OLEH :
NAMA : EKA WIDDARIANI
NIM : 835326928
EMAIL : ekawiddariani@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
diskusi kelompok dalam peningkatan pemahaman siswa terhadap materi
pecahan melalui metode diskusi di kelas V SD Negeri N0.105370 Petuaran Hilir.
Penelitian ini menggunakan penilaian proses, penilaian hasil belajar siswa serta
refleksi pembelajaran oleh guru. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No.
105370 Petuaran Hilir Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagaipada
mata pelajaran Matematika. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang
berjumlah 22 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2018 (mulai dari kegiatan
persiapan sampai pelaksanaan tindakan). Dari hasil penelitian penulis
melakukan pengamatan sebanyak 2 siklus , dimana pada tahap prasiklus hanya
13 (55%)orang siswa yang tuntas belajar. Melihat kenyataan ini penulis membuat
perbaikan pembelajaran pada tahap siklus I. Pada tahap ini ketuntasan klasikal
belajar siswa sebesar 63% yang berarti ada 14 orang siswa yang termasuk
kategori tuntas, agar siswa dapat mencapai nilai KKM yang telah di tetapkan
yaitu sebesar 85% maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran di siklus II
dengan menggunakan metode pembelajara diskusi dan ternyata diperoleh hasil
yang memuaskan seluruh siswa sebanyak 22 (100%) orang sudah tuntas
mendapatkan nilai KKM yang diharapkan. Untuk itu penelitian perbaikan
pembelajaran di akhiri pada siklus II.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan matematika sebagai ilmu pasti sangat erat kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai ilmu pasti baik yang bersifat
matematika murni maupun matematika terapan, mempunyai peranan yang sangat
2
melakukan kajian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pecahan Dengan Menggunakan Media Kartu Pecahan di kelas V SD Negeri No.
105370 Petuaran Hilir Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai”.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian di atas maka beberapa permasalahan secara khusus
dapat kami identifikasi sebagai berikut :
a. Bahwa rata-rata siswa kurang menyenangi mata pelajaran matematika
b. Penanaman konsep pembelajaran tidak dapat tertanam secara kuat pada
siswa
2. Analisis Masalah
Faktor penyebab masalah di atas kemudian dianalisis untuk bahan kajian
selanjutnya yaitu sebagai berikut :
a. Pada saat proses pembelajaran siswa merasa tidak tertarik dan jenuh
karena siswa kurang menyenangi mata pelajaran matematika
b. Siswa merasa kesulitan untuk memahami materi pelajaran yang
disampaikan guru
c. Guru berusaha untuk memperbaiki pembelajaran agar siswa mampu
memahami materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.
3. Alternatif dan Perioritas Pemecahan Masalah
Setelah melakukan identifikasi dan analisis masalah yang harus diperbaiki
yaitu penggunaan metode mengajar dan media yang lebih bervariasi dan lebih
melibatkan anak dalam belajar aktif. Pada penelitian perbaikan pembelajaran guru
akan menggunakan metode mengajar inkuiri . Dimana siswa yang berperan aktif
dalam proses pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai pengarah,
fasilitator, yang berperan meluruskan pemahaman anak yang salah terhadap suatu
kajian materi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah,
“Apakah dengan melalui penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil
4
g. Pendekatan Sejarah
h. Pendekatan Nilai
i. Pendekatan Komunikatif
j. Pendekatan Tematik
2. Metode
Untuk dapat menentukan pembelajaran yang tepat sesai dengan
materi, maka pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini guru dapat
menerapkan lebih dari satu metode sesuai dengan tujuan pembelajaran,
kekhasan materi yang akan disampaikan, keadaan siswa, keadaan sarana
dan prasarana. Oleh karena itu guru dapat menentukan beberapa metode
untuk penyampaian materi. Beberapa metode yang dapat diterapkan antara
lain adalah :
a. Metode Penugasan
b. Metode Eksperimen
c. Metode Proyek
d. Metode Widyawisata
e. Metode demonstrasi
f. Metode Tanya jawab
g. Metode latihan
h. Metode Ceramah
i. Metode Permainan
j. Metode Diskusi
k. Metode Kerja Kelompok
C. Pemanfaatan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika
Berbagai ahli pendidikan memberikan definisi tentang alat peraga
dalam pembelajaran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa alat peraga sangat
besar pengaruhnya terhadap penanaman konsep pembelajran. Beberapa
pendapat para ahli tentang alat peraga antara lain adalah Achmad DS.
(1996:11), menyatakan bahwa alat peraga adalah sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan sesuatu atau isi pelajaran, memperjelas dan
menarik perhatian siswa, dapat meningkatkan hasil belajar.
8
6) Kemampuan manusia
3. Pengertian Metode Diskusi
E. Pengertian Metode Diskusi Secara Umum
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan
bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa
ataupun sesama siswa.
a. Pengertian metode diskusi menurut beberapa ahli :
1) Metode merupakan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan
berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya
terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar (Ginting,
2008: 42).
2) Yang dikemukakan oleh The American Heritage Dictionary dalam
Sudjana (1983: 1) ’metode ialah cara yang teratur dan siste matis untuk
mencapai sesuatu.’
3) Selanjutnya menurut The New Lexicon Webster`s Dictionary of the
English Language dalam Sjamsuddin ( 1996 : 2) ’metode adalah suatu cara
untuk berbuat sesuatu; suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu; keteraturan
dalam berbuat, berencana dan lain- lain; suatu susunan atau sistem yang
teratur.’
F. Karakteristik Peserta Didik
Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua kativitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memcahkan masalah, dan merancang masa depan
atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu, mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya. ( Desmita, 2009 )
Guru harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik.
Yang sangat sentral dalam faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognitif adalah gaya pengasuhan dan lingkungan. Biasanya gaya pengasuhan
lebih di terapkan pada anak-anak. Pada pengasuhan ini merupakan cikal
13
1. Subjek penelitian
yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
No.105370 Petuaran Hilir, berjumlah 22 orang yang terdiri dari 12 laki-laki
dan 10 perempuan.
2. Tempat dan waktu penelitian
Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
N Mata Jumlah Prasikl Siklus
Subjek Siklus II Tempat
o pelajaran Lk Pr us 1
1 Matemat Kelas 12 10 Senin, Kamis, Jum’at, SDN No.
ika V 2 April 5 April 20 April 105370
2018 2018 2018 Petuaran
Hilir
Keterangan :
Perencanaan I
Pelaksanaan1
Refleksi 1 Siklus 1
Pengamatan 1
Perencanaan II
Pengamatan II
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat Perangkat Pembelajaran (pemetaan, silabus, RPP) untuk
menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan
kurikulum.
b. Menyiapkan lembar kerja siswa dan media yang dibutuhkan dalam
proses pembelajaran.
c. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal
beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi.
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji
Proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam
pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan Awal
Mengucap salam
Berdoa dan mengabsen siswa
2. Kegiatan inti
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan tentang operasi hitung pecahan
Guru memberikan beberapa contoh menjumlahkan pecahan
Siswa di beri kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahaminya
Siswa di beri beberapa latihan soal
Guru memeriksa hasil latihan siswa
3. Kegiatan penutup
Guru mengevaluasi hasil siswa
18
R
NP = —— X 100 %
SM
Keterangan:
NP = Nilai persen atau nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati
100 = Bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102)
b. Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang akan dikerjakan siswa
pada siklus I, siklus II. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung
nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Σ X1
rumus: X = ——
N
Keterangan:
X = Rata-rata Hitung Nilai
N = Banyaknya Siswa
X1 = Nilai Siswa (Adaptasi dari Herrhyanto dkk., 2009: 4.2).
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang disajikan pada BAB
IV dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode diskusi di kelas V
SDNegeri No.105370 Petuaran Hilir Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang
Bedagai dapat berjalan dengan efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dimulai dari tes prasiklus, terdapat 13 siswa yang telah tuntas belajar dan
terdapat 9 siswa yang tidak tuntas belajar.Pada tahap prasiklus terdapat jumlah
persentase ketuntasan belajar siswa adalah 55%. Sehingga masih belum sesuai
dengan kriteria ketuntasan klasikal yang telah di tetapkan ( suatu kelas dikatakan
tuntas belajar jika dikelas tersebut diperoleh jumlah persentase ketuntasan belajar
siswa adalah 85%). Selanjutnya setelah pemberian tindakan pada siklus I di
peroleh 63% yang telah tuntas belajar dan terdapat 8 siswa yang tidak tuntas
belajar. Maka agar hasil belajar lebih memuaskan proses perbaikan pembelajaran
dilanjutkan pada siklus II. Dengan menggunakan metode diakusi diperoleh jumlah
persentase ketuntasan belajar siswa adalah 100%.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Materi dan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka