Anda di halaman 1dari 22

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP

MATA PELAJARAN IPS MELALUI ALAT PEGARA REPLIKA


GUNUNG MERAPI DI KELAS III SDN BABAKAN BANDUNG
KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

RANCANGAN PROPOSAL PENELITIAN


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah penelitian pendidikan

oleh

LEVINA AYUDIA
NPM 20210621333

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL SUMEDANG
2022
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP
MATA PELAJARAN IPS MELALUI ALAT PEGARA REPLIKA
GUNUNG MERAPI DI KELAS III SDN BABAKAN BANDUNG
KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

oleh

LEVINA AYUDIA
NPM 20210621333

disetuji dan disahkan oleh :


Pembimbing I, Pembimbing II,

Avini Martini, M.Pd. …………………


NIP……………… NIP…………….

dikethui oleh
Ketua Progran Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Nandang Kusnandar, M.Pd.


NIP……………………...

i
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya
manusia (SDM), sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mnuntut lembaga
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Belajar merupakan sebuah proses yang
berkesinambungan dalam membentuk sumber daya manusia yang tangguh. Dimulai sejak anak dilahirkan
dririnya sudah belajar pertama yaitu belajr untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada
disekitarnya. Proses ini akan terus berlangsung sampai seorang anak masuk sekolah.
Sekolah merupakan perangkat pendidikan yang mempunyai tjuan utama yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Menginat bahwa ilmu pengetahuan social (IPS) sangat penting manfaatnya dan tak
lepas dari kehidupan sehari-hari maka sudah sewajarnya dikembangkan dan diperhatikan. Namun
dikalangan siswa sudah sering terdengar anggapan, bahwa belajar IPS itu membosankan karena isi dalam
materinya kebanyakan lebih sering membaca, sehingga menimbulkan kebosanan yang berakibat
kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran IPS, dan menyebabkan hasil belajar IPS rendah.
Dalam hal ini guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas
belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu
yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Guru hanya salah satu diantara
berbagai sumber belajar dan media belajar. Maka dengan demikian peran guru dalam belajar ini menjadi
lebih las dan lebih mengarah kepada peningkatan hasil belajar siswa. Melalui peranannya sebagai
pengajar, guru diharapkan mampu mendorong siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan
melalui berbagai sumber dan media.
Rendahnya hasil belajar IPS siawa dapat disebabkan oleh proses pembelajaran yang digunakan
guru didalam pelaksanaanya hanya menggunakan model pembelajaran konvesional yakni ceramah,
pemberian tugas dan biasanya pembelajaran didominasi oleh guru dan sedikit melibatkan siswa, sehingga
interaksi anatara siswa selama proses belajar mengajar sangat minim. Pada pembelajaran IPS, guru
kurang memberi peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi atau berperan aktif selama proses
pembelajaran. Dan siswa hanya menyalin materi yang telah guru sampaikan.
Salah satu cara yang ditempuh dalam meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik tergantung
pada proses belajar menfajarnya. Salah satu pendukung keberhasilan peningkatan hasil belajar adalah
menggunakan alat peraga dalan proses belajar mengajar khususnya pembelajaran IPS yang terkadang
sulit untuk dijelaskan secara mendalam. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia
komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk menggambarkan ide dan
wawasannya.
Oleh sebab itu, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam bahasannya tersebut
dianggap positif atau hal yang baik untuk membantu dan memudahkan siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Kenyataan yang ada, penggunaan alat peraga disekolah belum membudaya, dalam arti
tidak semua guru menngunakan alat perga dalam mengajr, hal mini disebabkan belum timbulnya
kesadaran akan pentingnya penggunaan alat peraga serta pengaruhnya dalam kegiatan proses belajar
mengajar terutama dalam pengajaran IPS.
Melihat permasalahan yang ada maka peneliti tertarik ingin melakukan penelitian tentang peningkatan
hasil belajar yaitu dengan menggunakan alat perasa sebagi media pembelajaran IPS melalui media berupa
alat peraga dalam menyelesaikan materi pemebelajaran IPS yang membahas mengenai gunung merapi.
Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik melaksanakan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan

1
Hasil Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPS Melalui Alat Peraga Replika Gunung Merapi Di Kelas
III SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang Tahun Pelajaran 2022/2023”.
1.2 Identifikasi Masalah
Pada dasarnya masalah yang sering terdapat didalam kelas sangatlah banyak. Diantaranya terjadi oleh
beberapa hal yang dapat menyebabkan kurangnya hasil belajar siswa dalam materi pelajaran IPS, antara
lain :
1. Pelajaran IPS dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan sebab lebih banyak
menjelaskan materi dari pada praktek.
2. Pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS masih rendah.
3. Kurang nya semangat belajar siswa.
4. Guru masih kurang dalam menggunakan alat atau media pembelajaran pada materi pembelajaran
IPS
1.3 Batasan Masalah
Alat peraga adalah semua atau segala seuatu yang dapt digunakan dan dimanfaatkan untuk
menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dari materi yang di jelaskan. Ada beberapa jenis alat peraga
diantaranya gambar, peta, papan tulis, bok pasir dan masih banyak lagi.
Disini penulis hanya membatasi penelitian ini dengan mengunakan sebuah jenis alat peraga berupa
sebuah replika. Replika ini adalah sebuah salinan yang sama persis dengan bentuk fungsi dari alat,
barang, atau lainnya.
1.4 Rumusan Masalah
Dari pembahasan yang sudah di paparkan maka dai itu penulis merumuskan beberapa rumusan
masalah yang akan diteliti diantaranya :
1. Apakah alat peraga pembelajaran yang digunakan dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar
siswa di kelas III SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang Tahun
pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimanakah penerapan alat peraga yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas III SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang Tahun Pelajaran
2022/2023?
1.5 Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah yang sudah di paparkan maka dai itu penulis merumuskan beberapa tujuan
yang akan diteliti diantaranya :
1. Untuk mengetahui terdapat tidaknya pengaruh alat perga pembelajaran replica gunung merapi
terhadap hasil peningkatan hasil belajar di kelas III SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja
Kabupaten Sumedang Tahun Pelajaran 2022/2023.
2. Untuk mengetahui terdapat tidaknya penerapan alat peraga yang digunakan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa di kelas III SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang
Tahun Pelajaran 2022/2023.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan hasil pembelajaran IPS di SDN Babakan Bandung dapat
meningkat dengan adanya penggunaan media alat peraga.

2
1.7 Definisi Operasional
Alat peraga adalah sebuah alat yang manfaatnya sebagai penjelas dari materi yang sifatnya abstrak
atau kurang jelas sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat seseorang untuk
memahami sebuah pembelajaran. Biasanya alat peraga dalam pembelajaran memiliki manfaat menambah
kegiatan belajar siswa, menghemat waktu belajar, membangkitkan minat dan aktivitas para siswa. Alat
peraga pendidikan juga merupakan alat pembantu dalam mengajar supaya lebih efektif.
1.8 Landasan Teoritis
1.8.1 Alat Peraga
Media pembelajaran dipandang sebagai segala bentuk peralatan fisik komunikasi berupa
hardware dan software dari teknologi pembelajaran. Alat peraga adalah media alat bantu
pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran.
Sementara itu menurut Siti Adha dkk, (2014: 19) alat peraga adalah sebagai berikut : Satu di antara
beberapa cara untuk untuk mengaktifkan siswa berinteraksi dengan materi ajar diperlukan suatu alat
bantu yang disebut alat peraga. Dalam interaksi ini siswa akan membentuk komunitas yang
memungkinkan mereka untuk mencintai proses pembelajaran.

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga disini mengandung arti bahwa segala
sesuatu yang masih bersifat abstrak lalu dikonkretkan untuk menjelaskannya kembali agar siswa lebih
memahaminya. Menurut Agus Suharjana dkk, (2010: 3) dalam Sulaiman (2015: 107) menyatakan
bahwa alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari
konsep yang dipelajari.
Sementara itu fungsi dan nilai alat peraga menurut Sudjana, (2005: 99) adalah sebagai
berikut:

Alat peraga memegang peranan penting dalam menciptakan proses pembelajaran. ada enam
fungsi pokok dari alat peraga dalam proses blajar mengajar.
a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi
mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus
dikembangkan guru.
c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat tujuan dan
bahan pelajaran.
d. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti
digunaan sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e. Penggunaan alat peraga dlam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses
belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga. Kelebihan penggunaan alat peraga
menurut Sudjana, (2002: 64) adalah sebagai berikut :
a. Menumbuhkan minat siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
b. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya.

3
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan
d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti
:mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Sementara itu kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran menurut Nana
Sujana (2002: 64) diantaranya :

a. Memerlukan alat peraga yang cukup banyak. Dalam proses pembelajaran membutuhkan
berbagai alat penunjang dalam penggunaan alat peraga.
b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan.Dalam kegiatan proses belajar mengajar
banyak waktu yang diperlukan guru untuk mempersiapkan terlebih dahulu.
c. Membutuhkan perencanaan yang cukup matang
Menurut Nana Sudjana, dalam Kulsum (2014: 14) menjelaskan bahwa dalam penggunaan
alat peraga memiliki prinsipprinsip alat peraga diantaranya :

a. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang
akan diajarkan.

b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat artinya diperhitungkan apakah


penggunaan alat peraga sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

c. Menyajikan alat peraga dengan tepat, teknik dan metode penggunaan alat peraga dalam
pengjaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang ada.

d. Menempatkan atau memperhatikan alat peragaan pada waktu tempat dan situasi yang tepat.

Karakteristik alat peraga menurut Ruseffendi, (2006: 131) adalah sebagai berikut :

Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu. Alat peraga
yang digunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:

a. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat).


b. Bentuk dan warnanya menarik.
c. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit).
d. Ukurannya sesuai (seimbang)dengan ukuran fisik anak.
e. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)
f. Sesuai dengan konsep pembelajaran.
g. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman)
h. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi
siswa.
i. Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok) alat peraga itu supaya
dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan,
dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya) dan lain-lain.
j. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak).

Syarat-syarat alat peraga menurut Ruseffendi, (2006: 132) adalah sebagai berikut:

4
Alat peraga yang dapat digunakan terbagi dua jenis yaitu alat peraga benda asli dan benda
tiruan. Agar fungsi dan manfaat alat peraga sesuai dengan yang diharapkan, perlu diperhatikan
beberapa syarat yaitu :
a. Sederhana bentuknya dan tahan lama (terbuat dari bahan yang tidak cepat rusak)
b. Kalau bisa dibuat dari bahan yang mudah diperoleh dan murah
c. Mudah dalam penyimpanan dan penggunaannya
d. Memperlancar pengajaran dan memperjelas konsep matematika bukan sebaliknya
e. Harus sesuai dengan usia anak
f. Jika memungkinkan, dapat digunakan untuk beberapa topik misalnya dadu untuk
menghitung luas volume, peluang dan unsur-unsur bangun ruang.
g. Bentuk dan warnanya menarik sehingga lebih menarik perhatian siswa.
Kriteria lat peraga menurut Ruseffendi, (2006: 133) yang tidak memenuhi kriteria dapat
menyebabkan kegagalan dalam penggunaannya.untuk itu perlu diketahui kriteria yang harus
dipenuhi dalam penggunaan alat peraga:

a. Tujuan, yaitu tujuan dari pengajaran matematika itu sendiri, apakah untuk penanaman
konsep, pemahaman konsep atau pembinaan keterampilan.
b. Materi Pelajaran, Pembelajaran matematika pada umumnya menggunakan pendekatan-
pendekatan spiral. Sifat pendekatan tersebut memungkinkan suatu materi diajarkan pada
tingkat berikutnya dengan ruang lingkup dan taraf kesukaran yang lebih. Ini menyebabkan
menjadi prasyarat bagi materi lainnya.
c. Strategi Belajar mengajar, alat peraga yang digunakan dapat mendukung strategi belajar
mengajar, contohnya mencari volume balok akan lebih dimengert siswa jika ditampilkan
dengan alat peraga balok.
d. Kondisi, perlu diperhatikan kondisi lingkungan, ruang kelas, luar kelas, jumlah siswa
e. Siswa, jika memiliki beberapa pilihan alat peraga untuk 1 materi, harus disesuaikan dengan
keinginan siswa.

1.8.2 Belajar
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi seorang muslim muali dari kecil sampai akhir
hayat. Belajar merupakan salah satu jalan untuk menuntut ilmu. sebagai seorang islam kita
diwajibkan belajar untuk mengubah kehidupan agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Banyak
orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu,
bahkan ada yang lebih khusus lagi mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan
sebanyak-banyaknya.

Sebelum membicarakan pengertian hasil belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa
yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu
setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.
Sementara itu belajar menurut Eveline Siregar, (2014 : 3) sebagai berikut: beberapa ahli
dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar sebagai berikut : Belajar merupakan sebuah

5
proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda
bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Muhabbibin Syah, (2003: 144) mengungkapkan
bahwa :

Hasil belajar setiap individu dipengaruhi oleh belajar siswa. menyebutkan tiga faktor yang
mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar.
a. Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari
siswa belajar. Faktor dari dalam (internal) meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis.
1. Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra
2. Kondisi psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat,motivasi, emosi dan
kemampuan kognitif.
b. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar. Faktorfaktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
1. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesama manusia, baik
manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Dalam lingkungan sosial yang
mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan
masyarakat.
2. Lingkungan non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar,cuaca, lokasi
gedung sekolah dan alat-alat pembelajaran.
1.8.3 Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Nana Sujana (2012: 2,3,22) mengungkapkan bahwa :

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga usur yang dapat dibedakan
yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar, dan hasil
belajar.Menurut Nana Sujana mengungkapkan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup aspek afektif, kognitif dan
psikomotor. Sujana mengungkapkan hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
beajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.
Masingmasing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni, (a) informasi verbal, (b) keterampilan
intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e) keterampilan motoris.

Sedangkan menurut Ahmad Susanto hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar (Ahmad Susanto 2013: 5). Sementara itu, Oemar Hamalik
mengatakan bahwa, “Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan
kelakuan . “(Oemar Hamalik, 2013: 27). Sedangkan menurut Dirman dkk, (2014: 16).
mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah : Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
berwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Hudojo, (2000: 1)

6
menyatakan bahwa hasil belajar matematika sekolah ternyata tidak memuaskan berbagai pihak.
(dalam Suhartati 2012: 51)

Jadi, menurut penulis hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dimiliki oleh peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
1.8.4 Pembelajaran IPS
Menurut Oemar (1992:3) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu bidang studi yakni
merupakan kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduaan dari sejumlah mata pelajaran seperti
Ilmu bumi, Ekonomi-politik, sejarah, antropologi dan sebagainya. Istilah Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) yang resmi mulai digunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah ilmu social yang
dipelajari berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan teori keilmuan
melainkan pada kegiatan kehidupan kemasyarakatan. Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan
pengetahuan dasar keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini
mungkin.
Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 menegaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep. Dan generalisai yang berkaitan dengan isu social.
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.
Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka
terhadap masalah social yan terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan sega
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang meinmpa masyarakat.

1.9 Anggapan dasar


Judul Penelitian : Penggunaan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belakar Siswa Kelas 1 SD
Negeri 6 Tolitoli dalam Menyelesaikan Soal Cerita Tentang Pemjumlahan dan Pengurangan yang
diadakan oleh Dahniar, I Nyoman Murdiana, dan Sukayasa
Anggapan dasar yang dapat dirumuskan antara lain :
1. Rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS.
2. Guru yang lebih mendominasi dalam proses pembelajaran dan kurang melibatkan siswa.
3. Kurangnya sarana dan prasana yang menunjang proses pembelajaran.
1.10 Hipotesis
1. Alat peraga pembelajaran yang digunakan dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa
di kelas III SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang Tahun pelajaran
2022/2023.
2. Penerapan alat peraga yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SDN
Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang Tahun Pelajaran 2022/2023
1.11 Metodologi Penelitian
1.11.1 Metode penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalan PTK. Model PTK merupakan penelitian
proses pengkajian berdaur yang terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap,
yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Alasan penulis memilih PTK adalah untuk
memahami masalah yang terjadi di kelas dan kemudian melakukan perbaikan-perbaikan untuk
meningkatkan hasil belajar serta menemukan bentuk pengajaran di kelas yang sesuai dengan

7
permasalah yang dihadapi secara lokal. Model PTK yang bisa dijadikan pilihan adalah model Kurt
Lewin, model Kemmis & Mc Taggart, model John Elliot dan model Hopkis. Untuk penejelasan
masing-masing model yaitu sebagai berikut.

1. Model PTK Kurt Lewin


Model PTK Kurt Lewin merupakan model PTK yang peetama kali ada. Model PTK ini
dikenalkan oleh Psikkolog Sosial adal Jerman, yaitu Kurt Lewin. Komponen pokok yang
dilakukan pada model PTK Kurt Lewin meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
2. Model PK Kemmis & Mc Taggart
Model PTK ini dikembangkan dari Model PTK Kurt Lewin. Namun, pada model PTK Kemmis
& Mc Taggart, komponen tindakan dan pengamatan menjadi satu kesatuan.
3. Model PTK John Elliot
Model PTK John Elliot juga dikembangkan atas dasar model PTK Kurt Lewin. Hanya saja, pada
model PTK John Elliot setiap komponen tindakan memuat beberapa langkah, misalnya langkah
1,2,3 dan seterusnya. Hal itu mengacu pada banyaknya pokok bahasan di setiap mata pelajaran.
4. Model PTK Hopkins
Pengembangan model PTK Hopkins tidak bisa dilepaskan dari model PTK pendahulunya.
Namun demikian, Hopkin berhasil menyusun model PTKnya sendiri, yaitu sebagai berikut.
Start-audit-perencanaan konstruk-erencanaan tindakan-implementsi dan evaluasi.
Dari kemepat model PTK diatas, modrl yang paling mudah dijadikan referensi adalah model PTK
Kemmis & Mc Taggart. Adapun tujuan dan manfaat dari PTK secara umum sebagai berikut.
1. Memperbaiki pola mengajar guru.
2. Memperbaiki perilaku peserta didik.
3. Meningkatkan dan memperaiki praktikk pembelajaran.
4. Mengubah kerangka kerja guru dalam mengajar sehingga terjadi peningkatan layanan
perofesional guru.
5. Melatih keratifitas guru.
6. Menumbuhkan rasa percaya diri guru
7. Meningkatkan kualitas suatu instansi sekolah.
Rancangan penelitian PTK meliputi kegiatan berikut.
1. Menentukan model PTK yang tepat untuk diterapkan disuatu sekolah.
2. Membuat desain dan menyusun langkah-langkah tindakan.
3. Melakukan identifikasi untuk semua komponen yang dibutuhkan, misalnya pihak kolaborator,
program, dan jadwal pelaksanaan.
4. Menyiapkan instrument penelitian misalnya alat, pedoman observasi, media pembelajaan dan
sebgainya.
1.11.2 Desain penelitian
Desai penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart (Sugiyono, 2009:171) yang
terdiri atas empat komponen yaitu : (1) Perencanaan (planning), (2) Tindakan (acting), (3)
Pengamatan (obsevasing), (4) Refleksi (reflecting), yang digambarkan sebagai berikut :
1. Perencanaan

8
Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,meningkatkan atau peubahan
perilaku dan sikap sebagai sosial. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan
tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal sebelum penelitian diaksanakan.
Perencanaan mengacu kepada tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi obyektif serta subyektifnya. Langkah-langkah rencana
tindakan pembelajaran dengan menerapkan model Discovery Learning sebagai berikut yaitu
disiapkan segala keperluan tindakan mulai dari materi/bahan ajar, RPP yang sudah mencakup
metode/teknik mengajar, serta teknik dan instrument observasi disesuaikan dengan rencana.
2. Pelaksanaan
Dilakukanoleh pendidik atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang
diinginkan. Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan pembelajaran kelas.
3. Observasi
Pengamtan atau observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan
atau observasi terhadap peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu melalui
lembar pengamatan peserta didik. Observasi juga dilakukan oleh observer untuk mengetahui
performansi pendidik atau peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini pendidik
atau peneliti bekerja sama dengan pendidik lain (observer) untuk mengamati atau mengobsevasi
performansi pendidik atau peneliti dalam kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi
Pada langkah ini, peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil tes dan hasil observasi.
Hasil analisis dan refleksi ini digunakan untuk mengtahui apa yang sudah dicapai dan yang belum
dicapai dalam proses pembelajaran serta apa yang akan diperbaiki dalam pembeajaran siklus
selanjutnya, sedangkan hal-hal yang menunjukka hasil positif akan dipertahankan dan ditingkatkan
lagi. Keseluruhan tindakan tersebut dilaksanakan dalam satu siklus pembelajaran, dalam penelitian ini
direncanakan dalam beberapa siklus. Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan beberapa siklus dimana
jumlah siklus ditentukan berdasarkan apakah siklus tersebut telah dapat mengatasi permasalahan atau
perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
1. Perencanaan
Perencanaan mengacu pada tindakan yang dilakukan, dengan mempertimbangkan keadaan,
suasana objekti dan subjektif. Perencanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media alat
peraga gunung merapi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN Babakan Jampang 1
2) Permintaan izin kepada Wali Kelas III A SDN Babakan Jampang 1
3) Observasi
Observasi dilakukan untuk gambaran awal mengenai situasi dan kondisi peserta didik dalam proses
pembelajaran khususnya di kelas III . Kegiatan observasi meliputi pengamatan terhadap teknik
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, kondisi kelas, sikap dan perilaku peserta didik pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran serta hasil akhir peserta didik dalam materi yang telah
disampaikan.

9
4) Identifikasi masalah
Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kurangnya pemahaman konsep peserta didik terhadap
materi yang disampaikan oleh pendidik yang disarankan perlu adanya perubahan.

5) Merumuskan alternatif tindakan


Merumuskan alternatif tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran dalam upaya meningkatkan
pemahaman dan penerapan konsep bagi peserta didik melalui media alat peraga.
6) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1
7) Membuat lembar evaluasi untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas.
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), dan refleksi (reflecting). Adapun penjelasan mengenai langkah-langkah diantaranya:
Siklus I
Pada siklus ini difokuskan pada upaya menumbuhkan sikap teliti dan meningkatkan hasil belajar
peserta didik melalui implementasi diskusi. Indikator keberhasilan diukur dengan meningkatnya
secara kuintatif aktivitas peserta didik dalam belajar baik dalam melaksanakan proses pembelajaran
maupun dalam mengerjakan tugas sesuai dengan jenis tugas yang dibebankan kepada setiap siswa.
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang disesuaikan
dengan konsep pembelajaran tematik yang akan disampaikan pada siswa dengan karakteristik:
a) Berpusat pada peserta didik
b) Memberikan pengalaman lapangan
c) Menyajikan konsep
d) Bersifat fleksibel
e) Penelitian menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
f) Menganalisis materi berdasarkan KI dan KD yang telah ditetapkan
g) Menentukan model dan metode sesuai dengan materi yang ditetapkan
h) Menyiapkan RPP yang akan digunakan
i) Menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
a) Kegiatan awal
Penerapan metode tugas dan diskusi dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok.

10
(2) Apersepsi
(3) Informasi kegiatan
b) Kegiatan Inti
(1) Peserta didik diberikan gambaran mengenai pembelajaran yang akan dibelajarkan.
(2) Peserta didik melakukan pengamatan dan mengidentifikasi teks dan gambar.
(3) Peserta didik mendiskusikan materi dengan cara berkelompok.
(4) Peserta didik menuliskan hasil diskusi secara tertulis.
(5) Setiap perwakilan kelompok maju kedepan mempresentasikan hasil diskusinya.
(6) Peserta didik diberikan kesempatan memberikan tanggapan.
c) Kegiatan Akhir
(1) Pendidik memberikan evaluasi atau pertanyaan.
(2) Peserta didik dan pendidik menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajarinya.
3) Pengamatan/Observaasi Tindakan Pengamatan dilakukan terhadap:
a) Situasi kegiatan belajar mengajar
b) Tumbuhnya sikap teliti peserta didik dalam belajar
c) Kemampuan peserta didik dalam diskusi dengan menggunakan media alat peraga
d) Penampilan pendidik dalam proses pembelajaran
e) Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas adalah tes dan non-test
4) Refleksi Terhadap Tindakan
Hasil dari observasi dan evaluasi peserta didik serta catatan lapangan dianalisis sehingga ditemukan
kekurangan-kekurangan bahwa tindakan pada Siklus I memperoleh hasil yang tidak optimal, maka
dilakukan perbaikan pada siklus II.
Siklus II
1) Perencaan Tindakan
Pada dasarnya kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II harus melihat hasil perkembangan pada
siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti pada siklus I. Peneliti membuat rencana
pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I.
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus I.
3) Pengamatan/Observasi Tindakan
Hasil analisis evaluasi belajar siswa dan observasi sebagai berikut:

11
a) Apersepsi disampaikan dengan tepat untuk menuju pokok materi.
b) Guru menyampaikan materi dengan media pembelajaran secara maksimal.
c) Sikap teliti peserta didik mulai tampak.
d) Hasil belajar peserta didik sedikit mengalami peningkatan sesuai dengan KKM.
4) Refleksi Terhadap Tindakan
Hasil dari observasi dan evaluasi peserta didik serta catatan lapangan dianalisis dan masih ditemukan
kekurangan-kekurangan bahwa tindakan pada Siklus II memperoleh hasil yang kurang optimal, maka
dilakukan perbaikan pada siklus III.
Siklus III
1) Perencanaan Tindakan
Pada dasarnya kegiatan yang akan dilakukan pada siklus III harus melihat hasil perkembangan pada
siklus I dan II. Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti pada siklus I dan II. Peneliti membuat
rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I dan II.
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus I
dan II.
3) Pengamatan/Observasi Tindakan
Hasil analisis evaluasi belajar peserta didik dan observasi sebagai berikut:
a) Apersepsi disampaikan dengan tepat untuk menuju pokok materi.
b) Pendidik menyampaikan materi dengan media pembelajaran secara maksimal.
c) Sikap teliti peserta didik sudah tampak.
d) Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sesuai dengan KKM.
4) Reflesi Terhadap Tindakan
Berdasarakan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, siklus II dan siklus III terhadap hasil belajar
peserta didik, sikap teliti peserta didik, serta performansi pendidik, maka peneliti akan
menyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika performansi pendidik sesuai
pendidik meningkat, maka media alat peraga yang digunakan dapat menumbuhkan sikap teliti dan
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten
Sumedang.
3. Pengamatan/Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini data-
data tentang pelaksanaan tindakan dari rencana yang sudah dibuat serta dampaknya terhadap proses
pembelajaran dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang telah dikembangkan.
Tahap ini juga perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen demi kepentingan
hasil data.

12
Dalam tahap observasi, dilakukan secara rinci dan dilakukan secara seksama. Adapun aspek yang
diamati dalam kegiatan sebagai berikut:
1) Adanya proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
2) Meningkatnya sikap teliti peserta didik dalam proses pembelajaran dan dalam mengerjakan soal
yang diberikan guru.
3) Diskusi kelompok dan keikutsertaan semua anggota kelompok dalam menyesuaikan tugas.
4) Penugasan dan pemahaman materi oleh peserta didik.
4. Refleksi
Refleksi merupakan tahapan memproses data atau masukan yang diperoleh pada saat melakukan
pengamatan. Data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan, dicari eksplanasi, dan di analisis.
Proses refleksi memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK.
Tahap rerfleksi merupakan tahap pengkajian tindakan yang dilakukan secara menyeluruh, mulai dari
perencanaan, pelaksaan tindakan, sampai pengamatan, jika terjadi permasalahan akan direfleksi
sehingga pada pertemuan selanjutnya permasalahan akan teratasi. Demikian tahap kegiatan terus
berulang, sehingga membentuk siklus yang satu ke dua dan seterusnya sampai satu permasalahan
dianggap selesai.
1.11.3 Setting Penelitian
Setting penelitian dalam penelitian ini terdiri dari tempat penelitian, waktu penelitian, keadaan
peserta didik, keadaan pendidik, dan keadaan sarana dan prasarana disekolah SDN Babakan
Banndung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Masing-masing akan dijelaskan sebagai
berikut.

1 Tempat Penalituan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Terhadap Mata Pelajaran Ips Melalui Aalat Peraga Replika Gunung Merapi Di Kelas III SDN
Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang”; penelitian ini dilaksanakan di kelas III
Sekolah Dasar Negeri Babakan Bandung yang beralamat di jl. Malaka No.29 Desa Situraja Utara
Kecamatan Situraja. Sekolah Dasar Negeri Babakan Bandung sering disebut dengan SDN Babakan
Bandung karena wilayahnya terletak didaerah Bakan Bandung . Lokasi sekolah ini berada ditengah-
tengah pemukiman penduduk, sehingga dekat dengan tempat tinggal peserta didik. Untuk mencapai
lokasi SDN Babakan Bandung bisa dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan umum, jalur
kendaraan dilalui oleh ojek dan kedaraan pribadi. Penentuan tempat ini diharapkan memberikan
kemudahan khususnya, berhubungan dengan siswa sebagai objek penelitian atau menyangkut
personal yang akan membantu kelancaran keggiatan penelitian ini.

2 Keadaan Peserta Didik dan Sekolah yang digunakan


Jumlah peserta didik SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang pada
tahun ajaran 2022/2023 dari kelas I sampai kelas VI sebanyak 192 peserta didik. Jumlah tersebut
merupakan suatu keunggulan dalam melakukan penelitian, jumlah peserta didik saat ini merupakan
suatu aset sekolah yang memberi warna khas sekolah. Jumlah peserta didik yang cukup banyak ini
merupakan keunggulan yang dimiliki oleh SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten

13
Sumedang. Oleh sebab itu, keberadaan peserta didik perlu dijaga dan dipelihara kualitasnya. Karena
itu, peneliti menjalin kerja sama dengan peserta didik agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.
Dalam penelitian ini, peneliti fokus kepada siswa kelas III SDN Babakan Bandung Kecamatan
Situraja Kabupaten Sumedang. Adapun untuk mengetahui lebih jelas mengenai kondisi siswa SDN
Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang saat ini, dapat dilihat pada tabel 1.1
berikut ini.

Tabel 1.1

Kondisi Peserta Didik SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja

Kabupaten Sumedang

No Kelas Jumlah Peserta Didik Jumlah


Laki-Laki Perempuan
1 1 14 17 31
2 2 16 16 32
3 3 14 18 32
4 4 16 18 34
5 5 17 14 31
6 6 14 18 32
Jumlah 192
*(Sumber : Tata Usaha SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang)

Tabel 1.2

Kelas Rombongan Belajar

Kelas Jumlah
I II III IV V VI
1 1 1 1 1 1 6
*(Sumber : Tata Usaha SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang)

3 Keadaan Pendidik
Jumlah pendidik dan tenaga kerja kependidikan di SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja
Kabupaten Sumedang pada tahun 2022/2023 sebanyak 1 orang Kepala Sekolah, 11 orang pendidik dari
kelas I sampai kelas VI, 1 orang staff TU,1 orang operator dan 1 orang penjaga sekolah. Berdasarkan
sumber data tata usaha SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, jumlah
pendidik ini merupakan suatu kekuatan dalam mengadakan penelitian, untuk mewujudkan program

14
tersebut peneliti bekerjasama dengan baik dengan kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan
sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

4 Keadaan Sarana dan Prasarana


Keadaan sarana dan prasarana di SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten
Sumedang ini sudah cukup memadai, hanya saja tidak memiliki aula, ruang penjaga sekolah dan ruang
khusus sanggar pramuka. Berikut adalah keadaan sarana dan prasarana di SDN Babakan Bandung
Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang periode 2022-2023.

Tabel 1.3
Sarana dan Prasarana SDN Babakan Bandung periode 2022/2023

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan


1 Ruang KBM yang di pergunakan untuk 6 Baik
192 orang siswa
2 Perpustakaan 1 Cukup Baik
3 Ruang UKS 1 Cukup Baik
4 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
5 Ruang Guru 1 Baik
6 Ruang WC Siswa Laki-Laki 2 Cukup Baik
7 Ruang WC Sisswa Perempuan 2 Cukup Baik
8 Ruang WC Guru 2 Baik
9 Lapangan Upacara 1 Baik
10 Meja Guru 20 Baik
11 Kursi Guru 20 Baik
12 Meja Siswa 140 Cukup Baik
13 Kursi Siswa 210 Cukup Baik
14 Lemari 12 Sedang
15 Alat Kebersihan 1 set Sedang
16 Alat Kesenian 2 set Baik
17 Komputer 10 Baik
18 Ruang Gudang 1 Sedang
19 Buku Pegangan Guru 45 Rusak Ringan
20 Buku Pegangan siswa 749 Rusak Ringan
21 Papan Tulis 8 Baik
22 Alat Peraga Pendidikan Jasmani 1 set Baik
23 Alat Peraga IPS 2 Cukup Baik
24 Alat Peraga IPA 1 Cukup Baik
25 Proyektor 1 Baik
26 Printer TU 2 Baik
*(Sumber : Tata Usaha SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang)

15
5 Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler
Pengembangan potensi ini disesuaikan dengan kebutuhan, bakat, minat setiap siswa sesuai
dengan kondisi. Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan pengembangan potensi dan ekspresi diri sesuai
dengan minat dan bakat peserta didik.
Tabel 1.4
Kegiatan Ekstrakulikuler di SDN Babakan Bandung

No Bidang Kegiatan Pelaksanaan Waktu


1 Olahraga Voli Peserta didik Kela IV-VI Setiap hari rabu
yang berminat
2 Kesenian Drum Band Peserta didik kelas IV-VI Setiap hari Jum’at
yang berminat
3 Pengembangan Pramuka Peserta didik kelas III, IV Setiap hari sabtu
Kewarganegaraan (siaga) dan V,
VI(penggalang)
*(Sumber : Tata Usaha SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang)

6 Waktu Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas, kehadiran peneliti dalam kegiatan yang dilakukan merupakan
suatu hal yang penting. Peneliti hadir dalam 1 minggu sebanyak 6 kali pertemuan dalam pembelajaran
pada subtema Perubahan Rupa Bumi, yaitu pada pembelajaran ke-1 sampai pembelajaran ke-6 yang
dilakukan selama 3 siklus. Masing-masing 2 kegiatan pembelajaran dalam setiap siklusnya sehingga pada
penelitian tindakan kelas ini dilakukan 6 pembelajaran. Penentuan waktu tersebut dapat memberikan
kemudahan terhadap proses penelitian dimana peserta didik berperan sebagai objek penelitian yang akan
membantu kelancaran kegiatan penelitian pada subtema Perubahan Rupa Bumi ini.

1.11.4 Subjek Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SDN Babakan Bandung dan masalah diangkat dalam peelitian ini
tentang meningkatkan hasil belajat peserta didik dalam belajr. Subjek penelitian akan dibahas dibawah
ini.
A. Subjek Penelitian
SDN Babakan Bandung merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang adan di Desa Situraja
Utara Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, dengan jumlah siswa 28 orang. Subjek penelitian ini
adlahan di kelas III, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.5
Subjek Penelitian

No Nama Peserta Didik L P


1 Amanda Febriyanti
2 Ade Tria
3 Akmal Maulana
4 Anita Nur Cahyani
5 Celsy Apriani

16
6 Farhan Nugraha
7 Galih Yudistira
8 Heru Gunawan
9 Lilia Agustina
10 Lyla Yusmita
11 Mila Nurlaia
12 Muhammad Dimas Anggara
13 Muhamad Faisal
14 Muhammad Fatur Rahman
15 Muhammad Rifai
16 Nida Mujadilah Nur Fathonah
17 Nanda Ramndhani
18 Nur Cahyani Apriliani
19 Rahmawati
20 Restiani Vermila
21 Sapal Rizki Nurazib
22 Suhendra
23 Syifa Nurfadilah
24 Tania Andini
25 Triasa Brilian
26 Triyani Cholifah
27 Zulfa Meira Sari
28 Zulka Samrotul Puadi
Adapun Subjek dalam penelitian ini terfokus pada peserta didik kelas III SDN Babakan Bandung
tahun ajaran 2022/2023, dengan jumlah peserta didik 28 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16
siswa perempuan. Subjek penelitian ini sangat heterogen jika dilihat dari kemampuannya, ada sebagian
peserta didik mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan juga rendah. Jika dilihat dari aspek sosial,
budaya serta perekonomiannya, kondisi peserta didik sangat beragam yakni ada yang berasal dari
ekonomi tinggi, menengah dan rendah. Bila ditinjau dari aspek sosial, budaya dan ekonomi masyarakat
peserta didik pun sangat beragam, ada yang berasal dari status ekonomi tinggi, menengah dan kurang.
Begitupun aspek budaya cukup beragam, ada yang berasal dari suku sunda, jawa, dsb. Pertimbangan
mengambil subjek penelitian tersebut adalah dimana perkembangan peserta didik kelas III sangat cocok
dengan media alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran tematik Tema Bumi dan Alam Semesta
Subtema Perubahan Rupa Bumi. Peserta didik sebagian mendapat nilai dibawah standar yang telah
ditentukan, selain itu berdasarkan observasi di SDN Babakan Bandung, peserta didik kurang teliti dalam
proses pembelajaran sehingga berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Sebab itu, peneliti berusaha
untuk meningkatkan sikap meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media alat
peraga.

Variabel-variabel penelitian yang meliputi titik incar untuk menjawab permasalahan yang
dihadapi diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Variabel input, yakni variabel yang berkaitan dengan peserta didik, pendidik, bahan pelajaran, sumber
belajar dan lingkungan belajar.
b. Variabel proses, yakni variabel yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dengan penerapan
Media Alat Peraga pada pembelajaran tematik Tema Bumi dan Alam Semesta Subtema Perubahan Rupa
Bumi.

17
c. Variabel output, yakni variabel yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan seperti meningkatnya
hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik Tema Bumi dan Alam Semesta Subtema Perubahan
Rupa Bumi dengan penerapan media Alat Peraga.

1.11.5 Teknik Pengumpulan Data


Data-data yang diperoleh melalui kegiatan observasi terhadap aktivitas peserta didik, kegiatan
observasi aktivitas pendidik dan penelitian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), keterlaksanaan
pembelajaran, wawancara serta hasil tes peserta didik dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang telah diberikan untuk siswa.

1. Observasi
Menurut Suharsimi (2007: 20), observasi atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung yang dilaksanakan dalam proses
belajar. Observasi ini dilakukan terhadap sikap teliti peserta didik kelas III pada pembelajaran tematik
Tema Bumi dan Alam Semesta Subtema Perubahan Rupa Bumi, aktivitas peserta didik, suasana dalam
kelas, dan pada waktu pendidik melakukan tindakan dalam penggunaan media Alat Peraga untuk
meningkatkan sikap teliti dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran tematik Tema Bumi dan
Alam Semesta Subtema Perubahan Rupa Bumi.

2. Tes
Menurut Suharsimi (2007: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Penelitian ini, menggunakan Instrumen LKS dan hasil evaluasi untuk mengumpulkan data hasil
belajar siswa secara tertulis. Tes yang digunakan pada peserta didik dalam penelitian ini adalah dengan
mengisi LKS yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang sesuai dengan materi yang dipelajari.
3. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal oleh peneliti kepada
guru atau wali kelas untuk memperoleh informasi. Menurut Suharsimi (2007: 30) wawancara atau
interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden
dengan jalan tanya jawab sepihak.

Dikatakan sepihak karena dalam wawancara responden tidak diberikan kesempatan sama sekali
untuk mengajukan pertanyaan. Sasaran dalam wawancara pada penelitian ini adalah pendidik atau wali
kelas dan peserta didik kelas III untuk mendapatkan data tentang permasalahan yang terjadi di kelas.
4. Angket (Questionaire)
Menurut Trianto (2011: 57), angket adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada seseorang (responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Responden dalam
penelitian ini adalah peserta didik di kelas III Semester I SDN Babakan Bandung Kecamatan Situraja
Kabupaten Sumedang yang menjadi sumber data dalam penelitian. Format angket yang digunakan
mengikuti model Likert. Responden diminta untuk membaca dengan seksama setiap pertanyaan itu.

18
Derajat penelitian peserta didik secara bertingkat, mulai dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala kualitatif ini akan ditransfer ke dalam skala kuantitatif pada
saat menganalisis hasil angket.

5. Dokumentasi
Menurut Syamsuddin (2007: 108), dokumentasi adalah teknik untuk mengumpulkan data dari
sumber non manusia. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. Kajian dokumentasi yang digunakan
sebagai sumber data adalah silabus, RPP, Buku Guru dan Buku Siswa Tema Bumi dan Alam Semesta,
Pengumpulan data hasil tes dan foto dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti melakukan penelitian
dengan menggunannkan dokumentasi. Misalnya penggunaan kamera digital, perekaman untuk dijadikan
alat pengumpulan data dan memperjelas suatu peristiwa.

1.11.6 Instrumen Penelitian


Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini maka digunakan
beberapa instrumen, instrumen penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan non tes. Berikut ini akan
dipaparkan masing- masing instrumen tersebut.

1. Instrumen Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui alat mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. (Suharsimi, 2007: 53) Instrumen
tes dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum pembelajaran (Pre-test),
setelah pembelajaran (Post-test), dan evaluasi.

2. Instrumen Non-Test
a. Silabus
Menurut Depdiknas (2006), Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompo
mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar. (Kokom Komalasari, 2013: 180)
Silabus adalah acuan untuk menyusun sebuah rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan penilaian hasil pembelajaran. Dengan komponen dasarnya yaitu
tentang apa yang akan dipelajari, bagaimana cara mengetahui pencapaian target yang telah dipelajari.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Menurut Kokom Komalasari (2013: 193), Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan
penjabaran dari silabus yang telah disusun pada langkah sebelumnya.
Sedangkan menurut Gintings (2007: 224), RPP atau rencana penyelenggaraan pembelajaran
secara praktis dapat disebut sebagai skenario pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan pegangan

19
bagi guru untuk menyiapkan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar dan
pembelajaran yang harus disusun oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, perangkat
pembelajaran ini salah satu pedoman yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Setiap RPP yang disusun berisi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, lembar
penilaian dan kriteria penilaian.

c. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar


1) Lembar observasi pengolahan pembelajaran untuk mengetahui aktivitas guru dalam mengelola kelas
dalam kegiatan pembelajaran dalam bentuk penilaian pelaksanaan pembelajaran.
2) Lembar observasi aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas dalam setiap siklus yang akan
dilaksanakan.
3) Lembar observasi sikap peserta didik terhadap pembelajaran.

d. Lembar Angket
Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket untuk mengetahui sikap peserta didik
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan menerapkan media Alat Peraga.

e. Lembar Wawancara
1) Lembar wawancara guru untuk mengetahui hambatan yang dihadapi pendidik selama proses
pembelajaran, sikap teliti peserta didik apakah sudah terlihat dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa
selama mengikuti pembelajaran sebelum menggunakan media Alat Peraga maupun sesudah
menggunakan media Alat Peraga.

2) Lembar wawancara peserta didik untuk memperoleh informasi dari peserta didik selama mengikuti
proses pembelajaran, kesulitan yang dihadapi peserta didik pada proses pembelajaran, kesiapan peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran.

20

Anda mungkin juga menyukai