KAJIAN TEORI
2. 1. Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar, sehingga
situasi tersebut merupakan peristiwa belajar (event of learning) yaitu usaha untuk terjadinya
perubahan tingkah laku dapat terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan
lingkungannya.
Pembelajaran yang diidentifikasikan dengan kata "mengajar" berasal dari kata "ajar",
yang berati petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Kata pembelajaran
yang semula diambil dari kata "ajar" di tambah awalan "pe" dan akhiran "an" menjadi kata
"pembelajaran" di artikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan
sehingga anak didik mau belajar.
Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal agar terjadi
proses belajar pada diri individu yang belajar. Hakikat pembelajaran secara umum
dilukiskan Gagne dan Briggs, adalah serangkaian kegiatan yang dirancang yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran mengandung makna setiap kegiatan
yang dirancang untuk membantu individu mempelajari sesuatu kecakapan tertentu. Oleh
sebab itu, dalam pembelajaran pemahaman karakteristik internal individu yang belajar
menjadi penting. Proses pembelajaran merupakan aspek yang terintegrasi dari proses
pendidikan.
Hampir semua orang setuju bahwa tujuan pembelajaran yaitu upaya mempengaruhi
peserta didik agar terjadi proses belajar. Oleh karena itu, perlu diupayakan suatu cara atau
metode membantu terjadinya proses belajar agar belajar menjadi efektif efisien dan terarah
pada tujuan yang di tetapkan. Belajar pada hakikatnya adalah penataan berbagai informasi
menjadi sesuatu yang bermakna ke dalam skema/struktur mental dalam bentuk reorganisasi
perpetual. Proses penataan informasi inti merupakan proses internal yang dapat diamati
secara langsung. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila subjek peserta didik secara aktif
berinteraksi dengan sumber belajar yang diatur oleh guru. Dalam interaksi pembelajaran
tersebut, setiap peserta didik diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat, yang minat
dan potensinya perlu diwujudkan secara optimal.
Pengertian belajar menurut Slameto (2010:2) adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Berdasarkan beberapa pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku yang bersifat
permanen yang disebabkan karena adanya pengaruh pengalaman dan lingkungan.
dalam Rifa’i dan Anni (2009: 86) digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain
kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif berkenaan dengan pengembangan
kemampuan otak dan penalaran siswa. Domain afektif berkenaan dengan sikap dan
nilai. Domain psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan siswa
dalam bertindak (Magdalena, 2021).
Menurut Gagne dan Briggs dalam Anni dkk (2007:12) mengklasifikasikan hasil
belajar dalam lima kategori, yaitu: (1) kemahiran intelektual; (2) strategi kognitif;
(3) informasi verbal ; (4) kemahiran motorik ; dan (5) sikap. Berdasarkan paparan
mengenai pengertian hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang setelah mengalami proses belajar,
baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung (dampak
Metode Gallery of Learning (Tim merupakan bagian dari strategi pembelajaran yang
ada pada model pembelajaran berbasis PAIKEM (Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan). Metode Gallery of Learning adalah metode pembelajaran
yang kegiatannya diikuti oleh beberapa kelompok untuk diskusi menyelesaikan tugas
bersama-sama kemudian dipamerkan sambil berjalan kepada kelompok lain.
2020). Secara etimologi, Gallery of Learning berasal dari bahasa Inggris, Gallery artinya
pameran, serambi. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan karya atau gagasan
pemikiran kepada semua orang. Misalnya pameran gambar, pameran tulisan dan pameran
buku (Andre Wicaksono, Kamus Bahasa Inggris)
Metode Gallery of Learning atau disebut juga galeri belajar adalah sebagai salah satu
metode dari pembelajaran aktif (active learning), yakni suatu metode pembelajaran efektif,
yang mudah dipersiapkan asalkan memahami langkah-langkah metode tersebut (Indah,
2021). Metode Gallery of Learning atau galeri belajar adalah metode pembelajaran yang
menuntut siswa untuk membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun skema sesuai hal-
hal apa yang ditemukan ataudiperoleh pada saat diskusi yang dilakukan di setiap kelompok
belajar. Hasilnya untuk dipajang di dinding atau di depan kelas. Masing-masing
kelompok diskusi menyiapkan satu orang wakil, untuk mempresentasikan hasil diskusi
yang dibuat di kertas plano atau flip cart, yang kemudian di tempel di dinding atau depan
kelas. Sedangkan kelompok lain mendengarkan presentasi serta mengoreksi hasil karya,
secara bergantian dari kelompok satu ke kelompok yang lain sambil berjalan mengelilingi
karya-karya yang digalerikan. Setelah selesai pameran gallery, kemudian dipertanyakan
saat diskusi kelompok dan ditanggapi. Penggalerian hasil kerja dilakukan saat peserta didik
telah selesai mengerjakan tugasnya, sesuai waktu yang telah ditetapkan sebelumnya (Tim
Teaching, 2010; Marteja, 2020). Hal inilah yang menjadikan metode Gallery of Learning
merupakan salah satu metode pembelajaran active learning sekaligus cooperative learning
dan metode yang sangat efektif dalam pembelajaran. Karena Gallery of Learning atau galeri
belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah peserta didik
pelajari selama proses pembelajaran.
2.4. Materi Pelajaran
Bahasa Inggris
Keputusan ini adalah keputusan yang tepat karena siswa SD berada pada usia di mana
alat wicara nya masih lentur dan motivasinya untuk belajar sangat tinggi. Dullay, Burt dan
Krashen (1998:78) meyakini pemerolehan bahasa kedua/asing anak-anak di bawah umur
sepuluh tahun jauh lebih baik dari anak-anak yang umur pubertas. Maka keputusan
Mendikbud ini dianggap cukup strategis dan merupakan langkah maju dalam pengajaran
bahasa Inggris di Indonesia. Karena selama ini bahasa Inggris mulai diajarkan dari tingkat
SMP dan hasil yang dicapai belum memuaskan.
Bahasa Inggris di Indonesia secara umum di ajarkan sebagai bahasa asing. Istilah
bahasa asing dalam bidang pengajaran bahasa berbeda dengan bahasa kedua, bahasa asing
adalah bahasa yang tidak digunakan sebagai alat komunikasi di negara tertentu di ajarkan.
Sementara bahasa kedua adalah bahasa utama namun menjadi salah satu bahasa yang
digunakan secara umum di relevan dengan bidang pemerolehan dan pembelajaran bahasa
(kedua), yakni etnografi pendidikan dan etnografi komunikasi.
Bahasa pertama atau yang di sebut bahasa ibu ialah bahasa yang dipakai oleh anak-
anak saat berkomunikasi dengan ibunya ketika ia mulai belajar berbicara. Seorang anak
yang dibesarkan dilingkungan masyarakat yang berbahasa Inggris akan menjadikan bahasa
ibunya adalah bahasa Inggris. Jika anak itu dibesarkan dilingkungan masyarakat yang
berbahsa daerah tertentu, misalnya bahasa Jawa atau Sunda, anak tersebut menjadikan
bahasa daerah tersebut sebagai ―bahasa ibunya.
Bahasa kedua (second language). Bahasa Inggris dapat dikuasai sebagai bahasa kedua
setelah bahasa kedua setelah bahasa pertama atau bahasa ibu mereka. Setiap bahasa baru
yang dikuasai setelah seseorang memiliki atau menguasai bahasa pertama mereka, disebut
bahasa kedua atau second language meskipun bahasa tersebut adalah bahasa ketiga, atau
keempat atau bahkan bahasa kelima yang dikuasai setelah bahasa pertama (bahasa ibu).
PENYEBAB
pembelajaran kurang variatif siswa pasif
dalam pembelajaran waktu
pembelajaran teori kurang
MASALAH
Hasil belajar siswa kuran maksimal
TINDAKAN
Metode Pembelajarn Gallery of Learning
/ Galeri Belajar
HASIL
Meningkatkan hasil belajar siswa
1. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir maka pertanyaan penelitian ini
sebagai berikut :
"Apakah model pembelajaran Gallery of Learning dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Inggris kelas 2 di SD 2 Terban Jekulo Kudus ?
2. Hipotesis Tindakan
" Implementasi model Pembelajaran Gallery of Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa inggris kelas 2 di SD 2 Terban Jekulo Kudus. "
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun indikator keberhasilan belajar siswa menurut Djamarah dan Zain (2010: 106) adalah:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah
tercapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar yang baru dilaksanakan secara
keseluruhan seperti diungkapkan oleh Djamarah dan Zain (2010: 108) adalah:
1. Apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai
taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar
mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru.
2. Apabila 75% atau lebih dari jumlah siswa mengikuti proses belajar mengajar mencapai
taraf keberhasilan kurang (dibawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar
berikutnya hendaknya bersipat perbaikan (remedial).
Pendapat Djamarah dan Zain di atas dapat kita contohkan dalam menilai keberhasilan
peneltian tindakan kelas yang anda lakukan. Misalnya dalam penelitian, anda memperbaiki
atau meningkatkan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran, anda dapat membaginya
menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:
Proses Pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika apa yang telah
direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlaksana 75% - 100% di setiap
siklus.
Hasil Belajar. Pelaksanaan tindakan dikatakan berhasil jika rata-rata hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dan kriteria ketuntasan belajar siswa memenuhi target yang telah
ditentukan secara klasikal yaitu 75% serta memperoleh nilai ≥ 70.
Pada poin pertama, anda dapat memberikan skor di setiap langkah-langkah dalam RPP dan
menghitung jumlah skor yang diberikan tiap langkah tersebut dan menghitungnya dengan
rumus persentase (%) sebagai berikut:
rumus persentase
Pada poin ke dua tentang hasil belajar siswa dapat anda lakukan pengukuran dengan melihat
rata-rata hasil belajar secara klasikal setiap siklus dan membandingkannya.
Kedua poin di atas juga dapat dijadikan indikator untuk melihat sampai pada siklus
berapa penelitian dilaksanakan. Misalnya pada siklus pertama proses pembelajaran siswa tidak
terlaksana dengan baik, hanya mencapai persentase 70% dan rata-rata hasil belajar siswa secara
klasikal mencapai 70. Maka, guru/peneliti dapat melanjutkan siklus penelitiannya. Siklus
penelitian ini akan berhenti ketika proses pembelajaran dan hasil belajar telah mencapai target
yang ditetapkan tersebut.
3.6. Siklus 1
Berdasarkan hasil belajar dari 17 orang peserta didik Kelas 2 SD N 2 Terban yang
dilakukan pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas mencapai 69. Nilai tersebut
tetap belum mencapai standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran
Bahasa inggris tahun pelajaran 2022/2023 adalah 70, sehingga setiap individu dituntut harus
mencapai nilai minimal 70 atau secara klasikal minimal harus mencapai rata-rata ≥ 75%.
Hasil siklus 1 menunjukkan peserta didik yang tuntas sudah berjumlah berjumlah 11 orang
peserta didik atau 65%. Sedangkan peserta didik yang tidak tuntas masih sejumlah 6 peserta
didik atau 35%.
3.7. Siklus 2
Berdasarkan hasil penilaian kemampuan membaca permulaan dari 17 orang peserta
didik Kelas 2 SD N 2 Terban yang dilakukan pada siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kelas mencapai 79. Nilai tersebut telahm mencapai standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) untuk mata pelajaran Bahasa Inggris tahun pelajaran 2022/2023 adalah 70, dimana
setiap peserta didik telah mencapai nilai minimal > 70 atau secara klasikal minimal harus
mencapai rata-rata ≥ 75%. Hasil siklus II menunjukkan peserta didik yang tuntas sudah
berjumlah berjumlah 15 orang peserta didik atau 82,5 %. Sedangkan peserta didik yang tidak
tuntas masih sejumlah 2 peserta didik atau 17,5%.