Anda di halaman 1dari 23

ASESMEN

NASIONAL

Assemen untuk Meningkatkan


Mutu Pendidikan

10 November 2020
Pusat Asesmen dan Pembelajaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
BAHAN AKM DAN ASESMEN LAINNYA

h9ps//pusmenjar.kemdikbud.go.id/AKM
h9ps//pusmenjar.kemdikbud.go.id/publikasi

2
Asesmen Nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh
sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah.

Peserta didik AKM Literasi-Numerasi Hasil belajar


kogniBf

Hasil belajar
Survei Karakter
sosial-emosional

Sekolah /Madrasah: kelas 5, 8, 11


Kesetaraan : 6, 9, 12

Guru Survei Lingkungan KarakterisBk input dan


Belajar proses pembelajaran

Kepala Sekolah

Mengevaluasi kualitas sistem pendidikan


Memotret kualitas input, proses dan hasil belajar yang mencerminkan kinerja sekolah sebagai umpan balik berkala bagi 3
manajemen sekolah, dinas pendidikan, Kemenag dan Kemendikbud
3
Beda UN dan AN

Ujian Nasional Asesmen Nasional

1.  Menilai hasil belajar peserta didik pada 1.  Mengevaluasi kualitas pendidikan
akhir jenjang 2.  Memotret input, proses, dan hasil
2.  Mengukur capaian individual peserta belajar pada satuan pendidikan
didik 3.  Peserta meliputi siswa ( sampel kelas
3.  Peserta seluruh peserta didik kelas 9, 12 5, 8, 11), guru dan kepala sekolah
4.  Laporan individul peserta (SHUN) 4.  Laporan satuan pendidikan
Pelaksanaan Asesmen Nasional dikoordinasi oleh Kemendikbud bekerja sama
dengan Dinas Pendidikan dan Kanwil dan Kantor Kemenag.

Berbasis komputer dan daring Koordinasi yang diperlukan

●  Asesmen Nasional dilaksanakan ●  Pemetaan dan penyiapan komputer


menggunakan komputer dan secara dan sarana pendukung.
daring
●  Pemetaaan sekolah secara spasial
●  Murid mengerjakan pada sesi dengan
jadwal yang ditentukan dan dengan untuk sharing resources.
diawasi (tiap peserta dalam 2 hari) ●  Penyiapan teknisi TIK terutama untuk
●  Guru dan kepala satuan pendidikan jenjang SD.
mengerjakan survei secara mandiri
dengan periode waktu yang cukup
panjang.

5
Materi diskusi rapat koordinasi Asesmen Nasional
(06.10.2020)
Hasil Asesmen Nasional 2021 digunakan sebagai (1) pemetaan awal (baseline) mutu
sistem, serta (2) penyetaraan hasil belajar bagi peserta didik program kesetaraan.

1. Pemetaan mutu sistem pendidikan 2. Ujian penyetaraan

●  Hasil Asesmen Nasional 2021 tidak ●  Khusus untuk program pendidikan


digunakan untuk menilai prestasi murid kesetaraan, Asesmen Nasional memiliki
ataupun kinerja guru dan sekolah. fungsi ganda, yaitu sebagai alat
pemetaan mutu dan ujian penyetaraan
●  Laporan hasil Asesmen Nasional 2021
hasil belajar bagi peserta didik yang
diberikan kepada guru dan sekolah
memerlukan.
sebagai alat untuk melakukan evaluasi
diri dan perbaikan pembelajaran. ●  Yang digunakan sebagai ujian
penyetaraan adalah AKM Literasi dan
●  Murid, orangtua, guru, dan sekolah
AKM Numerasi.
tidak perlu cemas dan tidak perlu
melakukan persiapan khusus untuk
menghadapi Asesmen Nasional.

6
Materi diskusi rapat koordinasi Asesmen Nasional
(06.10.2020)
Asesmen Nasional mendorong guru untuk mengembangkan kompetensi kognitif
yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh

Mengapa mengukur literasi dan numerasi? Mengapa juga mengukur karakter?

●  Literasi membaca dan numerasi adalah dua ●  Pendidikan bertujuan mengembangkan


kompetensi minimum bagi murid untuk bisa potensi murid secara utuh.
belajar sepanjang hayat dan berkontribusi ●  Asesmen nasional mendorong
pada masyarakat. mengembangkan sikap, nilai (values), dan
●  Menurut studi nasional dan internasional, perilaku yang mencirikan Pelajar Pancasila.
Vngkat literasi murid Indonesia masih rendah.

Agar berdampak posiBf, hasil asesmen perlu diBndaklanjuB.

●  Hasil Asesmen Nasional perlu digunakan untuk diagnosis


masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh
guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.

7
Materi diskusi rapat koordinasi Asesmen Nasional 7
(06.10.2020)
Apa yang Diukur

Asesmen Kompetensi Minimum Survey Karakter Survey Lingkungan Belajar

Literasi Membaca Input dan proses pembelajaran


Karakter : Profil pelajar Pancasila
Kemampuan untuk memahami,
menggunakan, mengevaluasi, Mengukur kualitas pembelajaran
merefleksikan berbagai jenis teks untuk Mengukur Sikap, kebiasaan, nilai- dan iklim sekolah yang menunjang
menyelesaikan masalah dan nilai (values) sebagai hasil belajar pembelajaran
mengembangkan kapasitas individu non-kogniVf
sebagai warga Indonesia dan warga
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, Indeks sosial ekonomi
dunia agar dapat berkontribusi secara
dan berakhlak mulia Iklim keamanan
produkVf di masyarakat. Iklim kebhinekaan
Bernalar kriVs Kualitas pembelajran
Numerasi Mandiri Perbaikan pembelajaran
KreaVf Program dan kebijakan pembelajaran
Kemampuan berpikir menggunakan konsep, Pengelolaan sekolah
Bergotong royong
prosedur, fakta, dan alat matemaVka untuk Fasilitas belajar di sekolah
menyelesaikan masalah sehari-hari pada Berkebhinekaan global KarakterisVk guru dan kepala sekolah
berbagai jenis konteks yang relevan untuk
individu sebagai warga negara Indonesia dan
dunia.
8

Komponen AKM Bentuk Soal
Literasi Membaca Numerasi Bentuk soal
Konten
Konten ObjekBf
Bilangan
Teks Informasi
Pengukuran dan Geometri Pilihan Ganda (hanya 1 jawaban
Teks Sastra Data dan Uncertainty benar)
Aljabar
Proses kogniBf
Pilihan Ganda kompleks (jawaban
benar lebih dari 1)
Menemukan infomasi Proses kogniBf
Interpretasi dan integrasi Pemahaman Menjodohkan
Evaluasi dan Refleksi Aplikasi
Isian Singkat (angka, nama/benda
Penalaran
yang sudah fixed)
Konteks
Personal Konteks Non- ObjekBf (essay)
Sosial budaya Personal
Sosial kultural
SainVfik
SainVfik

Asesmen Nasional 10
Contoh Soal AKM Kelas 5
Pesan tersampaikan secara utuh dan memiliki
makna mendalam. Asesmen Vdak lagi sekedar
mengukur namun juga menginspirasi

Siswa diuji kemampuannya


menginterpretasi isi teks

10
Asesmen Nasional 10
Contoh soal AKM kelas 5

Meskipun di jenjang SD/MI, namun siswa diukur


kemampuannya merefleksikan serta mengaitkan
isi teks dengan hal lain di luar teks. Pada contoh
soal di samping adalah mengaitkan dengan isi
pantun.

11
Asesmen Nasional
Contoh Soal AKM Numerasi Kelas 5
Konten Geometri dan Pengukuran, Konteks Personal

Pada soal tersebut diberikan


konteks dunia nyata membuat kue
dengan konversi satuan berat.

Selain itu, siswa dituntut mampu
memformulasikan masalah dunia
nyata ke dalam formula
matemaVka

12
Asesmen Nasional
Contoh Soal AKM Numerasi Kelas 5
Konten Geometri dan Pengukuran, Konteks Personal

Pada soal ini, siswa dihadapkan


pada fakta matemaVka sekaligus
memanVk keingintahuan siswa
bahwa proses memasak dapat
mengurangi berat bahan masakan

13
Asesmen Nasional 13
Sumber: McKinsey, Automa1on and the Future of Work in Indonesia, 2019
14
Teknologi Menciptakan Kebutuhan Pekerjaan Baru dan Mengurangi
Kebutuhan Sebagian Pekerjaan Lain
Skill Yang Diperlukan Dunia Kerja 2018-2025
15Top Skills 2025

Future of Job Survey, 2018. World Economics Forum Future of Job Survey, 2020. World Economics Forum

16
Belajar dari Hasil PISA: Perlunya Peningkatan Literasi dan
Numerasi
Tujuh dari 10 siswa usia 15 tahun Vngkat HASIL PISA 2018
literasi di bawah kompetensi minimal

Siswa Indonesia bagus di dalam


pemahaman untuk single text tetapi lemah
di dalam memahami mulVple text.

Siswa Indonesia umumnya lemah dalam


memahami teks yang panjang,menghadapi
konsep-konsep yang abstrak dan dalam
membedakan fakta dan opini berdasarkan
penanda yang implisit

Siswa Indonesia umumnya lemah dalam


memodelkan secara matemaVs situasi
kompleks dan dalam memilih,
membandingkan dan mengevaluasi strategi
yang tepat dalam menyelesaikan
masalah 18
Asesmen Nasional 18
Hasil PISA membuktikan kurang memadainya hasil belajar
pendidikan dasar dan menengah
1 Tren dan permasalahan hasil belajar pendidikan dasar dan menengah
Skor PISA dan Peringkat (#; 2000-2018) OECD Indonesia Perundungan 41% siswa Indonesia dilaporkan
(% siswa; 2018) mengalami perundungan beberapa
525
kali dalam sebulan (vs. 23% rata-rata
475 OECD)
70% siswa berada di •  Konsisten
425 +129 +122 sebagai salah
bawah kompetensi
Membaca 375 minimum satu negara 41% Siswa yang sering mengalami
2018 Peringkat: 72 dari 77 dengan perundungan memiliki skor 21 poin lebih
23% rendah dalam membaca1, merasa sedih,
peringkat
1995 2000 2005 2010 2015 2020 ketakutan, dan kurang puas dengan
hasil PISA
hidupnya. Mereka juga memiliki
500 terendah
kecenderungan membolos sekolah
450 •  Skor PISA
+139 +115 71% siswa berada yang stagnan
400
350 di bawah kompetensi dalam 10-15 Pola pikir untuk Hanya 29% siswa Indonesia setuju
Matematika minimum tahun terakhir
2018 Peringkat: 72 dari 78 berkembang bahwa ‘kepandaian adalah sesuatu
•  Namun (% siswa; 2018) yang bisa berubah banyak’ (vs. 63%
1995 2000 2005 2010 2015 2020 demikian, rata-rata OECD)
selisih skor
500
dengan rata- 63% Siswa dengan pola pikir berkembang
450 +101 rata skor memiliki skor 32 poin lebih tinggi dalam
+93 60% siswa berada di OECD sudah 29% membaca1, mengekspresikan ketakutan
400 bawah kompetensi sedikit terhadap kegagalan yang lebih rendah,
Sains minimum
meningkat lebih termotivasi dan ambisius, menjadikan
2018 Peringkat: 70 dari 78
pendidikan sebagai hal yang penting
1995 2000 2005 2010 2015 2020

19
1. Setelah memperhitungkan profil sosio-ekonomi siswa dan sekolah
Sumber: OECD/ PISA, Kearney Kementerian Pendidikan dan 17
Kebudayaan
Ketimpangan kualitas terlihat antara Pulau Jawa dan daerah
lainnya di Indonesia
3 Tren dan permasalahan distribusi kualitas yang merata

Persebaran Skor AKSI


(2019)
Kalimantan Kesenjangan
Sumatra •  B. Indonesia (I) 49,0 -6% Pemerintahan
•  I 48,0 -8% •  Matematika (M) 39,5 -8%
Sulawesi
•  M 39,2 -9% •  IPA (S) 43,0 -5%
•  I 46,4 -11%
•  S 42,5 -6%
•  M 37,7 -12% Papua dan Maluku
•  S -9% •  I
46,7 •  M
-11%

DKI Jakarta &


-14% Masalah Batasan
41,3 36,9 •  S Lanjutan…
DI Yogyakarta Jawa (non-DKI dan DIY) -10% Utama Peraturan
•  I 52,3 •  I 50,2 -5% 40,9
•  M 4,1 •  M 41,2 -5% Bali Nusra
•  S •  I -11%
•  S 45,4 44,0 -4% 46,5 •  M
-12%
3,8 •  S -9%

41,2 Keterbatasan
Legenda: xx Skor AKSI (SMP)
Geografis
xx % perbedaan rata-rata skor AKSI antara DKI Jakarta dan DI
Yogyakarta

Besarnya ketimpangan hasil belajar antara Pulau Jawa dan daerah lainnya di
Indonesia
20
Sumber: Kemendikbud, analisa Kearney
Kementerian Pendidikan dan 22
Kebudayaan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai