Anda di halaman 1dari 26

TUGAS 1 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN BERHITUNG DAN HASIL BELAJAR DALAM
MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS II SD
NEGERI 024 KOTA GARO KECAMATAN TAPUNG HILIR
KABUPATEN KAMPAR

USULAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH :
CAKRA WARDANA PURBA
NIM : 856441242

UPBJJ-UT 16 / PEKANBARU POKJAR KOTA GARO

UNIVERSITAS TERBUKA

2022.2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur peniliti ucapkan kehadirat Tuhan YTM yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas mata kuliah S1 PGSD
IDIK4008 pelajaran Bahasa Indonesia kelas II UPT SDN 024 Kota Garo
Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar sebagai wujud dari tugas mata
kuliah PTK Program S-1 PGSD Bidang Ilmu Universitas Terbuka.
Kami menyadari bahwa tugas ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankan
peneliti sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala Sekolah UPT SDN 024 Kota Garo Ibu Roida Pasaribu,S.Pd.SD
2. Tutor mata kuliah Dr. Rian Vebrianto,M.Ed
3. Seluruh rekan-rekan guru yang telah memberikan kritik, saran serta ide-ide
kreatif yang membangun.
4. Siswa-siswi kelas II UPT SDN 024 Kota Garo yang telah berperan aktif
dalam penelitian ini.
5. Kakak, abang dan suadara-saudara yang telah memberikan doa serta
dukungan,
6. Anakku yang telah memberikan motivasi kepada peneliti selama proses
penyusunan tugas penelitian ini.
Atas segala keikhlasan dan jasa baik mereka peneliti mengucapkan banyak
terima kasih. Semoga bantuan, bimbingan serta ide-ide kreatif yang telah mereka
berikan menjadi amal kebaikan.
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk it kritik dan saran yang bijaksana dari berbagai pihak sangat
diharapkan. Seoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Tapung Hilir, 19 Oktober 2022
Penyusun,
CAKRA WARDANA PURBA
NIM. 856459209
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran kurikulum 2013 menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran


pada semua jenjang sekolah khususnya pada Sekolah Dasar. Pendidikan di
Sekolah Dasar menjadi tonggak awal untuk mempelajari konsep-konsep yang
berguna dalam kehidupan siswa. Permendikbud nomor 57 tahun 2014
menyebutkan penerapan pembelajaran kurikulum 2013 berupa pembelajaran
tematik terpadu dari kelas I sampai VI sesuai tahap perkembangannya.
(Anshory, Saputra, & Amelia, 2018) menjelaskan bahwa pembelajaran
tematik memiliki posisi dan potensi yang sangat strategis dalam keberhasilan
pendidikan di Sekolah Dasar.
Pembelajaran tematik 2013 mengharuskan guru untuk menerapkan
pembelajaran yang terintegrasi dalam tema-tema tertentu dengan mengaitkan
keterpaduan antar matapelajaran. Pendekatan yang digunakan menjadi acuan
mengembangkan hasil belajar yang mencakup 3 aspek yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini
mengembangkan keaktifan siswa dalam membangun konsep, hukum, prinsip
melalui tahapan–tahapan tersebut (Daryanto, 2014).
Keberhasilan belajar siswa dalam menyelesaikan studi di jenjang
pendidikan yang terjadi selama ini belum seperti yang diharapkan semua
pihak. Terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia, padahal mata pelajaran
Bahasa Indonesia sangatlah penting terutama bagi siswa kelas rendah. Oleh
karena itu, sebagai pendidik dan pengajar, guru harus dapat mewujudkan
harapan pendidikan dan sekolah. Prestasi Belajar adalah nilai sebagai
rumusan yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau prestasi
belajar selama masa tertentu. (Sumadi Suryabrata, 1998)
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk menjadikan siswa
memiliki keempat ketarampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca dan
menulis dalam menyampaikan materi yang sesuai. Proses penyampaiannya
dilakukan melalui proses komunikasi yang melibatkan aktivitas menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. (Kurniawan, 2015:40).
Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan
interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001:461).
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang
tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi
yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Bercerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya,
dalam bercerita seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian,
perkataan yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Menurut
Burhan Nurgiyantoro (2001: 278), Kemampuan bercerita siswa UPT SDN
024 Kota Garo belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan
yaitu 70,00 dan nilai tuntas belajar 75 % pada Kompetensi Dasar. Dari 26
siswa kelas II UPT SDN 024 Kota Garo, 5 anak mendapat nilai 60 sebanyak
50 % dan 15 siswa mendapat nilai 50 sebanyak 37,5 %.

B. Identifikasi Masalah

Mengingat pembelajaran Bahasa indonesia yang begitu rendah, maka peneliti


melakukan identifikasi masalah dan ditemukan bahwa masalah yang muncul
selama proses belajar mengajar adalah:

1. Hasil belajar siswa sangat rendah


2. Tidak mencapai KKM
3. Siswa sangat pasif karena hanya sebagai pendengar
4. Siswa cenderung bercerita dengan temannya
C. Analisis Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah, penulis mencoba menganalisa masalah
yang terjadi dan berusaha menemukan penyebab dari akar permasalahannya.
Langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah mengajukan beberapa
pertanyaan kepada diri sendiri, antara lain :
1. Pendekatan apa yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
pembelajaran?
2. Bagaimana cara meningkatkan interaksi siswa dengan siswa, siswa
dengan guru, sehingga hasil pembelajaran dapat meningkat ?

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan guru-guru yang lain,
maka penulis dapat menemukan faktor penyebab timbulnya permasalahan.
Faktor-faktor tersebut di antaranya :

1. Siswa kurang antusias memperhatikan penjelasan guru, karena dari awal


pembelajaran guru tidak mengkondisikan siswa untuk siap menerima
pelajaran
2. Model pembelajaran yang digunakan kurang variatif dan tidak
menggunakan media gambar.

3. Metode yang digunakan terlalu monoton, karena guru hanya menerapkan


metode ceramah.
4. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok, karena sebelum kerja
kelompok guru tidak memberikan penjelasan dan juga tidak mengadakan
pembagian tugas dalam mengerjakan LKS.
5. Siswa kurang berani untuk bertanya kepada guru, karena guru selalu
menunjukkan sikap yang menakutkan.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, maka permusan masalah pada


penelitian ini adalah : Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan
kemampuan berhitung pada siswa keas II UPT SDN 024 Kota Garo?

E. Tujuan Penelitian

Dalam proposal penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan berhitung melalui media gambar pada siswa kelas II UPT SDN 024
Kota Garo.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi
semua pihak antara lain:
1. Siswa
 Siswa lebih memahami mata pelajaran yang diajarkan
 Hasil belajar siswa dapat meningkatkan karena menggunakan media
gambar dalam proses pembelajaran
 Siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar
2. Guru
 Guru dapat lebih optimal dalam melakukan proses pembelajaran
 Guru menjadi lebih kreatif dalam menggunakan alat media gambar
 Sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa

3. Kepala Sekolah
 Penelitian tindakan kelas dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan
kreatifitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan mutu sekolah.
 Penelitian ini dapat digunakan bagi kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru.

4. Peneliti
 Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti dalam melakukan
Pnelitian Tindakan Kelas (PTK).
 Dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dalam mengajar
pelajaran Bahasa Indonesia.
 Dapat meningkatkan kemampuan profesional sebagai tenaga
pendidik.
BAB II

LITERATUR RIVEW

PenelitianAji wibowo 8 may 2017 pendekatan pembelajaran realistik dan saintifik


terhadap prestasi belajar, kemampuan penalaran matematis, dan minat belajar siswa
kelas 6 pada mata pelajaran matematika Pendekatan pembelajaran realistik dan saintifik
memberikan berpengaruh yang lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional terhadap prestasi belajar, kemampuan penalaran matematis, dan minat
belajar. Pendekatan pembelajaran realistik lebih efektif daripada pendekatan saintifik
terhadap prestasi belajar kemampuan penalaran matematis, dan minat belajar.
Penelitian Aulia, J., Zarkasih, Z., & Nova, T. L. (2020). Penelitian ini
menggunakan metode meta-analisis. Pada siswa smp Meta-analisis merupakan hasil
analisis dari artikel-artikel dari jurnal nasional yang sudah terakreditasi pada sinta 1
hingga sinta 4 yang memiliki topik kajian berkaitan dengan pendekatan saintifik dan
media komik dalam pembelajaran IPA sebanyak 15 artikel jurnal. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melakukan studi analisis tentang pengaruh penerapan pendekatan saintifik
berbantuan media komik terhadap hasil belajar IPA pada siswa SMP.
Penelitian Dede Salim Nahdi, Ujiati Cahyaningsih 1 Januari 2019 Penelitian ini
bertujuan menghasilkan perangkat pembelajaran matematika berbasis scientific
approach yang berorientasi pada kemampuan pemecahan masalah bagi siswa kelas V
SD. perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kriteria praktis dengan
kualitas sangat baik. Adapun siswa menilai perangkat yang dikembangkan telah
memenuhi kriteria praktis dengan kualitas baik.Perangkat pembelajaran dinilai efektif
karena hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika menunjukkan ketuntasan
siswa melebihi 80%. Manfaat nya adalah untuk menaikkan hasil ketuntasan hasil belajar
siswa.
Penelitian Herlinda, Eko Swistoro dan Eko Risdianto (2017) Peneltitian ini bertujuan
untuk menemukan pengaruh pembelajaran model problem based learning (PBL) dengan
pendekatan saintifik terhadap hasil belajar, menemukan pengaruh pembelajaran model
PBL dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika dan
menemukan pengaruh model PBL dengan pendekatan saintifik terhadap minat belajar
setelah diajar menggunakan model PBL dengan pendekatan saintifik di kelas X IPA 2
sebagai kelas ekspe-rimen dan kelas X IPA 3 sebagai kelas control pada Pembelajaran
Fisika Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji t dua sampel independen
menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model PBL dengan
pendekatan saintifik yaitu t hitung (5,65) > t tabel (1,68), thitung (2,58) > t tabel (1,68)
dan t hitung (1,75) > t tabel 1,68.
Penelitian Wahyu Lestari, Loviga Denny Pratama, Jailani (2018) Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik setting kooperatif
tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar matematika siswa kelas VIIC Hasil tes prestasi belajar matematika juga
masih kurang memuaskan, dengan tidak adanya siswa yang tuntas (nilai ≥ 75).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh skor motivasi belajar siswa tergolong dalam kriteria
rendah (skor 66,84). Pada matapelajaran Matematika.
Penelitian Ni Putu Abhyasari, Ni Nyoman Kusmariyatni, I Gusti Ayu Tri Agustiana
(2020) Pengaruh Pembelajaran Berpendekatan Saintifik Berbasis Masalah Terhadap
Disiplin dan Hasil Belajar IPA Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui perbedaan
disiplin antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran berpendekatan saintifik
berbasis masalah dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan
saintifik, 2) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang
mengikuti pembelajaran berpendekatan saintifik berbasis masalah dengan kelompok
siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik, 3) untuk mengetahui
perbedaan disiplin dan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran berpendekatan saintifik berbasis masalah dengan kelompok siswa yang
dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik. Penelitian ini memiliki manfaat untuk
mendisiplin antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran berpendekatan
saintifik berbasismasalah dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik dengan nilai sig.
Penelitian Arief Juang Nugraha , Hardi Suyitno & Endang Susilaningsih (2017) Analisis
Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari Keterampilan Proses Sains dan Motivasi
Belajar melalui Model PBL penelitian ini yaitu peserta didik kelas V SD Tujuan
penelitian ini yaitu: (1) menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kritis, (2)
mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis ditinjau dari keterampilan
proses sains, dan (3) mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis ditinjau
dari motivasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
kemampuan berpikir kritis melalui model PBL dengan outdoor learning. Keterampilan
proses sains memiliki hubungan kuat dengan berpikir kritis. Peserta didik dengan
keterampilan proses sains tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi.
Peserta didik dengan keterampilan proses sains sedang memiliki kemampuan berpikir
kritis tinggi atau sedang. Peserta didik dengan keterampilan proses sains rendah
memiliki kemampuan berpikir kritis sedang atau rendah.
Penelitian Ulfa, M. (2018)Penerapan Penerapan model pembelajaran komperatif tipe
thinking aloud pairs problem solving (TAPPS) dengan pendekatan saintifik ditinjau dari
gaya belajar siswa kelas VIII SMP pada matapelajaran matematika adanya interaksi
antara model pembelajaran dan gaya belajar sehingga dilakukan uji lanjut dengan uji
Scheffe Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran pada
pembelajaran matematika ditinjau dari gaya belajar siswa.
Penelitian Taqiyyah, S. A., Subali, B., & Handayani, L. (2017). Implementasi Bahan
Ajar Sains Berbahasa Inggris berbasis Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa SMP pada pembelajaran sains berbahasa Inggris. Penelitian
ini bertujuan untuk menguji penerapan bahan ajar sains berbahasa Inggris berbasis
metakognitif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP. Hasil
penelitian menunjukkan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata (84,76) dan kelas
kontrol memiliki nilai rata-rata (75,67). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
untuk kelas eksperimen ditunjukkan dengan uji gain (0,76) dengan kriteria tinggi
sedangkan kelas kontrol ditunjukkan dengan uji gain (0,64) dengan kriteria sedang. Uji
respon siswa setelah diterapkan bahan ajar diperoleh presentase (77,25) dengan kriteria
sangat setuju. Disimpulkan bahwa bahan ajar berbahasa Inggris berbasis metakognitif
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Penelitian Wijanarko, A. G., Supardi, K. I., & Marwoto, P. (2017). Keefektifan Model
Project Based Learning Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan
Hasil Belajar IPA pada siswa kelas V. Penelitian kuantitatif ini dalam bentuk quasy
experimental design dengan jenis non equivalent control group design. Kelas
eksperimen dikenai pembelajaran menggunakan model PjBL terbimbing, kelas kontrol
dikenai pembelajaran menggunakan model PjBL Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji keefektifan model PjBL terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif
siswa dan keterampilan proses sains siswa Peningkatan hasil belajar dan keterampilan
proses yang menggunakan model PjBL terbimbing lebih baik dari pada PjBL. Jadi
model PjBL efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses siswa.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat di UPT SDN 024 Kota Garo
Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar. Sekolah ini berada ditengah area
keramaian penduduk yang tidak jauh letaknya dari pasar. Yang memiliki latar
belakang kondisi siswa, pendidikan orang tua, serta kondisi ekonomi yang
beragam.

Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah serta TU, 1 ruang
guru, serta dilengkapi dengan ruang UKS. Sekolah ini juga dilengkapi dengan
tempat parkir kendaraan guru, kantin dan lapangan olahraga bola volly,
badminton serta sepak takraw. Halaman sekolah juga cukup luas yang biasa
digunakan untuk kepentingan upacara.

UPT SDN 024 Kota Garo Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar
dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang dibantu oleh 6 guru kelas, 1 guru
bidang studi agama islam, 1 guru bidang studi agama kristen, , 1 orang tenaga TU
Merangkap jadi guru, 1 orang OPS Marangkap jadi guru, serta 1 orang penjaga
sekolah.

B. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian dilaksanakan dikelas II semester I Tahun Pelajaran


2022/2023 di UPT SDN 024 Kota Garo Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten
Kampar dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 13
orang perempuan.

C. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian


tindakan kelas merupakan suatu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktek pembelajaran di kelas dengan cara meningkatkan profesionalisme guru,
karena guru merupakan orang yang paling tahu mengenai segala sesuatu yang
terjadi dalam pembelajaran menurut Mulyana (2011).
Dimana penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan serta manfaat yang besar
terhadap pembelajaran untuk memperbaiki praktik pembelajaran. Menurut
Wardhani (2008) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat.

Dari beberapa pendapat diatas jelas bahwa penelitian tindakan dalam bidang
pendidikan yang dilaksanakan dikelas merupakan suatu cara atau metode yang
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan
adanya penelitian tindakan kelas diharapkan kesalahan dalam proses pembelajaran
akan cepat dianalisis dan diperbaiki sehingga kesalahan tersebut tidak akan
berlanjut, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

D. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam menafsirkan hasil penelitian ini,
maka komponen-komponen penelitian perlu didefinisikan secara operasional
yakni hasil belajar.

Adapun hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
kognitif yang diperoleh siswa setelah adanya pembelajaran dengan menggunakan
alat media gambar yang ditunjukkan dengan nilai skor tes yang diberikan oleh
guru setiap selesai pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa tes tertulis buatan guru berbentuk isian singkat. Indikator – indikator hasil
belajar terdiri dari :

a) Perhatian siswa terhadap alat media gambar


b) Kemampuan siswa dalam menggunakan alat media gambar
c) Keaktifan siswa dalam bertanya
d) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
e) Keberanian siswa dalam menyampaikan gagasan atau pendapat
E. SIKLUS PENELITIAN
Sehubungan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia yang dikaji dalam
penelitian tindakan kelas maka peneliti menggunakan bahan acuan sebagai
pedoman dalam penelitian ini. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari empat komponen menurut Arikunto (2012) yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut dapat disusun seperti
diagram berikut.

TINDAKAN I
TI TINDAKAN I

PENGAMATAN/
REFLEKS
I DATA I

TINDAKAN II TINDAKAN II
BARU HASIL
REFLEKSI

PENGAMATAN/

DATA II

Sumber : Hartono dan Edi Legowo ( 2003 : 4)


Langkah-langkah tiap siklus dilaksanakan melalui beberapa tahap sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut:
SIKLUS I

a. Perencanaan
1. Menentukan dan mempersiapkan materi yang akan diajarkan
2. Menyiapkan alat media gambar yang akan digunakan dalam
pembelajaran
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
4. Membuat dan menyusun tugas-tugas siswa berupa LKS
5. Menyiapkan lembar post tes
6. Menyediakan gambar hitam putih
b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus I ini peniliti mempersiapkan skenario


pembelajaran yang tertuang dala pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Kemudian peneliti dan peserta didik melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan alat media gambar yang telah disiapkan.

c. Pengamatan atau observasi

Pengamatan yang dilakukan pada tahap ini, peneliti mengamati kegiatan


pembelajaran dengan menggunakan alat media gambar untuk melihat sebarapa
jauh keefektifan perencanaan pembelajaran yang telah dirancang. Kemudian
peneliti menganalisis kegiatan pembelajaran untuk memperoleh data yang
akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Selama proses pengamatan
berlangsung peneliti didampingi oleh teman sejawat.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh dari observasi dan evaluasi dikumpulkan,


kemudian direfleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada dari
skenario pembelajaran yang telah dirancang. Setelah mengetahui kekurangan
yang ada maka peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya.
SIKLUS II

Siklus ini merupakan perbaikan apabila pada siklus I siswa belum


mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Tahap-tahap pada siklus II
sama dengan siklus I dan hasil yang diperoleh siswa pada siklus I akan dijadikan
pedoman peneliti untuk menyusun kegiatan pembelajaran pada siklus II. Jika
indikator yang diharapkan belum tercapai pada siklus II maka peneliti akan
melakukan siklus berikutnya sampai tercapai indikator yang diharapkan.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes yang
diberikan kepada siswa merupakan alat ukur untuk mendapatkan jawaban-
jawaban yang diharapkan baik berbentuk lisan, tulisan atau secara perbuatan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Silabus
Yakni seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran.
2. Rencana Pembelajaran
Adalah perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman bagi
peneliti dalam mengajar.
3. Lembar Observasi
Untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
4. Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan menggunakan alat media gambar. Tes formatif
ini diberikan setiap akhir siklus baik siklus I maupun siklus II. Bentuk
soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian ini adalah pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data ini dikumpulkan melalui hasil pengamatan dan
penilaian hasil belajar. Untuk mengumpulkan data, diperlukan suatu alat
penelitian yang akurat, karena hasilnya sangat menentukan mutu penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil
pengamatan dan penelitian hasil belajar.

Lembar pengamatan yang digunakan adalah lembar pengamatan terbuka


gunanya untuk mencatat aktifitas penting yang tidak termuat dalam rencana
perbaikan pembelajaran. Data hasil belajar diperoleh dari hasil ulangan harian I
pada siklus I dan ulangan harian II pada siklus II pembelajaran Bahasa Indonesia
yaitu hasil ulangan harian siswa kelas II UPT SDN 024 Kota Garo yang telah
melaksanakan dan mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan alat media gambar.

H. PROSEDUR PENGOLAAN DATA dan TEKNIK ANALISIS DATA

Untuk mengetahui apakah ada perbaikan pada proses pembelajaran dan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan alat media gambar
pengolaan data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes hasil belajar akan
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Tes yang dilakukan akan digunakan untuk menganalisis tingkat keberhasilan


tindakan. Hasil belajar siswa dikatakan berhasil jika telah memenuhi kriteria
ketuntasan belajar siswa yang dikategorikan menjadi 2 kriteria yang ditunjuk pada
tabel berikut:

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi


≥ 70 Tuntas
≤ 70 Tidak Tuntas
Untuk menentukan skor penilaian yang dicapai siswa pada evaluasi maka
dihitung dengan cara :
Jumlah soal yang benar
X 100
Jumlah soal yang salah

Dari hasil data yang diperoleh kemudian dibuat rentangan nilai berdasarkan
daya serap siswa dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel II
Kriteria Daya Serap Siswa
Rentang Nilai Nilai Keterangan
90 – 100 A Istimewa
80 – 89 B Sangat Baik
70 – 79 C Baik
60 – 69 D Cukup
50 – 59 E Kurang
.......≤ 49 F Sangat Kurang
Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila Kriteria Keputusan Minimal
(KKM) siswa mencapai 70.

Tabel III
Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa
No Rentang Nilai Kategori Keterangan
1 90 – 100 Istimewa Tuntas
2 80 – 89 Sangat Baik Tuntas
3 70 – 79 Baik Tuntas
4 60 – 69 Cukup Tidak Tuntas
5 50 – 59 Kurang Tidak Tuntas
6 .......≤ 49 Sangat Kurang Tidak Tuntas

1. Analisis Data Aktifitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Analisis data kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran


diperoleh berdasarkan hasil pengamatan penilaian yang mengamati peneliti
selama proses pembelajaran berlangsung. Data dari hasil pengamatan tersebut
dijadikan dasar refleksi sehingga pada pembelajaran yang berikutnya akan
semakin membaik.
2. Analisis Data Hasil Penilaian Perkembangan Anak

Data hasil perkembangan anak secara individu yang diperoleh akan


dijadikan dasar analisis data tentang peningkatan hasil belajar siswa yang
dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan alat media gambar.
Agar lebih jelas maka peneliti menyajikan data hasil belajar siswa kelas II
UPT SDN 024 Kota Garo dalam bentuk daftar distribusi frekuensi.

Kriteria meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas II UPT


SDN 024 Kota Garo Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar tahun
2022/2023 dengan menggunakan alat media gambar terpenuhi jika mencapai
salah satu kriteria sebagai berikut :

1. Nilai hasil pembelajaran siswa secara umum semakin meningkat


2. Jumlah siswa yang tuntas lebih banyak yaitu pencapaian standar
KKM siswa meningkat
3. Seorang siswa dikatakan tuntas dalam pembelajaran apabila hasil tes
siswa ≥ KKM yaitu 70

Dari hasil analisis data tersebut akan diketahui apakah hasil pembelajaran
Bahasa Indonesia pada siswa kelas II UPT SDN 024 Kota Garo Kecamatan
Tapung Hilir Kabupaten Kampar dengan menggunakan alat media gambar apakah
berhasil atau tidak.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

Pada sub bab ini akan dipaparkan tentang hasil yang diperoleh peneliti saat
penelitian tindakan kelas di UPT SD Negeri 024 Kota Garo. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dimana pada masing- masing siklus
terdiri dari 4 tahapan yang dilakukan, yaitu : tahapan perencanaan, tahapan
pelaksanaan tindakan, tahapan observasi dan tahap refleksi.

Sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu


melaksanakan wawancara dengan wali kelas II seputar permasalahan yang dialami
oleh guru sebagai pendidik pada saat melakukan proses pembelajaran pada mata
pelajaran Matematika, melakukan observasi mengamati pelaksanaan proses
pembelajaran pada mata pelajaran Matematika, melakukan observasi tentang
aktivitas-aktivitas belajar peserta didik yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

Pada penelitian ini akan menunjukkan adanya peningkatan pada aktivitas


belajar dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika. Kegiatan
penelitian diawali dengan melakukan observasi aktivitas belajar peserta didik dan
melakukan tindakan pra siklus dengan melakukan uji soal pretest untuk
memperoleh hasil belajar pada mata pelajaran Matematika peserta didik kelas II
UPT SD NEGERI 024 KOTA GARO.

Pada siklus 1(Link: https://youtu.be/u_x4Ws1Nby4 ), telah di laksankan


pembelajaran Matematika menggunakan media infokus.

Gambar 1 Gambar 2
Guru menerangkan Materi Guru Menggunakan Media
Pembelajaran Pembelajaran Infokus menerangkan
Jenis jenis makanan dan harganya
Gambar 3
Guru Memberikan Tugas Mandiri

Pada siklus 2(Link: https://youtu.be/uNCbF-WVpMA ), telah di laksankan


perbaikan pembelajaran Matematika menggunakan media Infokus mengenal jenis
makanan dan harga dari siklus 1.

Gambar 1 Memberikan contoh Gambar 2 Menerikan Contoh


Gambar uang /jenis jenis uang Jenis jenis Harga Barang

Gambar 3. Memberikan Tugas

Berikut data perbandingan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dalam
mata pelajaran Matematika yang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Hasil Belajar Matematika pada tindakan Pra siklus,


Siklus 1 dan Siklus 2
Kategori Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Jumlah Jumlah
% % %
Siswa Siswa Siswa
Tuntas ≥ 76 6 30% 10 50% 18 90%
Tidak
≤ 76 14 70% 10 50% 2 10%
Tuntas
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100%
Rata-rata 60 80 86
Berdasarkan pada pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 telah
menunjukkkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik, yaitu terdapat 10
peserta didik kategori tuntas dengan presentase 50%, sebanyak 10 peserta didik
kategori tidak tuntas dengan presentase 50%. Sehingga diperoleh Nilai Rata-rata
setelah dilakukan penelitian pada siklus 1 ini adalah 80. Hal ini dikarenakan
Sepuluh siswa tersebut kurang memahami perintah dalam pengerjaan soal. Dilihat
dari besarnya presentase ketuntasan belajar dan rata- rata nilai yang diperoleh,
pembelajaran pada siklus I dapat dikatakan berhasil. Dalam penggunaan media
pembelajaran seperti Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh
guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi
komunikasi antara guru dengan siswa (Asra, dkk.2007:19_27).

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 1 maka perlu dilakukannya


perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dengan menerapkan pembelajarana
matematika tentang Penggunaan uang sebagai alat tukar. Pada pembelajaran siklus
2 telah menunjukkan adanya peningkatan kembali pada hasil belajar peserta didik
yaitu sebanyak 18 peserta didik kategori tuntas dengan presentase 90%, dan
sebanyak 2 orang peserta didik kategori tidak tuntas dengan presentasi 10%.
Pembelajaran siklus 2 ini telah mengalami peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
siswa yaitu 86. Belum tuntasnya siswa dalam tes ini dikarenakan siswa kurang
memahami soal yang diberikan dan lamban dalam mengerjakan. Selain itu, ketika
siswa yang lain sudah selesai mengerjakan soal, siswa tersebut baru mengerjakan
soal, sehingga jawaban yang ditulis asal-asalan. Hal itu menyebabkan kedua siswa
terebut tidak tuntas dalam pembelajaran Matematika materi Penggunaan uang
Sebagai alat tukar.

Menurut Heruman (2012:2), dalam mengajarkan matematika harus bisa


memahami dan mengetahui bahwa kemampuan setiap siswa itu berbeda, dan semua
siswa belum tentu senang dengan pembelajaran Matematika. Memang tujuan akhir
dalam pembelajaran Matematika di SD agar siswa terampil dalam menggunakan
konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Frudenthal (dalam Wijaya 2012:20) menyatakan bahwa matematikamerupakan


suatu bentuk aktivitas manusia, hal ini menunjukkan bahwa matematika tidak
ditempatkan sebagai suatu produk jadi, melainkan sebagaibentuk aktivitas atau
proses. Matematika sebaiknya tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk
jadi yang siap pakai, melainkan sebagai suatu bentuk kegiatan dalam
mengkonstruksi konsep matematika. Terdapat istilah “guided reinvention” sebagai
proses yang dilakukan siswa secara aktif untuk menemukan kembali suatu konsep
matematika dengan bimbingan guru. Selain itu, matematika sekolah tidak
ditempatkan sebagai suatu sistem tertutup (closed system) melainkan sebagai suatu
aktivitas yang disebut matematisasi.
Selain peningkatan hasil kognitif, implementasi pembelajaran matematika
menggunakan media Infokus memberikan peningkatan pemahaman siswa dari 30%
skor rata-rata siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I dan 10% skor rata-
rata siswa yang dinyatakan tidka paham pada siklus II. Rekapitulasi pemahaman
siswa pada setiap siklus ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Pemahaman Siswa pada Tindakan Pra Siklus, Siklus 1 dan
Siklus 2
Siklus Pencapaian Skor Rata-Rata
Rata-rata nilai 60
Pra Siklus Ketuntasan belajar % 30%
Ketidak tuntasan belajar % 70%
Rata-rata nilai 80
Siklus I Ketuntasan belajar % 50%
Ketidak tuntasan belajar % 50%
Rata-rata nilai 86
Siklus II Ketuntasan belajar % 90%
Ketidak tuntasan belajar % 10%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa adanya kemajuan dalam pemahaman
anak-anak dalam pembelajaran. Dimana skor rata-rata setiap siklus naik, dilihat dari
skor awal pra siklus yang masih 60 mengalami kenaikan nilai di siklus I yaitu 80
dan mendapat nilai rata-rata yang lebih tinggi lagi di siklus II yaitu 86. Hal ini
menandakan bahwa pemahaman siswa dalam pembelajaran meningkat karena
dilaksanakannya pembelajaran Matematika materi Penggunaan Uang Sebagai alat
Tukar menggunakan Media infokus. Penggunaan media pembelajaran dapat
memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui minat siswa sebelum
dan sesudah implementasi pembelajaran matematika dengan menggunakan media
infokus. Hasil analisis masing-masing indikator dari tanggapan siswa sebelum
tindakan dan sesudah tindakan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Indikator Minat Belajar


Aspek yang Sebelum Sesudah Kriteria
Diamati
Persentase Persentase

1 Keterlibatan siswa 30% 80% Tinggi


dalam mengikuti Proses
pembelajaran di kelas
2 Ketekunan siswa dalam 50% 90% Tinggi
menyelesaikan tugas
yang diberikan guru
3 Kerjasama siswa pada 60% 90% Tinggi
saat kerja kelompok
4 Keterlibatan siswa 30% 80% Tinggi
dalam pembelajaran
menggunakan media
infokus

Dari tabel 3 dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan disetiap point setelah
dilaksanakannya pembelajaran matematika menggunakan media infokus.
Peningkatatan rata-rata tanggapan siswa ini terjadi karena selama pengajaran siswa
terlibat aktif dan merasa senang ketika diajak berdiskusi dan tanya jawab.
Banyaknya siswa yang memberikan tanggapan positif terhadap pengajaran
menunjukkan bahwa anak tertarik dan berminat terhadap pengajaran yang
dilaksanakan. Peningkatan tanggapan siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat
dilihat pada Tabel 3.

Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan (knowledge) yang
dipelajari bermakna bagi siswa (Freudenthal, 1991). Suatu pengetahuan akan
menjadi bermakna bagi siswa jika proses pembelajaran dilaksanakan dalam suatu
konteks (CORD, 1999) atau pembelajaran menggunakan permasalahan realistik.
Suatu masalah realistik tidak harus berupa masalah yang ada di dunia nyata (real
world problem) dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu
masalah disebut “realistik” jika masalah tersebut dapat dibayangkan “imagineable”
atau nyata “real” dalam pikiran siswa.
Sebagai pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan di UPT SD NEGERI
024 Kota Garo bahwa terdapat kendala-kendala yang dialami pada pelaksanaan
penerapan penelitian siklus 1 pada media pembelajaran, yaitu kurangnya mengenal
jenis jenis uang, maka pada siklus 2 dilakukannya perbaikan yaitu dengan cara
menunjukkan jenis jenis uang atau gambar uang mulai dari terkecil hingga terbesar,
dan memberikan motivasi terhadap siswa agar lebih semangat dalam belajar.
Setelah melihat dan menganalisis data di atas, dapat diambil hasil akhir berupa apa yang
telah dilakukan oleh penelitian dalam menyampaikan materi matematika dengan
menggunakan media Infokus ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan
keaktifan siswa. hipotesis menyatakan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran
Infokus dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II UPT SD NEGERI 024 KOTA
GARO.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Di dalam pelajaran matematika masih ada sebagian siswa yang mendapatkan nilai
rendah atau dibawah KKM. Ini karena di sebabkan sulitnya memahami pelajaran
matematika dan juga kurang minatnya siswa tersebut mengikuti pelajaran
matematika. Salah satu cara untuk menutupi nilai yang di bawah KKM adalah
dengan mengikuti remidi dan juga tugas yang diberikan oleh guru.
Akan tetapi matematika menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa yang rajin
dan juga aktif dalam belajar. Mereka memperoleh nilai yang tinggi di atas KKM.
Adapun faktor yang membuat siswa mendapat nilai tinggi karena mereka senang
dengan matematika.
Penggunaan media infokus pada pembelajaran Matematika Penggunaan uang di
kelas II UPT SD Negeri 024 Kota Garo dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar ini seiring dengan peningkatan aktivitas belajar siswa,
karena jika siswa aktif saat pembelajaran, maka siswa mengalami sendiri proses
belajar. Dengan demikian, informasi yang diperoleh siswa lebih lama tersimpan,
sehingga saat menjawab soal tes formatif, siswa masih teringat dengan materi yang
telah disampaikan.

B. Saran
Dalam setiap makalah tentunya tidak ada yang sempurna. Maka saya menyarankan
1. Agar siswa bisa mendapatkan nilai di atas KKM siswa harus rajin berhitung.
2. Para siswa harus rajin berlatih mengerjakan soal-soal yang ada.
3. Tetap proaktif dalam pelajaran matematika.
4. Selalu ,mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh.
Tidak ada yang salah dalam belajar, begitu juga dengan belajar matematika.
Semoga makalah yang sederhana ini bisa menjadi pemantik untuk terus belajar
matematika kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abhyasari, N. P., Kusmariyatni, N. N., & Agustiana, I. G. A. T. (2020).


Pengaruh Pembelajaran Berpendekatan Saintifik Berbasis Masalah Terhadap
Disiplin dan Hasil Belajar IPA. Mimbar PGSD Undiksha, 8(1), 111-122.

Abu Achmadi dan Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka
Cipta
Aristo Rahadi. 2003 Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Tenaga
Kependidikan
Asra, dkk.2007:19_27 penggunaan Proyektor

Aulia, J., Zarkasih, Z., & Nova, T. L. (2020). Meta-Analisis Pengaruh Penerapan
Pendekatan Saintifik Berbantuan Komik terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMP.
Journal of Natural Science and Integration, 3(1), 70-76.
Benny agus Pribadi dan Dewi Padmo Putri, 2001. Tentang media pembelajaran
gambar

Depdikbud, 1995.Kurikulum SD tahun 1994. Jakarta : Depdikbud

Freudenthal, 1991 Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan
(knowledge) yang dipelajari bermakna bagi siswa

Herlinda, H., Wsistoro, E., & Risdianto, E. (2017). Pengaruh Model Problem
Based Learning (Pbl) Terhadap Hasil Belajar, Kemampuan Pemecahan Masalah
Fisika Dan Minat Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Di SMAN 1 Lebong
Sakti. Amplitudo: Jurnal Ilmu dan Pembelajaran Fisika, 1(1).

Lestari, W., Pratama, L. D., & Jailani, J. (2018). Implementasi Pendekatan


Saintifik Setting Kooperatif Tipe STAD Terhadap Motivasi Belajar Dan Prestasi
Belajar Matematika. AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika, 9(1), 29-36.
“Multimedia Pembelajaran “ http://id.wikipedia.org/wiki/Multimedia diakses
tanggal 25 Mei 2021

Nahdi, D. S., & Cahyaningsih, U. (2019). Pengembangan Perangkat


Pembelajaran Matematika Sd Kelas V Dengan Berbasis Pendekatan Saintifik
Yang Berorientasi Pada Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa. Jurnal
Cakrawala Pendas, 5(1), 280153.

Nugraha, A. J., Suyitno, H., & Susilaningsih, E. (2017). Analisis kemampuan


berpikir kritis ditinjau dari keterampilan proses sains dan motivasi belajar
melalui model pbl. Journal of Primary Education, 6(1), 35-43.

Rochiatai Wiriatmadja, 2007. MetodePenelitian Tindakan Kelas


Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.Bandung : Remaja Rosdakarya

Slameto. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta


Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
: Renika Cipta
Suwana 2005.Macam-macam Media Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

Sri Anitah, 2008. Media Pembelajaran. Surakarta : mitra Sertifikasi Guru


Surakarta

Taqiyyah, S. A., Subali, B., & Handayani, L. (2017). Implementasi bahan ajar
sains berbahasa inggris berbasis metakognitif untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(2), 224-234.

Ulfa, M. (2018, July). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Thinking


Aloud Pairs Problem Solving (TAPPS) dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari
Gaya Belajar Siswa. In Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan
Pendidikan Matematika (Vol. 1, No. 2, pp. 345-353).

Wibowo, A. (2017). Pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik


dan saintifik terhadap prestasi belajar, kemampuan penalaran matematis dan
minat belajar. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4(1), 1-10.

Wijanarko, A. G., Supardi, K. I., & Marwoto, P. (2017). Keefektifan model


project based learning terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains
dan hasil belajar IPA. Journal of Primary Education, 6(2), 120-125.

Anda mungkin juga menyukai