Anda di halaman 1dari 6

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS EKONOMI
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Telp: (0451) 422611-42355 Fax. (0451) 422844
Palu- Sulawesi Tengah

Tugas Mata Kuliah Manajemen (IE)

1. Jelaskan bagaimana organisasi menentukan kebutuhannya akan pekerja


di masa datang melalui perencanaan sumber daya manusia?
2. Bagaimanakah suatu organisasi menyeimbangkan antara menghormati
dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang beragam dan membentuk
budaya perusahaan berkinerja tinggi, di mana nilai-nilai yang dipegang
perusahaan tersebut sangat berkontribusi terhadap pecapaian-pencapaian
tujuan organisasi?
3. Mengapa Tolak ukur termasuk komponen penting dari program
manajemen kualitas total (TQM)? Apakah anda yakin sebuah perusahaan
dapat menjalankan program TQM dengan baik tanpa menggunakan tolak
ukur?
4. Jelaskan bagaimana organisasi sebagai sebuah rantai nilai?
5. Bagaimana sekiranya pemahaman tentang lokus kontrol internal dan
eksternal dapat membantu seorang manajer berkomunikasi, memotivasi
dan memimpim para pegawainya secara lebih baik?
6. Apa yang dimasud dengan kepemimpinan transformasional? Berikan
contoh situasi organisasi yang membutuhkan kepemimpinan
transformasional tersebut?
7. Jelaskan pendekatan-pendekatan utama dalam merancang pekerjaan dan
bagaimana rancangan pekerjaan tersebut dapat memengaruhi organisasi?
8. Jelaskan pemahaman anda bagiamana pemberdayaan dapat
mempertinggi motivasi pegawai?
9. Komunikasi bukan hanya sekedar mengirimkan informasi (berbicara atau
menulis), tetapi pada intinya adalah ”berbagi”. Berdasarkan pengertian
tersebut, jelaskan bagaimana komunikasi yang efektif bagi kesuksesan
manajemen?
10. Rasa percaya adalah karakteristik penting dalam sebuah tim yang
sukses. Jika anda sebagai adalah seorang pepimpin tim, bagiamanakah
sekiranya anda akan membangun budaya dengan rasa percaya?

*Selamat Bekerja*

1. proses perencanaan sumber daya manusia untuk menentukan


kebutuhan tenaga kerja di masa depan melibatkan langkah-langkah
seperti:

 Analisis Kebutuhan: Menilai jenis keterampilan dan jumlah


pekerjaan yang dibutuhkan.
 Evaluasi Kapasitas Saat Ini: Melihat ketersediaan dan
kelebihan/kekurangan tenaga kerja saat ini.
 Perkiraan Kebutuhan Masa Depan: Meramalkan kebutuhan tenaga
kerja berdasarkan rencana pertumbuhan dan perubahan.
 Adaptasi dengan Tren Eksternal: Mengidentifikasi tren eksternal
yang memengaruhi kebutuhan tenaga kerja.
 Strategi Rekrutmen dan Pengembangan: Mengembangkan rencana
untuk merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan bakat
yang diperlukan.
Melalui proses ini, organisasi dapat memastikan bahwa kebutuhan
tenaga kerja di masa depan terpenuhi sesuai dengan visi dan
tujuan jangka panjangnya.

2. Organisasi mencapai keseimbangan antara memenuhi kebutuhan


tenaga kerja yang beragam dan membentuk budaya perusahaan yang
berkinerja tinggi dengan:
1. Kebijakan Inklusif:
- Menghargai keanekaragaman dan mendorong keterbukaan di tempat
kerja.

2. Cocokkan Nilai:
- Memastikan nilai-nilai individu sejalan dengan nilai perusahaan.

3. Pengembangan Karir yang Fleksibel:


- Program pengembangan karir yang memperhatikan beragam kebutuhan
individu.

4. Budaya Kolaboratif:
- Mendorong kolaborasi inklusif di antara tim dan memastikan dukungan
pemimpin.

5. Pengakuan yang Adil:


- Penghargaan dan pengakuan yang merata atas kontribusi dari berbagai
latar belakang.

3. Tolak ukur adalah komponen penting dalam Manajemen Kualitas Total


(TQM) karena mereka memberikan kerangka evaluasi objektif,
mendukung perbaikan berkelanjutan, dan memungkinkan pengambilan
keputusan berbasis fakta. Meskipun teori TQM dapat dijalankan tanpa
tolak ukur, penggunaannya memainkan peran krusial dalam mengukur
kinerja, memandu perbaikan, dan mencapai hasil optimal dalam upaya
manajemen kualitas. Sebuah perusahaan akan lebih efektif dalam
menerapkan prinsip-prinsip TQM dengan memanfaatkan tolak ukur
sebagai alat yang mendukung evaluasi dan pengambilan keputusan
yang lebih cerdas.

4. Organisasi sebagai bagian dari rantai nilai merupakan konsep di mana


setiap perusahaan terlibat dalam rangkaian aktivitas yang saling
terkait untuk menciptakan nilai tambah pada produk atau layanan dari
konsumen akhir. Melalui kerjasama dengan pihak eksternal, fokus pada
efisiensi, peningkatan, dan inovasi di setiap tahapan, organisasi
berperan dalam menciptakan nilai keseluruhan yang diterima oleh
pelanggan. Dalam pandangan rantai nilai, kolaborasi dan kontribusi
setiap organisasi menjadi krusial dalam pencapaian keberhasilan dan
penciptaan nilai bagi konsumen.

5. Pemahaman tentang lokus kontrol internal dan eksternal membantu


manajer dalam berkomunikasi, memotivasi, dan memimpin pegawai
dengan lebih baik. Ini memungkinkan manajer untuk menyesuaikan
pendekatan komunikasi, strategi motivasi, dan gaya kepemimpinan
sesuai dengan preferensi dan kebutuhan individu. Dengan pemahaman
yang mendalam tentang bagaimana individu melihat tanggung jawab
dan pengaruh eksternal, manajer dapat mengoptimalkan interaksi
mereka dengan tim untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan
membantu mengatasi hambatan yang mungkin muncul.

6. Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang


berfokus pada mengilhami, memotivasi, dan mengubah visi organisasi.
Situasi di mana kepemimpinan transformasional diperlukan meliputi
krisis organisasi, perubahan besar di industri, kebutuhan untuk
memprioritaskan budaya inovasi, dan upaya mencapai pertumbuhan
berkelanjutan. Dalam semua konteks ini, kepemimpinan
transformasional menjadi kunci untuk merangsang perubahan,
memotivasi, dan membawa organisasi menuju arah yang baru dan lebih
berhasil.

7. Pendekatan utama dalam merancang pekerjaan meliputi job


enrichment (peningkatan tugas), ergonomi, dan job simplification
(penyederhanaan tugas). Rancangan pekerjaan yang tepat dapat
memengaruhi organisasi melalui peningkatan produktivitas, kepuasan
kerja, kesehatan karyawan, efisiensi operasional, dan kemampuan
organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan. Dengan
memperhatikan pendekatan-pendekatan ini, organisasi dapat
menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif, memuaskan, dan
adaptif bagi karyawan.

8. Pemberdayaan pegawai meningkatkan motivasi dengan memberikan


tanggung jawab, otonomi, dan kesempatan untuk perkembangan
keterampilan. Dukungan manajerial, akses ke sumber daya, partisipasi
dalam pengambilan keputusan, dan pengakuan atas prestasi juga
berperan penting dalam meningkatkan motivasi pegawai. Dengan
memberdayakan pegawai, organisasi dapat menciptakan lingkungan di
mana pegawai merasa terlibat, berkontribusi, dan termotivasi untuk
mencapai tujuan bersama.

9. Komunikasi yang efektif dalam manajemen bukan sekadar pengiriman


informasi, melainkan proses berbagi pengetahuan, pemahaman, dan
tujuan di antara seluruh pihak terlibat. Untuk kesuksesan manajemen,
komunikasi yang baik sangat penting karena mengarahkan visi
bersama, meningkatkan keterlibatan karyawan, mendorong kolaborasi
dan inovasi, mengelola konflik, serta memfasilitasi perubahan dan
pengambilan keputusan yang tepat. Dengan memastikan komunikasi
yang efektif, manajemen menciptakan lingkungan kerja yang terbuka,
responsif, dan kolaboratif, yang mendukung kesuksesan organisasi.

10. Membangun budaya tim yang didasarkan pada rasa percaya


memerlukan pendekatan yang komprehensif. Sebagai pemimpin,
langkah-langkah seperti komunikasi terbuka, mendukung anggota tim,
konsistensi dalam tindakan, membangun hubungan yang kuat,
menerima kesalahan sebagai pembelajaran, menghormati keragaman,
dan menunjukkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dapat membantu
membangun dan memperkuat rasa percaya dalam tim. Dengan
mempraktikkan pendekatan ini secara konsisten, seorang pemimpin
dapat menciptakan budaya yang mengedepankan rasa percaya, yang
berdampak positif pada kinerja dan keberhasilan tim secara
keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai