Anda di halaman 1dari 1

Nama: Nisa Nhaera Safira Azkiya

Kelas: XI MIPA 5

ABU NAWAS DAN BOTOL AJAIB

Hidup di masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid, nama Abu Nawas begitu populer dalam cerita 1001 malam yang digambarkan
sebagai sosok yang cerdik, namun jenaka. Di masa pemerintahan Harus Al Rasyid, di mana ilmu pengetahuan sangat berkembang pesat
dan melahirkan ilmuwan-ilmuwan dan pujangga serta penyair yang nama hingga karyanya populer sampai saat ini.

Sosok Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakimi atau dikenal dengan Abu Nawas salah satunya. Kisah hidupnya penuh dengan nilai yang
bermakna, tetapi tetap menghibur. Menariknya, hampir setiap penyelesaian yang dilakukannya jarang dipikirkan oleh orang pada
umumnya. Suatu ketika, Raja Harun Al Rasyid memanggil Abu Nawas ke istana untuk meminta pertolongan kepadanya.

Setiba di istana, Raja menyambut Abu Nawas dengan senyuman. Tanpa basa-basi, sang Raja pun berkata kepada Abu Nawas, "Akhir-
akhir ini aku sering merasakan perutku sakit. Kata tabib istana, aku terkena serangan angin." Dengan penuh keheranan, Abu Nawas
bertanya, "Ampun baginda, sekiranya apa yang bisa hamba lakukan untuk Yang Mulia?"Raja pun langsung memberikan titahnya, "Tangkap
dan penjarakan angin itu untukku!" Sejenak, Abu Nawas terdiam. "Aku akan beri waktu selama tiga hari untuk menyelesaikannya," lanjut
sang Raja. Kemudian, Abu Nawas pulang dengan membawa titah dari Raja Harun Al Rasyid. Namun, disepanjang jalan menuju rumah, ia
terdiam tanpa berkata sedikit pun.

Abu Nawas masih merasa kebingungan dengan perintah sang Raja dan masih berpikir bagaimana cara menangkap dan membuktikan
bahwa itu memang benar-benar angin. Dalam pikirnya, angin adalah sesuatu yang aneh, tidak bewarna, dan tidak bisa dilihat. Namun,
waktu berjalan begitu cepat, sudah dua hari Abu Nawas belum menemukan cara untuk mendapatkan cara untuk menangkap dan
memenjarakan angin. Merasa putus asa, Abu Nawas sampai tidak bisa tidur untuk menemukan caranya. Tetapi, tiba-tiba saja Abu Nawas
tersadar dan berkata, "Bukankah jin itu tidak terlihat?"

keesokan harinya, Abu Nawas menuju ke istana untuk bertemu Raja Harun Al Rasyid dengan membawa sebuah botol kepadanya.
Sesampainya di istana, "Mana angin itu, Abu Nawas?" tanya sang Raja. "Ada di dalam, Yang Mulia," jawab Abu Nawas. "Benarkah? Tapi,
kenapa aku tidak melihat apa-apa?" Sang Raja kembali bertanya keheranan. "Ampun Yang Mulia, angin tidak bisa dilihat, tetapi jika
Tuanku ingin tahu, bisa dibuka tutup botol tersebut lebih dulu," jawab Abu Nawas. Setelah botol tersebut dibuka, Sang Raja mencium
aroma yang tidak sedap. Lantas, ia pun marah kepada Abu Nawas dan berkata, "Bau apa ini, Abu Nawas?" "Ampun Baginda, tadi hamba
buang angin, lalu memasukkan angin itu ke dalam botol tersebut. Karena takut angin yang hamba masukkan itu keluar, jadi hamba
memenjaranya dengan menyumbat botol dan menutupnya." jawan Abu Nawas dengan ketakutan.

Mendengar penjelasan Abu Nawas, Raja Harun Al Rasyid heran sehingga ia tidak jadi menghukumnya. Abu Nawas pun mendapat hadiah
dari raja. Wallahualam.

Isi Cerita : Bercerita tentang Abu Nawas yang dibuat bingung oleh Raja Harun Al Rasyid yang memerintahnya untuk menangkap dan
memenjarakan angin yang sudah menyerang Raja Harun Al Rasyid dan membuat nya menjadi sakit perut. Raja Harun memberi waktu
kepada Abu Nawas selama tiga hari untuk menangkap angin tersebut. Menjelang 2 hari Abu nawas masih belum menemukan caranya
dan seketika dia mendapat ide yaitu memasukan angin yang dia buang (kentut) kedalam botol dan memberikannya kepada Raja Harun
sesuai perintahnya.

Pesan moral yang didapat: Jika mempunyai jabatan lebih tinggi dari orang lain, jangan semena mena membuat perintah yang tidak
masuk akal kepada bawahan dengan memanfaatkan jabatannya.

Anda mungkin juga menyukai