Anda di halaman 1dari 4

Menurut Middlemist dan Hitt (1988, p.

493), pengembangan organisasi adalah:


Sarana sistematis untuk perubahan terencana yang melibatkan seluruh
organisasi dan dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Berikut merupakan tantangan yang membutuhkan pengembangan organisasi.
Yang pertama ia harus bisa menghadapi yang namanya manajemen konflik.
Karena sesuatu yang berkembang, sesuatu yang berubah menghasilkan suatu
ketidaknyamanan. Dan ia harus bisa memecahkan atau menangani manajemen
konflik tersebut. Yang kedua adalah organisasi tersebut harus mampu
merevitalisasi capaian-capaian pada suatu departemen yang tidak tercapai perlu
dievaluasi mendalam. Yang ketiga adalah perlunya penyegaran dari level
pimpinan karena pemimpin yang baru akan membawa new hope, harapan yang
baru.
Selain itu terdapat juga banyak tantangan-tantangan lain yang ada dalam
perkembangan organisasi yaitu :
1. Keanekaragaman Tenaga Kerja
Keanekaragaman banyak ditemui dalam dunia pekerjaan atau tenaga kerja,
khususnya dilihat dari latar belakang masing masing tenaga kerja ataupun
anggota organisasi. Keanekaragaman tenaga kerja diartikan bahwa organisasi
menjadi lebih heterogen dalam bentuk jenis kelamin, kesukuan, dan
kebangsaan. Keanekaragaman juga menyangkut masalah ketidak normalan
seperti cacat fisik, homoseksualitas, ketuaan, dan kelebihan berat badan.

2. Produktivitas dan Kualitas


Berbagai ungkapan menurut Bernandin dan Joice (1993) seperti output, kinerja,
efesiensi, dan efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Secara
umum produktivitas menunjukkan rasio output terhadap input yang diukur
berdasarkan beberapa standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Mathis dan
Jackson (2006:69) menyatakan produktivitas (productivity) adalah sebuah
ukuran dari kuantitas dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan, dengan
mempertimbangkan biaya dari sumber daya yang digunakan.
3. Kekurangan Tenaga Pendidik Berkualitas
Semakin maraknya berdiri Perguruan Tinggi yang mengelola bidang pendidikan
dengan tidak memperhatikan secara penuh persyaratan kualitas manajemen dan
kualitas tenaga pendidik pada Perguruan Tinggi tersebut, hal ini tentu
berkontribusi pada pemenuhan tenaga pendidik yang kurang berkualitas.
4. Kekurangan Keterampilan
Jika pendidik dan tenaga kependidikan tidak menguasai keterampilan secara
memadai, maka perilaku dalam organisasi pendidikan tersebut cenderung pada
kegiatan rutin saja dan tidak ada kemajuan yang berarti.
5. Simulasi Inovasi dan Perubahan
Sekarang ini perusahaan-perusahaan yang ingin sukses harus memelihara dan
meningkatkan inovasi serta menguasai seni perubahan. Menstimulasi kreativitas,
inovasi dan toleransi para karyawan untuk suatu perubahan menjadi tantangan
bagi para manajer.

6. Kekurangan Perilaku Etis

Perilaku etis saat ini banyak di hadapi oleh karyawan diberbagai perusahaan dan
pendidik maupun tenaga kependidikan diberbagai organisasi pendidikan, situasi
dimana dituntut untuk menetapkan tingkah laku yang benar atau yang salah.

Nowlen, antara lain, membahas tantangan ini dalam Pendekatan Baru untuk
Pendidikan Berkelanjutan untuk Bisnis dan Profesi (1988). Dia percaya bahwa
pengembangan profesional yang paling efektif bersifat holistik, yang melibatkan
tidak hanya praktisi, tetapi juga organisasi individu, sehingga perilaku dan
pembelajaran baru dapat diintegrasikan ke dalam lingkungan kerja. Tidak ada
yang lebih menyebalkan daripada melanjutkan pendidikan yang berhenti di titik
masuk dari pengaturan kerja praktisi

Noe et. al., (2010) menyatakan bahwa berbagai tantangan SDM yang dihadapi
oleh organisasi berkaitan dengan:

1. Tantangan Kesinambungan Bisnis.

Kesinambungan bisnis mengacu pada kemampuan organisasi untuk bertahan


dan menghadapi lingkungan persaingan yang dinamis. Kesinambungan bisnis
bergantung pada kemampuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan orang-
orang yang memiliki kepentingan untuk melihat keberhasilan organisasi.
Berbagai tantangan kesinambungan bisnis meliputi kemampuan organisasi untuk
menghadapi perubahan ekonomi dan sosial, keterlibatan dalam praktik-praktik
bisnis yang bertanggung jawab dan etis, menyediakan produk dan jasa
berkualitas tinggi, serta mengembangkan metode dan alat ukur (yang juga
dikenal dengan metrik) untuk menentukan apakah organisasi mampu memenuhi
kebutuhan para pemangku kepentingan.
Kondisi perekonomian dewasa ini mendorong banyak organisasi untuk
menerapkan strategi merger dan akuisisi, tingkat pertumbuhan, dan
perampingan organisasi agar dapat bersaing dengan sukses. Organisasi-
organisasi mulai mengandalkan para pekerja terampil sehingga mereka dapat
produktif, kreatif, dan inovatif, serta mampu memberikan pelayanan berkualitas
tinggi kepada pelanggan. Pekerjaan mereka sedang dibutuhkan, namun
organisasi tidak dapat menjamin keamanan pekerjaannya. Salah satu
masalahnya adalah cara menarik serta mempertahankan pegawai yang
berkomitmen dan produktif dalam kondisi ekonomi yang bergejolak sehingga
memberikan kesempatan untuk mencapai keberhasilan keuangan.
Organisasi yang memandang ke depan sedang memanfaatkan kekuatan
pegawai yang beranekaragam. Untuk menghadapi tantangan kesinambungan
bisnis, organisasi harus terlibat dalam praktik-praktik manajemen SDM guna
memenuhi kebutuhan organisasi dalam jangka pendek, dan di saat bersamaan
dapat membantu memastikan keberhasilan organisasi dalam jangka panjang.
Pengembangan dan pilihan praktik-praktik MSDM harus mendukung tujuan dan
strategi bisnis yang digunakan oleh organisasi.

2. Tantangan Global.

Banyak organisasi yang harus siap bersaing dengan perusahaan-perusahaan


dari seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan harus mempertahankan pasar
domestiknya dari para pesaing asing dan memperluas ruang lingkupnya agar
dapat mencakup pasar global.

3. Tantangan Teknologi.

Organisasi dapat memperoleh keuntungan jika menggunakan teknologi-teknologi


terbarukan, seperti teknologi manufaktur berbantuan komputer (computer-aided
manufacturing—CAM), fakta yang sebenarnya, sistem pakar, dan internet.
Teknologi-teknologi baru tersebut mendorong pegawai untuk bekerja lebih
cerdas sekaligus menyediakan produk dan jasa berkualitas tinggi serta lebih
efisien bagi pelanggan.
Organisasi telah menyadari keuntungan terbesar dari teknologi baru akan
menggunakan praktik-praktik manajemen SDM yang efektif untuk mendukung
pemanfaatan teknologi serta menciptakan sistem pekerjaan yang berkinerja
tinggi. Pekerjaan, program pelatihan, dan sistem upah perlu dikaji ulang agar
dapat mendukung pemanfaatan teknologi terbarukan bagi pegawai.
Tiga aspek penting dari sistem pekerjaan berkinerja tinggi adalah terkait dengan:

1. SDM dan kemampuannya;


2. Teknologi baru dan peluangnya;
3. Struktur pekerjaan yang efisien dan kebijakan perusahaan yang
memungkinkan pegawai dapat berinteraksi dengan teknologi.

Organisasi juga menggunakan aplikasi SDM elektronik atau e-HRM untuk


memberikan keleluasaan kepada pegawai dalam menjalin hubungan pekerjaan
melalui kemampuan mereka untuk mengikuti dan berpartisipasi pada program
pelatihan, mengubah tunjangan, berkomunikasi dengan rekan kerja dan
pelanggan secara online, serta bekerja secara virtual dengan rekan kerja pada
lokasi geografis yang berbeda
Referensi :

 9-2 Perubahan Orang dan Budaya, Dr. Kuncoro Hadi, ST., M.Si

https://elearning.uai.ac.id/mod/resource/view.php?id=398325

 Buku Manajemen Bisnis Syariah. Karya : Prof. Dr. H. Buchori Alma


 Buku CHANGE MANAGEMENT Manajemen Perubahan : Individu,Tim
Kerja,
Organisasi. http://repository.uki.ac.id/2339/2/CHANGEMANAGEMENT.pdf

Anda mungkin juga menyukai