PENDAHULUAN
Desain penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model
kemmis dan Mc Taggart. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali
hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki.
Desain penelitian model Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari tiga tahapan rencana
tindakan, antara lain: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing)
dan refleksi (reflecting). Tahapan siklus diartikan sebagai perputaran tahapan dalam
penelitian tindakan kelas. Pada bagian ini dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan
dalam kegiatan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar. Desain yang
dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus diambil dari Kemmis dan
MC Taggart yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Soal Siklus 1
Pada siklus 2 kisi-kisi soal yang dibuat berdasarkan indikator pada KD 8.2 Menuliskan
laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan,
final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Siklus 2
Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Hasil penghitungan validitas item pada soal siklus 1 dengan menggunakan SPSS 17.0
for Windows yang berdasarkan Corrected Item-Total Correlation berdasarkan tabel r yang
dikemukakan oleh Priyatno (2010: 95), maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian
validitas dari 40 item yang diuji ada 23 item yang valid dan 17 item yang tidak valid. Soal
yang digunakan untuk tes evaluasi pada siklus 1 diambil 20 soal dari 23 soal yang valid.
Tabel 3.6
Uji Validitas Siklus 2
Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal siklus 2 dengan menggunakan
SPSS 17.0 for Windows yang berdasarkan Corrected Item-Total Correlation berdasarkan
tabel r yang dikemukakan oleh Priyatno (2010: 95), maka nomor item 3, 4, 5, 13, 14, 17, 19,
27, 29 dinyatakan tidak valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,433. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas dari 30 item yang diuji ada 21
item yang valid dan 9 item yang tidak valid. Soal yang digunakan untuk tes evaluasi pada
siklus 2 diambil 20 soal dari 21 soal yang valid.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari
variabel yang hendak diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dengan
menggunakan Sekaran dalam Priyatno (2010: 98) sebagai berikut :
D < 0,6 : kurang baik
0,6 < D ~ 0,8 : dapat diterima
D > 0,8 : baik
Tabel 3.7
Uji Reliabilitas Siklus 1
Adapun hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat bahwa Cronbach's Alpha sebesar
0,9 15 dari 21 item yang diuji. Menurut Sekaran dalam Priyatno (2010: 98), Cronbach's
Alpha 0,9 15 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Ini berarti bahwa instrumen
reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus 1 dari 23 soal yang
termasuk kategori mudah sejumlah 4 soal, yang termasuk kategori sedang sejumlah 19 soal,
dan yang termasuk kategori sukar sejumlah 0 soal. Soal pada siklus 1 yang termasuk dalam
kategori mudah terdiri dari nomor 7, 16, 22, 26 dan yang termasuk kategori sedang terdiri
dari nomor 1, 2, 3, 4, 5, 10, 11, 12, 13, 19, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 32, 35, 36 sedangkan yang
soal yang termasuk kategori sukar tidak ada.
Hasil penghitungan tingkat kesukaran pada soal siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.10
Tabel 3.10
Taraf Kesukaran Soal Siklus 2
Tabel 3.10 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus 2 dari 21 soal yang
termasuk kategori mudah sejumlah 6 soal, yang termasuk kategori sedang sejumlah 15 soal,
dan yang termasuk kategori sukar tidak ada. Soal pada 36 siklus 2 yang termasuk dalam
kategori mudah adalah soal nomor 2, 9,11,12,20,24 dan yang termasuk kategori sedang
terdiri dari nomor 1, 6, 7, 8, 10, 15,16,18,21, 22, 23, 25, 26, 28, 30 sedangkan yang soal
yang termasuk kategori sukar tidak ada.
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dinyatakan dapat berhasil
apabila dapat meningkatkan skor kriteria hasil belajar siswa sebanyak 90% dari jumlah
keseluruhan siswa kelas 5 dengan mencapai nilai t 70.
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mapel