Makalah
Disusun oleh:
Febia Putri K 1401881
Fizia Melati Sukma 1403119
Nida Sari Fadillah 1400735
Rani Rahmawati 1407069
Trianda Ferlinda 1403756
Tri Yuli Trisnawati 1400882
Viena Septiarini S. 1405029
KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN
PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan anugerah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Komunikasi Persuasif dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi
Perkantoran yang diberi oleh Dr. H. Suwatno M.Si dan Drs. Alit Sarino M.Si.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam isi
maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan penyusun. Oleh karena itu, penyusun mengaharapkan kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Penyusun
mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
3.1 Simpulan.......................................................................................................82
3.2 Saran.............................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................83
LAMPIRAN................................................................................................................85
DAFTAR GAMBAR
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan atau
pengetahuan dalam Komunikasi mengenai Komunikasi Persuasi, dan dapat dijadikan
sebagai bahan referensi tambahan dalam pembelajaran khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) Sumber (Source)
3
Sumber dasar yang digunakan dalam rangka penyampaian pesan, yang
digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat
berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.
2) Komunikator
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis,
kelompok orang, organisasi komunikasi seperti radio, surat kabar dan lain
sebagainya. Dalam penyampaian pesan terkadang komunikator dapat
menjadi komunikan dan begitu pula sebagainya.
3) Komunikan
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu
personal, kelompok dan massa.
4) Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari pada apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai
perintah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
komunikan.
5) Saluran (Channel) atau media
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima
melalui panca indera atau menggunakan media.
6) Hasil (Effect)
Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah
laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Jadi apabila sikap
atau tingkah laku orang lain tersebut sesuai dengan keinginan kita, berarti
komunikasi dapat dikatakan berhasil demikian pula sebaliknya.
Dari unsur-unsur komunikasi di atas, dapat dikatakan berlangsungnya
proses komunikasi yang dilakukan oleh komunikan dan komunikator,
komunikator menyampaikan pesan atau keinginan kepada komunikan yang
mempengaruhi komunikan sehingga komunikan menyampaikan tanggapan
atau feedback. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses komunikasi
terdapat unsur-unsur yang mendukung terjadinya proses komunikasi antara
lain yaitu sumber, komunikator, komunikan, pesan, saluran dan hasil.
4
2.1.2 Pengertian Persuasi
Persuasi merupakan suatu teknik mempengaruhi manusia dengan
memanfaatkan/menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis
dari komunikan yang hendak dipengaruhi (Devito, 2010, p. 387).
5
komunikan harus dapat memahami dengan baik mengenai pesan yang
disampaikan persuader atau komunikator. Dengan kata lain, tingkat
pengetahuan komunikan berperan sebagai kontrol atas komunikasi persuasi.
Gambar 1
Contoh Kalimat Persuasi
6
Menurut Deddy Mulyana, komunikasi persuasif adalah
suatu proses komunikasi dimana terdapat usaha untuk
meyakinkan orang lain agar publiknya berbuat dan bertingkah
laku seperti yang diharapkan komunikator dengan cara
membujuk tanpa memaksanya. Sedangkan menurut K.
Andeerson, komunikasi persuasif didefinisikan sebagai
perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah
keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain
melalui transmisi beberapa pesan (Mulyana, 2005, p. 115).
7
Gambar 2
Implementasi Komunikasi Persuasi di Sekolah
1) Kejelasan tujuan
8
khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya adalah menguatkan atau mengubah
sikap dan perilaku, sehingga penggunaan fakta, pendapat, dan himbauan
motivasional harus bersifat memperkuat tujuan persuasifnya.
9
mengubah sikap, kepercayaan, dan mengajak sasaran persuasi untuk berbuat sesuatu
sesuai yang dikehendaki persuader.
10
berupa argumen untuk menentangnya (persuader). Sasaran persuasi memiliki
berbagai macam karakter yang berbeda-beda. Dengan kata lain , persuader
memiliki kemungkinan besar menghadapi khalayak yang terinokulasi baik secara
disengaja ataupun tidak. Apabila seoarang persuader menghadapi sasaran persuasi
yang terinokulasi, maka persuader memerlukan persiapan yang matang, seperti
beberapa argumen yang dapat membalas atau menjawab argumen dari sasaran
persasi yang bersifat menentang dalam proses komunikasi yang akan dilakukan.
4. Prinsip Besaran Perubahan
Prinsip ini mengatakan bahwa semakin besar dan semakin penting perubahan
yang diinginkan persuader, maka semakin besar tantangan dan tugas persuader
untuk mencapai tujuan persuasi, yaitu mengubah sikap, opini, atau perilaku
sasaran persuasi. Sehingga persuasi diarahkan untuk melakukan perubahan kecil
atau sedikit demi sedikit terlebih dahulu dan diperlukan untuk periode yang cukup
lama.
11
Khalayak lebih memungkinkan untuk mengubah perilaku mereka apabila
perubahan yang dianjurkan khalayak merupakan perubahan kecildan bukan
perubahan besar perilaku mereka.
12
audiens akan secara aktif mencari informasi yang sesuai dan mendukung opini,
keyakinan, nilai, keputusan dan perilaku mereka dan sebaliknya audiens akan
menolak atau menghindari informasi-informasi yang berlawanan ini, keyakinan,
nilai, keputusan dan perilaku mereka.
2. Prinsip Partisipasi Audiens (The Audience Participation Principle)
Prinsip ini menyatakan bahwa daya persuasif suatu komunikasi akan semakin
efektif manakala audiens berpartisipasi secara aktif dalam proses komunikasi
tersebut. Bentuk partisipasi dapat dalam berbagai bentuk dan aktivitas, seperti
dalam menentukan tema, dalam presentasi, membuat slogan, dan lain-lain.
3. Prinsip Suntikan (The Inoculation Principle)
Prinsip ini meyatakan bahwa apabila audien telah memiliki pendapat dan
keyakinan tertentu, maka tehnik pembicaraan biasanya dimulai dengan
memberikan pembenaran dan dukungan atas keyakinan dan pengetahuan yang
dimiliki audiens.
4. Prinsip Perubahan yang Besar (The Magnitude if Change Principle)
Prinsip ini menyatakan bahwa semakin besar, semakin, cepat dan semakin
penting perubahan yang ingin dicapai, maka seorang persuader mempunyai tugas
dan kerja yang lebih besar, sehingga komunikasi yang dilakukan membutuhkan
perjuangan yang lebih besar pula.
Prinsip tersebut sama persis dengan prisip yang telah dikemukakan oleh
Littlejohn dan Jabusch sebelumnya, bahwa dalam melakukan dakwah yang
menggunakan teknik komunikasi yaitu persuasif ternyata ke-empat prinsip persuasif
tersebut digunakan dalam pelaksanaan dakwah yang penyampaiannya bersifat
persuasif.
Kemudian dalam buku Opini Publik (Olii & Erlita, 2011, p. 63), dijelaskan
bahwa beberapa tahun terakhir sebagai hasil penelitian eksperimental ilmu-ilmu
sosial, diketahui empat prinsip persuasi sebagai berikut.
1. Prinsip Indentifikasi
Pesan yang harus disampaikan harus disusun dengan memperhatikan kepentingan
khalayak. Kebanyakan orang mengabaikan ide, opini, atau sudut pandang orang
13
lain, sekalipun diketahui akan mempengaruhi hasrat, rasa takut, dan harapan
pribadi seseorang.
2. Prinsip Tindakan
Jarang orang menerima gagsan yagn terpisah dari tindakan, baik tindakan oleh
penganjur ide maupun ide yang diyakini bisa membuktikan kebenaran ide itu.
Walaupun saran tindakan yang diberikan, orang cenderung menganggap enteng
himbauan untuk mengerjakan tindakan itu.
3. Prinsip Familiaritas dan Kepercayaan
Kita hanya menerima ide yang disampaikan orang yang kita percaya atau
organisasi yang kita anggap terperecaya. Sekalipun pendengar mempercayai
pembicara, dia mungkin tidak mendengar dan mempercayai informasi yang
disampaikannya.
4. Prinsip Kejelasan
Untuk berkomunikasi kita harus menggunakan kata-kata atau simbol yang
dipahami dan mendapat respons pendengar.
14
2.3 Tahap Komunikasi Persuasif
15
dahulu. Lalu perhatikan jawabannya seperti, apa dia sedang
relaks atau pun dia ingin langsung saja membicarakan intinya
saja. Jangan anggap bahwa orang selalu ingin berbasa-basi
atau bicara bisnis dan bukan masalah lainnya. Keadaan bisa
berubah, dan kita sebagai komunikator harus memberikan
respons sesuai dengan keadaan.
d. Ucapan pujian
16
e. Niat baik
f. Reputasi
2) Mengajukan pertanyaan
17
Bagaimanakah bentuk 20 piringan satelit bila dilihat dari
dekat? 20 piringan satellite yang kesemuanya berbentuk
bulat dan terletak berdekatan, tentu tidak tampak
menarik.
Kemudian jika ide-ide lebih dapat dipahami kita harus menggunakan alat
bantu yang namanya audio visual yang dimana agar seseorang lebih paham
18
dengan apa yang dijelaskan atau dibicarakan. Misalnya kita memberitahu
bagaimana cara menggunakan dasi yang baik, jadi bilamana diperlukan,
berilah gambaran, contoh dan ilustrasi. Lalu ada bahasa, nahasa yang
digunakan sedemikian rupa agar lawan bicara bisa mengerti, sebisa mungkin
hindari kata-kata atau ungkapan yang dapat menimbulkan kerancuan.
Mengapa kita harus menciptakan atau menjadikan ide itu menarik, karena
di dalam komunikasi persuasive ide yang menarik itu penting karena untuk
mempengaruhi komunikan agar komunikan tersebut tertarik dengan apa yang
komunikator bicarakan.
Dalam hal ini ada tiga cara untuk menjadikan ide ini meyakinkan:
19
Seperti telah kita ketahui, biasanya orang tidak akan bertindak tanpa
mempertimbangkan konsekuensinya. Mereka mungkin punya kebutuhan yang
bertentangan, seperti misalnya tamu dalam suatu pesta yang tak mau
menyinggung perasaan tuan rumah, sehingga mereka tetap mengenakan jas
walaupun sangat panas dan tidak nyaman. Namun selain itu ada alasannya
mengapa bantahan itu timbul:
20
dengan jelas dan logis, melainkan saling mengkritik akhirnya tentu sudah
dapat kita duga sendiri.
Mengendalikan diri cukup mudah bila kita menematkan diri pada posisi
orang tersebut pada saat ia mengemukaan kelemahan di dalam tawarannya.
Bila kita berperan sebagai dia, tentu kita ingin agar kita mendengarkan pokok
pandangan kita, mempertimbangkannya, dan menyadari bahwa pokok yang
diajukan memang masuk akal bahkan sebelum dia menjawabnya. Selain itu
kita juga dapat menerapkan hal yang sama jika timbul bantahan, tetaplah
kendalikan diri, biarkan dia mempertimbangkan jawaban kita dengan tenang
dan rasional. Kemudian adapun juga bantahan yang diajukan, hanya ada tiga
hal yang dapat dilakukan, dengan mengingat analogi pertimbangan yakni:
1) Jelaskan bahwa bantahan ini keliru atau tidak tepat dan hilangkan
kekurangan dari sisi keseimbangan minus.
2) Jelaskan bahwa dia memberikan efek yang berlebihan dan kurangi
kekurangan pada segi minus.
3) Setuju, namun pada bantahan ini seringkali banyak yang berbohong atau
berpura-pura setuju. Bila bantahan nya jujur maka dia tidak akan
menanyakan hal yang lain, namun jika bantahan itu mengada-ngada, maka
dia harus memikirkan alasan lain untuk tidak setuju.
c. Jenis bantahan
1) Ketakutan
Masalahnya, lawan bicara percaya bahwa ide-ide kita mempunyai
kelemahan. Maka dari itu kita harus menujukan bahwa ketakutan seperti
itu dapat dipahami namun tidak beralasan.
21
Jalan keluarnya, tekankan unsur yang akan menghilangkan ketakutan.
Catat contoh-contoh situasi serupa di mana ketakutan timbul namun tak
terbukti.
2) Kebiasaan
Masalahnya, bertindak berdaarkan kebisaan memang menyenangkan
karena tidak perlu banyak berpikir. Orang tidak akan mengubah kebiasaan
mereka kecuali mereka dapat melihat manfaatnya. Oleh karena itu
tujuannya tentu saja adalah member alasan dari sudut pandangnya
sehingga dia merasa perlu mempertimbangkan ulang.
Jalan keluarnya, tekankan keuntungan tawaran kita. Kemudian ikuti
dengan menunjukkan keuntungan tawaran kita untuk memperlihatkan
bahwa kebutuhannya akan lebih dapat terpenuhi.
3) Informasi yang keliru
Masalahnya, lawan bicara mendapat informasiyan keliru atau salah
pengertian dalam memahami penjelasan mengenai sebagian aspek ide
sehingga perlu dikoreksi tanpa membuatnya tampak bodoh.
Jalan keluarnya, jangan buat lawan bicara nya itu malu. Tak ada ruginya
memberikan pendekatan ini, sehingga ketika kemudian kita mendengarkan
tanpa merasa jengkel.
4) Rincian
Masalahnya, lawan bicara tampak dapat menerima prinsip tawaran kita
tetapi melihat permasalahan dalam penerapannya.
Jalan keluarnya, cari tahu apakah alasan itu jujur atau tidak. Tunjukkan
bagaimana dia dapat mengurangi seminimal mungkin masalah
penempatan. Tawarkan bantuan, berikan contoh apa yang sudah dilakukan
di lain tempat untuk menunjukan bagaimana rintangan dengan mudah
dapat diatasi.
5) Ide yang lebiih baik
Masalahnya, implikasinya adalah bahwa sesuatu, mungkin ide orang lain
dirasakan lebih baik atau dengan kata lain, perubahan di lain waktu akan
lebih baik. Tugas kita adalah mencari tahu alasannya dan menangani
22
alasan sebenarnya di balik komentar itu. Ini mungkin termasuk kategori
ketakutan, kebiasaan atau lainnya.
Jalan keluarnya, tanyakan mengapa kemudian, tergantung jawabannya,
gunakan pendekatan yang sesuai untuk menjawab pokok permasalahan
yang sesungguhnya.
6) Pihak yang berwenang
Masalahnya, ini mungkin terjadi bila melibatkan sejumlah orang dan kita
mungkin tidak berbicara pada orang yang tepat.
Jalan keluarnya, kita harus mempengaruhi orang tersebut baik secara
langsung atau secara tidak langsung.
7) Biaya
Masalahnya, dalam hal ini tawaran dianggap tidak sesuai dengan biaya
atau upaya yang harus dikeluarkan.
Jalan keluarnya, kita harus menjelaskan apa yang dimaksud dengan nilai
bagi si pembeli, sehingga kita dapat memuaskan perhatian pada kebutuhan
yang sesungguhnya.
8) Keluhan
Kategori bantahan ini agak berbeda, karena didasarkan pada keluhan di
masa lalu dan bukan tawaran yang sekarang. Keluhan seperti ini perlu
ditangani secara berbeda.
Masalahnya, lawan bicara merasa bahwa dia pernah menderita, jengkel,
menginginkan tindakan, dan berharap kita bisa melakukan sesuatu.
Jalan keluarnya, jangan mencari-cari alasan atau menyalahkan orang lain,
karena hanya akan membuat mereka semakin kesal.
4. Keputusan untuk bertindak
23
bertindak. Mereka cenderung akan bertindak demikian bila
dalam pertemuan awal kita telah mengidentifikasi, mencari tahu
dan menyetujui kebutuhan mereka, kemudian dalam
mengutarakannya, kita mengemukakan ide-de dengan cara yang
lebih menarik misalnya, meyakinkan dapat dipahami, dan bila
timbul bantahan kita harus bisa mengendalikan diri dan
memberikan jawaban yang memuaskan lawan bicara.
24
Pada tahap dimana pertanyaan harus diajukan, pertama-
tama kita harus mengetahui bahwa tahap ini telah dicapai
dengan melihat isyarat-isyarat sebagai pertanda dan yang
kedua, menggunakan teknik-teknik yang berbeda untuk
mengajukan pertanyaan akhir, sesuai dengan lawan bicara.
Kemudian di dalam keputusan untuk bertindak kita harus
mengetahui terlebih dahulu mengenai:
a. Tanda-tanda persetujuan
25
tinggal bertanya. Sesungguhnya tahap ini bisa kita hindari.
Kemudian ada saat-saat yang terasa canggung pada waktu
kita menghindari tahap ini, yakni disaat kita tidak bisa berkata
apa-apa lagi kecuali meminta persetujuan. Satu-satunya yang
perlu dipikirkan adalah bagaimana cara yang benar untuk
mrngajukan pertanyaan.
1) Permintaan langsung
Didalam permintaan langsung ini dianalogikan kepada
seorang sekertaris dapat menggunakan cara ini terhadap
atasannya yang suka mengambil keputusan. Namun
demikian ada risiko, bahwa dia akan berkata tidak atau
akan kupikirkan. Bila dia menjawab demikian maka
sekertaris tersebut hanya harus bertanya mengapa
sehingga dia bisa menghadapimya dan mendapatkan
persetujuan.
2) Perintah
Sebagian orang merasa sulit untuk mengambil keputusan
atau mereka menghormati penilaian kita dan lebih
respontif terhadap bentuk perintah daripada permintaan.
Dalam hal ini pernah dikaitkan dengan keuntungan.
3) Manfaat langsung
Ada situasi dimana dengan bertindak cepat, kita dapat
meraih keuntungan, sementara penundaan dapat
menyebabkan masalah cukup besar. Bila hal ini terjadi kita
dapat menggunakan pendekatan pendekatan manfaatan
segerauntuk mendorong mereka agar segera mengambil
keputusan.
4) Alternative
26
Terkadang kita menyadari bahwa ada sejumlah pilihan,
sebagian besar di antaranya dapat diterima oleh kita.
Dengan menawarkan alternative-alternatif ini, kita
memberi kesempatan bagi pelanggan untuk menentukan
pilihan yang disukainya.
5) Referensi pihak ketiga
Selama diskusi, kita mungkin menemukan apakah lawan
bicara tertarik atau merasa yakin oleh kenyataan bahwa
organisasi atau individu lain yang dia hormati telah
merasakan manfaat dari rekomendasi kita. Bila demikian,
kita dapat mengajukan pertanyaan akhir dengan memakai
salah satu cara yang tadi.
Kesimpulannya :
Asumsi :
27
Komunikasi persuasif dilakukan dengan menggunakan cara-cara halus dan
manusiawi sehingga komunikan dapat menerima dan melaksanakan dengan sukarela
sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan. Dalam hal ini, seorang guru dalam
berkomunikasi harus menggunakan cara-cara yang luwes dengan pendekatan
kemanusiaan. Untuk keberhasilan komunikasi persuasif terdapat tahap-tahap yang
harus diperhatikan. Hal ini ditegaskan Onong U. Effendi (Effendy, Dinamika
Komunikasi, 2008, p. 25) yang mengatakan bahwa: Tahapan tersebut dikenal dengan
A-A procedure atau from attention to action procedure melalui formula AIDDA
singkatan dari Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision
(keputusan), dan Action (tindakan).
Gambar 3
Tahap Komunikasi Persuasi
28
komunikan dapat langsung mengambil keputusan untuk melakukan suatu tindakan
sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator.
Contoh mengenai kegiatan yang ditimbulkan berlangsung
lama sejak dimulainya proses komunikasi adalah penerapan
tentang Keluarga Berencana. Kegiatan beranak hanya dua
sebagaimana diharapkan komunikator, tidak mungkin diketahui
pada waktu kampanye dilancarkan, memerlukan waktu bertahun-
tahun. Tetapi dalam komunikasi seperti itu, pernyataan komunikan
dalam bentuk kesanggupan untuk melakukan seruan komunikator
untuk beranak hanya dua, dapat dianggap cukup memadai.
29
Berikut ini merupakan contoh sebuah slogan yang dapat
mempengaruhi masyarakat:
Gambar 4
Contoh Iklan Persuasif
30
2.3.2 Model-model dalam Proses Persuasi
(Suprapto, 2009, pp. 28-33) Teori-teori yang berhubungan dengan cara
komunikasi massa mempengaruhi komunikasi individu telah menumbuhkan usaha-
usaha lain untuk menyusun konsep yang berhubungan dengan manipulasi melalui
pesan-pesan komunikasi. Contoh mengenai hal ini adalah usaha-usaha iklan untuk
membujuk konsumen agar membeli barang yang ditawarkan. Lebih jelas lagi adalah
kampanye partai politik yang berusaha agar informasi yang telah dimanipulasikan
sedemikian rupa dapat mengubah perilaku atau pendapat para pemilih.
31
Penting sekali untuk mengetahui cara berlangsungnya proses persuasi. Pada
umumnya dalam proses persuasi dikenal dua model proses persuasi.
1. Model Psikodinamik
Model pertama dari proses persuasi disebut model psikodinamik. Model
ini didasarkan pada teori perbedaan-perbedaan individu dalam pengaruh
komunikasi massa. Menurut model ini, pesan-pesan komunikasi akan efektif
dalam persuasi apabila memiliki kemampuan psikologis mengubah minat atau
perhatian individu dengan cara sedemikian rupa, sehingga individu dengan
cara sedemikian rupa, sehingga individu akan menanggapi pesan-pesan
komunikasi sesuai dengan kehendak komunikator. Dengan kata lain, kunci
keberhasilan persuasi terletak pada kemampuan mengubah struktur psikologis
internal individu sehingga hubungan psikodinamik antara proses internal yang
laten (motivasi, sikap, dan lain-lain) dengan prilaku yang diwujudkan
sesuaikan dengan kehendak komunikator. Contoh yang umum adalah
kampanye melalui media massa yang bertujuan untuk mengurangi
diskriminasi rasial (perilaku yang jelas) dengan mencoba untuk mengurangi
prasangka-prasangka rasial (proses psikologis). Contoh lain adalah usaha
untuk mempromosikan obat-obatan manjur (tindakan terbuka) dengan cara
menumbuhkan rasa takut terhadp penyakit (proses psikologis). Secara
sederhana, model psikodinamik dari proses persuasi dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Alternatif Perubaha
Pesan- proses n yang
pesan psikologis terjadi
persuasif yang laten dalam
wujud
Model psikodinamik berkembang atas dasar teoritis maupun empiris.
Teori-teori yang penting mengenai motivasi, persepsi belajar bahkan
psikoanalisis telah memberikan jalan bahwa sikap, opini, rasa takut, konsep
diri, persepsi, dari kredibilitas sumber serta beberapa variabel yang
32
berhubungan erat dengan persuasi. Sekalipun validitas model psikodinamik
dalam proses persuasi belum sepenuhnya teruji, namun hal tidak berarti
bahwa model ini tidak benar.
Pada 1948, Benard Berelson memerhatikan bahwa teori-teori
mengenai keperkasaan media massa sebagian besar telah ditinggalkan. Ia
mencoba untuk merumuskan lima faktor pokok yang patut menjadi perhatian
dalam penelitian komunikasi. Menurut berelson, formulasi yang tepat bagi
tujuan penelitian komunikasi adalah jenis-jenis komunikasi yang menyangkut
isu tertentu akan menarik perhatian orang-orang tertentu yang berada dalam
kondisi tertentu dan menghasilkan pengaruh-pengaruh tertentu. Formulasi
berelson tersebut membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana
sebenarnya pengaruh komunikasi dalam melancarkan isu tertentu dan
menyampaikan sesuai cara yang diinginkannya, tetapi tidak dapat mengetahui
atau menguasai secara langsung prasangka, presisposisi-predisposisi serta
kemauan audience-nya. Dengan demikian, independen variable (pesan-pesan
dalam bentuk isu tertentu yang disampaikan dengan cara yang dikenal
audience) pengaruhnya akan berubah terhadap dependen variable (effects)
karena adanya intervening variable (orang-orang tertentu).
Teori perbedaan individu dalam pengaruh komunikasi massa
membawa kita pada perumusan model psikodinamik dari proses persuasi. Hal
tersebut bukan datu-satunya model yang pernah diuji. Selain itu, dikenal pula
penggabungan teori hubungan sosial dengan teori norma budaya yang
menghasilkan model sosial budaya dari proses persuasi. Variable sosial
budaya telah lama diakui para peneliti komunikasi dan ahli-ahli ilmu sosial
lainnya sebagai salah satu faktor yang terpenting dalam menentukan sikap
masyarakat dalam menerima ide baru. Akan tetapi, cara melibatkan variabel
tersebut ke dalam pesan-pesan untuk mempermudah persuasi tampaknya
belum banyak mendapat perhatian. Kenyataannya teori-teori yang ada
mengenai persuasi, adopsi dan inovasi, interaksi serta variabel-variabel
33
budaya pada umumnya dianggap sebagai hambatan usaha mencapai persuasi
atau adopsi. Paling tidak harus diakui bahwa pola perilaku individu tidak
dapat ditafsirkan secara tepat hanya atas dasar variabel psikologi individu
semata-mata. Apalagi jika individu bersikap dalam lingkungan sosialnya.
Untuk menjelaskan, memperkirakan, atau memanipulasi perilaku individu,
haruslah disusun suatu referensi atas dasar norma sosial, peranan, kontrol
sosial, nilai-nilai, harapan, kepercayaan agar perilaku tersebut dapat
dimengerti depenuhnya.
Proses sosial budaya cepat timbul pada kegiatan individu. Proses
tersebut menentukan ke arah dari kegiatan tersebut sehingga akibatnya dapat
diduga lebih dulu. Kegiatan tersebut bahkan dapat bertentangan dengan
predisposisi individu.
2. Model sosial budaya
Model sosial budaya dalam proses persuasi didasarkan pada anggapan
bahwa pesan-pesan komunikasi massa dapat digunakan untuk mengarahkan
individu agar menerima gejala yang telah didukung kelompok. Hal itu sebagai
dasar individu untuk bertindak. Model sosial budaya dalam proses persuasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
Membentuk
Batasan batasan
Pesan yang Menghasilka
(batasan (definisi)
persuasif n perubahan
kembali) untuk
perilaku
proses sosial perilaku
budaya sosial bagi
kelompok anggota
kelompok
34
Kampanye persuasi yang dilakukan memanfaatkan model
psikodinamik maupun model sosial budaya. Umumnya badan amal tidak
memanfaatkan komunikasi massa saja, tetapi juga bentuk komunikasi lain.
Dalam rangka mengumpulkan dana tidak semua individu bersimpati pada
kampanye yang dilakukan oleh suatu badan amal sebab ia hanya bersedia
memberikan dana pada badan amal yang menjadi favoritnya. Walaupun sikap
tidak bersedia memberikan dana pada badan amal yang bukan menjadi
favoritnya bertentangan dengan predisposisinya. Individu mempunyai alasan
untuk bertahan pada pendiriannya. Bagaimanapun individu tersebut akan
diajak untuk memberikan dananya melalui kampanye.
Langkah pertama dalam kampanye adalah menguntungkan (melalui
media massa) bahwa masyarakat membutuhkan dana khusus yang harus
dikumpulkan oleh badan amal. Dengan demikian, suatu tujuan telah
digariskan disertai cara-cara mencapainya yang disebarluaskan agar diketahui
masyarakat. Tujuan tersebut dirumuskan oleh pengurus badan amal atas dasar
dukungan sebagian besar anggota masyarakat. Kesan dukungan masyarakat
tersebut ditumbuhkan dengan memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat untuk
ikut serta dalam usaha kampanye tersebut. Media massa berperan sebagai
pendukung kampanye.
Langkah lain yang dapat ditempuh adalah menetapkan tema kampanye
yang menyentuh hati masyarakat. Misalnya dinyatakan bahwa pembagian
yang adil (fair share) dalam wujud menyisikan sebagian kecil
penghasilannya untuk kepentingan amal merupakan perbuatan terpuji. Tema
ini harus disebarluaskan juga oleh media massa. Ide pembagian yang adil
mempunyai pengertian sosiologis. Bagi individu tema ini dirasakan sebagai
suatu norma yang harus dijalankannya sebagai anggota masyarakat, tidak ada
seorang individu pun ingin dikenal sebagai tidak adil (unfair). Dengan
demikian, berarti individu menentang nilai-nilai sosial seandainya tidak
berpartisipasi dalam mengumpulkan dana. Melalui tema ini individu merasa
35
didorong untuk menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku, sehingga
tanpa segan-segan mereka bersedia memberikan dananya.
Dengan menggunakan media massa secara tepat serta memanfaatkan
norma-norma soasial budaya yang mengena, maka kampanye semacam
iniakan berhasil dengan baik. Sekalioun ilustrasi tersebut menyangkut strategi
sosial budaya tidak secara khusus membicarakan media massa. Misalnya
melalui televisi, siaran-siaran komersial yang dilandaskan pada strategi sosial
budaya menggambarkan kebanggan seseorang yang mengisap merek rokok
tertentu atau keanggunan seseornag wanita yang memakai merek parfum
tertentu. Semuanya disampaikan secara menarik sesuai dengan pengenalan
komunikasi terhadap situasi audience.
Masih banyak cara yang dapat ditempuh dalam rangka proses persuasi.
Model psikodinamik maupun sosial budaya dapat dikaitkan dengan teori-teori
yang berhubungan dengan pengaruh komunikasi sehingga dalam mengukur
pengaruh tersebut variabel-variabel yang berhubungan dengan model persuasi
ikut diperhitungkan.
Adapun Model proses persuasi terbaru berakar pada model respon kognitif
Greenwald. Model Greenwald, yang menyebutkan bahwa perubahan sikap
dimediasikan oleh pemikiran-pemikiran yang terjadi di benak penerima pesan,
berkembang dari ketidakpuasan Greenwald terhadap pendapat Hovland bahwa
semuaperubahan sikap berdasarkan pada pembelajaran. Greenwald berpendapat
bahwa daya tahan sebuah pesan dan penerima sebuah pesan adalah dua hal berbeda-
seseorang dapat mempelajari dalam sebuah pesan tanpa mengalami perubahan sikap.
Dia mengemikakan bahwa dalam kasus persuasi tertentu penerima pesan
mempertimbangkannya, menghubungkannya dengan sikap-sikap, pengetahuan, dan
perasaan yang ada. Dalam melakukan hal itu, penerima pesan mngulang-ngulang
materi kognitif yang telah tersimpan. Model Greenwald menyebutkan bahwa respon
36
kognitif terhadap sebuah pesan persuasif itu merupakan sebuah bagian penting proses
presuasi yang seharusnya tidak diabaikan.
Model-model utama proses persuasi adalah teori pemprosesan informasi
(information processing theory) McGuire (1960) dan dua model proses ganda-model
kemungkinan elaborasi (elaboration likelihoofd model) Petty dan Cacioppo (1986)
dan model sistematik-heuristik (heuristic-systematic model) Chaiken, Liberman, dan
Eagly (1989). Model-model tersebut memiliki kesamaan karakteristik berikut:
Selain itu, dua model proses ganda menyebutkan bahwa setiap individu yang
menerima pesan persuasif memiliki dua prosedur mental yang berbeda untuk
memproses pesan tersebut.
37
diatas. Variable seperti kecerdasan, misalnya, mungkin mengakibatkan kecilnya
pengaruh, Karena semakin cerdas seseorang akan semakin mampu mendeteksi cacat
dalam sebuah argumaent dan lebih suka memegang opini yang berbeda dengan yang
lain. Tetapi mungkin lebih menarik perhatian karena semakin cerdas seseorang
semakin besar ketertarikannya pada dunia luar.
38
banyak sampai 12. Pada karya lain, sepertiartikelnya tahun 1989, McGuire juga
memahas peranan variable-variabel independen/bebas.
Model Sistematik-Heuristik
39
para pakar yang dapat dipercaya. orang-orang menarik yang popular dan
tindakan-tindakan orang yang yang merefleksikan sikap mereka.
Ketika rute sentral emnuju persuasi adalah aktif, amak penerima dikatakan
terlibat dalam elaborasi tinggi. Apabila yang aktif adalah rute eksternal, berate
penerima terlibat dalam elaborasi rendah. Elaborasi merujuk pada kerja kognitid yang
terjadi dalm pemerosesan sebuah pesan persuasive. Petty dan Cacioppo (1986 hlm. 7)
mengatakan bahwa elaborasi merujuk pada keberadan yang dipikirkan oleh
seseorang secara cermat mengenai informasi yang relevan dengan masalah yang ada.
Elaborasi merliputi perhatian secara hati-hati terhadap paparan, usaha mengakses
informasi yang relevan (dari memori atau sumber-sumber eksternal), pengamatan dan
pengambilan keputusan tentang argument, penarikan kesimpulan tentang argument-
40
argumen yang baik dan pencapaian evaluasi menyeluruh terhadap posisi yng
direkomendikan.
Proses dapat terjadi di bawah elaborasi tinggi maupun elaborasi rendah, atau
di antara keduanya, tetapi model itu menyebutkan bahwa proses perubahan diikap
akan sangat berbeda pada masing-masing tingaktan elaborasi. Ketika persuasi terjadi
melalui rute sentral, biasanya dikarenakan argument-argument berkualitas tinggi
dipresentasikan secara kuat. Dengan rute sentral, besar kemungkinan terjadi persuasi
Komunikasi
Pergeseran sikap Persasif
periferal Sikap yang berubah relative sementara, mudah terpengaruh oleh kontra-persuasi, dan
apabila penerima digiring memiliki pemikiran-pemirkian positif secara umum tentang
posisi yang dianhutkan. Sehingga pertanyaan kuncinya adalah, faktor-faktor apa yang
menggiring penerima pesan untuk memiliki pemikiran-pemikiran positif atau
Termotiasi untuk Meproses?
(relevan,negative tentangPengetahuan,
Pengulangan, posisi yang direkomendasikan?
dl) Tampaknya ada dua faktor penting.
Pertama adalah kesesuaian antara posisi awal penerima ya
tidak
ya
Kemampuan untuk memproses? Apakah proses periferal berjalan?
(Identifikasi
(Ganguan, Pengulangan, Pengetahuan, dll) dengan sumber, pengunaan heuristic, teori keseimbangan, d
tidak
ya
Apakah sifat dari pemprosesan?
tidak
(Kualitas Argumen, Sikap Awal, dll)
ya ya
h ad perubahan dalam struktur kogniti (Latihab berpikir, Waktu refleksi, dll)
n
elative bertahan lama, tahan terhadap kontra-persuasif dan tingkah laku yang dapat ditebak
41
Gambar 5
Model Kemungkinan Elaborasi Persuasi
42
Sebuah contoh pesuasi melalui rute eksternal mungkin adalah seseorang yang
ingin mengunakan hal pilih pada pemilihan daerah atau nasional tetapi tidak ingin
meluangkan watku untuk mengumpulkan informasi tetntang semua kandidat dan
dampai pada keputusan asal. Orang seperti tiu bisa mendapatkan dukungan terhadap
kandidat dari editorial Koran local dan memilihh begitu saja berdasarkan daftar.
Atau , seseorang mugnkin memilih tiket partai langsung, memberikan suara untuk
semua kandidat Demokrat atau semua kandidat partai Republik. Dalam kasus-kasus
ini, aturan keputusan yang dipakai adalah pilih jalan yang telat direkomendasikan
sumber terpercaya ini.
Jenis faktor apa uang menentukan rute yang akan diambil, sentral atau
eksternal? Dua faktor utama mempengaruhi tingkat elaborasi membantu menjelaskan
berbagai penelitian perubahan sikap dengan menyatukan penelitian-penelitian itu ke
dalam model yang sama. Kita mulai melihat bahwa model-model persuasi, seperti
model kreadibilitas sumber, dua-duanya bisa benar. Model itu juga membantu kita
merekonsiliasikan hasil-hasil penelitian faktor yang sama dalam persuasi yang
bertentangan. Permasalahannya mungkin adalah sumber kreadibilitas-tinggiakan
menggiring pada perubahan sikap dalam satu situasi tetapi tidak dalam situasi lain
apaila perubahan sikap terjadi melalui rute eksternal dalam satu situasi dan rute
sentral dalam situasi dan rute sentral dalam situasi lain.
43
menerima suatu paham atau keyakinan , melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan dan lain sebagainya.
1. Teknik Asosiasi
2. Teknik Integrasi
3. Teknik Ganjaran
44
Jadi, jika pay-of technique menjanjikan ganjaran (rewarding),
fear arousing technique menunjukan hukuman
(punishment).Sehingga teknik ganjaran dapat menimbulkan
kegairahan emosional, sedangkan fear arousing dapat menimbulkan
ketegangan emosional.
5. Teknik Tataan
45
Berikut ini adalah contoh iklan persuasif yang menggunakan
teknik tataan:
Gambar 6
Contoh Iklan Persuasif Dengan Teknik Tataan
46
1. Kesan Pertama
47
jual, meskipun belum tentu sang sales menderita bau badan
akibat dari produk yang dijualnya tersebut.
2. Menarik Empati
3. Membangun Kreadibilitas
48
komunikator menjadi seorang yang lebih ahli dalam suatu
bidang, maka komunikan akan bisa lebih terpengaruh ketika
sang komunikator melakukan persuasi terkait bidang
keahliannya tersebut.
4. Memotivasi
49
mentraktir makanan, atau bahkan waktu yang diberikan
komunikator untuk sekadar mendengarkan keluhan-keluhan
komunikan. Melalui strategi ini, komunikan biasanya akan
mau menuruti harapan komunikator tanpa perlu lagi dipaksa.
50
terjadi?Padahal tujuan kita menggunakan etika adalah untuk
mencoba menghargai khalayak.
51
dalam dimensi benar-salah, melibatkan pengaruh yang berarti
terhadap manusia lain, sehingga komunikator secara sadar memilih
tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dan cara-cara komunikasi
guna mencapai tujuan tersebut. Apakah seorang komunikator
bertujuan menyampaikan informasi, meningkatkan pemahaman
seseorang, memudahkan keputusan yang bebas pada orang lain,
menawarkan nilai-nilai yang penting, memperlihatkan eksistensi
dan relevansi suatu persoalan sosial, memberikan sebuah jawaban
atau program aksi atau memicu pertikaian dan persoalan etika yang
potensial terpadu dalam upaya-upaya simbolik sang komunikator.
Demikianlah keadaannya pada sebagian besar komunikasi pribadi,
baik komunikasi antara 2 orang, dalam kelompok kecil, dalam
retorika gerakan sosial maupun dalam hubungan masyarakat.
52
menurut etika.Kita mungkin terlalu menekankan pemahaman
tentang sifat dan efektivitas teknik, proses dan metode komunikasi
dengan mengorbankan perhatian pada masalah etika tentang
penggunaan teknik-teknik seperti itu. Kita harus menguji bukan
hanya bagaimana, melainkan juga apakah kita secara etis harus ,
memakai berbagai macam metode dan pendekatan.
53
3. Tidak diperkenankan menyatakan diri sebagai ahli pada subyek
tertentu, padahal bukan ahlinya. Tidak diperkenankan juga
mengaku telah diberi informasi oleh ahlinya padahal tidak.
4. Tidak diperkenankan untuk mengajukan hal-hal yang tidak
berkaitan untuk mengalihkan perhatian dari isu yang sedang
menjadi perhatian. Di antara hal-hal yang paling sering
digunakan untuk mengalihkan perhatian adalah perilaku sengaja
menyerang karakter individu yang menjadi lawannya,
pembelaan dengan menggunakan kebencian dan (bigotry)
sebagai alasan.(Innuendo), penggunaan istilah "Tuhan" atau
"setan" yang dapat menyebabkan/ mengundang keadaan tegang
namun tidak mencerminkan reaksi positif atau negatif yang
sebenarnya.
5. Tidak diperkenankan untuk meminta kepada target sasaran
(pembaca/ pemirsa) untuk mengaitkan ide atau proposal yang
diajukan dengan nilai-nilai yang emosional, motif-motif tertentu,
atau tujuan-tujuan yang sebenarnya tidak ada kaitannya.
6. Tidak diperkenankan untuk menipu khalayak dengan
menyembunyikan tujuan sebenarnya, atau kepentingan pribadi/
kelompok yang diwakilkan, atau menggunakan posisi pribadi
sebagai penasehat saat memberikan sisi pandang tertentu.
7. Jangan menutup-nutupi, membelokkan, atau sengaja
menafsirkan dengan salah angka, istilah, jangkauan, intensitas,
atau konsekuensi logis yang mungkin diakibatkan di masa
depan.
8. Tidak diperkenankan untuk menggunakan pembelaan emosional
yang tidak disertai bukti, latar belakang, atau alasan yang tidak
dapat diterima apabila target penerima memiliki kesempatan
dan waktu untuk menyelidiki subyek tersebut sendiri kemudian
menemukan sesuatu yang lain/ bertentangan.
54
9. Tidak diperkenankan untuk menyederhanakan sebuah situasi
yang yang sebenarnya kompleks, sehingga terlihat sebagai
hitam dan putih saja, hanya memiliki dua pilihan atau
pandangan, dan (polar views).
10. Tidak diperkenankan untuk mengaku sebuah kepastian sudah
dibuat padahal situasinya masih sementara, dan derajat
kemungkinan situasi masih dapat berubah sebenarnya lebih
akurat.
11. Tidak diperkenankan menganjurkan sesuatu yang kita secara
pribadi sebenarnya juga tidak percaya.
Masalah Persuasif
Tujuan utama persuasif yaitu membuat kita mengubah perilaku dan sikap kita
terhadap sesuatu. Bahwa persuasif yaitu membuat kita bertindak, persuasif acap kali
masuk kedalam kepercayaan personal kita. Untuk menghindari emosi kita yang
termanipulasi, maka penerimaan pesan persuasif kerap berusahaan untuk
meningkatkan agar pesan ini tidak diaplikasikan.
Ketika kita pergi ke sebuah toko serba ada, maka kita dapat menyerahkan
diri kita sendiri untk mengalami dan menikmati barang sederhana itu. Jika kita
melakukan hal-hal yang sama dari pesan-pesan yang mempersuasi kita, maka kita
menemukan diri kita yang sebenarnya di saat ketika kita dipengaruhi untuk membeli
produk-produk yang sebenarnya tidak atau belum dibutuhkan, atau mungkin kita akan
memilih seorang calon presiden yang tidak dapat mewakili nilai-nilai yang kita anut.
Dalam kasus-kasus demikian sebenarnya hampir semua komunikasi mengandung
unsur persuasif termasuk informasi sekalipun. Ketika kita menonton berita sore, maka
kita kerap tidak peduli terhadap pembaca berita dan lebih mendengarkan berita itu
sendiri.
Dalam banyak kasus, kita lebih suka menonton dan mengetahui suatu berita
tanpa menggali latar belakangnya. Kita menonton dan terpengaruh oleh permukaan
55
berita namun kita tidak tahu latar belakang berita tersebut. Para pemilik media sering
membela diri bahwa all the news thats fit to print seperti yang dilakukan oleh New
York Times yang mengklaim bahwa semua berita sesuai dengan keinginan audiens
(agenda setting). Dengan kata lian, berita yang terpilih merupakan cerita yang kita
dengar dan itulah yang bercerita tentang esensi penting yang harus kita ketahui. Inilah
yang telah memicu kontrovesi di antara para peneliti komunikasi tentang apakah
media benar-benar membuat kita berpikir dan menginginkan sesuatu, akan tetapi
secara umum ada kesepakatan baha sekurang-kurangnya media telah mempengaruhi
cara kita berfikir dan bertindak (Liliweri, 2011).
56
Hambatan komunikasi yaitu meliputi hambatan Internal dan Hambatan
Ekternal :
1. Hambatan Internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu
yang terkait kondisi fisik dan psikologis.
Contohnya : jika seorang mengalami gangguan pendengeran maka ia akan
mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang
tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
2. Hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkuungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Contohnya : suara geduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan
komunikasi tidak berjalan lancar.
Contoh lainnya : perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan
salah pengertian.
3. Hambatan komunikasi secara Interaksi
57
sebuah pesan yang bersifat mengecewakan apabila situasi komunikannya
sedang tidak sehat atau sakit.
5. Hambatan Internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu
yang terkait kondisi fisik dan psikologis.
Contohnya : jika seorang mengalami gangguan pendengeran maka ia akan
mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang
tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
6. Hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkuungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Contohnya : suara geduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan
komunikasi tidak berjalan lancar.
Contoh lainnya : perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan
salah pengertian.
7. Hambatan komunikasi secara Interaksi
58
sebuah pesan yang bersifat mengecewakan apabila situasi komunikannya
sedang tidak sehat atau sakit (Soemitra, 2004).
Dalam buku (Bovee & Thill, 2007) terdapat beberapa pendapat mengenai
hambatan menurut para ahli.
1. Hambatan menurut Leonard R.S dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan
Charler Wankel.
Komunikasi adalah hal yang sangat penting ketika kita mulai berhubungan
dengan orang lain. Kesuksesan dan kegagalan dalam kehidupan ini sebenarnya
adalah karena faktor komunikasi. Semuanya berhubungan dengan komunikasi,
komunikasi ibarat proses yang menjadi inti dari semua kegiatan yang ada di bumi.
Komuniksi tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada beberapa faktor-faktor
yang membuat komunikasi dua pihak menjadi bermasalah. Faktor-faktor tersebut
dinamakan hambatan-hambatan berkomunikasi. Berikut ini hambatan komunikasi
persuasi :
a. Perbedaan Presepsi
Setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama dalam hal
mengertikan sebuah pesan atau ungkapan. Ada orang yang mengartkan
bentakan seseorang sebagai sebuah ketegasan. Namun, ada juga orang yang
mengartikn bentakan tersebut sebagai sebuah kekerjasamaan dan tidak
kekerasa. Perbedaan persepsi inilah yang menjadi alasan mengapa dua pihak
terlibat konflik. Kadang, perkataan yang sama bisa diartikan beda bila
disampaikan pada orang yang berbeda. Setiap orang bisa mengartikan sebuah
garis lurus sebagai tiang bendera, namun orang lainnya bisa mengartikan
berbeda.
b. Budaya
Perbedaan budaya juga menjadi salah satu penghambat dalam
komunikasi, terlebih dari masing-masing pihak tidak mengerti bahwa yang
dipergunakan. Meskipun demikian, hal ini bukanlah masalah besar, tidak
sebesar alasan nomor satu karena bisa diakali dengan cara menggunakan
bahasa simbol atau saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
59
c. Karakter dasar
Karakter dasar menusia pada dasarnya ada 4, yaitu koleris, melankolis,
plegmatis, dan sanguinis. Keempatnya memilki krakter yang bersebrangan.
Koleris adalah krakter kuat yang kadang suka menyinggung perasaan.
Melankolis adalah karakter yang lebut dan perasa. Sanguinis adalah karakter
yang santai. Plegmatis adalah karakter yang suka mengalah. Perbedaan
karakter lah yang memang kadang-kadang menjadi penghambat komunikasi.
d. Kondisi
Kondisi saat berkomunikasi dengan kawan bicara juga menjadi sebab
kesalah pahaman terjadi. Bisa saja saat komunikasai antara dua pihak sedang
terjadi, pihak pertama sedang dalam kondisi yang tidak enak. Akibatnya,
kondisi yang tidak enak tersebut mempengaruhi cara menangkap pesan dari
kawan bicara sehingga terjadi kesalah pahaman. Bila sudah tah hambatan-
hambatan yang ada pada komunikasi, kita akan tahu cara mengatasinnya.
2. Hambatan menurut Ron Ludlow & Fergus Panton
Di dalam komuniksi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran
jalannya proses komuniksi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan
tidak dapatt diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau
receiver. Sebagai berikut :
a. Stattus effect
Adanya perbedaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.
Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan
patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak
dapat atau takut mengemukakan aspiransinya atau pendapanya.
b. Sematic Problems
Faktor sematic menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikasi
sebagi alat unuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikasi.
Demi kelancaran komunikasi seseorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan sematis ini sebab keasalahan pengucapan atau
kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian. Misalnya
kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh :
pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi
60
c. Perceptual distorison
Perceptual distorison dapat disebabkan karena perbedaan cara
pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaan cara berfikir serta cara
mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi
perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang
lainnya.
d. Cultur Differnces
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan
kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat
beberapa, suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-
kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Contoh : kata jangan dalam
bahasa indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata
tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
e. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap
proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau
kebisingan, cahaya yang kurang jelas..
f. Poor Choice of Communacation channels
Gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan
muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketika yang buram
pada suara sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan
jels.
g. No Feed back
Hambatan ini adalah seorang sender mengirimkan pesan keapda
receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang
terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Contohnya : seorang manajer
menerangkan suatu gagasan yang ditunjukan kepada para karyawan, dalam
penerapan, gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau
respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seseorang manajer.
61
Dalam jurnal (Slamet, 2009) terdapat beberapa faktor penghambat
komunikasi, diantaranya yaitu:
1. Hambatan sosiologis
Dalam kehidupan masyarakat terjadi dua jenis pergaulan yaitu gemeinschaft dan
gesellschaft. Perbedaan jenis pergaulan tersebutlah yang menjadikan perbedaan
karakter sehingga kadang-kadang menimbulkan perlakuan yang berbeda dalam
komunikasi
2. Hambatan antropologi
Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia seperti dalam peostur,
warna kulit, dan kebudayaan.
3. Hambatan psikologi
Umumnya disebabkan komunikator dalam melancarkan komunikasi tidak
mengkaji dulu dari komunikan.
4. Hambatan sematik
5. Hambatan mekanik
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi, yaitu :
1. Sikap tidak percaya
Tidak menerima artinya tidak menyetujui semua perilaku orang lain,
menilai pribadi orang lain berdasarkan perilakunya yang tidak disenangi
Tidak empati artinya tidak merasakan apa yang dirasakan orang lain
Tidak jujur artinya sering menyambunyikan pikiran dan pendapat
2. Sikap tidak suportif
Evaluasi artinya penilain terhadap orang lain seperti mengecam
Kontrol artinya berusaha membantu orang lain, mengendalikan
perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya
Netralitas artinya memperlakukan orang lain tidak sebagai
personalmelainkan sebagai objek
Superioritas artinya sikap lebih tinggi lebih baik dari pada orang lain
karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan, kecantikan
atau ketampanan
62
Kepastian artinya ingin menang sendiri dan melihat pendapatnya sebagai
kebenaran untuk yang tidak dapat diganggu gagal
Kita sering konflik dengan diri sendiri. Atau muncul keraguan bahkan pikiran-
pikiran negatif yang membuat kita tidak berani melangkah, karena itu agar langkah
kita semakin mantap dalam mencapai cita-cita ataupun tujuan kita, terlebih dahulu
atas hambatan internal sebagai berikut :
1. Rasa takut
Rasa takut bisa bermacam-macam. Takut ditolak, takut gagal, atau rasa takut
yang tidak jelas, hanya sekedar takut. Untuk mengatasi rasa takut, mulailah
mengakui ada rasa takut dalam diri anda. Selama rasa takut itu ada di dalam alam
bawah sadar, dengan begitu kekuatannya akan berkurang. Cobalah untuk
berbicara dari hati dengan seorang teman, keluarga.
2. Pikiran negatif
Pikiran anda sering yang meyakiykan bisa menghambata anda. Kita sering
mengirimkan begitu banyak pesan negatif diri sendiri. Mintalah teman dan
kolegan anda untuk membahas setiap komentar kritis yang anda buat tentang diri
anda sendiri untuk membantu anda menjadi lebih sadar terhadap suatu hal.
3. Rasa kewalahan
Atasai setiap tugas besar selangkah demi selangkah. Jangan biarkan kesulitan
atau kebesaran itu mengintimidasi kita. Dengan membagi tugas besar tersebut
menjadi bagian-bagian kecil yang bisa diselesaikan, akan mendatangkan beberapa
kesuksesan.
4. Kebiasaan menunda
Menunda pekerjaan atau tugas adalah hambatan terbesar dalam bidang apa
saja. Mungkin harus membayar mahal untuk akibat yang ditimbulkannya. Rasa
takut mengerjakan suatu tugas menghabiskan lebih banyak waktu dan energi
dibandingkan yang digunakan untuk menyelesaikan tugas itu.
63
Kemudian dalam sebuah artikel disebutkan bahwa hambatan yang dapat
terjadi dalam proses komunikasi persuasif adalah sebagai berikut:
Hambatan Psikologis
Hambatan Semantik
64
Hambatan Ekologis
65
Lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut menentukan
proses maupun hasil komunikasi tersebut., hal-hal yang berpengaruh yaitu :
a. Faktor tempat
b. Faktor status/waktu
1. Kognitif yaitu perilaku dimana individu mencapai tingkat tahu pada objek yang
diperkenalkan.
2. Afektif yaitu perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka
atau tidak suka pada objek.
3. Konatif yaitu perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan
sesuatu (perbuatan) terhadap objek.
66
Di dalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasif dimaksudkan untuk menjual
ide atau gagasan kepada orang lain, memberi saran agar prosedur operasional lebih
efisien, mengumpulkan dukungan untuk suatu kegiatan tertentu dan untuk meminta
bantuandana bagi suatu pembiayaan proyek tertentu. Sedangkan untuk kepentingan
eksternal perusahaan contoh kegiatan penyampaian pesan-pesan persuasif berupa
permintaanatau informasi yang bersifat menyenangkan, atau kegiatan untuk
mendapatkan dana dan kerja sama.
Maka dari itu, pesan-pesan persuasif umumnya lebih lama, lebih rinci, dan
tergantung pada perencanaan strategis yang ketat.
Menurut Mark Burnet (Bovee & Thill, 2007, p. 384) bisnis yang berhasil
bersandar pada pesan-pesan persuasif dalam komunikasi internal maupun eksternal.
Pesan-pesan persuasif dimulai dengan melakukan analisis audiens,
mempertimbangkan perbedaan budaya, dan memilih pendekatan direct atau indirect.
Pesan-pesan persuasif juga bertujuan untuk memotivasi audiens untuk melakukan
sesuatu maka dari itu komunikator harus mengetahui kredibilitas, menyusun kerangka
argumentasi, memilih daya pemikat dan memperkuat posisi ketika mengembangkan
pesan-pesan yang disampaikan.
1) Analisis Audiens
Penyampaian pesan-pesan persuasif yang terbaik adalah dengan
caramenghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk
mengakomodasikan perbedaan individual, komunikator harus menganalisis
67
audiensnya kemudian komunikator harus menyusun suatu pesan yang dapat
menjadi daya tarik bagi kebutuhan mereka.
Komunikator dapat berpacu pada teori kebutuhan yang di kemukakan oleh
Abraham Maslow untuk dapat menganalisis audiens. Menurut Maslow dalam
(Purwanto, 2006, p. 28) bahwa manusia pada dasarnya memiliki lima kebutuhan
bertingkat-tingkat mulai dari kebutuhan yang paling dasar (asasi) sampai pada
kebutuhan aktualisasi diri. Untuk menuju pada jenjang kebutuhan yanglebih
tinggi seseorang harus dapat memenuhi kebutuhan yang ada di tingkat bawahnya.
Teori kebutuhan hirearki di kemmukakan oleh maslow adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis (Phisiological needs)
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan tingkat pertama dan utama
bagi mempertahankan hidup dan kehidupan manusia(survival), misalnya
kebutuhan akan makan, minum, pakaian, dan perumahan (tempat tinggal).
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan hidup manusia yang peling dasar dan
semua manusia membutuhkannya tanpa kecuali.Oleh karenanya kebutuhan
fisiologis harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan lainnya dapat
dipenuhi.
b. Kebutuhan keamanan
Setelah kebutuhan dasar manusia dinepnuhi, maka manusia berupaya
untuk dapat memenuhi kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan rasa
aman dan nyaman (safety needs) selamat dari segala macam marabahaya yang
menimpa manusia. Kebutuhan ini sangat diperlukan, karena tanpa adanya rasa
aman dari berbagai gangguan yang ada, manusia akan sulit melakukan
berbagai kegiatan hidupnya. Contoh sederhana, orang merasa tidak aman dan
tidak nyaman ketika terjadi kerusuhan, pertikaian, pembakaran, dan
penjarahan pusat-pusat pertokoan sebagaimana pernah terjadi di berbagai kota
di Indonesia, sehingga tidak dapat melakukan berbagai kegiatan prosuktif di
masyarakat.
c. Kebutuhan sosial (social needs)
Jenjang ketiga dalam teori Abraham Maslow adalah kebutuhan sosial
(social needs). Pada dasarnya, kebutuhan sosial berkaitan dengan kegiatan
68
kemasyarakatan, bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain di
dalam satu kehidupan bermasyarakat. Manusia adalah makhluk sosial yang
selalu berhubungan dengan orang lain. Dimanapun kita berada, baik di kota
maupun di desa, hidup dalam kebersamaan, kegotongroyongan, saling
membantu antara yang satu dengan yang lain merupakan kebutuhan yang
harus diperhatikan. Contoh sederhananya adalah kebutuhan mesasyarakatan
yang dilakukan oleh suatu masyarakat dalam melakukan kerja bakti di
lingkukgan masyarakat seperti kegiatan bersih lingkungan, kegiatan
pengamanan (ronda), kegiatan gotong-royong dalam acara hajatan (seperti
acara pernikahan, khitan, dan sejenisnya).
d. Kebutuhan status (status needs)
Selain pemenuhan akan kebutuhan dasar, manusia juga ingin memenuhi
kebutuhan status akan dirinya. Kebutuhan manusia akan status berkaitan
dengan pengakuan, penghargaan, kedudukan dan tingkatan sosial di
masyarakat. Manusia ingin diakui, dihargai, dan dinilai segala kegiatannya di
dalam masyarakat. Seorang warga masyarakat yang ingin diangkat sebagai
seorang bupati atau walikota di suatu daerah merupakan salah satu contoh
kebutuhan akan status. Status seseorang dalam suatu masyarakat dapat diukur
dari tingkat keimanannya, kebangsawaannya, keilmuannya, jabatannya, atau
kekayaannya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations)
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkatan kebutuhan yang tertinggi
menurut Abraham Maslow.Dalam hal ini yang ditekankan adlah bagaimana
seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai kegiatan yang
mampu menumbuhkan suatu kreativitas, inovasi-inovasi baru, maupun
mampu menunjukkan sikap kearifan dan kebijaksanaan dalam mengambil
suatu keputusan-keputusan penting dalam suatu organisasi.
2) Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap perbedaan budaya akan membantu komunikator dalam
memuaskan audiens selain itu juga akan membantu bagaimana audiens
memandang komunikator. Ketika komunikator memberikan persuasi untuk
69
budaya yang berbeda, maka cara yang digunakan juga pasti akan berbeda.
Misalnya, di Swedia audiens cenderung fokus terhadap pertanyaan-pertanyaan
teoritis dan implikasi strategis sedangkan di Amerika para audiens lebih
cenderung untuk fokus terhadap hal-halyang bersifat teknis dan praktis.
Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan,
manusia berkomunikasi melalui kebudayaannya dimana mereka memandang
dunia mereka melalui kategori, konsep dan label budaya yang dimilikinya,
sehingga perilaku komunikasi seseorang dengan orang lain menjadi berbeda pula.
Ketika proses komunikasi berlangsung, persepsi yang dibentuk komunikator
kepada komunikan da sebaliknya akan berpengaruh terhadap pemaknaan.
Dalam (Sibahudin, 2011, p. 5) ada beberapa faktor yang menyebabkan pentingnya
komunikasi antar budaya, antara lain mobilitas, pola imigrasi, saling
ketengantungan ekonomi, teknologi komunikasi dan stabilitas politik.
a. Mobilitas
Mobilitas masyarakat di selauruh dunia sedang mencapai puncaknya.
Perjalanan dari satu Negara ke Negara lain dan dari satu benua ke benua lain
banyak dilakukan. Termasuk juga perjalanan domestic banyak ddilakukan
orang.Saat ini orang seringkali mengunjungi budaya-budaya lain untuk
mengenal daerah baru dan orang-orang yang berbeda serta untuk menggali
peluang-peluang bisnis.Hubungan antarpribadi kita semakin menjadi
hubungan antarbudaya.
b. Pola Imigrasi
Selain itu pola imigrasi pada setiap tempat itu hadir dengan segala
konsekuensinya. Di hamper setiap kota besar di dunia, kita dapat menjumpai
orang-orang dari bangsa lain, termasuk di Jakarta. Kita bergaul, bekerja atau
bersekolah dengan orang-orang yang sangat berbeda dari kita.Pengalaman
sehari-hari kita telah menjadi hubungan antarbudaya.
c. Saling Ketergantungan Ekonomi
Masa kini, kebanyakan Negara secara ekonomi bergantung pada Negara
lain. Beberapa waktu lalu, sebagai contoh kehidupan ekonomi Amerika
bergantung pada Eropa (Barat) yang kulturnya memiliki banyak keiripan
70
dengan kultur Amerika. Akan tetapi, sekarang banyak kegiatan perdagangan
dilakuikan oleh orang Amerika, khususnya di bidang peralatan teknologi
berorientasi ke Asia Timur-Jepang, Korea, dan Taiwan, yang kulturnya sangat
berbeda.Kehidupan ekonomi bangsa Amerika bergantung kepada kemampuan
bangsa ini untuk berkomunikasi secara efektif dengan kultur yang berbeda itu.
d. Teknologi Komunikasi
Alasan lain, ketakutan akan satelit komunikasi yang menyebar ke dunia
ketiga pada awal tahun 1970-an, dapat dimaklumi jika dunia ketiga
mencemaskan efek hiburan murah dan iklan kepada bangsa mereka oleh
kapasitas besar pemilik satelit. Teknologi komunikasi yang berkembangpesat
telah membawa kultur luar yang adakalanya asing masuk ke rumah kita. Film-
film import yang ditayangkan di televise telah membuat kita mengenal adat
kebiasaan dan riwayat bangsa lain. Teknologi telah membuat komunikasi
antarbudaya menjadi mudah, praktis, dan tak terhindarkan.
e. Stabilitas Politik
Sekarang ini stabilitas politik kita sangat tergantung pada stabilitas politik
kultur atau Negara lain. Kekacauan politik di belahan dunia lain, misalnya
Vietnam, Polandia, Timur Tengah mempengaruhi keamanan kita. Komunikasi
dan saling pengertian antarbudaya saat ini terasa penting ketimbang
sebelumnya.
3) Memilih Pendekatan Organisasional
Dalam memyampaikan pesan-pesan persuasif komunikator dapat
menggunakan pendekatan tak langsung (indirect approach).Namun jika audiens
bersifat objektif atau audiens lebih suka mendengar pesan-pesan yang
disampaikan secara segera, pendekatan organisasional yang tepat adalah
pendekatan langsung (direct approach).
71
organisasional perencanaan langsung atau tidak langsung, itu bukan masalah yang
penting dalam penyampaian pesan-pesan persuasif harus mampu meyakinkan
audiens, bahwa ide yang disampaikan dapat dipertanggung jawabkan dan
beralasan.Persuasi yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu
menetapkan kredibilitas, membuat kerangka argumentasi audiens, menghubungkan
audiens dengan hal-hal yang logis dan memperkuat posisi dengan menggunakan
bahasa yang baik dan tepat.
1) Menetapkan Kredibilitas
Kredibilitas ditentukan oleh sejauh mana tingkat kepercayaan dan kehandalan
komunikator di hadapan audiens. Jika komunikator tidak dapat menghadapi
audiens dengan tepat, maka audiens akan cenderung bersikap skeptis dan tidak
akan menerima begitu saja setiap apa yang disampaikan komunikator. Kredibilitas
adalah kapabilitas untuk dipercaya oleh orang lain. Salah satu cara untuk
menumbuhkan kredibilitas seseorang adalah melalui fakta. Semua bentuk
dokumen, file, statistik, jaminan dan hasil riset merupakan bukti objektif yang
dapat mendukung kredibilitas.
Cara-cara lain untuk mendukung kredibilitas antara lain :
a. jadilah seseorangyang ahli dalam bidang tertentu;
b. antusisas terhadap materi yang disampaikan;
c. objektif dalam melakukan penilaian akan sesuatu;
d. sikap hormat dapat membantumemfokuskan kebutuhan audiens;
e. kejujuran dapat menumbuhkan respek audiens;intensitas yang baik dapat
membantu meningkatkan minat audiens;
f. dan pengalamanlatar belakang, baik sikap maupun kepercayaan
sebelumnya yang dapat membantumengidentifikasi audiens.
2) Membuat Kerangka Argumentasi
Setelah mengumpulkan cukup fakta, bukti dan temuan lainnya, maka langkah
selanjutnya adalah membuat kerangka argumentasi. Kebanyakan pesan-pesan
persuasif mengikuti rencana organisasional AIDA (Attention, Interest, Desire,
Action), pengertian dari masing-masing fungsi inidijelaskan sebagai berikut :
a. Attention (Perhatian): Pada fase ini komunikator harus segera dapat
meyakinkan audiens di bagian permulaan bahwa komunikator mempunyai
72
sesuatu yang berguna untuk disampaikan. Perkenalkan audiens dengan suatu
masalah atau ide yang dapatmembuat mereka mau mendengar pesan-pesan
yang akan disampaikan.
b. Interest (Minat): Pada fase ini, komunikator menjelaskan relevansi pesan-
pesan dengan audiens. Pernyataan yang telah disampaikan pada fase pertama
dikembangkan dengan agak rinci. Tujuannya adalah bagaimana audiens
mampu berpikir. Hubungkan atau kaitkan pesan-pesan yang akan disampaikan
dengan manfaat secara spesifik yang dapat dinikmati oleh audiens.
c. Desire (Hasrat): Di fase ini, komunikator membuat audiens untuk mengubah
keinginanya dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan dapat
memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens. Pastikan bahwa apaun
bukti akan digunakan untuk membuktikan gagasan secara langsung relevan
dengan pokok bahasannya.
d. Action (Tindakan): Dalam fase ini komunikator menyarankan tindakan
spesifik yang diinginkankomunikator terhadap audiens. Selanjutnya, perlu
diingatkan kembali bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari
tindakan yang akandilakukan tersebut. Yang lebih penting adalah bagaimana
mempermudah audiens untuk tindakan tersebut.
3) Memilih Daya Pemikat
Kebanyakan pesan-pesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan logika
(logical appeals) dan daya pemikat emosional (emotional appeals) untuk
melakukan persuasi audiens. Untuk dapat menemukan keseimbangan diantara
keduanya, tergantung pada empat factor penting, yaitu: tindakan yang diharapkan,
harapan audiens anda, tingkat resistensi yang harus diatasi dan seberapa jauh
kemampuan menjual ide atau gagasan pada audiens.
a. Pemikat Emosional
Komunikator dapat memanfaatkan emosi yang dilandasi dengan suatu
argumentasi atau dalam bentuk simpati kepada audiens selama pemikat
emosional (emotional appeal) tersebut sangat kuat.Komunikator dapat
menggunakan atau memilih kata-kata yang sangat berpengaruh pada emosi
seseorang. Dalam hal ini, dapat digunakan kata-kata yang sangat berpengaruh
73
pada emosi seseorang, misalnya kebebasan, merdeka, keberhasilan, nilai,
penghargaan, kenyamanan, dan keamanan, slam super, luar biasa, dan lain-
lain.
b. Pemikat Logika
Pemikat logika dapat digunakan untuk melaukan persuasi audiens, seperti
membuat aduan dan selanjutnya memberikan dukungan atas aduan tersebut
dengan memberikan alasan dan bukti-bukti yang ada. Ketika akan memikat
logika audiens, gunakan salah satu dari tiga jenis alasan berikut ini :
1. Analogi adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik
menuju bukti-bukti spesifik pula. Untuk melakukan persuasi karyawan
agar mau menghadiri sesi perencanaan, dapat mengugnakan analogi
pertemuan komunitas, dengan membandingkan perusahaan dengan
komunitas kecil di mana karyawan member nilai bagi komunitas tersebut.
2. Induksi adalah memberikan alasan dan bukti-bukti spesifik menuju
kesimpulan umum. Untuk meyakinkan pelanggan potensial bahwa produk
Anda yang terbaik, Anda mungkin melaporkan hasil tes pasar di mana
orang-orang menyukai produk tersebut. Maka, semua orang menyukai
produk itu.
3. Deduksi adalah pemberian alasan dari yang bersifat umum menuju
kesimpulan spesifik. Untuk melakukan persuasi pada pimpinan Anda
dalam merekrut karyawan baru, Anda dapat menjelaskan dari proyeksi
industry yang dapat meningkatkan produk dalam empat bulan kedepan.
74
Dalam pemahaman yang positif persuasif dapat digunakan untuk
mempengaruhi audiens dengan memberikan informasi dan menambah
pemahaman mereka dalam berbagai hal.Pelaku bisnis secara etis
menginformasikan dan menambah pemahaman mereka dalam berbagai ha
yang berkaitan dengan manfaat ide, organisasi, produk atau tindakan tertentu
sehingga para pelanggan dapat mengakui betapa baiknya suatu ide, organisasi,
produk atau tindakan tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Pesan persuasif terdiri dari :
a. Surat pemesanan atau permintaan
b. Proposal dan surat rekomendasi;
c. Surat lamaran pekerjaan;
d. Laporan yang meminta sebuah tindakan;
e. Pesan yang dibuat untuk mengubah perilaku orang lain, misalkan kritik dan
saran agar seseorang mengubah perilakunya menjadi lebih baik.
75
1. Sumber pesan atau komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi;
contohnya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang
disampaikannya.
2. Pesan itu sendiri (apakah masuk akal atau tidak)
3. Pengaruh lingkungan
4. Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang)
Namun faktor-faktor ini tidak berjalan secara bertahap, pada banyak kasus
faktor-faktor ini saling tumpang tindih.
Secara sadar maupun atau tidak sadar, setiap orang dalam kehidupan sehari-
harinya pasti melakukan tindakan persuasi. Istilah persuasi bersumber dari perkataan
Latin, persuasio, yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Tindakan persuasi
dapat dikemas melalui komunikasi persuasif yang bertujuan membantu khalayak
membuat keputusan cerdas, berdasarkan pada informasi mengenai pesannya. Pesan
pesuasif adalah proses mengubah sikap orang atau memengaruhi tindakan mereka
yang juga bertujuan untuk membina kredibilitas, menciptakan minat, dan mendorong
keinginan dengan menekankan manfaat yang diketahui akan diperhatikan oleh
pembaca. Sementara John E. Marston dalam Modern Public Relation memberikan
definisi yang bersifat umum, yakni: public relation adalah suatu perencanaan dengan
menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat
(Wahdi, 2011, hal. 106).
Melalui buku berjudul Komunikasi Persuasif, (Soemitra, 2004) mengatakan
bahwa persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara
rasional, komponen konitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang
dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Sedangkan, persuasi yang dilakukan secara
emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan
76
kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati
seseorang dapat digugah.
Dari beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, tampak
bahwa persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi
sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komponen-komponen dalam persuasi meliputi bentuk dari proses komunikasi yang
dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan
secara verbal maupun nonverbal. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
komunikasi persuasi meliputi kejelasan tujuan, memikirkan secara cermat orang-
orang yang dihadapi, serta memilh strategi yang tepat.
Humas merupakan suatu alat untuk memperlancar jalannya interaksi serta
penyebaran informasi kepada khalayak melalui pelbagai media seperti pers, radio,
televisi dan lain-lain (Widjaja, 2010, p. 3). Dilihat dari pengertian tersebut maka
sepantasnya hubungan masyarakat dapat menguasai komunikasi persuasif karena
dalam cakupannya hubungan masyarakat mengunakan berbagai media untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Berbagai teknik komunikasi dapat digunakan dalam berkomunikasi salah satu
di antaranya ialah dengan komunikasi persuasif. Sejalan dengan tugas yang begitu
kompleks dari kegiatan hubungan masyarakat, timbul beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian para pelaksana bidang hubungan masyarakat itu. Antara lain
ialah, bagaimana menggunakan seefektif mungkin usaha-usaha menyebarkan
gagasan-gagasan dari lembaga kepada publiknya baik internal maupun eksternal.
Untuk kepentingan ini, perlu dikuasainya teknik komunikasi dengan tepat.
Misalnya saja dengan teknik persuasif sebagai tekhnik komunikasi dalam usahanya
untuk menanamkan pengaruh pada publiknya.
Pada umumnya situasi komunikasi sudah mencakup persuasi, sebab
sebagaimana dinyatakan oleh Erwin P. Betting House bahwa suatu situasi
komunikasi harus mencakup upaya seseorang yang dengan sadar mengubah tingkah
77
laku orang lain atau kelompok orang lain melalui penyampaian beberapa pesan
(Effendy, Dinamika Komunikasi, 2008, p. 170)
Sejalan dengan itu para ahli telah menyatakan pula bahwa persuasi adalah
kegiatan psikologis. Hal ini untuk membedakannya koersi (coersive) yang
mempunyai tujuan yang sama yakni mengubah tingkah laku, pendapat dan sikap.
Tetapi koersi bersifat penggunaan kekuatan (force).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menggunakan teknik komunikasi
persuasi ini tidak lain daripada suatu usaha untuk meyakinkan orang lain agar
publiknya berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator (dalam
hal ini PRO) dengan cara membujuk tanpa memaksanya/tanpa kekerasan. Perlu di
kemukakan pula di sini, bahwa komunikasi persuasi sekarang ini bukan merupakan
hal yang baru lagi.
Membicarakan komunikasi persuasi dalam kehumasan, maka kita tidak dapat
lepas dari kata humas relation yang sering kita dengar dan gunakan dalam
pembicaraan-pembicaraan sehari-hari. Mengapa human relation ini erat hubungannya
dengan hubungan masyarakat?
Salah satu alasannya ialah karena prinsip-prinsip human relations itu menjadi
dasar dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan hubungan
masyarakat.
Perlu dikemukankan pula di sini pendapat dari Kenneth Andersen yang
menyatakan bahwa: persuasion as a process of interpersonal communication in
wich the communicator seeks through the use of symbols to affects the cognitions of
seeks trouhg the use of symbol to affects the cognitionsof a receiver and thus effect a
voluntary change in attitude or action desired by the communicator.
Sedangkan berkaitan dengan koersi, ada pendapat dari Alex Inkeleles bahwa:
By coersi we ordinarily mean the exercise of force by constituded authorities
againts individuals through personal contact to act accrod with social values.
78
Dengan komunikasi persuasif inilah orang akan melakukan apa yang
dikehendaki oleh komunikatornya, dengan seolah-olah komunikan itu melakukan
pesan komunikasi atas kehendaknya sendiri.
Oleh karena itulah dalam kegiatan hubungan masyarakat, komunikasi persuasi
ini yang sebaiknya digunakan untuk tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut.
Di atas telah disebutkan bahwa persuasi berasal dari kata bahasa inggris, asal
kata kerja to persuade yang berarti membujuk, merayu.
Negara-negara yang berkedaulatan rakyat di mana demokrasi dijunjung tinggi
dan dihormati, maka cara-cara komunikasi yang bersifat paksaan (coersive) dan
kekuasaan (power,force), suatu hal yang dianggap perlu dihindari. Demikian juga
bagi bangsa dan negara kita yang berpandangan hidup dan dasar negara Pancasila, hal
tersebut tidak perlu terjadi.
Tujuan pokok dari persuasi adalah untuk mempengaruhi pikiran, perasaan
dam tingkah laku seseorang, kelompok untuk kemudian melakukan
tindakan/perbuatan sebagaimana dikehendaki. Persuasi bukan sekedar untuk
membujuk dan merayu saja, tetapi persuasi merupakan suatu teknik mempengaruhi
dengan mempergunakan dan memanfaatkan data dan fakta psikologis, sosiologis dari
orang yang ingin kita pengaruhi. Oleh sebab itu bagi presuarder (yang melakukan
persuasi) harus memiliki kemampuan untuk dapat memperkirakan keadaan khalayak
yang dihadapi.
Sebagai pegangan di dalam melakukan persuasi ialah adanya suatu kenyataan
bahwa orang dalam berhadapan dengan siaran-siaran komunikasi, baik itu berupa
suatu pesan baru yang perlu mendapatkan perhatiannya, maupun ajakan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu, akan memperhatikan dan memperhitungkan
untung ruginya bagi dirinya bila saran itu diterima atau sebaliknya ditolak.
Toir Kertapati dalam Bunga Rampai Asas-Asas Komunikasi, Penerangan dan
Komunikasi mengatakan bahwa persuasi adalah merupakan salah satu bentuk
komunikasi, oleh karena itu dengan sendirinya secara teoritis harus memiliki
persyaratan tertentu.
79
1. Pesan-pesan/ajakan-ajakan yang disampaikan kepada masyarakat atau pihak-
pihak tertentu harus dapat menstimulir sesuatu pada saran.
2. Bahwa pesan-pesan/ajakan-ajakan itu tentunya harus berisi lambang-lambang
atau tanda-tanda komunikasi yang sesuai dengan daya tangkap, daya serap
dan daya tafsir (decoding efficiency) dari sebagian besar masyarakatatau
golongan-golongan tertentu.
3. Bahwa pesan-pesan/ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan keperluan atau
kepentingan (needs) tertentu pada sasarannya dan kemudian menyarakan
usaha-usaha atau upaya tertentu untuk pemenuhan harapan itu.
4. Bahwa pesan-pesan/ajakan-ajakan yang menyarankan usaha dan upaya
hendaknya disesuaikan (di- adjust) dengan situasi dan norma kelompok di
mana sasaran itu berada.
5. Bahwa pesan-pesan/ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan harapan-
harapan tertentu dan seebagainya.
Demikian pesan atau ajakan-ajakan yang seharusnya dapat di bawakan persuasi itu.
Persuasi lawannya coersi (paksaan). Dengan demikian ada Persuasive
Communication and Coersive Commmunication. Keduannya bertujuan mengubah
perilaku, kepercayaan dan sikap. Perbedaan keduanya bahwa corsive communication
umumnya menggunakan ancaman atau sanksi tertentu (imperatif, punitif), misalnya
perintah, intruksi, komado, baik langsung maupun tidak langsung.
Jadi yang membedakan antara keduanya bukan terletak pada tujuan tetapi
pada prosesnya. Perbedaan dalam proses akan berbeda sekali apabila dilihat dari
efeknya.
Tujuan sesuatu pilihan dalam teknik komunikasi adalah dalam rangka
memperoleh efek yang sebesar-besarnya, sifatnya tahan lama bahkan kalau mungkin
bersifat abadi. Jika suatu komunikasi berhasil mengubah perilaku, kepercayaan dan
sikap seseoranga tau khalayak, maka perubahan dimaksud diharapkan benar-benar
dapat tahan lama.
Dalam komunikasi coersif efeknya akan segera tampak. Hal ini disebabkan
orang pada umumnya takut pada paksaan dan sanksi-sanksi baik yang tersirat maupun
80
tersurat. Akan terrtapi demikian sanksi-sanksi tersebut hilang maka hilang pulalah
efeknya dan keadaan akan kembali seperti semula.
Situasi seperti tersebut diatas ingin dihindari oleh persuasi. Persuasi tidak
menggunakan sanksi-sanksi atau paksaan baik yang tampak maupun yang tidak
tampak. Persuasi hendak meyakinkan seseorang dan atau suatu kelompok. Seolah-
olah keyakinan itu timbul atas dasar keyakinan sendiri. Sebab dengan kesadaran efek
komunikasi akan menjadi sangat tinggi dan mantap.
Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara
rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang
dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional,
biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan
emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang
dapat digugah (Gumelar, 2013, p. 7).
81
yang tidak disukai pada umumnya tidak efektif dalam mengubah sikap orang. Bahkan
dapat menimbulkan efek negative yakni komunikan mengubah sikapnya dalam arah
yang berlawanan dengan komunikator yang tidak disukai. Sebaliknya komunikator
yang disukai menghasilkan perubahan sikap. Faktor lain yang berkaitan dengan
efektivitas komunikator adalah kekuasaan. Jika komunikator memiliki kekuasaan
untuk member ganjaran/ imbalan atau menghukum kepada komunikan, maka
komunikan akan menyetujui dan dapat dipengaruhi.
2. Karateristik pesan
Pesan yang disampaikan jika itu sesuai dengan pandangan atau nilai-nilai dari
audiens akan cenderung lebih diterima. Namun adanya kesenjangan antara isi pesan
yang disampaikan dengan pendapat komunikan dapat pula menimbulkan perubahan
sikap. Hal ini sesuai dengan teori disonansi kognitif, bahwa semakin besar
kesenjangan, semakin besar tekanan potensial untuk berubah. Meskipun demikian,
tekanan yang semakin kuat dengan semakin besarnya kesenjangan, tidak selalu
menghasilkan lebih banyak perubahan.
82
Dengan penjelesan itu akan menambah wawasan mengenai penyebaran
informasi dalam hubungan masyarakat menggunakan komunikasi persuasif yang
sangat banyak yang harus diperhatikan. Karena dalam masyarakat ada berbagai tipe
dan lapisan masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi.
83
Gambar 7
Contoh Kegiatan Hubungan Masyarakat
Gambar di atas adalah kegiatan konversi pers dan kegiatan penyuluhan masyarakat,
dimana keduanya merupakan cotoh bentuk implementasi hubungan masyarakat
kaitannya dengan komunikasi persuasi. Kedua kegiatan tersebut memiliki tujuan yang
komunikasi yang sama, yaitu agar dapat mempengaruhi masyarakat sebagai khalayak
untuk bersikap dan bertindak seperti yang diharapkan oleh komunikator.
84
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
85
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, H. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi: Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Effendy, O. U. (2007). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Liliweri, A. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba
Humanika.