METODE KOMUNIKASI
Disusun Oleh :
(480120021EX)
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang diberikan sebagai syarat untuk menunjang nilai mata kuliah
Komunikasi Informasi dan Edukasi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Idealnya, maka farmasis baik diminta ataupun tidak harus selalu pro
aktif melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai
obat sehingga dapat membuat pasien merasa aman dengan obat yang dibeli.
B. Komunikasi Non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah penyampaian pesan dengan isyarat-
isyarat tertentu tanpa disertai kata-kata disebut komunikasi non-verbal
pesan non-verbal dapat memperkuat pesan yang disampaikan secara
verbal (Machfoedz, 2009)
Seorang farmasis harus menyadari pentingnya komunikasi
nonverbal dalam pelayanan KIE, karena itu, seorang farmasis harus
secara tetap memperhatikan berbagai tanda non-verbal, seperti tanda
cemas, marah, atau malu.
Banyak studi menunjukkan bahwa komunikasi non-verbal, sama
penting dengan komunikasi verbal. Ada berbagai kaidah yang mudah
untuk diingat apabila memberikan KIE pada pasien dan akan
menghasilkan komunikasi yang lebih baik.
2. Perkembangan
Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam
dua aspek, yaitu tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi
kemampuan untuk menggunakan tehnik komunikasi tertentu dan untuk
mempersepsikan pesan yang disampaikan.
Keterampilan penguasaan bahasa bergantung pada perkembangan
neurology dan kognitif. Bayi berkomunikasi melalui tangisan. Kita tidak
mungkin menerangkan tentang penyakit secara kompleks dan detil
kepada anak, karena ia memang masih sulit menangkap pesan dari situasi
non verbal.
3. Sosiokultural
Posisi individu secaara sosiokultural mempengaruhi perilaku
komunikasi antar individu karena status sosiokultural membentuk
tatacara komunikasi.
4. Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang
berbeda dan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu
percakapan. Tannen (1990) menyatakan bahwa kaum perempuan
menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi,
meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman, sementara
kaum laki-laki lebih menunjukkan independensi dan status dalam
kelompoknya.
5. Peran dan Tanggungjawab
Peran dan tanggung jawab memengaruhi komunikasi yang
dilakukan indidu, baik teknik maupun isi komunikasi. Petugas
kesehatan lebih sering menggunakan formal dan membicarakan
kondisi klien karena tanggungjawabnya serta membuat banyak
tulisan dalam berkomunikasi sebagai bentuk
tanggunggugatnya.Sementara dalam pergaulan individu
membicarakan tentang rumahtangganya, anak-anaknya, atau
cita- citanya.Komunikasi seperti ini tidak memerlukan media
tulisan. Perbedaan peran dan tanggung jawab menimbulkan
perbedaan teknik
6. Sikap
Sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses
komunikasi itu sendiri. Sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan
terbuka akan memungkinkan proses komunikasi yang terbuka
dipertahankan. Sebaliknya, sikap kurang menghargai orang lain,
tertutup, dingin, dan curiga dapat membuatproses komunikasi
terhambat.
7. Persepsi
Persepsi individu ketika berada dalam suatu proses
komunikasi dapat memengaruhi, menghambat, atau bahkan
memutus komunikasi yang sedang dilakukan.
B. Informasi
Informasi adalah pesan yang disampaikan seseorang
komunikator kepada komunikan. Obat adalah produk khusus yang
memerlukan pengamanan bagi pemakainya, sehingga pasien sebagai
pemakai perlu dibekali informasi yang memadai untuk mengkonsumsi
suatu obat.
Informasi yang dibutuhkan pasien, pada umumnya adalah
informasi praktis dan kurang ilmiah dibandingkan dengan informasi
yang dibutuhkan professional kesehatan. Informasi obat untuk PRT
diberikan farmasis sewaktu menyertai kunjungan tim medik ke ruang
pasien; sedangkan untuk pasien rawat jalan, informasi diberikan
sewaktu penyerahan obatnya (Siregar, 2006). Tidak ada rumus untuk
jumlah informasi yang harus farmasis berikan kepada pasien. Pada
umumnya, pasien menghendaki informasi yang cukup dan akan
membantunya menyelesaikan terapi semudah dan seaman mungkin
(Siregar, 2006). Apoteker harus memberikan informasi yang benar,
jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan
terkini.
Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,
aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama
terapi (Anonim, 2004).
Proses penyampaian pesan mempengaruhi komunikasi karena
beberapa penggunaan pola penyampaian pesan yang kurang tepat
mengakibatkan distorsi pesan dan bahkan tidak terjadi kontinuitas.
Penyampaian pesan secara berapi-api pada saat kampanye dan
demonstrasi, penyampaian pesan dengan suara keras dan relatif
bersemangat selama proses belajar-mengajar, merupakan hal-hal yang
dapat memperkuat makna pesan dan memungkinkan pesan lebih
dimengerti oleh komunikan.
Penyampaian pesan dengan berbagai metode, misalnya secara
lisan, dengan menggunakan gambar, demonstrasi dan gerakan tertentu
membuat pesan diterima secara bermakna oleh orang lain.
BAB III
PEMBAHASAN