(PTK)
USULAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DISUSUN OLEH :
CAKRA WARDANA PURBA
NIM : 856441242
UNIVERSITAS TERBUKA
2022.2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur peniliti ucapkan kehadirat Tuhan YTM yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas mata kuliah S1 PGSD
IDIK4008 pelajaran Bahasa Indonesia kelas II UPT SDN 024 Kota Garo
Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar sebagai wujud dari tugas mata
kuliah PTK Program S-1 PGSD Bidang Ilmu Universitas Terbuka.
Kami menyadari bahwa tugas ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankan
peneliti sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala Sekolah UPT SDN 024 Kota Garo Ibu Roida Pasaribu,S.Pd.SD
2. Tutor mata kuliah Dr. Rian Vebrianto,M.Ed
3. Seluruh rekan-rekan guru yang telah memberikan kritik, saran serta ide-ide
kreatif yang membangun.
4. Siswa-siswi kelas II UPT SDN 024 Kota Garo yang telah berperan aktif
dalam penelitian ini.
5. Kakak, abang dan suadara-saudara yang telah memberikan doa serta
dukungan,
6. Anakku yang telah memberikan motivasi kepada peneliti selama proses
penyusunan tugas penelitian ini.
Atas segala keikhlasan dan jasa baik mereka peneliti mengucapkan banyak
terima kasih. Semoga bantuan, bimbingan serta ide-ide kreatif yang telah mereka
berikan menjadi amal kebaikan.
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk it kritik dan saran yang bijaksana dari berbagai pihak sangat
diharapkan. Seoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Tapung Hilir, 19 Oktober 2022
Penyusun,
CAKRA WARDANA PURBA
NIM. 856459209
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan guru-guru yang lain,
maka penulis dapat menemukan faktor penyebab timbulnya permasalahan.
Faktor-faktor tersebut di antaranya :
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi
semua pihak antara lain:
1. Siswa
Siswa lebih memahami mata pelajaran yang diajarkan
Hasil belajar siswa dapat meningkatkan karena menggunakan media
gambar dalam proses pembelajaran
Siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar
2. Guru
Guru dapat lebih optimal dalam melakukan proses pembelajaran
Guru menjadi lebih kreatif dalam menggunakan alat media gambar
Sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
3. Kepala Sekolah
Penelitian tindakan kelas dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan
kreatifitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan mutu sekolah.
Penelitian ini dapat digunakan bagi kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru.
4. Peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti dalam melakukan
Pnelitian Tindakan Kelas (PTK).
Dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dalam mengajar
pelajaran Bahasa Indonesia.
Dapat meningkatkan kemampuan profesional sebagai tenaga
pendidik.
BAB II
LITERATUR RIVEW
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat di UPT SDN 024 Kota Garo
Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar. Sekolah ini berada ditengah area
keramaian penduduk yang tidak jauh letaknya dari pasar. Yang memiliki latar
belakang kondisi siswa, pendidikan orang tua, serta kondisi ekonomi yang
beragam.
Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah serta TU, 1 ruang
guru, serta dilengkapi dengan ruang UKS. Sekolah ini juga dilengkapi dengan
tempat parkir kendaraan guru, kantin dan lapangan olahraga bola volly,
badminton serta sepak takraw. Halaman sekolah juga cukup luas yang biasa
digunakan untuk kepentingan upacara.
UPT SDN 024 Kota Garo Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar
dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang dibantu oleh 6 guru kelas, 1 guru
bidang studi agama islam, 1 guru bidang studi agama kristen, , 1 orang tenaga TU
Merangkap jadi guru, 1 orang OPS Marangkap jadi guru, serta 1 orang penjaga
sekolah.
B. SUBJEK PENELITIAN
C. JENIS PENELITIAN
Dari beberapa pendapat diatas jelas bahwa penelitian tindakan dalam bidang
pendidikan yang dilaksanakan dikelas merupakan suatu cara atau metode yang
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan
adanya penelitian tindakan kelas diharapkan kesalahan dalam proses pembelajaran
akan cepat dianalisis dan diperbaiki sehingga kesalahan tersebut tidak akan
berlanjut, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
D. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam menafsirkan hasil penelitian ini,
maka komponen-komponen penelitian perlu didefinisikan secara operasional
yakni hasil belajar.
Adapun hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
kognitif yang diperoleh siswa setelah adanya pembelajaran dengan menggunakan
alat media gambar yang ditunjukkan dengan nilai skor tes yang diberikan oleh
guru setiap selesai pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa tes tertulis buatan guru berbentuk isian singkat. Indikator – indikator hasil
belajar terdiri dari :
TINDAKAN I
TI TINDAKAN I
PENGAMATAN/
REFLEKS
I DATA I
TINDAKAN II TINDAKAN II
BARU HASIL
REFLEKSI
PENGAMATAN/
DATA II
a. Perencanaan
1. Menentukan dan mempersiapkan materi yang akan diajarkan
2. Menyiapkan alat media gambar yang akan digunakan dalam
pembelajaran
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
4. Membuat dan menyusun tugas-tugas siswa berupa LKS
5. Menyiapkan lembar post tes
6. Menyediakan gambar hitam putih
b. Pelaksanaan
d. Refleksi
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes yang
diberikan kepada siswa merupakan alat ukur untuk mendapatkan jawaban-
jawaban yang diharapkan baik berbentuk lisan, tulisan atau secara perbuatan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Silabus
Yakni seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran.
2. Rencana Pembelajaran
Adalah perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman bagi
peneliti dalam mengajar.
3. Lembar Observasi
Untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
4. Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan menggunakan alat media gambar. Tes formatif
ini diberikan setiap akhir siklus baik siklus I maupun siklus II. Bentuk
soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Salah satu kegiatan penting dalam penelitian ini adalah pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data ini dikumpulkan melalui hasil pengamatan dan
penilaian hasil belajar. Untuk mengumpulkan data, diperlukan suatu alat
penelitian yang akurat, karena hasilnya sangat menentukan mutu penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil
pengamatan dan penelitian hasil belajar.
Untuk mengetahui apakah ada perbaikan pada proses pembelajaran dan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan alat media gambar
pengolaan data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes hasil belajar akan
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Dari hasil data yang diperoleh kemudian dibuat rentangan nilai berdasarkan
daya serap siswa dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel II
Kriteria Daya Serap Siswa
Rentang Nilai Nilai Keterangan
90 – 100 A Istimewa
80 – 89 B Sangat Baik
70 – 79 C Baik
60 – 69 D Cukup
50 – 59 E Kurang
.......≤ 49 F Sangat Kurang
Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila Kriteria Keputusan Minimal
(KKM) siswa mencapai 70.
Tabel III
Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa
No Rentang Nilai Kategori Keterangan
1 90 – 100 Istimewa Tuntas
2 80 – 89 Sangat Baik Tuntas
3 70 – 79 Baik Tuntas
4 60 – 69 Cukup Tidak Tuntas
5 50 – 59 Kurang Tidak Tuntas
6 .......≤ 49 Sangat Kurang Tidak Tuntas
Dari hasil analisis data tersebut akan diketahui apakah hasil pembelajaran
Bahasa Indonesia pada siswa kelas II UPT SDN 024 Kota Garo Kecamatan
Tapung Hilir Kabupaten Kampar dengan menggunakan alat media gambar apakah
berhasil atau tidak.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
Pada sub bab ini akan dipaparkan tentang hasil yang diperoleh peneliti saat
penelitian tindakan kelas di UPT SD Negeri 024 Kota Garo. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dimana pada masing- masing siklus
terdiri dari 4 tahapan yang dilakukan, yaitu : tahapan perencanaan, tahapan
pelaksanaan tindakan, tahapan observasi dan tahap refleksi.
Gambar 1 Gambar 2
Guru menerangkan Materi Guru Menggunakan Media
Pembelajaran Pembelajaran Infokus menerangkan
Jenis jenis makanan dan harganya
Gambar 3
Guru Memberikan Tugas Mandiri
Berikut data perbandingan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dalam
mata pelajaran Matematika yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2. Rekapitulasi Pemahaman Siswa pada Tindakan Pra Siklus, Siklus 1 dan
Siklus 2
Siklus Pencapaian Skor Rata-Rata
Rata-rata nilai 60
Pra Siklus Ketuntasan belajar % 30%
Ketidak tuntasan belajar % 70%
Rata-rata nilai 80
Siklus I Ketuntasan belajar % 50%
Ketidak tuntasan belajar % 50%
Rata-rata nilai 86
Siklus II Ketuntasan belajar % 90%
Ketidak tuntasan belajar % 10%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa adanya kemajuan dalam pemahaman
anak-anak dalam pembelajaran. Dimana skor rata-rata setiap siklus naik, dilihat dari
skor awal pra siklus yang masih 60 mengalami kenaikan nilai di siklus I yaitu 80
dan mendapat nilai rata-rata yang lebih tinggi lagi di siklus II yaitu 86. Hal ini
menandakan bahwa pemahaman siswa dalam pembelajaran meningkat karena
dilaksanakannya pembelajaran Matematika materi Penggunaan Uang Sebagai alat
Tukar menggunakan Media infokus. Penggunaan media pembelajaran dapat
memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui minat siswa sebelum
dan sesudah implementasi pembelajaran matematika dengan menggunakan media
infokus. Hasil analisis masing-masing indikator dari tanggapan siswa sebelum
tindakan dan sesudah tindakan dapat dilihat pada Tabel 3.
Dari tabel 3 dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan disetiap point setelah
dilaksanakannya pembelajaran matematika menggunakan media infokus.
Peningkatatan rata-rata tanggapan siswa ini terjadi karena selama pengajaran siswa
terlibat aktif dan merasa senang ketika diajak berdiskusi dan tanya jawab.
Banyaknya siswa yang memberikan tanggapan positif terhadap pengajaran
menunjukkan bahwa anak tertarik dan berminat terhadap pengajaran yang
dilaksanakan. Peningkatan tanggapan siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat
dilihat pada Tabel 3.
Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan (knowledge) yang
dipelajari bermakna bagi siswa (Freudenthal, 1991). Suatu pengetahuan akan
menjadi bermakna bagi siswa jika proses pembelajaran dilaksanakan dalam suatu
konteks (CORD, 1999) atau pembelajaran menggunakan permasalahan realistik.
Suatu masalah realistik tidak harus berupa masalah yang ada di dunia nyata (real
world problem) dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu
masalah disebut “realistik” jika masalah tersebut dapat dibayangkan “imagineable”
atau nyata “real” dalam pikiran siswa.
Sebagai pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan di UPT SD NEGERI
024 Kota Garo bahwa terdapat kendala-kendala yang dialami pada pelaksanaan
penerapan penelitian siklus 1 pada media pembelajaran, yaitu kurangnya mengenal
jenis jenis uang, maka pada siklus 2 dilakukannya perbaikan yaitu dengan cara
menunjukkan jenis jenis uang atau gambar uang mulai dari terkecil hingga terbesar,
dan memberikan motivasi terhadap siswa agar lebih semangat dalam belajar.
Setelah melihat dan menganalisis data di atas, dapat diambil hasil akhir berupa apa yang
telah dilakukan oleh penelitian dalam menyampaikan materi matematika dengan
menggunakan media Infokus ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan
keaktifan siswa. hipotesis menyatakan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran
Infokus dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II UPT SD NEGERI 024 KOTA
GARO.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Di dalam pelajaran matematika masih ada sebagian siswa yang mendapatkan nilai
rendah atau dibawah KKM. Ini karena di sebabkan sulitnya memahami pelajaran
matematika dan juga kurang minatnya siswa tersebut mengikuti pelajaran
matematika. Salah satu cara untuk menutupi nilai yang di bawah KKM adalah
dengan mengikuti remidi dan juga tugas yang diberikan oleh guru.
Akan tetapi matematika menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa yang rajin
dan juga aktif dalam belajar. Mereka memperoleh nilai yang tinggi di atas KKM.
Adapun faktor yang membuat siswa mendapat nilai tinggi karena mereka senang
dengan matematika.
Penggunaan media infokus pada pembelajaran Matematika Penggunaan uang di
kelas II UPT SD Negeri 024 Kota Garo dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar ini seiring dengan peningkatan aktivitas belajar siswa,
karena jika siswa aktif saat pembelajaran, maka siswa mengalami sendiri proses
belajar. Dengan demikian, informasi yang diperoleh siswa lebih lama tersimpan,
sehingga saat menjawab soal tes formatif, siswa masih teringat dengan materi yang
telah disampaikan.
B. Saran
Dalam setiap makalah tentunya tidak ada yang sempurna. Maka saya menyarankan
1. Agar siswa bisa mendapatkan nilai di atas KKM siswa harus rajin berhitung.
2. Para siswa harus rajin berlatih mengerjakan soal-soal yang ada.
3. Tetap proaktif dalam pelajaran matematika.
4. Selalu ,mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh.
Tidak ada yang salah dalam belajar, begitu juga dengan belajar matematika.
Semoga makalah yang sederhana ini bisa menjadi pemantik untuk terus belajar
matematika kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Achmadi dan Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka
Cipta
Aristo Rahadi. 2003 Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Tenaga
Kependidikan
Asra, dkk.2007:19_27 penggunaan Proyektor
Aulia, J., Zarkasih, Z., & Nova, T. L. (2020). Meta-Analisis Pengaruh Penerapan
Pendekatan Saintifik Berbantuan Komik terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMP.
Journal of Natural Science and Integration, 3(1), 70-76.
Benny agus Pribadi dan Dewi Padmo Putri, 2001. Tentang media pembelajaran
gambar
Freudenthal, 1991 Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan
(knowledge) yang dipelajari bermakna bagi siswa
Herlinda, H., Wsistoro, E., & Risdianto, E. (2017). Pengaruh Model Problem
Based Learning (Pbl) Terhadap Hasil Belajar, Kemampuan Pemecahan Masalah
Fisika Dan Minat Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Di SMAN 1 Lebong
Sakti. Amplitudo: Jurnal Ilmu dan Pembelajaran Fisika, 1(1).
Taqiyyah, S. A., Subali, B., & Handayani, L. (2017). Implementasi bahan ajar
sains berbahasa inggris berbasis metakognitif untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(2), 224-234.