Anda di halaman 1dari 51

BAB II

PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB)

Salah satu unit anak perusahaan PT PLN (PERSERO) yang bergerak dalam bidang
produksi energi listrik adalah PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang berdiri tahun 1995
dengan wilayah kerja yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali. Senantiasa mengabdikan diri
untuk bangsa dan negara Indonesia, serta mendorong perkembangan perekonomian
nasional dengan menyediakan energi listrik yang bermutu tinggi, andal dan ramah
lingkungan.

Tugas Pokok PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali yaitu bertindak
sebagai penanggung jawab terhadap pengendalian operasi dan pemeliharaan pembangkit
secara optimal, efektif dan efisien, serta memastikan keamanan pasokan bahan bakar, agar
dapat menjadi pembangkit yang andal, produktif dan ramah lingkungan dengan mengacu
kepada standar kinerja yang telah ditetapkan.

3.1 SEJARAH PERUSAHAAN


 Tahun 1945 - Didirikan Perusahaan Listrik dan Gas.
 Tahun 1965 - Perusahaan tersebut dibagi menjadi 2 : Perusahaan Listrik Negara
dan Perusahaan Gas Negara.
 Tahun 1972 - Status PLN menjadi Perusahaan umum (Perum).
 Tahun 1982 - PLN dipecah lagi menjadi dua: Unit Divisi dan Unit
Pembangkitan Tenaga Listrik dan Transmisi.
 Tahun 1994 - Status PLN menjadi Persero. Setahun kemudian, dilakukan
restrukturisasi atas PT PLN (Persero) dengan pendirian subsider pembangkitan.
Restrukturisasi ini dilakukan untuk memisahkan misi perusahaan atas sosial dan
komersial.
 3 Oktober 1995 - PT PLN (Persero) membentuk 2 (dua) anak perusahaan untuk
membantu tugas besar yang dimiliki. Kedua anak perusahaan tersebut bertugas
mengelola pembangkit listrik yang memasok energi listrik di Pulau Jawa dan
Bali. Kedua anak perusahaan PLN tersebut adalah PT PLN Pembangitan Jawa
Bali I (PT PLN PJB I) yang berkantor pusat di Jakarta dan PT PLN
Pembangkitan Jawa Bali II (PT PLN PJB II) yang berkantor pusat di Surabaya.
 Tahun 2000 - PT PLN PJB II diubah nama menjadi PT Pembangkitan Jawa-
Bali atau singkatnya PT PJB. Sedangkan PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT
PLN PJB I) berubah nama menjadi PT Indonesia Power.

3.2 VISI DAN MISI


a. Visi

Menjadi perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan integrasi dengan


standar kelas dunia

Pembahasan :

 Perusahaan terpercaya mengandung pengertian bahwa ada harapan pada


saat ini sampai masa kedepan bahwa PJB bisa menjadi perusahaan yang
mendapat kepercayaan dari masyarakat Indonesia
 Pembangkit tenaga listrik mengandung pengertian bahwa PJB merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi tenaga listrik di Indonesia
 Integrasi mengandung pengertian bahwa PJB melakukan kerjasama dengan
PT PLN untuk memberikan kepuasan terhadap masyarakat Indonesia dalam
bidang kelistrikan.
 Standar kelas dunia mengandung pengertian bahwa PJB bercita-cita untuk
bisa menjadi perusahaan kelasdunia bersaing dengan perusahaan kelas dunia
lainnya. Sejalan dengan kemajuan teknologi di dunia.
b. Misi
 Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan terintegrasi
untuk menjaga kedaulatan listrik nasional
Penjelasan :
PJB semakin hari semakin berkembang dalam hal produksi listrik demi
menjaga kualitas listrik di Indonesia
 Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya saing dan
ramah lingkungan
Penjelasan :
Dalam bidang produksi listrik PJB siap menjaga kualitas kerja perusahaan
dan mampu bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang
yang sama. Serta proses produksi yang tidak merusak lingkungan.
 Mengembangkan kompetensi dan produktivitas Human Capital untuk
pertumbuhan yang berkesinambungan
Penjelasan :
PJB akan mengelola pembangkit dengan modal Sumber Daya Manusia yang
handal dan dapat dipercaya sesuai bidang tugasnya agar tercipta kemajuan
yang dapat dirasakan semua pihak yang terlibat.

3.3 PJB WAY

PJB Way merupakan tekad, sikap, dan perilaku yang melekat di seluruh insan
PJB dalam melaksanakan misi untuk mencapai visi perusahaan. PJB Way dikenal
dengan sebutan PJB Way satu, lima sebelas, yang merupakan perwujudan dari satu
tekad, lima sikap dan sebelas perilaku.

a. 1 Tekad :
Menjadi Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang
b. 5 Sikap :
 Integritas : Kepribadian karyawan yang etis dan selalu memperjuangkan
kebenaran melalui kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan dedikasi
yang tinggi dengan membela perusahaan dan memberikan teladan.
 Keunggulan : Sikap profesional setiap karyawan yang memiliki komitmen
tinggi untuk mencapai hasil terbaik yang melampaui sasaran yang ditetapkan,
melalui inovasi serta perbaikan berkelanjutan.
 Kerjasama : Usaha karyawan untuk menyatukan kemampuan dan menggali
potensi setiap orang melalui sinergi dan kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama dengan berperilaku empati, proaktif, percaya dan terbuka.
 Pelayanan : Sikap dan perilaku tenaga kerja yang ramah menebar salam,
santun ikhlas : dan proaktif dalam melayani demi kepuasan pelanggan.
 Sadar Lingkungan : Peran aktif karyawan untuk melestarikan lingkungan
alam, lingkungan kerja dan lingkungan usaha, menjaga hubungan baik
dengan mitra kerja, masyarakat, menciptakan suasana kerja yang sehat dan
menyenangkan serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.
c. 11 Perilaku :
 Kepemimpian yang Visioner (Visionary Leadership)
 Keunggulan menurut Pelanggan (Customer–Driven Excellence)
 Pembelajaran Perorangan dan Perusahaan (Personal and Organizational
Learning)
 Menghargai Tenaga Kerja dan Mitra (Valuing Workforce Members and
Partners)
 Kegesitan (Agility)
 Fokus kepada Masa Depan (Focus on the Future)
 Mengelola Inovasi (Managing for Innovation)
 Manajemen berdasarkan Fakta (Management by Fact)
 Pertanggungjawaban Kemasyarakatan (Societal Responsibility)
 Fokus kepada Hasil dan Penciptaan Nilai (Focus on Results and Creating
Value)
 Perspektif Kesisteman (Systems Perspective)

3.4 BEST PRACTICE MANAGEMENT

PJB mengimplementasikan berbagai sistem manajemen best practice, yang


antara lain: Manajemen Asset Pas 55, Manajemen SDM berbasis Kompetensi,
Manajemen Risiko, Manajemen Mutu ISO 9000, Manajemen Lingkungan ISO 14000
dan K3 OHSAS 18000, Manajemen GCG, Manajemen Teknologi Informasi,
Knowledge Management, Manajemen Baldrige, Manajemen House Keeping 5S,
Manajemen Pengamanan, dan Sistem Manajemen Terpadu (PJB Integrated
Management System).

3.5 ALAMAT PERUSAHAAN


Jl. Ketintang Baru No. 11, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia (60231)
Telp. (+62-31) 8283180
Fax. (+62-31) 8283183
E-Mail. info@ptpjb.com

3.6 PETA LOKASI PEMBANGKIT PT PJB


3.7 STRUKTUR ORGANISASI PJB

Struktur organisasi PJB ditetapkan dalam SSK No 013.K/020/DIR /2017 ttg


penetapan organisasi dan bagan susunan jabatan PT Pembangkitan Jawa Bali

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab


3.8 TATA KELOLA UNIT
a. Pembangkitan
Tata Kelola Unit Pembangkitan merupakan sistem manajemen unit pembangkitan
sebagai pedoman kerja dalam mengelola unit pembangkitan. Kegiatan Tata
Kelola Unit Pembangkitan PJB meliputi implementasi beberapa program antara
lain:
 Generation Plan
 Reliability Management.
 Operation Management
 Efficiency Management
 Work Planning and Control
 Outage Management
 Material and Fuel Management
 Performance Management based on Balanced Scorecard
 Risk Management
 Integrated Management System
 Human and Organization Competence (People and Work Culture)
 Enterprise Asset Management System (ERM) dan Energy Management
System (EMS).
b. Pelayanan Pemeliharaan
Tata Kelola Unit Pemeliharaan merupakan sistem manajemen unit pembangkitan
sebagai pedoman kerja dalam mengelola unnit pembangkitan. Kegiatan Tata
Kelola Unit Pemeliharaan meliputi implementasi beberapa program antara lain:
 Generation Plan
 Outage Management
 Logistic /Suplay Chain Management
 Turnaround Management
 Process Engineering Management
 Risk Management
 Integrated Management System
 Human and Organization Competence
 Enterprise Asset Management System dan Energy Management System
 Performance Management Based on Balance Scorecard.

3.9 UNIT PEMBANGKITAN

PJB memiliki enam unit pembangkitan yang tersebar di Jawa Timur, Jawa
Barat dan DKI Jakarta yaitu Gresik, Paiton, Muara Karang, Muara Tawar, Cirata dan
Brantas. Total kapasitas terpasang mencapai 6.977 MW, yang terdiri dari Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

1. Unit Pembangkitan Cirata (UP Cirata)


Alamat Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered Purwakarta 41162,
Telepon : 62-264-270840, 270928, Fax : 62-264-270859
a. UP Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, dengan bangunan
Power House 4 lantai di bawah tanah yang terletak di bawah gunung. Setiap
tahun Unit Pembangkitan Cirata mampu membangkitkan energi listrik rata-rata
1.428 GWh, disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV
ke sistem interkoneksi Jawa Bali.
Unit Pembangkit dan Daya terpasang
 PLTA Cirata 8 x 126 MW
b. Energi Terbarukan
PLTS 1MW – Cirata
PLTS Riset Cirata 1 MW PT Pembangkitan Jawa – Bali (PJB) didesain
khusus untuk keperluan riset terkait pengayaan pengetahuan dan pengalaman
untuk pengaplikasian PLTS skala besar di Indonesia.
PLTS Cirata dibangun di kawasan PLTA Cirata melengkapi fasilitas
Cirata Green Energy Campus (C-Gen Campus) yang merupakan pusat studi
pembangkit energi baru terbarukan PJB. PLTS Cirata diharapkan bisa
dijadikan tempat studi bagi pengembangan PLTS skala besar di Indonesia.
“Harga listrik PLTS makin kompetitif dan ke depan mampu bersaing dengan
PLTU. Sinar matahari berlimpah di negeri ini, tapi belum dimanfaatkan dengan
optimal. Mari kita jadikan PLTS Cirata ini sebagai tempat belajar dan
bersinergi mengembangkan PLTS skala besar di Indonesia,” kata Muljo Adji.
PLTS Cirata memiliki beberapa karakteristik unik yang berbeda dengan
PLTS lain. Pembangkit ini memiliki kapasitas terbesar di Jawa. Teknologi
pembangkit memakai Thin Film CIS dengan efisiensi tertinggi yang masih
langka di Indonesia. Dua jenis inverter dan dua jalur output dipasang pada
PLTS itu. Sentral inverter dan string inverter dipasang berdampingan dan
dbandingkan karakteristik teknik serta operasionalnya sebagai bahan
rekomendasi inverter mana yang paling sesuai di Indonesia. Sementara itu
energi listrik yang dihasilkan bisa dialirkan melalui dua jalur output. Satu jalur
output mengarah ke jaringan PLTA Cirata untuk kemudian diteruskan ke
jaringan 500 kV. Jalur lainnya ke jaringan tegangan menengah PLN yang
bersifat lokal. Kedua output itu untuk mengamati karakteristik PLTS pada
jaringan yang berbeda.
Keberadaan PLTS Cirata sejalan dengan komitmen PJB dalam
mengembangkan pembangkit energi terbarukan. Belum lama ini PJB bekerja
sama dengan Belanda dan beberapa Pemda mengembangkan pembangkit
biomassa rumput laut. Selain itu perusahaan ini juga tengah menjajagi
pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Proses pembangunan
PLTS ini memakan waktu 10 bulan.
2. Unit Pembangkitan Gresik (UP Gresik)
Alamat : Jl. Harun Tohir Gresik 61112, Telepon : 62-31-3981569, 3984540, Fax :
62-31-3981568
UP Gresik setiap tahun membangkitkan energi listrik rata-rata 12.814 GWh yang
disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV dan Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa, dan Bali.
Unit Pembangkit dan Daya Terpasang
 PLTU Unit 1 dan Unit 2 2 x 100 MW
 PLTU Unit 3 dan Unit 4 2 x 200 MW
 PLTGU Blok 1, Blok 2, dan Blok 3 3 x 526 MW
 PLTG Unit 1 dan Unit 2 2 x 20 MW
3. Unit Pembangkitan Paiton (UP Paiton)
Alamat : Jl. Raya Surabaya - Situbondo km 142 Paiton, Probolinggo 67291,
Telepon : 62-335-771805-9, Fax : 62-335-771810
UP Paiton dioperasikan menggunakan bahan bakar batu bara, setiap tahun
membangkitkan energi listrik rata-rata 5.606,18 GWh yang disalurkan melalui
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa,
Madura dan Bali.
Unit Pembangkit dan Daya Terpasang
 PLTU Unit 1 400 MW
 PLTU Unit 2 400 MW
4. Unit Pembangkitan Muara Karang (UP Muara Karang)
Alamat Jl. Raya Pluit Utara Nomor 2A Jakarta Utara 14450, Telepon : 62-21-
6600054, 6692784, Fax : 62-21-6692806
UP Muara Karang berperan utama dalam memenuhi kebutuhan listrik Ibukota
Jakarta, terutama daerah-daerah VVIP seperti Istana Presiden, Gedung MPR/DPR.
Setiap tahun membangkitkan energi listrik rata-rata 7.900 GWh yang disalurkan
melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan Saluran Udara
Tegangan Tinggi 150 kV ke sistem interkoneksi Jawa Bali.
Unit Pembangkit dan Daya Terpasang
 PLTU 2 x 200 MW
 PLTGU Blok 1 508 MW
5. Unit Pembangkitan Muara Tawar (UP Muara Tawar)
Alamat : Desa Segara Jaya, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi Propinsi
Jawa Barat, Telepon : 62-21-88990052, Fax : 62-21-88990055
UP Muara Tawar setiap tahun mampu membangkitan energi listrik rata-rata 3.130
GWh, disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan
Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali.
Unit Pembangkit dan Daya Terpasang
 PLTG Blok 1 640 MW
 PLTG Blok 2 280 MW
 PLTG Blok 3 420 MW
 PLTG Blok 4 420 MW
6. Unit Pembangkitan Brantas (UP Brantas)
Alamat Jl. Basuki Rakhmad No. 271 Karangkates-Sumberpucung, Malang 65165,
Telepon : 62-341-385545, 385546, Fax : 62-341-385462
UP Brantas mengoperasikan 12 PLTA yang tersebar di sepanjang aliran Sungai
Konto dan Sungai Brantas Jawa Timur, sebagian besar peninggalan jaman Belanda.
Setiap tahun Unit Pembangkitan membangkitkan energi listrik rata-rata 1.033,56
GWh, disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV ke sistem
interkoneksi Jawa Bali.
Unit Pembangkit dan Daya Terpasang
 PLTA Sengguruh Unit 1 dan Unit 2 2 x 14,5 MW
 PLTA Sutami 3 x 35 MW
 PLTA Wlingi 2 x 27 MW
 PLTA Lodoyo 4,5 MW
 PLTA Tulungagung 2 x 18 MW
 PLTA Selorejo 4,48 MW
 PLTA Mendalan Unit 1 5,6 MW
 PLTA Mendalan Unit 2, Unit 3, dan Unit 4 3 x 5,8 MW
 PLTA Siman Unit 1, Unit 2, dan Unit 3 3 x 3,6 MW
 PLTA Giringan Unit 1 dan Unit 2 2 x 0,9 MW
 PLTA Giringan Unit 3 1,4 MW
 PLTA Golang Unit 1, Unit 2, dan Unit 3 3 x 0,9 MW
 PLTA Ngebel 2,2 MW
 PLTA Wonorejo 6,5 MW

UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

Visi dan Misi Perusahaan

Dalam melaksanakan usahanya PT PJB UP Gresik mengusung filosofi


”Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sasaran yang hendak dicapai dan Sumber
Daya Manusia (SDM) sebagai asset penting bagi perusahaan”.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengelola perusahaan, komitmen


tersebut merupakan aspek yang harus selalu dijaga. Dalam menjaga komiten tersebut PT
PJB UP Gresik memiliki

Visi :

To Be Indonesian Leading Power Generation Company

Penjelasan : PT PJB UP Gresik ingin menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik


Indonesia yang terkemuka dengan standart kelas dunia

Misi :

1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing.


2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tatakelola
pembangkitan dan sinergi bisiness partner dengan metode best practice dan ramah
lingkungan
3. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi
teknik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis.

Struktur Organisasi

Sejak 2 Januari 1998 struktur organisasi UP Gresik mengalami perubahan mengikuti


perkembangan organisasi di PLN PJB II yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu
menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis yang selalu berubah. Perubahan ini terjadi
seiring dengan dilakukannya program efisiensi di tubuh PT PJB UP Gresik. Perbedaan
yang mendasar dari Unit Pembangkitan adalah dipisahkannya fungsi operasi dan fungsi
pemeliharaan, sehingga Unit

Pembangkitan menjadi organisasi yang learn dan clean dan hanya mengoperasikan
pembangkit untuk mengghasilkan energi listrik.

Struktur organisasi PT PJB Unit Pembangkitan telah disempurnakan pada tanggal 21


Oktober 1999, kemudian disempurnakan lagi pada 25 Februari 2003, dan kemudian
mendapat penyempurnaan kembali pada 19 Januari 2006. Penyempurnaan terakhir dapat
dilihat pada gambar dibawah ini, dimana struktur organisasi ini yang digunakan saat ini.

Struktur Organisasi PT. PJB UP Gresik

GENERAL MANAGER
UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

ENGINEERING &
KEUANGAN &
QUALITY OPERASI PEMELIHARAAN LOGISTIK
ADMINISTRASI
ASSURANCE

Tugas dan Wewenang

A. General Manager Unit


Manager Unit Pembangkitan Gresik adalah pimpinan tertinggi PT. PJB UP Gresik.
Tugas utama UP Gresik dibawah kendali manager UP Gresik adalah sebagai berikut :
 Mengelola pembangkit tenaga listrik dengan mengoptimalkan seluruh potensi
sumber daya yang ada , serta memastikan kinerja unit andal, efisien, dan
dikelola menurut prinsip-prinsip manajemen operasi.
 Menyusun dan menjabarkan kebijakan perusahaan ke dalam ketentuan-
ketentuan atau peraturan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
 Melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam peningkatan kinerja unit
pembangkit.
 Meningkatkan mutu dan kendala unit pembangkitan.
 Menyelenggarakan operasional program Manajemen Energi (ME) yang
terintegrasi pada sistem informasi terpadu PJB.
 Memastikan bahwa sasaran kinerja bidang operasi yang ditetapkan dapat
dicapai dengan baik.
 Merencanakan, memonitor, dan mengendalikan rencana anggaran operasi dan
anggaran investasi unit pembangkitan untuk memastikan kegiatan operasi
berlangsung secara ekonomis dan mencegah panyimpangan-penyimpangan
penggunaan anggaran yang mungkin terjadi.
 Memastikan tercapainya sasaran kinerja unit pembangkitan sehingga dapat
memberikan konstribusi yang optimal dalam penyediaan tenaga listrik.
 Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan
keputusan lebih lanjut.
 Merencanakan, mengendalikan, menganalisa dan mengevaluasi setiap aspek
kimia yang secara langsung dan tidak langsung mempunyai dampak terhadap
kinerja unit pembangkitan agar keandalan unit dapat tetap terjaga.
 Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

Dalam melaksanakan tugasnya, manajer operasi dibantu oleh supervisor atau spesialis
yang menangani fungsi-fungsiyang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan
formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta
dinamika bisnis.

B. Manajer Pemeliharaan
Manajer Pemeliharaan mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
 Mengelola kegiatan operasionalpembangkitan tenaga listrik dan unit dengan
sasaran mutu, keandalan dan efisiensi yang optimal.
 Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi persiapan kebutuhan,
menyusun jadwal pemeliharaan pembangkit dengan menerapkan sistem
“outage management” secara optimal
 Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana stok atau material
cadang, kebutuhan pengadaan material, yang paling ekonomis dengan
menerapkan sistem inventory control dan manajemen material secara baik
 Memastikan bahwa sasaran kinerja bidang pemeliharaan yang ditetapkan dapat
dicapai dengan baik
 Merencanakan, memonitor dan mengendalikan Rencana Anggaran
Pemeliharaan dan Anggaran Investasi Unit Pembangkitan untuk memastikan
kegiatan pemeliharaan berlangsung secara ekonomis dan mencegah
penyimpangan-penyimpangan penggunaan anggaran yang mungkin terjadi
 Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan Rutin dan Non Rutin termasuk
menyediakan lebutuhan supportingnya (material, spesifikasi part dsb)
 Membuat kontrak-kontrak kerja kesepakatan antara UP dengan UPHT agar
kerjasama dapat dilakukan dengan batasan-batasan yang jelas dan
menguntungkan kedua belah pihak
 Melakukan update terhadap daftar riwayat dan realisasi pemeliharaan Unit
Pembangkitan untuk kepentingan pembuatan laporan
 Membuat laporan mengenai hasil inspeksi Unit Pembangkit, reaisasi fisik
program pemeliharaan, efisiensi drive program serta realisai pemakaian
anggaran pemeliharaan dan investasi untuk dijadikan bahan evaluasi bagi
peningkatan kualitas pemeliharaan dan optimalisasi biaya pemeliharaan pada
tahun-tahun mendatang
 Memastikan tercapainya sasaran kinerja Unit Pembangkitan sehingga dapat
memberikan kontribusi yang optimal dalam penyediaan tenaga listrik
 Mengelola kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan
produksi untuk mencapai angka kecelakaan kerja nihil (zero accident) melalui
penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 Merencanakan, mengendalikan program konservasi Unit Pembangkitan untuk
mencegah terjadinya kerusakan mental pada Unit Pembangkitan karena korosi
agar keandalan unit tetap dapat dijaga
 Merencanakan dan mengendalikan kualitas limbah produksi agar memenuhi
peraturan lingkungan yang berlaku melalui penerapan sistem manajemen
lingkungan ISO 14001
 Menjamin pelaksanaan manajemen LK3 agar sesuai ISO 14001 dan SMK3
pembangkitan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan
 Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan
keputusan lebih lanjut
 Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan
Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pemeliharaan dibantu oleh Supervisor atau
Spesialis yag menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya,
dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta
dinamika bisnis.

C. Manajer Operasi
Menjaga keandalan dalam seluruh pengoperasian unit pembangkit dan power quality
dari energy listrik yang dibangkitkan.

D. Manajer Enjiniring dan Quality Assurance


Manajer Enjiniring dan Quality Assurance mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
1. Mengevaluasi penyelenggaraan O&M pusat pembangkitan tenaga listrik beserta
instalasi pendukungnya
2. Merencanakan resources (expert O&M, referensi, waktu dan tempat) untuk
kegiatan FAILURE DEFENCE yang meliputi:
 Audit (assessment) dan prioritisasi pemeliharaan peralatan unit pembangkit
(SERP)
 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
 Root Cause Failure Analysis (RCFA)
 Failure Defence Task (FDT)
 Task Execution
3. Sebagai moderator dan memfasilitasi kegiatan FAILURE DEFENCE peralatan
Unit Pembangkit
4. Merekomendasikan kegiatan task execution (CONTINOUS IMPROVEMENT)
beserta KPI-nya berupa:
 Perbaikan SOP/IK bidang O&M
 Penambahan SOP/IK bidang O&M
 Perubahan desain dari peralatan dan proses produksi
 Penambahan atau pengurangan task preventive maintenance
 Penambahan task predictive maintenance
 Perbaikan kompetensi personil O&M
 Perbaikan kualitas dan kuantitas ketersediaan material O&M
 Over Haul cycle extention peralatan pembangkit
 Life extention peralatan pembangkit, termasuk analisis COST BENEFIT
Proses eksekusi dari rekomendasi tersebut tetap menjadi kewenangan dari
Manajer Operasi dan Manajer Pemeliharaan dengan jajaran fungsi-fungsi
dibawahnya
5. Mengevaluasi implementasi task execution yang direkomendasikan
6. Melaksanakan kegiatan FAILURE DEFENCE untuk mengembangkan dan
memperbaiki task execution yang belum berhasil
7. Menggunakan laporan keberhasilan atau kegagalan implementasi task execution
sebagai bahan analisa serta program pengembangan secara berkesinambungan
(proses siklus review dan inovasi)
8. Melakukan update data pemeliharaan peralatan pembangkitan untuk keperluan
analisa pemeliharaan lebih lanjut
9. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan
keputusan lebih lanjut
10. Merencanakan dan menyusun program Condition Base Monitoring peralatan
utama, mengevaluasi dan membuat “work package” program pemeliharaan serta
memberikan rekomendasi
11. Merencanakan dan menyusun dan memonitoring implementasi sistem owner,
technology owner dan knowledge owner sehingga sistem berjalan optimal serta
lebih menjamin tercapainya kinerja unit pembangkitan yang lebih baik
12. Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi penyiapan kebutuhan sistem
informasi guna memenuhi kebutuhan “sistem informasi manajemen” yang tepat,
akurat serta real time sehingga menunjang kebutuhan informasi dalam
pengambilan keputusan serta pemantauan kinerja unit pembangkitan
13. Melakukan uji kepatuhan atas setiap rancangan kebijakan dalam RJPP (Rencana
Jangka Panjang Perusahaan), RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan)
serta Tata Kelola Unit sebagaimana tersurat dalam Uraian Tugas Pokok Unit,
Program Kerja, Strategi, Sasaran, Prosedur, Kaidah Hukum, Peraturan dan Bisnis
Proses, terhadap standar maupun potensi resiko
14. Melakukan uji kepatuhan terhadap batasan kewenangan dalam pengelolaan usaha
maupun pengadaan barang dan jasa berdasarkan check list yang dikembangkan
oleh Bidang Kepatuhan
15. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan (post review) secraa berkala atas
pelaksanaan hasil uji kepatuhan, khususnya kepatuhan terhadap perintah dan
larangan, antara lain sebagaimana tertulis dalam SOP (Standard Operation
Procedure)
16. Melakukan uji kepatuhan terhadap aktivitas usaha non core
17. Bekerja secara independent sehingga mampu mengungkapkan pandangan serta
pemikiran sesuai dengan profesi, dengan tidak memihak terhadap kepentingan
pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan unit
18. Menetapkan langkah-langkah, antara lain menyiapkan prosedur kepatuhan
(compliance procedure) pada setiap satuan kerja, menyesuaikan pedoman intern
unit terhadap setiap perubahan ketentuan yang berlaku di perusahaan dan
menyiapkan proses pengambilan keputusan oleh manajemen
19. Memberikan saran, masukan serta rekomendasi kepada manajemen untuk
penyempurnaan sistem dan prosedur kerja di Unit, maupun langkah-langkah
antisipatif terhadap dampak yang signifikan terhadap operasi unit maupun
dampak tingkat kesehatan Unit atau yang potensial menimbulkan permasalahan
20. Membuat laporan atau rekomendasi secara berkala sehingga informasi yang
dibutuhkan semua manajemen untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputusan
dapat tersedia dengan cepat dan akurat
21. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan

Dalam tugasnya, Manajer Enjiniring dan Quality Assurance dapat dibantu oleh
Profesional atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup
tanggung jawabnya dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai
dengan kebutuhan dan dinamika bisnis.

E. Manajer Logistik
Manajer Logistik mempunyai tugas pokok:
1. Memeriksa setiap hari ketersediaan bahan baku yang ada dalam gudang
2. Menerima pengiriman bahan baku yang dikirim oleh supplier dan memastikan
jumlah pengirimannya dan kondisi bahan baku sesuai
3. Mengawasi keluar masuknya bahan baku yang ada dalam gudang
4. Membuat laporan dan rekomendasi secara berkala sehingga informasi yang
dibutuhkan semua manajemen untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputusan
dapat tersedia dengan cepat dan akurat
5. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan
Dalam tugasnya, Manajer Logistik dapat dibantu oleh Profesional atau Spesialis yang
menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi
serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan lebutuhan serta dinamika bisnis.
F. Manajer Keuangan dan Administrasi
Manajer Sumber Daya Manusia mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
1. Menyiapkan kebijakan program pelatihan dan pengembangan bagi seluruh
sumber daya manusia Unit Pembangkitan berdasarkan konsep optimasi biaya dan
jumlah tenaga kerja
2. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi Anggaran Biaya Kepegawaian
dan fasilitas kerja yang mendukung RKAP dan terselenggaranya kegiatan
kepegawaian sesuai kebijakan manajemen Unit Pembangkitan
3. Menyiapkan dan mengkoordinir perencanaan dan pengelolaan organisasi dan tata
laksana sistem manajemen agar sesuai dengan fungsinya di dalam Perusahaan
4. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan
anggaran, penyelesaian administrasi kepegawaian dan penyuluhan kepada
pegawai agar terjadi kelancaran pelayanan pegawai
5. Melaksanakan pembinaan pengemdalian mutu karyawan Unit Pembangkitan
secara terpadu agar dicapai produktivitas pegawai sesuai dengan ketetapan
manajemen
6. Mengelola dan mengembangkan manajemen Sumber Daya Manusia sehingga
dapat mengakomodasi seluruh permasalahan yang berkembang agar didapat SDM
yang maju, kuat, sehat jasmani dan rohani sesuai visi dan misi perusahaan
7. Melakukan pengelolaan serta pengambilan langkah-langkah strategis di unit
satuan kerjanya dalam melakukan hubungan industrial sehingga menciptakan
suasana kerja yang kondusif
8. Mengelola pelaksanaan sistem manajemen kinerja sehingga terjadi keselarasan
antara kinerja unit dengan kinerja individu karyawan serta menciptakan
obyektivitas
9. Mengelola administrasi pembayaran penghasilan karyawan
10. Melaksanakan penyusunan aggaran tahunan untuk dijadikan bahan acuan
penggunaaan keuangan Unit Pembangkitan
11. Mengelola administrasi keuangan Unit Pembangkitan sehingga berjalan sesuai
dan memenuhi ketentuan serta prinsip-prinsip mengenai keuangan
12. Menganalisa dan membuat laporan realisasi keuangan, sehingga dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam mengadakan kebijakan penggunaan keuangan
selanjutnya
13. Melakukan penilaian investasi Unit Pembangkitan untuk digunakan sebagai
bahan acuan penilaian terhadap peningkatan kinerja atau keuntungan Unit
Pembangkitan secara keseluruhan
14. Mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan proses audit yang komprehensif
sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, untuk mendukung kemampuan
perusahaan mencapai hasil kinerja operasional yang maksimum
15. Memberikan saran-saran perbaikan untuk memastikan semua kebijakan dan
ketentuan dilaksanakn sebagaimana mestinya sesuai dengan standar atau
ketentuan yang berlaku
16. Menyelenggarakab kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga perkantoran untuk
memperlancar kinerja Unit Pembagkitan
17. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi anggaran biaya administrasi
18. Melaksanakan fungsi kehumasan untuk membina hubungan serta “community
development” dengan stakeholder sehingga menciptakan citra yang baik
tentangperusahaan serta menunjang kinerja unit dan perusahaan
19. Mengadakan pengelolaan bisnis non inti sebagai penunjang bisnis inti Unit
Pembangkitan
20. Menyelenggarakan kegiatan pengadaan material berdasarkan permintaan fungsi
Inventory Control serta pengadaan jasa berdasarkan permintaan fungsi
Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan untuk mendukung Pemeliharaan
Rutin serta kebutuhan material Non instalasi lainnya
21. Menjamin terlaksananya kegiatan keamanan lingkungan dengan baik sehingga
terciptanya lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi karyawan
22. Menyelenggarakan kegiatan proses administrasi gudang serta material handling-
nya untuk semua
23. Mengkoordinasikan pembuatan laporan audit secara berkala sehingga informasi
audit yang dibutuhkan semua pihak untuk evaluasi kerja dan pembuatan
keputusan dapat tersedia dengan cepat dan akurat
24. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan

Dalam tugasnya, Manajer Keuangan dan Administrasi dapat dibantu oleh


Supervisor atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup
tanggung jawabnya, dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai
dengan kebutuhan serta dinamika bisnis.

Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam perusahaan. Oleh karena
itu, UP Gresik memberikan kesempatan kepada seluruh karyawannya untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan agar menjadi SDM yang profesional sehingga tercipta
lingkungan kerja yang menggairahkan dan memotivasi untuk selalu bertanggungjawab
terhadap perkerjaan. Sikap profesional para pegawai terlihat dari hasil kinerjanya
dengan jumlah pegawai saat ini sejumlah 399 orang.

Batasan dari Pembangkit yang dikelola oleh Unit Usaha PT. PJB UP. Gresik
Batasan wilayah kerja unit usaha PLN

PT. PJB PT. P3B DISTRIBUSI

Pada unit pembangkit PT. PJB UP. Gresik selain memproduksi energy listrik, UP. Gresik
mengelola dan melakukan pemeliharaan terhadap semua proses pembangkitan, mulai dari
sumber bahan bakar yaitu Gas yang di supplay dari Madura dan bahan bakar minyak yang
di supplay dari pertamina, komponen pembangkitan seperti boiler, HRSG, generator, prime
mover, trafo step up dll di kelola dan dipelihara oleh pembangkit itu sendiri. Sedangkan
untuk gardu induk yang berada di dekat pembangkit itu dikelola oleh PT. P3B.
Proses Bisnis Pembangkit PT. PJB dengan PT. P3B

Proses Bisnis dari PT. PJB dengan PT. P3B yaitu melakukan pertemuan setiap
bulan untuk membahas daya atau energy yang akan disalurkan. Semua dengan acuan data
yang diterima dari PT. P3B, semua pembangkit yang akan di bangkitkan tidak akan di
bangkitkan penuh dengan kapasitas generator setiap pembangkit. Bisnis dari Pembangkit
yaitu melihat dari berapa sumber bahan bakar yang akan masuk dalam proses
pembangkitan dan melihat outputan dari proses pembangkitan apakah sesuai dengan
perhitungannya. Apabila tidak sesuai maka didalam proses pembangkitan tersebut terdapat
kesalahan atau kerusakan dalam proses pembangkitan.

Saat ini PLN dengan dua anak perusahaan pembangkitnya merupakan pelaku
bisnis terbesar di sistem Jawa-Bali. Beberapa perusahaan pembangkit swasta telah
beroperasi dan mulai menyalurkan tenaga listrik ke sistem tenaga listrik Jawa Bali. Jual
beli tenaga listrik antara PLN dan perusahaan pembangkit baik swasta maupun anak
perusahaan PLN dilakukan melalui kontrak pembelian tenaga listrik (Power Purchase
Agreement, PPA). Ketentuan-ketentuan operasional, legal dan komersial pada kontrak-
kontrak tersebut sangat bervariasi.

Belum terdapat kontrak transmisi dan kontrak penjualan tenaga listrik kepada
perusahaan distribusi, kecuali kontrak konsumen besar dengan PLN, sebab pengusahaan
transmisi dan distribusi dilakukan oleh unit operasional yang masih menjadi satu institusi
secara hukum dengan PLN. Pemisahan biaya transmisi yang dikenakan kepada distribusi
hanya terbatas pada transfer pricing tanpa menggunakan suatu kontrak.

Dapat dikatakan bahwa struktur saat ini merupakan struktur “Single Buyer”,
dimana PLN Pusat bertindak sebagai Single Buyer. Sampai dengan tahun 1999, beban
pembelian tenaga listrik ini dilimpahkan kepada PLN P3B sebagai unit operasional yang
menjalankan ketentuan kontrak yang ada. Mulai tahun 2000, pembebanan tersebut
dialihkan ke PLN Pusat, sehingga dalam laporan keuangannya PLN P3B hanya menerima
pendapatan dari penyediaan jasa transmisi.
Spesifikasi Teknis PLTGU Gresik
Unit Pembangkitan Gresik memiliki total daya terpasang sebesar 2255 MW,
unit ini mampu memproduksi listrik rata-rata 10.859 GWh tiap tahunnya dan
disalurkan melalui Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan Jaringan
Transmisi Tegangan Tinggi 150 kV. Unit Pembangkitan Gresik Terdiri atas beberapa
pembangkit termal yaitu 3 unit PLTG, 4 unit PLTU, dan 3 unit PLTGU. Blok 1 PLTGU
Gresik mulai beroperasi pada 10 April 1993, blok 2 mulai beroperasi pada 5 Agustus
1993, dan blok 3 pada 30 Nopember 1993 [4].
Kapasitas total Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Gresik dapat
mencapai 1575 MW. PLTGU Gresik blok 1 dan blok 2 dapat menggunakan dua macam
bahan bakar yaitu HSD (High Speed Diesel Oil) yang dipasok oleh PERTAMINA dan gas
alam yang dipasok langsung dari lapangan gas milik HESS dan KODECO yang disalurkan
melalui pipa bawah laut dari wilayah Madura utara. Kedua bahan bakar ini digunakan
secara bergantian sesuai dengan tingkat ketersediaan bahan bakar. Sedangkan PLTGU
Gresik blok 3 didesain hanya dapat menggunakan bahan bakar gas alam saja yang dipasok
oleh pemasok yang sama dengan blok 1 dan blok 2 [4].

Spesifikasi umum PLTGU Gresik untuk setiap blok pembangkit adalah:


 PLTU Unit 1 dan Unit 2 2 x 100 MW
 PLTU Unit 3 dan Unit 4 2 x 200 MW
 PLTGU Blok 1, Blok 2, dan Blok 3 3 x 526 MW
 PLTG Unit 1 dan Unit 2 2 x 20 MW
Area PLTGU Gresik
PLTGU Gresik belum dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan kapasitasnya
apabila pasokan bahan bakar utama yaitu berupa gas alam masih kurang atau belum
dapat memenuhi kebutuhan optimal PLTGU. Output PLTGU Gresik ketika menggunakan
bahan bakar HSD akan lebih kecil daripada ketika menggunakan bahan bakar gas alh
Infrastuktur masing – masing komponen pembangkit.
1. PLTG
TURBINE
No. Unit Generator COD MW
Manufacturer Type Serial No
1 GE MS 5001 P 244351 GE 1993 20,10
2 GE MS 5001 P 244443 GE 1993 20,10
TOTAL 40.20

2. PLTGU
TURBINE
No. Unit Generator COD MW
Manufacturer Type Serial No
GT 11 MITSUBISHI MW 701 D T-292 SIEMENS 1992 112,45
GT 12 MITSUBISHI MW 701 D T-293 SIEMENS 1992 112,45
GT 13 MITSUBISHI MW 701 D T-294 SIEMENS 1992 112,45
ST 10 MITSUBISHI TC2F-33.5 T-826 SIEMENS 1992 188,91
GT 21 MITSUBISHI MW 701 D T-295 SIEMENS 1992 112,45
GT 22 MITSUBISHI MW 701 D T-296 SIEMENS 1992 112,45
GT 23 MITSUBISHI MW 701 D T-297 SIEMENS 1992 112,45
ST 20 MITSUBISHI TC2F-33.5 T-827 SIEMENS 1993 188,91
GT 31 MITSUBISHI MW 701 D T-298 SIEMENS 1993 112,45
GT 32 MITSUBISHI MW 701 D T-299 SIEMENS 1993 112,45
GT 33 MITSUBISHI MW 701 D T-300 SIEMENS 1993 112,45
ST 20 MITSUBISHI TC2F-33.5 T-28 SIEMENS 1993 188,91

3. PLTU
Turbine Generator COD MW
No. Unit
Manufacturer Type Serial No
1 TOSHIBA SC-26 T 5726 TOSHIBA 1981 100
2 TOSHIBA SC-26 T 5726 TOSHIBA 1981 100
3 TOSHIBA TC DF T 5898 TOSHIBA 1988 200
4 TOSHIBA TC DF T 5899 TOSHIBA 1988 200
TOTAL 600

Komponen Mekanis dan Elektris


Unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas
a. Turbin Gas
Pada PLTGU Gresik terdapat tiga blok pembangkit listrik dimana untuk setiap blok
memiliki 3 unit turbin gas. Prinsip kerja dari turbin gas adalah energi panas hasil
pembakaran didalam combustor diubah menjadi energi gerak / mekanik dalam bentuk
putaran. Energi mekanik tersebut digunakan untuk menggerakkan prime mover generator
sinkron kecepatan tinggi yang terkopel satu poros. Turbin gas yang terdapat dalam
pembangkit tenaga listrik ini memiliki 4 tingkat, adapun putaran yang dapat dihasilkan
oleh masing-masing turbin tersebut dapat mencapai kecepatan putaran 3000rpm.

Komplek Turbin Gas


b. Inlet Air Filter
Inlet air filter adalah peralatan yang berfungsi untuk menyaring udara dari lingkungan
sekitar yang akan dimasukkan kedalam turbin gas.
c. Inlet Guide Vanes (IGV)

Inlet Guide Vanes


Inlet Guide Vanes (IGV) merupakan sudu diam pertama, posisinya terpasang pada sisi
masuk dari kompresor. IGV berfungsi untuk mengatur jumlah aliran udara yang akan
masuk ke dalam kompresor. IGV dapat menambah kemampuan akselerasi pada saat
terjadi start dan mencegah rotor mengalami surge dan stall.
d. Compressor

Compressor adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk menekan udara yang masuk
pada ruang pembakaran, hal ini dilakukan agar udara nantinya memiliki rasio tekanan yang
tinggi. Jumlah tingkatan compressor yang terdapat pada turbin gas di PLTGU Gresik
adalah sebanyak 17 tingkat.
Compressor
e. Combustor
Combustor adalah tempat terjadinya proses pembakaran. Combustor basket pada unit
pembangkit turbin gas Gresik ada 18 buah, dimana antara combustor basket yang satu
dengan combustor lainnya dihubungkan dengan cross flame tube (sebagai media
perambatan panas). Pada combustor no 8 dan 9 dipasang igniters / spark plugs,
yang berfungsi untuk menyulut panas di ruang pembakaran. Igniters adalah dua
elektroda (serupa dengan busi) yang mendapat suplai tegangan AC dari transformator
igniters. Pada saat penyalaan (ignition), igniters didorong masuk ke combuster dan
suplai listrik ”on” sehingga mengeluarkan percikan api (busur api). Setelah beberapa
detik (sekitar 20 detik) pasok listrik putus dan igniters akan padam, igniters ditarik
keluar dari combustion chamber. Pada combustor basket no 17 dan 18 diletakkan flame
detector. Flame detector berfungsi untuk mendeteksi pembakaran pada combustor, alat
ini bekerja secara automatis mendeteksi api, apabila pada combustor ke 17 dan 18
terdeteksi tidak terjadi pembakaran maka dipastikan tidak terjadi pembakaran sempurna
pada combuster basket yang lain dan akan terjadi trip (stop proses).
f. Pre-mix Fuel Nozzle
Pre-mix Fuel Nozzle berfungsi mengatur suplai bahan bakar yang disemprotkan ke
ruang pembakar (combustor chamber) terdiri dari pilot nozzle dan main nozzle. Pilot
nozzle berfungsi untuk menjaga kestabilan nyala api menggunakan 5% dari bahan bakar
gas atau 10% dari bahan bakar minyak. Pada PLTGU Gresik menggunakan tipe dual
nozzle yang bisa mengatur penggunaan dua jenis bahan bakar (gas dan minyak).
g. Generator

Generator adalah suatu alat yang berfungsi mengubah energy mekanik menjadi energi
listrik. Pada PLTGU Gresik untuk setiap blok pembangkit listrik terdapat 3 unit
generator berpenggerak turbin gas dengan kapasitas daya masing-masing 112 MW.
Generator yang digunakan adalah generator sinkron kutub silindris (non salient pole)
dengan dua buah kutub dan dijaga pada putaran 3000 rpm.
Spesifikasi teknis generator pada PLTGU Gresik untuk setiap blok turbin gas
Turbin Turbin Gas
Siemens TLRI
Tipe
Daya Output 153,75 MVA
108/36
Tegangan 10,5±5% kV
Arus Output
Output 8454-SI
Cos Φ 0,8
Frekuensi 50 Hz
Sambungan YY
Jumlah Fasa 3

h. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)


Secara umum HRSG atau Heat Recovery Steam Generator berfungsi sebagai alat untuk
memanaskan air hingga menjadi uap dengan menggunakan gas sisa dari hasil pembakaran
gas pada PLTG, dimana uap ini yang memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi
akan digunakan untuk memutar turbin pada pembangkit listrik tenaga uap.
Heat Recovery Steam Generator
Beberapa komponen yang membangun HRSG, yaitu:
a. Preheater
Merupakan alat pemanas bagi air yang berasal dari condensate water tank, yang akan
dialirkan menuju daerator. Preheater berfungsi sebagai pemanas awal untuk
menaikkan suhu air agar tidak terjadi perubahan suhu yang drastis pada saat air
menuju pemanasan tahap selanjutnya karena hal itu bisa merusak komponen-
komponen pipa akibat thermal stress. Preheater terletak paling atas dari HRSG.
b. Economizer

Fungsi dari economizer adalah sebagai pemanasan air pengisi yang berasal dari
feed water pump dengan memanfaatkan energi panas gas buang dari turbin gas
yang dilewatkan pada cerobong HRSG untuk memanaskan air yang nantinya akan
menjadi uap. Hasil pemanasan pada economizer akan dialirkan menuju steam drum.
c. Steam Drum
Berfungsi memisahkan air dan uap dari hasil pemanasan pada economizer. Pada
PLTGU Gresik sirkulasi uap dan air menggunakan sistem natural circulation,
yaitu sirkulasi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu. Uap basah yang memiliki
massa lebih ringan dari air akan bergerak ke atas dan disalurkan ke superheater
sedangkan yang masih berwujud air akan turun ke evaporator.
d. Evaporator
Sebagai tempat pemanasan air dari steam drum hingga menjadi uap. Uap yang
dihasilkan akan disalurkan kembali ke steam drum.
e. Superheater
Terletak pada bagian bawah dari HRSG dan dibuat dari pipa-pipa yang disusun
secara paralel, berfungsi menaikkan suhu uap air menjadi lebih panas. Pada
superheater ini uap air yang masuk masih bersifat basah dan dalam pemanasan
tahap akhir keluarannya berupa uap air kering. Hal ini bertujuan agar tidak merusak
st
komponen turbin uap. Pada bagian ini terdiri atas dua tingkat yaitu 1 superheater

dan 2nd superheater.


Unit Pembangkit Turbin Uap
a. Steam Turbin
Pada PLTGU Gresik terdapat tiga blok pembangkit listrik dimana untuk setiap blok
memiliki 1 unit turbin uap. Prinsip kerja dari turbin uap adalah energi panas gas buang
PLTG diubah menjadi energi gerak / mekanik dalam bentuk putaran. Energi mekanik
tersebut digunakan untuk menggerakkan prime mover generator sinkron kecepatan tinggi
yang terkopel satu poros. Turbin uap yang terdapat dalam pembangkit tenaga listrik ini
memiliki 2 bagian, yaitu turbin tekanan rendah dan turbin tekanan tinggi. Adapun putaran
yang dapat dihasilkan oleh turbin tersebut dapat mencapai kecepatan putaran 3000rpm
b. Generator
Sama halnya pada generator turbin gas, generator pada turbin uap berfungsi sebagai alat untuk
mengubah energi mekanik yang dilakukan oleh turbin menjadi energi listik. Uap yang
dihasilkan dari HRSG setelah melalui superheater akan menggerakkan turbin, kemudian
gerakan turbin akan memutar generator. Pada PLTGU Gresik untuk setiap blok terdapat 1 unit
generator berpenggerak turbin uap dengan kapasitas daya masing-masing 189 MW.
Generator yang digunakan adalah generator sinkron kutub silindris (non salient pole) dengan
dua buah kutub dan dijaga pada putaran 3000 rpm.

Spesifikasi teknis generator pada PLTGU Gresik untuk setiap blok turbin uap

Turbin Turbin Uap


Siemens THRI
Tipe
Daya Output 100/42 MVA
251,75
Tegangan 15,75±5% kV
Arus Output
Output 9228-SI
Cos Φ 0,8
Frekuensi 50 Hz
Sambungan YY
Jumlah Fasa 3
Unit Gardu Induk Pembangkit
a. Gardu Induk Pembangkit 150 kV
Unit gardu induk pembangkit 150 kV pada PLTGU Gresik merupakan unit gardu induk
pasangan dalam yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dengan tegangan 150
kV. Bahan isolasi yang digunakan oleh peralatan yang terdapat pada gardu induk ini
adalah gas SF6. Unit ini merupakan unit Gardu Induk Tanpa Operator (GITO) dimana
semua proses yang terjadi pada gardu induk dapat dimonitor dan dikontrol melalui unit
P3B di masing- masing wilayah atau CCR yang terdapat di PLTGU. Unit gardu induk
ini terhubung secara langsung dengan gardu induk Tandes melalui saluran transmisi udara
150 kV yang berjumlah dua unit. Unit pembangkit yang menyalurkan daya output-nya
langsung melalui gardu induk ini adalah PLTGU blok 1 yang terdiri dari GT1.1, GT1.2,
GT1.3, dan ST 1.0. Output daya yang disalurkan pada gardu induk ini juga disalurkan
kepada gardu induk pembangkit 500 kV melalui sebuah transformator step up 150 kV/500
kV dan juga disalurkan untuk pemakaian sendiri melalui sebuah transformator step down
150 kV/6 kV.
b. Gardu Induk Pembangkit 500 kV
Unit gardu induk pembangkit 500 kV pada PLTGU Gresik merupakan unit gardu
induk pasangan dalam yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dengan tegangan
500 kV. Bahan isolasi yang digunakan oleh peralatan pada gardu induk ini adalah gas SF6.
Unit ini merupakan unit Gardu Induk Tanpa Operator (GITO) dimana semua proses yang
terjadi pada gardu induk dapat dimonitor dan dikontrol melalui unit P3B di masing-
masing wilayah atau CCR yang terdapat di PLTGU. Unit gardu induk ini terhubung secara
langsung dengan gardu induk Krian melalui saluran transmisi udara 500 kV yang
berjumlah dua unit. Unit pembangkit yang menyalurkan daya output- nya langsung melalui
gardu induk ini adalah PLTGU blok 2 yang terdiri dari GT2.1, GT2.2, GT2.3, dan ST 2.0

serta LTGU blok 3 yang terdiri dari GT3.1, GT3.2, GT3.3, dan ST 3.0.
Gambar 2.4 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 150 kV
Gambar 2..10 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 500 kV

Gambar 2.4 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 5000 kV


Unit Pendukung

 Water Intake
Berfungsi sebagai saluran air pendingin utama Condenser dan juga sebagai saluran masuk
air laut yang akan diolah menjadi air tawar untuk kepentingan pembangkitan tenaga listrik
pada PLTGU.
 Desalination Plant
Merupakan kumpulan peralatan yang digunakan untuk mengolah air laut menjadi air
tawar.
 Demineralized Plant
Merupakan kumpulan peralatan yang berfungusi untuk menghilangkan kadar-kadar mineral
dari air laut yang telah dijadikan air tawar pada desalination plant.
 Make Up Water Tank dan Raw Water Tank
Berfungsi sebagai wadah penampungan air dari hasil pegolahan air dari air laut (asin)
menjadi air tawar yang mana kandungan mineralnya sudah di hilangkan.
 Waste Water Treatment
Berfungsi untuk mengolah limbah air yang berasal dari proses yang terdapat pada unit
PLTGU, dimana pH (toleransi pH yang ditentukan adalah 6,5-8) dan zat-zat kimia
lainnya yang berbahaya di netralkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut.
 Hidrogen Plant
Pendinginan pada generator sangat diperlukan. Pada generator milik PT PJB Unit
Pembangkitan PLTGU Gresik menggunakan gas hidrogen sebagai pendingannya, untuk
itulah dibangun hidrogen plant yang berfungsi sebagai tempat untuk memproduksi gas
hidrogen.

Proses Pembangkitan Listrik PLTGU


Pengoperasian pembangkit PLTGU Gresik pada kondisi normal dikenal dengan istilah
operasi 3-3-1.Operasi3-3-1 (merupakan pengoperasian di PLTGU Gresik pada saat daya
maksimal) adalah pengoperasian dengan tiga (3) pembangkit turbin gas, tiga (3) HRSG, dan satu
(1) pembangkit turbin uap.
Proses produksi tenaga listrik secara garis besar di PT PJB Unit Pembangkitan PLTGU
Gresik dibagi menjadi dua proses pembangkitan yaitu:
1. Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
a. Gas alam yang dipasok langsung dari lapangan gas HESS dan KODECO dijadikan
sebagai bahan bakar utama selain minyak. Pada PLTGU dikenal istilah segitiga
pembakaran dimana mencakup udara, bahan bakar (gas dan minyak) dan suhu. Proses
pembakaran terjadi di combuster, disini akan terjadi peningkatan tekanan dan suhu.
b. Semburan gas panas hasil pembakaran digunakan untuk memutar turbin gas.
c. Putaran turbin gas dimanfaatkan untuk memutar generator.
d. Putaran generator menghasilkan listrik dengan tegangan 10,5 kV yang kemudian
dinaikkan menjadi tegangan 150 kV dan 500 kV dan disalurkan kepada pelanggan
melalui saluran transmisi.
2. Proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
a. Gas buang hasil pembakaran dari PLTG yang memiliki suhu sangat tinggi (±
500 deg C) dapat langsung dibuang jika PLTU tidak dioperasikan melalui by
pass stack. Namun karena pengoperasian saat ini menggunakan turbin uap maka gas
buang disalurkan ke HRSG (Heat Recovery Steam Generator). HRSG digunakan
untuk menguapkan air. Di dalam siklus yang terjadi dalam pemanas HRSG, pada air
yang akan diuapkan diinjeksikan bahan kimia sebagai berikut:
 Hydrazine, diinjeksikan ke condensate dan daerator untuk menghilangkan
kandungan dissolved oxygen yang mungkin terdapat di dalam air.
 Ammonia, diinjeksiken ke condensate untuk mengontrol pH air selama start
up, pada kondisi ini air mulai diuapkan.
 Phosphate, diinjeksikan ke dalam boiler drum dengan tujuan untuk
menghilangkan komponen hardness dan mengontrol pH uap air yang
terdapat di dalam boiler.
b. Uap air bertekanan yang merupakan hasil pemanasan air digunakan untuk memutar
steam turbin. Uap air yang bertekanan tinggi dialirkan pada high pressure steam
turbine, dan uap air yang bertekanan rendah dialirkan pada low pressure steam turbine.
c. Kondensasi merupakan proses pendinginan terhadap uap air yang telah digunakan
untuk memutar steam turbine. Kondensasi terjadi di dalam kondensor dan pendingin
yang digunakan adalah air laut yang ctelah dinetralkan.
d. Putaran generator yang terkopel dengan steam turbine menghasilkan listrik dengan
tegangan 15,7 kV yang kemudian dinaikkan menjadi tegangan 150 kV dan 500 kV
yang kemudian disalurkan kepada pelanggan melalui saluran transmisi.
Pengoperasian pembangkitan di PLTGU Gresik dilakukan secara otomatis, dimana
semua peralatan dikontrol dari satu ruang yang disebut sebagai Command and Control
Room (CCR), namun pengamatan secara manual tetap dilakukan oleh 3 orang pengamat untuk
setiap blok PLTGU.

Skema Pembangkitan PLTGU

Anda mungkin juga menyukai