Anda di halaman 1dari 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN

HITAM HIJAU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SONGGOM 02 KECAMATAN


SONGGOM KABUPATEN BREBES TAHUN PELAJARAN 2014/2015

AKHMAD SAEKHU, S.Pd.

ABSTRAK

Kata kunci : Hasil belajar, lari sprint, permainan hitam hijau.


Pembelajaran lari sprint siswa kelas V SD Negeri Songgom 02, Kecamatan Songgom
Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2014/2015 , banyak mengalami permasalahan yang timbul
dalam pembelajaran dengan hasil pembelajaran siswa yang kurang dari nilai rata-rata dibawah
nilai KKM 75 yang telah ditentukan guru. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan bermain melalui permainan hitam hijau. Apakah ada peningkatan hasil belajar
lari sprint melalui permainan hitam hijau, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau pada siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 ,
Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2014/2015 .
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research),
tindakan dalam penelitian ini dibagi dalam dua siklus, dalam tiap siklus menunjukan
perkembangan proses pembelajaran jasmani pada materi lari sprint. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 yang
berjumlah 34 siswa terdiri atas 20 siswa putra dan 14 siswa putri. Instrumen yang digunakan
untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, dan tes unjuk kerja siswa.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Data penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang meliputi ranah afektif, kognitif, dan
psikomotor. Data penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran lari sprint melalui
penerapan permainan hitam hijau dapat menciptakan pembelajaran lebih aktif, siswa antusias
mengikuti pembelajaran dan senang dalam melakukan tugas gerak yang diberikan guru sehingga
keterampilan gerak siswa dan penguasaan materi lari sprint meningkat sehingga nilai hasil belajar
lari sprint yang diperoleh siswa juga meningkat dari kondisi awal persentase siswa yang nilainya
mencapai KKM 75 sebesar 26,47% atau 9 anak dari jumlah keseluruhan siswa, pada tindakan
siklus pertama persentase siswa yang nilainya mencapai KKM mencapai 70,59% atau sebanyak
24 siswa kemudian pada siklus kedua persentase ketuntasan belajar mencapai 94,1% atau
sebanyak 32 siswa.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan permainan hitam hijau
pada materi pembelajaran lari sprint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas V
SD Negeri Songgom 02 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes . Penulis memberi saran bagi
guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan
materi, menyampaikan materi, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat meningkat
sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
PENDAHULUAN

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian


integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani (Depdiknas,
2003: 5). Peningkatan tersebut ditata dalam sebuah kurikulum yang baik, sehingga dalam
prosesnya harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan aturan dalam kurikulum yang
dibuat.Kurikulum sekarang yang digun akan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur
hidup. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki
peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat
langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, olahraga dan
kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
sekaligus membentuk pola hidup sehat sepanjang hayat.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan
berbagai keterampilan gerak dasar, tehnik dan strategi media alat bantu/olahraga, internalisasi
nilai-nilai (sportivitas, jujur kerjasama, dll). Aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus
mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai
tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai
pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif,
terampil, meningkatkan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Pembelajaran lari sprint siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 Kecamatan
Songgom, Kabupaten Brebes, banyak mengalami permasalahan yang timbul dalam
pembelajaran dengan hasil pembelajaran siswa yang kurang dari nilai rata-rata dibawah nilai
KKM 75 yang telah ditentukan guru. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya
kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah pembelajaran yang monoton kurangnya
pengembangan pembelajaran, tingkat pemahaman siswa yang rendah, kurangnya minat siswa
terhadap materi lari sprint, banyak siswa enggan melaksanakan kegiatan yang diberikan oleh
guru karena kebanyakan siswa mempunyai pandangan bahwa lari adal kegiatan melelahkan
sehingga mengakibatkan siswa tidak tertarik dengan kegiatan lari.
Setelah peneliti mengamati hal-hal tersebut, peneliti mencoba menerapkan
pembelajaran dengan metode pendekatan bermain, peneliti berupaya memasukan unsur
permainan kedalam materi lari sprint dengan tujuan agar siswa merasa senang, tidak merasa
jenuh dalam kegiatan pembelajaran serta menciptakan suasana kegembiraan dengan
harapan materi lari sprint dapat disenangi oleh siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Berdasar uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengambil tema penelitian yang
berkaitan dengan materi lari sprint, maka judul penelitian adalah “ Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Lari Sprint melalui Permainan Hitam Hijau pada Siswa Kelas V SD Negeri
Songgom 02 Kecamatan Songgom Tahun Pelajaran 2014/2015
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka rumusan masalah penelitian
adalah: 1) Apakah permainan hitam hijau dapat meningkatkan belajar lari sprint, pada siswa
kelas V SD Negeri Songgom 02 Kecamatan Songgom , Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 2)
Seberapa besar peningkatan hasil belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau pada
siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 Kecamatan Songgom , Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar lari sprint
melalui permainan hitam hijau pada siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 Kecamatan
Songgom Tahun Pelajaran 2014/2015.
Hasil Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penelitian yang sudah ada
sebelumnya sebagai bahan informasi atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian
yang lain. Khususnya materi lari sprint, serta menambah wawasan dalam pengembangan
materi pembelajaran atletik. Manfaat Praktis. 1) Bagi Guru. (a) Untuk meningkatkan
kreatifitas mengajar melalui penerapan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam
proses pembelajaran. (b) Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya
secara professional.2) Bagi Siswa: Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
menyenangkan serta meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani ( PAIKEM ) dalam meningkatkan hasil belajar lari sprint. 3) Bagi
Sekolah: Hasil penelitian ini dapat membantu memperbaiki pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga di sekolah.

LANDASAN TEORI
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan
kapanpun.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar merupakan perubahan individu yang
disebabkan oleh pengalaman (Catharina,T.A.2004:2) Dari berbagai pengertian belajar diatas
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dari seorang individu
melalui kegiatan interaksi dengan lingkungan sehingga individu dapat menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Dengan Kata lain kata kunci dari
belajar adalah perubahan perilaku.
Pengertian hasil belajar menurut Nasution dalam Sunarto (2005) mendefinisikan
prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan
berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi
kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria
tersebut. Pengertian hasil belajar menurut Nawawi (1981: 100) : Keberhasilan murid dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari
hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran atletik pada dasarnya diarahkan agar siswa dapat menampilkan
berbagai nomor cabang olahraga atletik secara maksimal. Ada tiga komponen yang
mempengaruhinya, pertama kualitas kesegaran jasmani yang didalamnya meliputi beberapa
komponen penting seperti daya tahan, kekuatan fleksibilitas, kedua kualitas keterampilan
gerak ( Skill ) dan ketiga kualitas konsep geraknya. Efektifitas pengajaran sangat ditentukan
oleh pendekatan pengajaran yang dipilih guru atas dasar pengetahuan guru terhadap sifat
ketrampilan atau tugas gerak yang dipelajari siswa. Berdasarkan sifat tugas gerak yang ada
pendekatan mengajar bisa dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan
pendekatan tak langsung.
Lari adalah frekuensi langkah kaki yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada
kecenderungan badan melayang, (Djumidar,2001:5.2). Lari merupakan gerak mengais, badan
bergerak maju karena akibat dari gaya dorong ke belakang terhadap tanah. Lari cepat
merupakan lari yang dilakukan mulai dari garis start hingga garis finish dengan kecepatan
maksimal, yaitu melangkah selebar dan secepat mungkin. Lari 60 meter termasuk katergori
lari sprint karena merupakan lari jarak pendek, dimana lari jarak pendek merupakan lari yang
menempuh jarak 60 meter sampai 400 meter. Lari sprint merupakan jenis lari yang dilakukan
dengan kecepatan maksimal, dalam melakukan lari sprint pada umumnya menggunakan start
jongkok .Teknik lari jarak pendek terbagi menjadi tiga, yaitu start jongkok, gerakan lari, dan
teknik memasuki garis finish.
Bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam anak, atau disebut merupakan
naluri. Semua naluri atau dorongan dari dalam ini harus diusahakan untuk disalurkan secara
baik dan terkontrol. Oleh karena itu bermain bagi anak merupakan kebutuhan hidupnya,
seperti kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti makan, minum, tidur dan lain-lainnya.
Permainan sederhana adalah permainan yang sebagian timbul dari permainan-
permainan rakyat, permainan anak-anak, permainan tradisional, permainan dolanan, dan
sebagainya. Manfaat dari segi gerak dan kebugaran fisik. Permainan ini dipandang penting
untuk dikembangkan dan digunakan di sekolahsekolah dengan dinamakan permainan dasar
atau sering disebut permainan kecil.
Berdasarkan teori menurut beberapa ahli diatas, maka dapat simpulkan bahwa
permainan hitam hijau dapat dijadikan solusi hasil belajar lari sprint sebagai pembelajaran
atletik yang berorientasi bermain, sehingga dapat menciptakan pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran yang perlu
diperhatikan oleh para guru agar terjadinya transfer belajar gerak.

METODE PENELITIAN.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas difokuskan pada siswa kelas V ( Lima ). di SD
Negeri Songgom 02 terdiri dari dua siklus atau dua tahapan, tahapan pertama yaitu pada
siklus I hari Kamis tanggal 12 Maret 2015 dan tahap kedua yaitu pada siklus II hari Kamis
tanggal 26 Maret 2015. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diikuti oleh 34 siswa.
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 semester II tahun
Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 28 siswa
perempuan 32 Objek Penelitian
Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari : tes

dan observasi .1) Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data hasil pembelajaran siswa materi

pembelajaran lari sprint yang dilakukan siswa. 2) Observasi : dipergunakan sebagai teknik

untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran

pada penerapan permainan hitam hijau.


Validasi Data

Hasil nilai belajar peserta didik dari mulai pra siklus, siklus 1 dan siklus II
selanjutnya dianalisis untuk divalidasi datanya. Perolehan nilai tiap siklus tersebut
kemudian dibandingkan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar yang
telah dicapai peserta didik pada materi lari sprint melalui permainan hitam hijau .
Dengan melakukan validasi data, maka peneliti akan benar-benar memperoleh data
yang benar-benar akurat dengan menentukan butir soal serta kriteria penilaian. Sedangkan
validasi data terhadap hasil pengamatan dilakukan dengan melakukan triangulasi sumber
data dengan bantuan teman sejawat. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan
melakukan penelitian dengan penggunaan berbagai metode pada saat pembelajaran
berlangsung.
Analisa Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian tindakan kelas (PTK) dianalisi secara deskriptif. Teknik analisi tersebut dilakukan
karena sebagai besar data yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang proses
pembelajaran pada sub pokok bahasan lari sprint. Setelah kita melakukan tindakan siklus I
dan siklus II maka hasil tes diperiksa. Hasil periksaan ini selanjutnya disajikan dalam bentuk
tabulasi skor dan dilakukan penilaian. Secara kuatitatif, data hasil belajar yang diperoleh
dihitung rata-ratanya, dilihat ketuntasan belajarnya, lalu hitung juga persentase
ketuntasannya.
Untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa dilakukan melalui perbandingan
dengan tindakan sebelumnya dari seluruh siswa yang memperoleh nilai lebih atau sama
dengan kompetensi ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. hal ini dapat dilihat dari perubahan
rata-rata hasil belajar sebelumnya dan sesudah penelitian tindakan kelas berlangsung
kemudian dikalikan 100%.
Persentase ketuntasan belajar dihitung dengan cara sebagai berikut :

𝑆𝑡
Pk = x 100%
𝑆

Indikator Kinerja
Perbaikan pembelajaran dapat dinyatakan berhasil apabila dalam pembelajaran tentang
materi lari sprint melalui permainan hitam hijau dapat meningkatkan jumlah siswa yang
tuntas berdasarkan KKM mencapai sekurang-kurangnya 20% dari kondisi awal atau sebelum
diadakan PTK.
Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Songgom 02 juga dapat
dilihat dari ketercapaian indikator-indikatornya seperti : rata-rata keaktifan siswa yang
mencapai lebih dari 85%, ketuntasan belajar siswa lebih dari 85% dan rerata secara klasikal
minimal 80.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Kondisi Awal
Kondisi awal hasil belajar lari sprint pada siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 ,
Kecamatan Songgom , Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2014/2015 diketahui melalui tes
awal lari sprint.
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan bermain dilakukan dengan cara memilih
jenis permainan yang gerakannya memuat unsur gerakan teknik dasar lari cepat berupa
permainan berlari memindahkan benda dan permainan hitam hijau. Untuk memenuhi unsur
gerakan teknik dasar lari sprint dalam penelitian tindakan kelas ini guru memilih permainan
sederhana yang berkembang dikalangan masyarakat terutama yang populer dalam kalangan
anak-anak, yaitu permainan hitam hijau.
Data kondisi awal pra siklus persentase hasil belajar lari sprint siswa kelas V SD
Negeri Songgom 02 sangat rendah siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya sejumlah 9
siswa ( 26,47%) . Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar lari sprint sebesar 70,5.
Melalui deskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut menunjukan kualitas
pembelajarn masih rendah, ketidakberhasilan guru dalam menyajikan materi pembelajaran.
Maka disusun rencana pelaksananaan penelitian tindakan kelas untuk mengoptimalkan
kualitas pembelajaran materi lari sprint pada siswa kelas V SD Negeri Songgom 02
Kecamatan Songgom melalui permainan hijau hitam. Rencana pelaksanaan tindakan akan
dilaksanakan dalam 2 siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi
Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I yang dilakukan peneliti dan dibantu kolaborator
adalah mengambil data penelitian berupa nilai ketuntasan hasil belajar. Data hasil ketuntasan
belajar siswa pada materi lari sprint melalui penerapan permainan hijau hitam dianalisis
melalui pencapaian indikator yang telah ditentukan. Adapun deskripsi data peningkatan
kemampuan lari sprint pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 70,59%.
Data tersebut menunjukan adanya kemajuan hasil belajar materi sprint pada siswa
kelas V SD Negeri Songgom 02 , Kecamatan Songgom , Kabupaten Brebes Tahun Ajaran
2014/2015 Kemajuan hasil belajar ini karena adanya 24 siswa yang memperoleh nilai diatas
KKM dari kondisi awal pra siklus ke siklus I. Sehingga jumlah keseluruhan ketuntasan
belajar pada siklus I sejumlah 24 siswa. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar meningkat
sejumlah 70,59
Hasil observasi atau pengamatan serta hasil refleksi selama pelaksanaan siklus I
dapat diidentifikasikan belum berhasil atau tuntas sesuai dengan persentase target
pencapaian sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II peneliti melakukan penelitian kembali dengan berpedoman
dari hasil siklus I serta mengambil data yang diperlukan sebagai bahan evaluasi. Data
peningkatan nilai hasil belajar lari sprint pada siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 dari
siklus I ke siklus II menunjukan peningkatan rata-rata sebesar 79,9 Hal ini menunjukan
bahwa, penerapan permainan hijau-hitam untuk meningkatkan kemampuan lari sprint siswa
pada siklus II telah berhasil.
Kemajuan hasil belajar ini ditandai dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar 32
siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dari kondisi siklus I ke siklus II. Sehingga jumlah
keseluruhan ketuntasan belajar sampai akhir siklus II sejumlah 32 siswa (94,12%). Hasil
observasi atau pengamatan serta refleksi selama pelaksanaan siklus II dapat diidentifikasikan
telah berhasil atau tuntas sesuai dengan persentase target pencapaian yaitu 80% sehingga
penerapan permainan hitam hijau pada materi lari sprint telah berhasil sesuai dengan tujuan
peneliti.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 dapat
dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
Kondisi Awal ke Siklus I

Perbandingan peningkatan nilai ketuntasan belajar lari sprint siswa kelas V SD Negeri
Songgom 02 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 5.
Perbandingan Peningkatan Kualitas Belajar Lari sprint
Siswa Kelas V SD Negeri Songgom 02 dari kondisi awal ke siklus I.

Nilai Terendah Lari Nilai Terendah pada Peningkatan Kualitas


sprint Kondisi Awal siklus I Belajar Lari sprint Siklus I
Pra Siklus
61 66 1,00
Nilai Tertinggi Lari Nilai Tertinggi pada Peningkatan Kualitas
sprint Kondisi Awal Pra siklus I Belajar Lari sprint Siklus I
siklus
80 84 1,00

Lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram peningkatan nilai rata-rata hasil belajar lari
sprint siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 dari kondisi awal ke siklus 1 sebagai berikut:

75.1
70.5
80
70
60
50
40
30
20
4
10
0
PRASIKLUS SIKLUS I Peningkatan

Series 1

Gambar 8.
Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Lari sprint dari
Kondisi Awal ke Siklus I

Dari diagram di atas jelas terlihat perbandingan jumlah siswa yang memperoleh nilai
ketuntasan diatas KKM meningkat dari pra siklus sejumlah 24 siswa sehingga menunjukan
bahwa nilai hasil belajar lari sprint siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 mengalami
peningkatan yang cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa nilai hasil belajar lari sprint
dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan rata-rata sebesar 4,00.
Perbandingan Peningkatan Nilai Hasil Belajar Lari sprint dari Siklus I ke Siklus II
Perbandingan peningkatan nilai hasil belajar lari sprint siswa kelas V SD Negeri Songgom
02 dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 6.
Perbandingan Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Lari sprint
Siswa Kelas V SD Negeri Songgom 02 dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan Kualitas
Nilai Terendah Lari Nilai Terendah pada
Belajar Lari sprint Siklus
sprint Siklus I siklus II
II
66 70 1,00
Peningkatan Kualitas
Nilai Tertinggi Lari Nilai Tertinggi pada
Belajar Lari sprint Siklus
sprint siklus I siklus II
II
84 90 6,00

Berikut ini disajikan diagram peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar lari sprint siswa
kelas V SD Negeri Songgom 02 dari kondisi awal ke siklus 2 sebagai berikut

94.1
100
75.1
80

60

40

20 6

0
SIKLUS I SIKLUS II Peningkatan

Series 1

Gambar 9.
Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Lari sprint
Siklus I ke Siklus II

Diagram di atas menunjukkan bahwa nilai ketuntasan belajar lari sprint siswa kelas V
SD Negeri Songgom 02 mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari nilai
rata-rata hasil belajar lari sprint mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 6,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I jumlah siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM berangsur-angsur naik, sehingga pada siklus II jumlah
tersebut sudah melebihi target. Kemajuan ini terjadi karena siswa merasa senang dengan
penerapan permainan hijau-hitam, lebih bersemangat dan aktif mengikuti proses
pembelajaran serta peneliti selalu memberikan dorongan dan motivasi belajar. Hal ini sejalan
dengan adanya perubahan perilaku peserta didik yang menunjukan keaktifan dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan baik (Moh. Surya, 1997). Penerapan pembelajaran
melalui permainan yang bersifat tantangan berbentuk perlombaan akan berdampak dalam
menumbuhkan minat, meningkatkan kepercayaan diri siswa, meningkatkan kemampuan
motorik anak (Sugiyanto dan Sujarwo, 1992:127-128). Sehingga dapat disimpulkan melalui
penerapan permainan hitam hijau pembelajaran materi lari sprint dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan ketuntasan hasil belajar
serta menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM) sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Simpulan dan Saran


Kesimpulan
Melalui penerapan permainan hitam hijau dapat meningkatkan hasil belajar lari sprint
pada siswa kelas V SD Negeri Songgom 02 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes
Pemalang Tahun Pelajaran 2014/2015 ditandai dengan meningkatnya ketuntasan nilai hasil
belajar. Hal ini sejalan dengan hasil data temuan yang diperoleh peneliti pada kondisi awal
pra siklus ke siklus I sampai akhir siklus II. Persentase nilai ketuntasan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri Songgom 02 pada kondisi awal pra siklus sebesar (40%) atau sejumlah 20
siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari 50 siswa keseluruhan, kemudian pada siklus I
terjadi peningkatan sebesar (70%) atau sejumlah 35 siswa dan pada akhir siklus II meningkat
sebesar (86%) atau sejumlah 43 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, sehingga
peningkatan dari kondisi awal pra siklus hingga akhir siklus II sebesar (46%). Hal ini sejalan
dengan adanya perubahan perilaku peserta didik yang menunjukan keaktifan dalam mengikuti
proses pembelajaran dengan baik (Moh. Surya, 1997). Penerapan pembelajaran melalui
permainan yang bersifat tantangan berbentuk perlombaan akan berdampak dalam
menumbuhkan minat, meningkatkan kepercayaan diri siswa, meningkatkan kemampuan
motorik anak (Sugiyanto dan Sujarwo, 1992:127-128)
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1)

Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan

materi, menyampaikan materi, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus

meningkat. 2) Guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk

masukan, saran, dan kritikan agar dapat memperbaiki kualitas mengajarnya. 3) Guru

hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi

pembelajaran. 4) Perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu


semua masalah dipecahkan secara tuntas dalam penelitian sekarang atau setelah penelitian

sekarang timbul masalah yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Catharina,T.A.2004:2) Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan social, Dasar-


dasar Pemikiran, Jakarta: Grafindo Persada
Depdiknas. 2003. Undang – Undang RI Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta. Depdiknas.
Djumijar.2004.Atletik tersedia.pada . http:// www.google.com/search?q=pennger+diaks s
pada 12 mei 2013
Nawawi (1981: 100). Pembelajaran Kooperatif.Surabaya UNESA
Sunarto, 2005. Pengertian Hasil Belajar dan Pembelajaran. Tersedia pada
http://sunarto.wordpress.com. diakses pada 12 mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai