ABSTRAK
LANDASAN TEORI
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan
kapanpun.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar merupakan perubahan individu yang
disebabkan oleh pengalaman (Catharina,T.A.2004:2) Dari berbagai pengertian belajar diatas
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dari seorang individu
melalui kegiatan interaksi dengan lingkungan sehingga individu dapat menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Dengan Kata lain kata kunci dari
belajar adalah perubahan perilaku.
Pengertian hasil belajar menurut Nasution dalam Sunarto (2005) mendefinisikan
prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan
berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi
kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria
tersebut. Pengertian hasil belajar menurut Nawawi (1981: 100) : Keberhasilan murid dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari
hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran atletik pada dasarnya diarahkan agar siswa dapat menampilkan
berbagai nomor cabang olahraga atletik secara maksimal. Ada tiga komponen yang
mempengaruhinya, pertama kualitas kesegaran jasmani yang didalamnya meliputi beberapa
komponen penting seperti daya tahan, kekuatan fleksibilitas, kedua kualitas keterampilan
gerak ( Skill ) dan ketiga kualitas konsep geraknya. Efektifitas pengajaran sangat ditentukan
oleh pendekatan pengajaran yang dipilih guru atas dasar pengetahuan guru terhadap sifat
ketrampilan atau tugas gerak yang dipelajari siswa. Berdasarkan sifat tugas gerak yang ada
pendekatan mengajar bisa dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan
pendekatan tak langsung.
Lari adalah frekuensi langkah kaki yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada
kecenderungan badan melayang, (Djumidar,2001:5.2). Lari merupakan gerak mengais, badan
bergerak maju karena akibat dari gaya dorong ke belakang terhadap tanah. Lari cepat
merupakan lari yang dilakukan mulai dari garis start hingga garis finish dengan kecepatan
maksimal, yaitu melangkah selebar dan secepat mungkin. Lari 60 meter termasuk katergori
lari sprint karena merupakan lari jarak pendek, dimana lari jarak pendek merupakan lari yang
menempuh jarak 60 meter sampai 400 meter. Lari sprint merupakan jenis lari yang dilakukan
dengan kecepatan maksimal, dalam melakukan lari sprint pada umumnya menggunakan start
jongkok .Teknik lari jarak pendek terbagi menjadi tiga, yaitu start jongkok, gerakan lari, dan
teknik memasuki garis finish.
Bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam anak, atau disebut merupakan
naluri. Semua naluri atau dorongan dari dalam ini harus diusahakan untuk disalurkan secara
baik dan terkontrol. Oleh karena itu bermain bagi anak merupakan kebutuhan hidupnya,
seperti kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti makan, minum, tidur dan lain-lainnya.
Permainan sederhana adalah permainan yang sebagian timbul dari permainan-
permainan rakyat, permainan anak-anak, permainan tradisional, permainan dolanan, dan
sebagainya. Manfaat dari segi gerak dan kebugaran fisik. Permainan ini dipandang penting
untuk dikembangkan dan digunakan di sekolahsekolah dengan dinamakan permainan dasar
atau sering disebut permainan kecil.
Berdasarkan teori menurut beberapa ahli diatas, maka dapat simpulkan bahwa
permainan hitam hijau dapat dijadikan solusi hasil belajar lari sprint sebagai pembelajaran
atletik yang berorientasi bermain, sehingga dapat menciptakan pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran yang perlu
diperhatikan oleh para guru agar terjadinya transfer belajar gerak.
METODE PENELITIAN.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas difokuskan pada siswa kelas V ( Lima ). di SD
Negeri Songgom 02 terdiri dari dua siklus atau dua tahapan, tahapan pertama yaitu pada
siklus I hari Kamis tanggal 12 Maret 2015 dan tahap kedua yaitu pada siklus II hari Kamis
tanggal 26 Maret 2015. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diikuti oleh 34 siswa.
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 semester II tahun
Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 28 siswa
perempuan 32 Objek Penelitian
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari : tes
dan observasi .1) Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data hasil pembelajaran siswa materi
pembelajaran lari sprint yang dilakukan siswa. 2) Observasi : dipergunakan sebagai teknik
untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran
Hasil nilai belajar peserta didik dari mulai pra siklus, siklus 1 dan siklus II
selanjutnya dianalisis untuk divalidasi datanya. Perolehan nilai tiap siklus tersebut
kemudian dibandingkan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar yang
telah dicapai peserta didik pada materi lari sprint melalui permainan hitam hijau .
Dengan melakukan validasi data, maka peneliti akan benar-benar memperoleh data
yang benar-benar akurat dengan menentukan butir soal serta kriteria penilaian. Sedangkan
validasi data terhadap hasil pengamatan dilakukan dengan melakukan triangulasi sumber
data dengan bantuan teman sejawat. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan
melakukan penelitian dengan penggunaan berbagai metode pada saat pembelajaran
berlangsung.
Analisa Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian tindakan kelas (PTK) dianalisi secara deskriptif. Teknik analisi tersebut dilakukan
karena sebagai besar data yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang proses
pembelajaran pada sub pokok bahasan lari sprint. Setelah kita melakukan tindakan siklus I
dan siklus II maka hasil tes diperiksa. Hasil periksaan ini selanjutnya disajikan dalam bentuk
tabulasi skor dan dilakukan penilaian. Secara kuatitatif, data hasil belajar yang diperoleh
dihitung rata-ratanya, dilihat ketuntasan belajarnya, lalu hitung juga persentase
ketuntasannya.
Untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa dilakukan melalui perbandingan
dengan tindakan sebelumnya dari seluruh siswa yang memperoleh nilai lebih atau sama
dengan kompetensi ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. hal ini dapat dilihat dari perubahan
rata-rata hasil belajar sebelumnya dan sesudah penelitian tindakan kelas berlangsung
kemudian dikalikan 100%.
Persentase ketuntasan belajar dihitung dengan cara sebagai berikut :
𝑆𝑡
Pk = x 100%
𝑆
Indikator Kinerja
Perbaikan pembelajaran dapat dinyatakan berhasil apabila dalam pembelajaran tentang
materi lari sprint melalui permainan hitam hijau dapat meningkatkan jumlah siswa yang
tuntas berdasarkan KKM mencapai sekurang-kurangnya 20% dari kondisi awal atau sebelum
diadakan PTK.
Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Songgom 02 juga dapat
dilihat dari ketercapaian indikator-indikatornya seperti : rata-rata keaktifan siswa yang
mencapai lebih dari 85%, ketuntasan belajar siswa lebih dari 85% dan rerata secara klasikal
minimal 80.
Perbandingan peningkatan nilai ketuntasan belajar lari sprint siswa kelas V SD Negeri
Songgom 02 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 5.
Perbandingan Peningkatan Kualitas Belajar Lari sprint
Siswa Kelas V SD Negeri Songgom 02 dari kondisi awal ke siklus I.
Lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram peningkatan nilai rata-rata hasil belajar lari
sprint siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 dari kondisi awal ke siklus 1 sebagai berikut:
75.1
70.5
80
70
60
50
40
30
20
4
10
0
PRASIKLUS SIKLUS I Peningkatan
Series 1
Gambar 8.
Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Lari sprint dari
Kondisi Awal ke Siklus I
Dari diagram di atas jelas terlihat perbandingan jumlah siswa yang memperoleh nilai
ketuntasan diatas KKM meningkat dari pra siklus sejumlah 24 siswa sehingga menunjukan
bahwa nilai hasil belajar lari sprint siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 mengalami
peningkatan yang cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa nilai hasil belajar lari sprint
dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan rata-rata sebesar 4,00.
Perbandingan Peningkatan Nilai Hasil Belajar Lari sprint dari Siklus I ke Siklus II
Perbandingan peningkatan nilai hasil belajar lari sprint siswa kelas V SD Negeri Songgom
02 dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 6.
Perbandingan Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Lari sprint
Siswa Kelas V SD Negeri Songgom 02 dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan Kualitas
Nilai Terendah Lari Nilai Terendah pada
Belajar Lari sprint Siklus
sprint Siklus I siklus II
II
66 70 1,00
Peningkatan Kualitas
Nilai Tertinggi Lari Nilai Tertinggi pada
Belajar Lari sprint Siklus
sprint siklus I siklus II
II
84 90 6,00
Berikut ini disajikan diagram peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar lari sprint siswa
kelas V SD Negeri Songgom 02 dari kondisi awal ke siklus 2 sebagai berikut
94.1
100
75.1
80
60
40
20 6
0
SIKLUS I SIKLUS II Peningkatan
Series 1
Gambar 9.
Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Lari sprint
Siklus I ke Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa nilai ketuntasan belajar lari sprint siswa kelas V
SD Negeri Songgom 02 mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari nilai
rata-rata hasil belajar lari sprint mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 6,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I jumlah siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM berangsur-angsur naik, sehingga pada siklus II jumlah
tersebut sudah melebihi target. Kemajuan ini terjadi karena siswa merasa senang dengan
penerapan permainan hijau-hitam, lebih bersemangat dan aktif mengikuti proses
pembelajaran serta peneliti selalu memberikan dorongan dan motivasi belajar. Hal ini sejalan
dengan adanya perubahan perilaku peserta didik yang menunjukan keaktifan dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan baik (Moh. Surya, 1997). Penerapan pembelajaran
melalui permainan yang bersifat tantangan berbentuk perlombaan akan berdampak dalam
menumbuhkan minat, meningkatkan kepercayaan diri siswa, meningkatkan kemampuan
motorik anak (Sugiyanto dan Sujarwo, 1992:127-128). Sehingga dapat disimpulkan melalui
penerapan permainan hitam hijau pembelajaran materi lari sprint dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan ketuntasan hasil belajar
serta menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM) sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
materi, menyampaikan materi, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus
meningkat. 2) Guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk
masukan, saran, dan kritikan agar dapat memperbaiki kualitas mengajarnya. 3) Guru
DAFTAR PUSTAKA