Anda di halaman 1dari 17

Minggu, 04 Desember 2011

Wawancara Bersama Dirut Telkom

Jakarta, 26 Nopember 2011 Hari ini adalah hari istimewa bagi saya. Berawal dari obrolan saya bersama salah seorang reporter stasiun televisi nasional mengenai perkembangan IT di Indonesia. Saya diberikan kesempatan untuk ikut bersama mereka (baca: tim liputan Tv) yang kebetulan akan mewawancara bapak Rinaldi Firmansyah selaku Direktur Utama PT Telkom, tbk terkait perkembangan kompetisi perusahaan IT dan kiat-kiat BUMN tersebut untuk tetap bersaing dalam pasar yang sangat kompetitif ini. Tentu saja hal ini tidak akan saya sia-siakan begitu saja. Berbekal id sebagai anak magang, maka saya bersama tim liputan bergerak menuju gedung Graha Citra Caraka di kawasan Gatot Subroto Jakarta. Kami disambut oleh bapak Eddy Kurnia selaku Direktur Pemasaran PT. Telkom, tbk yang telah kami wawancarai pada hari sebelumnya. Kami berada di gedung yang menjadi kantor pusat Telkom sekitar pukul lima sore, padahal kami dijadwalkan untuk mewawancara Direktur Utama Telkom pada pukul tujuh malam. Kami datang lebih awal, dikarenakan kekhawatiran kami apabila berangkat lebih sore akan terkena macet ibukota pada saat jam bubar kantor. Selain itu, kami juga harus mempersiapkan beberapa peralatan agar dapat dipergunakan pada saat wawancara nanti. Akhirnya wawancara bersama Direktur Utama Telkom pun dimulai. Diawali dengan beberapa obrolan singkat, akhirnya Pak dirut menceritakan perjuangan satu-satunya BUMN di bidang telekomunikasi ini. Berikut petikannya :

Bertelepon ria, saling mengirim pesan singkat, kirim-kiriman Blackberry Messenger dan bermain di dunia maya, sekarang semuanya bisa dilakukan hanya dengan menggunakan telepon genggam. Pemandangan kesibukan dengan menggunakan telepon genggam kini bisa ditemui dimanapun. Bahkan pergeseran gaya hidup ini memunculkan efek mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Kebutuhan akan telepon genggam maupun smartphone dengan akses internet tanpa batas tak bisa terelakan lagi bagi masyarakat Indonesia sebagai sarana pergaulan ataupun sarana untuk memperlancar pekerjaan. Kemudahan-kemudahan yang diberikan dari layanan ini terbukti telah mendongkrak jumlah pengguna jasa layanan telekomunikasi di Indonesia. Tak heran jika di tahun 2010 saja, industri seluler yang baru dikenal selama 15 tahun ini mencapai penetrasi hingga 80 persen dengan jumlah pelanggan mencapai 180 juta. Suatu angka yang fantastis, dan Telkom sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negarabidang jasa telekomunikasi, kecipratan peningkatan keuntungan akibat berubahnya gaya hidup masyarakat Indonesia tersebut. Keuntungan Telkom pada triwulan tiga di tahun 2011 saja sudah mengalami kenaikan 3,4 % dibanding triwulan yang sama pada tahun 2010. Selain itu, perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia tentu saja memberikan sumbangan yang tidak sedikit ke Kas Negara. Revenue sekitar 70 trilyun setahun, maka sekitar 26 trilyun akan kembali ke negara dalam bentuk pajak, deviden serta biaya pemakaian frekuuensi. Walaupun persaingan industri ini sangat luar biasa, namun Telkom telah menjangkau hampir 100% wilayah Indonesia sehingga ikut mengembangkan infrastruktur di daerah. Sayangnya angka yang cukup signifikan yang disumbangkan bagi kas negara dari bidang jasa telekomunikasi ini, tidak seiring dengan harapan Telkom sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negaradi bidang jasa telekomunikasi. Kenyataanya tidak ada perlakuan khusus dari pemerintah terhadap Telkom, bahkan kebijakan pemerintah Indonesia kerap memperlakukan kebebasan atas masuknya modal asing dan juga perusahaan-perusahaan asing untuk beroperasi di Indonesia. Hal ini tentu saja membuat Telkom perlu siaga penuh. Indonesia memang dikenal sebagai negara yang memiliki perusahaan provider terbesar di dunia baik BUMN, swasta nasional maupun swasta asing. Tercatat saat ini ada 10 perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi, dan perusahaan asing yang menguasai industri telekomunikasi di Indonesia didominasi oleh BUMN milik Singapura. Perjuangan Telkom di kancah persaingan bisnis telekomunikasi yang begitu liberal di negeri ini bisa dikatan disajikan dengan performa yang baik dari masa ke masa. Dengan berbagai

inovasi dan perbaikan budaya kerja di dalam internal Telkom. Masa lalu sebagai pemegang monopoli dalam bidang jasa telekomunikasi, memang meninggalkan pekerjaan rumah yang cukup berat bagi management Telkom agar siap bersaing di arena pasar bebas telekomunikasi. Apalagi status sebagai Badan Usaha Milik Negara membuat langkah Telkom tidak bisa selincah perusahaan swasta dalam mengambil kebijakan perusahaan. Telkom sebagai BUMN memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya BUMN memiliki sistem yang baku dan rapi. Kedua memiliki kewajiban mengelola SDM sehingga pengelolaan SDM di Telkom bagus. Namun di saat yang sama ada keterikatan regulasi, jika perusahaan swasta ada tiga undang-undang yang mengikatnya sedangkan BUMN ada 8 undangundang. Hal ini yang mengakibatkan peraturan pada Telkom lebih mengikat dan ekspansi perusahaannya tidak dapat disamakan dengan swasta. Namun, Telkom harus bisa berjalan secara fleksibel mengingat situasi kompetitif industri ini. Akhirnya, wawancara kami dengan bapak Renaldi Firmansyah ini kami akhiri. Sesungguhnya sikap optimisme direktur utama PT Telekomunikasi Indonesia, tbk untuk tetap mempertahankan perusahaan menjadi juara di arena industri telekomunikasi negeri ini layak diamini seluruh bangsa Indonesia. Karena bagaimanapun Telkom merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara bidang telekomunikasi yang dimiliki negeri ini. Dalam hal ini, kita perlu mengaplikasikan makna dari kata nasionalisme berkomunikasi sebagai wujud dukungan terhadap perusahaan telekomunikasi nasional. http://children2heaven.blogspot.com/2011/12/wawancara-bersama-dirut-telkom.htm

15 Januari 2009 12:30:00 WIB

HRCC Dongkrak Indeks Kepuasan Karyawan TELKOM


Reporter : SEKOLAH punya BP (Bimbingan Penyuluhan) itu hal lumrah. Namun jika ada perusahaan yang menyediakan lembaga khusus sejenis itu, pastilah tidak banyak. Itulah yang dimiliki PT TELKOM Divre V Jatim. Namanya Human Resource Care Centre (HRCC). Dalam kegiatan sehari-hari, ada seorang Officer Counselling & Complaint yang bertugas rutin di ruang HRCC. Lembaga ini memiliki konselor 22 orang yang bertugas secara bergilir, dan psikiater. Uniknya, para konselor ini bukan hanya terdiri dari staf divisi Human Resource, tapi para manager lini serta anggota Serikat Karyawan (Sekar) juga terlibat. Untuk mengetahui lebih detail HRCC, pengasuh Rubrik Lentera Bisnis Beritajatim.com, I. Novianingtyastuti Partner dari Drs J Tanzil & Associates melakukan wawancara khusus dengan Darwadi, Employee Relation Manager, PT TELKOM Divisi Regional V Jawa Timur. Berikut hasil wawancaranya. Bisnis Telekomunikasi dalam tahun-tahun terakhir ini berkembang luar biasa pesat dan cepat, persaingan juga luar biasa. Bagaimana TELKOM Drive V menghadapi? Kami yakin sepenuhnya dalam memenangkan persaingan sangat ditentukan kemampuan kami

dalam menghadapi perkembangan teknologi, tuntutan pasar dan perubahan selera masyarakat yang sangat dinamis. Semuanya menuntut perusahaan harus mampu beradabtasi terhadap semua tantangan dengan cepat dn cermat. Namun kami sadar, penetapan konsep-konsep bisnis yang berorientasi pada kualitas, pelayanan dan keunggulan teknologi; secara kontinyu bisa sia-sia jika tak ditopang SDM. Karena itulah manajemen melakukan transformasi terhadap penanganan aset intangiblenya (human capital). Bagaimana menyiapkan SDM agar siap menghadapi perubahan-perubahan yang sangat cepat itu? Kita tahu, perubahan ini tidak semudah yang diperhitungkan di atas kertas. Transformasi sikap mental, tidak selalu secepat perubahan itu sendiri. Ini terjadi karena budaya organisasi sebelumnya tidak lagi seiring dengan tujuan organisasi. Kondisi demikian ini membuat banyak orang jadi resisten terhadap perubahan. Padahal SDM yang kompeten sangat dibutuhkan dalam proses transformasi agar mampu bertahan dalam situasi turbulens. SDM yang dapat menerima dan menjalankan sepenuhnya nilainilai perusahaan haruslah bebas dari masalah. Dalam kenyataannya, peran para manajer lini tidak cukup kuat untuk mem back-up kendala ini, sementara HR bisa jadi tidak cukup punya informasi karena banyaknya SDM yang harus ditangani. Situasi turbulens? Itu tidak berlebihan. Akibat perubahan strategi perusahaan menjadi customer centric company membuat struktur organisasi perusahaan juga mengalami perubahan (structure follow strategy), yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan dalam strategi pengelolaan SDM. Jika tidak ditangani dengan benar, karyawan bisa pusing. Kesadaran itulah yang membuat kami mendirikan Human Resource Care Centre (HRCC). Tentu saja lembaga ini tidak langsung jadi. Lembaga itu terbentuk setelah melewati beberapa tahapan proses yang panjang. Baru pada tanggal 21 April 2006 HRCC diresmikan oleh Bapak Faisal Syam, sekarang menjabat sebagai Direktur SDM PT TELKOM. Apa yang sering dikeluhkan karyawan dalam perubahan orientasi perusahaan itu? Sekitar satu setengah tahun lalu kasus yang banyak ditangani adalah perubahan jabatan dari struktural yang kebanyakan berlatar belakang teknik ke bagian supporting ( kompetensi tidak sesuai) . Kasus less-knowledge syndrome menjadi hal yang banyak ditemui. Banyak karyawan menolak di awal penugasan lintas bidang ini. Di sinilah peran HRCC menjadi penting, karena menjadi tempat jujugan para karyawan yang tidak bisa menemukan solusi. Mereka harus dibantu untuk menemukan dan menempatkan dirinya agar siap menghadapi perubahan. Apakah juga banyak masalah pribadi dalam keluarga yang juga sering dikonsultasikan? Inti pelayanan HRCC meliputi konseling atau bantuan penyelesaian masalah terkait dengan karir, kompetensi, remunerasi, hubungan kerja maupun masalah pensiun. Namun dalam perkembangannya, penyelesaian masalah demikian tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan

saja. Latar belakang masalah pribadi dalam keluarga bisa juga menjadi pemicu timbulnya masalah dalam pekerjaan mereka. Kalau mau dirinci apa visi dan misi HRCC? Visi pendirian HRCC adalah menjadi fasilitator karyawan untuk tumbuh bersama. Kami menyadari karyawan adalah living organic yang punya hak untuk tumbuh. Memberikan pendampingan ketika dibutuhkan, akan memberikan perasaan karyawan merasa diberdayakan. Melibatkan karyawan dalam proses transformasi organisasi akan menumbuhkan kesadaran berusaha lebih baik serta upaya untuk beradaptasi dengan perubahan. Yang berikutnya, adanya kesadaran interdependesi antar karyawan baik kepada atasan, peers , maupun bawahan menjadikan tumbuhnya trust tidak hanya kepada sesama karyawan tapi juga kepada perusahaan. Karyawan merasa setiap anggota keluarga perusahaan adalah mitra bagi kemajuan perkembangan karir mereka. Tujuan jangka pendek HRCC pada awal didirikan pada tahun 2006 adalah sebagai milestone perubahan organisasi. Dengan peran sebagai fasilitator, manajemen berharap perubahan organisasi bisa diterima dan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Apakah keberadaan HRCC pernah dievaluasi? Pernah, dan begitu Bp Faisal Syam menjabat sebagai Direktur Human Capital & General Affair, HRCC diimplementasikan di Seluruh pengelola SDM Telkom Indonesia. Dari Telkom Employee Opinion Survey (TEOS) pada Agustus 2006, hasilnya menunjukkan ada peningkatan Indeks kepuasan karyawan sebesar 2,5 % dan khusus untuk parameter karir dan promosi meningkat 3,1% . Mantap sekali. Lantas dalam situasi krisis global seperti ini apa yang bisa diperangklan HRCC? Di era persaingan industri telekomunikasi yang sangat ketat dan adanya krisis global yang sedang melanda dunia Telkom dengan cepat melakukan transformasi bisnis, infrastruktur, sistem dan model operasi dan transformasi di Bidang Sumber Daya Manusia agar tetap leading di industri Telekomunikasi. Dengan adanya transformasi besar-besaran tadi yang paling berat adalah transformasi dalam bidang SDM karena harus mengupgrade kompetensi dan budaya kerja. Oleh karena itu bagi karyawan yang tidak sanggup lagi mengikuti perubahan ditawarkan opsi secara sukarela untuk pensiun dini. Bagi karyawan yang akan mengambil opsi pensiun dini akan dikonseling oleh konselor tentang kesiapannya setelah pensiun dini nanti. Program HRCC di masa krisis?

Program HR CC dimasa krisis ini adalah melakukan konseling dan pendampingan karyawan yang masih tetap tinggal di perusahaan untuk bertransformasi karena dalam transformasi ini karyawan tidak hanya diupgrade kompetensinya akan tetapi karyawan juga ditempatkan pada organisasi baru. Disamping itu HRCC akan melakukan profiling karyawan yang menyangkut minat, kecenderungan maupun kesesuaian karyawan dengan pekerjaan yang sedang ditanganinya untuk membantu manajer lini dalam mengelola stafnya. http://m.beritajatim.com/lenterabisnis.php/443

WAWANCARA H.R.O. PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk BANDUNG (LEMBONG) (HUMAN RESOURCES ORGANIZER)
A. Sejarah PT. TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT TELKOM menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. TELKOM di Indonesia.pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan Telekomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian Pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/ PTT). Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi perusahan Negara Posdan Giro (PN Pos dan Giro) dan perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional. Pada tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT)

yang terpisah dari PERUMTEL. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 PERUMTEL berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang. Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut mulai dari perusahan jawatan sampai perusahaan public. Perubahan-perubahan besar terjadi pada tahun 1995 meliputi: (1) Restrukturisasi Internal (2) Kerjasama Internal (3) Intial Publik Offering (IPO) B. Overview PT Telkom, Tbk Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Sebagai BUMN, Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas yang menguasai sebagian besar saham biasa Perusahaan sedangkan sisanya dimiliki oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange (tanpa listing). Untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam negeri maupun di tingkat global, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk bertekad melakukan transformasi secara fundamental dan menyeluruh di seluruh lini bisnis yang mencakup transformasi bisnis dan portofolio, transformasi infrastruktur dan sistem, transformasi organisasi dan sumber daya manusia serta transformasi budaya. Pelaksanaan transformasi ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya diversifikasi bisnis TELKOM dari ketergantungan pada portofolio bisnis Legacy yang terkait dengan telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed), layanan telepon seluler (Mobile), dan Multimedia (FMM), menjadi portofolio TIME

(Telecommunication, Information, Media and Edutainment). Konsistensi kami dalam berinovasi telah berhasil memposisikan Perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang berdaya saing tinggi dan unggul dalam bisnis New Wave. C. Visi dan Misi Perusahaan VISI PT. TELKOM Adapun Visi PT. TELKOM yaitu: 1. To become a leading InfoCom player in the region, maksudya adalah: PT. TELKOM Indonesia, Tbk berusaha untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik. 2. To be dominant infoCom player in the region and having strong brand equit artinya: menjadi penyedia layanan infocom yang paling dominant di Sumatera dan menjadi atau penyampai brand di bidang jasa Telekomunikasi. MISI PT. TELKOM PT. TELKOM Indonesia, Tbk mempunyai misi memberikan layanan One Stop InfoCom, dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. PT. TELKOM Indonesia, Tbk akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis. Dari misi diatas maka dapat dinyatakan bahwa :

1. PT. TELKOM Indonesia, Tbk berupaya memberikan pelayanan One Stop InfoCom yang berkualitas tinggi dengan menetapkan system management modern yang dominan pada kepuasan para pelanggan dengan harga yang kompetitif. 2. TELKOM Indonesia, Tbk memberikan layanan yang terbaik dengan

mengoptimalkan SDM yang unggul melalui manajemen modern (TQM) dan melakukan setiap kegiatan dengan teknologi yang bersifat komputerisasi. 3. Melakukan kerjasama dengan Share Holder (pemegang saham) yang saling menguntungkan secara Win-win solution melalui Business partner yang sinergi. D. Struktur Organisasi PT.Telkom, Tbk PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri atas beberapa regional dan divisi sesuai dengan lokasi dan areal kerjanya. Berikuta adalah struktur organisasi dari PT. TELKOM Indonesia, Tbk: Jenis usaha PT. TELKOM Indonesia, Tbk adalah penyelenggara jasa Telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa sistem Telepon Bergerak (STBS) sirkuit pelanggan, teleks, penyewaan transpoder satelit, VSAT (Verry Small Apenture Terminal) dan jasa nilai tambah tertentu. Pada tanggal 1 Juli 1995 organisasi PT. TELKOM Indonesia, Tbk berhasil menrekstruktur jenis jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha utama. Divisi regional sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh. Unit-unit bisnis PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri dari Divisi, Centre, Yayasan dan Anak Perusahaan. Adapun divisi yang tersedia di PT. TELKOM yaitu: 1. Divisi Long Distance 2. Carrier dan Interconnection Service 3. Divisi Multimedia

4. Divisi Fixed Wireless Network 5. Enterprise Service 6. Divisi Regional I Sumatera 7. Divisi Regional II Jakarta 8. Divisi Regional III Jawa Barat 9. Divisi Regional IV Jawa Tengah dan Yogyakarta 10. Divisi Regional V- Jawa Timur 11. Divisi Regional VI - Kalimantan 12. Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia 13. Maintenance Service Centre 14. Training Centre 15. Carrier Development Support Centre 16. Management Consulting Centre 17. Construction Centre 18. I/ S Centre 19. R and D Centre 20. Community Development Centre (CDC) A. Anak Perusahaan dan Divisi Kerja PT.Telkom, Tbk Adapun yayasan yang dimiliki PT. TELKOM yaitu : 1. Dana Pensiun (Dapentel) 2. Yayasan Pendidikan PT. TELKOM Indonesia, Tbk. 3. Yayasan Kesehatan 4. Yayasan Sandhykara Putra TELKOM (YSPT)

Adapun anak perusahaan yang dimiliki PT. TELKOM yaitu: Kepemilikan > 50% 1. PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) : Telekomunikasi (Seluler GSM) (baru) 2. PT. Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra) : Telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan) 3. PT. Infomedia Nusantara (Infomedia) : Layanan Informasi (baru) 4. PT. AriWest International (AriaWest) : Telekomunikasi Telepon Tetap (KSO-III Jawa Barat dan Banten) 5. PT. Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo) : Telekomunikasi Telepon Tetap (KSO-I Sumatera) 6. PT. Multimedia Nusantara (Metra) : Multimedia, pay special TV 7. PT. Napsindo Primatel International (Napsindo) : Network Access Point 8. PT. Indonusa Telemedia (Indonusa) : TV Cable (baru) 9. PT. Graha Sarana Duta (GSD) : Properti, Konstruksi dan Jasa (baru) Kepemilikan 20% - 50% 1. PT. Patra Komunikasi Indonesia (Patrakom) : Layanan VSAT 2. PT. Cita Sari Makmur (CSM) : VSAT dan layanan Telekomunikasi lainnya 3. PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN) : Transponder Satelit dan Komunikasi Kepemilikan < 20% 1. PT. Mandara Seluler Indonesia (MSI) : Layanan NMT Seluler dan CDMA 2. PT. Batam Bintan Telekomunikasi (Babintel) Telepon Tetap di Batam dan Pulau Bintan 3. PT. Pembangunan Telekomunikasi Indonesia (Bangtelindo) : Pengelolaan Jaringan dan B. Pengamatan Lingkungan Kerja

Kondisi lingkungan kerja disekitar PT telkom, Tbk cukup kondusif. Adanya satu lingkungan kerja yang sesuai dengan keahlian dan divisi masing-masing. Adanya pembagian jam kerja yang tepat. Siklus kerja yang teratur dan proses penilaian dari atasan ke bawahan yang berkala mengakibatkan karyawan PT telkom, Tbk terpola cukup aktif, terstruktur dan etos kerja yang baik. Adanya tempat riset juga menunjang telkom untuk berkembang lebih jauh. Selain itu adanya kesempatan bagi karyawan untuk mengmbil Strata dua S2 merupakan langkah telkom untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik. C. Wawancara Lokasi : PT. Telkom Bandung (Lembong) Alamat : Jl. Lembong Waktu : Rabu 04 Mei 2011 Pukul : 10.00-11.30 Tempat : Divisi H.R.O. PT.Telkom Bandung (Lembong) Tanya jawab wawancara: 1. Apa saja tugas yang diemban oleh H.R.O. PT.Telkom? Dan meliputi bidang apa saja? Jawab: Tugas dari H.R.O PT Telkom wilayah Lembong mengurusi masalah regional saja seperti Update data karyawan dan performansinya secara harian, mengelola fasilitas kesehatan bagi karyawan, melakukan pelatihan serta peningkatan produktivitas karyawan khusus regional bandung wilayah lembong. Untuk rekruitmen dll yang lebih luas diatur oleh Telkom pusat. 2. Bagaimana strategi H.R.O meningkatkan kinerja dan produktivitas agar sejalan dengan visi dan misi perusahaan?

Jawab: Membantu pengembangan karyawan dalam hal karier sehingga kinerja dan performansinya semakin baik, melakukan pembinaan, pelatihan dan training dalam segi mental dan skill kerja. Melakukan pengukuran reward and punishment, salah satu contoh yang ada reward dalam hal kinerja yang bagus seperti promosi naik jabatan dll. 3. Tahap-tahap dalam merealisasikannya.? Jawab: Dilakukan penilaian kinerja oleh HRD, HRD memberikan laporan dan atas usul HRD dan atasan dilakukan analisis serta pemantauan kinerja oleh tim TPKB. Apabila seseorang terbukti kinerja bagus maka akan diberikan persyaratan lain untuk meningkatkan performansi kerjanya dengan promosi jabatan. Syarat dari promosi jabatan adanya SK1, pencapaian nilai yang telah di standardisasi oleh HR dan tim TPKB mengenai performansi kerja. Selain itu adanya pertimbangan K2 (Kognitif dan Kompetensi), P2 (Performansi dan Promosi). Penilaian kinerja dilakukan tiap tahun dalam bulan Oktober dengan presentase penilaian atasan 60%, diri sendiri 10%, Tim penilai 10%, Peer 20%. Dengan begitu diharapkan kinerja karyawan akan semakin baik. 4. Kapan dan bagaimana PT.Telkom mengadakan recruitment pegawai baru? Jawab : PT.Telkom mengadakan recruitment sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan berdasarkan kebutuhan yang dianggap urgent. Dalam hal pegawai PT.Telkom mengusahakan se efektif mungkin, dan apabila kurang terlalu urgent maka yang direkrut adalah tenaga outsources. Dalam rekruitasi pegawai baru PT.Telkom bekerja sama dengan institusi kampus dalam menjamin siswa-siswa yang berprestasi dan melakukan penawaran serta seleksi lebih lanjut. 5. Bagaimana penjelasan lebih rinci mengenai sistem seleksi pegawai baru dalam PT.Telkom?

Jawab: Sistem seleksi pegawai baru PT.Telkom yaitu dengan melakukan beberpa seleksi. Setelah melakukan seleksi administratif dengan syarat IPK>3.5 bagi non teknik dan lebih dari 3.25 bagi teknik. Setelah itu dilakukan tes TOEFL dan psikotes untuk melihat kemampuan berbahasa dan kepribadian masing-masing. Setelah itu baru tes wawancara. Jika setelah tes wawancara lolos maka diadakan pelatihan/training selama 4 minggu di Jakarta dan Bandung. 6. Bagaimana peran H.R. dalam sistem staffing, performance management, compensation, Training and career development? Jawab : Staffing atau pemosisian suatu jabatan pada PT.Telkom Tbk., Staffing tergantung dari kebutuhan PT Telkom sendiri. Performance management, compensation dan training diadakan rutin tiap bulan dilakukan penilaian oleh H.R. pusat regional Sumatra-Jawa Barat. Untuk pelaksanaan training,

performance management dan compensation melibatkan manajer administrator, manajer H.R. dan employee relation. Untuk masalah career development melibatkan kinerja manajer career development and employee relation. 7. Masalah apa yang sering dihadapi H.R. PT.Telkom wilayah lembong dan bagaimana penyelesaiannya..? Jawab : Masalah kesejahteraan pegawai dan kesehatan pegawai, pengatur dana pensiun. Penilaian kinerja karyawan yang lebih baik dan performansinya. 8. Bagaimana peran serta dan strategi H.R.O PT.Telkom wilayah lembong dalam mengatur hubungan kerja dengan karyawan.? Jawab : H.R.O PT.Telkom ikut berperan aktif mengatur siklus administrasi, pengembangan karier, services dan layanan-layanan lain yang berhubungan dengan pengembangan karyawan regional bandung PT.Telkom Lembong. 9. Posisi H.R.O PT.Telkom wilayah lembong dalam struktural organisasi PT.Telkom?

Jawab: H.R.O PT.Telkom secara organisasi berada dibawah H.R. Internal, SM KR dan dalam pertimbangan pengambilan keputusan selalu meminta

pertimbangan National Direktur. 10. Bagaimana proses siklus masuk pegawai baru sampai peningkatan karir di PT.Telkom Proses perekruitan pegawai baru berdasarkan tes akademik, psikotes dll. Dalam proses peningkatan karier didasarkan pada performansi, kompetensi dan supervising dari atasan. Selain itu dilakukan penilaian tiap oktober.

Perkuat SDM, Telkom Rangkul Singtel


Achmad Rouzni Noor II - detikinet Senin, 07/07/2008 17:39 WIB Share Tweet

Ilustrasi (Ist.)

Jakarta - Demi meningkatkan kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya, PT Telkom Tbk sepakat menjalin kerjasama dengan Singapore Telecommunications Limited (SingTel). Dalam keterangan pers, Senin (7/7/2008), kerjasama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani Direktur Human Capital and General Affair Telkom Faisal Syam dan Covering Group Director (HR) SingTel Wong Sau Lin di Singapura.

SingTel, menurut Faisal Syam, adalah sebuah operator telekomunikasi dengan reputasi yang diakui secara global. Oleh karena itu, lanjutnya, kerjasama dalam bentuk internship program dengan SingTel akan memberikan nilai tambah bagi Telkom, termasuk dalam kerangka mempersiapkan SDM-SDM andal di bidang-bidang tertentu. Sasaran kerjasama untuk tahap awal meliputi bidang Account Management dan Corporate Social Responsibility (CSR). Ke depan tambah Faisal Syam, kerjasama dengan SingTel direncanakan akan dikembangkan ke bidang-bidang Risk Management, International Business dan Regulatory Management. Pengelolaan pelanggan (Account Management) merupakan bidang yang berkembang sangat pesat dan semakin penting perannya dewasa ini. Menurut Faisal, iklim persaingan di lingkungan bisnis dan industri telekomunikasi telah memacu para operator telekomunikasi untuk saling berlomba memberikan pelayanan terbaiknya kepada pelanggan, khususnya pelanggan kelas perusahaan enterprise yang masuk kelompok High-End Market (HEM). "Kami berharap langkah menjalin kerjasama di bidang pengembangan SDM dengan perusahaanperusahaan terkemuka seperti SingTel akan berdampak positif dalam memacu kinerja SDM Telkom untuk mewujudkan visi menjadikan Telkom sebagai operator terdepan di tingkat regional," pungkas Faisal Syam http://inet.detik.com/read/2008/07/07/173955/968205/319/perkuat-sdm-telkom-rangkul-singtel

Kebutuhan SDM, Apa Kata Industri? by bsi Published on March 31, 2011

Sabtu (26/3), Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) baru saja mewisuda 447 lulusannya pada Sidang Senat Terbuka Wisuda Lulusan Institut Teknologi Telkom Periode Maret 2011. Jumlah tersebut, terdiri dari 16 orang lulusan program Pascasarjana Teknik Elektro-Telekomunikasi, 8 orang lulusan program Pascasarjana Informatika, 232

orang lulusan program Sarjana Teknik Telekomunikasi, 73 orang lulusan program Sarjana Teknik Industri, 90 orang lulusan program Sarjana Teknik Informatika, 11 orang lulusan program Ahli Madya Teknik Telekomunikasi, dan 17 orang lulusan program Ahli Madya Teknik Informatika. Lalu apa kata industri tentang lulusan IT Telkom dan kebutuhan SDM? Di pertengahan Maret, perusahaan asal India yang bergerak di bidang bisnis konsultan IT bertandang ke IT Telkom untuk melakukan rekrutmen terhadap lulusan IT Telkom secara langsung. Mr. Gurbinder Singh Hira, Operation Director Tech Mahindra, mengungkapkan, Tech Mahindra mencari lulusan engineer berbasis keilmuan Komputer, Sains dan Elektronika. Untuk selanjutnya akan direkrut menjadi pegawai setelah menjalani masa seleksi dan wawancara. Kami tahu, IT Telkom menghasilkan lulusan yang baik. Mungkin kita bisa merekrutnya, ujar Gurbinder. Kebutuhan industri terhadap lulusan IT terbilang besar. Tingginya kebutuhan akan efisiensi dan efektivitas kerja menjadikan lulusan IT laris manis diburu industri. Selain itu trend IT juga cepat berubah. Minat industri terhadap trend IT banyak mengarah ke Java. Akhirnya, kami pun mencari tenaga ahli IT yang menguasai program Java, kata Allistyana Rachim, HR PT Informatika Reka Mandiri. Baginya, tak masalah fresh graduate asal bisa belajar cepat. Kepiawaian dalam berkomunikasi dan leadership dalam pekerjaan sangatlah penting dalam menunjang karir, ungkapnya. Berbeda halnya dengan keinginan PT Aero Systems Indonesia yang lebih mengharapkan calon pegawai siap kerja. Aditya Arisusetio, Senior Human Resources Officer PT Aero Systems Indonesia mengatakan, PT Aero Systems Indonesia bergerak di bidang IT. Kami membutuhkan calan pegawai siap pakai. Saat hari pertama ia kerja mereka sudah siap. kesempatan masa latihan kerja selama tiga bulan, Memang langka. Untuk mendapatkan calon pegawai siap kerja tentunya harus merekrut lulusan-lulusan dari perguruan tinggi yang berkualitas. Menurutnya, pembinaan mahasiswa yang berjaalan di IT Telkom sudah baik. Saaya berharap bisa menjalin kerjasama yang saling menguntungkan antara IT Telkom dan Aero Systems Indonesia, pungkasnya. http://www.ittelkom.ac.id/plugins/p3000_berita/printarticle.php?p2_articleid=135

Anda mungkin juga menyukai