Anda di halaman 1dari 69

PROPOSAL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DAN BAHASA INDONESIA


KELAS V MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT
OBSERVE EXPLAIN (POE) SD

Oleh :
BAGUS
NIM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Diketahui masih banyak anak-anak di Indonesia yang tidak mendapatkan
pendidikan, jadi dapat diketahui kualitas penerus bangsa nantinya akan
bagaimana jika masih ada anak-anak yang tidak menempuh pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan sangat penting untuk manusia dan
negara kita. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan, Pendidikan merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan kehidupan
manusia tidak terlepas dari peranan pendidikan yang sangat penting. Pendidikan
adalah usaha yang dilakukan dan dilaksanakan secara sadar untuk menambah
pengetahuan dalam diri manusia dan meningkatkan mutu kualitas diri manusia.
Oleh sebab itu, pendidikan merupakan aspek penting untuk perkembangan
sumber daya manusia, dimana pendidikan adalah salah satu alat yang digunakan
untuk membebaskan manusia dalam kebodohan dan kemiskinan.
Kurikulum dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang memiliki suatu
tujuan yang hendak dicapai. Apabila tujuan hendak dicapai maka harus ada
acuan yang dijadikan dasar yaitu kurikulum (Sari, 2021: 2). Kurikulum 2013
mulai dilaksanakan pada tahun 2013/2014. Kurikulum 2013 memiliki tujuan
untuk membekali manusia Indonesia menjadi pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif yang dapat memberikan
kontribusi bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia. Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa
(Student Centured Learning) dan guru hanya sebagai fasilitator. Siswa dituntut
untuk aktif disetiap proses pembelajaran. melakukan pengamatan, berpikir
kritis. Keberhasilan dalam kurikulum 2013 ini guru juga dituntut untuk kreatif
dan kompeten dalam menyiapkan materi ajar, metode pembelajaran yang tepat,
media pembelajaran yang menarik, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
Kurikulum 2013, pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SD memiliki tujuan
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami dan menulis teks.
Kegiatan pembelajaran berbasis teks dapat melatih keterampilan berbahasa
siswa (Santika & Sudiana, 2021: 466 ). Pembelajaran Bahasa Indonesia pada
tingkat SD harus menggunakan metode yang aplikatif dan menarik.
Pembelajaran yang menyenangkan bisa membuat siswa bersemangat dalam
menggali materi yang diberikan. Jika siswa tertarik untuk belajar, maka akan
mudah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Banyak siswa yang menganggap pembelajaran Bahasa Indonesia
adalah hal yang membosankan karena mereka sudah merasa mampu dan dalam
penyampaian materi yang kurang menarik perhatian siswa menyebabkan siswa
lemah dalam menangkap materi yang sudah diberikan (Basri, 2017: 39)
Wedyawati (2019: 1) menyatakan “Hakikat IPA adalah sebagai a way of
thinking (cara berpikir), a way of investigating (cara penyelidikan) dan a vody of
knowledge (sekumpulan pengetahuan)”. Kajian Ilmu Pengetahuan Alam dapat
diartikan sebagai kegiatan mengamati fenomena alam dan berbagai proses yang
terjadi di dalamnya. Namun, hal ini tidak sesederhana yang kita bayangkan. IPA
erat kaitannya dengan keteraturan dan sistematika yang terjadi di alam. Semua
jenis pengetahuan diperoleh melalui pengamatan dan berbagai macam percobaan
jangka panjang yang berkelanjutan dan saling melengkapi (Syar, 2018: 17). Pada
pelajaran IPA, siswa dituntut aktif saat proses pembelajaran karena dalam
pembelajaran IPA selain memahami teori siswa juga dituntut untuk melakukan
praktik langsung tentang kehidupan maupun lingkungan di sekitarnya.
Berdasarkan wawancara dengan guru, observasi awal dan pencatatan
dokumen yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 2022 dengan guru mata
pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia kelas V SD 7 Bulung Kulon, menghasilkan
informasi yang diperoleh yaitu (1) guru masih nampak kebingungan memilih
model pembelajaran tepat dan inovatif yang mendukung pelaksanaan K13, (2)
minimnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pembelajaran, (3)
pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centured), (4) siswa pasif
untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan guru yang mengakibatkan
kurangnya pemahaman siswa pada materi yang disampaikan, (5) guru tidak
menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan aktif, sehingga motivasi
belajar siswa kurang, (6) jumlah siswa kelas V 17 siswa yang terdiri dari 12
siswa putri dan 5 siswa putra.
Observasi awal dan observasi khusus yang sudah dilakukan ke SD 7 Bulung
Kulon dengan guru mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia di kelas V secara
lebih, di temukan beberapa faktor penyebab timbulnya permasalahan dalam
pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Pertama, hasil belajar rendah yang
disebabkan oleh pengajaran masih disebagai sebagai transfer pengetahuan
daripada proses mencari pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kedua, siswa
pasif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dilihat saat proses pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas. Siswa juga cenderung mendengarkan
penjelasan dari guru saja. Dalam pembelajaran, guru kurang mampu
membangun dan membangkitkan stimulus siswa. Ketiga, aktivitas belajar
siswa masih kurang. peran guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran belum
maksimal, misalnya siswa malu untuk bertanya, siswa malas untuk melakukan
diskusi kelas, dan siswa tidak berani mencoba menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa tidak mau bertanya kepada teman
atau guru. Keempat, tidak adanya kegiatan diskusi berkelompok. Sehingga,
siswa cenderung bekerja sendiri tanpa melalui proses bertukar pikiran dengan
siswa lain. Akibatnya, siswa yang kurang mampu semakin tertinggal,
sedangkan siswa yang cerdas semakin jauh dari siswa yang kurang mampu.
Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan tidak bermakna. Kelima, guru
belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan aplikatif. Guru
harus memiliki strategi untuk membuat pembelajaran menyenangkan bagi
siswa. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat
penting, karena tidak semua metode pembelajaran dapat digunakan pada tiap
pokok bahasan. Salah satu model pembelajaran yang mampu mengeksplorasi
pengetahuan awal siswa, serta meninggalkan pemahaman konsep yang nantinya
bermuara pada peningkatan hasil belajar.
Model pembelajaran harus dilakukan karena sangat efektif untuk
meningkatkan kualitas belajar mengajar. Pada kurikulum 2013 siswa harus
memiliki peran aktif dalam pembelajaran (student centured) dan mampu
menggali kemampuan berpikir kritis, bekerja sama dan mempererat kekompakan
dalam suatu kelompok (Octavia, 2020: 13). Dalam kegiatan pembelajaran,
model pembelajaran diperlukan sebagai sarana penunjang untuk menyampaikan
materi pembelajaran dengan efektif dan efisien akan tetapi guru justru kurang
memperhatikan pentingnya model pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Kurangnya sikap dan berpikir kreatif guru dalam memilih model pengajaran
yang tepat dengan materi yang diajarkan menyebabkan guru hanya terfokus pada
model pembelajaran yang lama yaitu siswa hanya mendengarkan ceramah dari
guru saja. Dalam kegiatan mengajar model pembelajaran mempunyai kedudukan
yang sangat penting untuk mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu, model
pembelajaran menjadi sarana yang bermakna dalam proses pembelajaran untuk
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang telah diketahui peneliti memiliki solusi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA dan
Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Predict Observe
Explain (POE). Pada saat menerangka model POE siswa dapat menggali
pengetahuan awal dan pengetahuan baru secara langsung melalui kehidupan
yang ada disekitarnya.
Model Pembelajaran POE memiliki 3 aktivitas dasar yang harus diselesaikan
oleh siswa yaitu memprediksi, mengamati, dan menjelaskan (Novanto et al.,
2021: 206). Siswa bebas memprediksi, mengamati, menjelaskan, serta dapat
membentuk kesimpulan sendiri selama belajar dengan menggunakan
pembelajaran POE yang dapat meningkatkan kemapuan proses berpikir kritis
siswa. Model pembelajaran POE ini memiliki 3 sintaks yang dikutip oleh
(Yupani et al., 2013). 3 sintaks tersebut yaitu (1) Prediksi adalah membuat suatu
asumsi tentang peristiwa atau kejadian. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
dan siswa akan membuat prediksi dengan menyertakan alasan. Siswa membuat
asumsi awal berdasarkan pengetahuan mereka yang ada. (2) Observasi adalah
melakukan pengamatan tentang sesuatu yang telah terjadi. Siswa melakukan
eksperimen, mendokumetasikan apa yang dilihat, lalu membandingkan temuan
mereka dengan prediksi dan pengamatan sebelumnya. (3) Menerangkan adalah
memberikan penjelasan terutama untuk kesepakatan antara estimasi dan hasil
percobaan pada tahap observasi.
Alasan dalam memilih untuk menerapkan model pembelajaran POE karena
dpaat menjadikan pembelajaran yang optimal, kreatif, dan variatif sekaligus
dapat menciptakan wawasan dan pengetahuan untuk mendorong berpikir kritis
dan kreativitas siswa. Model pembelajaran POE ini meruapakan salah satu
pilihan terbaik yang dapat digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan, kreatif, inovatif, dan berkualitas tinggi.
Dari hasil penelitian yang terdahulu terkait penggunakan model
pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia
diantaranya yaitu Cahyadi dkk (2019) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Tematik Terpadu Melalui Model Project Based Learning Pada Siswa Sekolah
Dasar” menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran Tematik dengan menerapkan model pembelajaran Project Based
Learning. Pada pra siklus ketuntasan hasil belajar siswa mautan pembelajaran
IPA untuk aspek pengetahuan sebesar 54%, aspek keterampilan sebesar 51%.
Pada muatan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk aspek pengetahuan
sebesar 64%, aspek keterampilan sebesar 68%. Pada siklus II juga terdapat
peningkatan, yaitu pada pertemuan I siklus II ketuntasan siswa muatan IPA
dalam aspek pengetahuan sebesar 94%, aspek keterampilan sebesar 89% dan
untuk muatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek pengetahuan
sebesar 89% dan aspek keterampilan sebesar 91% dari seluruh siswa kelas 5
SDN Dukuh 02.
Penelitian selanjutnya dari Nuraeni dkk (2019) dengan judul “Implementasi
Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Dalam Meningkatkan
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Dasar". Hasil penelitian yaitu
dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE dapat
meningkatkan kemampuan bernalar matematis siswa. Pada siklus 1 tindakan I
memperoleh nilai 73,47 dengan peningkatan ketuntasan belajar 57,89%. Pada
siklus 1 tindakan I terjadi peningkatan mencapai 75,10 dengan ketuntasan belajar
63,15%. Siklus II tindakan I mengalami peningkatan dengan baik dengan nilai
79,47 dan ketuntasan belajar 78,94%. Pada siklus II tindakan II terjadi
peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa hingga mencapai 81,15
dengan memperoleh ketuntasan belajar mencapai 84,21%.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan peneliti di atas, peneliti
melakukan penerapan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA dan Bahasa
Indonesia Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Predict Observe Explain
(POE) SD 7 Bulung Kulon”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan mengajar guru kelas V SD 7
Bulung Kulon dalam menerapkan model pembelajaran Predict Observe
Explain (POE) pada muatan pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia ?
2. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SD 7 Bulung
Kulon pada saat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Predict Observe Explain (POE) pada muatan pembelajaran
IPA dan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimanakan peningkatan hasil belajar aspek pengetahuan siswa kelas V
SD 7 Bulung Kulon dengan menggunakan model pembelajaran Predict
Observe Explain (POE) pada muatan pembelajaran IPA dan Bahasa
Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka tujuan
penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan mengajar guru kelas V SD 7
Bulung Kulon dalam menerapkan model pembelajaran Predict Observe
Explain (POE) pada muatan pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia ?
2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SD 7 Bulung
Kulon pada saat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Predict Observe Explain (POE) pada muatan pembelajaran
IPA dan Bahasa Indonesia?
3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar aspek pengetahuan siswa kelas V
SD 7 Bulung Kulon dengan menggunakan model pembelajaran Predict
Observe Explain (POE) pada muatan pembelajaran IPA dan Bahasa
Indonesia?

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teori, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya
pengetahuan mengenai hasil belajar IPA dan Bahasa Indonesia dengan
menggunakan model Predict Observe Explain (POE), sehingga dapat
digunakan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan
variabel yang sama secara lebih mendalam dan komprehensif.
1.4.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini
antara lain:
a) Bagi Sekolah
Menambah pengetahuan seberapa peningkatan hasil belajar IPA dengan
menggunakan model Predict Observe Explain (POE) dan mampu
menambah informasi tentang model-model pembelajaran serta
meningkatkan pembelajaran siswa dalam berprestasi di sekolah.
b) Bagi Guru
Sebagai masukan untuk peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
c) Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis sebagai calon guru yang
lebih kreatif dan inovatif. Peneliti dapat mengetahui mengenai besarnya
peningkatan hasil belajar IPA dan Bahasa Indonesia dengan
menggunakan model Predict Observe Explain (POE)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran yang diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE) pada muatan pembelajaran IPA dan Bahasa
Indonesia Kelas V SD 7 Bulung Kulon. Subjek penelitian ini dibatasi pada
siswa kelas V tahun ajaran 2022/2023 dengan jumlah peserta didik sebanyak 17
siswa, laki-laki 5 siswa dan perempuan 12 siswa.
Peneliti memilih pembelajaran Tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan Subtema
1 Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan untuk siklus I dan Subtema 2
Peristiwa Kebangsaan Seputar Proklamasi Kemerdekaan untuk siklus II.
Kompetensi Dasar
IPA
3.7 Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam
kehidupan sehari-hari.
4.7 Melaporkan hasil percobaan pengaruh kalor pada benda.
Bahasa Indonesia
3.5 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara
lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, dimana, kapan, siapa, mengapa,
dan bagaimana.
4.5 Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek:
apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan
kalimat efektif
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Model Pembelajaran Predict Observe Explain / POE
Model pembelajaran POE (Predict Observe Explain) yaitu model
pembelajaran yang menekankan siswa untuk mengungkapkan prediksi yang
telah dianalisi lalu melakukan pengamatan dan terakhir siswa menjelaskan
prediksi yang telah dilakukan sesuai hasil pengamatan yang telah
dilakukannya.
1.6.2 Hasil Belajar
Hasil belajar ialah penilaian yang diberikan pada siswa berupa nilai
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing
siswa. Hasil belajar menjadikan perubahan dalam diri siswa yang mulanya
tidak tahu menjadi tahu. Bentuk hasil dalam penelitian ini menggunakan nilai
harian dan tes yang diperoleh siswa kelas V sekolah dasar. Bentuk hasil
belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam penelitian ini
dapat dilihat dari aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. Aspek
pengetahuan adalah tentang kemauan siswa untuk menerima materi yang
diajarkan oleh guru dan diukur dengan tes. Aspek keterampilan menyangkut
semua aktivitas yang dialami siswa di kelas selama proses pembelajaran,
yang dapat diukur dengan menggunakan lembar observasi.
1.6.3 Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar adalah kegiatan fisik hingga kegiatan psikis yang
dilakukan oleh siswa selama proses belajar mengajar. Kegiatan tersebut
dilakukan secara seimbang dan berkesinambungan agar tercipta
pembelajaran yang optimal dan efektif serta dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Berdiskusi, menganalisis, mencari solusi, mengamati, menanggapi
merupakan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa selama mengikuti
pembelajaran. Aktivitas belajar yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi: (1) Visual Activities; (2) Oral Activities; (3) Listening Activities;
(4) Motor Activities; (5) Writing Activities; (6) Mental Activities; (7)
Emosional.
1.6.4 Keterampilan Mengajar Guru
Keterampilan mengajar yaitu berbagai keterampilan diberbagai
bidang yang dimiliki oleh guru agar dapat melakukan pekerjaan mengajar
dengan baik. Beberapa keterampilan ini terkait dengan hal-hal yang
dilakukan guru sepanjang waktu, seperti membantu siswa mempelajari
informasi baru atau membuat mereka berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kelas. Guru memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dapat
membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran, serta membantu
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Indikator keterampilan yang harus
dikuasai oleh guru, meliputi: (1) keterampilan bertanya; (2) keterampilan
memberikan penguatan; (3) keterampilan mengadakan variasi; (4)
keterampilan menjelaskan; (5) keterampilan membuka dan menutup
pelajaran; (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; (7)
keterampilan mengelola kelas; (8) keterampilan mengajar perseorangan.
1.6.5 Muatan Bahasa Indonesia dan IPA Tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan
Penelitian ini fokus pada tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan pada
muatan pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Pada muatan pembelajaran
IPA materi yang diambil tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu
dan wujud benda. Sedangkan pada muatan pembelajaran Bahasa Indonesia
materi yang diambil menggali informasi dengan kata tanya: apa, siapa,
dimana, bagaimana, kapan, dan mengapa.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Pustaka


Kajian pustaka ini, peneliti akan memaparkan berbagai hal yang berkaitan
dengan (1) hasil belajar siswa, (2) model pembelajaran Predict Observe Explain
(POE), (3) langkah-langkah model pembelajaran Predict Observe Explain
(POE), (4) kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Predict Observe
Explain (POE), (5) aktivitas belajar siswa, (6) keterampilan mengajar guru, (7)
tema 7 peristiwa dalam kehidupan muatan pembelajaran IPA dan Bahasa
Indonesia. Pembahasan yang dipaparkan diharapkan dapat memperkuat
penelitian ini. Berikut ini adalah penjelasannya :
2.1.1 Hasil Belajar
Menurut Nurrita (2018: 175) hasil belajar adalah hasil yang telah
diperoleh selama mengikuti proses belajar mengajar dengan mengevaluasi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa serta perubahan perilaku yang
diberikan kepada siswa dalam bentuk penilaian. Firmansyah (2015: 37)
menyatakan hasil belajar merupakan tujuan utama untuk menentukan sejauh
mana siswa dalam berhasil dalam kegiatan belajar selama mengikuti proses
belajar mengajar. Hasil belajar akan memberikan perubahan perilaku. Hasil
belajar dapat diukur dengan menggunakan penilaian. Penilaian dilakukan
sebagai tindakan untuk menentukan seberapa baik siswa memahami materi
yang telah diberikan dan dipelajari (Yanto, 2015: 57). Ilmiyah et al (2019:
47)menyatakan hasil belajar akan memberikan perubahan pada siswa
meliputi aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif. Sedangkan
menurut Ariyanto (2018: 135) hasil belajar yaitu perubahan proses
kemampuan fisik, mental, dan intelektual akibat adanya kegiatan belajar
setiap harinya pada jenjang pendidikan formal seperti di sekolah, di
masyarakat, dan di lingkungan sekitar.
Dari beberapa pendapat oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan setelah proses belajar mengajar
yang ditujukan dapat memberikan perubahan perilaku pada siswa yang
meliputi aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif. Hasil belajar
juga dapat dilihat dari rendah tingginya tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang sudah diberikan oleh guru selama proses pembelajaran. Pada
penelitian ini indikator belajar siswa yang digunakan meliputi Visual
Activities, Oral Activities, Listening Activities, Motor Activities, Writing
Activities, Mental Activities,dan Emosional yang diukur menggunakan
lembar observasi.
2.1.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Slameto (2010: 57) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yang meliputi:
a. Faktor Internal yaitu yang ada pada dalam diri disetiap masing-
masing siswa.
1. Faktor tubuh yaitu cacat tubuh dan kesehatan
2. Faktor psikologi yaitu kecerdasan, perhatian, minat, bakat,
motivasi, dan kesiapan.
3. Faktor kecapekan
b. Faktor Eksternal yaitu diluar diri masing-masing siswa.
1. Faktor keluarga : pola asuh orang tua, komunikasi antar
anggota keluarga, suasana kenyamanan dan ketenangan
dalam rumah, perhatian orang tua, ekonomi keluarga, dan
latar belakang budaya.
2. Faktor sekolah : kurikulum, kompetensi guru dalam
membentuk proses pembelajaran, komunikasi antar guru
dan siswa, disiplin sekolah, alat tulis, jam pelajaran, kondisi
gedung sekolah, dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat : sikap siswa dalam bermsyarakat, teman
sebaya, dan kebudayaan dalam masyarakat.
Dari penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dengan
menerapkan konsep pembelajaran yang lebih memotivasi, menyenangkan,
inovatif, dan tidak membosankan serta penggunaan media dan model
pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi siswa dikelas
dapat diupayakan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2.1.2 Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)


Dalam model pembelajaran predict observe explain (POE) akan
membahas mengenai pengertian model pembelajaran POE, langkah-langkah
model pembelajaran POE, keunggulan model pembelajaran POE, dan
kelemahan model pembelajaran POE. Berikut ini penjelasannya :
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
Model Pembelajaran yaitu pedoman bagi guru dalam menciptakan
kegiatan pembelajaran yang terstruktur dalam proses belajar mengajar.
Melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa untuk menemukan
makna belajar sendiri dan melibatkan siswa untuk aktif, berpikir kritis,
terampil, serta menemukan ide-ide baru di dalam proses pembelajaran.
Dalam teori konstruktivisme banyak model pembelajaran yang dapat
memperdalam pengetahuan siswa secara mandiri dan guru hanya sebagai
fasilitator salah satunya adalah model pembelajaran Predict Observe Explain
(POE) (Rosdianto et al., 2017: 56). Mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran POE dapat menggali aktivitas belajar siswa secara mandiri
maupun kelompok. Keterkaitan antara model pembelajaran POE dengan
teori konstruktivisme yaitu beranggapan bahwa siswa dengan pengalaman
dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dapat menciptakan pengetahuan
dan cara berpikir kritis yang baru (Azis et al., 2020: 36).
Model Pembelajaran POE (Predict Observe Explain) dikenalkan oleh
White dan Gaston. Menurut Mulyani (2022: 31) model pembelajaran POE
adalah model pembelajaran dimana siswa diberikan masalah terlebih dahulu,
kemudian siswa diminta untuk memprediksi guna mengetahui konsep awal
yang dimiliki siswa, selanjutnya siswa diminta untuk mengkonfirmasi
prediksi dengan melakukan percobaan dan memberikan penjelasan. Model
Pembelajaran POE dapat berpotensi untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa (Sudiadnyani et al., 2013). Dengan tahapan memprediksi
(predict), mengamati langsung (observe), dan menarik kesimpulan (explain)
yang dilakukan oleh siswa guna memecahkan sebuah masalah yang
diberikan oleh guru (Aida et al., 2019: 164-165). Sedangkan menurut Fadilah
(2022: 17) model pembelajaran POE yaitu 3 kegiatan pembelajaran yang
harus dilalui siswa yaitu memprediksi, mengamati, dan menjelaskan. Model
pembelajaran ini menekankan siswa untuk terlibat aktif dalam
mengeksplorasi dan mengembangkan pengetahuan selama proses
pembelajaran. Model pembelajaran POE yaitu proses pembelajaran dengan
menggunakan alat dan bahan untuk menyelidiki pengetahuan, pemahaman,
dan keaktifan siswa yang dilakukan dengan 3 tugas pokok yaitu siswa
membuat prediksi terlebih dahulu (predict), kemudian menguji prediksi
dengan mengamati fenomena yang telah ditemukan (observe), terakhir siswa
memberikan penjelasan atas fenomena yang telah diamati (explain) (Susana,
2022: 12).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa,
model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) yaitu model
pembelajaran yang menggunakan 3 tugas utama yaitu predict, siswa
membuat prediksi awal terhadap suatu peristiwa atau fenomena. Siswa akan
diberikan sebuah persoalan yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga
siswa dituntut untuk berpikir dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
untuk memfokuskan dugaan yang akan digunakan dalam proses pengamatan.
Observe, setelah siswa memberikan dugaan yang disertai penjelasan, maka
siswa harus membuktikan dugaan tersebut benar atau tidak dengan
mempraktikannya melalui percobaan. Explain, selama melakukan percobaan
siswa merangkum apa yang terjadi kemudian dijelaskan secara lengkap
apakah sesuai dengan dugaan yang telah dibuat.
2.1.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
Model pembelajaran POE (Predict Observe Explain) mempunyai
langkah-langkah pembelajaran yang akan dijelaskan oleh para ahli di bawah
ini. Langkah-langkah model pembelajaran POE (Predict Observe Explain)
menurut Liew dalam (Wahyudi & Fitria, 2020: 577-578) yaitu sebagai
berikut :
a. Tahap Prediksi (Predict)
Guru membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Guru
menyajikan permasalahan yang akan di bahas sesuai dengan
materi pelajaran. Siswa menggali dugaan awal berdasarkan
permasalahan yang telah diberikan dengan pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya.
b. Tahap Pengamatan (Observe)
Setelah mencatat dugaan awal siswa harus membuktikkan
dugaan tersebut dengan cara melakukan eksperimen atau
demonstrasi. Guru mengawasi dan mengkondisikan siswa saat
melakukan eksperimen atau demonstrasi. Dalam melakukan
eksperimen siswa mencatat semua temuan dan kemudian
dijelaskan satu sama lain.
c. Tahap Penjelasan (Explain)
Siswa membandingkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan
dengan dugaan awal yang sudah dicatat dengan kelompok
masing-masing. Setelah berdiskusi siswa mempresentasikan
hasil dari pengamataanya di depan kelas, sedangkan kelompok
lain memberikan tanggapan sehingga diperoleh kesimpulan dari
permasalahan yang didiskusikan.
Sependapat dengan pendapat diatas Fathonah (2016: 172) menjelaskan
langkah-langkah model pembelajaran POE adalah sebagai berikut :

a. Memprediksi (Predict)
Tahap ini, siswa memprediksi kejadian yang akan terjadi ketika
diberikan permasalahan yan sudah disampaikan oleh guru.
Siswa membuat prediksi/dugaan dengan berbekal pengetahuan
sebelumnya, pengalaman, atau buku bacaan berhubungan
dengan masalah yang diselesaikan. Hasil prediksi dikumpulkan
pada guru.
b. Mengamati (Observe)
Pada tahap ini, masing-masing kelompok melakukan eksperimen
terhadap permasalahan untuk membuktikan benar tidaknya
prediksi yang telah dibuat. Dalam melakukan eksperimen siswa
akan dibimbing guru dan dierikan arahan sesuai langkah
prosedur yang ditetapkan.
c. Menjelaskan (Explain)
Selanjutnya, siswa menuliskan hasil eksperimen dan menyusun
dugaan berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan. Siswa
kemudian menjelaskan perbedaan antara prediksi awal dengan
hasil eksperimen.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, ada 3 langkah
pelaksanaan model pembelajaran POE meliputi tahap prediksi, tahap
pengamatan, dan tahap penjelasan. Dalam penelitian ini peneliti memilih
model pembelajaran POE dikarenakan dapat membuat proses pembelajaran
menjadi aktif dan interaktif sehingga siswa dapat berlatih untuk komunikatif
serta berpikir kritis dengan sesama siswa maupun guru untuk meningkatkan
hasil belajar melalui tujuan pembelajaran yang maksimal.
Berikut ini adalah langkah-langkah model pembelajaran POE yang
akan digunakan sebagai acuan pada saat penelitian.
Tabel 2.1 Langkah Model Pembelajaran POE

No Langkah Model Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


Pembelajaran POE

1. Tahap Prediksi 1. Membangkitkan 1. Berdiskusi dengan


(Predict) semangat belajar masing-masing
siswa. kelompok untuk
2. Memberikan membuat prediksi
apersepsi mengenai atau dugaan
materi yang akan sementara dengan
dibahas. Bisa berbekal
melalui penjelasan pengetahuan yang
maupun percobaan. dimiliki oleh siswa,
3. Membagi siswa pengalaman siswa,
dalam beberapa dan buku bacaan
kelompok secara berdasarkan
heterogen. permasalahan materi
yang sudah
disampaikan oleh
guru .
2. Tahap Pengamatan 1. Guru mendampingi 1. Melakukan
(Observe) siswa saat pengamatan dengan
melakukan eksperimen untuk
eksperimen membuktikan benar
2. Guru sebagai atau tidak dugaan
fasilitator yang sudah dibuat.
3. Mengkondisikan Mencatat semua
siswa agar tetap hasil pengamatan
kondusif dan memberikan
penjelasan.
3. Tahap Penjelasan 1. Guru 1. Mempresentasikan
(Explain) mengkoordinir hasil eksperimen di
jalannya diskusi depan kelas dengan
2. Memberikan sungguh-sungguh.
penguatan terhadap 2. Saling memberikan
hasil eksperimen argument dan
siswa menanggapi.
Sumber: Amal & Kune (2018: 611) yang telah dikembangkan
2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Predict Observe
Explain (POE)
Tentunya semua model pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan. Bagaimana cara guru menerapkan dan mengelola model
pembelajaran yang digunakan akan menentukan berhasil tidaknya.
Yupani et al (2013, 3-4) mengungkapkan kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran POE yaitu sebaai berikut:
a) Kelebihan Model Pembelajaran POE
1. Mendorong siswa untuk menggunakan kreativitas dan berpikir
kritis, terutama saat membuat prediksi.
2. Dapat mengurangi tingkat mengahafal siswa, maka siswa lebih
banyak membaca dan membandingkan beberapa pendapat.
3. Siswa akan lebih memperoleh pengetahuan langsung melalui
eksperimen daripada hanya mendengarkan ceramah dari guru
saja, maka pembelajaran menjadi lebih menarik.
4. Siswa mampu membandingkan teori dengan prediksi melalui
eksperimen atau pengamatan actual oleh siswa.

b) Kekurangan Model Pembelajaran POE


1. Memerlukan persiapan yang lebih maksimal, terutama dalam
menyajikan permasalah sesuai dengan topik pembelajaran melalui
eksperimen yang akan dilakukan siswa untuk membuktikan
prediksi.
2. Guru harus lebih professional selama proses pembelajaran karena
saat melakukan eksperimen dibutuhkan kemampuan dan
keterampilan khusus,.
3. Saat melakukan kegiatan eksperimen diperlukan fasilitas,
peralatan, dan perlengkapan yang berhubungan dengan materi
yang dibahas.
4. Siswa memerlukan keterampilan guru dan agar proses
pembelajaran berhasil.

Berdasarkan pendapat dari ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa


penulis sependapat mengenai kelebihan yang telah dijelaskan oleh ahli,
karena model pembelajaran POE adalah model pembelajaran yang
memerlukan panca indera yang dimiliki siswa sehingga guru juga
memberikan dukungan kepada siswa untuk aktif dan kreatif saat proses
pembelajaran serta memberikan siswa bersemangat dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran POE
yaitu dibutuhkan guru terampil yang mampu mengintegrasikan ketiga tugas
utama POE , dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, membutuhkan waktu yang
lama, dan dapat memungkinkan kelas menjadi ramai sehingga dapat
mengganggu proses pembelajaran di kelas lain.
2.1.3 Aktivitas Belajar Siswa
Dalam KBBI kata “aktivitas” diartikan sebagai keakktifan atau
kegiatan. Sedangkan kata “belajar” disebut meningkatkan kecerdasan atau
pengetahuan (Depdiknas, 2008). Ariandi (2016: 583) menjelaskan aktivitas
belajar adalah partisipasi siswa selama kegiatan pembelajaran berupa sikap,
pemikiran, dan perhatian untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran
dan menuai manfaatnya. Siswa membutuhkan metode pembelajaran yang
efektif dan inovatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar (Widodo,
2013: 33). Seperti yang diungkapkan Firdaus (2016: 95-96) jika tidak ada
aktivitas maka tidak ada pembelajaran. Maka, aktivitas yaitu prinsip utama
dalam interaksi belajar. Aktivitas belajar merupakan segala proses kegiatan
belajar siswa yang menimbulkan perubahan. Menurut Murjainah (2019: 19)
aktivitas belajar adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan siswa selama
belajar. Selama kegiatan pembelajaran, siswa harus terlibat aktif dalam
berbagai kegiatan yang akan membantu siswa untuk memperluas
pengetahuannya.
Berdasarkan pengertian aktivitas belajar yang dikemukakan oleh para
ahli, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan siswa untuk mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, kebiasaan, pemahaman, dan daya berpikir baru agar
dapat memberikan perubahan dalam diri siswa.
Setiap siswa pasti memiliki kepribadian yang unik, tidak terkecuali
aktivitas siswa. Lingkungan sekitar bisa berperan menjadi faktor utamanya.
Menurut Paul B. Diedrich dalam Sadirman (2011: 100) dalam (Firdaus,
2016: 97) menyatakan aktivitas belajar siswa digolongkan menjadi 8 yaitu
sebagai berikut :
1. Visual activities, kegiatan visual yang ditunjukkan seperti
membaca, memperhatikan orang lain, demonstrasi, eksperimen,
dan lain-lain.
2. Oral activities, kegiatan lisan seperti mengungkapkan fakta,
bertanya, menyampaikan saran, mengeluarkan pendapat,
wawancara, berdiskusi, dan komunikasi.
3. Listening activities, kegiatan mendengarkan meliputi
mendengarkan uraian, percakapan, dan diskusi.
4. Writing activities, kegiatan menulis meliputi membuat laporan,
membuat karangan, merangkum, dan lain-lain.
5. Drawing activities, kegiatan menggambar seperti membuat grafik,
peta, diagram, dan membuat ilustrasi.
6. Mental activities, sikap seperti memberikan tanggapan,
mengingat, melakukan eksperimen, memecahkan soal, membuat
keputusan, dan menganalisis.
7. Emotional activities, kegiatan emosional seperti menaruh minat,
bosan, gembira, semangat, berani, gugup, bosan, dan bergairah.
8. Motor activities, aktivitas seperti melakukan eksperimen,
bermain, melakukan kontruksi, berkebun, dan sebagainya.
2.1.4 Keterampilan Mengajar Guru
Aini (2021: 8) mengemukakan bahwa keterampilan mengajar adalah
kompetensi yang dimiliki guru secara kompleks. Tiga kualitas mendasar
yang dibutuhkan sebagai guru yang professional yaitu pemahaman yang
mendalam tentang konsep filosofis, intelektual, dan keterampilan.
Keterampilan membimbing, mengarahkan, dan membina siswa dalam belajar
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah diintegrasikan secara tegas
merupakan kecakapan yang berhubungan dengan semua aspek kemampuan
guru yang erat kaitannya dengan tugas guru. Keterampilan tersebut meliputi
keterampilan memberi rangsangan dan motivasi kepada siswa untuk
melakukan kegiatan yang dilakukan oleh guru (Wahyulestari, 2018: 201).
Sedangkan menurut Arsana (2019: 271) bahwa keterampilan mengajar yaitu
landasan yang dilakukan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Tugas guru yaitu memberikan dukungan dan motivasi kepada siswa untuk
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Seorang guru akan
mampu menghasilkan keadaan, situasi, dan lingkungan yang akan
mendukung proses pembelajaran kondusif melalui penguasaan dan
penggunaan kemampuan keterampilan mengajar yang efektif. Lingkungan
belajar yang kondusif dapat mengembangkan dan memotivasi siswa untuk
menyelesaikan proses pembelajaran seefektif mungkin, yang tentunya akan
memberikan dampak positif bagi siswa (Purba et al., 2020: 244).
Berdasarkan pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan mengajar guru adalah kemampuan khusus yang hasrus dimiliki
oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, efisien,
dan profeional. Oleh karena itu, keterampilan mengajar harus melekat dalam
diri guru agar dapat mengajar dan menggunakan metode bervariasi dalam
menerapkan pembelajaran untuk meningkatkan semangat mengelola kelas
dengan baik.
Menurut Wahyulestari (2018: 202) menjelaskan bahwa terdapat 8
keterampilan dasar mengajar yang dapat digunakan guru dalm proses belajar
mengajar yaitu: (1) keterampilan bertanya, (2) keterampilan menambah
penguatan, (3) keterampilan mengadakan variasi, (4) keterampilan membuka
dan menutup pembelajaran, (5) keterampilan menjelaskan, (6) keterampilan
membimbing diskusi kelompok, (7) keterampilan mengelola kelas, dan (8)
keterampilan mengajar perorangan.
Sedangkan menurut Sutisnawati (2017: 16-19) jenis keterampilan
mengajar guru diantaranya (1) Keterampilan bertanya, (2) Keterampilan
memberikan penguatan, (3) Keterampilan mengadakan variasi, (4)
Keterampilan menjelaskan, (5) Keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran, (6) Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, (7)
Keterampilan mengelola kelas, (8) Keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan.
Berdasarkan penjelasan keterampilan mengajar diatas, maka guru
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih dari siswa karena
guru telah menerima pendidikan khusus untuk menyelesaikan studinya.
Karakteristik yang berbeda dari setiap siswa juga berkontribusi pada
pentingnya keterampilan mengajar guru. Sehingga guru dapat melayani
masing-masing siswa dengan sebaik-baiknya, terlepas dari perbedaan atau
potensinya, dengan menyesuaikan tugas mengarahkan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik siswanya. Oleh karena itu, keterampilan mengajar salah
satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru.
2.1.5 Pengertian Materi Bahasa Indonesia dan IPA
2.1.5.1 Materi Bahasa Indonesia
Teks eksplanasi merupakan jenis teks yang berisi penjelasan
mengenai proses kejadian suatu fenomena peristiwa alam, sosial,
pengetahuan, dan budaya. Kata tanya dapat digunakan untuk menemukan
sebuah informasi penting dalam sebuah teks seperti menanyakan sesuatu
misalnya orang, benda, kejadian, perbuatan, dan lain-lain. Berikut jenis kata
tanya dan penjelasannya.
1. Apa digunakan untuk menanyakan keadaan atau segala sesuatu yang
berkaitan dengan isi teks.
2. Kapan digunakan untuk menanyakan waktu kejadian peristiwa dalam isi
teks.
3. Dimana digunakan untuk menanyakan tempat terjadinya suatu peristiwa
dalam isi teks.
4. Mengapa digunakan untuk menanyakan alasan terjadinya peristiwa
dalam isi teks.
5. Siapa digunakan untuk menanyakan orang yang yang terlibat dalam
terjadinya suatu peritiwa sesuai dengan teks.
6. Bagaimana digunakan untuk menanyakan proses terjadinya suatu
peristiwa dalam isi teks.
2.1.5.2 Materi Ilmu Pengetahuan Alam
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat benda-benda yang ada disekitar
kita. Jenis benda digolongkan menjadi 3 yaitu benda padat, benda cair, dan
benda gas.
A. Pengertian Benda Padat, Cair, dan Gas
1. Benda padat
Yaitu benda yang selalu ada disekitar kita. Benda padat memiliki
bentuk dan ukuran yang tidak dapat berubah dengan sendirinya
melainkan sengaja diberi perlakuan seperti menyobek, memotong,
dipanaskan, dan lainnya. Contohnya kayu, besi, meja, kursi, lampu,
dan lainnya.
2. Benda cair
Yaitu benda yang bentuknya mengikuti wadahnya dan memiliki
volume tetap. Benda cair dapat mengalir dari tempat yang lebih
tinggi ke tempat yang lebih rendah. Contohnya sirup, kecap, susu,
dan lainnya.
3. Benda gas
Yaitu benda yang tidak memiliki bentuk dan tidak dapat dipegang.
Contohnya udara, oksigen, nitrogen, dan lainnya.
B. Sifat-sifat Benda Padat, Cair, dan Gas
1. Sifat benda padat
a. Bentuknya tetap
b. Volume tetap
c. Menempati ruangan
d. Mempunyai massa
e. Dapat dipegang
2. Sifat benda cair
a. Bentuk sesuai dengan wadahnya
b. Cair
c. Volume tetap
d. Mengalir ke tempat yang lebih rendah
3. Sifat benda gas
a. Bentuknya tidak tetap
b. Volume berubah-ubah
c. Mengisi seluruh ruangan yang ditempati
A. Perubahan Wujud Benda
Perubahan wujud benda adalah suatu aktivitas perubahan bentuk
benda dari semula menjadi bentuk lainnya yang disebabkan oleh faktor
jumlah zat, suhu, dan ukuran.

Sumber : http://bitly.ws/zgGt
Gambar 2.1 Perubahan Wujud Benda
Perubahan wujud benda dikelompokkan menjadi 6 jenis yaitu sebagai
berikut : https://anyflip.com/rntgh/hbfg

1. Membeku
Peristiwa perubahan wujud benda cair menjadi padat. Contohnya
pembuatan es batu.
2. Mencair
Peristiwa perubahan wujud benda padat menjadi cair. Contohnya
mentega yang dipanaskan.
3. Menguap
Peristiwa perubahan wujud benda cair menjadi gas. Contohnya
bensin yang dibiarkan di tempat terbuka akan habis.
4. Mengembun
Peristiwa perubahan wujud benda gas menjadi cair. Contohnya
rumput-rumput pada waktu pagi akan basah, menaruh es batu di
dalam gelas maka diluar gelas apabila dibiarkan akan basah.

5. Menyumblim
Peristiwa perubahan wujud benda padat menjadi gas. Contohnya
kapur barus yang ditaruh di tempat tertutup lama kelamaan akan
habis.
6. Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud benda gas menjadi padat. Contohnya
bunga es yang terdapat di freezer.
2.1.6 Penerapan Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
Tabel 2.2 Penerapan Model Pembelajaran POE

No Langkah Model Aktivitas Belajar Siswa


Pembelajaran POE
1. Tahap Prediksi a. Mengucapkan salam dan doa bersama
(Predict) b. Mengabsen dan menanyakan kabar
c. Membangkitkan semangat belajar siswa
d. Melakukan tanya jawab
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Memberikan LKS pada siswa
g. Memaparkan permasalahan sesuai materi
yang dibahas
h. Membentuk kelompok yang terdiri 4-5
siswa
i. Melakukan diskusi untuk membuat
prediksi dari permasalahan yang telah
disajikan.
2. Tahap Percobaan a. Melakukan percobaan untuk pembuktian
(Observe) benar tidaknya prediksi yang telah dibuat
dengan kelompoknya masing-masing
b. Guru sebagai fasilitator
c. Mengkondisikan siswa selama proses
percobaan agar tidak mengganggu
pembelajaran dikelas lain
d. Memberikan arahan pada siswa yang
mengalami kesulitan saat melakukan
percobaan
e. Masing-masing kelompok berdiskusi dan
mencatat semua hasil percobaan.
3. Tahap Penjelasan a. Masing-masing kelompok
(Explain) mempresentasikan dan menjelaskan hasil
diskusi mulai dari prediksi hingga
pembuktian saat melakukan percobaan
b. Kelompok lain memberikan tanggapan
c. Guru memberikan penguatan materi
d. Siswa menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilakukan
e. Guru menanyakan materi yang belum
dipahami
f. Guru menyampaikan pembelajaran
selanjutnya
g. Menutup pembelajaran dengan salam dan
doa bersama.
2.2 Penelitian Relevan
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran POE
sudah dilakukan oleh beberapa peneliti yang terdahulu. Fathonah (2016)
mengenai upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa
menggunakan model pembelajaran POE. Hasil penelitiannya yaitu terdapat
peningkatan keterampilan membaca siswa dengan menerapkan model
pembelajaran POE dengan nilai rata-rata 55,56 pada siklus I lalu meningkat di
siklus II mencapai nilai rata-rata 71,8. Data dari hasil penelitian ini terdapat
relevansi yang terletak pada model pembelajaran POE, PTK dan muatan Bahasa
Indonesia menunjukkan bahwa model pembelajaran POE dapat meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa di sekolah dasar.
Nurmalasari dkk (2016)media permainan tradisional untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dengan strategi POE. Saat menggunakan
media permainan tradisional selama proses belajar mengajar memberikan
peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Pada
penelitian ini menunjukkan keterkaitannya pada strategi POE dan muatan IPA
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD se-
Kecamatan Sumedang.
Fahrinnisak (2018) mengenai kurangnya keaktifan dan hasil belajar siswa
yang meningkat pada hasil belajar siswa di siklus I 1,68 meningkat pada siklus
II mencapai 75,33 setelah diterapkannya model pembelajaran POE.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada siklus II saat pelaksaaan tindakan
dapat mencapai kriteria keberhasilan. Relevansinya yaitu terletak pada model
pembelajaran POE, PTK dan hasil belajar siswa yang telah diuji menunjukkan
peningkatan hasil belajar siswa.
Kusumaningsih dkk (2020) dalam penelitian ini yang dibahas yaitu upaya
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model POE
berbantuan media scrapbook. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
kemampuan berpikir siswa pada muatan Bahasa Indonesia dan IPA mencapai
nilai dari pra siklus sebesar 37%, siklus I sebesar 63%, dan menjadi 85% di
siklus II. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model
POE berbantuan media scrapbook dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa kelas V SD 1 Jepang pada muatan Bahasa Indonesia dan IPA.
Relevansi terletak pada model POE, muatan IPA dan Bahasa Indonesia, serta
PTK yang telah diuji memberikan peningkatan.
Hasrul dkk (2022) tentang peningkatan hasil belajar IPS dengan menerapkan
model pembelajaran POE. Hasil penelitian memperoleh nilai sebesar 40% atau
6 siswa mendapat nilai di bawah 65 pada siklus I setelah digunakan model
pembelajaran POE pada siklus II meningkat menjadi 0% atau 0 siswa mendapat
nilai lebih dari 65. Berdasarkan data dari penelitian ini terdapat relevansi yang
terletak pada model pembelajaran POE dan PTK yang ditunjukkan bahwa
model pembelajaran POE dapat mingkatkan hasil belajar siswa pada muatan
IPS.
Adapun kesamaan dan perbedaan yang akan dilakukan oleh peneliti pada
tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan siswa kela V SD 7 Bulung Kulon disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan

No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1. Fathonah (2016) Penerapan Model a. Variabel a. Variabel


POE (Predict- bebas: model terikat:
Observe-Explain) pembelajaran meningkatkan
Untuk POE (Predict, keterampilan
Meningkatkan Observe, membaca
Keterampilan Explain) pemahaman
Membaca b. Muatan siswa
Pemahaman Bahasa b. Tempat
Siswa Kelas IV Indonesia penelitian
Sekolah Dasar c. Metode c. Materi
penelitian d. Subjek
PTK penelitian
Pengaruh Strategi
2. Nurmalasari dkk a. Variabel a. Variabel
Predict Observe
(2016) bebas: model terikat:
Explain
pembelajaran meningkatkan
Berbantuan
POE (Predict, kemampuan
Permainan
Observe, berpikir kritis
Tradisional
Explain) siswa
Terhadap
b. Muatan IPA b. Tempat
Kemampuan
penelitian
Berpikir Kritis
c. Materi
Siswa Pada
d. Subjek
Materi Gaya
penelitian

3. Fahrinnisak Penerapan Model a. Variabel a. Tempat


(2018) Pembelajaran bebas: model penelitian
POE (Predict, pembelajaran b. Materi
Observe, Explain) POE (Predict,
Terhadap Hasil Observe, c. Subjek
Belajar Siswa Explain) penelitian
Kelas V di SDN b. Variabel
Pangarangan III terikat :
Sumenep meningkatkan
hasil belajar
siswa
c. Metode PTK
4. Kusumaningsih Penerapan Model a. Variabel a. Variabel
dkk (2020) Predict Observe bebas: model terikat:
Explain pembelajaran meningkatkan
Berbantuan POE (Predict, berpikir kritis
Media Scrapbook Observe, siswa
Untuk Explain) b. Media
Meningkatkan b. Metode pembelajaran:
Kemampuan Penelitian scrapcook
Berpikir Kritis PTK c. Tempat
Siswa SD c. Muatan IPA penelitian
dan Bahasa d. Materi
Indonesia e. Subjek
penelitian

5. Hasrul dkk Penerapan Model a. Variabel a. Tempat


(2022) Pembelajaran bebas: model penelitian
Predict-Observe- pembelajaran b. Materi
Explain (POE) POE (Predict, c. Subjek
untuk Observe, penelitian
Meningkatkan Explain) d. Muatan IPS
Hasil Belajar b. Variabel
Siswa terikat :
meningkatkan
hasil belajar
siswa
c. Metode PTK
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu, peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran POE (Predict,
Observe, Expalin) adalah salah satu solusi agar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan muatan Bahasa Indonesia
dan IPA. Penerapan model pembelajaran POE pada penelitian ini karena model
ini sesuai dengan pembelajaran sosial yang dikemas untuk memecahkan
masalah dengan membuat prediksi dan melakukan pembuktian menggunkan
percobaan atau eksperimen dari permasalahan yang sudah diberikan. Siswa
dituntut untuk aktif dan membiasakan untuk berpikir kritis serta saling
berinteraksi dengan temannya untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

2.3 Kerangka Berpikir


Kurikulum 2013 merupakan kajian tematik terpadu yang memadukan
beberapa muatan pembelajaran menjadi satu. Sebagai seorang guru harus dapat
mengimplementasikan kurikulum 2013 menjadi perubahan yang penuh warna
bagi siswa dan menyenangkan. Namun, masih terdapat permasalahan pada hasil
belajar siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran.
Berdasarkan wawancara dengan guru, siswa kurang memahami materi dalam
pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA. Rendahnya hasil belajar dapat dilihat oleh
peneliti selama proses belajar mengajar saat melakukan wawancara dan
observasi. Tidak ada rasa ingin tahu siswa terlihat jelas ketika guru mengajukan
pertanyaan, siswa hanya diam saja tidak ada yang mencari tahu jawaban atas
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Dalam pemberian materi dan membimbing siswa, sudah diterapkan dengan
baik oleh guru. Tetapi guru kurang menerapkan dan menggunakan model
pembelajaran saat proses belajar mengajar, sehingga siswa mudah jenuh dan
merasa bosan serta tidak memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. Bahasa
Indonesia dan IPA adalah pembelajaran yang paling membosankan dan tidak
dapat dipahami oleh siswa secara sepenuhnya, serta banyak menghafal. Disini
guru harus mampu mengembangkan model pembelajaran yang beragam.
Sekarang sudah banyak sekali model pembelajaran salah satunya yaitu model
pembelajaran POE.
Model pembelajaran POE bersifat rasional dengan karakteristik muatan IPA
dan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut peneliti
model ini sangat cocok untuk pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia yang
akan diajarkan oleh guru tentang materi perubahan wujud benda dan mencari
informasi penting di dalam teks pada kelas V SD 7 Bulung Kulon. Saat
melakukan pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran
POE, siswa diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat dari
pengetahuan awal siswa sebelum menerima materi pembelajaran. Metode ini
melatih siswa berpikir kritis dan terbukti secara eksperimental dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga
membuat pembelajaran lebih bermakna dan mudah dipahami. Berikut dijelaskan
kerangka berpikir.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Permasalahan: Akibat :
Kondisi 1. Siswa merasa mudah 1. Aktivitas belajar siswa
Awal
bosan ketika belajar rendah.
Bahasa Indonesia dan 2. Hasil belajar siswa
IPA. pada muatan Bahasa
2. Siswa pasif dalam Indonesia dan IPA
kegiatan belajar rendah.
mengajar. 3. Keterampilan
3. Guru belum menggu mengajar guru rendah.
akan model
pembelajaran yang
bervariatif.
SIKLUS I
Menerapkan model
pembelajaran POE
(Predict Observe
Menggunakan Model Explain) pada
Pembelajaran POE mauatan IPA dan
Tindakan (Predict Observe Bahasa Indoneisa
Explain) pada
pembelajaran IPA dan
Bahasa Indonesia
SIKLUS II
Menerapkan model
Diharapkan: pembelajaran POE
(Predict Observe
1. Hasil belajar Bahasa Explain) pada
Indonesia dan IPA siswa mauatan IPA dan
meningkat. Bahasa Indoneisa
2. Meningkatkan aktivitas
Kondisi
Akhir

2.4 Hipotesis Tindakan


Berdasarkan latar belakang masalah, kajian pustaka, dan kerangka berpikir
maka peneliti mengemukakan hipotesis. Hipotesis tindakan kelas dalam
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SD 7 Bulung Kulon
pada muatan pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dengan menggunakan
model pembelajaran POE.
2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan siswa
kelas V SD 7 Bulung Kulon dengan menggunakan model pembelajaran
POE pada muatan pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.
3. Adanya peningkatan keterampilan mengajar guru SD 7 Bulung Kulon dalam
menerapkan model pembelajaran POE pada muatan pembelajaran IPA dan
Bahasa Indonesia.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SD 7 Bulung Kulon, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. Alasan memilih sekolah tersebut dikarenakan selama proses
pembelajaran guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariatif,
biasanya hanya menggunakan metode ceramah dan mengerjakan lembar kerja
siswa. Sehingga selama proses pembelajaran siswa tidak begitu aktif dan mudah
bosan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Peneliti ingin menerapkan
model pembelajaran POE (Predict Observe Explain) untuk menumbuhkan
semangat belajar pada siswa karena model ini berpusat pada siswa dan guru
hanya sebagai fasilitator, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat pada
muatan Bahasa Indonesia dan IPA tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan. Waktu
pelaksanaan penelitian ke sekolah yaitu pada semester 2 tahun 2023/2024.
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2023.
3.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah metode atau strategi untuk mengatur penelitian
sehingga peneliti bisa mendapatkan data yang tepat untuk tujuan mereka.
Rancangan penelitian meliputi metode penelitian dan prosedur penelitian yang
akan dijelaskan sebagai berikut.
3.2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilakukan dengan berbagai model.
Namun, model Kemmis dan Mc taggart akan digunakan peneliti dalam
melakukan penelitian ini.
Prosedur penelitian model Kemmis dan Mc taggart terdiri 4 tahapan yaitu
perencanaan (planning) mengembangkan strategi pembelajaran untuk
pemecahan masalah di kelas, pelaksanaan tindakan (action) mempraktekkan
pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang direncanakan,
pengamatan (observasi) mengamati tingkat keberhasilan, dan refleksi
(reflection) menentukan apakah sudah tercapai dengan standar keberhasilan
yang telah dicapai (Rukminingsih et al., 2020: 147-148). Desain tahapan PTK
tersebut adalah sebagai berikut.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?
Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Pendidikan
Berdasarkan bagan diatas, berikut penjelasan tahapan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dalam penelitian ini.

1) Perencanaan
Tahap ini peneliti melakukan analisis kurikulum, membuat silabus dan
RPP, menyiapkan alat evaluasi, menyiapkan alat observasi, dan
menyiapkan lembar kegiatan siswa.
2) Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti menerapkan model pembelajaran Predict Observe
Explain (POE) dalam menjelaskan materi pembelajaran tema 7 peristiwa
dalam kehidupan muatan Bahasa Indonesia tentang menggali informasi
dalam suatu teks dan muatan IPA tentang perubahan wujud benda.
3) Pengamatan
Peneliti melaksanakan observasi atau pengamatan terhadap aktivitas siswa
selama proses belajar mengajar.
4) Refleksi
Peneliti menyimpulkan hasil pengamatan untuk dianalisis dan dievaluasi.
Selanjutnya peneliti melakukan refleksi diri tentang berhasil atau tidaknya
penelitian yang dilakukan. Hasil dari siklus I digunakan untuk perbaikan di
siklus II.
3.2.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan untuk


mengumpulkan data. Penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus
terdiri dari dua pertemuan dan setipa siklus diawali dengan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut penjelasan secara spesifik.
a) Siklus I
Siklus I dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang akan dijelaskan
lebih rinci sebagai berikut.
1. Perencanaan
Kegiatan dalam tahapan perencanaan tindakan ini meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Menentukan materi pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia
pada tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan Kelas V semester 2.
b. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP sesuai
kurikulum 2013 dengan menerapkan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE).
c. Menyiapkan sumber belajar seperti buku guru dan buku siswa
tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan.
d. Menyiapkan instrumen yang akan digunakan seperti lembar
kerja siswa, lembar penilaian hasil belajar kognitif siswa, lembar
obervasi keterampilan mengajar guru, lembar aktivitas belajar
siswa dan lembar soal tes evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Setelah menyusun perencanaan, tahap selanjutnya melakukan
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE). Pelaksanaan siklus I terdiri dari dua
pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang dijelaskan
secara spesifik sebagai berikut.
a) Siklus I Pertemuan 1
Pelaksanaan penelitian siklus I pertemuan 1 pada tema 7
Peristiwa dalam Kehidupan muatan pembelajaran IPA dan
Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE) adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan Awal
1) Guru masuk kelas dengan memberikan salam lalu
menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
2) Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib atau nasional.
3) Guru menyapa dan menanyakan kabar siswa serta
mengabsen kehadiran siswa.
4) Guru menyampaikan tema, subtema, dan materi yang
akan dipelajari.
5) Guru melakukan apersepsi
6) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
1) Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan teks
bacaan.
2) Guru melakukan tanya jawab mengenai teks bacaan
yang telah dibacakan.
3) Siswa menjawab pertanyaan guru.
4) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
terdiri 5-4 siswa.
5) Guru membagikan LKPD disetiap kelompok.
6) Guru mendemontrasikan permasalahan mengenai
muatan pembelajaran IPA materi kalor dapat mengubah
suhu benda dan muatan Bahasa Indonesia materi
mengetahui isi peristiwa dalam teks bacaan.
7) Guru meminta setiap kelompok untuk memprediksi dan
menuliskan hasil prediksinya. (Predict)
8) Guru melakukan kegiatan dengan mendemonstrasikan
permasalahan dengan praktek.
9) Setiap kelompok mengamati dan melakukan percobaan
kemudian mencatat semua proses dan hasil percobaan.
(Observe)
10) Setiap kelompok mempresentasikan kegiatan yang telah
dilakukan dengan memberikan penjelasan benar
tidaknya prediksi yang dibuat dengan percobaan yang
telah dilakukannya. (Explain)
11) Guru memberikan penguatan materi.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru memberikan soal evaluasi.
4) Guru menyampikan pembelajaran yang akan dipelajari
berikutnya.
5) Pembelajaran ditutup dengan doa dan bersalam-salama
dengan guru.
b) Siklus I Pertemuan 2
Pelaksanaan penelitian siklus I pertemuan 2 pada tema 7
Peristiwa dalam Kehidupan muatan pembelajaran IPA dan
Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE) adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan Awal
1) Guru masuk kelas dengan memberikan salam lalu
menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
2) Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib atau nasional.
3) Guru menyapa dan menanyakan kabar siswa serta
mengabsen kehadiran siswa.
4) Guru menyampaikan tema, subtema, dan materi yang
akan dipelajari.
5) Guru melakukan apersepsi
6) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
1) Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan teks
bacaan.
2) Guru melakukan tanya jawab mengenai teks bacaan
yang telah dibacakan.
3) Siswa menjawab pertanyaan guru.
4)
5) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
terdiri 5-4 siswa.
6) Guru membagikan LKPD disetiap kelompok.
7) Guru mendemontrasikan permasalahan mengenai
muatan pembelajaran IPA materi perubahan wujud
benda karena kalor dan muatan Bahasa Indonesia
materi menceritakan kembali isi bacaan sesuai kalimat
tanya yang telah dijawab.
8) Guru meminta setiap kelompok untuk memprediksi dan
menuliskan hasil prediksinya. (Predict)
9) Guru melakukan kegiatan dengan mendemonstrasikan
permasalahan dengan praktek.
10) Setiap kelompok mengamati dan melakukan percobaan
kemudian mencatat semua proses dan hasil percobaan.
(Observe)
11) Setiap kelompok mempresentasikan kegiatan yang telah
dilakukan dengan memberikan penjelasan benar
tidaknya prediksi yang dibuat dengan percobaan yang
telah dilakukannya. (Explain)
12) Guru memberikan penguatan materi.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru memberikan soal evaluasi.
4) Guru menyampikan pembelajaran yang akan dipelajari
berikutnya.
5) Pembelajaran ditutup dengan doa dan bersalam-salama
dengan guru.
3. Pengamatan
Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan pengamatan
menggunakan lembar observasi keterampilan mengajar guru yang
dinilai oleh guru kelas V SD 7 Bulung Kulon pada tema Peristiwa
dalam Kehidupan muatan IPA dan Bahasa Indonesia dengan
menerapkan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE).

4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan berdasarkan temuan pada
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilakukan.
Peneliti dengan bimbingan guru kelas V SD 7 Bulung Kulon
berdiskusi kelemahan dan kelebihan setelah menerapkan model
pembelajaran Predict Observe Explain (POE). Hasil diskusi akan
digunakan untuk perbaikan proses pelaksanaan pembelajaran pada
siklus selanjutnya.
b) Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, diadakan perbaikan rencana dan
tindakan yang akan dilakukan. SIklus II PTK ini pada dasarnya memiliki
tahapan yang sama terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi yang akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.
1. Perencanaan
Kegiatan dalam tahapan perencanaan tindakan ini meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Menentukan materi pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia
pada tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan Kelas V semester 2.
b. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP sesuai
kurikulum 2013 dengan menerapkan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE).
c. Menyiapkan sumber belajar seperti buku guru dan buku siswa
tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan.
d. Menyiapkan instrumen yang akan digunakan seperti lembar
kerja siswa, lembar penilaian hasil belajar kognitif siswa, lembar
obervasi keterampilan mengajar guru, lembar aktivitas belajar
siswa dan lembar soal tes evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Setelah menyusun perencanaan, tahap selanjutnya melakukan
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE). Pelaksanaan siklus II terdiri dari
dua pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang dijelaskan
secara spesifik sebagai berikut.
a) Siklus II Pertemuan 1
Pelaksanaan penelitian siklus II pertemuan 1 pada tema 7
Peristiwa dalam Kehidupan muatan pembelajaran IPA dan
Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE) adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan Awal
1) Guru masuk kelas dengan memberikan salam lalu
menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
2) Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib atau nasional.
3) Guru menyapa dan menanyakan kabar siswa serta
mengabsen kehadiran siswa.
4) Guru menyampaikan tema, subtema, dan materi yang
akan dipelajari.
5) Guru melakukan apersepsi
6) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
1) Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan teks
bacaan.
2) Guru melakukan tanya jawab mengenai teks bacaan yang
telah dibacakan.
3) Siswa menjawab pertanyaan guru.
4) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok terdiri
5-4 siswa.
5) Guru membagikan LKPD disetiap kelompok.
6) Guru mendemontrasikan permasalahan mengenai muatan
pembelajaran IPA materi contoh perubahan wujud benda
karena penguapan dan muatan Bahasa Indonesia materi
menelaah isi teks bacaan.
7) Guru meminta setiap kelompok untuk memprediksi dan
menuliskan hasil prediksinya. (Predict)
8) Guru melakukan kegiatan dengan mendemonstrasikan
permasalahan dengan praktek.
9) Setiap kelompok mengamati dan melakukan percobaan
kemudian mencatat semua proses dan hasil percobaan.
(Observe)
10) Setiap kelompok mempresentasikan kegiatan yang telah
dilakukan dengan memberikan penjelasan benar tidaknya
prediksi yang dibuat dengan percobaan yang telah
dilakukannya. (Explain)
11) Guru memberikan penguatan materi.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru memberikan soal evaluasi.
4) Guru menyampikan pembelajaran yang akan dipelajari
berikutnya.
5) Pembelajaran ditutup dengan doa dan bersalam-salama
dengan guru.
b) Siklus II Pertemuan 2
Pelaksanaan penelitian siklus II pertemuan 2 pada tema 7
Peristiwa dalam Kehidupan muatan pembelajaran IPA dan
Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE) adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan Awal
1) Guru masuk kelas dengan memberikan salam lalu
menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
2) Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib atau nasional.
3) Guru menyapa dan menanyakan kabar siswa serta
mengabsen kehadiran siswa.
4) Guru menyampaikan tema, subtema, dan materi yang
akan dipelajari.
5) Guru melakukan apersepsi
6) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
1) Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan teks
bacaan.
2) Guru melakukan tanya jawab mengenai teks bacaan
yang telah dibacakan.
3) Siswa menjawab pertanyaan guru.
4) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
terdiri 5-4 siswa.
5) Guru membagikan LKPD disetiap kelompok.
6) Guru mendemontrasikan permasalahan mengenai
muatan pembelajaran IPA materi contoh perubahan
wujud benda disekitar kita dan muatan Bahasa
Indonesia materi menuliskan informasi penting dalam
bacaan ke peta pikiran dengan menggunakan prinsip
kalimat tanya.
7) Guru meminta setiap kelompok untuk memprediksi dan
menuliskan hasil prediksinya. (Predict)
8) Guru melakukan kegiatan dengan mendemonstrasikan
permasalahan dengan praktek.
9) Setiap kelompok mengamati dan melakukan percobaan
kemudian mencatat semua proses dan hasil percobaan.
(Observe)
10) Setiap kelompok mempresentasikan kegiatan yang telah
dilakukan dengan memberikan penjelasan benar
tidaknya prediksi yang dibuat dengan percobaan yang
telah dilakukannya. (Explain)
11) Guru memberikan penguatan materi.
d. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru memberikan soal evaluasi.
4) Guru menyampikan pembelajaran yang akan dipelajari
berikutnya.
5) Pembelajaran ditutup dengan doa dan bersalam-salama
dengan guru.
3. Pengamatan
Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan pengamatan
menggunakan lembar observasi keterampilan mengajar guru yang
dinilai oleh guru kelas V SD 7 Bulung Kulon pada tema Peristiwa
dalam Kehidupan muatan IPA dan Bahasa Indonesia dengan
menerapkan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE).
4. Refleksi
Setelah peneliti melakukan kegaiatan pembelajaran pada
siklus II, data yang sudah terkumpul akan dianalisis untuk
mengetahui bagaimana hasil dari penerapan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE) tema Peristiwa dalam Kehidupan
muatan IPA dan Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD 7 Bulung
Kulon. Refleksi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah sudah sesuai dengan tujuan penelitian.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD 7 Bulung
Kulon, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Jumlah siswa 16 siswa, 12
perempuan dan 5 laki-laki. Pada kelas ini tingkat kemampuan siswa sangat
variatif dan karakteristik siswa cenderung malas, pendiam, pemalu, dan kurang
aktif. Peneliti melakukan penelitian di kelas ini karena ditemukan masalah yaitu
hasil belajar siswa masih rendah pada pembelajaran tematik. Sedangkan guru
kurang menggunakan model pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.
3.4 Data dan Sumber Data
3.4.1 Definisi Data
Hasan (2022: 21) menyatakan bahwa data adalah suatu informasi yang telah
diketahui, diasumsikan, atau anggapan. Dengan kata lain, fakta yang diwakili
oleh angka, simbol, kode, dan lain-lain. Kumpulan data memberikan gambaran
suatu keadaan berupa angka atau kategori seperti tinggi, rendah, dan lain-lain.
Untuk mengambil keputusan atau menarik suatu kesimpulan dari penelitiannya,
seorang peneliti selalu membutuhkan data yang dapat digunakan secara objektif
(Ni Nyoman Supuwiningsih et.al., 2022: 8).
Dari pengertian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa data merupakan
kumpulan informasi mengenai keadaan atau permasalahan yang bersifat
representative, relevan, objektif, dan terkini.
3.4.2 Macam-macam Data
Hasan (2022: 21-26) mengemukakan bahwa terdapat macam-macam jenis
data yang dapat ditinjau dari beberapa segi, sebagai berikut.
1) Menurut sumber pengambilan, data dibedakan menjadi dua yaitu
data primer dan data sekunder.
2) Menurut pengumpulannya, data dibedakan menjadi dua yaitu data
berkala dan data kerat lintang.
3) Menurut sifatnya, data dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif.
4) Menurut tingkat pengukuran, data terbagi menjadi empat yaitu data
nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio.
5) Menurut bentuknya, data dibedakan menjadi dua yaitu data kategorik
dan data numerik.
Sedangkan menurut Rahmadi (2011: 71-74) menyatakan ada beberapa
jenis data diantaranya sebagai berikut.

1) Menurut derajatnya, data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan
data sekunder.
2) Menurut sumbernya, data dibagi menjadi lima yaitu data literatur,
data dokumenter, data laboratorium, data lapangan, dan data online.
3) Menurut pengukurannya, data terbagi menjadi dua yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif.
Dalam penelitian ini data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif.

a) Data Kualitatif
Menurut Ni Nyoman Supuwiningsih et al. (2022: 11-12) data
kualitatif adalah data yang berupa kata-kata, gambar sehingga bukan
dalam bentuk angka.
Data kualitatif diperoleh melalui observasi dengan
menggunakan lembar observasi siswa, keterampilan mengajar guru,
hasil belajar siswa, dan penerapan model pembelajaran.
b) Data Kuantitatif.
Menurut Ni Nyoman Supuwiningsih et al. (2022: 12) data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Berdasarkan
bentuknya, data diolah atau dianalisis secara statistik dengan
menggunakan metode perhitungan.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada
siswa setiap akhir siklus. Setiap siklus diperoleh skor nilai
peningkatan hasil belajar siswa.
3.4.3 Sumber Data
Sumber data merupakan tempat darimana sumber penelitian dikumpulkan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian sebagai syarat mutlak penelitian
(Rahmawati et al., 2018: 25)
Berdasarkan pendapat Hasan (2022: 21) menurut sumber pengambilannya,
data terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari
lapangan oleh peneliti atau pihak lain yang membutuhkannya.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber yang digunakan sebelumnya. Biasanya, data ini diperoleh
dari laporan penelitian sebelumnya atau dari perpustakaan.
Dalam penelitian ini, sumber data primer dan sumber data sekunder
dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.

a) Sumber Data Primer


1. Siswa, sumber data siswa diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi dengan siswa kelas V SD 7 Bulung Kulon serta
dokumentasi yang diperoleh selama siklus I dan siklus II.
2. Guru, sumber data primer guru diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi dengan guru kelas V SD 7 Bulung Kulon serta lembar
observasi keterampilan mengajar guru pada tema 7 Peristiwa dalam
Kehidupan.
3. Data dokumen, sumber data ini diperoleh dari data kegiatan
observasi keterampilan mengajar guru dan hasil belajar siswa, serta
dokumentasi yang menggambarkan proses kegiatan pembelajaran.
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder diperoleh dari data hasil belajar siswa kelas V
SD 7 Bulung Kulon prasiklus, data nama siswa kelas V SD 7 Bulung
Kulon, buku refersnsi, jurnal penelitian yang relevan terkait hasil
belajar dengan penerapan model pembelajaran Predict Observe
Explain (POE).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara,
observasi, tes, dan dokumentasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
3.5.1 Wawancara
3.5.1.1 Definisi Wawancara
Menurut Hardani et al. (2020: 137) wawancara adalah percakapan
dengan tujuan tertentu atau tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih.
Pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
memberikan tanggapan merupakan pihak yang terlibat dalam percakapan.
Sedangkan Sahir (2022: 46) mengemukakan bahwa wawancara merupakan
serangkaian tanya jawab antara peneliti dan informan tentang masalah
penelitian yang sedang diteliti.
Berdasarkan penyataan dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang memperoleh
pengumpulan informasi secara bebas dan mendalam langsung dari
sumbernya. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru dan
siswa kelas V SD 7 Bulung Kulon.
3.5.1.2 Jenis Wawancara
Pada umumnya jenis wawancara dapat dibedakan menjadi dua yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Hal tersebut seperti
yang diungkapkan oleh Hardani et al. (2020: 140) jenis wawanacara ada
dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara bebas (tidak terstruktur).
Dalam wawancara tidak terstruktur jawaban tidak perlu disiapkan agar
narasumber bebas mengemukakan pendapatnya. Sedangkan wawancara
terstruktur kemungkinan jawaban sudah disiapkan sehingga narasumber
hanya perlu mengkategorikannya ke dalam alternatif jawaban yang telah
dibuat.
Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru dan siswa
kelas V SD 7 Bulung Kulon melalui teknik wawancara tidak terstruktur
dengan mempersiapkan pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi
daftar pertanyaan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi terkait
pembelajaran tematik khususnya pada muatan IPA dan Bahasa Indonesia
yang telah dilaksanakan dan setelah diterapkan model pembelajaran Predict
Observe Explain (POE).Indikator pertanyaan wawancara guru dan siswa
kelas V SD 7 Bulung Kulon dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1 Indikator Pertanyaan Wawancara Guru Prasiklus

No Indikator Pertanyaan

1. Proses pembelajaran di kelas V SD 7 Bulung Kulon

2. Jumlah siswa kelas V di SD 7 Bulung Kulon

3. Strategi atau model yang biasa digunakan dalam menyampaikan


materi pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia

4. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

5. Masalah sering ditemui saat proses pembelajaran berlangsung pada


mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia

6. Hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia

7. KKM untuk mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia pada kelas V di
SD 7 Bulung Kulon

8. Kurikulum diterapkan di SD 7 Bulung Kulon khususnya pada kelas V

9. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada


muatan IPA dan Bahasa Indonesia

Tabel 3.2 Indikator Pertanyaan Wawancara Siswa Prasiklus

No Indikator Pertanyaan

1. Pemahaman materi yang disampaikan guru

2. Cara mengajar guru

3. Mata pelajaran yang dianggap sulit

4. Perasaan siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah diterapkan


oleh guru

5. Sikap siswa ketika belum memahami materi

7. Aktivitas belajar siswa dikelas selama proses pembelajaran.

Tabel 3.3 Indikator Pertanyaan Wawancara Guru Pasca Siklus

No Indikator Pertanyaan

1. Pendapat guru mengenai pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran Predict Observe Explain (POE)

2. Pendapat guru mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran


menggunakan model Predict Observe Explain (POE)

3. Kendala yang terjadi pada saat penerapan model Predict Observe


Explain (POE)

4. Saran untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya

Tabel 3.4 Indikator Pertanyaan Wawancara Siswa Pasca Siklus

No Indikator Pertanyaan

Tanggapan siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan


1.
menggunakan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE)

2. Kesulitan yang terjadi pada saat proses pembelajaran

Kejelasan materi yang disampaikan dengan model pembelajaran


3.
Predict Observe Explain (POE)

3.5.2 Observasi
3.5.2.1 Definisi Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses melihat langsung ke lapangan
objek yang sedang dipelajari untuk mengumpulkan data (Hasan, 2022: 27).
Selain sekedar mengamati dan merekam, metode observasi juga memudahkan
kita untuk mengumpulkan informasi yang ada disekitar kita. Masalah dari
observasi ini mendasar pada keterlibatan peneliti dalam kegaiatan observasi
(Hasanah, 2016: 14). Menurut (Rahmadi, 2011: 80) pengamatan dapat dilakukan
baik secara langsung maupun tak langsung. Pada pengamatan langsung peneliti
mengaamati langsung subjek penelitian pada lokasi dan waktu kejadian,
sedangkan pada pengamatan tidak langsung digunakan alat perantara tertentu
seperti rekaman video, film, slideshow, dan foto.
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa, observasi merupakan
pengamatan secara mendalam sebagai alat evaluasi yang dilakukan langsung
pada subjek penelitian.

3.5.2.2 Jenis Observasi


Ada dua jenis observasi yang dapat dilakukan oleh peneliti, seperti yang
dikemukakan oleh Danuri & Maisaroh ( 2019: 109), ada dua macam observasi,
yaitu sebagai berikut.
1. Observasi Partisipasi (participation observation), peneliti terlibat dalam
kegiatan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber
data penelitian.
2. Observasi Nonpartisipasi (nonparticipation observation), peneliti hanya
mengamati kegiatan dan tidak berpartisipasi didalamnya.

Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Sahir (2022: 46-47) bahwa
ada tiga jenis observasi, yaitu:

1. Observasi Langsung yaitu pengumpulan data dengan mengamati


langsung kegiatan narasumber, yang memungkinkan untuk pengumpulan
data.
2. Observasi Tidak Langsung, yaitu pengamatan dengan cara mengamati
tidak menggunakan pedoman penelitian. Peneliti hanya mengembangkan
berdasarkan peristiwa yang terjadi dilapangan.
3. Observasi Kelompok, yaitu sekelompok pengamatan peneliti dari
fenomena yang menjadi subjek penelitian mereka.
Berdasarkan dari pendapat ahli tersebut, di dalam penelitian ini peneliti
menggunakan observasi partisipasi. Observasi partisipasi dilaksanakan ketika
peneliti terlibat langsung sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran di kelas
dengan menerapkan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) pada
tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan muatan IPA dan Bahasa Indonesia. Penelitian
tindakan kelas ini melibatkan beberapa pihak dalam pengumpulan data yaitu guru
kelas V SD 7 Bulung Kulon, teman sejawat, dan peneliti. Guru kelas V SD 7
Bulung Kulon berperan sebagai observer I untuk mengamati keterampilan
mengajar guru, teman sejawat sebagai observer II yang berperan sebagai
dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung, dan peneliti sebagai
observer III untuk mengamati hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa.
Indikator keterampilan mengajar guru dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Indikator Keterampilan Mengajar Guru

Aspek yang diamati


No
Kegiatan Pendahuluan

I. Keterampilan Membuka Pelajaran

Membuka pelajaran dengan memberi salam, berdoa, menanyakan kabar


1.
dan presensi.

Menyampaikan tema, subtema dan tujuan pembelajaran yang akan


2.
dicapai serta memberikan apersepsi.

3. Menyampaikan rencana kegiatan: individual, kelompok, dan percobaan.

Kegiatan Inti

II. Keterampilan Menjelaskan

4. Menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami.

5. Memberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari.

6. Menguasai materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran.


III. Keterampilan Bertanya

7. Memancing siswa untuk bertanya.

8. Menumbuhkan semangat rasa ingin tahu siswa.

9. Melibatkan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

IV. Keterampilan Mengelola Kelas

10. Menguasai kelas.

11. Memberikan perhatian kepada semua siswa.

12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.

V. Keterampilan Mengadakan Variasi

13. Menerapkan model pembelajaran.

14. Siswa ikut terlibat aktif dalam penggunaan model pembelajaran.

15. Menghasilkan kesan yan menarik.

VI. Keterampilan Mengajar Perorangan

16. Memantau kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran.

17. Memberikan penjelasan materi kepada siswa yang belum paham.

VII. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok

18. Memberikan petunjuk secara jelas dalam mengerjakan diskusi.

19. Mengkondisikan siswa untuk untuk bekerja sama dengan kelompok.

20. Melakukan evaluasi terhadap diskusi kelompok yang sudah dilakukan.

VIII. Keterampilan Memberikan Penguatan

Memberikan penguatan verbal dengan menggunakan kata “baik, bagus,


21.
dan lain-lain”.

22. Memberikan penguatan gestural dengan “acungan jempol, tepuk tangan,


dan lain-lain”.

23. Memberikan pengautan berupa komentar.

Kegiatan Penutup

IX. Keterampilan Menutup Pelajaran

24. Menyimpulkan hasil pembelajaran dan melakukan evaluasi

Memberikan rencana tindak lanjut dan menyampaikan rencana


25.
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

26. Menutup pembelajaran dengan doa.

3.5.3 Tes
3.5.3.1 Definisi Tes
Menurut Sahir (2022: 45) instrument tes merupakan alat pengumpul
data dengan menjawab pertanyaan dilembar kerja. Satu jenis variabel yang
diukur diwakili oleh setiap pertanyaan. Tes tersebut dapat berupa rangkaian
soal, lembar kerja, atau sejenisnya untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, dan bakat dari subjek penelitian (Sodiq, 2015:
78). Guru paling sering menggunakan tes sebagai alat evaluasi untuk
mengukur hasil belajar siswa dengan menjawab serangkaian pertanyaan.
Oleh karena itu, untuk mencerminkan kemampuan siswa secara akurat, tes
evaluasi harus berkualitas tinggi (Sahwan, 2016: 2).
3.5.3.2 Bentuk Tes
Menurut Riinawati (2021: 106-109) tes dapat digolongkan menjadi 4
jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Menurut sifatnya, tes terbagi menjadi dua yaitu tes verbal
berupa tes lisan dan tes tulis. Selanjutnya tes nonverbal yang
berupa gambar.
2. Menurut tujuannya, tes dikelompokkan menjadi enam yaitu tes
bakat, tes intelegensi, tes prestasi belajar, tes diagnostik, tes
sikap, dan tes minat.
3. Menurut pembuatannya, tes dikelompokkan menjadi empat
yaitu tes terstandar, tes buatan guru, tes uraian, dan tes
objektif.
4. Menurut objeknya, tes terbagi menjadi dua yaitu tes individual
dan tes kelompok.

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu tes lisan ketika
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam proses pembelajaran dan tes
tertulis berbentuk uraian pertanyaan yang dilakukan pada setiap akhir
siklus. Hasil tes akan diguankan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar
siswa berupa nilai.
3.5 Dokumentasi
Dokumentasi artinya barang yang tertulis. Metode dokumentasi ini cara
mengumpulkan data dengan mencatat dari data yang sudah ada (Hardani et
al., 2020: 149). Menurut Rahmadi (2011: 85) metode dokumentasi
merupakan teknik pengumpulan data berupa dokumen baik dokumen tertulis
maupun dokumen terekam. Dokumen tertulis meliputi arsip, buku harian,
kliping, dan sebagainya. Sedangkan dokumen terekam meliputi film, kaset
rekaman, foto, video, dan lain-lain.
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto yang digunakan untuk
menggambarkan berlangsungnya pelaksanaan pembelajaran tema 7 Peristiwa
dalam kehidupan dengan menerapkan model pembelajaran Predict Observe
Explain (POE).
3.6 Validitas Data
Validitas adalah derajat ketelitian antara data dalam objek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Hardani et al., 2020: 198). Para
pengemban tes memiliki tanggung jawab untuk mengemban pegujian yang
benar-benar valid dan dapat diandalkan. Oleh karena itu, validitas dapat
digunakan untuk menilai kinerja instrumen secara langsung (Rukminingsih et al.,
2020: 32). Sahir (2022: 31) menyebutkan jenis-jenis validitas, yaitu (1)
Validitas Isi, (2) Validitas Konstruk, (3) Validitas Kriteria, dan (4) Validitas
Muka.
Pada penelitian ini menggunakan validitas isi. Untuk instrumen tes, validitas
isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instumen dengan materi
pelajaran. Kemudian instrument tes di validasi oleh validator. Aspek untuk
instrumen validitas isi dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 3.6 Aspek lembar Validitas Isi

No Aspek Lembar Validitas Isi


1. Memuat petunjuk mengerjakan soal
2. Memuat identitas soal
3. Kelengkapan kisi-kisi
4. Kejelasan pembagian materi pembelajaran
5. Kesesuaian kisi-kisi dengan aspek yang dinilai
6. Kejelasan petunjuk dan bahan
7. Kesesuain soal dengan tingkat berpikir siswa
8. Terdapat kriteria penskoran dan penialain
9. Kunci jawaban sesuai dengan pertanyaan
10
Butir soal tidak tergantung butir soal lainnya
.
11 Kesesuaian bahasa yang digunakan jelas, mudah dipahami dan tidak
. bermakna ganda
Kevalidan soal tes dapat diukur dengan menjumlahkan skor masing-masing
validator kemudian di rata-rata dengan rumus sebagai berikut.

skor dari semua validator


Skor rata−rata=
validator

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Validitas Isi

Skor Kriteria Keterangan

38-44 Sangat Baik Soal dapat digunakan tanpa revisi

29-37 Baik Soal dapat digunakan dengan sedikit revisi

20-28 Cukup Soal dapat digunakan dengan banyak revisi


11-19 Kurang Baik Soal belum dapat digunakan dan masih
memerlukan bimbingan

3.7 Teknik Analisis Data


Sesuai dengan tujuan penelitian PTK, data yang terkumpul harus dianalisis
untuk mengetahui secara pasti apakah telah terjadi perubahan dan peningkatan.
Analisis dilakukan sejak awal dan mencakup segala sesuatu tentang penelitian.
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif sebagai
metode analisis data yang akan dijelaskan sebagai berikut.
3.7.2 Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitaif adalah alat analisis yang menggunakan model-
model seperti model matematika dan model statistik. Hasil dari analisis
disajikan dalm bentuk angka-angka yang dijelaskan dan diinterpretasikan
dalam bentuk uraian (Hasan, 2022: 33).

3.7.1.1 Menghitung Ketuntasan Belajar Individu


Ketuntasan belajar individu digunakan untuk acuan peningkatan hasil
belajar masing-masing siswa melalui tes. Untuk menghitung ketuntasan
belajar individu menggunakan rumus sebagai berikut.

B Keterangan: B = Jumlah jawaban benar


Skor=
S S = Jumlah soal

Ketuntasan belajar siswa dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu


tuntas dan tidak tuntas, yang dijelaskan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Muatan IPA dan Bahasa
Indonesia

Kriteria Ketuntasan Belajar Kategori


≥ 70 Tuntas
≤ 70 Belum Tuntas
Sumber: Peneliti, 2023 (KKM Muatan IPA dan Bahasa Indonesia SD 7
Bulung Kulon)
3.7.1.2 Menghitung Rata-Rata Kelas
Setelah memperoleh nilai hasil belajar secara individu, selanjutnya
dilakukan analisis untuk mencari rata-rata kelas dengan rumus sebagai
berikut.
Keterangan: 𝑥ˉ = Nilai rata-rata
x 𝑥 = Jumlah semua nilai
xˉ=
N
N = Jumlah siswa
Sumber: Aqib (2014: 40)
3.7.1.3 Menghitung Presentase Ketuntasan Belajar Secara Klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan presentase
ketuntasan klasikal dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

siswa yang tuntas


Presentase= × 100 %
siswa seluruhnya

Sumber: Aqib ( 2014: 41)


Tabel 3.9 Kriteria Ketuntasan Klasikal

Presentase Kategori
76% - 100% Sangat Baik
51% - 75% Baik
26% - 50% Cukup
0% - 25% Rendah
Sumber: Kariadinata & Abdurahman( 2015: 35)

presentase ketuntasan klasikal yaitu minimal pada kategori baik sebesar


51% - 75%.
Tabel 3.10 Kriteria Nilai Hasil Belajar Aspek Pengetahuan

Presentase Kategori
76% - 100% Sangat Baik
51% - 75% Baik
26% - 50% Cukup
0% - 25% Rendah

3.7.2 Analisis Data Kualitatif


Analisis data kualitatif adalah metode pengolahan data yang digunakan
untuk analysis hanya pengecekan data dan tabulasi. Maka hanya diperlukan
membaca tabel, grafik, atau angka yang kemudian dilakukan uraian dan
penafsiran (Hasan, 2022: 33).
Sedangkan menurut Sirajuddin (2016) menyatakan analisis data kualitatif
adalah proses pencarian data dan menyusun menyusun secara sistematis dari
data yang diperoleh melalui hasil wawancara, catatatan lapangan, atau
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
mendeskripsikan ke dalam unit, menyusun ke dalam pola, dan terakhir menarik
kesimpulan untuk memudahkan diri sendiri dan orang lain untuk dipahami.

Milles & Hubberman (dalam Mahfud, 2017: 40) menyatakan bahwa metode
analisis kualitatif meliputi 3 yaitu sebagai berikut.
1. Reduksi Data, yaitu memilah data penting, relevan, dan bermakna
dari data yang tidak relevan.
2. Sajian Deskriptif, yaitu berupa narasi, visual gambar, dan tabel.
3. Penarikan Kesimpulan, yaitu deskripsi tentang bagaimana tindakan
alternatif yang ditentukan untuk meningkatkan perbaikan dari
masalah pembelajaran.
Analisis data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil pengamatan
keterampilan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran dengan penerapan model Predict Observe Explain (POE) pada
tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan muatan IPA dan Bahasa Indonesia.
Adapun data hasil pengamatan lembar keterampilan guru dan aktivitas belajar
siswa dengan menggunakan perhitungan presentase sebagai berikut.
3.7.2.1 Presentase Keterampilan Mengajar Guru
Hasil lembar pengamatan keterampilan mengajar guru digunakan
sebagai penilaian terhadap keterampilan mengajar guru. Kriteria penskoran
yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.11 Penskoran Keterampilan Mengajar Guru

No Skor Kriteria
1. 4 Keterampilan mengajar guru sangat baik
2. 3 Keterampilan mengajar guru cukup baik
3. 2 Keterampilan mengajar guru kurang baik
4. 1 Keterampilan mengajar guru sangat tidak baik

Sedangkan untuk menghitung presentase keterampilan mengajar guru


menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor yang diperoleh


Presentase= × 100 %
Skor maksimal

Sumber: Aqib (2014: 41)


Hasil perhitungan kemudian dianalisis dengan kategori sebagai
berikut.
Tabel 3.12 Kriteria Presentase keterampilan Mengajar Guru

No Rentang Presentase Kategori Tingkat


Skor Keberhasilan
1. 86 – 100 ≥ 80% Sangat Baik Berhasil
2. 71 – 85 61% - 80% Baik Berhasil
3. 56 – 70 41% - 60% Cukup Tidak Berhasil
4. 41 – 55 21% - 40% Kurang Tidak Berhasil
5. 25 – 40 ≤ 20% Sangat Kurang Tidak Berhasil
3.7.2.2 Presentase Aspek Aktivitas Belajar Siswa
Hasil lembar pengamatan aktivitas belajar siswa digunakan sebagai
penilaian terhadap aktivitas belajar siswa. Untuk menghitung presentase
aktivitas belajar siswa setiap individu sebagai berikut.

Skor yang diperoleh


Presentase= × 100 %
Skor maksimal

Sumber: Aqib (2014: 41)


Hasil perhitungan presentase kemudian dianalisis untuk menentukan
presentasi aktivitas belajar siswa secara klasikal dengan kriteria sebagai
berikut.
Tabel 3.13 Kriteria Presentase Aspek Aktivitas Belajar Siswa

No Rentang Presentase Kategori Tingkat


Skor Keberhasilan
1. 17 – 21 80% - 100% Sangat Baik Berhasil
2. 12 – 16 60% - 79% Baik Berhasil
3. 10 – 11 40% - 59% Cukup Tidak Berhasil
4. 7-9 20% - 39% Perlu Bimbingan Tidak Berhasil

3.8 Indikator Keberhasilan


Dalam penerapan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
pada siswa kelas V SD 7 Bulung Kulon. Indikator keberhasilan ini untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya suatu tindakan penelitian yang dilakukan
dalam pembelajaran tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan muatan IPA dan Bahasa
Indonesia. Indikator keberhasilan yaitu sebagai berikut.
1. Keterampilan mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE) tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan
dikatakan meningkat apabila presentase mencapai 75% dengan kriteria
baik dan berhasil.
2. Hasil belajar siswa pada tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan muatan IPA
dan Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Predict
Observe Explain (POE) dikatakan meningkat apabila rata-rata klasikal
ranah pengetahuan mencapai 70% dengan kategori baik, sesuai dengan
KKM yang ditentukan yaitu 70.
3. Aktivitas belajar siswa pada tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan muatan
IPA dan Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE) dikatakan meningkat apabila presentase
mencapai 70% dengan kategori baik dan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Nelly.W , & Lisa, Y. (2019). Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar (Y. L. Nelly
Wedyawati (ed.)). Deepublish. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=ZhyZDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=pembelajaran+IPA+
di+sekolah+dasar&ots=Eh226_L7UA&sig=3H0iFmOE5guf_oOMvuSVudQU
H8g&redir_esc=y#v=onepage&q=pembelajaran IPA di sekolah dasar&f=false

Ai Linda Nurmalasari, Asep Kurnia Jayadinata, M. (2016). Pengaruh Strategi


Predict Observe Explain Berbantuan Permainan Tradisional Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gaya. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1),
181–190.

Aida, T. N., Anggoro, S., & Andriani, A. (2019). Analisis Berpikir Kritis Siswa
Melalui Model POE (Predict-Observe-Explain) di Sekolah Dasar. Jurnal
Elementaria Edukasia, 2(2), 164–172. https://doi.org/10.31949/jee.v2i2.1496

Aini, M. N. & H. N. (2021). Keterampilan Mengajar Offline dan Online Dalam


Pembelajaran Mikro (N. Wahid (ed.); Pertama). Wawasan Ilmu.
https://books.google.co.id/books?
id=z2xEEAAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false

Amal, A., & Kune, S. (2018). Peranan Pembelajaran IPA Berorientasi POE (Predict,
Observe, Explain) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar
di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, 1(1), 607–620.

Ariandi, Y. (2016). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan


Aktivitas Belajar pada Model Pembelajaran PBL. PRISMA, Prosiding Seminar
Nasional Matematika, 579–585.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/21561

Ariyanto, M. (2016). Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kenampakan Rupa


Bumi Menggunakan Model Scramble. Profesi Pendidikan Dasar, 3(2), 134–
140. https://doi.org/10.23917/ppd.v3i2.3844

Arsana, I. K. S. (2019). Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru dan fasilitas Belajar


Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial,
6(2), 269–282.

Azis, E., Asfar, A. M. I. T., Rianti, M., Asfar, A. M. iqbal A., Hasanuddin, H., &
Nur, A. S. A. (2020). Penerapan Model Pembelajaran ROAR (Read, Observe,
Auditory, Review) Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. Indonesian
Journal of Learning Education and Counseling, 2(2), 139–147.
https://doi.org/10.31960/ijolec.v2i2.262

Basri, H. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 032 Kualu Kecamatan
Tambang. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, 1, 38–41.

Cahyadi, E., Dwikurnaningsih, Y., & Hidayati, N. (2019). Peningkatan Hasil Belajar
Tematik Terpadu Melalui Model Project Based Learning Pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Riset Teknologi Dan Inovasi Pendidikan, 2(1), 205–218.
http://journal.rekarta.co.id/index.php/jartika/article/view/281
Danuri, & Maisaroh, S. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan (A. C (ed.)).
Samudra Biru.

Depdiknas. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa.

Fadilah, U. N. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, and


Explain) Berbasis Multiple Intelligece Terhadap Keterampilan Proses Sains
Siswa Kelas IV SD.

Fahrinnisak, F. (2018). Penerapan Model Pembelajaran POE (Predict, Observe,


Explain) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Pangarangan III
Sumenep. Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 10–25.
https://doi.org/10.24929/alpen.v2i1.13

Fathonah, F. S. (2016). Penerapan Model POE (Predict-Observe-Explain) Untuk


Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 171–178.

Firdaus, M. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered


Head Together (NHT) Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP.
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(2), 93–99.
https://doi.org/10.30998/formatif.v6i2.942

Firmansyah, D. (2015). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap


Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Unsika, 3(1), 34–44.
https://doi.org/10.24114/jtp.v6i2.4996

Hades Martua P. Purba, Anton Sitepu, P. J. S. (2020). Pengaruh Keterampilan


Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas V. Jurnal Education FKIP UNMA, 6(2), 242–247.
https://doi.org/10.33578/pjr.v6i5.8556

Hardani, Nur Hikmatul Auliya, H. A., Roushandy Asri Fardani, Jumari Ustiawaty,
E. F. U., & Dhika Juliana Sukmana, R. R. I. (2020). Buku Metode Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif (H. Abadi (ed.); Issue March). CV.Pustaka Ilmu
Group.
Hasan, M. dan I. (2022). Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Suryani (ed.);
Kedua). https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=ROSCEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=pengertian+data+m
enurut+misbahuddin+dan+hasan&ots=Ch4EB-
KzVE&sig=q0esY03NGb2WV_hhZUG2Fug75Pw&redir_esc=y#v=onepage&
q=pengertian data menurut misbahuddin dan hasan&f=false

Hasanah, H. (2016). TEKNIK-TEKNIK OBSERVASI (Sebuah Alternatif Metode


Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21.
https://doi.org/10.21580/at.v8i1.1163

Hasrul, H., Yunus, M., & AS, H. (2022). Penerapan Model Pembalajaran Predict-
Observe- Explain (POE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 1006–1017.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.1972

Ilmiyah, N. H., & Sondang, S. & M. (2019). Pengaruh Media Kahoot dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. Journal of Information Engineering and
Educational Technology, 3(1), 46–50. https://doi.org/10.26740/jieet.v3n1.p46-
50

Kariadinata, R., & Abdurahman, M. (2015). Dasar-Dasar Statistik Pendidikan. In T.


R. P. Setia (Ed.), Buku Dasar-Dasar Statistik Pendidikan. Pustaka Setia.

Linda Ayu Kusumaningsih, Fina Fakhriyah, & M. R. (2020). Penerapan Model


Predict Observe Explain Berbantuan Media Scrapbook Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD. Progres Pendidikan, 1(3), 185–192.
https://doi.org/10.29303/prospek.v1i3.24

Mahfud. (2017). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Fairus (ed.)). CV. Rafi Sarana
Perkasa.

Mulyani, L. D. (2022). Pengaruh Model pembelajaran POE (Predict-Observe-


Explain) Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan proses IPA Kelas
IV.
Murjainah, M.-, Okta, O., & Harapan, E. (2019). Aktivitas Belajar Siswa Pada
Praktikum Penginderaan Jauh Di SMA. JURNAL GEOGRAFI Geografi Dan
Pengajarannya, 17(2), 15–24. https://doi.org/10.26740/jggp.v17n2.p15-24

Ni Nyoman Supuwiningsih, Aniek Suryanti Kusuma, Evi Lestari Pratiwi, N. W. C.


A. P. (2022). Statistik Forecasting Dalam Sistem Informasi Geografis (R. R.
Rerung (ed.)). Media Sains Indonesia. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=KIuaEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=pengertian+data+me
nurut+kariadinata+dan+abdurrahman&ots=QaZ2O4UK20&sig=i28bIg__bPta-
skQ-lSsIMpHnSg&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian data menurut
kariadinata dan abdurrahman&f=false

Nina Nuraeni, Dede Salim Nahdi, U. C. (2019). Implementasi Model Pembelajaran


Predict-Observe- Explain (POE) Dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 5(1), 177–186.

Novanto, Y. S., Anitra, R., & Wulandari, F. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran
POE Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep IPA Siswa SD. ORBITA:
Jurnal Kajian, Inovasi Dan Aplikasi Pendidikan Fisika, 7(1), 205–206.
https://doi.org/10.31764/orbita.v7i1.4665

Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah Dan
Tarbiyah, 3(1), 174–175. https://doi.org/10.33511/misykat.v3n1.171

Octavia, S. A. (2020). Model-Model Pembelajaran. Deepublish.


https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=ptjuDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=apa+itu+model+pemb
elajaran&ots=zlAAHvJTGh&sig=i_lAxJXQX6DPUHEXwZvKlrrIdtQ&redir_
esc=y#v=onepage&q=apa itu model pembelajaran&f=false

Rahmadi. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. In Syahrani (Ed.), Antasari


Press. Antasari Press.

Rahmawati, D., Mabruri, Z. K., & Widoyoko, R. D. T. (2018). Pemerolehan Bahasa


Siswa Tunarungu Kelas B SLB YKK Pacitan Tahun Pelajaran 2016/2017
(Tinjauan Psikolinguistik). Prakerta (Jurnal Penelitian …, 01, 21–29.
https://core.ac.uk/download/pdf/267087148.pdf

Riinawati. (2021). Pengatar Evaluasi Pendidikan. Tim Tema Publishing.

Rosdianto, H., Murdani, E., & Hendra. (2017). Implementasi Model Pembelajaran
POE (Predict Observe Explain) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa Pada Materi Hukum Newton. Jurnal Pendidikan Fisika, 6(1), 55–58.

Rukminingsih, Adnan, G., & Latief, M. A. (2020). Metode Penelitian Pendidikan.


Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas. In E.
M. H. Ardi (Ed.), Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53,
Issue 9). Erhaka Utama.

Sahwan, F. F. (2016). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran an Analysis of
the Final Examination Items of Accounting. Jurnal Kajian Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 1, 1–13.

Santika, I. G. N., & Sudiana, I. N. (2021). Insersi Pendidikan Karakter Melalui


Pembelajaran Bahasa Indonesia Ditinjau dari Perspektif Teoretis. Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 11(4), 466.
https://doi.org/10.23887/jjpbs.v11i4.42052

Sari, A. R. (2021). Implementasi Kebijakan Kurikulum K-13. Penerbit NEM.


https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=FcJEEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=hakikat+kurikulum+
k13&ots=6UzzWdwCPM&sig=nepg02aHsMTTuRt7sQhu5aq4Fb0&redir_esc
=y#v=onepage&q=hakikat kurikulum k13&f=false

Sirajuddin, Saleh, S. Pd., M. P. (2016). Analisis Data Kualitatif. In H. Upu (Ed.),


Pustaka Ramadhan. https://core.ac.uk/download/pdf/228075212.pdf

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT.Asdi


Mahasatya.

Sodiq, S. S. & A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup (ed.)). Literasi Media
Publishing. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=QPhFDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=metodologi+peneliti
an&ots=Ic0usIU56e&sig=9Dg-JL-
PI5cWzDMRomisQ8yse4c&redir_esc=y#v=onepage&q=metodologi
penelitian&f=false

Sudiadnyani, P., Sudana, D. N., & Garminah, N. N. (2013). Pengaruh Model


Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap Pemahaman Konsep
IPA Siswa Kelas IV SD Kelurahan Banyuasri. Mimbar PGSD Undiksha, 1(1),
1–10.

Susana, S. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Predict Observe Explain Untuk


Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Pada Muatan Pelajaran IPA
Kelas V SDN 10 Sungai Tengah Kabupaten Siak.

Sutisnawati, A. (2017). Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Calon


Guru Sekolah Dasar. Jurnal MPD, 8(1), 15–24.

Syafrida Hafni Sahir. (2022). Metodologi Penelitian (M. S. Dr. Ir. Try Koryati
(ed.)). KBM Indonesia.

Syar, N. I. (2018). Kajian & Pembelajaran IPA MI/ SD. IAIN Palangkaraya, 1–24.
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2857/1/REVISI MODUL LENGKAP.pdf

Wahyudi, N., & Fitria, Y. (2020). Pengaruh Model Predict Observe Explain
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SD. Journal of Basic Education
Studies, 3(2), 576–587.

Wahyulestari, M. R. D. (2018). Keterampilan Dasar Mengajar Di Sekolah Dasar.


Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA
UMJ, 199–210.

Widodo, L. W. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa


dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VIIA MTS Negeri
Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Fisika Indonesia,
17(49), 32–35. https://doi.org/10.22146/jfi.24410

Yanto, A. (2015). Metode Bermain Peran (Role Playing) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS. Jurnal Cakrawala Pendas, 1(1).
https://doi.org/10.31949/jcp.v1i1.345

Yupani, N. P. E., Garminah, N. N., & Mahadewi, L. P. P. (2013). Pengaruh Model


Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Berbantuan Materi Bermuatan
Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV. MIMBAR PGSD
Undiksha, 1(1), 1–12.

Zainal Aqib, Siti Jaiyaroh, Eko Diniati, K. K. (2014). Penelitian Tindakan Kelas
Untuk Guru SD, SLB, dan TK. Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai