khalik, S.Pd.SD


NIP : 19630308 199111 1 001 NIP : 19630419 199211 1 002
83

Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA


SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri Gegerkunci 2


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/ 2

Kerjakan secara berkelompok!

1. Sediakan selembar kertas karton, spidol, penggaris, dan gunting!


2. Potonglah kertas tadi dengan ukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm!
3. Buatlah pada tiap-tiap potongan kertas:
a. Bilangan pecahan setengah, dua perempat, satu perenam, dan tiga perdelapan.
b. Tanda lebih kecil, lebih besar, atau sama dengan.
4. Bermainlah untuk membandingkan dua pecahan dengan menggunakan tanda
lebih kecil, lebih besar, atau sama dengan!
5. Lakukan secara bergantian dalam kelompokmu!

Kelompok : ....................................................
1. ...................................................................
2. ...................................................................
3. ...................................................................
4. ...................................................................
5. ...................................................................
84

Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I

Mata Pelajara : Matematika (Siklus II)


Kelas/Semester : III / 2
Kompetensi Dasar : Memahami konsep membandingkan pecahan sederhana
Pengajar : Abdul Khaliki, S.Pd.SD.

Kemunculan
No Aspek yang di Observasi Tidak Komentar
Ada
Ada
Kegiatan Awal Guru kurang
1. Mengatur kerapian kelas √ memberikan
I 2. Menyiapkan alat-alat pelajaran √ motivasi dan
3. Mengabsen siswa √ bimbingan saat
4. Mengajukan pertanyaan apersepsi √ kerja
Kegiatan Inti kelompok
1. Guru menjelaskan materi √ sehingga siswa
2. Guru menyediakan alat peraga √ merasa
3. Guru memajang gambar yang ada kaitan √ kebingungan
dengan materi saat
4. Siswa memperhatikan media yang dipajang √ berdiskusi.
5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi √ Selanjutnya
dalam proses pembelajaran agar
pemahaman
6. Guru memberikan kesempatan bertanya √
II siswa
kepada siswa mengenai materi
meningkat
7. Siswa bertanya kepada guru tentang materi √
sebaiknya guru
8. Guru memberikan motivasi agar siswa aktif √
menggunakan
dalam proses pembelajaran
alat peraga
9. Guru menciptakan suasana belajar yang √
benda nyata
Menyenangkan
pengungkit
10. Guru membimbing siswa dalam tugas kerja √
Kelompok
11. Guru membimbing siswa menyimpulkan √
materi mengurutkan bilangan pecahan
Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan tes formatif √
III 2. Siswa mengerjakan tes formatif √
3. Guru menilai tes formatif √
4. Guru menganalisis hasil tes formatif √

Gegerkunci, 23 Maret 2015

Chipto Hadi, S.PD.SD,


NIP: 19690411 200312 1 003
85

Lampiran 7
Daftar Nilai Siklus I
Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai Belajar
Tuntas Belum
1 Abdul Majid 50   √
2 Ade Mustofa 90 √  
3 Ahmad Agus Salim 80 √  
4 Ahmad Makrodi 90 √  
5 Aisyah 40   √
6 Ajeng Dewi Pratiwi 60   √
7 Ali Fani 80 √ √
8 Ali Topan 90 √  
9 Ayu Nurhaliza 60   √
10 Bariroh 60   √
11 Beni Ripani 75 √  
12 Dini Oktofiyah 80 √  
13 Duwi Jayanti 50   √
14 Erik Herlino 50   √
15 Iin Marlina 80 √  
16 Intan Sari 70 √  
17 Ipan Rizqi Iswanto 90 √  
18 Kasturi 80 √  
19 Khaerul Aziz 70 √  
20 Khalwa Nuronah 75 √  
21 Khisbi Zian Fadillah 60   √
22 Kunedi Al Fakhri 90 √  
23 Kurniasih 40   √
24 Lutfi Maulana 60   √
25 M. Abdul Nazar 50   √
26 M. Rega Aditia 70 √  
27 M. Reza 80 √  
28 Mohammad Fakris 60   √
29 Muhamad Herudin 80 √  
30 Muhamad Khasbi 70 √  
31 Nazzilia Putri 50   √
32 Nihayatun Tufah 50   √
33 Regina Ika Mudiatun 90 √  
86

34 Riski 80 √  

Ketuntasan Belajar
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Belum
35 Salma Fina Hidayah 60   √
36 Salsa Sabillatazqiyyah 70 √  
37 Satria Afandi 90 √  
Jumlah 2570    
Rata-Rata 69,46    

Gegerkunci, 23 Maret 2015

Chipto Hadi, S.PD.SD,


NIP: 19690411 200312 1 003
87

Lampiran 8
RENCANA PELAKASANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1

Nama Sekolah : SD Negeri Gegerkunci 02


Kelas / semester : III/2
Tema / topik : Permainan
Alokasi waktu : 2 X Pertemuan (@ 6 X 35 menit)
Pelaksanaan : Senin , 30 Maret 2015

A. STANDAR KOMPETENSI
Matematika
5. Melakukanoperasihitungpecahan sederhana.
Bahasa Indonesia
5. Menguangkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan
bertelepon dan cerita.
SBdP
8. Memahami simbol pada karya seni rupa tiga dimensi.
B. KOMPETENSI DASAR
Matematika
5.2 Memahami konsep membandingkan pecahan sederhana.
Bahasa Indonesia
5.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dilihat, didengar atau dialami.
SBdP
8.2. Mengapresiasikan simbol karya seni rupa tiga dimensi.
C. INDIKATOR
Matematika
5.2.1 Mengkasifikasi pecahan sederhana yang berpenyebut sama atau tidak.
5.2.2 Membandingkan pecahan sederhana.
5.2.3 Memecahkan masalah yang bersangkutan dengan perbandingan pecahan.
88

Bahasa Indonesia
5.2.1 mengungkapkan pengalaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
yang sudah dilakukan.
SBdP
8.2.1 mengenal macam-macam karya seni rupa tiga dimensi.
8.2.2 membuat karya seni rupa tiga dimensi.

D. TUJUAN
1. Setelahmendengarkanpenjelasandari guru siswadapatmenggolongkan pecahan
yang berpenyebut sama dan yang tidak berpenyebut sama dengan benar.
2. Melalui media pembelajarankartu pecahan siswa dapat membandingkan
pecahan sederhana dengan benar.
3. Setelahmelakukan permainan kartu pecahan siswa dapat memahami konsep
membandingkan pecahan sederhana.
4. Melaluilatihan soal siswa dapat memecahkan masalah yang bersangkutan
dengan perbandingan pecahan sederhana.
5. Melaluidiskusisecaraklasikal siswa dapat menceritakan pengalamannya dalam
melakukan permainan kartu pecahan dengan benar.
6. Setelahmendengarkanpenjelasandari guru siswadapatmengenal macammacam
karya seni rupa tiga dimensi dengan tepat.
7. Melalui kegiatan mandiri siswa dapat membuat patung buah-buahan dari
plastisin dengan benar.

E. MATERI
1. Perbandingan pecahan sederhana.
2. Cerita.
3. Karya seni rupa tiga dimensi.

F. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, pengamatandandiskusi
89

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
2. Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
1. Pendahuluan a. Guru mengucapkansalampembuka 15Menit
b. Salah satusiswamempimpinberdoa
c. Guru mengecekpresensi
d. Guru melakukanapersepsi dengan meminta
salah satu siswauntuk membagi buah apel
menjadi 4 bagian sama rata.
e. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan
f. Guru memberikan semangat kepada siswa
untuk selalu aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti a. Siswa mendengarkan penjelasan guru 190 Menit
mengenai pecahan sederhana berdasarkan
penyebutnya berdasarkan demontrasi buah
apel yang sudah dilakukan
b. Siswa berdiskusi dengan guru tentang
klasifikasi pecahan sederhana menggunakan
media kartu pecahan
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai aturan permainan menggunakan
kartu pecahan
d. Siswa antusias dalam memilih kelompok
dalam bermain menggunakan kartu pecahan
e. Siswa secara adil membagi kartu pecahan
dalam kelompoknya secara adil
f. Siswa secara berkelompok membandingkan
pecahan sederhana melalui permainan kartu
pecahan.
g. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang hasil jawaban dari permainan kartu
pecahan.
h. Guru selalu membimbing siswa dalam
melakukan permainan kartu pecahan.
i. Siswa menceritakan pengalamannya setelah
90

melakukan permainan kartu pecahan.


j. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai macam-macam jenis karya seni
rupa tiga dimensi
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
3. Kegiatan a. Siswa menyimpulkan kegiatan 5 menit
Akhir pembelajaran yang sudah dilakukan dengan
bimbingan guru.
b. Siswa mendengarkan nasihat guru
c. Salah satu siswa memimpin berdoa sebelum
pulang
d. Guru mengucapkan salam

H. SUMBER DAN ALAT PEMBELAJARAN


1. SumberPembelajaran
a. Buku Bahasa Indonesia kelas III penerbit BSE.
b. Buku Matematika kelas III penerbit BSE.
c. Buku Seni Budaya dan Keterampilan kelas III penerbit BSE.
d. Silabus kelas III semester 2.
2. AlatPembelajaran
a. Buah apel.
b. Plastisin.
c. Kartu pecahan
Media kartu pecahan berbentuk persegipanjang yang dibuat dari kertas
karton dan dilapisi oleh kertas asturo serta dilaminating. Kartu pecahan ini
terbagi menjadi dua bagian atas dan bawah. Bagian atas terdapat angka
pecahan dengan berpenyebut beda. Penyebut itu antara 1-10 sedangkan
bagian bawah terdapat gambar yang menjelaskan tentang angka pecahan
tersebut. Media kartu pecahan ini berjumlah 120 kartu. Masing-masing
kelompok mendapatkan 20 kartu.

I. I.PENILAIAN
Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian
91

c. Penilaian Proses

Aspek yang Dinilai Nilai


No Nama Siswa Kemandiria
Keaktifan Keberanian
n

d. Penilaian Tertulis
4) Teknik Penilaian : Tertulis
5) Bentuk Penilaian : Pilihan ganda dan uraian
6) Instrumen Penilaian :
e) Lembar Kerja Siswa (LKS)
f) Lembar Evaluasi
g) Kunci Jawaban
h) Teknik Penilaian

TES FORMATIF

I. Isilah titik-titik dibawah ini dengan tanda “>”,”<”, atau “=”!

1 1
1.
2
.... 4

4 3
2.
6
.... 5

5 4
3.
8
.... 10

5 6
4.
7
.... 9

2 3
5.
3
.... 4
92

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar


1. Ibu mempunyai satu buah durian. Seperempatnya diberikan kepada Mia.
Sisanya diberikan kepada Roni.
Siapakah yang menerima bagian durian paling besar?
1 2
2. Bibi membagikan bagian roti kepada Wiwin. Sedangkan bagiannya
3 3
kepada Tomas. Siapakah yang menerima bagian roti paling sedikit?
1 3
3. Mimin membawa gula pasir kg. Yuli membawa gula pasir kg.
4 4
Bandingkanlah berat gula Mimin dan gula Yuli!
3
4. Nita mempunyai tongkat sepanjang meter. Rina mempunyai tongkat
6
2
sepanjang meter. Bandingkan panjang tongkat keduanya. Tongkat .
6
siapakah yang lebih panjang?
2 3
5. Surya membeli ikan kilogram. Santi membeli ikan kilogram. Ikan.
8 8
siapakah yang lebih banyak?

KUNCI JAWABAN
I. 1. >
2. >
3. >
4. >
5. <
II. 1. Roni
2. Wiwin
3. Mimin
4. Nita
5 Santi

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Gegerkunci, 30 Maret 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
93

Saroni, S.Pd . Abdcul Khalik, S.Pd.SD


NIP : 19630308 199111 1 001 NIP : 19630419 199211 1 002

Lampiran 9

LEMBAR KERJA SISWA


SIKLUS I

Sekolah : SD Negeri Gegerkunci 2


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/ 2

Kerjakan secara berkelompok!

1. Sediakan selembar kertas karton, spidol, penggaris, dan gunting!


2. Potonglah kertas tadi dengan ukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm!
3. Buatlah pada tiap-tiap potongan kertas:
a. Bilangan pecahan setengah, dua perempat, satu perenam, dan tiga perdelapan.
b. Tanda lebih kecil, lebih besar, atau sama dengan.
4. Bermainlah untuk membandingkan dua pecahan dengan menggunakan tanda
lebih kecil, lebih besar, atau sama dengan!
5. Lakukan secara bergantian dalam kelompokmu!

Kelompok : ....................................................
1. ...................................................................
2. ...................................................................
3. ...................................................................
4. ...................................................................
5. ...................................................................
94

Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II

Mata Pelajara : Matematika (Siklus II)


Kelas/Semester :V/2
Kompetensi Dasar : Memahami konsep membandingkan pecahan sederhana
Pengajar : Abdul Khaliki, S.Pd.SD.

Kemunculan
No Aspek yang di Observasi Tidak Komentar
Ada
Ada
Kegiatan Awal Guru kurang
1. Mengatur kerapian kelas √ memberikan
I 2. Menyiapkan alat-alat pelajaran √ motivasi dan
3. Mengabsen siswa √ bimbingan saat
4. Mengajukan pertanyaan apersepsi √ kerja
Kegiatan Inti kelompok
1. Guru menjelaskan materi √ sehingga siswa
2. Guru menyediakan alat peraga √ merasa
3. Guru memajang gambar yang ada kaitan √ kebingungan
dengan materi saat
4. Siswa memperhatikan media yang dipajang √ berdiskusi.
5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi √ Selanjutnya
dalam proses pembelajaran agar
pemahaman
6. Guru memberikan kesempatan bertanya √
II siswa
kepada siswa mengenai materi
meningkat
7. Siswa bertanya kepada guru tentang materi √
sebaiknya guru
8. Guru memberikan motivasi agar siswa aktif √
menggunakan
dalam proses pembelajaran
alat peraga
9. Guru menciptakan suasana belajar yang √
benda nyata
Menyenangkan
pengungkit
10. Guru membimbing siswa dalam tugas kerja √
Kelompok
11. Guru membimbing siswa menyimpulkan √
materi mengurutkan bilangan pecahan
Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan tes formatif √
III 2. Siswa mengerjakan tes formatif √
3. Guru menilai tes formatif √
4. Guru menganalisis hasil tes formatif √

Gegerkunci, 30 Maret 2015


95

Chipto Hadi, S.PD.SD,


NIP: 19690411 200312 1 003

Lmpiran 11
DAFTAR NILAI SIKLUS II
Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai Belajar
Tuntas Belum
1 Abdul Majid 65 √  
2 Ade Mustofa 100 √  
3 Ahmad Agus Salim 90 √  
4 Ahmad Makrodi 100 √  
5 Aisyah 70 √  
6 Ajeng Dewi Pratiwi 70 √  
7 Ali Fani 90 √  
8 Ali Topan 100 √  
9 Ayu Nurhaliza 70 √  
10 Bariroh 80 √  
11 Beni Ripani 85 √  
12 Dini Oktofiyah 90 √  
13 Duwi Jayanti 60   √
14 Erik Herlino 70 √  
15 Iin Marlina 80 √  
16 Intan Sari 80 √  
17 Ipan Rizqi Iswanto 100 √  
18 Kasturi 90 √  
19 Khaerul Aziz 70 √  
20 Khalwa Nuronah 80 √  
21 Khisbi Zian Fadillah 75 √  
22 Kunedi Al Fakhri 100 √  
23 Kurniasih 65 √  
24 Lutfi Maulana 80 √  
25 M. Abdul Nazar 75 √  
26 M. Rega Aditia 80 √  
27 M. Reza 90 √  
28 Mohammad Fakris 70 √  
29 Muhamad Herudin 90 √  
30 Muhamad Khasbi 80 √  
31 Nazzilia Putri 75 √  
96

32 Nihayatun Tufah 70 √  
33 Regina Ika Mudiatun 100 √  
34 Riski 90 √  

Ketuntasan Belajar
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Belum
35 Salma Fina Hidayah 75 √  
36 Salsa Sabillatazqiyyah 80 √  
37 Satria Afandi 100 √  
Jumlah 3035    
Rata-Rata 82,03    

Gegerkunci, 30 Maret 2015

Chipto Hadi, S.PD.SD,


NIP: 19690411 200312 1 003
97

Lampiran 12
DOKUMEN KEGIATAN PEMBELAJARANMATEMATIKA
SD NEGERI GEGERKUNCI 02
98

Lampiran 13
DAFTAR HADIR SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SD NEGERI GEGERKUNCI 02

TANDA TANGAN
NO. NAMA KELAS SIKLUS I SIKLUS II
23 -Mar-15 30-Mar-15
1 Abdul Majid Kelas III

2 Ade Mustofa Kelas III

3 Ahmad Agus Salim Kelas III

4 Ahmad Makrodi Kelas III

5 Aisyah Kelas III

6 Ajeng Dewi Pratiwi Kelas III

7 Ali Fani Kelas III

8 Ali Topan Kelas III

9 Ayu Nurhaliza Kelas III

10 Bariroh Kelas III

11 Beni Ripani Kelas III

12 Dini Oktofiyah Kelas III

13 Duwi Jayanti Kelas III

14 Erik Herlino Kelas III

15 Iin Marlina Kelas III

16 Intan Sari Kelas III

17 Ipan Rizqi Iswanto Kelas III

18 Kasturi Kelas III


99

19 Khaerul Aziz Kelas III

20 Khalwa Nuronah Kelas III

21 Khisbi Zian Fadillah Kelas III

TANDA TANGAN
NO. NAMA KELAS SIKLUS I SIKLUS II
24-Mar-16 31-Mar-16
22 Kunedi Al Fakhri Kelas III

23 Kurniasih Kelas III

24 Lutfi Maulana Kelas III

25 M. Abdul Nazar Kelas III

26 M. Rega Aditia Kelas III

27 M. Reza Kelas III

28 Mohammad Fakris Kelas III

29 Muhamad Herudin Kelas III

30 Muhamad Khasbi Kelas III

31 Nazzilia Putri Kelas III

32 Nihayatun Tufah Kelas III

33 Regina Ika Mudiatun Kelas III

34 Riski Kelas III

35 Salma Fina Hidayah Kelas III

36 Salsa Sabillatazqiyyah Kelas III

37 Satria Afandi Kelas III

Gegerkunci, 30 Maret 2015

Chipto Hadi, S.PD.SD,


NIP: 19690411 200312 1 003
100

Lampiran 14
HASIL PEKERJAAN SISWA SIKLUS I
NILAI TERTINGGI
Nama : ...........................

No.Absen : ...........................

I. Isilah titik-titik dibawah ini dengan tanda “>”,”<”, atau “=”!

1 1
1.
2
.... 4

4 3
2.
6
.... 5

5 4
3.
8
.... 10

5 6
4.
7
.... 9

2 3
5.
3
.... 4

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar


1. Ibu mempunyai satu buah durian. Seperempatnya diberikan kepada Mia.
Sisanya diberikan kepada Roni.
Siapakah yang menerima bagian durian paling besar?
1 2
2. Bibi membagikan bagian roti kepada Wiwin. Sedangkan bagiannya
3 3
kepada Tomas. Siapakah yang menerima bagian roti paling sedikit?
1 3
3. Mimin membawa gula pasir kg. Yuli membawa gula pasir kg.
4 4
Bandingkanlah berat gula Mimin dan gula Yuli!
101

3
4. Nita mempunyai tongkat sepanjang meter. Rina mempunyai tongkat
6
2
sepanjang meter. Bandingkan panjang tongkat keduanya. Tongkat .
6
siapakah yang lebih panjang?
2 3
5. Surya membeli ikan kilogram. Santi membeli ikan kilogram. Ikan.
8 8
siapakah yang lebih banyak?

Lampiran 15
HASIL PEKERJAAN SISWA SIKLUS I
NILAI TERENDAH
Nama : ...........................

No.Absen : ...........................

I. Isilah titik-titik dibawah ini dengan tanda “>”,”<”, atau “=”!

1 1
1.
2
.... 4

4 3
2.
6
.... 5

5 4
3.
8
.... 10

5 6
4.
7
.... 9

2 3
5.
3
.... 4

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar


1. Ibu mempunyai satu buah durian. Seperempatnya diberikan kepada Mia.
Sisanya diberikan kepada Roni.
Siapakah yang menerima bagian durian paling besar?
1 2
2. Bibi membagikan bagian roti kepada Wiwin. Sedangkan bagiannya
3 3
kepada Tomas. Siapakah yang menerima bagian roti paling sedikit?
102

1 3
3. Mimin membawa gula pasir kg. Yuli membawa gula pasir kg.
4 4
Bandingkanlah berat gula Mimin dan gula Yuli!
3
4. Nita mempunyai tongkat sepanjang meter. Rina mempunyai tongkat
6
2
sepanjang meter. Bandingkan panjang tongkat keduanya. Tongkat .
6
siapakah yang lebih panjang?
2 3
5. Surya membeli ikan kilogram. Santi membeli ikan kilogram. Ikan.
8 8
siapakah yang lebih banyak?

Lampiran 16
HASIL PEKERJAAN SISWA SIKLUS II
NILAI TERTINGGI
Nama : ...........................

No.Absen : ...........................

I. Isilah titik-titik dibawah ini dengan tanda “>”,”<”, atau “=”!

1 1
1.
2
.... 4

4 3
2.
6
.... 5

5 4
3.
8
.... 10

5 6
4.
7
.... 9

2 3
5.
3
.... 4

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar


1. Ibu mempunyai satu buah durian. Seperempatnya diberikan kepada Mia.
Sisanya diberikan kepada Roni.
Siapakah yang menerima bagian durian paling besar?
103

1 2
2. Bibi membagikan bagian roti kepada Wiwin. Sedangkan bagiannya
3 3
kepada Tomas. Siapakah yang menerima bagian roti paling sedikit?
1 3
3. Mimin membawa gula pasir kg. Yuli membawa gula pasir kg.
4 4
Bandingkanlah berat gula Mimin dan gula Yuli!
3
4. Nita mempunyai tongkat sepanjang meter. Rina mempunyai tongkat
6
2
sepanjang meter. Bandingkan panjang tongkat keduanya. Tongkat .
6
siapakah yang lebih panjang?
2 3
5. Surya membeli ikan kilogram. Santi membeli ikan kilogram. Ikan.
8 8
siapakah yang lebih banyak?

Lampiran 17
HASIL PEKERJAAN SISWA SIKLUS II
NILAI TERENDAH
Nama : ...........................

No.Absen : ...........................

I. Isilah titik-titik dibawah ini dengan tanda “>”,”<”, atau “=”!

1 1
1.
2
.... 4

4 3
2.
6
.... 5

5 4
3.
8
.... 10

5 6
4.
7
.... 9

2 3
5.
3
.... 4

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar


104

1. Ibu mempunyai satu buah durian. Seperempatnya diberikan kepada Mia.


Sisanya diberikan kepada Roni.
Siapakah yang menerima bagian durian paling besar?
1 2
2. Bibi membagikan bagian roti kepada Wiwin. Sedangkan bagiannya
3 3
kepada Tomas. Siapakah yang menerima bagian roti paling sedikit?
1 3
3. Mimin membawa gula pasir kg. Yuli membawa gula pasir kg.
4 4
Bandingkanlah berat gula Mimin dan gula Yuli!
3
4. Nita mempunyai tongkat sepanjang meter. Rina mempunyai tongkat
6
2
sepanjang meter. Bandingkan panjang tongkat keduanya. Tongkat .
6
siapakah yang lebih panjang?
2 3
5. Surya membeli ikan kilogram. Santi membeli ikan kilogram. Ikan.
8 8
siapakah yang lebih banyak?

Lampiran 18
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ABDUL KHALIK, S.Pd.SD
NIP : 19630419 199211 1 002
Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 19 April 1963
Pangkat/Gol.Ruang : Penata T.k.I/ III d
Jabatan : Guru Muda
Unit Kerja : SD Negeri Gegerkunci 02
Alamat : Gegerkunci Kec.Songgom
Kab. Brebes
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis berjudul :
“Upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana melalui
media kartu pecahan di kelas III SD Negeri Gegerkunci 02 Kecamatan Songgom
Kabupaten Brebes “ merupakan hasil karya asli dari saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
105

Gegerkunci , 02 Juni 2016


Mengetahui
Kepala SD Negeri Gegerkunci 02 Peneliti,

Saroni, S.Pd. Abdul Khalik, S.Pd,SD


NIP 19630308 199111 1 001 NIP 19630419 199211 1 002

92

Lampiran 19
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
SD NEGERI GEGERKUNCI 02
Jl. Raya Gegerkunci –Kec.Songgom – Brebes Kode Pos 52266

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Koordinator Perpustakaan SD Negeri


Gegerkunci 02 menyatakan bahwa :
Nama : Saefudin Juhri
NIP :-
Tempat/Tgl.lahir : Brebes, 30 April 1987
Pangkat/Gol.Ruang :-
Tugas : Tenaga Pustakawan
Unit Kerja : SD Negeri Gegerkunci 02
Alamat Rumah : Blok Karanganyar Desa Songgom
Kecamatan Songgom-Brebes 52261
106

Dengan ini menyatakan bahwa guru tersebut di atas telah melakukan Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul :
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PECAHAN DI KELAS III
SD NEGERI GEGERKUNCI 02 KECAMATAN SONGGOM KABUPATEN
BREBES”. Laporan Penelitian Tindakan Kelas tersebut didokumentasikan di
perpustakaan sekolah.
Demikian pernyataan saya ini saya buat dengan sesungguhnya, dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Koordinator Perpustakaan
SD Negeri Gegerkunci 02

Saefudin Juhri

Anda mungkin juga menyukai