Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BISNIS PLAN

“AKSESORIS MONEL”

Disusun Oleh:

NAMA: Fariq Mustofa

NIM : 202201017

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Ringkasan Eksekutif

Profil Bisnis
Nama Usaha : Cak Udin Acs Monel
Jenis Usaha : Kerajinan
Bidang Usaha : Aksesoris
Jenis Produk : Kalung, Gelang, Cincin, Anting dsb.
Alamat Usaha : Jl. Blimbing Lor, Sidorekso RT.01 RW.01, Kaliwungu,
Kudus
Instragam : Acs_cakudin
Line : @Acs_cakudin

Data Pemilik
Nama Pemilik : Akhmad Sholikhudin
Alamat : Sidorekso RT.01 RW.01, Kaliwungu, Jepara

Alasan Pemilihan Bisnis


Saya memilih bisnis di Aksesoris Monel, karena menurut saya disana proses
pemasarannya sangat mudah dan angka pengurangan inflasi yang sedikit tidak seperti pada
usaha lainnya seperti makanan, yang kadang biasanya cepat basi. Serta barang yang
digunakan cukup mudah dicari, dan dalam pembuatannya juga mudah tergantung
pengalaman. Kebanyakan aksesoris monel banyak dicari oleh kalangan remaja yang biasanya
dijadikan fashion entah itu laki-laki atau perempuan. Para pengusaha sukses memikili hasrat
dan kerja keras yang selalu beriringan. Bisnis – bisnis yang berhasil selalu berdiri orang-
orang tanpa lelah mengejar hasrat.
Manajemen Sumber Daya Manusia
 Kompetensi
Kompetensi adalah Kompetensi hanya merupakan aspek – aspek pribadi yang dapat
diukur dan esensial untuk pencapaian kinerja yang berhasil. Adapun indikator - indikator
yang mempengaruhi kompetensi seperti :
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan (Knowledge) adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang
tertentu dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
b. Keterampilan (skill)
Keterampilan (skills) adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional
mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan
c. Prilaku (attitude)
Prilaku Attitude adalah hal ini erat hubungannya dengan kebiasaan dan prilaku. Jika
kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dengan hubungan dengan
prilaku pekerja seseorang maka akan menguntungkan. Artinya jika kebiasaan pegawai adalah
baik, seperti tepat waktu, displin, simple, maka prilaku kerja juga baik.
 Motivasi
Motivasi yaitu energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri pegawai yang
berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku, tenaga dan waktunya
berdasarkan lingkungan kerja.. Adapun indikator – indikator yang mempengaruhi motivasi
seperti :
a. Pemberian penghargaan
Pemberian reward atau penghargaan merupakan salah satu metode dalam memotivasi
sesuatu untuk terus melakukan yang terbaik demi kemajuan perusahaan, dalam konsep
manajemen secara umum, metode ini bisa mengarahkan perbuatan pegawai ke arah perasaan
yang senang sehingga pegawai akan melakukan perbuatan yang baik secara berulang-ulang
dan membuat sorang pegawai lebih giat dalam memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang
telah diterimanya.
b. Situasi pekerjaan
Situasi pekerjaan disini yang dimaksud adalah kondisi hubungan pekerja dalam
manajemen baik secara hirarki horizontal, maupun vertikal, sehingga mampu menciptakan
iklim tau situasi kerja yang baik.
c. Pekerjaan yang dikerjakan
Yang ditekankan pada bagian ini adalah sejauh mana seorang pekerja memiki
pemahaman dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Seorang pekerja
dengan kualitas SDM yang baik tentunya akan memiliki pemahaman dan tanggung jawab
yang baik dengan tugasnya.
d. kebijakan organisasi
Kebijakan organisasi yang dimaksud adalah bagaimana sebuah perusahaan mendukung
untuk kemajuan dan pencapaian prestasi tenaga kerja dalam berkarier, dengan saling
berkoordinasi agar sebuah tugas dapat diselesaikan tepat waktu.
 Loyalitas
Loyalitas, yaitu sikap dan perbuatan mencurahkan kemampuan dan keahlian yang
dimiliki melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, disiplin serta jujur dalam bekerja,
menciptakan hubungan yang baik dengan atasan, rekan kerja serta bawahan dalam
menyelesaikan tugas, menjaga citra perusahaan dan bersedia bekerja dengan jangka waktu
yang panjang. Adapun indikator – indikator yang mempengaruhi loyalitas seperti :
a. Ketaatan dan kepatuhan
Ketaatan yaitu kesanggupan seorang pegawai untuk mentaati segala peraturan yang
berlaku dan mentaati perintah yang diberikan atasan yang berwenang, serta sanggup tidak
melanggar larangan yang ditentukan.
b. Tanggung jawab
Tanggung jawab dalam hal ini adalah dimana seorang pegawai seharusnya dapat
menyelesaikan tugas dan kewenanganya dengan baik, mempu bekerja secara optimal, efektif,
dan efesien, profesional dan mampu memprioritaskan kepentingn perusahaan dibandingkan
kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
c. Pengabdian
Pengabdian disini diartikan sebagai sikap pegawai untuk senantiasa loyal atau
memberikan sepenuhnya waktu, tenaga, dan pikiran sesuai dengan tanggung jawab dan hak
yang pantas diterima oleh seorang pegawai kepada perusahaanya.
d. Kejujuran
Kejujuran lebih pada prihal terkait etika dan moral dari seorang pegawai, dimana seorang
pegawai bekerja sesuai keadaan dan tanggung jawab yang sebenarnya.
 Disiplin Krja
Disiplin Kerja, yaitu suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Adapun indikator –
indikator yang mempengaruhi displin kerja seperti :
a. Ketaatan terhadap peraturan
Pada bagian ini, setiap pekerja hendaknya dapat bersikap dan bertindak secara
profesional, hal ini dilaksanakan oleh seluruh lapisan dan posisi pada manajemen.
b. Ketaatan terhadap jam kerja
Ketaatan pada jam kerja menyangkut aspek kedisplinan waktu pekerja, antarai lain
apakah para pekerja datang tepat pada watunya, apakah para pekerja juga pulang sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan.
c. Bekerja sesuai prosedur
Pada umumnya setiap pekerja dalam melakukan seluruh rangkaian aktivitasnya telah
memiliki klarifikasi kerja dengan batasan prosedural yang jelas.
d. Kepatuhan dalam penggunakan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perusahaan
Sarana dan perasarana merupakan aspek utama dalam rangkaian suatu pekerjaan, hasil
dari kinerja sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana penunjangnya.

Manajemen Operasional
Merupakan suatu tempat yang memiliki keterkaitan langsung dengan jalannya kegiatan suatu
usaha, seperti para pesaing, pemasok, pelanggan, kreditor dan pegawai.
a. Pesaing
Merupakan suatu kegiatan usaha yang memilki kegiatan hamper sama dengan usaha kita.
Seperti halnya menjual produk suatu barang ataupun jasa yang sama kepada para
pelanggannya. Maka dari itu, untuk memenangkan persaingan, maka kita harus memiliki
strategi bisnis agar dapat memiliki suatu keunggulan jika dibandingkan dengan parapesaing.
Untuk melakukan analisa pesang dapat dilihat dari matriks profil persaingan
b. Pelanggan
Pelanggan merupakan orang yang mengkonsumsi hasil daripada usaha. Maka dari itu sumber
pendapatan dari pada suatu usaha bergantung kepada konsumen, maka dari itu untuk
memahami keinginan dari pada konsumen diperlukan suatu analisa. Adapun analisa untu
pelanggan yaitu proactive and reaktif. Analisa proaktif merupakan analisa yang
memperkirakan kencenderungan dan masalah sebelum maslah tersebut terjadis. Sementara
analisis reaktif yaitu analisa masalah setelah suatu masalah terjadi dalam hal ini seperti
contoh keluhan pelanggan atas ketidakpuasannya dalam mengkonsumsi suatu produksi.
c. Pemasok
Pemasok memegang perananyang sangat penting dalam suatu usaha yaitu sebagai penyedia
bahan baku, tenaga kerja, keuangan dan sumber informasi lainnya. Maka dari itu perlunya
bagi perusahaan untuk tepat dalam memilih pemasok agar dapat meningkatkan keunggulan
bersaing.
d. Kreditor
Pihak yang menyediakan sebagian daripada permodalan usaha disebut kreditor. Dalam
penyaluran kredit sebuah dana para kreditor harus melakukan evaluasi terlebih dahulu
terutama dalam penentuan bunga dan persyaratan kredit lainnya.
e. Lingkungan Pegawai
Pegawai merupakan aspek yang paling penting dari aspek lainnya, karena perjalanan suatu
organisasi tersebut tergantung pada pegawai yang terlibat di organisasi tersebut.

Produk atau Layanan

Desain Produk
Desain produk (product design) adalah proses menentukan karakteristik dan fitur unik
dari produk. Pemilihan proses (process selection) adalah pengembangan proses yang
diperlukan untuk memproduksi produk tersebut. Manufakturabilitas (manufacturability)
adalah kemudahan dalam memproduksi produk, yang mencakup kemudahan dalam
mendesain produk, mempersiapkan peralatan dan bahan baku, serta menyediakan keahlian
tenaga kerja.
Dimensi desain pada produk barang mencakup bentuk, warna, kinerja, rasa, dll.
Sementara pada produk jasa, terdapat tambahan dimensi layanan, yang berupa aspek estetika
dan aspek psikologis. Pada hakikatnya, prinsip desain ini bukan hal baru dan dapat digunakan
untuk segala jenis desain, artinya bisa dimanfaatkan mulai dari desain produk sampai objek
lingkungan perkotaan maupun lansekap. menjabarkan beberapa prinsip-prinsip desain, yaitu
1) Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar desain yang sangat penting. Tidak
adanya kesatuan dalam sebuah karya desain akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai
atau kacau-balau, yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini,
sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai
hubungan (warna, raut, arah, dan lainlain), maka kesatuan telah tercapai.
2) Keseimbangan (Balance)
Karya desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak
membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita
merasa tidak nyaman dan cenderunggelisah.
3) Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar desain untuk memperoleh keserasian. Untuk
memperoleh keserasian sebuah karya perbandinganperbandingan yang tepat. Pada dasarnya,
proporsi adalah perbandinganmatematis dalam sebuah bidang
4) Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk-
bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak
dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari
bentuk-bentuk unsur rupa.
5) Emphasis (Point of Interest)
Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang
bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai
nilai artistic. Emphasis ini juga merupakan penekanan dalam merealisasikan gagasan desain
dan menjadi faktor utama yang ditonjolkan karena kepentingannya.
Inovasi desain ditekankan pada perubahan bentuk beberapa produk kerajinan monel
dan penambahan aksesories atau ornamen pada produk kerajinan monel, sehingga produk
kerajinan monel terlihat lebih elegan. Beberapa produk yang telaah mengalami inovasi desain
antara lain: produk kerajinan cincin, produk kerajinan kalung,produk kerajinan gelang,
produk kerajinanliontin, dan produk kerajinan giwang.
1).Desain pada Produk kalung
Pada produk kalung desain baru tampak adanya beberapa variasi desain. Desain
produk baru pada kalung monel ini merupakan pengembangan desain lama untuk
memberikan kesan lebih modern pada desain. Bentuk desain produk baru lebih bervolume
dengan adanya raut bentuk geometris lingkaran yang didestilasi.
2).Desain pada Produk cincin
Inovasi yang dilakukan pada desain baru adalah dengan menambahkan ornamen atau
motif pada cincin. Penambahan garis-garis memberikan kesan keserasian pada cincin yang
tidak monoton jika tanpa ada penambahan motif pada desain cincin.
3).Desain pada Produk gelang
Inovasi desain yang ditonjolkan dari segi fisik desain produk baru menerapkan bentuk
model gelang yang dominan menggunakan plat monel dengan motif hasil dari proses
pengikiran.
4).Inovasi Desain pada Produk giwang
Desain giwang produk baru atau disebut dengan giwang gandul. Bentuk global
giwang dengan adanya garis lengkung yang memberikan kesan lembut dan luwes. Secara
keseluruhan desain produk baru giwang ini memiliki perubahan dari segi bentuk dan
penambahan motif yang melingkar di batu mulia giwang.
5) Inovasi Desain pada Produk liontin
Pada liontin desain produk baru liontin atau di sebut dengan liontin krawang. Desain
produk liontin baru ini menggunakan teknik krawang dalam pembuatannya yang
menghasilkan lubang-lubang. Lubang pada liontin tersebut merupakan motif atau hiasan yang
menjadi ciri khas raut desain liontin krawanga.

Desain Produksi
Dalam menciptakan karya yang memiliki kuwalitas nilai jual diperlukannya sebuah
pengolahan dalam penciptaanya. Maka dalam proses produksi kerajinan monel bahan baku
dan alat merupakan kunci utamadalam memproduksi sebuah kerajinan monel. Dengan bahan
dan alat inilah maka si pengrajin dapat menciptakan sebuah produk. Menciptakan produk
kerajinan memiliki teknik-teknik tersendiri agar mendapatkan hasil seperti aksesoris cincin,
gelang, kalung dan lain-lainya. Dapat di jabarkan sebagaiberikut :
1) Bahan dan Alat
A. Bahan
Bahan baku monel yang sering digunakan dan bahan pembantu untuk produk kerajinan
monel sebagai berikut:
1. Bahan Baku
Adapun jenis bahan baku yang digunakan untuk membuat produk kerajinan ini
menggunakan jenis bahan baku monel rongsok dan monel baru yang berupa lembaran plat,
pipa, dan kawat yang masing-masing bahan tersebut mempunyai ukuran dari yang terkecil,
sedang, dan besar yang sesuai dengan yang dibutuhkanya.
2. Bahan Bantu
1. Lamsol (Watu Ijo)
Lamsol atau watu ijo adalah bahan yang dipergunakan untuk memoles permukaan barang
kerajinan monel yang menjadikan permukaannya menjadi halus dan mengkilap, Lamsol atau
watu ijo bentuknya berupa batangan.
2. Minyak Tanah
Minyak tanah adalah bahan bantu untuk membuat api pembakaran bila bahan monel
hendak ditempa atau dikentheng.
3. Kain
Kain adalah bahan bantu yang digunakan untuk landasan bila barang monel akan dipoles.
Adapun jenis kain yang digunakan, kain yang halus dan ulet.
4. Ambril atau Amplas
ambril atau amplas adalah bahan yang dipergunakan untuk memperhalus permukaan.
B. Alat
Dalam melakukan suatu pekerjaan diperlukan suatu alat karena dalam melakukan suatu
pekerjaan bias dikatakan berhasil, bila memakai alat yang memadahi. Adapun jenis alat yang
digunakan oleh pengrajin monel sebagai berikut :
1. Palu
Palu yang dipergunakan dalam perkerjaan kerajinan monel tersebut dari bahan besi pada
bagian kepalanya, tangkainya terbuat dari bahan kayu yang jenisnya ulet, seperti hanya kayu
waru dan sebagainya. Palu fungsinya untuk menempa bahan monel yang sudah di panaskan
yang nantinya dibentuk sesuai dengan keinginan
2. Paron
Paron sebuah alat yang digunakan sebagai dasaran atau alas sebagai tempat untuk
menempa bahan monel, sedangkan bentuknya paron ada tiga macam yang sesuai dengan
kegunaannya. yaitu paron duduk yang mempunyai ukuran penopang permukaan 7 cm x 7 cm,
paron paruh burung ukuran penopang permukaan 3 cm x 10 cm, paron rel ukuran penopang
permukaan 12,5 cm x 25 cm.
3. Gunting
Gunting adalah alat yang digunakan sebagai alat pemotong bahan monel, baik berupa
lembaran plat maupun kawat, Adapun bentuk gunting ada beberapa macam yang sesuai
dengan kegunaannya.
4. Kikir
Kikir adalah alat yang terdiri dari beberapa bentuk yang masingmasing bentuk sesuai
dengan fungsi kebutuhanya dan bentuknya ada segitiga, segiempat, dan setengah lingkaran.
Kikir dipergunakan untuk mengurangi, membentuk, dan merapikan barang yang dikerjakan
sesuai dengan yang di inginkan. Alat kikir ini fungsinya untuk membuat motif kerajinan
monel. Dengan adanya alat kikir ini dapat membantu dalam memproduksi kerajinan monel
lebih banyak
5. Plon
Plon adalah alat dipergunakan untuk melubangi bahan monel yang berupa lembaran plat
yang mempunyai tebal 0,2 mm sampai 1,5 mm adapun lubang plon antara 2,5 mm sampai
1,5cm.
6. Jumput atau sumpit
Jumput atau supit adalah alat yang dipergunakan berbagai kebutuhan, misalnya sebagai
alat untuk mengambil barangbarang monel dari bara api pembakaran bila barang tersebut
ingin di tempa. Sebagai alat untuk memegang barang monel yang kecil dan sekiranya barang
monel tersebut tak dapat di pegang dengan tangan.
7. Tang
Tang adalah alat yang dipergunakan untuk memegang barang bila ditempa juga untuk
mrmotong-motong kawat monel sesuai dengan kebutuhan.
8. Bur Besi
Bur besi adalah alat yang dipergunakan untuk melubangi bahan monel yang sangat tebal,
adapun jenis mata bor besi dari berbagai ukuran 1 mm sampai 1 cm sehingga sesuai dengan
kebutuhan.
9. Tanggam Besi
Tanggam besi adalah alat yang dipergunakan untuk menjepit barang monel bila barang
tersebut akan dikikir atau dipotong yang sesuai dengan kebutuhan.
10. Dinamo
Dinamo adalah alat yang digunakan untuk memoles barang monel dan mengamplas yang
bentuk permukaannya rata, alat dynamo digerakan menggunakan tenaga listrik.
11. Kompor Minyak
Kompor minyak adalah alat yang dipergunakan untuk membuat api pembakaran barang
yang akan ditempa agar mendapatkan bentuk yang sesuai dengan keinginan.
12. Ketem
Ketem adalah alat yang dipergunakan untuk menjapit barang monel bila akan di kikir.
13. Gergaji Besi
Gergaji besi adalah alat yang dipergunakan untuk memotong bahan monel baik yang
berupa pipa, lembaran plat dan kawat.

Proses Produksi Kerajinan Monel


Proses produksi kerajinan monel di Desa Kriyan terbagi dalam beberapa tahapan, mulai
dari persiapan, pembentukan, finishing, dan pemasara berikut adalah proses produksi
kerajinan monel :
A. Persiapan
1. Pengadaan Bahan
Dalam pengadaan bahan, para pengrajin monel di Kriyan pada umumnya membeli dari
toko-toko maupun pasar bebas yang merupakan jenis barang monel baru dan rongsok yang
sesuai dengan keperluan baik yang berupa lembaran plat, pipa dan kawat.
2. Desain
Desain adalah pekerjaan yang dilakukan dalam setiap memulai dari suatu pembuatan
jenis barang kerajinan monel yang merupakan penentuan langkah berikutnya. Meskipun para
pengrajin sudah hafal dengan bentuk yang diinginkan. Langkah yang pertama pengrajin
monel yaitu membuat desain terlebih dahulu di atas kertas, sehingga tahu bagaimana yang
harus dikerjakan.
B. Pembentukan
Dalam pembentukannya masing-masing produk kerajinan monel memiliki proses yang
berbeda, sedangkan proses masing-masing memproduksi produk kerajinan monel
dicontohkan sebagai berikut:
1. Kalung Rantai
Dalam proses pembuatan kalung rantai memerlukan waktu yang lama dan menggunakan
cara yang bertahap-tahap. Adapun tahapan dalam proses pembuatan kerajinan kalung rantai
monel, sebagai berikut:
a. Tahap Pertama
Mempersiapkan kawat monel sebagai bahan utama dalam pembuatan kalung rantai.
Dalam proses pembuatan kalung rantai monel ini menggunakan kawat ukuran 0,5 mm.
b. Tahap Kedua
Dalam tahapan ini kawat mulai dibentuk per atau gulungan kawat dilakukan dengan
menggunakan kawat besi yang ukuranya sesuai dengan ukuran yang diinginkan dengan
dibantu alat tang dan tanggam penjepit, begitu per atau gulungan kawat sudah jadi.
c. Tahap Ketiga
Memotong Per atau gulungan kawat yang sudah jadi yang bentuknya seperti per
menggunakan alat pemotong gunting yang khusus untuk perkerjaan tersebut, yaitu jenis
gunting yang bentuk ujung matanya lancip. Maka hasil pengguntingan per tadi akan
menghasikan bentuk bulatan monel. Bulatain inilah nantinya akan di jadikan kalung rantai.
d. Tahap keempat
Merangkai potongan-potongan kawat merupakan pekerjaan terakhir yang harus dilakukan
dengan ketekunan dan kesabaran. Bila rangkaian sudah dianggap selesai karena sudah sesuai
dengan panjang dan pendek ukuran yang diinginkan, maka tahapan selanjutnya yaitu
memberi hak pada ujung rakit kalung tersebut. Haknya berfungsi sebagai penghubung dari
ujung rakit yang satu dengan ujung satunya dan jadilah sebuah kalung
2. Cincin
Dalam pembuatan cincin juga bermacam-macam cara yang sesuai dengan bentuk cincin,
namun caranya tidak begitu jauh menyimpang dari pembuatan cincin yang satu dengan yang
lainnya. Dalam pembuatan cincin diurutkan satu contoh kerajinan cincin akik. Cinin cakapan
yang bermata batu mulia atau akik ini beraneka
a. Tahap Pertama
Tahap pertama dalam pembuatan cincin akik ini mempersiapkan logam monel seperti
gambar 40. Dengan bahan logam monel ini untuk dapat di bentuk menjadi cincin akik
diperlukan adanya bantuan pemanasan monel di dalam tunggku. Tujuanya untuk
mempermudah dalam proses pembentukan cincin akik.
b. Tahap Kedua
Tahapan kali ini merupakan pembentukan cincin secara globalnya. Dalam pembentukan
cincin akik ini monel setelah proses pemanasan di tungku, mulailah proses penempaan bahan
monel sampai menyerupai kerangka cincin.
c. Tahap Ketiga
Pada tahapan kali ini setelah mendapatkan bentuk kerangka cincin akik. Tahapan kali ini
cincin akik di grindra tujuan dalam penggrindraan ini untuk mendapatkan bentuk tampilan
cincin serta pembentukan tempat pengunci batu mulia.
d. Tahap Keempat
Setelah pembentukan kerangka cincin sudah selesai, proses selanjutnya merupakan proses
pengikiran kerangka cincin. Dalam pengikiran cincin ini diperlukan adanya alat ketem.
Tujuan mengunakan alat ketem ini gunanya untuk menjepit cincin serta alat untuk memegang
cincin supaya cincin mudah di bentuk atau di kikir.
e. Tahapan Kelima
Bentuk-bentuk cincin yang sudah jadi mulailah proses penghalusan dan mengkilapkan
warna bentuk cincin, maka pengerjaannya dilakukan pengambrilan atau pengkilapan dan
selanjutnya dilakukan pekerjaan terakhir atau finishing. yaitu dengan cara pemolesan. dengan
demikian jadilah cincin akik yang sempurna.
3. Gelang
Dalam proses pembuatan gelang ada berbagai macam – macam cara mengingat
bentuknya juga bermacam-macam, tetapi perlu diketahui pembentukkan gelang yang satu
dengan yang lainnya tentu banyak kesammaan cara pembentukannya di samping itu ada
sediki perbedaanya. Adapun dalam pembuatan gelang diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Pertama
Gunakan logam monel kawat dengan ukuran 2mm dan juga ukuran kawat 5mm kemudian
dipotong kawat ukuran 2mm dengan panjang 10 cm x 4 batang. serta kawat ukuran 5 mm
dipotong 60 cm.
b. Tahap Kedua
Kawat ukuran 2mm dirangkap menjadi 2 lalu dijepit dengan alat penjepit tanggam pada
bagian ujung kawat, tujuanya agar kawatmudah untuk di pilin. Kemudian ujung yang satunya
di pilin dengan alat penjepit tang supaya dapat mendapatkan hasil pilinan kawat. Kemudian
kawat dipilin ke kanan dengan sudut pilinan 30˚ dengan arah yang sama.
c. Tahap ketiga
Pada tahap ketiga ini bagian kawat dengan ukuran 5mm di tempa menggunakan palu.
Pada saat proses penempaan di tempa pada bagian tengah kawat ukuran 5 mm tujuannya
untuk mendapatkan hasil pada bagian tengah kawat menjadi lebar. Dari tengah ke ujung
mengikuti lebar dari tengah 10 mm ke ujung tetap dengan ukuran 5 mm sehingga
mendapatkan bentuk seperti biji ketimun.
d. Tahap Keempat
Setelah mendapatkan kawan yang di pilin dan juga kawat pipih menyerupai biji ketimun
selanjutnya proses pembuatan bolapada gelang. Dalam pembuatan bola pada gelang
membutuhkanlogam plat. Dengan cara mebuat memotong plat dengan tebal 0.8 mm dengan
alat pelubang.
e. Tahap Kelima
Langkah selanjutnya menggabungkan rangkaian kerajinan gelang yang telah dibuat
dengan susunan gelang sebagai berikut: bola – kawat pilinan – kawat pipih -kawat pilinan –
bola. Langkah selanjutnya penggabungan susunan gelang dengan cara di patri.
f. Tahap Keenam
Setelah rangkaian pematrian gelang selesai tahap selanjutnya membentuh hasil
perangkainan gelang menjadi melingkar. Dengan cara menaruh rangkain gelang di atas alat
bracelet mandre. Kemudian di tempa menggunakan palu kayu, agar menghasilkan bentuk
gelang melingkar dengan sempurna.
g. Tahap Ketujuh
Tahap terakhir yaitu proses pemolesan mengunakan alat dinamo tujuanya untuk
mendapatkan hasil gelang yang halus dan mengkilap
c. Finising
Dalam pekerjaan finishing adalah pekerjaan yang terakhir untuk menghasilkan bentuk
barang produksi kerajinan monel yang sempurna dan baik buruknya suatu hasil pekerjaan
tersebut. Sedangkan teknik yang dipakai dalam pekerjaan finishing menggunakan teknik
poles.

Analisis Pasar
Analisis Aspek Pemasaran
Aspek Mikro
Lingkungan pemasaran ini berhubungan dengan pelaku-pelaku yang aktif berperan
dari luar perusahaan. Meski keberadaan mereka di luar perusahaan, eksistensinya
memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Walaupun begitu, perusahaan tetap bisa
mengendalikan pihak-pihak ini meski membutuhkan usaha yang cukup besar. Berikut adalah
pihak-pihak yang dimaksud:
 Aspek Penyedia/Pemasok
Pihak ini merupakan lembaga-lembaga atau individu yang menyediakan
kebutuhan perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan operasional.
Seorang pemasaran harus mengamati kondisi penyedia/pemasok, seperti harga yang
ditawarkan, kompetisi antar pemasok, hingga prediksi potensi pemasok di masa
depan.
 Aspek Pesaing
Seorang pemasar harus mampu melihat pesaing secara produk yang dihasilkan
serta sifatnya. Ada empat jenis golongan pesaing yang harus diperhatikan, yaitu:
 Produk barang/jasa dan harga yang sama atau relatif sama.
 Bergerak di industri yang sama dan menyasar target pasar yang beririsan.
 Perusahaan yang memproduksi barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan serta
keinginan konsumen yang sama.
 Perusahaan yang bersaing untuk saling memperebutkan uang konsumen.
 Aspek Pelanggan
Pelanggan di sini adalah konsumen itu sendiri, baik secara individu atau
kelompok. Mereka merupakan pihak-pihak yang menggunakan barang/jasa dan
menciptakan permintaan (demand) di pasar. Hukum ekonomi berlaku di sini, di mana
dinamikanya dapat mempengaruhi harga yang ditawarkan. Adapun perlu diingat
bahwa pelanggan tidak selamanya “tangan terakhir” dari sebuah produk. Beberapa
dari mereka berperan sebagai reseller untuk mendapatkan keuntungan sendiri.
 Aspek Perantara
Pihak ini berada di tengah, yakni di antara perusahaan dan konsumennya.
Mereka bisa berupa individu atau lembaga, seperti pedagang besar (wholesaler) atau
pedagang pengecer (retailer). Apabila perusahaan menjalin hubungan baik dengan
para perantaranya, maka akan sangat menguntungkan karena mereka bisa
dikendalikan, seperti dari sisi harga, aktivitas, dan sebagainya. Mereka adalah
kepanjangan tangan dari perusahaan untuk mencapai tujuan.
Aspek Makro
Lingkungan makro memiliki cakupan yang luas di masyarakat. Meski pengaruhnya
tidak secara langsung dan tidak cepat, seorang pemasar tetap harus mengawasi dinamikanya.
Ada lima aspek yang mempengaruhi perusahaan dari sisi eksternal makro, berikut lingkungan
yang meliputinya:
 Aspek Demografi
Aspek ini berhubungan dengan kondisi penduduk dilihat dari usia, jenis kelamin,
lokasi, pekerjaan, persebaran kepadatan, dan indikator-indikator lainnya. Kondisi
demografi sangat mempengaruhi aktivitas pemasaran sebab penduduk adalah pihak
langsung yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Selera dan kebutuhan pasar akan
sangat variatif jika dilihat dari aspek demografi, maka seorang pemasar harus
memantau terus perkembangannya. Perencanaan yang baik akan menghasilkan
strategi yang berbeda untuk setiap target pasar.
 Aspek Ekonomi
Faktor daya beli masyarakat serta tren belanja mempengaruhi lingkungan pemasaran.
Adanya inflasi, fluktuasi nilai tukar mata uang, naik-turun pertumbuhan ekonomi,
pembangunan daerah, dan sebagainya menjadi faktor-faktor pendorong perubahan
aspek ini.
 Aspek Sosial Budaya
Value, persepsi, serta gaya hidup masyarakat merupakan aspek sosial budaya yang
mempengaruhi keputusan konsumsi. Perlu diingat bahwa aspek ini cukup sulit diubah
dalam waktu singkat karena sudah tertanam sekian lama, bahkan secara turun
temurun. Oleh sebab itu, seorang pemasar perlu mengikuti kondisi yang terjadi. Jika
ada perubahan, maka harus cepat merespon agar dapat menciptakan sesuatu yang bisa
dikonsumsi.
 Aspek Teknologi
Perubahan teknologi harus disikapi dengan open-minded agar perusahaan dapat
beradaptasi dengan cepat dan tepat. Penyesuaian tidak hanya dari cara pemasarannya
saja, tetapi juga dari proses bisnisnya, material yang digunakan, media komunikasi,
dan sebagainya
 Aspek Hukum dan Politik
Aspek ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang bisa membatasi kegiatan
pemasaran, namun bisa juga dijadikan peluang. Walaupun begitu, biasanya pihak
manajemen sangat berhati-hati dalam hal ini. Jangan sampai aktivitas perusahaan
melanggar aturan pemerintah dan akhirnya merugikan perusahaan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah undang-undang, perubahan peraturan, serta kelompok-kelompok
yang berkepentingan.

Strategi Pemasaran
Target dan Segmentasi pasar
Usaha kerajinan aksesoris monel ini memiliki nilai dan kualitas, untuk menaikkan
nilai tambah kami mencoba untuk menghasilkan produk yang unik dan menarik serta
berkualitas baik.
Untuk pemilihan target konsumen semua kalangan baik itu lelaki atau perempuan bisa
memesan baik itu untuk anak-anak, dewasa maupun orang tua. Karena aksesoris merupakan
sesuatu yang dibutuhkan untuk menunjang penampilan. Cara yang kami lakukan untuk
mempromosikan produk kami melalui media sosial maupun langsung mendatangi konsumen.
Target pendapatan dalam satu hari adalah bisa mengerjakan 30-100an pesanan dengan
harga peraksesoris dibandrol harga Rp. 50.000;- Rp 100.000; tergantung dengan kerumitan
desain yang diminta.
Faktor Kompetitif
Dalam mendirikan usaha ini ada beberapa faktor kompetitif yang akan kami sajikan
yaitu antara lain :
a. Dari beberapa pesaing kita selalu mengedepankan pelayan yang baik untuk konsumen,
agar konsumen selalu nyaman dan menyukai pelayan pemesanan di usaha kami. Jika
biasanya kebanyakan usahamengedepankan keuntungan tidak untuk usaha kami yang
mengedepankan pelayanan pada konsumen.
b. Ada beberapa pesaing jika dihitung-hitung untuk wilayah usaha kami kurang lebih ada
30an orang menggeluti bidang yang sama atau sejenis.
c. Kelebihan yang dimiliki para pesaing disini mereka mampu menggait banyak reseller
dengan harga yang murah dibawah harga standar yang usaha kami jalankan.
Kekurangannya pesaing hanya memikirkan segi cepat jadi dan nanti bisa cepat dikirim
ke konsumen tapi tidak memikirkan segi kualitas. Pesaing juga rata-rata belum
mempunyai alat yang lengkap untuk mendukung jalanya produksi, mereka lebih suka
menyerahkan kejasa-jasa yang bisa mengerjakan dari salah satu pembuatan produksi.
d. Banyak produk sejenis yang ada dipasaran namun untuk produk aksesoris nama ini
memang hanya beberapa yang mempunyai keahlian yang bisa mengerjakan.
Rencana Penjualan
Dalam merencanakan penjualan yang nantinya untuk mengahadapi pesaing usaha
kami mempunyai strategi promosi dan pemasaran produk antara lain :
a. Melakukan pelayanan terbaik yaitu dengan menerapkan pelayanan prima, sopan santu,
ramah dan beretika.
b. Memenuhi kepuasan dan permintaan konsumen
c. Menetapkan harga yang relatif murah agar semua konsumen dapat menjangkau
harganya.
d. Gencar melakukan promosi dalam media sosial dimana hampir semua orang
menggunakan media tersebut untuk beraktifitas.
Sementara strategi jangka panjang fokus pada pengenalan dan penggunaan teknologi
digital bagi UMKM. Sekaligus persiapan memasuki era Industri 4.0.
 Pertama, think positive dan percaya bahwa dalam setiap krisis pasti ada opportunity
yang bisa diambil.
 Kedua, berkaitan dengan strategi adaptasi dan sesuai model bisnis dengan kondisi saat
ini.
 Ketiga, membuat rencana keuangan tiga bulanan (kuartal).
 Keempat, sebagai pelaku bisnis, kita juga harus aware dan memahami berbagai
program yang ditawarkan pemerintah agar dapat dimanfaatkan dengan tepat guna.

Rancangan Biaya dan Pendapatan

a.       Kebutuhan Anggaran Infrastruktur (biaya tetap)


Biaya tetap merupakan biaya yang digunakan pada alat yang tetap.
Jenis peralatan Unit Harga satuan Biaya
Komputer 1 buah Rp.3.500.000 Rp.3.500.000
komputer
Printing 1 buah Rp.600.000 Rp.600.000
printing
Mesin Bor 1 buah Rp.1.000.000 Rp.1.000.000
Mesin Braso 1 buah Rp.800.000 Rp.800.000
Andang 1 buah Rp.200.000 Rp.200.000
Alat tatah 2 buah Rp.200.000 Rp.200.000
Gembosan dan 1 buah Rp.900.000 Rp.900.000
Selang
Sepoh 1 paket Rp.1.800.000 Rp.1.800.000
Peralatan lain-lain semuanya Tidak RP.300.000
diketahui
Total Rp.9.300.000

Tabel diatas merupakan tabel untuk mengetahui seberapa besar biaya yang dilakukan
untuk mendirikan usaha aksesoris monel ini.

c.       Kebutuhan (biaya variabel)


Biaya variabel merupakan biaya yang dikelurkan pada satu kali produksi.
Bahan Baku 10 Lembar Rp.20.000 Rp.200.000
Monel Putih
Bahan Baku 10 Lembar Rp.30.000 Rp.300.000
Kuningan
Gaji karyawan 4 karyawan - Rp.200.000
Total Rp.700.000

d.      Biaya Total    
=biaya variabel + biaya tetap
= Rp 700.000 + Rp.9.300.000
=Rp. 10.000.000
e.       Biaya dan harga per unit
= Biaya tetap yang dibutuhkan untuk satu kali produk : jumlah yang dihasilkan
perproduksi
= Rp.10.000.000:10
= Rp. 1000.000
f.       Total biaya yang dikeluarkan perproduksi adalah
= Rp.1.000.000+ Rp.700.000
= Rp.1.700.000
g.      Biaya perunit
= Total biaya dalam satu kali produksi : jumlah produk yang dihasilkan dalam 1 bulan
= Rp.1.700.000:300
= Rp. 50.000
Harga jual per buah Rp.50.000
h.      Modal awal
= Total biaya tetap + biaya variabel untuk satu kali produksi
= Rp.9.300.000 + Rp.700.000
= Rp. 10.000.000
analisis titik impas
i.        BEP (Break Event Point)  harga
= Total biaya produksi 1 kali : Produksi
= Rp.1.700.000 : 300
= RP. 50.000
Harga jual per unit  Rp.50.000
j.        BEP produksi
= Total biaya produksi untuk 1 kali produksi : harga per unit
= Rp.1.700.000 : Rp.50.000
= 34
Jadi untuk mencapai titik impas maka dalam 1 kali produksi harus terjual 34 dengan
harga jual Rp.50.000
Analisis keuntungan
k.      Pendapatan
= Barang yang terjual x Harga jual
= 34x Rp.50.000
= Rp. 1.700.000
l.        Keuntungan
= Rp.1.700.000 – Rp.700.000
= Rp.1.000.000
Jadi keuntungan yang diperoleh dari penjualan 34 buah dengan harga Rp.50.000 adalah
Rp.1.000.000
m.    Pengambilan modal
= Total biaya produksi : Laba usaha
= Rp. 9.300.000 : Rp. 1.000.000
=9
Jadi modal akan kembali dalam jangka waktu 9 kali produksi

Anda mungkin juga menyukai