200308 PADANGSIDIMPUAN
SKRIPSI
Oleh:
NPM. 20140055
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
pengetahuan dan teknologi harus didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi. Matematika sebagai salah satu ilmu dewasa ini telah berkembang
amat pesat, baik materi maupun keguanaannya. Matematika masih dipandang sebagai
pembelajaran berhasil guru harus dapat membimbing siswa sedemikian rupa sehingga
mata pelajaran yang dipelajarinya ditinjau dari komponen siswa, keberhasilan belajar
sangat ditentukan oleh konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki siswa pada
Pendidikan matematika di Indonesia saat ini adalah masih rendah hasil belajar
salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah dengan presentase jam pelajaran
yang lebih dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Matematika marupakan mata
pelajaran yang sulit dan dianggap kurang penting untuk dipelajari. Hal yang
matematika kurang bermakna. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
Ketidak berminatan siswa terhadap mata pelajaran matematika dalam hal ini
terbukti dari hasil ulangan harian pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV
SDN 200308 Padangsidimpuan hasilnya masih belum maksimal karena masih
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SDN 200308
Padangsidimpuan 75, dan jumlah siswa kelas IV sebanyak 22 siswa. Hasil belajar
siswa pada saat ulangan harian yang tuntas sebanyak 13 siswa atau 59% dan sisanya
sebanyak 9 siswa belum mencapai KKM untuk mata pelajaran matematika persentase
Adapun data yang didapatkan oleh peneliti untuk melihat hasil siswa adalah nilai
ulangan harian.
Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Siswa Mata Pelajaran Matematika
Kelas IV 200308 Padangsidimpuan
Tahun Ajaran 2023
Nilai Nilai
No Aspek Jumlah Siswa
70-79 80-100
1. Pengetahuan 16 Siswa 6 Siswa 22 Siswa
2. Keterampilan 13 Siswa 9 Siswa 22 Siswa
Sumber : Nilai Ulangan Harian Catatan Guru
sukar, merupakan konsep-konsep yang abstrak, persepsi yang negatif. Banyak hal
yang dapat dikaji untuk mengungkap masalah tersebut, mungkin bersumber dari porsi
materinya yang tidak sesuai, strategi pembelajaran kurang tepat dan cara penyajian
Penyebab rendahnya nilai tersebut adalah: 1) kurangnya minat belajar siswa dalam
Mengatasi persepsi yang negatif tersebut, guru mempunyai peranan yang sangat
penting, maka dalam kegiatan belajar mengajar guru hendaknya mampu memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,
fisik, maupun sosial. Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi diatas maka
Picture and Picture dalam rangka untuk mengantisipasi masalah tersebut, yang
sekaligus mengurangi cara belajar konvensional yang sering digunakan dalam belajar
mengajar matematika.
benda konkret untuk membantu mengungkap dan menjelaskan materi pecahan pada
Hasil Belajar Siswa Matematika Pada Materi Nilai Pecahan Uang Model Picture
terutama dalam hal kemampuan penulis yang terbatas, waktu, dan tenaga maka perlu
peneliti ini hanya dibatasi pada penerapan Nilai Pecahan Uang untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dan membutuhkan sikap positif siswa, serta motivasi belajar siswa
Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai
berikut :
2. Apakah hasil belajar siswa Matematika pada materi Nilai Pecahan Uang
Padangsidimpuan meningkat?
1. Untuk meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi
200308 Padangsidimpuan.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada pelajaran
c. Bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatan mutu proses
yang ada di kelas, serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
KAJIAN TEORI
1) Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses individu melalui pengalaman mental, pengalaman
terhadap suatu materi atau informasi (Muin, 2012). Setiap individu akan menjadi
dewasa akibat belajar dan pengalaman yang dialami sepanjang hidupnya (Lestari,
2017). Belajar adalah suatu proses dimana mekanisme akan berubah perilakunya
akibat dari pengalaman (Firmansyah, 2015). Dari bebrapa pendapat diatas dapat
diartikan bahwa belajar merupakan proses berubahnya individu dari tidak mengerti
perubahan sesuai dengan target belajar yang telah ditentukan (Firmansyah, 2015).
Dalam dunia pendidikan, pelaku utama proses belajar adalah siswa, dimana siswa
tersebut diharapkan dapat berubah sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan
oleh lembaga pendidikan. Menurut Tatan & Tetti dalam (Lestari, 2012) belajar
selalu melibatkan perubahan dalam diri individu baik itu kematangan berpikir,
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di semua jenjang
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah kegiatan belajar
(Nugraha, 2020). Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan meliputi
dari Mustakim (2020) hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai oleh peserta
didik dengan penilaian tertentu yang sudah ditetapkan oleh kurikulum lembaga
pendidikan sebelumnya. Dari beberapa pendapat diatas hasil belajar dapat diartikan
sebagai hasil dari proses belajar mengajar baik kognitif, afektif, maupun
sikap dan tingkah laku dalam diri seseorang akibat pembelajaran yang
a. Keterampilan Proses
b. Sikap
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata melainkan mencakup pula
aspek fisik. Sikap ini harus ada kekompakan antara metal dan fisik secara
serentak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas
c. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setal orang melakukan
internal dan faktor eksternal. Factor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan
bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan factor eksternal meliputi
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi :
bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik dapat
rendah tentu akan menyebabkan hasil belajar yang rendah pula. 2. Intelegensi dan
bakat Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQnya tinggi) umumnya mudah
belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah,
belajarnya pun rendah. Orang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat
pandai bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat. Bila seseorang
mempunyai intelegensi tinggi dan bakat dalam bidang yang dipelajari, maka proses
belajarnya akan lancar dan sukses. 3. Minat dan motivasi Minat dan motivasi
adalah dua aspek psikis yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar.
Minat belajar ynag besar cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi,
sebaliknya minat belajar kurang akan memperoleh hasil belajar yang rendah.
Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua
kegiatan belajarnya dengan sungguh – sungguh, penuh gairah atau semangat. Kuat
lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi hasil belajar. Minat dan
motivasi belajar ini dapat juga dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Guru yang menyampaikan materi dengan metode dan cara
yang inovatif akan mempengaruhi juga minat dan motivasi siswanya. 4. Cara
Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu
kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar antar
anak berbeda – beda. Ada anak yang dapat dengan cepat menyerap materi
pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung, audio atau dengan cara
mendengarkan dari orang lain dan ada pula anak yang memiliki cara belajar
kinestetik yaitu dengan gerak motoriknya misalnya dengan cara berjalan – jalan
dan mengalami langsung aktivitas belajarnya. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang
berasal dari luar diri, meliputi: 1. Keluarga Keluarga sangatlah besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua,
besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua,
kerukunan antar anggota keluarga, hubungan antara anak dengan anggota keluarga
yang lain, situasi dan kondisi rumah juga mempengaruhi hasil belajar. 2. Sekolah
pengajaran guru yang inovatif dapat pula mempengaruhi hasil belajar siswa.
Metode mengajar dengan model koopertif misalnya, dengan siswa belajar secara
yang lain. Teknik belajar dengan teman sebaya pun dapat mengaktifkan
juga menentukan hasil belajar siswa. Bila di sekitar tempat tinggal siswa keadaan
siswa lebih giat lagi dalam belajar. Tetapi jika di sekitar tempat tinggal siswa
banyak anak – anak yang nakal, pengangguran, tidak bersekolah maka akan
mempengaruhi hasil belajar. Bila rumah berada pada daerah padat penduduk dan
keadaan lalu lintas yang membisingkan, banyak suara orang yang hiruk pikuk,
suara mesin dari pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, akan
mempengaruhi gairah siswa dalam belajar. Tempat yang sepi dan beriklim sejuk