Anda di halaman 1dari 14

Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................................1

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4

A. Pengertian Komunikasi Lintas Budaya...........................................................................4

B. Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya..........................................................................4

C. Definisi Budaya...............................................................................................................5

D. Ruang Lingkup Komunikasi Lintas Budaya...................................................................8

E. Dimensi Komunikasi Lintas Budaya..............................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

A. Simpulan.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

1|Page
Kata Pengantar

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul Pengertian, Ruang
Lingkup dan Dimensi Komunikasi Lintas Budaya dapat berjalan tanpa halangan
yang berarti, dari awal sampai selesai.

Perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian makalah sebagai salah satu


tugas mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya pada semester ganjil.

Penulisan makalah ini berdasarkan literatur yang ada. Penulis menyadari


akan kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini
banyak kekurangannya. Namun makalah yang disajikan sedikit banyak
bermanfaat bagi penulis khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya.

Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih atas bimbingan, bantuan


serta saran dari berbagai pihak.

Penulis juga menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Subang, Februari 2020

Penulis

2|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam keberagaman seperti
agama, bangsa ras, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Indonesia terkenal
dengan keberagaman budayanya. Budaya adalah suatu konsep yang
membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan
pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna dan diwariskan dari
generasi ke generasi, melalui usaha individu dan kelompok.
Komunikasi diperlukan untuk mengenal budaya yang satu dengan budaya
yang lainnya. Dengan berkomunikasi seseorang dapat memahami perbedaan antar
budaya yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi dan budaya mempunyai
hubungan timbal balik. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan
komunikasi pun selalu menentukan budaya. Komunikasi antar budaya terjadi jika
bagian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi membawa latar belakang budaya
pengalaman yang berbeda dan mencerminkan nilai yang dianut oleh
kelompoknya.
Berkomunikasi merupakan kebutuhan yang fundamental bagi seseorang
yang hidup bermasyarakat, tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat
terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat, maka manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Dalam hidup manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta
dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar
maupun kelompok kecil.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi lintas budaya?
2. Apa saja ruang lingkup komunikasi lintas budaya?
3. Bagaimana dimensi komunikasi lintas budaya ?

3|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi Lintas Budaya


Komunikasi lintas budaya adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara
orang-orang yang berbeda budaya. Ketika komunikasi tersebut terjadi antara
orang-orang berbeda bangsa(international), antaretnik(interethnical), kelompok
ras(interracial), atau komunikasi bahasa(intercommunal), disebut komunikasi
lintas budaya.
Menurut Liliweri (2003:9), dalam bukunya yang berjudul Komunikasi
Antarbudaya, memberikan definisi komunikasi antarbudaya atau komunikasi
lintas budaya sebagai pernyataan diri antarpribadi yang paling efektif antar dua
orang yang saling berbeda latar belakang budayanya.
Komunikasi Lintas Budaya dalam pengertian yang lebih luas lagi, merupakan
pertukaran pesan yang disampaikan secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner
antara dua orang yang berbeda latar belakang budaya.

B.     Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya


Komunikasi lintas budaya sangat penting, terutama untuk mencapai hubungan
kerja sama yang saling menguntungkan. Pentingnya komunikasi lintas budaya
untuk membangu hubungan internasional yang serasi dapat ditemukan contohnya
dari hubungan Amerika Serikat dan Korea Selatan. Hubungan kedua negara
tersebut berjalin harmonis sejak 1884, ketika pemerintah Amerika Serikat
mengirim warganya yang menjadi konsumen pertama produk property buatan
korea selatan. Dari fenomena hubungan ekonomi Amerika Serikat-Korea Selatan,

4|Page
diketahui bahwa produktivitas dan profitabilitas meningkat ketika organisasi
mampu menyerap budaya dan mengomunikasikan harapan secara jelas.
Bagi banyak Negara, proses komunikasi yang ditunjukkan kedua Negara
tersebut dijadikan sebagai replikasi untuk mencapai kemajuan dalam menjalin
hubungan internasional. Replikasi tersebut tidak terbatas hanya dalam hubungan
perdagangan saja, melainkan juga hubungan pertukaran pelajar, kegiatan riset dan
kebudayaan, hingga masalah pertahanan keamanan. Kunci keberhasilan ini
terletak pada aspek koorientasi yang diperlihatkan kedua belah pihak.
Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan
karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara
berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang
ada pada masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan
komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi Komunikasi Lintas
Budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang
berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-
perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya
akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman
atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu
banyak kita temui dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme
dewasa ini dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau
pertentangan antaretnis. Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir
kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat perbedaan budaya adalah dengan
mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain,
mengetahui prinsip-prinsip Komunikasi Lintas Budaya dan mempraktikkannya
dalam berkomunikasi dengan orang lain.

C.    Definisi Budaya


Secara etimologi, budaya berasal dari bahasa sanskerta. Buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Selanjutnya, budaya
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Berbudaya berarti mempunyai budaya, mempunyai pikiran dan akal budi untuk

5|Page
memajukan diri. Kebudayaan diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan
manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budi.
Budaya dalam bahasa Inggris disebut culture, yang berasal dari kata latin,
colere, yang berarti mengolah atau mengerjakan, dan bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga merupakan kata lain dari occult
yang berarti benak dan pikiran. The American Herritage Dictionary mengartikan
culture sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang ditransmisikan melalui
kehidupan sosial, seni, agama, dan kelembagaan.
Budaya dari bahasa latin, yakni dari akar kata cultura. Dalam bahas Perancis, la
Culture berarti esemble des aspects intellectuals d’une civilization (serangkaian
bidang intelektual dalam sebuah peradaban). Budaya adalah suatu konsep yang
mencakup berbagai kompenen yang digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan dan kepentingan hidupnya sehari-hari (Purwasito, 2003:95).1[4]
Edward B. Taylor mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan sistem yang
kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang
diperoleh dan dipelihara manusia sebagai anggota masyarakat.
Williams mendefinisikan bahwa budaya mencakup organisasi produksi,
struktur lembaga, yang mengekspresikan atau mengatur hubungan sosial, dan
bentuk-bentuk komunikasi khas antaranggota masyarat.
Trenholm dan Jensen (1992:238) mendefinisikan budaya sebagai seperangkat
nilai, kepercayaan, norma, adat istiadat, aturan, dan kode yang secara sosial
mendefinisikan kelompok orang yang memilikinya, mengikat mereka satu sama
lain dan memberi mereka kesadaran bersama.
Harrison dan Huntington mengemukakan, “Istilah budaya, tentu saja
mempunyai arti banyak dalam disiplin ilmu serta konteks yang berbeda.” Sifat
sulit dipahami ini mungkin dapat di cerminkan dalam fakta bahwa pada awal
tahun 1952 ulasan tentang literatur antropologi mengungkap 164 definisi berbeda
dari kata budaya.

6|Page
Menurut Triandis, “Kebudayaan merupakan elemen subjektif dan objektif yang
dibuat manusia yang di masa lalu meningkatkan kemungkinan untuk bertahan
hidup dan berakibat dalam kepuasan pelaku dalam sudut ekologis, dan demikian
tersebar di antara mereka yang dapat berkomunikasi satu sama lainnya, karena
mereka mempunyai kesamaan bahasa dan mereka hidup dalam waktu dan tempat
yang sama.” Pengertian ini menyorot dalam satu kalimat panjang, fitur penting
dari budaya. Dengan menunjuk pada “buatan manusia” yang membuat jelas
bahwa budaya berhubungan dengan bagian non-biologis dari kehidupn manusia.
Hal ini memberikan penjelasan tentang sifat bawaan dan tidak harus dipelajari
(sperti makan, tidur, menangis, mekanisme organ bicara, dan rasa takut). Kedua,
definisi ini meliputi apa yang disebut Harrison dan Huntington sebagai elemen
“subjektif” dari bahasa. Elemen sseperti “nilai, tingkah laku, kepercayaan,
orientasi, dan asumsi yang tersirat lazim dalam suatu masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah keseluruhan sistem gagasan
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Dengan demikian, dapat
dikatakan secara ringkas bahwa budaya adalah keseluruhan cara hidup (way of
life) manusia.
Secara panjang lebar Tubbs (1996: 237) mengartikan budaya dengan segala
unsurnya bahwa budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sekelompok orang serta diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari. Maka, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di
antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik,
atau sosio ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Seperti kita ketahui
bahwa budaya mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi. Budaya
bertanggung jawab atas seluruh aspek komunikasi yang dilakukan oleh seorang
individu atau kelompok, baik secara verbal maupun nonverbal.

7|Page
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Tidak banyak orang menyadari
bahwa bentuk-bentuk interaksi antarbudaya sesungguhnya secara langsung atau
tidak melibatkan sebuah komunikasi. Pentingnya komunikasi antarbudaya
mengharuskan semua orang untuk mengenal dasar-dasar komunikasi antarbudaya
itu. Komunikasi itu muncul, karena adanya kontak, interaksi dan hubungan antar
individu atau kelompok yang berbeda kebudayaannya. Jadi, sebenarnya tidak ada
kebudayaan tanpa komunikasi, dan tidak ada komunikasi tanpa pengaruh budaya.
Di sinilah pentingnya kita mengetahui komunikasi antarbudaya itu.

D.RUANG LINGKUP PENELITIAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

Penelitian komunikasi lintas budaya memfokuskan perhatian pada bagaimana


budaya-budaya yang berbeda berinteraksi dengan proses komunikasi; bagaimana
komponen-komponen komunikasi berinteraksi dengan komponen-komponen
budaya. Komponen-komponen Budaya Disiplin yang menelaah komponen-
komponen budaya adalah antropologi budaya, sehingga penelitian komunikasi
lintas budaya harus mengacu pada disiplin tersebut dalam mengidentifikasi dan
mendeskripsikan komponen budaya.
Asante mengemukakan enam komponen budaya yang penting:
1. Komponen Pandangan Dunia.
Setiap budaya punya caranya yang khas dalam memandang dunia-dalam
memahami, menafsirkan dan menilai dunia. Ketika komunikasi lintas budaya
terjadi, pandangan dunia akan mempengaruhi proses penyandian dan

8|Page
pengalihasandian. Pandangan dunia juga dapat dipakai untuk memdiagnosis
“noise” yang terjadi dan menunjukkan “terapi”-nya.
2. Komponen Kepercayaan (beliefs).
Salah satu unsur kepercayaan yang sangat penting dalam komunikasi
lintas kultural adalah citra (image) kita dengan komunikasi dari budaya lain. Citra
mempengaruhi perilaku kita dalam hubungannya dengan orang yang citranya kita
miliki. Citra menentukan desain pesan komunikasi kita.
3. Komponen nilai.
Sistem nilai masyarakat dalam budaya tertentu mempengaruhi cara
berpikir anggota-anggotanya. Spranger mengemukakan kategori nilai yang
terkenal antara lain: nilai ilmiah, nilai religius, nilai ekonomis, nilai estetis, nilai
politis dan nilai sosial.
4. Nilai sejarah.
Lewat sejarah yang mereka ketahui, anggota masyarakat saling bertukar
pesan dalam komunikasi lintas budaya.
5. Komponen Mitologi.
Mitologi suatu kelompok budaya memberikan pada kelompok pemahaman
hubungan-hubungan, yakni, hubungan orang dengan orang, orang dengan
kelompok luar, dan orang dengan kekuatan alami.
6. Komponen otoritas status.
Setiap budaya mempunyai caranya sendiri dalam mendiskusikan otoritas
status. Bersamaan dengan otoritas status ada permainan peran yang ditentukan
secara normatif.

E.Dimensi Komunikasi Lintas Budaya

Satu contoh studi tentang komunikasi lintas budaya,seperti dilakukan oleh


William (1966) dalam Samovar dan Porter (1976), berkisar pada perbandingan
perilaku komunikasi antarbudaya dengan menunjukkan persamaan dan
perbedaan : (1) persepsi, yaitu sifat dasar persepsi dan pengalaman persepsi,
peranan lingkungan sosial dan fisik terhadap pembentukan persepsi;(2) kognisi,

9|Page
yang terdiri unsur-unsur khusus kebudayaan, proses berpikir, bahasa dan cara
berpikir;(3) sosialisasi, berhubungan dengan masalah sosialisasi universal dan
relativitas, tujuan-tujuan institusionalisasi; dan (4) kepribadian, misalnya tipe-tipe
budaya pribadi yang mempengaruhi etos, dan tipologi karakter atau watak bangsa.

Contoh studi lintas budaya yang menarik lainnya adalah seperti karya Erika Vora
dan Jay A.Vora dalam Asante dkk.(1979). Penelitian tersebut bertujuan
membandingkan pola-pola perilaku para keluarga di tiga negara India, Amerika
Serikat dan Jerman Barat.

Dari pemaparan di atas dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:

Dilihat dari sifat kajiannya istilah komunikasi antarbudaya nampaknya lebih


kompleks maknanya ketimbang komunikasi lintas budaya karena banyak kajian
komunikasi antarbudaya yang mendekati objeknya melalui pendekatan kritik
budaya, sedangkan komunikasi lintas budaya lebih memfokuskan diri pada upaya
deskripsi perbandingan pola-pola komunikasi antarpribadi di antara peserta
komunikasi yang berbeda kebudayaan.

Dimensi-dimensi Komunikasi Antar Budaya

Ada 3 (tiga) dimensi yang perlu diperhatikan untuk sampai pada pemahaman
tentang kebudayaan dalam konteks KAB :

Pertama, tingkat masyarakat kelompok budaya dari para partisipan;

Kedua, konteks sosial tempat terjadinya KAB;

Ketiga, saluran yang dilalui oleh pesan-pesan KAB ( baik yang bersifat verbal
maupun nonverbal)

Dimensi pertama menunjukkan bahwa istilah kebudayaan telah digunakan untuk


merujuk pada macam-macam tingkat lingkupan dan kompleksitas dari organisasi

10 | P a g e
sosial.Umumnya istilah kebudayaan mencakup beberapa pengertian sebagai
berikut :

1. Kawasan-kawasan dunia, misal : budaya timur, budaya barat


2. Subkawasan-kawasan di dunia, misalnya: budaya Amerika Utara, budaya
Asia Tenggara.
3. Nasonal/negara,misalnya: budaya Indonesia,budaya Perancis, budaya
Jepang.
4. Kelompok-kelompok etnik-ras dalam negara seperti ; budaya orang
Amerika Hitam,Budaya Amerika Asia, Budaya Cina-Indonesia.
5. Macam-macam subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis
kelamin, kelas sosial, coundercuklture  (budaya Hippis, budaya orang di
penjara,budaya gelandangan, budaya kemiskinan)

Contoh kajian KAB dimensi pertama misalnya,komunikasi antarndividu dengan


kebudayaan nasional yang berbeda (wirausaha Jepang dengan wirausaha Amerika
atau Indonesia) atau antar individu dengan kebudayaan ras-etnik yang berbeda
(seperti antar pelajar penduduk asli dengan guru pendatang.Bahkan ada yang
mempersempit lagi pengertian pada “kebudayaan individual” karena setiap orang
mewujudkan latar belakang yang unik.

Dimensi kedua menyangkut Konteks Sosial. Misal, konteks sosial KAB pada:
organisasi, bisnis, penddikan, akulturasi imigran, politik,   penyesuaian
pelancong/pendatang sementara, perkembangan alih
teknologi/pembangunan/difusi inovasi, konsultasi terapis. Dalam dimensi ini bisa
saja muncul variasi kontekstual, misalnya, komunikasi antarorang Indonesia
dengan Jepang dalam suatu transaksi dagang akan berbeda dengan komunikasi
antarkeduanya dalam berperan sebagai dua orang mahasiswa dari suatu
universitas. Dengan demikian konteks sosial khusus tempat terjadinya KAB
memberikan pada para partisipan hubungan-hubungan antarperan, ekspektasi-
ekspektasi, norma-norma, dan aturan-aturan tingkah laku yang khusus.

11 | P a g e
Dimensi ketiga, berkaitan dengan saluran komunikasi. Secara garis besar, saluran
dapat dibagi atas :

 Antarpribadi/orang
 Media massa

Bersama-sama dengan dua dimensi sebelumnya, saluran komunikasi juga


memengaruhi proses dan hasil keseluruhan dari KAB. Misalnya,orang Indonesia
menonton melalui TV keadaan kehidupan di Afrika akan memiliki pengalaman
yang berbeda dengan keadaan apabila ia sendiri berada di sana dan melihat
dengan mata kepala sendiri. Umumnya, pengalaman komunikasi  antarpribadi
dianggap memberikan dampak yang lebih mendalam.Komunikasi melalui media
kurang dalam feedback langsung antarpartisan dan oleh karena itu, pada pokoknya
bersifat satu arah.Sebaliknya, saluran antarpribadi tidak dapat menyaingi kekuatan
saluran media dalam mencapai jumlah besar manusia sekaligus bersifat
antarbudaya bila partisipan-partisipannya berbeda latar belakang budayanya.

Ketiga dimensi di atas dapat digunakan secara terpisah ataupun bersamaan,dalam


mengklasifikasikan fenomena komunikasi antarbudaya khusus.Misalnya: kita
dapat menggambarkan komunikasi antara Presiden Indonesia dengan Dubes baru
dari Nigeria sebagai komunikasi internasional, antarpribadi dalam konteks politik;
komunikasi antara pengacara AS dari keturunan Cina dengan kliennya orang AS
keturunan Puerto Rico sebagai komunikasi antarras/antaretnik dalam konteks
bisnis;komunikasi imigran dari Asia di Australia sebagai komunikasi
antaretnik,antarpribadi dan massa dalam konteks akulturasi.

12 | P a g e
 

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Menurut Liliweri (2003:9), dalam bukunya yang berjudul Komunikasi
Antarbudaya, memberikan definisi komunikasi antarbudaya atau komunikasi
lintas budaya sebagai pernyataan diri antarpribadi yang paling efektif antar dua
orang yang saling berbeda latar belakang budayanya.
Komunikasi lintas budaya sangat penting, terutama untuk mencapai
hubungan kerja sama yang saling menguntungkan. Pentingnya komunikasi lintas
budaya untuk membangu hubungan internasional yang serasi dapat ditemukan
contohnya dari hubungan Amerika Serikat dan Korea Selatan. Hubungan kedua
negara tersebut berjalin harmonis sejak 1884, ketika pemerintah Amerika Serikat
mengirim warganya yang menjadi konsumen pertama produk property buatan
korea selatan.
Penelitian komunikasi lintas budaya memfokuskan perhatian pada
bagaimana budaya-budaya yang berbeda berinteraksi dengan proses komunikasi;
bagaimana komponen-komponen komunikasi berinteraksi dengan komponen-
komponen budaya. Komponen-komponen Budaya Disiplin yang menelaah
komponen-komponen budaya adalah antropologi budaya, sehingga penelitian
komunikasi lintas budaya harus mengacu pada disiplin tersebut dalam
mengidentifikasi dan mendeskripsikan komponen budaya.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Liliweri, Alo. Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,


2001

Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin (Eds.)KOMUNIKASI


ANTARBUDAYA : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda
Budaya,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001

http://jendelakuliah.blogspot.com/2013/10/definisi-dan-ruang-lingkup-
komunikasi.html

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai