Anda di halaman 1dari 2

1.

Hikayat Abu Nawas dan Lelaki Kikir

Ada seorang lelaki kikir hidup di rumah yang luas dengan seorang istri dan tiga anaknya.
Lelaki itu merasa rumahnya sangat sempit dan berniat untuk memperluas rumah tanpa
mengeluarkan uang. Maka pergilah lelaki itu ke Abu Nawas yang dikenal sebagai orang
yang cerdik di kampungnya. Sesampainya di kediaman Abu Nawas, lelaki kikir itu
menceritakan persoalan yang dihadapinya. Sontak, Abu Nawas tampak tepekur dan
tersenyum.

Abu Nawas menyarankan untuk membeli sepasang ayam lengkap dengan kandang yang
berada didalam rumah. Selang 3 hari, si lelaki datang ke Abu Nawas, dengan mengatakan
rumahnya sekarang bau. Abu Nawas kemudian menyarankan lagi untuk membeli sepasang
bebek lengkap dengan kandang. Selang 3 hari, si lelaki datang lagi dengan keluhan yang
sama.

Abu Nawas lagi x lagi memerintahkan untuk membeli sepasang kambing dan lengkap
dengan kandangnya. Walaupun mengeluh dan tidak yakin dengan solusi yang diberikan
oleh Abu Nawas, tetapi si lelaki tetap saja melakukan sesuai perintah Abu Nawas.
Kemudian setelah 3 hari, lelaki datang ke Abu Nawas dan menceritakan kondisi rumah yang
semakin sempit, bau dan membuat anggota kelurga lain tidak nyaman untuk tinggal dalam
rumah.

Mendengar keluhan dari si lelaki kikir, Abu Nawas kemudian menyarankan untuk menjual
semua hewan ternak tersebut. Si lelaki itu kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh
Abu Nawas. Keesokan harinya, si lelaki datang ke rumah Abu Nawas dengan wajah berseri
dan menceritakan rumahnya sekarang menjadi lebih lega tanpa ada keributan dan bau dari
hewan ternak.

Abu Nawas mendengar itu tampak tersenyum dan mengingatkan kepada si lelaki kikir itu
bahwa rumah yang ditempati sekarang sudah sangat luas hanya hati si lelaki yang sempit
dan kurang bersyukur untuk apa yang dimiliki sekarang. Si lelaki termenung dan tersadar,
kemudian ia pulang dan sebelumnya berterima kasih dengan Abu Nawas karena telah
mengingatkannya.

2.Teks Hikayat Abu Nawas dan Botol Ajaib

Kisah Abu Nawas dimulai ketika Raja Harun Ar-Rosyid memanggil Abu Nawas di Istana.
Setiba di istana Abu Nawas disambut dengan senyuman oleh Baginda Raja. Maksud dan
tujuan Abu Nawas di panggil ke istana tidak lain untuk menyelesaikan masalah Baginda
Raja Harun Ar-Rosyid.

Baginda mengalami sakit perut yang cukup sering dan berdasarkan pemeriksaan tabib
istana Baginda Raja mengalami serangan angina. Abu Nawas hanya terheran dan bingung
dengan ucapan Baginda. Kemudian dia memberanikan diri untuk bertanya kepada baginda
pekerjaan apa yang sebenarnya akan ditugaskan kepadanya.
Tangkap dan penjarakan angin itu untukku , perintah Baginda sekaligus menjawab
pertanyaan Abu Nawas tersebut. Dan betapa terkejutnya Abu Nawas tentang perintah yang
diberikan kepadanya. Abu Nawas hanya diberi waktu tiga hari untuk menyelesaikan tugas
dari Baginda Raja tersebut.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Abu Nawas hanya terdiam dan bingung mecari cara
bagaimana mungkin untuk menangkap angin. Padahal angin adalah sesuatu yang tidak bisa
dilihat bahkan ditangkap. Waktu terus berjalan, hingga pada hari kedua Abu Nawas tidak
mendapatkan cara untuk menyelesaikan perintah raja. Abu nawas terus berfikir keras
hingga ia tersadar tentang Jin yang juga tidak bisa terlihat.

Abu Nawas dengan sangat gembira menyiapkan botol dan bergegas menuju istana untuk
bertemu dengan Baginda Raja. Saat tiba di istana, Baginda langsung bertanya keberadaan
angin yang diperintahkan kepada Abu Nawas. Diberikan botol yang dibawa kepada Baginda
dan menunjukkan bahwa angin ada didalam botol.

Baginda membuka botol sesuai dengan arahan Abu Nawas. Betapa terkejutnya Baginda
Raja dengan bau busuk yang keluar dari botol tersebut dan bertanya kepada Abu Nawas
bau apa yang busuk itu. Dengan ketakutan, Abu Nawas menjelaskan bahwa itu adalah
angin kentut dirinya dan menutup botol agar angin tidak keluar.

Baginda tidak marah karena yang dijelaskan oleh Abu Nawas sangat masuk akal dan ia
mendapatkan imbalan karena selesai menjalankan perintah Baginda Raja Harun Ar-Rosyid.

Anda mungkin juga menyukai