Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATEMATIKA

PADA MATERI NILAI PECAHAN UANG MODEL

PICTURE AND PICTURE KELAS IV SDN

200308 PADANGSIDIMPUAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Pada Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Oleh:

ZULPANDI NATORAS HARAHAP

NPM. 20140055

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utara yang didambakan dalam

pelaksanaan pendidikan disekolah. Pada era globalisasi ini penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi harus didukung oleh sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi. Matematika sebagai salah satu ilmu dewasa ini telah berkembang

amat pesat, baik materi maupun keguanaannya. Matematika masih dipandang sebagai

pelajaran yang membosankan dan tidak menarik.

Komponen utama dalam proses pembelajaran adalah guru, agar proses

pembelajaran berhasil guru harus dapat membimbing siswa sedemikian rupa sehingga

mereka dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan struktur pengetahuan

mata pelajaran yang dipelajarinya ditinjau dari komponen siswa, keberhasilan belajar

sangat ditentukan oleh konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki siswa pada

awal atau sebelum pempelajaran materi tertentu.

Pendidikan matematika di Indonesia saat ini adalah masih rendah hasil belajar

matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Matematika merupakan

salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah dengan presentase jam pelajaran

yang lebih dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Matematika marupakan mata

pelajaran yang sulit dan dianggap kurang penting untuk dipelajari. Hal yang

menyebabkan sulitnya matematika dipahami bagi siswa adalah karena pembelajaran

matematika kurang bermakna. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa

yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

Ketidak berminatan siswa terhadap mata pelajaran matematika dalam hal ini

terbukti dari hasil ulangan harian pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV
SDN 200308 Padangsidimpuan hasilnya masih belum maksimal karena masih

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SDN 200308

Padangsidimpuan 75, dan jumlah siswa kelas IV sebanyak 22 siswa. Hasil belajar

siswa pada saat ulangan harian yang tuntas sebanyak 13 siswa atau 59% dan sisanya

sebanyak 9 siswa belum mencapai KKM untuk mata pelajaran matematika persentase

sebesar 31%, dengan ketuntasan klasikal ≥ 85%.

Adapun data yang didapatkan oleh peneliti untuk melihat hasil siswa adalah nilai

ulangan harian.

Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Siswa Mata Pelajaran Matematika
Kelas IV 200308 Padangsidimpuan
Tahun Ajaran 2023

Nilai Nilai
No Aspek Jumlah Siswa
70-79 80-100
1. Pengetahuan 16 Siswa 6 Siswa 22 Siswa
2. Keterampilan 13 Siswa 9 Siswa 22 Siswa
Sumber : Nilai Ulangan Harian Catatan Guru

Rendahnya capaian nilai KKM disebabkan oleh pelajaran matematika dirasakan

sukar, merupakan konsep-konsep yang abstrak, persepsi yang negatif. Banyak hal

yang dapat dikaji untuk mengungkap masalah tersebut, mungkin bersumber dari porsi

materinya yang tidak sesuai, strategi pembelajaran kurang tepat dan cara penyajian

aturan-aturan yang tidak jelas asal-usulnya.

Penyebab rendahnya nilai tersebut adalah: 1) kurangnya minat belajar siswa dalam

belajar, 2) perbedaan tingkat pemahaman siswa, 3) rendahnya motivasi dan kemauan

siswa dalam mengulang-ulang pelajaran, 4) siswa belum bisa menggunakan waktu

secara efektif dan efesien, 5) kondisi lingkungan, 6) kurangnya perhatian dari


orangtua dalam kegiatan belajar siswa, 7) pengetahuan strategi dan model

pembelajaran yang kurang tepat.

Mengatasi persepsi yang negatif tersebut, guru mempunyai peranan yang sangat

penting, maka dalam kegiatan belajar mengajar guru hendaknya mampu memilih dan

menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,

fisik, maupun sosial. Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi diatas maka

peneliti menawarkan suatu solusi yang dengan menerapkan model pembelajaran

Picture and Picture dalam rangka untuk mengantisipasi masalah tersebut, yang

sekaligus mengurangi cara belajar konvensional yang sering digunakan dalam belajar

mengajar matematika.

Peneliti menekankan pembelajaran matematika pada penggunaan alat peraga

benda konkret untuk membantu mengungkap dan menjelaskan materi pecahan pada

siswa kelas IV sehingga peneliti melakukan penelitian dengan judul “ Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Matematika Pada Materi Nilai Pecahan Uang Model Picture

and Picture Kelas 4 SDN 200308 Padangsidimpuan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di paparkan, masalah dalam penelitian

ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar Matematika materi Nilai Pecahan Uang

2. Proses pembelajran dikelas masih bersifat monoton.

3. Guru tidak menggunakan media pada saat proses pembelajaran.

4. Kurangnya minat belajar siswa

5. Perbedaan tingkat pemahaman siswa

6. Siswa belum mampu menggunakan waktu secara efektif dan efesien


1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian dari identifikasi masalah diatas, mengingat banyaknya faktor

yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa, penulis mengalami kendala

terutama dalam hal kemampuan penulis yang terbatas, waktu, dan tenaga maka perlu

adanya pembatasan masalah, sebagaimana disebutkan dalam identifikasi masalah,

peneliti ini hanya dibatasi pada penerapan Nilai Pecahan Uang untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dan membutuhkan sikap positif siswa, serta motivasi belajar siswa

dalam pembelajaran Matematika Kals IV SDN 200308 Padangsidimpuan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas maka penulis

merumuskan masalah peneliti sebagai berikut :

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah penerapan media pembelajaran Picture and Picture di kelas IV

SDN 200308 Padangsidimpuan?

2. Apakah hasil belajar siswa Matematika pada materi Nilai Pecahan Uang

menggunakan media pembelajaran Picture and Picture di kelas IV SDN 200308

Padangsidimpuan meningkat?

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarakan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi

pecahan menggunakan media pembelajaran Pictute and Picture kelas IV SDN

200308 Padangsidimpuan.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada pelajaran

Matematika materi pecahan dengan menggunakan media pembelajaran Picture

and Picture kelas IV SDN 200308 Padangsidimpuan.

1.6 Manfaat penelitian

Dengan adanya tujuan penelitian sebagaimana diatas, diharapkan penelitian ini

dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoris, yaitu menambah ilmu pengetahuan tentang keefektifan

dalam menggunakan media pembelajaran Picture and Picture

2. Manfaat secara praktis, yaitu :

a. Bagi guru mengembangkan kemampuan inovasi dalam proses pembelajaran

khususnya pembelajaran matematika. Selain itu, melatih guru untuk lebih

mempermudah siswa dalam memahami pelajaran.

b. Bagi siswa dapat mempermudah memahami pelajaran dan memberikan

suasana yang kreatif dan menyenangkan.

c. Bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatan mutu proses

pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut.

d. Bagi peneliti dapat mengetahui secara langsung permasalahan pembelajaran

yang ada di kelas, serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

menerapkan metode ilmiah secara langsung.

e. Bagi peneliti lainnya untuk menambah referensi bagi peneliti selanjutnya

dalam penggunaan media pembelajaran.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Hasil Belajar

1) Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses individu melalui pengalaman mental, pengalaman

fisik maupun pengalaman sosial untuk membangun gagasan atau pengalamanya

terhadap suatu materi atau informasi (Muin, 2012). Setiap individu akan menjadi

dewasa akibat belajar dan pengalaman yang dialami sepanjang hidupnya (Lestari,

2017). Belajar adalah suatu proses dimana mekanisme akan berubah perilakunya

akibat dari pengalaman (Firmansyah, 2015). Dari bebrapa pendapat diatas dapat

diartikan bahwa belajar merupakan proses berubahnya individu dari tidak mengerti

menjadi mengerti baik dari sikap, pengetahuan dan pemahaman.

Individu yang sedang dalam proses belajar diharapkan akan mendapatkan

perubahan sesuai dengan target belajar yang telah ditentukan (Firmansyah, 2015).

Dalam dunia pendidikan, pelaku utama proses belajar adalah siswa, dimana siswa

tersebut diharapkan dapat berubah sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan

oleh lembaga pendidikan. Menurut Tatan & Tetti dalam (Lestari, 2012) belajar

selalu melibatkan perubahan dalam diri individu baik itu kematangan berpikir,

berperilaku, maupun kedewasaan dalam menentukan sebuah pilihan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di semua jenjang

pendidikan. Proses belajar matematika akan dipengaruhi oleh sejauh mana

pengetahuanya tentang matematika yang sebelumnya (Lestari, 2012). Kemampuan

berpikir juga berpengaruh terhadap proses belajar matematika.


2) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah kegiatan belajar

(Nugraha, 2020). Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu yang

dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan meliputi

keterampilan kognitif, afektif, maupun psikomotor (Wulandari, 2021). Pendapat

dari Mustakim (2020) hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai oleh peserta

didik dengan penilaian tertentu yang sudah ditetapkan oleh kurikulum lembaga

pendidikan sebelumnya. Dari beberapa pendapat diatas hasil belajar dapat diartikan

sebagai hasil dari proses belajar mengajar baik kognitif, afektif, maupun

psikomotor dengan penilaian yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran lembaga

pendidikan. Hasil belajar berkaitan dengan perubahan pengetahuan, pemahaman,

sikap dan tingkah laku dalam diri seseorang akibat pembelajaran yang

dilakukanya, perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan bukan termasuk

kedalam hasil belajar (Lestari, 2012).

3) Macam-macam Hasil Belajar

Berdasarkan pandangan Winkel (2018:05) ini, dapat diketahui bahwa hasil

belajar dapat dibagi menjadi beberapa bagian:

a. Keterampilan Proses

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diriindividu siswa.

b. Sikap

Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata melainkan mencakup pula

aspek fisik. Sikap ini harus ada kekompakan antara metal dan fisik secara
serentak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas

sikap seseorang yang ditunjukkannya.

c. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setal orang melakukan

mengindraan terhadap suatu objek tertentu.

4) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa factor

yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. M. Dalyono (2009: 55)

mengemukakan faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Factor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan

bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan factor eksternal meliputi

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi :

1. Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Bila seseorang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak

bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik dapat

menganggu atau mengurangi semangat belajar. Dengan semangat belajar yang

rendah tentu akan menyebabkan hasil belajar yang rendah pula. 2. Intelegensi dan

bakat Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan

belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQnya tinggi) umumnya mudah

belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah,

cenderung mengalami kesulitan dalam belajar, lambat berpikir, sehingga hasil

belajarnya pun rendah. Orang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat

pandai bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat. Bila seseorang

mempunyai intelegensi tinggi dan bakat dalam bidang yang dipelajari, maka proses
belajarnya akan lancar dan sukses. 3. Minat dan motivasi Minat dan motivasi

adalah dua aspek psikis yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar.

Minat belajar ynag besar cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi,

sebaliknya minat belajar kurang akan memperoleh hasil belajar yang rendah.

Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua

kegiatan belajarnya dengan sungguh – sungguh, penuh gairah atau semangat. Kuat

lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi hasil belajar. Minat dan

motivasi belajar ini dapat juga dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran. Guru yang menyampaikan materi dengan metode dan cara

yang inovatif akan mempengaruhi juga minat dan motivasi siswanya. 4. Cara

belajar Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu

kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar antar

anak berbeda – beda. Ada anak yang dapat dengan cepat menyerap materi

pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung, audio atau dengan cara

mendengarkan dari orang lain dan ada pula anak yang memiliki cara belajar

kinestetik yaitu dengan gerak motoriknya misalnya dengan cara berjalan – jalan

dan mengalami langsung aktivitas belajarnya. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang

berasal dari luar diri, meliputi: 1. Keluarga Keluarga sangatlah besar pengaruhnya

terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua,

besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua,

kerukunan antar anggota keluarga, hubungan antara anak dengan anggota keluarga

yang lain, situasi dan kondisi rumah juga mempengaruhi hasil belajar. 2. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar mempengaruhi keberhasilan belajar. Kualitas

guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan


fasilitas di sekolah,keadaan ruangan, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tata tertib

sekolah, dan sebagainya, semua mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode

pengajaran guru yang inovatif dapat pula mempengaruhi hasil belajar siswa.

Metode mengajar dengan model koopertif misalnya, dengan siswa belajar secara

kelompok dapat merangsang siswa untuk mengadakan interaksi dengan temannya

yang lain. Teknik belajar dengan teman sebaya pun dapat mengaktifkan

keterampilan proses yang dimiliki oleh anak. 3. Masyarakat Keadaan masyarakat

juga menentukan hasil belajar siswa. Bila di sekitar tempat tinggal siswa keadaan

masyarakatnya terdiri dari orang – orang yang berpendidikan, akan mendorong

siswa lebih giat lagi dalam belajar. Tetapi jika di sekitar tempat tinggal siswa

banyak anak – anak yang nakal, pengangguran, tidak bersekolah maka akan

mengurangi semangat belajar sehingga motivasi dan hasil belajar berkurang. 4.

Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat

mempengaruhi hasil belajar. Bila rumah berada pada daerah padat penduduk dan

keadaan lalu lintas yang membisingkan, banyak suara orang yang hiruk pikuk,

suara mesin dari pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, akan

mempengaruhi gairah siswa dalam belajar. Tempat yang sepi dan beriklim sejuk

akan menunjang proses belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai