Disusun oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
Pendahuluan
Sejarah PJB berawal dari restrukturisasi yang dilakukan PLN (Perusahaan Listrik Negara) di
wilayah Jawa-Bali pada tahun 1982, dengan melakukan pemisahan unit sesuai fungsinya, yaitu
Unit PLN Distribusi dan Unit PLN Pembangkitan serta Unit PLN Penyaluran. Selanjutnya pada
3 Oktober 1995, PLN melakukan restrukturisasi khusus bidang pembangkitan dengan
mendirikan dua anak perusahan, yaitu PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I dan
PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II. Dalam perkembangannya, PT PLN
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I berganti nama menjadi PT Indonesia Power (IP),
sedangkan PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II berganti nama menjadi PT
Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), sampai sekarang.
PJB pada awalnya hanya melaksanakan kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik berupa
kegiatan pembangkitan tenaga listrik yang ekonomis, bermutu tinggi dan dengan keandalan
yang baik, namun seiring dengan dinamika dunia usaha, berkembangnya tuntutan pasar, PJB
kini juga melaksanakan kegiatan usaha pembangunan dan/atau pemasangan peralatan
ketenagalistrikan, pemeliharan dan/atau pengoperasian peralatan ketenagalistrikan, serta usaha
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dalam rangka memanfaatkan secara maksimal
potensi yang dimiliki.
PJB memiliki pembangkit tenaga listrik yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI
Jakarta dengan total kapasitas terpasang 6.981 MW. Selain itu, PJB melaksanakan kegiatan
usaha pengoperasian dan perawatan 5 unit PLTU Proyek Percepatan Diversifikasi Energi
(PPDE), yaitu PLTU Indramayu 3 x 330 MW, PLTU Rembang 2 x 315 MW, PLTU Paiton
Baru 1 x 660 MW, PLTU Pacitan 2 x 315MW, dan PLTU Tanjung Awar-awar 2 x 350 MW.
Kapasitas Daya Mampu Netto (DMN) di sistem Jawa Bali tahun 2015 sebesar 31.337 MW,
dengan kontribusi DMN pembangkit PJB sebesar 6.384 MW atau 20,35%.
Tujuan dan Sasaran Strategis Perusahaan
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar PJB, tujuan perusahaan didirikan adalah: untuk
menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
PJB telah menyusun rencana jangka panjang 2013-2018 yang telah mendapatkan pengesahan
dan persetujuan dari pemegang saham dengan menetapkan tujuan strategis untuk mencapai hal-
hal sebagai berikut:
ROA
(Sustaina
ble
Profit)
EAF &
EFOR
(Top
10%
NERC)
STRATEGIC
GOAL
(2014-2018)
Malcolm
Baldrige
(Industry
Leader)
Best
Corporate
Image
(Indonesia
Most
Admired
Company)
Visi: “Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar
kelas dunia”
Misi:
1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing
Budaya Perusahaan: PJB Way 1 5 11 merupakan budaya perusahaan yang bertujuan untuk
meneguhkan tekad, menata sikap, dan menyerasikan perilaku yang melekat di seluruh insan
PJB untuk memenangkan persaingan di bisnis pembangkitan. PJB Way merupakan
perwujudan dari 1 (satu) Tekad, 5 (lima) Sikap dan 11 (sebelas) Perilaku.
5 Sikap:
1. Integritas
2. Keunggulan
Sikap profesional karyawan yang memiliki komitmen tinggi untuk mencapai hasil
terbaik yang melampaui sasaran yang ditetapkan, melalui inovasi dan perbaikan
berkelanjutan.
3. Kerjasama
Usaha karyawan untuk menyatukan kemampuan dan menggali potensi setiap orang
melalui sinergi dan teamwork untuk mencapai tujuan bersama dengan perilaku empati,
proaktif, percaya dan terbuka.
4. Pelayanan
Sikap dan perilaku karyawan yang ramah menebar salam, santun, ikhlas dan proaktif
dalam melayani demi kepuasan pelanggan.
5. Sadar Lingkungan
Peran aktif karyawan untuk melestarikan lingkungan alam, lingkungan kerja dan
lingkungan usaha, menjaga hubungan baik dengan mitra kerja, masyarakat,
menciptakan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan serta mengutamakan
kesehatan dan keselamatan kerja.
11 Perilaku Unggul:
5. Kegesitan
7. Mengelola Inovasi
9. Pertanggungjawaban Kemasyarakatan
Kompetensi Inti
Kompetensi inti PJB adalah kemampuan menciptakan customer value melalui operational
excellence berbasis manajemen aset pembangkitan dan menyediakan solusi energi dengan
standar kelas dunia. Kompetensi inti PJB merupakan faktor kunci yang menentukan
pencapaian strategi dan tujuan perusahaan.
Struktur Organisasi
PJB memiliki organisasi yang berorientasi pada pengetahuan sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar yang selanjutnta dijabarkan dalam surat keputusan direksi mengenai
organisasi dan tugas pokok. Hubungan pertanggungjawaban dilakukan dengan menerapkan
prinsip GCG sebagai berikut: Direksi bertanggung jawab kepada RUPS berdasarkan kontrak
manajemen, yang selanjutnya dicascade ke Senior Leaders melalui kontrak kinerja.
Fungsional Ahli
Senior Manajer
Perencanaan & Senior Manajer Pelatihan Senior Manajer
Pengendalian Sistem dan Pengembangan Administrasi Human Senior Manajer Umum
Manajemen Human Human Capital Capital
Capital
Manajer Pelatihan
Human Capital
Manajer Knowledge
Management
Untuk memastikan bahwa strategi perusahaan terutama yang terkait dengan peningkatan
human capital dan implementasi knowledge management, PJB menciptakan suatu sistem
pengembangan dan pembelajaran untuk peningkatan kinerja organisasional, dan inovasi
dilakukan melalui beberapa program, yaitu:
o Sharing knowledge antar karyawan dan antar unit dilakukan dalam bentuk
CoP (Community Of Practice), PGD (Peer Group Discussion) dan KSF
(Knowledge Sharing Forum) yang melibatkan seluruh elemen tenaga kerja
(OJT, karyawan tetap dan outsorcing).
Perilaku pengetahuan organisasi di PT PJB diukur melalui Maturity Level di stream Human
Capital Readiness (HCR) khususnya di bidang Knowledge Management. Penilaian Maturity
tersebut dilaksanakan setiap semester dan diberikan target kinerja setiap tahunnya.
1. Perpusatakaan
Pada area ini diukur bagaimana organisasi dapat memanfaatkan perpustakaan yang
dimiliki secara optimal dan bagaimana proses pengelolaannya termasuk bagaimana
pengetahuan-pengetahuan yang ada dapat dibagi kepada seluruh pengguna yang
membutuhkan.
2. Sharing Knowledge
Pada area ini dapat dilihat seberapa besar tingkat berbagi pengetahuan dari orang-orang
dalam suatu organisasi melalui kegiatan CoP (Community Of Practice), PGD (Peer
Group Discussion) dan KSF (Knowledge Sharing Forum), apakah pelaksanaannya
terencana dan berkelanjutan serta bagaimana tindak lanjut dari hasil kegiatan tersebut.
3. Karya Inovasi
Pada area ini dapat ditunjukkan bagaimana organisasi melaukan proses pembuatan
karya inovasi, bagaimana proses monitoringnya, bagaimana menciptakan ide-ide
inovasi untuk tahun-tahun berikutnya dan apakah best practice yang dihasilkan dari
suatu unit/organisasi sudah diadopt oleh unit lainnya.
Pada area ini dilakukan pengukuran terhadap proses KLRA (Knowledge Loss Risk
Assessment) pada berbagai bidang dalam suatu unit dan bagaimana korelasi serta
berapa hasil dokumen expert yang telah dibuat merujuk pada hasil KLRA yang telah
dilakukan.
PT PJB menjabarkan strategi, sistem dan proses pengelolaan pengetahuan dengan membuat
suatu prosedur yang tertuang dalam KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGKITAN JAWA-
BALI Nomor: 045.K/010/DIR/2009 TENTANG PROSEDUR PENERAPAN KNOWLEDGE
MANAGEMENT DI LINGKUNGAN PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI.
Tujuan dari Implementasi Program Knowledge Management PT PJB adalah membangun dan
mengembangkan kebersamaan dalam pembelajaran yang difasilitasi oleh suatu sistem dengan
infrastruktur serta pengelolaannya untuk mengintegrasikan dan mendukung setiap inisiatif
strategis PT PJB dalam mencapai visinya. Dokumen Prosedur Penerapan Knowledge
Management ini bertujuan menjabarkan visi, target dan ruang lingkup pelaksanaann kegiatan
implementasi Knowledge Management di perusahaan secara garis besar.
1. Avoid make the same mistake, mencegah kesalahan/kegagalandi satu unit terulang lagi
untuk kedua, ketiga dan keempat kalinya di unit lain.
2. Avoid re-inventing the wheel, efisiensi biaya dalam menemukan solusi masalah yanng
sebelumnya sudah ditemmukan di unit lain.
Mengembangkan Knowledge Worker melalui Kepemimpinan Manajemen Senior
Pengelolaan pengetahuan di PT PJB dilakukan secara terencana dan terstruktur dalam rangka
mempersiapkan kompetensi dan pengetahuan sesuai dengan sasaran perusahaan kedepan.
Pengelolaan pengetahuan dijadikan sebagai bagian dari pencapaian Sasaran Strategis
Perusahaan yang terencana dalam kurun waktu 5 tahun yang tertuang dalam Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP). Adapun salah satu strategic objectivenya adalah Improve and
Ensure Effective Implementation of Knowledge Management.
Dengan sasaran strategis tersebut kemudian didukung dengan finansial yang dituangkan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan. Sedangkan support non-finansial
terhadap pengelolaan pengetahuan dilakukan dengan pemberian pembekalan dari sisi
pengetahuan terkait korporat yang dilakukan oleh Top Management dalam beberapa wadah
pengelolaan pengetahuan seperti CoP.
Unit khusus telah dibentuk untuk menjalankan tugas memastikan penyebaran strategi
pengetahuan melalui Surat Keputusan Direksi. Unit tersebut dibentuk dibawah Sub Direktorat
Pelatihan dan Pengembangan Human Capital dengan sebutan sub fungsi Knowledge
Management yang dikelola dibawah kendali manajer. Untuk memastikan bahwa tugas tersebut
terlaksana dengan baik, maka ditetapkan KPI dan target pemangku jabatan pada fungsi
Knowledge Management yang dihubungkan dengan penilaian kinerja yaitu:
KPI TARGET