DISUSUN
ANDI HERAWATI
NPM : 239024495033
Desain penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model
kemmis dan Mc Taggart. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali
hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki.
Desain penelitian model Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari tiga tahapan rencana
tindakan, antara lain: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing)
dan refleksi (reflecting). Tahapan siklus diartikan sebagai perputaran tahapan dalam
penelitian tindakan kelas. Pada bagian ini dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan
dalam kegiatan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar. Desain yang
dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus diambil dari Kemmis dan
MC Taggart yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Desain model PTK bentuk spiral dari Kemmis dan
Taggart
Pelaksanaan tiap siklus tersebut secara garis besar dapat dijelaskan dengan gambar
berikut.
Pertemuan pertama
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberikan apersepsi kepada siswa”Apabila kalian ingin mengetahui isi dari
buku cerita atau buku pengetahuan maka cara apa yang harus kalian lakukan?”
b) Menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran yaitu cara meringkas isi buku
2) Kegiatan Inti
a) Guru membagikan buku cerita anak atau buku pengetahuan kepada masing-masing
siswa
b) Guru meminta siswa membaca sekilas buku yang dibagikan sambil membuat catatan
kecil
c) Siswa diminta mencari judul buku dan nama penulis buku, serta pokok-pokok isi buku
cerita maupun buku pengetahuan yang telah dibaca
d) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok sesuai judul buku
e) Dalam kelompok siswa diminta untuk mendiskusikan mengenai pokok-pokok isi buku
f) Perwakilan dari masing-masing kelompok maju untuk mempresentasikan hasilnya
g) Kemudian siswa menuliskan hasil dari presentasi pada lembar kerja yang telah
disediakan.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b) Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
Pertemuan kedua
1) Kegiatan Awal
a) Pada apersepsi, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru mengenai membuat
paragraf yang padu serta penggunaan ejaan.Contoh ptk bahasa indonesia sd pdf
b) Menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran yaitu membuat paragraf yang padu
dengan memperhatikan ejaan dari pokok-pokok isi buku
2)Kegiatan Inti
a) Guru membagikan buku cerita anak atau buku pengetahuan kepada siswa dengan
judul yang sama seperti pada siklus 1
b) Siswa diminta mendiskusikan pokok isi buku pada siklus 1 menjadi beberapa
paragraf yang padu dengan memperhatikan ejaan.
c) Dari hasil diskusi siswa diminta merangkai pokok isi buku tersebut menjadi
beberapa paragraf yang padu dengan memperhatikan ejaan
d) Kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok maju untuk mempresentasikan
hasilnya
3)Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b) Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
Pertemuan ketiga
Digunakan untuk tes formatif siklus 1
c. Tahap Hasil Observasi
Pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi terhadap:
1)Kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
2)Kemampuan guru dalam mengelola kelas
3)Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran
4) Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk
Write
5)Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini semua data yang terkumpul dianalisis. Hasil analisis akan digunakan sebagai
bahan refleksi untuk melihat keberhasilan maupun kekurangan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Untuk mengetahui
perubahan atas tindakan yang telah diberikan, diadakan perbandingan antara hasil belajar
bahasa Indonesia setelah diberi tindakan dengan hasil belajar bahasa Indonesia pada
tindakan sebelumnya. Dari hasil tersebut, diadakan tindak lanjut apabila tindakan yang
telah dilakukan tidak menghasilkan perubahan yang dapat meningkatkan hasil belajar
bahasa Indonesia. Kelebihan akan tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan akan
diperbaiki pada tindakan berikutnya yang didiskusikan dengan guru kelas 5.
3.4.2. Siklus 2
Siklus 2 dirancang apabila siklus 1 belum berhasil. Kegiatan yang dilakukan pada
siklus 2 merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus 1.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Soal Siklus 1
Pada siklus 2 kisi-kisi soal yang dibuat berdasarkan indikator pada KD 8.2 Menuliskan
laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan,
final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Siklus 2
Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Hasil penghitungan validitas item pada soal siklus 1 dengan menggunakan SPSS 17.0
for Windows yang berdasarkan Corrected Item-Total Correlation berdasarkan tabel r yang
dikemukakan oleh Priyatno (2010: 95), maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian
validitas dari 40 item yang diuji ada 23 item yang valid dan 17 item yang tidak valid. Soal
yang digunakan untuk tes evaluasi pada siklus 1 diambil 20 soal dari 23 soal yang valid.
Tabel 3.6
Uji Validitas Siklus 2
Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal siklus 2 dengan menggunakan
SPSS 17.0 for Windows yang berdasarkan Corrected Item-Total Correlation berdasarkan
tabel r yang dikemukakan oleh Priyatno (2010: 95), maka nomor item 3, 4, 5, 13, 14, 17, 19,
27, 29 dinyatakan tidak valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,433. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas dari 30 item yang diuji ada 21
item yang valid dan 9 item yang tidak valid. Soal yang digunakan untuk tes evaluasi pada
siklus 2 diambil 20 soal dari 21 soal yang valid.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari
variabel yang hendak diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dengan
menggunakan Sekaran dalam Priyatno (2010: 98) sebagai berikut :
D < 0,6 : kurang baik
0,6 < D ~ 0,8 : dapat diterima
D > 0,8 : baik
Tabel 3.7
Uji Reliabilitas Siklus 1
Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus 1 dari 23 soal yang
termasuk kategori mudah sejumlah 4 soal, yang termasuk kategori sedang sejumlah 19 soal,
dan yang termasuk kategori sukar sejumlah 0 soal. Soal pada siklus 1 yang termasuk dalam
kategori mudah terdiri dari nomor 7, 16, 22, 26 dan yang termasuk kategori sedang terdiri
dari nomor 1, 2, 3, 4, 5, 10, 11, 12, 13, 19, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 32, 35, 36 sedangkan yang
soal yang termasuk kategori sukar tidak ada.
Hasil penghitungan tingkat kesukaran pada soal siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.10
Tabel 3.10
Taraf Kesukaran Soal Siklus 2
Tabel 3.10 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus 2 dari 21 soal yang
termasuk kategori mudah sejumlah 6 soal, yang termasuk kategori sedang sejumlah 15 soal,
dan yang termasuk kategori sukar tidak ada. Soal pada 36 siklus 2 yang termasuk dalam
kategori mudah adalah soal nomor 2, 9,11,12,20,24 dan yang termasuk kategori sedang
terdiri dari nomor 1, 6, 7, 8, 10, 15,16,18,21, 22, 23, 25, 26, 28, 30 sedangkan yang soal
yang termasuk kategori sukar tidak ada.
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dinyatakan dapat berhasil
apabila dapat meningkatkan skor kriteria hasil belajar siswa sebanyak 90% dari jumlah
keseluruhan siswa kelas 5 dengan mencapai nilai t 70.
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mapel