Anda di halaman 1dari 6

Abu Nawas Membalas Perbuatan Raja

Nama:Yoel Erland Putera


No Absen:30
Kelas:X IPA 2

Abu Nawas hanya tertunduk sedih mendengarkan penuturan istrinya. Tadi pagi
beberapa pekerja kerajaan atas titan langsung Baginda Raja membongkar rumah dan terus
menggali tanpa bisa dicegah. Kata mereka tadi malam Baginda bermimpi bahwa di bawah
rumah Abu Nawas terpendam emas dan permata yang tak ternilai harganya. Tetapi setelah
mereka terus menggali ternyata emas dan permata itu tidak ditemukan. Dan Baginda juga
tidak meminta maaf kepada Abu Nawas. Apabila mengganti kerugian. inilah yang membuat
Abu Nawas memendam dendam.

Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia menemukan muslihat untuk
membalas Baginda. Makanan yang dihidangkan oleh istrinya tidak dimakan karena nafsu
makannya lenyap. Malam pun tiba, namun Abu Nawas tetap tidak beranjak. Keesokan hari
Abu Nawas melihat lalat-lalat mulai menyerbu makanan Abu Nawas yang sudah basi. la tiba-
tiba tertawa riang.

“Tolong ambilkan kain penutup untuk makananku dan sebatang besi.” Abu Nawas
berkata kepada istrinya.

“Untuk apa?” tanya istrinya heran.

“Membalas Baginda Raja.” kata Abu Nawas singkat. Dengan muka berseri-seri Abu
Nawas berangkat menuju istana. Setiba di istana Abu Nawas membungkuk hormat
dan berkata,

“Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk mengadukan


perlakuan tamu-tamu yang tidak diundang. Mereka memasuki rumah hamba tanpa ijin
dari hamba dan berani memakan makanan hamba.”

“Siapakah tamu-tamu yang tidak diundang itu wahai Abu Nawas?” sergap Baginda
kasar.
“Lalat-lalat ini, Tuanku.” kata Abu Nawas sambil membuka penutup piringnya.

“Kepada siapa lagi kalau bukan kepada Baginda junjungan hamba, hamba
mengadukan perlakuan yang tidak adil ini.”

“Lalu keadilan yang bagaimana yang engkau inginkan dariku?”

“Hamba hanya menginginkan ijin tertulis dari Baginda sendiri agar hamba bisa
dengan leluasa menghukum lalat-lalat itu.”

Baginda Raja tidak bisa mengelakkan diri menolak permintaan Abu Nawas karena
pada saat itu para menteri sedang berkumpul di istana. Maka dengan terpaksa Baginda
membuat surat ijin yang isinya memperkenankan Abu Nawas memukul lalat-lalat itu di
manapun mereka hinggap. Tanpa menunggu perintah Abu Nawas mulai mengusir lalat-lalat
di piringnya hingga mereka terbang dan hinggap di sana sini. Dengan tongkat besi yang
sudah sejak tadi dibawanya dari rumah, Abu Nawas mulai mengejar dan memukuli lalat-lalat
itu. Ada yang hinggap di kaca.

Abu Nawas dengan leluasa memukul kaca itu hingga hancur, kemudian vas bunga
yang indah, kemudian giliran patung hias sehingga sebagian dari istana dan perabotannya
remuk diterjang tongkat besi Abu Nawas. Bahkan Abu Nawas tidak merasa malu memukul
lalat yang kebetulan hinggap di tempayan Baginda Raja.

Baginda Raja tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyadari kekeliruan yang telah
dilakukan terhadap Abu Nawas dan keluarganya. Dan setelah merasa puas, Abu Nawas
mohon diri. Barang-barang kesayangan Baginda banyak yang hancur. Bukan hanya itu saja,
Baginda juga menanggung rasa malu. Kini ia sadar betapa kelirunya berbuat semena-mena
kepada Abu Nawas. Abu Nawas yang nampak lucu dan sering menyenangkan orang itu
ternyata bisa berubah menjadi garang dan ganas serta mampu membalas dendam terhadap
orang yang mengusiknya. Abu Nawas pulang dengan perasaan lega. Istrinya pasti sedang
menunggu di rumah untuk mendengarkan cerita apa yang dibawa dari istana.

Nilai-nilai yang terkandung


*Nilai Agama
Bukti Tekstual: “Dengan muka berseri-seri Abu Nawas berangkat menuju istana. Setiba di
istana Abu Nawas membungkuk hormat dan berkata,”
Penjelasan:Kutipan diatas termasuk nilai agama karena berkaitan dengan ajaran agama yaitu
kalau berkunjung ke rumah orang sebaiknya mengucapkan salam terlebih dahulu.Jika ia lebih
tua,baiknya diikuti dengan jabat tangan,sebagai penghormatan.Begitulah syariat Islam
mengajarkan kepada manusia

*Nilai Moral

Bukti Tekstual:1”.Bukan hanya itu saja, Baginda juga menanggung rasa malu. Kini ia sadar
betapa kelirunya berbuat semena-mena kepada Abu Nawas”.

2. “Baginda Raja tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyadari kekeliruan yang telah
dilakukan terhadap Abu Nawas dan keluarganya”.

Penjelasan:Kutipan diatas termasuk nilai moral karena berisi nasehat yang berkaitan dengan
budi pekerti dan perilaku.Seorang raja tidak boleh semena-mena kepada rakyatnya.Begitupun
orang-orang yang memiliki jabatan,tidak boleh meremehkan dan menggangap rendah
masyarakat kalangan bawah.Hargailah dan hormati orang lain agar kamu juga dihargai dan
dihormati.Kehormatan itu tidak dicari tetapi dibentuk.

*Nilai Sosial

Bukti Tekstual: “Membalas Baginda Raja.” kata Abu Nawas singkat. Dengan muka berseri-
seri Abu Nawas berangkat menuju istana. Setiba di istana Abu Nawas membungkuk hormat
dan berkata,

“Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk mengadukan perlakuan
tamu-tamu yang tidak diundang. Mereka memasuki rumah hamba tanpa ijin dari hamba dan
berani memakan makanan hamba.”

“Siapakah tamu-tamu yang tidak diundang itu wahai Abu Nawas?” sergap Baginda kasar.

“Lalat-lalat ini, Tuanku.” kata Abu Nawas sambil membuka penutup piringnya.

“Kepada siapa lagi kalau bukan kepada Baginda junjungan hamba, hamba mengadukan
perlakuan yang tidak adil ini.”

“Lalu keadilan yang bagaimana yang engkau inginkan dariku?”

Penjelasan:Kutipan diatas termasuk nilai sosial karena berkaitan dengan kemasyarakatan atau
norma yang berada di masyarakat.Sebagai pemimpin,Raja selalu siap mendengarkan keluhan
rakyatnya,sekecil apapun itu

*Nilai Budaya

Bukti Tekstual: “Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk
mengadukan perlakuan tamu-tamu yang tidak diundang. Mereka memasuki rumah hamba
tanpa ijin dari hamba dan berani memakan makanan hamba.”
“Siapakah tamu-tamu yang tidak diundang itu wahai Abu Nawas?” sergap Baginda kasar.

“Lalat-lalat ini, Tuanku.” kata Abu Nawas sambil membuka penutup piringnya.

“Kepada siapa lagi kalau bukan kepada Baginda junjungan hamba, hamba mengadukan
perlakuan yang tidak adil ini.”

Penjelasan:Kutipan diatas termasuk nilai budaya karena berkaitan dengan adat istiadat atau
budaya.Pada zaman dahulu Ketika masyarakat memiliki masalah ,mereka bisa langsung
mengadukannya kepada raja.

*Nilai Estetika

Bukti Tekstual:” Dengan muka berseri-seri Abu Nawas berangkat menuju istana. Setiba di
istana Abu Nawas membungkuk hormat dan berkata,”

Penjelasan:Kutipan diatas termasuk nilai estetika karena berkaitan dengan keindahan dan
seni,menggambarkan indahnya atau senangnya Abu Nawas.

*Nilai Edukasi

Bukti Tekstual: “Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia menemukan
muslihat untuk membalas Baginda”.

Penjelasan:Kutipan diatas termasuk nilai edukasi karena berkaitan dengan Pendidikan atau
pengubahan tingkah laku dari buruk ke baik.Kita sebagai pelajar Ketika mendapatkan soal
yang cukup sulit,pikirkanlah matang-matang untuk menjawabnya agar mendapat kan hasil
yang tidak mengecewakan.

A.Penggunaan Majas:

*Majas Perbandingan

1.Litotes: Abu Nawas yang nampak lucu dan sering menyenangkan orang itu ternyata bisa
berubah menjadi garang dan ganas serta mampu membalas dendam terhadap orang yang
mengusiknya.

2.Hiperbola: Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia menemukan muslihat
untuk membalas Baginda.

*Majas Penegasan

1.Repetisi: Baginda Raja tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyadari kekeliruan yang telah
dilakukan terhadap Abu Nawas dan keluarganya., Bukan hanya itu saja, Baginda juga
menanggung rasa malu. Kini ia sadar betapa kelirunya berbuat semena-mena kepada Abu
Nawas.

*Majas Pertentangan
Paradoks: “Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk mengadukan
perlakuan tamu-tamu yang tidak diundang. Mereka memasuki rumah hamba tanpa ijin dari
hamba dan berani memakan makanan hamba.”, “Lalat-lalat ini, Tuanku.” kata Abu Nawas
sambil membuka penutup piringnya.

B.Konjungsi

:Dan,bahwa,lalu,tetapi,kemudian,sehingga,setelah,karena

C.Kata Arkais

Baginda:Gelar atau sebutan Raja(artinya yang berbahagia dan mulia)

Muslihat:Daya upaya;siasat atau taktik(untuk menjebak dan sebagainya)

Leluasa:Lapang;bebas

Lenyap:Tidak kelihatan lagi;tidak ada lagi;hilang;musnah

Berseri-seri:Tampak ceria atau senang sekali

Hamba:Budak belian:memerdekakan – adalah perbuatan yang terpuji

D.Ciri-ciri yang membuktikan hikayat

*Anonim:Tidak diketahui secara jelas pengarangnya

*Istana sentris: Tadi pagi beberapa pekerja kerajaan atas titan langsung Baginda Raja
membongkar rumah dan terus menggali tanpa bisa dicegah. Kata mereka tadi malam Baginda
bermimpi bahwa di bawah rumah Abu Nawas terpendam emas dan permata yang tak ternilai
harganya.

*Kemustahilan: Dengan tongkat besi yang sudah sejak tadi dibawanya dari rumah, Abu
Nawas mulai mengejar dan memukuli lalat-lalat itu.

*Kesaktian:Abu Nawas mampu membalaskan dendamnya dengan cara tidak terduga dan
membuat baginda raja menyadari kekeliruannya dan merasa malu

Anda mungkin juga menyukai