Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Zaki Zain

NPM : 19012010385
Kelas : Manajemen Strategi D012

1. Keterkaitan antara Matriks Boston Condulting Group dan Product Life Cycle
 Question Marks(Tanda Tanya) Pada tahap ini proses promosi pada sebuah
produk baru lebih di gencarkan lagi, karena pada tahap ini kita harus memberikan
informasi bahwa produk kita memiliki manfaat yang dapat menunjang terhadap
kehidupan sehari-hari serta dapat memperluas pangsa pasar
 Stars(Bintang) Penjualan produk meningkat secara signifikan, jika suatu produk
mampu mempertahankan kualitas serta dapat bersaing dengan produk lain, maka
akan meningkat ke tahap kedewasaan produk.
 Cash Cows(Sapi Perah) Dimana penjualan produk terus mengalami peningkatan
dan keuntungan yang didapat juga banyak.
 Dogs (Anjing) seiring dengan berjalannya waktu juga akan mengalami penurunan
yang disebabkan oleh munculnya pedaing baru apabila suatu produk tersebut tidak
dapat mempertahankan eksistensinya.
2. A) Hubungan kepemimpinan dan budaya organisasi merupakan fenomena yang
sangat bergantung, sebab setiap aspek dari kepemimpinan akhirnya membentuk
budaya organisasi. Contohnya bila memasuki ruang perkantoran suatu organisasi akan
berbeda dengan kantor organisasi lain. Fenomena yang didapatkan seperti etos kerja
karyawan, team work, sikap, dan integritas. Semua hal tersebut menggambarkan
kepemimpinan yang ada dalam sebuah perusahaan dan juga menggambarkan budaya
yang ada pada perusahaan tersebut.
1. Etos kerja karyawan
Etos adalah kemampuan seseorang dengan keahlian yang memiliki kredibilitas
dan reputasi andal, sehingga dia mendapatkan kepercayaan penuh dari banyak
orang. Seseorang dikatakan memiliki etos dianggap terpercaya dan mampu
melakukan pekerjaannya dengan andal dan berkualitas.
2. Team work
Budaya yang kuat membuat semua karyawan patuh pada aturan dan
bertanggungjawab untuk menjalankan sistem dengan penuh integritas.
Perusahaan yang andal selalu dihasilkan dari sebuah tim yang andal. Tim yang
andal lahir dai budaya perusahaa yang kuat. Selain itu juga tim yang andal
didasari pada pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
3. Sikap
Dalam membangun sebuah budaya perusahaan, Anda sebagai pemilik bisnis
harus mengembangkan sebuah standar sikap yang mendeskripsikan bagaimana
visi dan misi perusahaan yang akan diterapkan. Mungkin Anda mengira semua
karyawan yang Anda rekrut mengetahui bagaiman cara bersikap dan
menghadapi suatu kondisi, misal saat bertemu atau berkomunikasi dengan
customer, namun sebenarnya tidak semua karyawan tahu bagaimana cara
bersikap dengan tepat.
4. Integritas
Integritas adalah salah satu atribut terpenting/kunci yang harus dimiliki seorang
pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam
tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, ekspektasi dan berbagai hal yang
dihasilkan. Orang yang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan
memiliki karakter kuat. Karakter kuat maksudnya ialah sikap teguh yang
mempertahankan prinsip yang menjadi dasar yang melekat pada dirinya
sebagai nilai moral.
B)
3. Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai
aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian
digunakan sebagai umpan balik dalam bentuk tindakan yang efektif dan efisien dan akan
memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana
perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan
pengendalian.
Menurut Hansen dan Mowen (2004), pengukuran kinerja terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu tradisional dan kontemporer. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan
dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar
sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya. Pengukuran kinerja kontemporer
menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa
baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang
berkesinambungan. Sistem pengukuran kinerja hanyalah suatu mekanisme yang memperbaiki
kemungkinan bahwa organisasi tersebut akan mengimplementasikan strateginya dengan baik.
Menurut Yuwono (2002), pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan
mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission
accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu
proses.
Menurut Mahmudi (2010), pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian
kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk
informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa,
kualitas barang atau jasa, perbandingan hasil kerja dengan target dan efektivitas tindakan
dalam mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai