Anda di halaman 1dari 8

Nama : Cepy Abdilla

NIM :1400158

IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN MUTU TERPADU


DALAM PENDIDIKAN
Oleh : Cepy Abdilla 1400158
Abstrak
Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada
upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi.
Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta
komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat
memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai
dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat
dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau
jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh
anggota dalam organisasi. Salah satunya adalah pengembangan personil secara terusmenerus. Hal ini membutuhkan pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran. Pendidikan berbeda
dengan pelatihan. Pelatihan bersifat spesifik, praktis, dan segera. Yang dimaksud dengan
spesifik dalam arti pelatihan berhubungan secara spesifik dengan pekerjaan yang dilakukan.
Sedangkan yang dimaksud dengan praktis dan segera adalah bahwa apa yang sudah
dilatihkan dapat diaplikasikan dengan segera sehingga materi yang diberikan harus bersifat
praktis.

Nama : Cepy Abdilla


NIM :1400158

A. Latar Belakang
Dewasa ini pendidikan telah merebak hingga dipelosok negeri, namun memang tidak
semua telah merasakan apa itu pendidikan. Pembangunan infrastruktur sekolah yang telah
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta semakin membantu perkembangan pendidikan,
bahkan dikota-kota besar semakin banyak bermunculan sekolah-sekolah baik negeri maupun
swasta. Pembangunan infrastruktur yang pesat juga harus diimbangi oleh terpenuhinya
kualitas sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia yang dimaksud dapat meliputi
komponen-komponen pendidikan yaitu guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, peserta
didik, dan lainnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang
harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses
pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi.
Tuntutan akan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu saat ini sangat sangat
diperlukan karena ketatnya persaingan yang dalam lapangan kerja. Salah satu implikasi
globalisasi dalam pendidikan yaitu adanya deregulasi yang membuka lemabaga pendidikan
(termasuk perguruan tinggi asing) di Indonesia sehingga persaingan di pasar kerja semakin
berat.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang
sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu
peran serta seluruh masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut. Hal yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia yaitu dengan pelatihan
Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Pendidikan lebih bersifat filosofis dan
teoritis. Walaupun demikian, pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang sama, yaitu
pembelajaran. Di dalam pembelajaran terdapat pemahaman secara implicit.
B. Konsep Teori
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah filosofi dan sistem untuk pengembangan
secara terus menerus (continuous improvement) terhadap jasa atau produk untuk memenuhi
kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Sistem pengembangan secara terus menerus dan

Nama : Cepy Abdilla


NIM :1400158

kepuasan pelanggan merupakan kalimat yang selalu ada dalam setiap definisi yang
dikemukakan pakar terhadap MMT.
Konsep Mutu
Mutu merupakan gagasan dinamis yang sulit untuk dapat disamakan. Di suatu
sisi mutu data dipahami sebagai konsep absolut dan pada sisi lain dapat dipahami
sebagai konsep yang bersifat relatif.
Konsep Absolut
Mutu sebagai konsep absolut memungkinkan kepala sekolah untuk
merumuskan standar maksimal, yang pada kenyataannya akan sulit untuk
direalisasikan. Dalam pemahaman seperti ini, kepala sekolah akan berpikir bahwa
sekolah yang dipimpin harus selalu menjadi sekolah unggulan baik bertaraf nasional
maupun internasional. Mutu akan menjadi simbol status bagi konsumen internal
maupun konsumen eksternal, sehingga stakeholder/pemilik akan merasa bangga dan
merasa puas, khususnya bagi orang tua peserta didik.
Konsep Relatif
Mutu sebagai konsep relatif, sangat mengikuti keinginan konsumen. Mutu
ditentukan oleh spesifikasi standar yang telah ditetapkan dan selalu disesuaikan
dengan kebutuhan pelanggan. Mutu pada kondisi sekarang belum tentu menjadi
ukuran mutu dimasa yang akan

datang. Kepala sekolah harus bisa merancang

kebutuhan masa depan dengan visi dan misi sekolah yang menantang. Untuk itu
sekolah harus merumuskan program-programnya terlebih dahulu dengan kejelasan
target yang akan dicapai.
Prinsip Umum Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
prinsip umum Manajemen Mutu Terpadu meliputi:
1. Organisai yang memfokuskan pada ketercapaian kepuasan suatu subjek (Customer Focus
Organization) dimana subjek tersebut meliputi peserta didik dalam suatu sekolah.

Nama : Cepy Abdilla


NIM :1400158

Organisasi dalam hal ini manajemen harus dapat mengoptimalkan seluruh potensi
dan sumber daya organisasi dan sistem yang ada untuk menciptakan aktivitas terhadap
tercapainya kepuasan pelanggan. Tercapainya kepuasan pelanggan meliputi seluruh
stakeholders, baik yang berada didalam organisasi maupun di luar organisasi.
2. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi pihak lain untuk mencapai
tujuan organisasi. Oleh karenanya pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas,
sehingga keduanya dapat dituangkan dalam kebijakan yang akan diambil.
3. Keterlibatan seluruh partisipan organisasi (People Organization)
Seluruh komponen di dalam suatu organisasi harus dilibatkan. Artinya seluruh
sitivitas organisasi harus selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.
Perbaikan bukan hanya dari pihak kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, tetapi semua
sivitas sekolah harus memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan. Dengan kata lain
semua sivitas sekolah harus dilibatkan dalam upaya memberikan pelayanan yang sebaikbaiknya kepada para peserta didik.
4. Pendekatan yang menekankan pada perbaikan proses (Process Approach)
Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan MMT berasumsi
bahwa output akhir suatu organisasi tidak semata-mata dilihat secara parsial, tetapi suatu
proses yang panjang. Proses tersebut dilakukan secara sadar oleh setiap individu. Kegiatan
tersebut juga dilakukan saling terkait satu dengan lainnya sehingga menghasilkan output
organisasi. Jelasnya tamatan atau lulusan bukan semata-mata produk tenaga akademik,
atau karyawan sajak, tetapi menyangkut proses yang melibatkan tenaga akademik,
karyawan, kepala sekolah, murid, orang tua, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat
luas, yang tentu saja proporsinya berbeda satu sama lainnya.
5. Penerapan manajemen dengan menggunakan pendekatan sistem (System Approach)
Dalam konteks organisasi, upaya menyempurnakan proses tertentu harus dikaitkan
dengan proses lainnya. Oleh karena pihak-pihak yang terkait dengan proses tersebut

Nama : Cepy Abdilla


NIM :1400158

merupakan tangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Tuntutan peningkatan kualitas


pembelajaran tidak dapat dilakukan oleh tenaga pengajar semata, tetapi harus pula
melibatkan aspek ketatausahaan, kepemimpinan, fassilitas, dan penciptaan organisasi yang
optimal atau mendukung.
6. Langkah perbaikan yang dilakukan secara terus menerus (Continual Improvement atau
Kaizen)
Inti perbaikan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan adalah adanya
human resources empowerment baik bagi tenaga edukatif maupun administratif. Realitas
menunjukkan belum seluruhnya pemimpin organisasi menyadari arti pentingnya
pemberdayaan tenaga akademik dan administratif. Para pimpinan sering lebih
mementingkan pengembangan fasilitas. Hal ini ditunjukkan oleh adanya anggaran
pendidikan dan pelatihan untuk kedua tenaga tersebut setidak-tidaknya kurang berimbang
dibandingkan dengan anggaran pembangunan fisik.
7. Penerapan pengembilan keputusan didasarkan fakta (Factual Apprecision Making)
Manajemen Mutu Terpadu-MMT berdasarkan pada kepuasan peserta didik. Oleh
karenanya maka orientasi MMT harus mendasarkan pada fakta yang diinginkan oleh
peserta didik. Pada sisi lain kepuasan berkaitan dengan kualitas. Implikasinya kualitas
kepuasan tersebut harus dapat diukur dan dapat dilakukan monitoring setiap saat. Dengan
demikian, pemimpin organisasi harus dapat menciptakan dan mengembangkan alat ukur
sebagai keberhasilan suatu lembaga.
Tahap-tahap Pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu
a. Melakukan sosialisasi Dengan cara sebagai berikut:
1. Baca dan pahami sistem, budaya dan sumber daya yang ada disekolah.
2. Identifikasi sistem, budaya dan sumber daya yang perlu diperkuat dan perlu
diubah.
3. Buatlah komitmen secara rinci.
4. Bekerjalah dengan semua unsur sekolah untuk mengklarifikasi visi, misi, tujuan,
sasaran, rencana dan program-program.
5. Hadapi status quo terhadap perubahan
6. Garis bawahi prioritas sasaran, budaya dan sumber daya yang belum ada sekarang.

Nama : Cepy Abdilla


NIM :1400158

7. Pantaulah dan arahkan proses perubahan agar sesuai dengan visi, misi, tujuan,
sasaran, rencana, dan program-program
8. Mengidentifikasi tantangan nyata di sekolah
C. Pembahasan
Implementasi Manajemen Mutu pada Pendidikan
Bahwa untuk dapat berhasilnya implementasi manajemen mutu terpadu disekolah,
maka harus dimulai dari atas atau pimpinan, yang tergambar dari perilaku dan tindakan
pemimpin sebagai berikut: (1) menyenang-kan pelanggan (kostumer internal dan eksternal).
(2) membentuk fasilitator yang akan memasyarakatakan program dan mengarahkan
kelompok pengarah dalam pengembangan program peningkatan mutu, (3) membentuk
kelompok pengarah peningakatan mutu yang mendorong dan menunjang proses peningakatan
mutu, (4) menunjuk koordinator peningakatan mutu yang membantu dan mengarahkan tim
kerja dalam menemukan pemecahan masalah, (5) menyelengarakan seminar manajemen
untuk mengevaluasi kemajuan, (6) menganalisis dan mendiagnosis situasi yang sedang
berkembang, (7) menggunakan atau mencoba model-model yang telah diterapkan oleh
lembaga lain, (8) menggunakan konsultan dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya sebagaimana pada perusahaan, (9) meningkatkan latihan yang mengarah pada
mutu yang diutamakan dalam perubahan budaya. (10) menyebarluaskan pengertian mutu
kepada seluruh individu dalam lembaga pendidikan agar semua terlibat dalam proses
peningakatan buaya, (11) mengukur biaya dari mutu, termasuk menghitung kerugian yang
diakibatkan oleh penurunan jumlah siswa baru, drop out, reputasi yang menurun, kehilangan
kesempatan, dan sebagainya, (12) menerapkan alat dan teknik melalui pengembangan
kelompok kerja efektif, dan (13) mengevaluasi program pada setiap periode tertentu agar
program pada setiap periode tertentu sebagaimana direnca-nakan tidak mengalami kegagalan.
Pendidikan harus benat-benar memperhatikan dan menyadari betapa perlunya untuk
mengejar mutu dan mengusahakannya terhadap murid-murid ataupun tenaga pendidik. Ada
banyak factor yang mempengaruhi mutu pendidikan, seperti pemeliharaan gedung, pelatihan
guru-guru, penerapan teknologi, kekuatan kepemimpinan, sekaligus kurikulum yang tepat
sekaligus bermutu tinggi.

Nama : Cepy Abdilla


NIM :1400158

Pelatihan guru merupakan salah satu factor penting yaitu untuk meningkatkan
kompetensi guru agar tercapainya suatu pendidikan yang bermutu, hal ini sangat berperan
penting untuk membantu lemabga pendidikan tersebut. Tenaga pendidik yang memiliki mutu
tinggi, mereka akan mampu bersaing dengan sumberdaya lain atau tenaga pendidik lain yang
pada saat ini banyak lemabaga pendidikan yang mengambil sumber daya dari luar. Tidak
hanya guru tetapi juga sumberdaya lain seperti kepala sekolah, tenaga administrasi, peserta
didik dan lainnya agar dapat menerapkan manajemen mutu pada pendidikan tersebut. Karena
produk dari pendidikan merupakan jasa, maka output yang dihasilkan oleh pendidikan tidak
hanya menghasilkan siswa yang kompetetif maupun berprestasi tetapi juga dapat menjalin
hubungan dengan masyarakat karena pada dasarnya peserta didik akhirnya akan terlibat
dimasyarakat.
D. Kesimpulan
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) perlu dikembangkan sesuai konteks yang ada di
lingkungan diklat hal ini penting agar budaya dan pola hidup diklat yang telah ada saat ini
semakin kondusif dan terus meningkat dalam hal ketertiban, keteraturan, dan kedisplinan
sehingga diperoleh keluaran diklat yang terbaik dan siap melaksanakan tugas bagi bangsa dan
negara Indonesia khususnya dunia pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan secara khusus berorientasi pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia . Kualitas sumber daya akan dipengaruhi oleh input, proses dan output
pendidikan. Sehingga perlu adanya kesinergian antara ketiga hal tersebut. Mutu Pendidikan
akan dapat baik jika baik organisasi pendidikan maupun pemerintah telah mampu
menerapkan manajemen yang tepat dalam pelaksanaannya. Sehingga tidak ada kelemahan
baik itu dalam hal kurikulum, sarana prasarana, proses pembelajaran, dan kualitas sumber
daya manusianya. Mutu Pendidikan dalam pelaksanaannya perlu mendapat pengawasan yang
intensif dari para penyelenggara pendidikan.

Nama : Cepy Abdilla


NIM :1400158

Daftar Pustaka
Arcaro, J. S. (2006). Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Handayani, N. F. (2015, Mei 17). http://handayani996.blogspot.co.id/. Retrieved from
http://handayani996.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-manajemen-mututerpadu.html
Sudiyono. (2004). Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparno, W. d. (2011). Manajemen Mutu Pendidikan. Jakarta: Ardadizya Jaya.

Anda mungkin juga menyukai