Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

KELOMPOK 8

“Perilaku Verbal Dalam Komunikasi Antar Budaya"

Dosen Pengampu : Dr. Jeanny Maria Fatimah, M.Si

DISUSUN OLEH :

Widyawati Adila E021201095


Muh Fauzan Abyan E021201015
Ifkar Alhaq E021201045
Syaikhul Islam Sirajuddin E021201073

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah untuk memenuhi
tanggung jawab kami sebagai mahasiswa yang mengampu mata kuliah KomunikasiAntarbudaya.
Tidak lupa pula, kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
atas perjuangannya membawa ummatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang seperti sekang ini

Penulisan makalah berjudul “Perilaku Verbal Dalam Komunikasi Antar Budaya” dapat
diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi
serta dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Kami menyadari makalah yang dibuat ini masih memerlukan penyempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat
membuat karya yang lebih baik lagi ke depannya. Dan apabila terdapat kesalahan kata atau
penulisan pada makalah ini, kami memohon maaf sebesar-besarnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Pengaruh
Psikokultural dalam Proses Komunnikasi Antarbudaya ini dapat bermanfaat.

Makassar, 16 November 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
I.3 Tujuan................................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN............................................................................................................................. 3
II.1 Perilaku Verbal Dalam Komunikasi Lintas Budaya.......................................................3
II.2 Fungsi Bahasa......................................................................................................................4
BAB III........................................................................................................................................... 8
PENUTUP...................................................................................................................................... 8
III.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 8
III.2 Kritik dan Saran................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam kebanyakan peristiwa komunikasi yang berlangsung, hampir selalu melibatkan


penggunaan lambang-lambang verbal dan non verbal secara bersama-sama. keduanya , bahasa
verbal dan non verbal, memiliki sifat yang holistic( masing-masing tidak dapat dipisahkan).

Dalam banyak tindakan komunikasi , bahasa non verbal menjadi komplemen atau
pelengkap bahasa verbal. Lambang-lambang non verbal juga dapat berfungsi kontradiktif,
pengulangan, bahkan pengganti ungkapan-ungkapan verbal, misalnya ketika seseorang mengatakan
terima kasih( bahasa verbal) maka orang tersebut akan melengkapinya dengan tersenyum( bahasa
non verbal), seseorang setuju dengan pesan yang disampaikan orang lain dengan anggukan kepala
( bahasa non verbal). Dua komunikasi tersebut merupakan contoh bahwa bahasa verbal dan non
verbal bekerja bersama-sama dalam menciptakan makna suatu perilaku komunikasi.

1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka secara umum yang menjadi
rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi verbal?


2. Apa faktor yang mempengaruhi komunikasi verbal?
3. Bagaimana komunikasi verbal antar budaya?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi verbal
2. Untuk mengetahui struktur dan unsur kebahasaan
3. Untuk mengetahui komunikasi verbal lintas kebudayaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 PERILAKU VERBAL DALAM KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

Perilaku verbal sebenarnya adalah komunikasi verbal yang biasa kita lakukan sehari-hari.
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan kata-kata atau lebih.
Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan disengaja,
yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan.
Suatu system kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai perangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami
suatu komunitas .

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan fikiran, perasaan dan maksud kita.
Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentatifkan berbagai aspek realitas individu
kita. Dengan kata lain, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan
reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang mewakili kata-kata itu. Misalnya kata
rumah, kursi atau mobil. Realitas apa yang mewakili setiap kata itu?. Begitu banyak ragam rumah,
ada rumah bertingkat, rumah mewah, rumah sederhana, rumah hewan, rumah tembok, rumah bilik,
dan yang lainnya. Begitu juga kursi, ada kursi jok, kursi kerja, kursi plastik, kursi malas, dan
sebagainya. Kata mobil-pun ternyata tidak sederhana, ada sedan, truk, minibus, ada mobil pribadi,
mobil angkutan dan sebagainya.

Bila kita menyertakan budaya sebagai variable dalam proses komunikasi tersebut, maka
masalahnya akan semakin rumit. Ketika kita berkomunikasi dengan seseorang dari budaya kita
sendiri, proses komunikasi akan jauh lebih mudah, karena dalam suatu budaya orang-orang berbagi
sejumlah pengalaman serupa. Namun bila komunikasi melibatkan orang-orang berbeda budaya,
banyak pengalaman berbeda dan akhirnya proses komunikasi juga menyulitkan.

II.2 Fungsi Bahasa

Kita sering tidak menyadari pentingnya bahasa, karena kita sepanajang hidup
menggunakannya. Kita baru sadar bahasa itu penting ketika kita menemui jalan buntu dalam
3
menggunakan bahasa, misalnya ketika kita berupaya berkomunikasi dengan orang yang sama
sekali tidak memahami bahasa kita yang membuat frustasi ; ketika kita sulit menerjamahkan suatu
kata, frase atau kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain; ketika kita harus menulis lamaran atau
diwawancarai dalam bahasa inggris untuk memperoleh pekerjaan yang bagus.
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang ,objek dan
peristiwa. Setiap orang mempunyai nama untuk identifikasi sosial. Orang juga dapat menamai apa
saja, objek-objek yang berlainan,termasuk perasaan tertentu yang mereka alami. Penanaman adalah
dimensi pertama bahasa dan basis bahasa pada awalnya dilakukan manusia sesuaka mereka yang
lalu menjadi konvensi(Aubrey Fisher dan Catherine Adam,1994). Suatu objek mempunyai
beberapa tingkat abstraksi .ibu kita adalah ibu,ibu adalah wanita, wanita adalah manusia ,manusia
adalah makhluk hidup dan makhluk hidup adalah ciptaan Tuhan . semakin luas kelasnya, semakin
abstrak konsep tersebut.sepanjang hidup kita sebenarnya belajar mengabstraksikan segala sesuatu.
Menurut Larry L. Barker dalam Mulyana (2007), bahasa memiliki 3 fungsi ;penanaman(naming
atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi. Penanaman atau penjulukan merujuk pada usaha
mengidentifikasi objek , tindakan, atau orang dengan menyebut namanya,sehingga dapat dirujuk
dalam komunikasi .
Fungsi interaksi menurut barker, menekankan berbagai gagasan dan emosi yang dapat
mengundang simpati dan pengertaian atau kemarahan dan kebingungan. Melalui bahasa, informasi
dapat disampaikan kepada orang lain. Anda juga menerima informasi setiap hari, sejak bangun
tidur hingga anda bangun kembali, dari orang lain, baik secara langsung maupun tidak ( melalui
media massa, misalnya). Fungsi bahasa inilah yang disebut fungsi transmisi. Barker berpandangan ,
keistimewaan bahasa sebagai transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan masa
lalu, masa kini dan masa yang akan dating, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Tanpa bahasa kita tidak mungkin bertukar informasi; kita tidak mungkin menghadirkan semua
objek dan tempat untuk kita rujuk dalam komunikasi kita.
Menurut Mulyana( 2007),menambahkan agar komunikasi kita berhasil, bahasa harus memenuhi
tiga fungsi yaitu: untuk mengenal dunia disekitar kita; berhubungan dengan orang lain; dan untuk
menciptakan koherensi dalam hidup kita. Melalui fungsi pertama kita dapat mempelajari apa saja
yang menarik minat kita, mulai dari sejarah yang hidup pada masa lalu seperti Mesir Kuno. Kita
juga dapat berbagi pengalaman masa lalu dan masa kini yang kita alami, dan juga pengetahuan
yang kita dapatkan dari berbagai media. Fungsi bahasa kedua adalah sebagai sarana untuk
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini berkaitan dengan fungsi komunikasi khususnya fungsi
4
sosial dan fungsi instrumental. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk
kesenangan kita dan untuk mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan. Melaui bahasa kita dapat
mengandalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang disekitar kita. Kemampuan orang lain
dengan orang lain tidak hanya tergantung pada bahasa yang sama, namun juga pengalaman yang
sama dan makna yang sam dalam kata-kata yang kita sampaikan. Sedangkan fungsi ketiga
memungkinkan kita untuk hidup lebih teratur, saling memahami diantara kita, baik kepercayaan
maupun tujuan-tujuan kita. Kita tidak mungkin menjelaskan semua itu dengan menyusun kata-kata
secara acak melainkan berdasarkan aturan-aturan tertentu yang telah kita sepakati bersama. Akan
tetapi kita sebenarnya tidak selamanya dapat memenuhi ketiga fungsi tersebut, karena meskipun
bahasa merupakan sarana komunikasi dengan manusia lain, sarana ini secara inheren mengandung
kendala karena keterbatasan sifatnya. Seperti dikatakan S.I Hayakawa;” kata itu bukan objek”. Bila
orang-orang memaknai suatu kata secara berbeda, maka akan timbul kesalahpahaman diantara
mereka.
Setiap diskusi tentang bahasa dalam peristiwa-peristiwa antar budaya harus mengikut
sertakan pembahasaan atas isu-isu bahasa yang umum sebelum membahas masalah-masalah
khusus tentang bahas asing, penerjemahan bahasa dan dialek serta logat sub kultur dan sub
kelompok. Untuk itu bila kita membicarakan berbagai dimensi budaya kitra juga akan
membicarakan bahasa verbal dan relevansinya dengan pemahaman kita tentang budaya. ( Mulyana
& Rakhmat, 2005)
Secara sederhana bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem lambing terorganisasikan,
disepakati secara umum dan merupakan hasil belajar yang digunakan untuk menyajikan
pengalaman –pengalaman dalam suatu komunitas geografis dan budaya.
Bahasa merupakan alat utama yang digunakan budaya untuk menyalurkan kepercayaan, nilai dan
norma. Bahasa merupakan alat bagi orang-orang untuk berinteraksi dengan orang-orang lain dan
juga sebagai alat untuk alat berpikir. Maka bahasa berfungsi sebagai suatu mekanisme untuk
berkomunikasi dan sekligus sebagai pedoman untuk melihat realitas sosial. Bahasa mempengaruhi
persepsi , menyalurkan dan turut membentuk pikiran. Kemempuan menyampaikan pesan verbal
antar budaya.
Menurut Ohoiwutun (1997)dalam Liliweri (2003), dalam berkomunikasi antar budaya ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

5
1) Kapan Orang Berbicara
Jika kita berkomunikasi antar budaya perlu diperhatikan ada kebiasaan (habits) budaya yang
mengajarkan kepatutan kapan seorang harus atau boleh berbicara. Orang Timor, Batak, Sulawesi,
Ambon, Irian, mewarisi sikap kapan saja bisa berbicara, tanpa membedakan tua dan muda, artinya
berbicara semaunya saja, berbicara tidak mengenal batas usia. Namun orang Jawa dan Sunda
mengenbal aturan atau kebiasaan kapan orang berbicara, misalnya yang lebih muda mendengarkan
lebih banyak daripada yang tua, yang tua lebih bayak berbicara dari yang muda. Perbedaan norma
berbahasa ini dapat mengakibatkan konflik antarbudaya hanya karena salah memberikan makna
kapan orang harus berbicara.
2) Apa yang DIkatakan
Laporan penelitian Tannen (1984-an) menunjukan bahwa orang-orang New York keturunan
Yahudi lebih cenderung berceritera dibanding dengan teman-temannya di California. Ceritera
mereka(New York Yahudi) selalu terkait dengan pengalaman dan perasaan pribadi .Masing-masing
anggota kelompok kurang tertarik pada isi ceritera yang di-kemukakan anggota kelompok lainnya .
3) Hal Memperhatikan
Konsep ini berkaitan erat dengan gaze atau pandangan mata yang diperkenankan waktu berbicara
bersama-sama .Orang-orang kulit hitam biasanya berbicara sambil menatap mata dan wajah orang
lain, hal yang sama terjadi bagi orang Batak dan Timor. Dalam berkomunikasi ‘memperhatikan’
adalah melihat bukan sekedar mendengarkan. Sebaliknya oran Jawa tidak mementingkan ‘melihat’
tetapi mendengarkan. Anda membayangkqan jika seorang Jawa sedang berbicara dengan orang
Timor yang terus menerus menatap mata orang Jawa ,maka si Jawa merasa tidak enak dan bahkan
menilai orang Timor itu sangat kurang ajar. Sebaliknya orang Timor merasa dilecehkan karena si
Jawa tidak melihat dia waktu memberikan pengarahan.
4) Intonasi
Masalah intonasi cukup berpengaruh dalam berbagai bahasa yang berbeda budaya . Orang kadang
di Lembata/Flores memakai kata bua berarti melahirkan namun kata yang sama kalau di tekan pada
huruf akhir’a’-bua’(atau buaq),berarti berlayar ;kata laha berarti marah tetapi kalau disebut tekanan
di akhir ‘a’-lahaq merupakan maki yang merujuk pada alat kelamin laki-laki.
5) Gaya Kaku atau Puitis
Ohoiwutun (1997:105) menulis bahwa jika anda membandingkan bahasa Indonesia yang
diguratkan pada awal berdirinya Negara ini dengan gaya yang dipakai dewasa ini, dekade 90-an
maka anda akan dapati bahwa bahasa Indonesia tahun 1950-an lebih kaku. Gaya bahasa sekarang
6
lebih dinamis lebih banyak kata dan frase dengan makna ganda, tergantung dari konteksnya.
Perbedaan ini terjadi sebagai akibat perkembangan bahasa. Tahun 1950-an bahasa Indonesia hanya
dipengaruhi secara dominan oleh bahasa Melayu.
Dewasa ini puluhan bahasa daerah, teristimewa bahaqsa Jawa dengan puluhan juta penutur aslinya,
telah ikut mempengaruhi ‘ formula’ berbahasa Indonesia. Anehnya bila berkunjung ke Yunani anda
akan mengalami gaya berbahasa Yunani seperti yang kita alami di Indonesia sekarang ini. Disebut
aneh karena Yunani tidak mengalami pengaruh berbagai bahasa dalam sejarah perkembangan
bahasanya seperti yang dialami Indonesia.
6) Bahasa Tidak Langsung
Setiap bahasa mengajarkan kepada para penuturnya mekanisme untuk menyatakan sesuatu secara
langsung atau tidak langsung. Jika anda berhadapan dengan orang Jepang, maka anda akan
menemukan bahwa mereka sering berbahasa secara tidak langsung, baik verbal maupun non verbal.
Dalam berbisnis, umumnya surat bisnis Amerika, menyatakan maksudnya dalam empat paragraph
saja.

7
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Sebagai konklusi, sebagai makhluk sosial kita akan terus bertemu orang baru disekeliling
kita, baik yang memiliki latar belakang yang sama ataupun latar belakang yang berbeda.
Sebagaimana yang kita ketahui, budaya sangat mempengaruhi bagaimana gaya berkomunikasi
seseorang.

Bahasa merupakan alat utama yang digunakan budaya untuk menyalurkan kepercayaan,
nilai dan norma. Bahasa merupakan alat bagi orang-orang untuk berinteraksi dengan orang-orang
lain dan juga sebagai alat untuk alat berpikir. Maka bahasa berfungsi sebagai suatu mekanisme
untuk berkomunikasi dan sekligus sebagai pedoman untuk melihat realitas sosial. Bahasa
mempengaruhi persepsi , menyalurkan dan turut membentuk pikiran. Kemempuan
menyampaikan pesan verbal antar budaya.

III.2 Kritik dan Saran


Sebagai penyusun makalah, kami kelompok 8 sangat mengharapkan makalah ini dapat
menambah wawasan para pembaca. Kami pun menyadari makalah ini masih membutuhkan
penyempurnaan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
pembaca agar kedepannya tidak ada lagi kesalahan yang sama terulang dan apabila terdapat
kesalahan kata atau penulisan pada makalah ini, kami memohon maaf sebesar-besarnya.

Sebagai mahasiswa yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang, kami berharap
bahwa kita dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi kita baik dengan orang yang
memiliki latar belakang budaya yang sama ataupun berbeda sebaik mungkin agar dapat menjadi
individu yang lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dewi. (2018). Fungsi dan Unsur Bahasa. Jurnal Ilmu komunikasi. UltimaComm,10(2), 92-113.

Syam, hidayani. (2015). Komunikasi Verbal Dalam Lintas Budaya(MEA). skripsil. IAIN
Bukittinggi.

Anda mungkin juga menyukai