Anda di halaman 1dari 82

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala


limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami Tim Pengembang Kurikulum
(TPK) dapat menyelesaikan laporan hasil kerja menyusun Kurikulum Operasional
Satuan Pendidikan (KOSP. Tim Pengembang Kurikulum mengucapkan terima kasih
kepada bapak/ibu guru, pengawas TK/SD, komite sekolah, serta semua pihak yang
telah membantu sehingga kurikulum ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kurukulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) ini dapat diperguanakan
untuk pedoman penyelenggaraan kegiaatan pembelajaran baik di kelas maupun di
luar kelas, sehingga berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik.Harapan ke depan dengan Kurukulum
Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) SD OPSI 34 ini, sekolah dapat mengevaluasi
kemajuan yang diperlukan untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Brebes, Juli 2022


Penyusun

1
LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan hasil penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan


oleh Tim Pengembang Kurikulum dan hasil rapat pleno penetapan kurikulum
sekolah, maka Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Kelas I dan Kelas IV SD
Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes ditetapkan, disahkan
dan diberlakukan untuk Tahun Pelajaran 2022/2023

Pengawas Sekolah, Ketua Komite, Kepala Sekolah,

.............................. .............................. ...........................


NIP....................... NIP........................ NIP.....................

Disahkan di : Brebes
Tanggal : Juli 2022

Oleh :
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Brebes,

CARIDAH, M.Pd.
Pembina Tk. I, IV/b
NIP 19710510 199803 3 006

2
3
BAB I
ANALISIS KARAKTER SATUAN PENDIDIKAN

A. KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN


Penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan SD Negeri Songgom
08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes disesuaikan dengan kekhasan, kondisi
dan pontensi daerah dengan menyelaraskan kondisi satuan pendidikan dan
karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan. Dalam pengembangannya,
kurikulum operasional sekolah menjadi acuan pada capaian pembelajaran yang
telah disusun oleh pusat dan diterjemahkan dalam alur tujuan pembelajaran yang
dikonkretkan dalam proses pembelajaran.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan
SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes berfokus kepada
pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan mengembangkan kompetensi dalam
perubahan kehidupan abad ke-21 yang memuat ciri khas dan potensi lokal sekolah.
SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes berdomisili pada
daerah yang strategis di pinggir jalan desa yang menghubungkan antara desa
Songgom dengan Desa Songgom Lor. Perekonomian penduduk mayoritas
mengandalkan dari hasil bercocok tanam dengan keterjangkauan lokasi yang mudah
ditempuh dengan sarana transportasi yang ada.
Berdasarkan hasil angket kondisi sarpras dan lingkungan belajar sebanyak
898 sekolah yang ada di Kabupaten Brebes, maka dikelompokkan menjadi 3
kategori (A ,B dan C) sebagai berikut:

No. Katagori A Katagori B Katagori C


Terdapat teman Terdapat taman literasi Tidak ada teman
1. Literasi jadwal tetapi tidak ada jadwal literasi
kunjungan Siswa kunjung siswa
Terdapat pojok baca Terdapat di beberapa Tidak terdapat papan
2.
di setiap kelas kelas pajangan
Terdapat papan Terdapat papan Tidak terdapat
3. pajangan di seluruh pajangan di beberapa papan pajangan
kelas kelas
Terdapat mading yang Terdapat mading yang Tidak terdapat
4. berisi sinopsis guru berisi karya siswa mading
dan karya sinopsis

4
No. Katagori A Katagori B Katagori C
5 Guru sudah Guru sudah Guru belum
melaksanakan melaksanakan melaksanakan
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
berdiferensiasi dan berdiferensiasi berdiferensiasi
memiliki buku
pemetaan siswa
6. Guru sebagai Guru sebagai fasilitator, Guru sebagai
fasilitator, motivator dan mediator fasilitator
motivator,
mediator, dan
katalisator
7. Terdapat Terdapat kesepakatan Tidak terdapat
kesepakatan kelas yang dibuat oleh kesepakatan kelas
kelas yang dibuat guru dan siswa
oleh guru dan siswa
dan diketahui oleh
oarang tua
8. Guru hadir tepat Guru hadir tepat waktu Guru sering datang
waktu menyambut terlambat
siswa dengan 5 S(
senyum, sapa, sala,
sopan dan santun)
dan mengikuti apel
pagi
Tingkat literasi-numerasi peserta didik di wilayah Kabupaten Brebes
berdasar hasil asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) tahun 2022 sebagai
berikut:
Indikator Rentan Devinisi
No Nilai Capaian Rekomendasi Tim
AN g level Capaian
A1 Kemampu 1,7 1-3 Di Kurang dari Kemampuan
an literasi bawah 50% siswa literasi baru
kompet telah mencapai nilai 1,7
ensi mencapai dari level nilai 1-3
minimu batas masih di bawah
m kompetensi kompetensi
minimum minimum, guru
untuk perlu
literasi meningkatkan
membaca pengembangan
dan pelatihan
literasi
dalam pembelajaran

5
Rentan Devinisi
No Indikator AN Nilai Capaian Rekomendasi Tim
g level Capaian
A2 Kemampuan 1,57 1-3 Di bawah Kurang dari Kemampuan
Numerasi kompeten 50% siswa numerasi baru
si telah mencapai nilai
minimum mencapai rata-rata 1,57 dari
batas level nilai 1-3
kompetensi masih di bawah
minimum kompetensi
untuk minimum, guru
numerasi perlu meningkatkan
pengembangan dan
pelatihan numerasi
dalam pembelajaran
A3 Indek 2,1 1-3 Berkemba Siswa Kepala sekolah
Karakter ng terbiasa perlu membuat
menerapkan program penerapan
nilai-nilai nilai-nilai karakter
karakter pelajar Pancasila
pelajar Kepala sekolah
pancasila perlu
yang mendokumentasika
berakhlak n penerapan nilai-
mulia, nilai karakter
bergotong pelajar Pancasila
royong, untuk semua warga
mandiri, sekolah agar nilai-
kreatif dan nilai karakter
bernalar pelajar Pancasila
kritis serta semakin
berkebineka membudaya
an global
dalam
kehidupan
sehari hari.
B1 Kesenjanga 2,67 1-3 Tidak Tidak ada Kepala
n literasi ada perbedaan sekolah
kesenja capaian bersama
ngan literasi baik warga sekolah
berdasar perlu terus
kelompok mengadakan
gender, penguatan
kelompok literasi dengan
sosial memberdayakan
ekonomi sumber-sumber
maupun literasi yang
antar dimiliki sekolah.
wilayah
urban dan
rural.

6
Indikator Rentan Devinisi
No Nilai Capaian Rekomendasi Tim
AN g level Capaian
B2 Kesenjangan 3,00 1-3 Tidak ada Tidak ada Kepala sekolah
Numerasi kesenjang perbedaan bersama warga
an capaian sekolah agar
numerasi terus
baik mengadakan
berdasar penguatan
kelompok numerasi
gender, dengan
kelompok pelatihan-
sosial pelatihan
ekonomi numerasi dalam
maupun pembelajaran
antar
wilayah
urban dan
rural.
B3 Indek 3,00 1-3 Tidak ada Tidak ada Penerapan nilai-
Karakter kesenjang perbedaan nilai karakter
an capaian pelajar Pancasila
karakter perlu terus
baik dikembangkan agar
berdasar terbentuk karakter
kelompok pelajar Pancasila
gender, semakin
kelompok membudaya
sosial
ekonomi
maupun
antar
wilayah
urban dan
rural.

Dalam menyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ini kami


mempertimbangkan beberapa aspek antara lain: aspek profil pelajar Pancasila yang
akan ditanamkan, capaian literasi dan numerasi di Kabupaten Brebes,
kewirausahaan yang sedang berkembang di Kabupaten Brebes untuk mewujudkan
pendidikan yang berkeadilan dalan kebhinekaan.

Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan Profil Pelajar


Pancasila. Secara umum adalah untuk membentuk karakter peserta didik untuk
menumbuhkan iman, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif
dengan mengakomodir keragaman tersebut.

7
B. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Landasan yuridis dalam penyusunan kurikulum operasional di satuan
pendidikan SD Negeri Songgom 08 mengacu pada Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional sebagai arah tujuan pendidikan sekolah, dan juga mengacu
pada (Landasan hukum penyusunan kurikulum operasional)
Landasan filosofis sebagai dasar penyusunan kurikulum operasional di
satuan pendidikan SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes
adalah profil pelajar pancasila. Profil pelajar pancasila merupakan upaya untuk
mencapai pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Upaya untuk mewujudkan
atau mencapai profil pelajar pancasila melalui proyek penguatan pelajar Pancasila
yang mencakup 6 (enam) dimensi, yaitu: (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) berkebinekaan global; (3) bergotong
royong; (4) mandiri; (5) bernalar kritis; dan (6) kreatif. Pengalaman belajar menjadi
point utama dalam menguasai kompetensi.
Peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang mencakup enam
dimensi profil pelajar Pancasila. Proses pendidikan sebagai suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
sehingga dapat memiliki kecakapan hidup yang sesuai minat bakat yang
mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan kinestetik.
Berdasarkan landasan tersebut, SD Negeri Songgom 08 Kecamatan
Songgom Kabupaten Brebes dengan kekuatan, kemampuan, dan keinginan untuk
selalu berkembang, berharap akan menjawab tantangan pendidikan dalam
memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya dan menyenangkan
untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa
lalu dengan membentuk peserta didik sebagai agen Profil Pelajar Pancasila yang
memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Landasan Yuridis atau Landasan Hukum dalam penyusunan kurikulum
operasional di satuan pendidikan SD Negeri Songgom 08 mengacu pada:
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

8
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3) PP Nomor 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
4) Permendikburistek Nomor 5 tabun 2020 tentang Standar Kompetensi Lulusan
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
5) Permendikburistek Nomor 7 tahun 2022 tentang Standar Isi Pendidikan Anak
Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
6) Permendikburistek Nomor 56 tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Pemulihan Pembelajaran
7) Keputusan Kepala BSKAP Nomor 008/H/KR/2022 Pencapaian
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
8) Keputusan Kepala BSKAP Nomor 009/H/KR/2022 Dimensi Elemen dan
Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
9) Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Brebes

9
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. VISI
Program dan kegiatan sekolah harus merujuk pada Visi yang telah
ditetapkan. Visi bukan hanya sekadar tulisan tanpa dipahami maknanya. Untuk
menginternalisasi visi pada setiap warga sekolah, maka visi perlu disosialisasikan
secara berkala. Tanpa pemahaman terhadap visi, makaa kegiatan yang dijalankan
menjadi tidak terarah.
Berikut adalah visi SD Negeri Songgom 08
“Terwujudnya siswa yang berprestasi, berbudaya ramah lingkungan berdasarkan
imtaq dan iptek”,

B. Misi
Misi SD Negeri Songgom 08 ditetapkan sebagai representasi dari elemen
visi dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Elemen visi tersebut yaitu berprestasi,
berbudaya, dan ramah lingkungan berdasarkan imtaq dan iptek. Tujuh misi SD
Negeri Songgom 08 adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif yang disesuaikan
dengan konteks lingkungan, kemampuan, minat dan bakatnya melalui
pendekatan Technological pedagogical content knowledge (TPACK).
2. Menumbuhkan sikap giat, berkompetisi secara sehat dan berdaya juang tinggi
dalam belajar
3. Membina kepedulian sosial, empati, mampu menyesuaikan diri dalam
pergaulan dan tindakan siswa dengan dilandasi nilai-nilai ajaran agama yang
dianut dan kearifan local
4. Membangun kebiasaan tertib beribadah dan 7S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
Santun, Semangat dan Sepenuh hati) pada siswa.
5. Menumbuhkan dan melestarikan budaya lokal yang berkembang di lingkungan
masyarakat dan peningkatan dalam kerjasama dengan orang tua dan
masyarakat
6. Menciptakan lingkungan yang kondusif, tertib, aman dan nyaman dalam
mendukung kualitas belajar siswa di sekolah

10
7. Mengembangkan program 9K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban,
Keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan, Kesehatan, Keterbukaan, dan
Keteladanan) pada siswa.
C. Tujuan
Tujuan akhir yang diharapkan oleh SD Negeri Songgom 08 dalam
pelaksanaan program-program sekolah untuk mewujudkan misi sekolah
ditetapkan dalam bentuk3 bagian, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan jangka
menengah dan tujuan jangka pendek.
1) Tujuan Jangka Pendek (1 tahun ke depan)
a. Melaksanakan pembiasaan sikap berbasis Profil Peserta didik Pancasila
secara terintegrasi pada mata peserta didikan yang diselenggarakan baik
dalam bentuk tatap muka atau dalam bentuk kegiatan proyek.
b. Melaksanakan penilaian sikap berbasis Profil Peserta didik Pancasila.
c. Mendorong peserta didik mencapai minimal predikat BAIK pada penilaian
sikap berbasis Profil Peserta didik Pancasila.
d. Memfasilitasi Proses belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik
e. Menangani peserta didik yang mengalami permasalahan pembelajaran agar
dapat terselesaikan.
f. Mengikutsertakan 50% peserta didik pada minimal 1 ekstrakurikuler
pilihan sesuai bakat dan minatnya.
g. Mengikutsertakan peserta didik pada minimal 1 program life skill sesuai
bakat dan minatnya.
h. Mengikutsertakan 25% peserta didik pada minimal 1 lomba/kompetisi
akademik dan non akademik per tahun
i. Mendorong peserta didik memiliki kepedulian sosial dengan mengikuti
berbagai kegiatan social
j. Mendorong peserta didik memiliki sikap pemaaf dan berani meminta maaf
k. Mendorong keikutsertaan peserta didik memelihara kerukunan
2) Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
a. Membentuk karakter pembelajar sepanjang hayat berlandaskan profil
peserta didik pancasila
b. Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keragaman potensi,
minat dan bakat serta kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan
kinestetik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya

11
c. Memfasilitasi peserta didik untuk dapat meningkatkan budaya disiplin
beribadah serta kesadaran hidup sehat
d. Membekali peserta didik dengan keahlian berfikir kreatif dan berfikir kritis
e. Membekali peserta didik dalam penguasaan digital
f. Memfasilitasi peserta didik memiliki kepekaan (sensitivitas), kemampuan
mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan keseimbangan
(harmoni), hidup bermasyarakat, berguna untuk orang lain
3) Jangka Panjang (4 tahun ke depan)
a. Menghasilkan lulusan pembelajar sepanjang hayat yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, peduli, berdaya juang tinggi, cinta
tanah air, bangga pada budaya bangsanya dan tenggang rasa
mengembangkan minat serta bakatnya sesuai dengan profil peserta didik
pancasila.
b. Menghasilkan lulusan yang terampil dalam berpikir kritis, berkreatifitas,
memanfaatkan teknologi digital, dan mengembangkan minat serta bakatnya
untuk menghasilkan prestasi.
c. Menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan lingkungan dan mampu
menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial.
D. Kompetensi Karakteristik Kekhasan Lulusan Sekolah
Sekolah sebagai tempat menempuh ilmu pengetahuan dan pembentukan
karakter generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk
sumber daya manusia yang unggul sebagai pembelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai Pancasila.
Dalam pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah, maka disusun kompetensi
lulusan peserta didik SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten
Brebes sebagai alat ukur pencapaian kurikulum dan target pelaksanaan proses
pembelajaran pelaksanaan kurikulum operasional sekolah.
Adapun kompetensi lulusan SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom
Kabupaten Brebes mempertimbangkan dimensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan secara berimbang sesuai capaian pembelajaran pada setiap fase di
sekolah dasar, membentuk Profil Pelajar Pancasila, dan inovatif, tangguh dan
memiliki kecakapan hidup yang dibutuhkan untuk masa depannya.

12
Berikut adalah kompetensi lulusan yang ingin dicapai SD Negeri Songgom
08
1. Memiliki perilaku yang menunjukkan akhlak mulia.
2. Memberikan keteladanan nilai harmonisasi keragaman dan gotong royong.
3. Memiliki keterampilan sebagai dasar mengembangkan kecakapan hidup.
4. Memiliki kemampuan bernalar kritis.
5. Memiliki berkomunikasi efektif.
6. Memiliki kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab tantangan
perkembangan zaman.
7. Membentuk individu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berpikir global
dengan tetap menjunjung nilai budaya bangsa.
Adapun kriteria untuk lulus sebagai peserta didik dari SD Negeri Songgom
08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebesa dalah sebagai berikut:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran,
b. memiliki deskripsi sikap minimal baik. sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan,
c. mencapai nilai ketuntasan minimal untuk seluruh program pembelajaran
d. ditetapkan rapat pleno dewan guru dan kepala sekolah.

13
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. ALUR PENYUSUNAN RANCANGAN KURIKULUM OPERASIONAL DI


SATUAN PENDIDIKAN
Kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Negeri Songgom 08
Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes merupakan sebuah bentuk kurikulum
operasional untuk melaksanakan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang
telah dibuat oleh pusat, baik capaian pembelajaran, prinsip pembelajaran dan
asesmen serta Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum operasional di satuan
Pendidikan ini merupakan bentuk penyesuaian dari kerangka yang disusun pusat
dengan menyelaraskan potensi daerah, kemampuan sekolah dan latar belakang
peserta didik.

Gambar 1. Alur Perancangan Kurikulum

Kurikulum operasional di satuan pendidikan disusun mulai dengan


menganalisis mata pelajaran yang akan dimuat dalam kegiatan intrakurikuler
dengan sistem reguler. Kegiatan intrakurikuler ini dikemas sebagai pembelajaran
rutin enam hari efektif setiap minggunya. Hasil analisis mata pelajaran akan
dilanjutkan dengan mengemas pilihan pembelajaran dalam bentuk tematik dan
atau parsial dengan mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila di dalamnya,
kemudian dikemas dalam bentuk yang lebih mengerucut dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran yang bersifat reflektif.

14
Dalam menentukan pembelajaran tematik dan parsial. SD Negeri Songgom
08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes mempertimbangkan prinsip
pembelajaran, penentuan materi esensial dan juga pengolaborasian pembelajaran
terpadu dengan mengambil tema-tema yang kontekstual dengan peserta didik,
mudah dipahami dan dieksplorasi, dan up-date dengan perkembangan informasi.

B. PENGATURAN WAKTU BELAJAR


Pengaturan waktu belajar intrakurikuler setiap mata pelajaran di SD Negeri
Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes dari kelas 1 dan kelas 4
akan dikemas tematik dan sebagian parsial secara reguker per minggu. Selain itu
teerdapat pembelajaran berbasis proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam
bentuk kegiatan kokurikuler.
Alokasi waktu mata pelajaran SD Kelas 1 (Asumsi 1 Tahun = 34 minggu)
Kegiatan Proyek Profil Total JP
Banyak JP
No Mata Pelajaran Reguler Per Pelajar Per
Per Minggu
Minggu Pencasila Minggu
Pendidikan Agama
1. 3 JP 102 34 136
dan Budi Pekeri
2. PPKn 4 JP 136 34 170

3. Bahasa Indonesia 6 JP 204 68 272

4. Matematika 4JP 136 34 170


Ilmu Pengetahuan
5.
Alam dan Sosial
Seni (Pilihan minimal
1: Seni Musik, Seni
6. 3 JP 102 34 136
Rupa, SeniTeater,
Seni Tari)
Pendidikan Jasmani,
7. Olahraga dan 3 JP 102 34 136
Kesehatan (PJOK)
Muatan Lokal
8. 2 JP** 68** - 68**
(Bahasa Jawa)
Total 23 JP 782 238 1020

Catatan:
⮚ Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan Agama masing-masing.
⮚ Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya ( Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater,Seni Tari atau Prakarya).
⮚ Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya ( Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater,Seni Tari atau Prakarya).
⮚ Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) per tahun.
⮚ Kurikulum Alternatif untuk 8 Kecamatan: Mata Pelajaran Seni banyak JP per
minggu 2 JP dan Mulok 3 JP ( Bahasa Jawa dan Sunda).

15
Alokasi waktu mata pelajaran SD Kelas 4 (Asumsi 1 Tahun = 34 minggu)

Kegiatan Proyek Profil Total JP


Banyak JP
No Mata Pelajaran Reguler Per Pelajar Per
Per Minggu
Minggu Pencasila Minggu
Pendidikan Agama
1.
dan Budi Pekeri
3JP 102 34 136

2. PPKn 4 JP 136 34 170

3. Bahasa Indonesia 6 JP 204 68 272

4. Matematika 5 JP 170 34 204


Ilmu Pengetahuan
5. 5 JP 170 34 204
Alam dan Sosial
Seni (Pilihan
minimal 1: Seni
6. Musik, Seni Rupa, 3 JP 102 34 136
SeniTeater, Seni
Tari)
Pendidikan Jasmani,
7. Olahraga dan 3 JP 102 34 136
Kesehatan (PJOK)
Muatan Lokal
8.
(Bahasa Jawa)
2 JP** 68** - 72**

Total 23 JP 29 JP 986 272


Catatan:

⮚ Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan Agama masing-masing.


⮚ Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater,Seni Tari atau Prakarya).
Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater,Seni Tari atau Prakarya).
⮚ Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuhpuluh dua) per tahun.
⮚ Kurikulum Alternatif untuk 8 Kecamatan: Mata Pelajaran Seni banyak JP per
minggu 2 JP dan Mulok 3 JP ( Bahasa Jawa dan Sunda).

Pada tabel di atas, pengemasan tematik ada di mata pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, dan Seni. Seni dapat dipilih
minimal satu sub mata pelajaran, yaitu seni suara, seni rupa, seni kriya atau seni
tari. Sedangkan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika dan Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dilaksanakan secara parsial
Pengemasan Proyek Profil Pelajar Pancasila berada di luar jam pembelajaran
regular dengan komposisi 20-30% dari alokasi waktu selama satu tahun. Sehingga
proyek ini tidak mengganggu atau mengurangi jumlah jam pembelajaran
intrakurikuler.

16
Setelah analisis kebutuhan mapel, maka akan disusun analisis operasional
sebagai turunan dari capaian pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang
telah disediakan pusat. Analisis ini akan diselaraskan dengan muatan lokal dan
potensi daerah juga program sekolah dengan menghitung alokasi waktu yang tidak
membebani peserta didik agar kenyamanan dan kebahagiaan dalam belajat tetap
terjaga utuh. Kurikulum
operasional di satuan Pendidikan SD Negeri Songgom 08 Kecamatan
Songgom Kabupaten Brebes mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang
beragam dan mengedepankan proses dinamis yang reflektif dalam proses
pelaksanaannya sehingga tujuan akhir profil peserta didik sesuai dengan yang
diharapkan pada visi, misi dan tujuan sekolah.

C. INTRAKURIKULER
1. Mata Pelajaran Umum
Mata pelajaran yang dilaksanakan oleh SD Negeri Songgom 08
Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes tahun pelajaran 2022/2023 adalah
Pendidikan Agama Islam sebagai agama mayoritas peserta didik, PPKn,
Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, Seni dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Untuk Pendidikan Agama yang
lain maka tetap mendapatkan porsi yang sama dengan Pendidikan Agama
Islam dengan melakukan kerjasama dengan pihak terkait untuk penyediaan
tenaga pendidik. Sedangkan untuk mata pelajaran Seni, SD Negeri Songgom
08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes mengakomodir Seni Musik, Seni
Rupa dan Seni Tari.
Pembelajaran dibuat tematik terpadu untuk mata pelajaran PPKn,
Bahasa Indonesia dan IPAS dan Seni. Sedangkan untuk Pendidikan Agama
Islam. Matematika dan PJOK dilakukan parsial. Rencana pembelajaran
tematik dan mata pelajaran memuat tujuan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan penilaian yang lengkap. Tujuan pembelajaran dibuat
terukur, sehingga dapat terlihat progres dan umpan balik yang jelas
pencapaiannya. Dalam kegiatan inti harus tersirat implentasi model
pembelajaran (contohnya: problem based learning, project based learning
dan inquiry based learning dan lainnya) dan strategi pembelajaran yang
beragam untuk mengakomodir perbedaan karakteristik peserta didik.

17
Diharapkan variasi model pembelajaran bermanfaat untuk mengingkatkan
kemampuan peserta didik menyampaikan ide dan gagasan, menemukan
solusi, menghasilkan produk dan mengasah kemampuan literasi numerasi.
Rencana pembelajaran bersifat reflektif. Kontinuitas pembelajaran
dapat terlihat dengan harapan tidak terjadi gap dan miskonsepsi dari
pembelajaran sebelumnya. Dapat disusun mingguan yang tertuang ke
dalam jadwal pembelajaran mingguan, namun catatan refleksi menjadi
tambahan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Gambar 2. Alur Pelaksanaan Pembelajaran


Selain mata pelajaran umum, SD Negeri Songgom 08 Kecamatan
Songgom Kabupaten Brebes pun mengakomodir bahasa daerah sebagai salah
satu mata pelajaran wajib. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu bagi
masyarakat Jawa Tengah di wilayah tertentu. Bahasa daerah juga menjadi
bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD. Melalui pembelajaran
bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis.
Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap budaya dan hasil karya sastra daerah.
Desain pembelajaran mata pelajaran bahasa daerah diturunkan dari
kompetensi yang telah disusun oleh tim pengembang kurikulum bahasa
daerah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Brebes. Konten dalam bahasa
daerah sama halnya dengan Bahasa Indonesia yang terdiri dari 4 elemen
kebahasaan.

18
2. Mata Pelajaran Bahasa Daerah
Selain mata pelajaran umum, SD Negeri Songgom 08 pun
mengakomodir bahasa daerah sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Bahasa
daerah juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal
SD/MI. Melalui pembelajaran bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal
sebagai landasan etnopedagogis. Pembelajaran bahasa dan sastra daerah
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam Bahasa Daerah dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya
sastra daerah
Desain pembelajaran mata pelajaran Bahasa Daerah diturunkan dari
kompetensi yang telah disusun oleh tim pengembang kurikulum Bahasa
Daerah. Kabupaten Brebes Konten dalam Bahasa Daerah sama halnya dengan
Bahasa Indonesia yang terdiri dari 4 elemen kebahasaan.
3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif. Adapun
tahapan kegiatan pengembangan diri dilakukan dengan cara:
1) Identifikasi yang meliputi daya dukung, potensi bakat dan minat
peserta didik dan potensi daerah.
2) Pemetaan
a) Jenis layanan pengembangan diri b) Petugas yang melayani
b) Peserta didik yang dilayani
3) Pelaksanaan program
a) Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
b) Monitoring Pelaksanan
c) Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )

19
4) Analisis hasil penilaian (berbasis data, proporsional, realistis, valid,
transparan dan akuntabel)
5) Pelaporan berupa format deskripsi dalam buku laporan pengembangan
diri.
Pilihan pengembangan diri di SD Negeri Songgom 08 adalah sebagai
berikut.
1) Baca Tuli Al-Qur’an
Merupakan program unggulan SD Negeri Songgom 08 yang bertujuan
mengembangkan keterampilan membaca, menulis Al-Qur’an
penanaman Pendidikan keagamaan melalui kegiatan rutin yang
dibimbing oleh tenaga pengajar dari lingkungan sekolah.
2) Marawis/Hadroh
Merupakan program unggulan SD Negeri Songgom 08 yang bertujuan
mengembangkanketerampilan seni dalam bidang keagamaan yang
dibimbing oleh tenaga pengajar dari lingkungan sekolah.
3) TIK, Pembelajaran TIK merupakan program unggulan SD Negeri
Songgom 08 yang bertujuan mempersiapkan peserta didik dalam
menyongsong abad milenial, revolusi Industri 4.0 yang dilakukan serba
komputerisasi dan serba digital. Materi pembelajaran komputer diawali
dari pengenalan sederhana komputer, tool-tool yang yang ada di
komputer.
4) Pencak Silat, merupakan salah satu kearifan lokal di kota/kabupaten
Bogor yang dikenalkan di sekolah untuk meningkatkan rasa cinta
terhadap budaya lokal sebagai salah satu seni bela diri tradisional.
4. Program Inklusif
SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes belum
termasuk sekolah inklusif, namun SD Negeri Songgom 08 Kecamatan
Songgom Kabupaten Brebes tetap mengusung keadilan dalam pendidikan
dimana satuan pendidikan menerima peserta didik dengan berbagai latar
belakang kemampuan diri. Untuk alasan tersebut, SD merancang program
inklusif dalam bentuk program individu yang dapat memfasilitasi peserta
didik berkebutuhan khusus dengan kategori rendah.
Program individu disusun dengan penyesuaian kebutuhan masing-
masing peserta didik, baik akademik maupun non-akademik. Program ini

20
disusun oleh tim guru dengan melibatkan orang tua dan terapis atau psikolog.
Hal utama yang diperhatikan dalam proses penyusunan program ini adalah
bagaimana peserta didik dengan kebutuhan khusus mampu melakukan
kecakapan dasar, keterampilan hidup, dan penumbuhan percaya diri. Kegiatan
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi baca, tulis hitung, cara
bersosialisasi dan kemandirian merupakan bentuk program individu tersebut.
Program ini pun akan dilakukan evaluasi secara berkala setiap tiga bulan
sekali atau bisa lebih cepat jika ada kondisi khusus untuk penyesuaian
sehingga dapat terlihat bagaimana perkembangan peserta didik.
Pengondisian dalam lingkungan belajar dan bermain menjadi fokus
utama lainnya sehingga peserta didik mampu belajar hal positif dari
lingkungan sekitarnya, penerimaan yang baik dari lingkungan sekitar dan
terhindar dari kasus bullying.
D PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Dalam kurikulum operasional satuan pendidikan di SD Negeri Songgom
08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes dirancang pembelajaran berbasis
proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran ini masuk ke
dalam ko- kurikuler yang dirancang sesuai tema besar yang telah ditentukan
dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sebagai bentuk proyek
implementasi Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dikemas dalam dua projek utama yang
dapat ditampilkan secara terpadu dari mulai kelas 1 sampai 6. Pengalokasian
waktu untuk
kegiatan ini terpisah dari alokasi waktu kegiatan intrakurikuler sehingga
tidak mengurangi kegiatan reguler mingguan. Selain kedua proyek besar tersebut,
dimensi Profil Pelajar Pancasila pun dikembangkan dalam proses pembelajaran
intrakurikuler dalam pembelajaran tema dan mata pelajaran, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila
diselaraskan dengan potensi lokal yang menjadi ciri khas satuan pendidikan,
capaian operasional pembelajaran, dapat mengakomodir keragaman minat bakat
peserta didik dan mampu mengembangkan kecakapan hidup peserta didik.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yaitu beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan

21
global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Gambar 3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Projek

Dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis projek terdapat langkah-


langkah yang harus disusun secara bertahap mulai dari mengidentifikasi masalah
dengan pertanyaan pemicu yang diambil dari permasalahan kontekstual
implementasi Profil Pelajar Pancasila kemudian merancang proyek secara
kolaboratif antara guru dan peserta didik disertai program penjadwalan yang
disepakati, setelah itu dilanjut ke tahap pelaksanaan. Di bagian akhir ada
presentasi hasil yang akan dievaluasi dan kemudian menjadi refleksi untuk
perbaikan

Gambar 4. Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek

Pada tahun pelajaran 2022/2023, pembelajaran berbasis projek penguatan


Profil Pelajar Pancasila mengusung implemetasi nilai-nilai Pancasila. Diawali
dengan menganalisis permasalahan kontekstual yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari kemudian menentukan proyek dalam bentuk hasil karya tulis, gerak
dan seni, jiwa kewirausahaan dan potensi sumber daya alam dan budaya lokal di
sekitar satuan pendidikan. Projek ini dikembangkan per jenjang kelas dengan
bimbingan guru kelas dan guru mata pelajaran yang kemudian digabungkan dalam
satu event di akhir projek di tiap-tiap akhir semester. Projek pertama yang akan

22
dilaksanakan pada bulan Desember 2022 dengan mengambil tema kewirausahaan
yang mengusung pemanfaatan potensi dan budaya daerah dalam menanggulangi
masalah lingkungan di sekitar sekolah. Proyek kedua dilaksanakan pada bulan Mei
bertema Budaya Daerah yang mengemas drama musikal untuk menampilkan
proses riset budaya peserta didik untuk menjadi duta budaya JawaTengah. Proyek
ini pun sebagai bentuk peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan
Nasional yang merupakan tonggak sejarah dalam dunia pendidikan yang
mengusung persatuan dan kesatuan bangsa.
Tahap terakhir adalah tercapainya tujuan akhir dari pembelajaran berbasis
projek ini, yaitu selain untuk mengimplementasikan dalam keseharian sebagai
agen Profil Pelajar Pancasila, juga untuk merancang pembelajaran ko-kurikuler
yang inovatif, menarik dan capaian pembelajaran yang terkemas berbeda.
Pembelajaran ini juga bentuk penguatan karakter yang membudaya pada satuan
pendidikan.
E. EKSTRAKURIKULER
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang di SD Negeri
Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes sebagai suplemen dalam
pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan peserta didik sesuai
dengan bakat dan minat serta kompetensi lainnya.
Kegiatan ekstrakurikuler SD Negeri Songgom 08 meliputi:

Indikator Keberhasilan dan Implemetasi


NO Jenis Kegiatan Sasaran
Profil Pelajar Pancasila
A Study Club

1. Science Club Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 4


menghadapi kompetisi atau kejuaraan
2. Math Club untuk menjadi yang terbaik dalam Kelas 4
bidangnya masing-masing dengan karakter
3. Hifdzil Quran yang mandiri dan memiliki kreativitas. Kelas 1

Speech and
4. Kelas 4
Debate
B Olahraga
5. Karate Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 4
mengembangkan dan meningkatkan
6. Catur
kemampuan olah raga karate, Tenis Meja,
7. Tenis Meja silat dan Sepak Bola dengan karakter yang Kelas 4,
mandiri dan gotong royong.
8. Sepak Bola
Eru56i

23
Jenis Indikator Keberhasilan dan Implemetasi
NO Sasaran
Kegiatan Profil Pelajar Pancasila
C Seni dan Budaya
9. Seni lukis Mempersiapkan peserta didik dalam
mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan seni lukis dan musik yang Kelas 1
berkarakter kebhinekaan global, mandiri
dan kreatif.
10. Seni musik Kelas 4
11. Kriya Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 1
mengembangkan dan meningkatkan pengelolaan
kreativitas dan inovasi dalam pembuatan sampah
kriya dari bahan dasar alam dan plastik. Kelas
pengelolaan sampah. 4 pembuatan
kriya dari
pelepah pisang
dan bambu
Mempersiapkan peserta didik agar Kelas 1
memiliki sikap kepemimpinan, sampai
11. Pramuka kebhinekaan global, kemandirian, kreatif, dengan
disiplin, tanggungjawab dan semangat Kelas 6
nasionalisme.
Mempersiapkan peserta didik agar
memiliki sikap yang mengutamakan
kebersihan sebagian daripada iman yang
mengembangkan nilai ketakwaan kepada
UKS dan
12. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia
Dokter Kecil
dalam kemandirian, bergotong royong, Kelas 4
bernalar kritis dan kreatif dalam menjadi
agen pelopor cinta kebersihan dan
kesehatan.

D AKTUALISASI BUDAYA SEKOLAH


Kegiatan pembiasaan merupakan budaya sekolah yang dilaksanakan setiap
hari sebagai upaya pendidikan pembentukkan karakter peserta didik sebagai
implementasi Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan pembiasaan dilaksanakan secara
rutin, baik harian, mingguan, bulanan dan tahunan, dan tehnik pelaksanaannya ada
yang terstruktur dan spontan atau berupa direct dan indirect learning, yang
bertujuan melatih dan membimbing peserta didik bersikap dan berperilaku dengan
menananmkan nilai-nilai karakter baik sehingga menjadi habituasi yang
terinternalisasi dalam hati dan jiwa peserta didik.
Berikut adalah budaya sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri Songgom

24
08 :
a) Kegiatan Harian, terdiri dari kegiatan:
1) Penyambutan peserta didik
2) Pembiasaan cuci tangan
3) Membaca Asmaul Husna di depan kelas masing-masing
4) One day one surah (Surat pendek Al Quran)
5) Menyanyikan lagu daerah dan kebangsaan
6) Infaq shodaqoh
7) Gerakan Pungut Sampah (GPS)
8) Literasi pagi
b) Kegiatan Mingguan, terdiri dari kegiatan:
1) Upacara
2) Pramuka
3) Senam Pagi ( Jumat Sehat )
4) Bertanam/berkebun
c) Kegiatan bulanan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan pada
hari Sabtu ke-4 bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kompettitif, sportif
dan keberanian, yaitu dengan melaksanakan student’s performances. Kegiatan
bulanan terdiri dari kegiatan:
1) Cerita pengalaman diri
2) Tantangan Mendongeng
3) Pidato dan pildacil
d) Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan
menanamkan dan meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan
perintah Tuhan Yang Maha Esa, menumbuhkan rasa cinta tanah air,
membentuk kecakapan hidup dan mengembangkan minat bakat peserta didik
yang percaya diri, seperti:
1) Bakti sosial di bulan Ramadhan.
2) Peringatan hari kemerdekaan Indonesia
3) Pameran kelas
4) Class Competition
e) Kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan
dan kondisi riil dan situasi nyata seperti aksi donasi korban Bencana Alam,
menengok teman yang sakit, aksi donasi buku dan lain sebagainya.

25
Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksankan baik di sekolah
maupun di rumah yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik
untuk berinteraksi dalam sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya. Materi
pengembangan life skill antara lain:
1) Cara mengambil dan menyimpan buku.
2) Tata cara bertamu
3) Cara mengucapkan salam.
4) Cara berbicara yang santun.
E. GERAKAN LITERASI SEKOLAH
Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup.
Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Dengan kemampuan
membaca yang membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di
sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat akan membuka peluang
kesuksesan hidup yang lebih baik.
Namun, pada kenyataanya budaya membaca di negara kita masih sangat
rendah. Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan
belum mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap
pengetahuan.
Praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini juga
memperlihatkan bahwa sekolah belum berfungsi sebagai organisasi pembelajaran
yang menjadikan semua warganya sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Rendahnya reading literacy bangsa kita menyebabkan Sumber Daya
Manusia kita tidak kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sebagai akibat lemahnya minat dan kemampuan membaca dan
menulis. Membaca dan menulis belum menjadi kebutuhan hidup dan belum
menjadi budaya bangsa. Jumlah perpustakaan dan buku-buku jauh dari mencukupi
kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis pendidikan, permasalahan budaya
membaca belum dianggap sebagai critical problem, sementara banyak masalah
lain yang dianggap lebih mendesak.
Dengan kondisi seperti di atas Kabupaten Brebes merasa perlu
menggalakkan Gerakan Literasi Sekolah. Program literasi yang dilaksanakan
antara lain sebagai berikut:
1. Membaca Buku Non pelajaran sebelum proses belajar dimulai
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini berupa buku cerita, novel

26
ataupun buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan
lokal, nasionalisme dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap
perkembangan siswa. Waktu yang diberikan kurang lebih 15 menit sebelum
pelajaran dimulai.
2. Siswa Wajib Kunjung Perpustakaan
Jadwal berkunjung ke perpustakaan adalah contoh program gerakan literasi
yang utama yang dilaksanakan di sekolah. Program ini diimplementasikan
dengan cara menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga setiap kelas bisa
mengunjungi perpustakaan. Bukan hanya berkunjung saja, tetapi siswa
diwajibkan untuk meminjam buku, wajibkan pula siswa untuk
mengembalikan buku.pada kartu peminjaman yang sudah tersedia.
3. Membaca Readhaton
Yaitu kegiatan membaca yang dilakukan sebulan sekali setiap minggu ke dua.
Waktu yang digunakan untuk membaca readathon adalah 42 menit dan diikuti
oleh seluruh warga sekolah.
4. Pemberdayaan Mading Setiap Kelas
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini dilakukan dengan cara mewajibkan
siswa untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar
sekolah setidaknya selama 15 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk
membuat laporan, karangan ataupun resume dari apa yang dibacanya ataupun
diamatinya, dan hasilnya tempelkan pada mading kelas. Sebagai langkah
awal, program ini dilakukan setiap seminggu sekali.
5. Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas
Pohon literasi dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun yang
ada pada pohon literasi bisa ditulis dengan laporan hasil membaca siswa
setiap hari termasuk membaca Alquran bagi siswa yang beragama Islam.
Pohon lierasi bisa juga diisi nama- nama siswa sekelas /cita-cita siswa /
karakter mulia yang harus dilakukan.
6. Membuat Sudut Baca di Beberapa Tempat di Sekolah
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah. Di sana
tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk
membaca. Tempatnya bisa di depan kelas, pojok kelas, dan lain-lain.

27
BAB IV
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

KALENDER PENDIDIKAN (ALOKASI WAKTU MINGGU EFEKTIF


BELAJAR, WAKTU LIBUR DAN KEGIATAN)

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Pengembangan Kalender Pendidikan SD Negeri Songgom 08 mengacu pada
rambu-rambu sebagai berikut:
1) Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan, yaitu pada bulan Juli 2022.
2) Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan.
3) Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan dan Kepala Daerah tingkat kabupaten/kota.
4) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif
adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal.
5) Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
6) Kalender Pendidikan SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom
Kabupaten Brebes disusun dengan berpedoman kepada kalender pendidikan Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang disesuaikan dengan program sekolah.
Berikut alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes tahun pelajaran
2022/2023.

28
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Digunakan untuk
kegiatan pembelajaran
1 Minggu efektif belajar Maksimum 40 mingg
efektif pada setiap
satuan pendidikan
Satu minggu setiap
2 Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu
semester

3 Jeda antar semester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II


Digunakan untuk
persiapan kegiatan dan
4 Libur akhir tahun pelajara Maksimum 3 minggu administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran
Libur keagamaan yang
disesuaikan dengan
5 Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu
kebijakan pemerintah
daerah
Disesuaikan dengan
6 Hari libur umum/nasional Maksimum 2 minggu Peraturan
Pemerintah
7 Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk kegiatan tertentu
Digunakan untuk
kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh sekolah
8 Kegiatan khusus sekolah Maksimum 3 minggu
tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran efektif

Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2022/2023 yang diterbitkan Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Tengah ada pada lampiran.

29
BAB V
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. RENCANA PEMBELAJARAN
Rencana pembelajaran disusun secara rutin untuk memetakan dan
merencanakan proses pembelajaran secara rinci. Rencana pembelajaran
merupakan kompas bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran
berpusat pada peserta didik yang tetap mengusung kegiatan pembelajaran yang
menarik, menyenangkan dan memotivasi peserta didik menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Tujuan dari penyusunan Rencana pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran menjadi lebih sistematis.
2. Memudahkan analisis keberhasilan belajar peserta didik.
3. Memudahkan guru dalam penyampaian materi ajar.
4. Mengatur pola pembelajaran.
Rencana pembelajaran SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom
Kabupaten Brebes adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun rutin
secara sederhana, aktual dan mudah dipahami untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai sehingga melalui Rencananya seorang guru bisa
memastikan seluruh proses pembelajaran bisa efektif dan efisien.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SD Negeri Songgom 08
Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes disusun dalam bentuk sederhana dengan
keterbacaan yang baik yang memuat tiga poin utama dalam proses pembelajaran,
yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas atau kegiatan pembelajaran dan penilaian.
Tujuan pembelajaran merupakan penerjemahan capaian pembelajaran yang dapat
terukur pencapaian dan keberhasilannya. Kegiatan pembelajaran disusun dalam
langkah-langkah aktivitas peserta didik yang menarik dan menyiratkan model dan
strategi pembelajaran yang kontekstual dan menarik sesuai diferensiasi
karakteristik peserta didik serta mampu mengakomodir minat bakat peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran pun diintegrasikan penumbuhan dan penguatan
Profil Pelajar Pancasila. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran disusun prediksi

30
respon peserta didik sehingga menjaga alur pembelajaran yang tetap terkondisikan
dengan baik. Untuk penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan pasca
pembelajaran yang dirancang untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
baik dari dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)


Capaian Pembelajaran ditetapkan oleh Pemerintah dan disusun dalam
fase-fase. Secara umum, ada 2 langkah besar dalam mengembangkan Capaian
Pembelajaran atau penyusunan perangkat ajar untuk suatu mata pelajaran, yakni
Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran dan Pengembangan Modul Ajar.
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran
pada satuan pendidikan. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi
dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik. Pemetaan capaian
pembelajaran dibagi dalam fase.
Capaian Pembelajaran ditetapkan oleh pemerintah, merupakan
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Secara datail Capaian
Pembelajaran ada pada lampiran).

C. ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)


Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran
yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase secara utuh dan menurut
urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun secara
linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari
untuk mengukur Capaian Pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran (ATP) yang
memiliki fungsi yang sama dengan silabus, yaitu sebagai acuan perencanaan
pembelajaran. Selain itu, ATP sebagai panduan guru dan siswa untuk mencapai
Capaian Pembelajaran di akhir fase tersebut.
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran: 1) menggambarkan urutan
pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik, 2) alur tujuan
pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan

31
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase, 3) alur tujuan pembelajaran
pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antarfase dan jenjang.
Ada tujuh Langkah yang menjadi prosedur dalam Penyusunan Alur
Tujuan Pembelajaran, yaitu: 1) melakukan analisis Capaian Pembelajaran yang
memuat materi dan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, 2)
identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan kompetensi-kompetensi
sebelumnya yang perlu dikuasai peserta didik sebelum mencapai kompetensi di
akhir fase,3) melakukan analisis setiap elemen dan atau subelemen Profil Pelajar
Pancasila yang sesuai dengan mata pelajaran dan Capaian Pembelajaran pada
Fase tersebut. Ada enam dimensi, yaitu: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha, Esa dan berakhlak mulia,mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan
global, bernalar kritis, dan kreatif. Identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir
fase dan kompetensi-kompetensi, 4) berdasarkan identifikasi kompetensi-
kompetensi inti di akhir fase, rumuskan tujuan pembelajaran dengan
mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai, pemahaman bermakna yang
akan dipahami dan variasi keterampilan berpikir apa yang perlu dikuasai siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran, 5) setelah tujuan pembelajaran dirumuskan,
susun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari, 6) tentukan lingkup materi dan
materi utama setiap tujuan pembelajaran (setiap tujuan pembelajaran dapat
memiliki lebih dari satu lingkup materi dan materi utama), 7) berdasarkan
perumusan Tunjuan Pembelajaran, tentukan jumlah jam pelajaran yang
diperlukan. Contoh: TP untuk mencapai suatu kompetensi pengetahuan 120
menit, keterampilan 480, dan sikap 120 menit.
D. MODUL AJAR (MA)
Modul Ajar Kurikulum Merdeka merupakan perangkat penting untuk
kesuksesan implementasi pembelajaran paradigma baru. Tujuan pengembangan
modul ajar yaitu mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik
melaksanakan pembelajaran. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada
pendidik untuk mengembangkan modul dengan 2 cara, yaitu: 1) memilih atau
memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan
modul ajar dengan karakteristik peserta didik, atau 2) menyusun sendiri modul
ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.

32
E. ASESMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN
Asesmen hasil belajar peserta didik terdiri atas Asesmen hasil belajar
oleh pendidik, Asesmen hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Asesmen hasil
belajar oleh pemerintah. Asesmen hasil belajar oleh pendidik sebagai proses
pengumpulan informasi dan data tentang capaian pembelajaran peserta didik
dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis yang bertujuan untuk:
1. Memantau proses pembelajaran,
2. Memetakan kemajuan belajar dan penguasaan kompetensi,
3. Perbaikan atau pengayaan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil
belajar,
4. Memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Konsep asesmen otentik yang dilakukan mengukur dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Variasi bentuk asesmen akan lebih
memperlihatkan kemampuan peserta didik. Rubrik asesmen dibuat berdasarkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Materi pengayaan hanya diperuntukkan
peserta didik yang telah melampaui capaian pembelajaran dan bersifat optional.
Sedangkan remedial merupakan kegiatan wajib dilaksanakan sehingga
pembelajaran tetap berkelanjutan. Asesmen hasil belajar peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar didasarkan pada prinsip asesmen. Dimana asesmen
dilakukan mempertimbangkan karakteristik peserta didik pada setiap kelas
berdasarkan pada hasil proses pembelajaran dalam mencapai semua aspek
kompetensi yang tertera pada tujuan pembelajaran sehingga jelas kemampuan
yang akan diukur dengan prosedur dan kriteria yang jelas. Prosedur asesmen,
kriteria dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil asesmen dapat diakses
oleh pihak yang berkepentingan. Asesmen di SD Negeri Songgom 08 Kecamatan
Songgom Kabupaten Brebes bersifat kontinuitas tidak tersekat per kelas, sehingga
hasil asesmen sebelumnya merupakan referensi untuk asesmen kemudian. Sistem
asesmen yang sistematis dan mengacu pada kriteria harus dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis, prosedur dan hasil akhirnya.
Lingkup asesmen hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Adapun mekanisme asesmen hasil

33
belajar oleh pendidik meliputi:
1. Rencana strategi asesmen oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Asesmen Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan
pengukuran pencapaian satu atau lebih capaian pembelajaran.
3. Asesmen aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai
sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas
atau guru kelas.
4. Hasil asesmen pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk
deskripsi.
5. Asesmen aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai disampaikan dalam bentuk
deskripsi.
6. Asesmen keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Hasil asesmen pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi. Hasil asesmen kemudian
dilakukan analisis atau evaluasi hasil belajar. Evaluasi ini bertujuan untuk
menentukan ketercapaian pemahaman peserta didik terhadap tujuan capaian
pembelajaran dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Analisis untuk pengetahuan
juga dilakukan untuk menentukan umpan balik pasca penilaian terhadap peserta
didik, yaitu pelaksanaan program remedial dan pengayaan. Proses evaluasi ini
dilakukan baik setelah peserta didik mengerjakan post tes harian, penilaian harian,
penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester serta Asesmen akhir tahun.
Kriteria kenaikan kelas setidak-tidaknya harus memenuhi kriteria, yaitu
pertama, keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran, kedua, ketuntasan mata
pelajaran pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan, dan ketiga, penilaian
baik pada kompetensi sikap.

34
BAB VI
PENDAMPINGAN, EVALUASI,
DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan keprofesian SD Negeri


Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes dilakukan secara internal oleh
satuan pendidikan untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh Kepala Sekolah dan/atau
guru yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi,
pendampingan dan pengembangan keprofesian dilakukan secara bertahap dan mandiri
agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai
dengan kemampuan satuan pendidikan.

Dalam melakukan pendampingan dan pengembangan keprofesian ditekankan


pada prinsip reflektif dan pengembangan diri bagi guru, serta menggunakan alat
penilaian yang jelas dan terukur. Proses pendampingan dirancang sesuai kebutuhan
dan kemampuan Kepala Sekolah dan/atau guru yang memiliki kompetensi berdasarkan
hasil pengamatan atau evaluasi. Proses pendampingan dan pengembangan professional
ini dilakukan melalui:

a. Program Reguler Supervisi Sekolah dalam bentuk pembinaan, yang dilakukan


minimal satu bulan sekali oleh Kepala Sekolah.
b. Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) SD Negeri Songgom 08 yang
dilaksanakan sesuai program kerja KKG secara reguler, seperti kegiatan mingguan
untuk pendampingan penyusunan atau revisi alur tujuan pembelajaran dan modul
ajar. Kegiatan ini merupakan pendampingan oleh Kepala Sekolah dan guru yang
berkompetensi.
c. Pelaksanaan in-house training (IHT) atau focus group discussion (FGD),
dilakukan minimal enam bulan sekali atau sesuai kebutuhan dengan mengundang
narasumber yang berkompeten dari beberapa perguruan tinggi yang telah bekerja
sama, instansi terkait dan praktisi pendidikan.

35
SD Negeri Songgom 08 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes melakukan
evaluasi kurikulum secara regular, yaitu jangka pendek satu tahun sekali dan jangka
panjang 4 tahun sekali dengan mempertimbangkan perubahan yang terjadi baik
perubahan kebijakan maupun update perkembangan terkini dalam proses
pembelajaran. Evaluasi kurikulum dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran
yang dilakukan secara reflektif, yaitu:
1. Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru setelah pembelajaran
berdasarkan catatan anekdotal selama proses pembelajaran, penilaian dan refleksi
ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk perbaikan
rencana pembelajaran atau RPP pada hari berikutnya.
2. Evaluasi Per Unit Belajar, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu
unit pembelajaran atau tema selesai. Hasil ini digunakan untuk merefleksikan
proses belajar, ketercapaian tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian
terhadap proses belajar dan perangkat ajar, yaitu alur tujuan pembelajaran dan
modul ajar.
3. Evaluasi Per Semester, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu
semester selesai. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan refleksi pembelajaran dan
hasil asesmen peserta didik yang telah disampaikan pada laporan hasil belajar
peserta didik.
4. Evaluasi Per Tahun, merupakan refleksi ketercapaian profil lulusan, tujuan
sekolah, misi dan visi sekolah.
Pelaksanaan evaluasi kurikulum SD Negeri Songgom 08 Kecamatan
Songgom Kabupaten Brebes dilakukan oleh tim pengembang kurikulum sekolah
bersama kepala sekolah dan komite sekolah serta pihak lainnya yang telah
mengadakan kerja sama dengan sekolah. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data yang
telah dikumpulkan pada evaluasi pembelajaran, hasil supervisi Kepala Sekolah,
laporan kegiatan Kelompok Kerja Guru, hasil kerja peserta didik dan kuesioner peserta
didik dan orang tua. Informasi yang berimbang dan berdasarkan data tersebut
diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan
sekolah kepada peserta didik, peningkatan prestasi dan hubungan kerja sama dengan
pihak lain.

36
DAFTAR PUSTAKA

37
LAMPIRAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI


PEKERTI
1. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual,
berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta
cara penerapannya dalam kehidupan sehari- hari dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum
harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan
(al-ḥanīfiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samḥah), (3) akhlak mulia
(makārim al-akhlāq), dan (4) kasih sayang untuk alam semesta (raḥmat li al-
ālamīn). Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dasar-dasar tersebut
kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam.
Deskripsi dari penerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah,
syari’at dan sejarah peradaban Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
bisa menjadi pedoman bagi peserta didik dalam menjaga diri dan menerapkan
akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di masyarakat seperti krisis akhlak,
radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan lain- lain mempunyai jawaban
dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan menghayati Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, peserta didik mampu menghindari segala
perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak mengganggu
perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri,
sesama warga negara, sesama manusia, maupun alam semesta. Dengan konteks
Indonesia pada abad 21 yang semakin kompleks, pemahaman yang mendalam
tentang agama sangat dibutuhkan, terutama dalam menghormati dan menghargai
perbedaan. Pelajaran agama tidak hanya membahas hubungan manusia dengan
Allah (ḥabl min Allāh), namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama warga
negara, sesama manusia (ḥabl min al-nās) dan alam semesta. Untuk itu,
dibutuhkan pendekatan yang beragam dalam proses belajar agama yang tidak

38
hanya berupa ceramah, namun juga diskusi- interaktif, proses belajar yang
bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning),
proses belajar yang berpihak pada anak (student-centered learning), proses
belajar yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning),
pembelajaran berbasis proyek nyata dalam kehidupan (project based learning),
dan proses belajar yang kolaboratif (collaborative learning). Berbagai
pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya keterampilan yang berharga
seperti budaya berpikir kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi, dan
menjadi peserta didik yang kreatif. Melalui muatan materi yang disajikannya
dalam 5 (lima) elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
antara lain al ;Quran dan hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan sejarah peradaban
Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan menguatkan terbentuknya
profil pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila al-
laḥdi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya
bagian dari penduduk dunia dengan berkepribadian dan punya kompetensi
global, mandiri, kreatif, kritis, dan bergotong royong.
2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pada praktiknya, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti ditujukan untuk:
a. memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak
mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan
dalam hidupnya;
b. membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik
prinsip-prinsip agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar (‘aqīdah
ṣaḥīḥah) berdasar paham ahlus sunnah wal jamā`ah, syariat, dan
perkembangan sejarah 48 peradaban Islam, serta menerapkannya dalam
kehidupan seharihari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri
sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
1) Membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip
Islam dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan
sesuatu dan mengambil keputusan;
2) Mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa
perbedaan pendapat sehingga berperilaku moderat (wasaṫiyyah) dan

39
terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme;
3) Membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya
dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di
bumi. Dengan demikian dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya
melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan
c. Membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga
dengan demikian dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah
basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga
d. persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah waṫaniyyah) dengan segenap
kebinekaan agama, suku dan budayanya.
3. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen
keilmuan yang meliputi (1) Al- Qur’an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih,
dan (5) Sejarah Peradaban Islam.
Eleen-Elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti;

NO ELEMEN DISKRPSI ELEMEN


1 Al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Hadis menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an
dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga mengantar
peserta didik dalam memahami makna secara
tekstual dan kontekstual serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari- hari.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga
menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada
Al- Qur’an dan Hadis Nabi sebagai pedoman hidup
utama seorang muslim
2 Akidah Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan
mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah,
para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan
Rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir
serta qadā’ dan qadr. Keimanan inilah yang
kemudian menjadi landasan dalam melakukan amal
saleh, berakhlak mulia dan taat hukum.
3 Akhlak Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan
keimanan. Akhlak akan menjadimahkota yang
mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Ilmu akhlak
mengantarkan peserta didik dalam memahami
pentingnya akhlak mulia pribadi dan akhlak sosial,
dan dalam membedakan antara perilaku baik
(maḥmūdah) dan tercela (mażmūmah).

;hih

40
NO ELEMEN DISKRPSI ELEMEN
Dengan memahami perbedaan ini, peserta didik bisa
menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku
tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam konteks
pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga akan
memahami pentingnya melatih (riyāḍah),
disiplin (tahżīb) dan upaya sungguh-sungguh
dalam mengendalikan diri (mujāhadah).
Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa
landasan dari perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya
sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah
cinta (maḥabbah). Pendidikan Akhlak juga
mengarahkan mereka untuk menghormati dan
menghargai sesama manusia sehingga tidak ada
kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan
agama atau ras yang ada. Elemen akhlak ini harus
menjadi mahkota yang masuk pada semua topik
bahasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai
keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .
4 Fiqih Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan
aturan hukun yang berkaitan dengan perbuatan
manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual
atau hubungan dengan Allah Swt. (‘ubudiyyah) dan
kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia
(mu‘āmalah). Fikih mengulas berbagai pemahaman
mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan
hukum dalam Islam serta implementasinya dalam
ibadah dan mu‘āmalah.
5 Sejarah Menguraikan catatan perkembangan perjalanan
Peradaban hidup manusia dalam membangun peradaban dari
Islam masa ke masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban
Islam (SPI) menekankan pada kemampuan
mengambil hikmah dari sejarah masa lalu,
menganalisa pelbagai macam peristiwa dan
menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah
dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan
refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta
didik mempunyai pijakan historis dalam
menghadapi permasalahan dan menghindari dari
terulangnya kesalahan untuk masa sekarang maupun
masa depan. Aspek ini akan menjadi keteladanaan
(‘ibrah) dan menjadi inspirasi generasi penerus
bangsa dalam menyikap dan menyelesaikan
fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek,

41
seni, dan lain-lain dalam rangka membangun
peradaban di zamannya.

Capaian Pembelajaran Tiap Fase FASE A (Umumnya Kelas 1-2)


1. Fase A (kelas I dan II SD)
Pada akhir Fase A, pada elemen Al-Qur’an-Hadis peserta didik dapat
mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung, dan mampu
membaca surah- surah pendek AlQur’an dengan baik. Dalam elemen akidah,
peserta didik mengenal rukun iman, iman kepada Allah melalui nama-namanya
yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang
diembannya. Pada elemen akhlak, peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-
nilai baik dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan- ungkapan positif baik
untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta
didik juga memahami pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama Islam.
Mereka mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta
didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar
menghargai pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan
tugas kelompok serta memahami pentingnya mengenalikekurangan diri dan
kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain.
Dalam elemen fikih, peserta didik dapat mengenal rukun Islam dan kalimah 51
syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan
berdoa setelah salat. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik
mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib diimani.
Fase A berdasarkan elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Al-Qur’an Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan
dan Hadis kemampuan mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf
hijaiah bersambung, dan kemampuan membaca surahsurah
pendek Al- Qur’an dengan baik.
Akidah Peserta didik mengenal rukunima nkepada Allah melalui
nama-namanya yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para
malaikat dan tugas yang diembannya.
Akhlak Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam
kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik
untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan
guru. Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi
memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal
norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga

42
terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan
belajar menghargai pendapat yang berbeda
.
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok
serta memahami pentingnya mengenali kekurangan diri dan
kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling
mendukung satu sama lain.
Fikih Peserta didik mampu mengenal rukun Islam dan kalimah
syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan,
ikamah, zikir dan berdoa setelah salat.
Sejarah Peserta didik mampu menceritakan secara sederhana
Peradaban kisah beberapa nabi yang wajib diimani.
Islam

2. FASE B (Umumnya Kelas 3-4)


Pada akhir fase B, peserta didik mampu membaca Al-Qur’an dengan baik,
dan mempraktikkannya dalam bacaan surah-surah pendek Al-Qur’an. Peserta
didik juga mengenal definisi Al-Qur’an dan hadis secara sederhana dan mampu
menerapkan nilai- nilainya dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-
ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua
dan guru. Peserta didik juga mampu menjelaskan sifat-sifat wajib, jaiz dan
mustahil bagi Allah. Peserta didik juga memahami pentingnya cinta ilmu dan
pentingnya berpengetahuan luas dengan senang membaca. Peserta didik juga
mengenal para nabi dan rasul Allah Swt., dan kitab-kitab yang wajib diimani.
Peserta didik mulai memahami arti perbedaan dan penekanan kembali akan
adanya keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullâh)
sehingga memberikan pengalaman baru yang berharga untuk mereka. Peserta
didik mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan
yang lebih luas. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat
pribadinya dan memahami pentingnya pelaksanaan musyawarah untuk mencapai
kesepakatan tertentu serta pentingnya persatuan. Pada aspek ibadah, peserta didik
mampu melaksanakan salat fardu dan salat sunah rawatib serta puasa dengan baik,
serta mampu mempraktikkan ajaran memberi dalam lingkungan sosial yang
beragam. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu
menceritakan kisah-kisah beberapa nabi serta masa remaja Nabi Muhammad saw.
hingga beliau diutus menjadi rasul dan membangun Kota Madinah.

43
Fase B berdasarkan elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Al-Qur’an Peserta didik mampu membaca surah-surah pendek atau ayat
dan Hadis Al Qur’an dan menjelaskan pesan pokoknya dengan baik.
Peserta didik mengenal hadis tentang kewajiban salat dan
menjaga hubungan baik dengan sesama serta mampu
menerapkan dalam kehidupan seharihari.
Akidah Peserta didik memahami sifat-sifat bagi Allah, beberapa
asmaulhusna, mengenal kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul
Allah yang wajib diimani.
Akhlak Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan berbakti
kepada orang tua dan guru, dan menyampaikan ungkapan-
ungkapan positif (kalimah ṫayyibah) dalam keseharian.
Peserta didik memahami arti keragaman sebagai sebuah
ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullāh). Peserta didik
mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan
lingkungan yang lebih luas, percaya diri mengungkapkan
pendapat pribadi, memahami pentingnya musyawarah untuk
mencapai kesepakatan dan pentingnya persatuan.
Fikih Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan puasa,
salat jumat dan salat sunah dengan baik, memahami konsep
balig dan tanggung jawab yang menyertainya (taklīf).
Sejarah Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu
Peradaban menceritakan kondisi Arab pra Islam, masa kanak-kanak dan
Islam remaja Nabi Muhammad saw. hingga diutus menjadi rasul,
berdakwah, hijrah dan membangun Kota Madinah.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD PADA KURIKULUM MERDEKA


CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
1. RASIONAL

Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila sesuai tujuan
pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

44
Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah-mufakat, dan
keadilan adalah nilai- nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan
diinternalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai norma dasar atau grundnorm
Indonesia dan diberi nama Pancasila, sehingga menjadi landasan filosofis bagi
pengembangan seluruh aturan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia,


nilai-nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap sikap dan perbuatan
segenap warga negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan perbuatan
tersebut akan dapat mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan yang adil
makmur sebagaimana cita- cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran ideal
cita-cita bangsa tersebut masih jauh dari terwujud walaupun negara Indonesia
telah menempuh perjalanan lebih dari tiga perempat abad. Masih banyak
tantangan yang harus diatasi baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun
berbangsa dan bernegara.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga negara


perlu diarahkan menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good
citizen), sehingga dapat memahami negara dan bangsa Indonesia, memiliki
kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah
air. Dengan demikian, warga negara Indonesia dapat melaksanakan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara, juga turut aktif membentengi masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang akan merusak ketahanan bangsa dan negara Indonesia.

Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter Pancasila yang


ditumbuhkembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik. Pendidikan Pancasila
berisi elemen: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa


perlu dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada mata
pelajaran Pendidikan Pancasila yang di dalamnya terkandung
penumbuhkembangan karakter, literasi-numerasi, dan kecakapan abad 21 yang

45
disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Dengan demikian,
Pendidikan Pancasila akan menghasilkan warganegara yang mampu berpikir
global (think globally) dengan cara-cara bertindak lokal (act locally) berdasarkan
Pancasila sebagai jati diri dan identitas bangsa.

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan strategis dalam


upaya menanamkan dan mewariskan karakter yang sesuai dengan Pancasila
kepada setiap warga negara, dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai
bintang penuntun untuk mencapai Indonesia emas.

2. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Setelah mempelajari Pendidikan Pancasila, peserta didik mampu:

1) Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan


Yang Maha Esa melalui sikap mencintai sesama manusia, mencintai negara
dan lingkungannya untuk mewujudkan persatuan dan keadilan sosial;

2) Memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya


sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta
mempraktikkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;

3) Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak


dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
di tengah-tengah masyarakat global;

4) Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka,
serta mampu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis kelamin, SARA
(Suku Agama, Ras, Antargolongan), status sosial- ekonomi, dan penyandang
disabilitas;

5) Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal masyarakat


sekitarnya, dengan kesadaran dan komitmen untuk menjaga
lingkungan, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta berperan
aktif dalam kancah global.

3. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PANCASILA

a) Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan


kewarganegaraan dengan untuk mewujudkan warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka membangun
peradaban bangsa Indonesia;

46
b) Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh
nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara
Kesatuan Republik Indonesia;

c) Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan,


dan keadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika;

d) Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk


menjadi warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan
kebangsaan yang menekankan harmonisasi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan;

e) Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk


menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang
amanah, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab.

4. ELEMEN PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan Pancasila memiliki empat elemen kunci beserta cakupan


/substansinya, sebagai berikut:

No Elemen Deskripsi Elemen


1. Pancasila Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara,
ideologi, dan pandangan hidup bangsa.
Mengkaji nilai-nilai Pancasila, proses
perumusan Pancasila, implementasi Pancasila
dari masa ke masa, serta reaktualisasi nilai- nilai
yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan
sehari-hari. Penerapan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan keseharian. Penerapan nilai-
nilai Pancasila secara kolektif dalam beragam
kegiatan kelompok dengan membangun kerja
sama untuk mencapai tujuan bersama.
Mengembangkan potensi sebagai kualitas
personal yang bermanfaat dalam kehidupannya,
memberi bantuan yang dianggap penting dan
berharga kepada orang-orang yang
membutuhkan di masyarakat yang lebih luas
dalam konteks Indonesia dan kehidupan global.
2. Undang-Undang Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma
Dasar Negara yang berlaku mulai dari lingkup terkecil

47
Republik Indonesia (keluarga, dan masyarakat) sampai pada lingkup
Tahun 1945 negara dan global sehingga dapat mengetahui
dan mempraktikkan hak dan kewajibannya
baik
No Elemen Deskripsi Elemen
sebagai manusia, bangsa Indonesia maupun
sebagai warga negara Indonesia dan dunia,
termasuk menyuarakan secara kritis terhadap
pelanggaran hak asasi manusia. Mempraktikkan
sistem musyawarah dari lingkup kelas, sekolah,
dan keluarga. Menyadari dan menjadikan
musyawarah sebagai pilihan penting dalam
mengambil keputusan, menjaga persatuan, dan
kehidupan yang demokratis. Peserta didik dapat
menganalisis konstitusi, hubungan antarregulasi
yang berlaku sehingga segala peraturan
perundang-undangan dapat diterapkan secara
kontekstual dan aktual.
3. Bhinneka Mengenali dan menunjukkan rasa
Tunggal Ika bangga terhadap jati dirinya sebagai anak
Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sikap
hormat kepada bangsa yang beragam, serta
memahami dirinya menjadi bagian dari warga
negara dunia. Peserta didik dapat menanggapi
secara memadai terhadap kondisi dan keadaan
yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk
menghasilkan kondisi dan keadaan yang
lebih baik. Peserta didik juga menerima
adanya kebinekaan bangsa Indonesia, baik
dari segi suku, ras, bahasa, agama dan
kelompok sosial. Terhadap kebinekaan
tersebut, peserta didik dapat bersikap adil dan
menyadari bahwa dirinya setara yang lain,
sehingga ia tidak membeda-bedakan jenis
kelamin dan SARA. Terhadap kebinekaan itu,
peserta didik juga dapat memiliki sikap
tenggang rasa, penghargaan, toleransi dan
cinta damai sebagai bagian dari jati diri bangsa
yang perlu dilestarikan.
4. Negara Kesatuan Mengkaji karakteristik bangsa, kearifan lokal,
Republik Indonesia Mengenali bahwa dirinya adalah bagian dari
lingkungan sekitarnya, sehingga muncul
kesadaran untuk menjaga lingkungan
sekitarnya. Bermula dari kepedulian untuk
mempertahankan lingkungan sekitarnya yang
nyaman tersebut, peserta didik dapat
mengembangkan ke dalam skala yang lebih besar,
yaitu negara, sehingga dapat berperan dalam
mempertahankan keutuhan wilayah Negara

48
Kesatuan Republik Indonesia

5. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA SETIAP FASE


a. FASE A (umumnya kelas 1 dan 2 SD)
Pada fase ini, peserta didik mampu:
Mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam
lambang negara Garuda Pancasila; mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan
antara simbol dan sila dalam lambang negara Garuda Pancasila; menerapkan
nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga dan sekolah; mengenal aturan di
lingkungan keluarga dan sekola; menceritakan contoh sikap mematuhi dan
tidak mematuhi aturan di keluarga dan sekolah; menunjukkan perilaku
mematuhi aturan di keluarga dan sekolah.
Menyebutkan identitas dirinya sesuai dengan jenis kelamin, ciri-ciri
fisik, dan hobinya; menyebutkan identitas diri (fisik dan non fisik) keluarga dan
teman- temannya di lingkungan rumah dan di sekolah; menceritakan dan
menghargai perbedaan baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll)
maupun nonfisik (contoh: miskin, kaya, dll) keluarga dan teman-temannya di
lingkungan rumah dan sekolah.
Mengidentifikasi dan menceritakan bentuk kerja sama dalam
keberagaman di lingkungan keluarga dan sekolah; mengenal ciri-ciri fisik
lingkungan keluarga dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah
NKRI; dan menyebutkan contoh sikap dan perilaku menjaga lingkungan sekitar
serta mempraktikkannya di lingkungan keluarga dan sekolah.
Capaian Berdasarkan Elemen

No
Deskripsi Elemen
Elemen
Pancasila Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan
simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara
Garuda Pancasila. Peserta didik mampu
mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara
simbol dan sila dalam lambang negara Garuda
Pancasila. Peserta didik mampu menerapkan nilai- nilai
Pancasila di lingkungan keluarga dan sekolah
Undang-Undang Peserta didik mampu mengenal aturan di lingkungan
Dasar Negara keluarga dan sekolah. Peserta didik mampu
Republik menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak
Indonesia Tahun mematuhi aturan di keluarga dan sekolah

49
1945
.

Elemen Deskripsi Elemen


Bhinneka Peserta didik mampu menyebutkan identitas dirinya
Tunggal Ika sesuai dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobinya.
Peserta didik mampu menyebutkan identitas diri (fisik
dan non fisik) keluarga dan teman- temannya di
lingkungan rumah dan di sekolah. Peserta didik mampu
menceritakan dan menghargai perbedaan baik fisik
(contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun nonfisik
(contoh : miskin, kaya, dll) keluarga dan teman-
temannya di lingkungan rumah dan sekolah.
Negara Peserta didik mampu mengidentifikasi dan
Kesatuan menceritakan bentuk kerja sama dalam keberagaman
Republik di lingkungan keluarga dan sekolah. Peserta didik
Indonesia mampu mengenal ciri- ciri fisik lingkungan keluarga
dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan dari
wilayah NKRI. Peserta didik mampu menyebutkan
contoh sikap dan perilaku menjaga lingkungan sekitar
serta mempraktikkannya di lingkungan keluarga dan
sekolah.

b. FASE B (umumnya kelas 3 dan 4 SD)


Pada fase ini, peserta didik mampu:
Memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta
menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat; mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan lingkungan
sekitar tempat tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan orang tua dan
guru; mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak dan kewajiban
sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah; dan melaksanakan
kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.
Menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai
budaya, minat, dan perilakunya; mengenali dan menyebutkan identitas diri
(fisik dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya; menghargai perbedaan
karakteristik baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non
fisik (contoh : miskin, kaya, dll) orang di lingkungan sekitar; menghargai
kebinekaan suku bangsa, sosial budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika;
mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa,

50
sosial budaya di lingkungan sekitar; memahami lingkungan sekitar
(RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari
wilayah NKRI; dan menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk
keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat
persatuan dan kesatuan.
Capaian Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Undang-Undang Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di
Dasar Negara keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat
Republik tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan
Indonesia orang tua dan guru. Peserta didik mampu
Tahun1945 mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak
dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai
warga sekolah. Peserta didik melaksanakan kewajiban
dan hak sebagai anggota keluarga dan sebagai warga
sekolah.
Bhinneka Peserta didik mampu menjelaskan identitas diri,
Tunggal Ika keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, minat,
dan perilakunya. Peserta didik mampu mengenali dan
menyebutkan identitas diri (fisik dan non-fisik) orang
di lingkungan sekitarnya. Peserta didik mampu
menghargai perbedaan karakteristik baik fisik
(contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non
fisik (contoh : miskin, kaya, dll) orang di lingkungan
sekitar. Peserta didik mampu menghargai kebinekaan
suku bangsa, social budaya, dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
Negara Peserta didik mampu mengidentifikasi dan
Kesatuan menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku
Republik bangsa, sosial budaya di lingkungan sekitar. Peserta
didik mampu memahami lingkungan sekitar
Indonesia
(RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai
bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta
didik mampu menampilkan sikap kerja sama dalam
berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial,
dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan
kesatuan.

51
6. CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD PADA KURIKULUM
MERDEKA
a. CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
1. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi
dari kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan
tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan literasi. Literasi menjadi
kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar
sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia
merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi
dalam konteks sosial budaya Indonesia. Kemampuan literasi dikembangkan
ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa, menulis,
berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang
terkait dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki
tipe teks yang didasarkan pada alur pikir—struktur—khas teks tertentu.
Tipe teks merupakan alur pikir yang dapat mengoptimalkan penggunaan
bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.

Gambar 1: Rasional Pembelajaran Bahasa Indonesia

Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia


adalah pedagogi genre. Model ini memiliki empat tahapan, yaitu:
penjelasan untuk membangun konteks (explaining, building the context),

52
pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan
pemandirian (independent construction). Di samping pedagogi genre,
pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan model-model
lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu. Pembinaan dan
pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia akan membentuk pribadi
Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, berpikir kritis, mandiri, kreatif, bergotong dan
berkebinekaan global. Rasional sebagaimana diuraikan di atas dapat
dipaparkan pada gambar 1.
2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk membantu
peserta didik mengembangkan:
a) akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;
b) sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia;
c) kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis,
visual, audio, audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;
d) kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis- kreatif)
dalam belajar dan bekerja;
e) kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap,
mandiri, bergotong royong, dan bertanggung jawab;
f) kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan
g) kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia
yang demokratis dan berkeadilan.
3. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar
dan bekerja karena berfokus pada kemampuan literasi (berbahasa dan
berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator kemajuan dan
perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia
membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai
komunikator, pemikir kritis-kreatif- imajinatif dan warga negara Indonesia
yang menguasai literasi digital dan informasional. Pembelajaran Bahasa
Indonesia membina dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
literasi dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung keberhasilan

53
dalam pendidikan dan dunia kerja.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia membentuk keterampilan
berbahasa reseptif (menyimak, membaca dan memirsa) dan keterampilan
berbahasa produktif (berbicara dan mempresentasikan, serta menulis).
Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal yang saling berhubungan
dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik,
yaitu bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan), sastra
(kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan
mencipta karya sastra); dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif).
Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan
membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan
berkarakter Pancasila.
a) Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan reseptif
(menyimak, membaca dan memirsa) dan kemampuan produktif
(berbicara dan mempresentasikan, menulis).
b) Mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis
genre melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal
(lisan, tulis, visual, audio, audiovisual). Model pembelajaran
menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan untuk membangun
konteks (explaining, building the context), pemodelan (modelling),
pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent
construction); serta kegiatan yang mendorong peserta didik untuk
berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses pembelajaran.
c) Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:
1) kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan
lingkungan;
2) kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam,
sosial, dan budaya.

Area
Kemampuan Sub Kemampuan
Pembelajaran
Menyimak
Reseptif
Membaca dan memirsa
Bahasa
Berbicara dan mempresentasikan
Produktif
Menulis

54
.

Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut.

Elemen Deskripsi
Menyimak Menyimak adalah kemampuan peserta didik
menerima, memahami, dan memaknai informasi
yang didengar dengan sikap yang baik agar dapat
menanggapi mitra tutur. Proses yang terjadi dalam
menyimak mencakup kegiatan seperti
mendengarkan dengan konsentrasi,
mengidentifikasi, memahami pendapat,
menginterpretasi tuturan bahasa, dan memaknainya
berdasarkan konteks yang melatari tuturan tersebut.
Komponen- komponen yang dapat dikembangkan
dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap
bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur
bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
Membaca dan Membaca adalah kemampuan peserta didik untuk
Memirsa memahami, memaknai, menginterpretasi, dan
merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya
untuk mengembangkan sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan potensinya. Memirsa
merupakan kemampuan peserta didik untuk
memahami, memaknai, menginterpretasi, dan
merefleksi sajian cetak, visual dan/atau
audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya
untuk mengembangkan sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan potensinya. Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam
membaca dan memirsa di antaranya kepekaan
terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan
metakognisi.
Berbicara dan Berbicara adalah kemampuan peserta didik untuk
Mempresen- menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan
tasikan dalam bentuk lisan dengan santun.
Mempresentasikan merupakan kemampuan
memaparkan gagasan atau tanggapan secara fasih,
akurat, bertanggung jawab, mengajukan dan/atau
menanggapi pertanyaan/pernyataan , dan/atau
menyampaikan perasaan secara lisan sesuai
konteks dengan cara yang komunikatif dan santun
melalui beragam media (visual, digital, audio, dan
audiovisual).Komponen-komponen yang dapat
dikembangkan dalam berbicara dan
mempresentasikan di antaranya kepekaan
terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan
metakognisi.

55
K

Elemen Deskripsi
Menulis Menulis adalah kemampuan menyampaikan
gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk
tulis secara fasih, akurat, bertanggung jawab,
dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks.
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan
dalam menulis di antaranya penggunaan ejaan,
kosakata, kalimat, paragraf, struktur bahasa ,
makna, dan metakognisi dalam beragam jenis
teks.

4. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Setiap Fase


a. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD)
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya
dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta
didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan
pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam
percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di
depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu
meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga
mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan
dengan sikap yang baik menggunakan kata-kata yang dikenalinya sehari-
hari.
Fase A Berdasarkan Elemen.

Elemen Deskripsi
Menyimak Peserta didik mampu bersikap menjadi pendengar
yang penuh perhatian. Peserta didik menunjukkan
minat pada tuturan yang didengar serta mampu
memahami pesan lisan dan informasi dari media
audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau
didengar), instruksi lisan, dan percakapan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
Membaca dan Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca
Memirsa dan pemirsa yang menunjukkan minat terhadap
teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta didik
mampu membaca kata-kata yang dikenalinya

56
sehari-hari dengan fasih.
.

Elemen Deskripsi
Peserta didik mampu memahami informasi dari
bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan
lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak.
Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari
teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan
bantuan ilustrasi.
Berbicara dan Peserta didik mampu berbicara dengan santun
Mempresentasikan tentang beragam topik yang dikenali menggunakan
volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
Peserta didik mampu merespons dengan bertanya
tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi
komentar orang lain (teman, guru, dan orang
dewasa) dengan baik dan santun dalam suatu
percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan
gagasan secara lisan dengan atau tanpa bantuan
gambar/ilustrasi. Peserta didik mampu menceritakan
kembali suatu isi informasi yang dibaca atau
didengar; dan menceritakan kembali teks narasi
yang dibacakan atau dibaca dengan topic diri dan
lingkungan.
Menulis Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan
menulis permulaan dengan benar (cara memegang
alat tulis, jarak mata dengan buku, menebalkan
garis/huruf, dll.) di atas kertas dan/atau melalui
media digital. Peserta didik mengembangkan tulisan
tangan yang semakin baik. Peserta didik mampu
menulis teks deskripsi dengan beberapa kalimat
sederhana, menulis teks rekon tentang pengalaman
diri, menulis kembali narasi berdasarkan teks fiksi
yang dibaca atau didengar, menulis teks prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis teks
eksposisi tentang kehidupan sehari- hari.

b. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD)


Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman
sebaya dan orang dewasa tentang hal-hal menarik di lingkungan
sekitarnya. Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks, mampu
memahami dan menyampaikan gagasan dari teks informatif,

57
serta mampu mengungkapkan gagasan dalam kerja kelompok dan
diskusi, serta memaparkan pendapatnya secara lisan dan tertulis.
Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui
berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.
Peserta didik mampu membaca dengan fasih dan lancer
Fase B Berdasarkan Elemen

Elemen Deskripsi
Menyimak Peserta didik mampu memahami ide pokok
(gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media
audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau
didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan
dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik
mampu memahami dan memaknai teks narasi
yang dibacakan atau dari media audio.
Membaca dan Peserta didik mampu memahami pesan dan
Memirsa informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks
narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau
elektronik. Peserta didik mampu membaca kata-
kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah
dikenalinya dengan fasih. Peserta didik mampu
memahami ide pokok dan ide pendukung pada
teks informatif. Peserta didik mampu menjelaskan
hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks
narasi. Peserta didik mampu memaknai kosakata
baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang
dipirsa sesuai dengan topik.
Berbicara dan Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan
Mempresentasikan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun,
menggunakan volume dan intonasi yang tepat
sesuai konteks. Peserta didik mengajukan dan
menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan,
penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi
dengan aktif. Peserta didik mampu
mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan
dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.
Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu
informasi yang dibaca atau didengar dari teks
narasi dengan topik yang beraneka ragam.
Menulis Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks
deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks
eksposisi dengan rangkaian kalimat yang
beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan
topik yang beragam. Peserta didik terampil
menulis tegak bersambung.

58
7. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA
a. Rasional Mata Pelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau
berpikir logis yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari
perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika
dipandang sebagai materi pembelajaran yang harus dipahami sekaligus
sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi
tersebut, mengasah, dan melatih kecakapan berpikir yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan. Belajar matematika dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar pembelajar
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, penuh dengan
ketidakpastian, dan bersifat kompetitif.
Mata Pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara
berpikir, bernalar, dan berlogika melalui aktivitas mental tertentu yang
membentuk alur berpikir berkesinambungan dan berujung pada pembentukan
alur pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta,
konsep, prinsip, operasi, relasi, masalah, dan solusi matematis tertentu yang
bersifat formal-universal. Proses mental tersebut dapat memperkuat disposisi
peserta didik untuk merasakan makna dan manfaat matematika dan belajar
matematika serta nilai- nilai moral dalam belajar Mata Pelajaran Matematika,
meliputi kebebasan, kemahiran, penaksiran, keakuratan, kesistematisan,
kerasionalan, kesabaran, kemandirian, kedisiplinan, ketekunan, ketangguhan,
kepercayaan diri, keterbukaan pikiran, dan kreativitas. Dengan demikian
relevansinya dengan profil pelajar Pancasila, Mata Pelajaran Matematika
ditujukan untuk mengembangkan kemandirian, kemampuan bernalar kritis,
dan kreativitas peserta didik.
b. Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Mata Pelajaran Matematika bertujuan untuk membekali peserta didik

59
agar dapat:
1) memahami materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep,
prinsip, operasi, dan relasi matematis dan mengaplikasikannya secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah matematis
(pemahaman matematis dan kecakapan prosedural),
2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematis dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (penalaran dan
pembuktian matematis),
3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematis, menyelesaikan model atau menafsirkan
solusi yang diperoleh (pemecahan masalah matematis).
4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta menyajikan suatu
situasi ke dalam simbol atau model matematis (komunikasi dan
representasi matematis),
5) mengaitkan materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep,
prinsip, operasi, dan relasi matematis pada suatu bidang kajian, lintas
bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan (koneksi
matematis), dan
6) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap kreatif, sabar, mandiri, tekun, terbuka, tangguh,
ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah (disposisi matematis).
c. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika
Mata Pelajaran Matematika diorganisasikan dalam lingkup lima
elemen konten (dengan tambahan 1 elemen sebagai pilihan untuk kelas XI
dan XII) dan lima elemen proses.
1) Elemen konten dalam Mata Pelajaran Matematika terkait dengan
pandangan bahwa matematika sebagai materi pembelajaran (subject
matter) yang harus dipahami peserta didik. Pemahaman matematis terkait
erat dengan pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran
matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi yang
bersifat formal- universal.

60
.

Elemen Deskripsi
Bilangan Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka
sebagai simbol bilangan, konsep bilangan, operasi
hitung bilangan, dan relasi antara berbagai operasi
hitung bilangan dalam subelemen representasi
visual, sifat urutan, dan operasi
Aljabar Bidang kajian Aljabar membahas tentang aljabar
non- formal dalam bentuk simbol gambar sampai
dengan aljabar formal dalam bentuk simbol huruf
yang mewakili bilangan tertentu dalam subelemen
persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan pola
bilangan, serta rasio dan proporsi.
Pengukuran Bidang kajian Pengukuran membahas tentang
besaran- besaran pengukuran, cara mengukur
besaran tertentu, dan membuktikan prinsip atau
teorema terkait besaran tertentu dalam subelemen
pengukuran besaran geometris dan non-geometris.
Geometri Bidang kajian Geometri membahas tentang
berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang
baik dalam kajian Euclides maupun Non-Euclides
serta ciri- cirinya dalam subelemen geometri datar
dan geometri ruang.
Analisis Data Bidang kajian Analisis Data dan Peluang
dan Peluang membahas tentang pengertian data, jenis-jenis
data, pengolahan data dalam berbagai bentuk
representasi, dan analisis data kuantitatif terkait
pemusatan dan penyebaran data serta peluang
munculnya suatu data atau kejadian tertentu dalam
subelemen data dan representasinya, serta
ketidakpastian dan peluang.

2) Elemen proses dalam mata pelajaran Matematika terkait dengan


pandangan bahwa matematika sebagai alat konseptual untuk
mengonstruksi dan merekonstruksi materi pembelajaran matematika
berupa aktivitas mental yang membentuk alur berpikir dan alur
pemahaman yang dapat mengembangkan kecakapan- kecakapan.

Elemen Deskripsi
Penalaran dan Penalaran terkait dengan proses penggunaan pola
Pembuktian hubungan dalam menganalisis situasi untuk
Matematis menyusun serta menyelidiki praduga. Pembuktian

61
matematis terkait proses membuktikan kebenaran
suatu prinsip, rumus, atau teorema tertentu.
f

62
Elemen Deskripsi
Pemecahan Pemecahan masalah matematis terkait dengan
Masalah proses penyelesaian masalah matematis atau
Matematis masalah sehari- hari dengan cara menerapkan dan
mengadaptasi berbagai strategi yang efektif. Proses
ini juga mencakup konstruksi dan rekonstruksi
pemahaman matematika melalui pemecahan
masalah.
Komunikasi Komunikasi matematis terkait dengan
pembentukan alur pemahaman materi pembelajaran
matematika melalui cara mengomunikasikan
pemikiran matematis menggunakan bahasa
matematis yang tepat. Komunikasi matematis juga
mencakup proses menganalisis dan mengevaluasi
pemikiran matematis orang lain.
Representasi Representasi matematis terkait dengan proses
Matematis membuat dan menggunakan simbol, tabel, diagram,
atau bentuk lain untuk mengomunikasikan gagasan
dan pemodelan matematika. Proses ini juga
mencakup fleksibilitas dalam mengubah dari satu
bentuk representasi ke bentuk representasi lainnya,
dan memilih representasi yang paling sesuai untuk
memecahkan masalah.
Koneksi Koneksi matematis terkait dengan proses
Matematis mengaitkan antar materi pembelajaran matematika
pada suatu bidang kajian, lintas bidang kajian,
lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan.

8. Capaian Pembelajaran Matematika Setiap Fase


a. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD) Pada akhir fase A, peserta didik
dapat menunjukkan pemahaman dan memiliki intuisi bilangan (number sense)
pada bilangan cacah sampai 100, termasuk melakukan komposisi (menyusun)
dan dekomposisi (mengurai) bilangan tersebut. Mereka dapat melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 20, dan
dapat memahami pecahan setengah dan seperempat. Mereka dapat mengenali,
meniru, dan melanjutkan pola-pola bukan bilangan.
Merekadapat membandingkan panjang, berat, dan durasi waktu, serta
mengestimasi panjang menggunakan satuan tidak baku. Peserta didik dapat
mengenal berbagai bangun datar dan bangun ruang, serta dapat menyusun dan
mengurai bangun datar. Mereka dapat menentukan posisi benda terhadap benda
lain. Peserta didik dapat mengurutkan, menyortir, mengelompokkan,
membandingkan, dan menyajikan data menggunakan turus dan piktogram paling
banyak 4 kategori.

63
Fase A Berdasarkan Elemen

Elemen Deskripsi
Bilangan Pada akhir fase A, peserta didik menunjukkan
pemahaman dan memiliki intuisi bilangan (number
sense) pada bilangan cacah sampai 100, mereka dapat
membaca, menulis, menentukan nilai tempat,
membandingkan, mengurutkan, serta melakukan
komposisi (menyusun) dan dekomposisi (mengurai)
bilangan. Peserta didik dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan menggunakan benda-
benda konkret yang banyaknya sampai 20.
Peserta didik menunjukkan pemahaman pecahan
sebagai bagian dari keseluruhan melalui konteks
membagi sebuah benda atau kumpulan benda sama
banyak, pecahan yang diperkenalkan adalah setengah
dan seperempat.
Aljabar Pada akhir Fase A, peserta didik dapat menunjukan
pemahaman makna simbol matematika "=" dalam
suatu kalimat matematika yang terkait dengan
penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai
20 menggunakan gambar. Contoh:
Peserta didik dapat mengenali, meniru, dan
melanjutkan pola bukan bilangan (misalnya, gambar,
warna, suara)
Pengukuran Pada akhir Fase A, peserta didik dapat
membandingkan panjang dan berat benda secara
langsung, dan membandingkan durasi waktu. Mereka
dapat mengukur dan mengestimasi panjang benda
menggunakan satuan tidak baku.
Geometri Pada akhir Fase A, peserta didik dapat mengenal
berbagai bangun datar (segitiga, segiempat,
segibanyak, lingkaran) dan bangun ruang (balok,
kubus, kerucut, dan bola). Mereka dapat menyusun
(komposisi) dan mengurai (dekomposisi) suatu bangun
datar (segitiga, segiempat, dan segibanyak). Peserta
didik juga dapat menentukan posisi benda terhadap
benda lain (kanan, kiri, depan belakang).
Analisis Data Pada akhir fase A, peserta didik dapat mengurutkan,
dan Peluang menyortir, mengelompokkan, membandingkan, dan
menyajikan data dari banyak benda dengan
menggunakan turus dan piktogram paling banyak 4
kategori.

b. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD) Pada akhir fase B, peserta didik
dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada
bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dapat melakukan operasi
perkalian dan pembagian bilangan cacah, dapat mengisi nilai yang belum
diketahui dalam sebuah kalimat matematika, dan dapat mengidentifikasi
meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana dan pola
bilangan yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah

64
sampai 100. Mereka dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan
dan faktor, masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.
Mereka dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan, serta dapat
mengenali pecahan senilai. Mereka dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi
bilangan (number sense) pada bilangan desimal, dan dapat menghubungkan
pecahan desimal dan perseratusan dengan persen. Peserta didik dapat mengukur
panjang dan berat benda menggunakan satuan baku, dan dapat menentukan
hubungan antar-satuan baku panjang. Mereka dapat mengukur dan mengestimasi
luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa
bilangan cacah. Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk
bangun datar dan dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi)
berbagai bangun datar dengan satu cara atau lebih jika memungkinkan. Peserta
didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan
menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan
diagram batang (skala satu satuan).
Fase B Berdasarkan Elemen

Elemen Deskripsi
Bilangan Pada akhir fase B, peserta didik menunjukkan
pemahaman dan intuisi bilangan (number sense)
pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat
membaca, menulis, menentukan nilai tempat,
membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai
tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi
bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan
masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan
sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai
1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan
pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan
benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika.
Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan
dengan kelipatan dan faktor.
Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan
antar- pecahan dengan pembilang satu (misalnya, 1 , 1 , 1)
2 3 4
dan antar-pecahan dengan penyebut yang sama
(misalnya, 2 , 4 , 7). Mereka dapat mengenali
pecahan 8 8 8
senilai menggunakan gambar dan simbol matematika.
Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi
bilangan (number sense) pada bilangan desimal.
Mereka dapat menyatakan pecahan desimal
persepuluhan dan perseratusan, serta
menghubungkan pecahan desimal perseratusan
dengan Capaian Pembelajaran konsep persen
Hk.

65
Elemen Deskripsi
Aljabar Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengisi nilai
yang belum diketahui dalam sebuah kalimat
matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan cacah sampai 100 (contoh:
10 + … = 19, 19 - … = 10 )
Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan
mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana
dan pola bilangan membesar dan mengecil yang
melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan cacah sampai 100.
Pengukuran Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur
panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.
Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan
baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan
mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan
tidak baku dan satuan baku berupa
bilangan cacah.
Geometri Pada akhir Fase B, peserta didik dapat
mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar
(segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka dapat
menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi)
berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara
jika memungkinkan.
Analisa Data dan Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan,
Peluang membandingkan, menyajikan, menganalisis dan
menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram
gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu
satuan).

9. CAPAIAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN


SOSIAL (IPAS) SD/MI/PROGRAM PAKET A
a. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Tantangan yang dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu ke
waktu. Permasalahan yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan
permasalahan yang dihadapi satu dekade atau bahkan satu abad yang
lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus dikembangkan untuk
menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi. Oleh karenanya, pola
pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) perlu
disesuaikan agar generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan
tantangan-tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan
yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta
serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu
sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai
gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan

66
bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2016). Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan
alam dan pengetahuan sosial.
Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia. IPAS
membantu peserta didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap
fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu
peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja dan
berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini
dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan
yang dihadapi dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah
dalam pembelajaran IPAS akan melatih sikap ilmiah (keingintahuan
yang tinggi, kemampuan berpikir kritis, analitis dan kemampuan
mengambil kesimpulan yang tepat) yang melahirkan kebijaksanaan
dalam diri peserta didik
Sebagai negara yang kaya akan budaya dan kearifan lokal, melalui
IPAS diharapkan peserta didik menggali kekayaan kearifan lokal
terkait IPAS termasuk menggunakannya dalam memecahkan masalah.
Oleh karena itu, fokus utama yang ingin dicapai dari pembelajaran
IPAS di SD/MI/Program Paket A bukanlah pada seberapa banyak
konten materi yang dapat diserap oleh peserta didik, akan tetapi dari
seberapa besar kompetensi peserta didik dalam memanfaatkan
pengetahuan yang dimiliki. Dengan mempertimbangkan bahwa
anak usia SD/MI/Program Paket A masih melihat segala sesuatu secara
apa adanya, utuh dan terpadu maka pembelajaran IPA dan IPS
disederhanakan menjadi satu mata pelajaran yaitu IPAS. Hal ini juga
dilakukan dengan pertimbangan anak usia SD/MI/Program Paket A
masih dalam tahap berpikir konkrit/sederhana, holistik, komprehensif,
dan tidak detail
Pembelajaran di SD/MI/Program Paket A perlu memberikan peserta
didik kesempatan untuk melakukan eksplorasi, investigasi dan
mengembangkan pemahaman terkait lingkungan di sekitar nya. Jadi
mempelajari fenomena alam serta interaksi manusia dengan alam dan
antar manusia sangat penting dilakukan di tahapan ini.
b. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Dengan mempelajari IPAS, peserta didik mengembangkan dirinya
sehingga sesuai dengan profil Pelajar Pancasila dan dapat:

67
1) mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta
didik terpicu untuk mengkaji fenomena yang ada di sekitar
manusia, memahami alam semesta dan kaitannya dengan
kehidupan manusia;
2) berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan
lingkungan alam, mengelola sumber daya alam dan lingkungan
dengan bijak;
3) mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi,
merumuskan hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata;
4) mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial
dia berada, memaknai bagaimanakah kehidupan manusia dan
masyarakat berubah dari waktu ke waktu;
5) memahami persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk
menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta
memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia,
sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di
sekitarnya; dan
6) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam
IPAS serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS) Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan
juga senantiasa mengalami perkembangan. Apa yang kita ketahui
sebagai sebuah kebenaran ilmiah di masa lampau boleh jadi mengalami
pergeseran di masa kini maupun masa depan. Itu sebabnya ilmu
pengetahuan bersifat dinamis dan merupakan sebuah upaya terus
menerus yang dilakukan oleh manusia untuk mengungkap kebenaran
dan memanfaatkannya untuk kehidupan (Sammel, 2014).
Daya dukung alam dalam memenuhi kebutuhan manusia dari waktu ke
waktu juga semakin berkurang. Pertambahan populasi manusia yang
terjadi secara eksponensial juga memicu banyaknya permasalahan yang
dihadapi. Seringkali permasalahan yang muncul tidak dapat
diselesaikan dengan melihat dari satu sudut pandang: keilmuan alam
atau dari sudut pandang ilmu sosial saja, melainkan dibutuhkan
pendekatan yang lebih holistik yang meliputi berbagai lintas disiplin
ilmu (Yanitsky, 2017). Untuk memberikan pemahaman ini kepada
peserta didik, pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu
pengetahuan sosial perlu dipadukan menjadi satu kesatuan yang

68
kemudian kita sebut dengan istilah IPAS. Dalam pembelajaran IPAS,
ada 2 elemen utama yakni pemahaman IPAS (sains dan sosial), dan
keterampilan Proses.

Elemen Deskripsi
Pemahaman Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam
IPAS (sains mengembangkan teori-teori yang membantu kita
dan sosial) memahami bagaimana dunia kita bekerja. Lebih jauh
lagi, ilmu pengetahuan telah membantu kita
mengembangkan teknologi dan sistem tata kelola yang
mendukung terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Dengan menguasai ilmu pengetahuan kita dapat
melakukan banyak hal untuk menyelesaikan
permasalahan atau menghadapi tantangan yang ada.
Memiliki pemahaman IPAS merupakan bukti ketika
seseorang memilih dan mengintegrasikan pengetahuan
ilmiah yang tepat untuk menjelaskan serta
memprediksi suatu fenomena atau fakta dan
menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi yang
berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan dengan
fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model yang
telah ditetapkan oleh para ilmuwan
Keterampilan Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa
proses peserta didik Indonesia yang bernalar kritis mampu
memproses informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif secara objektif, membangun keterkaitan
antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan
memiliki keterampilan proses yang baik maka profil
tersebut dapat dicapai.
Keterampilan proses adalah sebuah proses intensional
dalam melakukan diagnosa terhadap situasi,
memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu
eksperimen dan menemukan perbedaan dari alternatif-
alternatif yang ada, mencari opini yang dibangun
berdasarkan informasi yang kurang lengkap,
merancang investigasi, menemukan informasi,
menciptakan model, mendebat rekan sejawat
menggunakan fakta, serta membentuk argumen yang
koheren (Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri sangat
direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan dalam
pengajaran karena hal ini terbukti membuat peserta
didik lebih terlibat dalam pembelajaran (Anderson,
2002).
Dalam pengajaran IPAS, terdapat dua pendekatan
pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif
(Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam
pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu konsep
berikut logika terkait dan memberikan contoh
penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik
diposisikan sebagai pembelajar yang pasif (hanya
menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan
induktif, peserta didik diberikan kesempatan yang

69
Elemen Deskripsi
lebih leluasa untuk melakukan observasi, melakukan
eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk
membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting
dalam pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et al., 1991;
Linn, Pea, & Songer, 1994; National Research
Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini didasarkan
pada pengakuan bahwa sains secara esensial didorong
oleh pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka
berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat
diprediksi.
Oleh karenanya peserta didik perlu mendapatkan
pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri
saintifik agar aspek fundamental IPAS ini dapat
membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon,
1996; NRC, 1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch
(2015), sekurang-kurangnya ada enamketerampilan
inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik.
1. Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa
merupakan awal dari proses inkuiri yang akan terus
berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada saat
melakukan pengamatan, peserta didik
memperhatikan fenomena dan peristiwa dengan
saksama, mencatat, serta membandingkan informasi
yang dikumpulkan untuk melihat persamaan dan
perbedaannya. Pengamatan bisa dilakukan langsung
atau menggunakan instrumen lain seperti kuesioner,
wawancara.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik didorong untuk mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui pada
saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta
didik juga menghubungkan pengetahuan yang
dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang akan
terjadi dengan hukum sebab akibat.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi
berdasarkan pengetahuan dan informasi yang
dimiliki, peserta didik membuat rencana dan
menyusun langkah- langkah operasional berdasarkan
referensi yang benar. Peserta didik dapat menjawab
pertanyaan dan membuktikan prediksi dengan
melakukan penyelidikan.
Tahapan ini juga mencakup identifikasi dan
inventarisasi faktor-faktor operasional baik internal
maupun eksternal di lapangan yang mendukung dan
menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan
tersebut, peserta didik mengambil data dan
melakukan serangkaian tindakan yang dapat
digunakan untuk mendapatkan temuan-temuan.

70
,
Elemen Deskripsi
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Peserta didik memilih dan mengorganisasikan
informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi
yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung
jawab. Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat
dan metode yang tepat, menilai relevansi informasi
yang ditemukan dengan mencantumkan referensi
rujukan, serta menyimpulkan hasil penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini,
peserta didik juga meninjau kembali proses belajar
yang dijalani dan hal- hal yang perlu dipertahankan
dan/ataudiperbaiki pada masa yang akan datang.
Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat
bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar dalam perspektif global untuk
masa depan berkelanjutan.
6. Mengomunikasikan hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur
melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan,
diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke
dalam media digital dan non-digital untuk
mendukung penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam berbagai
media, baik digital dan atau non digital. Pelaporan
dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai
pihak. Keterampilan proses tidak selalu merupakan
urutan langkah, melainkan suatu siklus yang dinamis
yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan
dan kemampuan peserta didik.

10. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Setiap Fase
a. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD)
Di fase ini, umumnya peserta didik bisa mengoptimalkan kemampuan
indranya untuk mengamati, bertanya, mencoba, dan menceritakan pengalaman
belajar yang telah diperolehnya terkait peristiwa yang terjadi di lingkungan
sekitarnya baik secara verbal maupun nonverbal dengan menggunakan berbagai
media (gambar/ simbol/karya).
Di akhir fase A, peserta didik diharapkan belajar untuk melakukan proses
inkuiri, yaitu: mengamati dan mengajukan pertanyaan terkait apa yang ada pada
dirinya maupun kondisi/fenomena/peristiwa sederhana yang terjadi di lingkungan
sekitar rumah dan sekolah. Selanjutnya peserta didik mengusulkan ide/menalar,
melakukan investigasi/ penyelidikan/ percobaan, mengomunikasikan,
menyimpulkan, merefleksikan, dan mengaplikasikan pengalaman belajar dari
proses inkuiri yang sudah dilakukannya.

71
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Di akhir Fase A, peserta didik mengidentifikasi dan
IPAS (sains dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada pada
sosial) dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah dan
sekolah serta mengidentifikasi permasalahan
sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Peserta didik mengoptimalkan penggunaan
pancaindra untuk melakukan pengamatan dan bertanya
tentang makhluk hidup dan perubahan benda ketika
diberikan perlakuan tertentu. Peserta didik
menggunakan hasil pengamatan untuk menjelaskan
pola sebab akibat sederhana dengan menggunakan
beberapa media/alat bantu.
Peserta didik mengenal anggota tubuh manusia
(pancaindra), menjelaskan fungsinya dan cara
merawatnya dengan benar. Peserta didik dapat
membedakan antara hewan dan tumbuhan sesuai
dengan bentuk dan ciri-ciri umumnya.
Peserta didik mampu mendeskripsikan identitas diri
(ciri-ciri fisik, kegemaran) dan orang-orang di
sekitarnya (keluarga, teman dan tetangga) sehingga
dapat menerima perbedaan yang ada pada diri
manusia.
Peserta didik mampu mendeskripsikan silsilah
keluarga, peran serta tanggung jawabnya sebagai
anggota sekolah. Peserta didik dapat mendeskripsikan
benda- benda di lingkungan sekitar sebagai bagian
dari lingkungan alami dan buatan, mendeskripsikan
kondisi lingkungan rumah dan sekolah dalam bentuk
gambar/denah sederhana. Peserta didik dapat
membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat,
mencerminkan perilaku hidup sehat dan ikut serta
menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekolah.
Keterampilan 1. Mengamati di akhir fase A, peserta didik
proses mengamati fenomena dan peristiwa secara
sederhana. Mempertanyakan dan memprediksi
Menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-
hal yang ingin diketahui saat melakukan
pengamatan. Peserta didik membuat prediksi
mengenai objek dan peristiwa di lingkungan
sekitar. Merencanakan dan melakukan
penyelidikanDengan panduan, peserta didik
berpartisipasi dalam penyelidikan untuk
mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan.
Melakukan pengukuran tidak baku dengan cara
sederhana untuk mendapatkan data.
2. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar,
tabel. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatan dengan prediksi.
3. Mengevaluasi dan refleksi Dengan panduan,
peserta didik membandingkan hasil pengamatan
yang berbeda dengan mengacu pada teori.
Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam format
sederhana

72
b. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD) Pada Fase B
peserta didik mengidentifikasi keterkaitan antara pengetahuan-pengetahuan
yang baru saja diperoleh serta mencari tahu bagaimana konsep-konsep Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial berkaitan satu sama lain yang ada di lingkungan
sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan peserta didik terhadap materi
yang sedang dipelajari ditunjukkan dengan menyelesaikan tantangan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya peserta didik mengusulkan
ide/menalar, melakukan investigasi/ penyelidikan/percobaan, mengomunikasikan,
menyimpulkan, merefleksikan, mengaplikasikan dan melakukan tindak lanjut dari
proses inkuiri yang sudah dilakukannya.

Elemen Capian Pembelajaran


Pemahaman Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta
IPAS ( Sain dan fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). Peserta
Sosial didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat
bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup.
Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di
lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya
pelestarian makhluk hidup.
Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud
zat dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan
bentuk energi serta menjelaskan proses perubahan
bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh:
energi kalor, listrik, bunyi, cahaya). Peserta didik
memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan
sehari-hari, mendemonstrasikan berbagai jenis gaya dan
pengaruhnya terhadap arah, gerak dan bentuk benda.
Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan
kaitannya dengan upaya menjaga ketersediaan air. Di
akhir fase ini, peserta didik menjelaskan tugas, peran,
dan tanggung jawab sebagai warga sekolah serta
mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi
di sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik
mengidentifikasi ragam bentang alam dan
keterkaitannya dengan profesi masyarakat. Peserta didik
mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi
tempat tinggalnya pada peta konvensional/digital.
Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati,
keragaman budaya, kearifan lokal dan upaya
pelestariannya Peserta didik mengenal keragaman
budaya, kearifan lokal, sejarah di provinsi tempat
tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks
kehidupan saat ini. Peserta didik mampu membedakan
antara kebutuhan dan keinginan, mengenal nilai mata
uang.
Keterampilan 1. Mengamati Di akhir fase ini, peserta didik
proses mengamati fenomena dan peristiwa secara
sederhana dengan menggunakan pancaindra dan
dapat mencatat hasil pengamatannya.

73
2. Mempertanyakan dan memprediksi Dengan
menggunakan panduan, peserta didik
mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki
secara ilmiah dan membuat prediksi berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Dengan
panduan, peserta didik membuat rencana dan
melakukan langkah-langkah operasional untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan
alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan
keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu
pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan
grafik sederhana untuk menyajikan data dan
mengidentifikasi pola.
5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi
kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang
ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses
penyelidikan.
6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam
berbagai format.

11. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN


KESEHATAN (PJOK)
a. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
Pendidikan jasmani, yang di Indonesia dikenal sebagai Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, menurut William H Freeman (2007: 27-28) adalah
pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani untuk meningkatkan individu
peserta didik secara menyeluruh berupa aspek jasmani, mental, dan emosional.
Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai satu kesatuan
utuh antara jiwa dan raga. Pernyataan tersebut menjadikan pendidikan jasmani
sebagai bidang kajian yang sangat luas dan menarik dengan titik berat pada
peningkatan pergerakan manusia (human movement).
Pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dengan menggunakan berbagai
pendekatan,model, strategi,metode, gaya,dan teknik sesuai dengan karakteristik
tugas gerak, pesrta dan perkembangan seluruh ranah ( psikomotor, kognitif, dan
afektif ) setiap peserta didik dengan menekankan pada kualitas kebugaran
jasmani dan perbendaharaan gerak. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
dilaksanakan di sekolah secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat
mengembangkan sikap positif peserta didik yang dapat menghargai manfaat
aktivitas jasmani untuk meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.
Berbagai penjelasan ini menyiratkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan bukan semata-mata berurusan dengan pembentukan raga, tetapi
melibatkan seluruh aspek perkembangan manusia sesuai dengan cita-cita

74
terbentuknya Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis,
dan mandiri.
b. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah membentuk individu yang
terliterasi secara jasmani, dengan uraian sebagai berikut:
1) Mengembangkan kesadaran arti penting aktivitas jasmani untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan individu, serta gaya hidup aktif sepanjang
hayat.
2) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan diri dalam
upaya meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani, kesejahteraan diri,
serta pola perilaku hidup sehat.
3) Mengembangkan pola gerak dasar (fundamental movement pattern) dan
keterampilan gerak (motor skills) yang dilandasi dengan penerapan konsep,
prinsip, strategi, dan taktik secara umum.
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai kepercayaan diri, sportif, jujur, disiplin, kerja sama, pengendalian diri,
kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivitas jasmani sebagai
cerminan rasa tanggung jawab personal dan sosial (personal and social
responsibility).
5) Menciptakan suasana rekreatif yang berisi keriangan, interaksi sosial,
tantangan, dan ekspresi diri.
6) Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa
kepadaTuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global,
bernalar kritis, dan mandiri melalui aktivitas jasmani.
c. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(PJOK)
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai sebuah bidang kajian
memiliki karakteristik:
1) Diorientasikan pada pembentukan peserta didik yang terliterasi secara
jasmani dan mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata sepanjang
hayat.
2) Melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung, riil, dan otentik
untuk meningkatkan kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, dan
keterampilan berkomunikasi, serta berfikir ke tingkat yang lebih tinggi.
3) Mempertimbangkan karakteristik peserta didik, tugas gerak (movement
task), dan dukungan lingkungan yang berprinsip developmentally

75
appropriate practices (DAP).
4) Penyelenggaraan di sekolah didasari nilai-nilai luhur bangsa untuk
membentuk Profil Pelajar Pancasila.
5) Memuat elemen-elemen keterampilan gerak, pengetahuan gerak,
pemanfaatan gerak, serta pengembangan karakter dan internalisasi nilai-nilai
gerak. Adapun elemen-elemen tersebut dideskripsikan sebagaimana dalam
tabel berikut.
Elemen-elemen Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran PJOK serta Deskripsinya

No Elemen Diskripsi
1 Ketrampilan Gerak Elemen ini berupa kekhasan pembelajaran
PJOK yang merupakan proses pendidikan
tentang dan melalui aktivitas jasmani, terdiri
atas sub elemen:
a) Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar
(Fundamental Movement Pattern), dan
b) Aktivitas Pengembangan Keterampilan
Gerak (Motor Skills) berupa Aktivitas
Pilihan Permainan dan Olahraga, Aktivitas
Senam, Aktivitas Gerak Berirama, serta
Aktivitas
Permainan dan Olahraga Air (kondisional)

2 Pemanfaatan Elemen ini berupa pengetahuan dan


Gerak keterampilan gerak serta pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari, terdiri atas sub
elemen:
a) Aktivitas Pemeliharaan dan Peningkatan
Kebugaran Jasmani Terkait Kesehatan dan
Keterampilan, dan
b) Pola Perilaku Hidup Sehat

4 Pengembangan Elemen ini berupa pengembangan karakter dan


Karakter dan internalisasi nilai-nilai gerak secara gradual
Internalisasi Nilai- yang dirancang melalui berbagai aktivitas
jasmani, terdiri atas sub elemen:
nilai Gerak
a) Tanggung Jawab Personal dan Sosial, serta
b) Nilai-nilai Keriangan, Tantangan,
Ekspresi Diri, dan Interaksi Sosial

d. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


Kesehatan (PJOK) Setiap Fase
1. Fase A (Umumnya Kelas I dan II SD)
Pada akhir fase A, peserta didik dapat menunjukkan berbagai aktivitas pola
gerak dasar dan keterampilan gerak sebagai hasil peniruan dari berbagai
sumber, memahami konsep dan prinsip gerak yang benar, memahami dan
mempraktikkan aktivitas jasmani untuk pengembangan kebugaran dan pola
perilaku hidup sehat, menunjukkan perilaku awal tanggung jawab personal dan
sosial, serta menerima nilai-nilai aktivitas jasmani.

76
Elemen Capaian Pembelajaran
Elemen Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan
Keterampilan Gerak kemampuan dalam menirukan aktivitas pola gerak
dasar, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur
Pengetahuan Gerak dalam melakukan pola gerak dasar, aktivitas senam,
aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan
dan olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur
Pemanfaatan dan mampu mempraktikkan latihan pengembangan
Gerak kebugaran jasmani terkait kesehatan. Peserta didik
juga memahami prosedur dan mampu
mempraktikkan pola perilaku hidup sehat berupa
mengenali nama dan fungsi anggota tubuh, serta
menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Elemen Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan
Pengembangan perilaku bertanggung jawab dalam menyimak arahan
Karakter dan dan umpan balik yang diberikan guru, mulai dapat
menghormati orang lain, serta menerima ragam
Internalisasi Nilai-
keriangan yang didapat melalui aktivitas jasmani.
nilai Gerak

2. Fase B (Umumnya Kelas III dan IV SD)


Pada akhir fase B, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam
memvariasikan dan mengombinasikan berbagai aktivitas pola gerak dasar dan
keterampilan gerak secara mandiri (tanpa meniru contoh) dilandasi dengan
penerapan prosedur gerak yang benar, menerapkan prosedur aktivitas jasmani
untuk pengembangan kebugaran dan pola perilaku hidup sehat, menunjukkan
perilaku tanggung jawab personal dan sosial dalam jangka waktu tertentu
secara konsisten, serta mendukung nilai-nilai aktivitas jasmani.

Elemen Capaian Pembelajaran


Elemen Pada akhir fase B peserta didik menunjukkan
Keterampilan kemampuan dalam mempraktikkan variasi dan
Gerak kombinasi aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan
gerak secara mandiri (tanpa meniru contoh) berupa
permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas
gerak berirama, dan aktivitas Permainan olahraga air
Elemen Pada akhir fase B peserta didik menerapkan prosedur
Pengetahuan Gerak variasi dan kombinasi pola gerak dasar dan
keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga,
aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase B peserta didik dapat menerapkan
Pemanfaatan prosedur dan mempraktikkan latihan pengembangan
Gerak kebugaran jasmani sesuai ukuran dan intensitas
aktivitas jasmani (ringan hingga sedang),
menunjukkan kemampuan dalam menerapkan pola
perilaku hidup sehat berupa perlunya aktivitas
jasmani, istirahat,

77
HrElemen Capaian Pembelajaran
pengisian waktu luang, serta memilih makanan
bergizi dan seimbang. Peserta didik juga dapat
menunjukkan kemampuan dalam menerapkan
prosedur pemeliharaan kebersihan dan kesehatan
alat reproduksi, serta kesehatan diri dan orang lain
dari penyakit menular dan tidak menular.
Elemen Pada akhir fase B peserta didik dapat menunjukkan
Pengembangan perilaku bertanggung jawab untuk belajar
Karakter dan mengarahkan diri dalam proses pembelajaran,
menerima dan mengimplementasikan arahan dan
Internalisasi
umpan balik yang diberikan guru, serta mendukung
Nilai-nilai Gerak adanya keriangan di dalam aktivitas jasmani.

78
Lampiran 2
FASE B
FASE B Alur Tujuan Pembelajaran IPAS

Di akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana
dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil pengamatannya. Dengan
menggunakan panduan, peserta didik mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki
secara ilmiah dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Peserta didik juga membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan berdasarkan panduan tertentu. Peserta didik
menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan serta
menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.
Peserta didik mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk
menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik juga membandingkan antara
hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah serta
mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Peserta didik mampu
menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan. Selanjutnya peserta didik
mengomunikasikan hasil penyelidikan secara verbal dan tertulis dalam berbagai format.
Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk energi
serta menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh:
energi kalor, listrik, bunyi, cahaya). Peserta didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam
kehidupan sehari-hari dan mendemonstrasikan bagaimana beragam jenis gaya memengaruhi
gerak benda.
Di akhir fase ini peserta didik mampu menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai bagian
dari anggota keluarga dan warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi
sosial yang terjadi di sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam
bentang alam dan keterkaitannya dengan profesi masyarakat. Peserta didik mendeskripsikan
terjadinya siklus air dan mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat ia
tinggal pada peta konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati,
keragaman budaya, kearifan lokal dan upaya pelestariannya.
Peserta didik mengenal budaya, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi
tempat tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini.
Peserta didik mampu memperoleh/menciptakan sesuatu dengan alat dan bahan yang ada
di sekitarnya. Peserta didik mengenali kebutuhan atau keinginannya, nilai mata uang dan
mendemonstrasikan bagaimana uang digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat yang
dibutuhkan.

79
Ruang Lingkup Materi

Tujuan
Ruang Lingkup Materi Inti
Pembelajaran
Makhluk Hidup ● Hubungan bentuk dan fungsi bagian 3.2, 3.3, 3.6, 3.7,
dan Proses tubuh manusia (pancaindra dan 3.8, 3.9, 3.10,
Kehidupan rangka) 4.1, 4.9, 4.10,
● Kebutuhan makhluk hidup
● Siklus hidup
● Keragaman hayati
● Pelestarian Makhluk Hidup
● Ekosistem
Zat dan Benda ● Wujud Zat 4.3, 4.4
● Perubahan wujud zat
Energi dan ● Sumber dan bentuk energi 3.4, 3.5, 4.5, 4.6
Perubahannya ● Proses perubahan bentuk energi
● Gaya dan gerak
● Pesawat sederhana
Bumi dan Alam ● Pelestarian Sumber Daya Alam 4.7, 4.8
Semesta ● Siklus Air
Geografi ● Rentang Bentang Alam 4.11, 4.12, 4,13,
● Sistem tata kelola masyarakat (RT - 4.14
Provinsi)
● Penggunaan peta konvensional/digital
Sosiologi ● Peran dan tanggung jawab sebagai bagian 3.1, 4.2
warga sekolah dan lingkungan tempat
tinggal
Sejarah ● Keragaman budaya dan kearifan lokal 3.10, 4.15, 4.17,
serta upaya pelestariannya 4.18,4.19, 4.20
● Sejarah tokoh dan periodisasinya di
provinsi serta hubungan dengan konteks
jaman sekarang
Ekonomi ● Profesi Masyarakat 3.11, 4.15, 4.16,
● Perbedaan Keinginan dan kebutuhan 4.12
● Nilai mata uang dan kegiatan yang
berhubungan dalam kehidupan sehari-hari

80
Kelas 4
Tujuan Pembelajaran Alokasi Profil Pelajar
MA
Waktu Pancasila
4.1. Siswa menganalisis hubungan 15 Dimensi:
antara bentuk dan fungsi bagian Bernalar Kritis
tubuh manusia (panca indera)
4.2. Siswa menjelaskan peran dan 10 Dimensi:
tanggung jawab manusia dalam Bergotong royong
kehidupan bermasyarakat.
4.3. Siswa mengidentifikasi wujud 5 Dimensi:
zat Bernalar Kritis
4.4. Siswa menganalisis perubahan 10 Dimensi:
wujud zat. Bernalar Kritis
4.5. Siswa mendeskripsikan jenis- 10 Dimensi:
jenis gaya dan manfaatnya Kreatif
dalam kehidupan sehari-hari.
4.6. Siswa menciptakan teknologi 20 Dimensi:
dengan prinsip-prinsip pesawat Kreatif
sederhana untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
4.7. Siswa mengidentifikasi urutan 5 Dimensi:
siklus air. Bernalar kritis
4.8. Siswa mendeskripsikan 5 Dimensi:
pengaruh siklus air dalam Beriman,
kehidupan sehari-hari. Bertakwa kepada
Tuhan YME, dan
Berakhlak Mulia
4.9. Siswa menyajikan hasil karya 15 Dimensi:
tentang hasil investigasi beberapa Kreatif
ekosistem yang ada di lingkungan
sekitarnya (danau, sungai, hutan).
4.10. Siswa mengidentifikasi siklus 5 Dimensi:
hidup dari beberapa hewan yang Beriman, Bertakwa
ada di sekitar serta manfaatnya kepada Tuhan YME,
terhadap lingkungan. dan Berakhlak Mulia
4.11. Siswa menggambar ragam 5 Dimensi: Kreatif
bentang alam di lingkungan sekitar.
4.12. Siswa mengaitkan ragam 5 Dimensi:
bentang alam dengan profesi Bernalar kritis
masyarakat di daerahnya.
4.13. Siswa mendeskripsikan 5 Dimensi:
tempat tinggalnya berdasarkan Bernalar kritis
sistem tata kelola masyarakat
4.14. Siswa mengindentifikasi 5 Dimensi:
kota/kabupaten tempat tinggalnya Bernalar kritis
pada peta konvensional/digital
GH

81
Tujuan Pembelajaran Alokasi Profil Pelajar
MA
Waktu Pancasila
4.15. Siswa menyajikan hasil karya 15 Dimensi:
tentang sejarah kegiatan tukar beli Berkebinekaan global
yang ada di daerahnya melalui
proses penelusuran informasi dari
tokoh atau orang yang ada di
lingkungannya yang ada di
daerahnya.
4.16. Siswa mengidentifikasi 5 Dimensi:
keinginan dan kebutuhannya yang Mandiri
dihubungkan dengan nilai uang
4.17. Siswa menjelaskan adat atau 5 Dimensi:
tokoh di wilayahnya yang berperan Beriman,
untuk menjaga kelestarian alam. Bertakwa kepada
Tuhan YME, dan
Berakhlak Mulia
4.18. Siswa menyelidiki peran 10 Dimensi:
tokoh dari wilayahnya pada masa Bernalar Kritis
lampau dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
4.19. Siswa mengurutkan 5 Dimensi:
kronologis perjuangan rakyat di Berkebinekaan global
wilayahnya pada masa lampau
dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
4.20. Siswa menelusuri 10 Dimensi:
peninggalan masa pendudukan Berkebinekaan global
bangsa asing yang terdapat di
wilayahnya.

82

Anda mungkin juga menyukai