PERSEPSI INTERPERSONAL
Dosen Pembimbing :
Erica Albertina
Disusun oleh :
Akhmad Faisal Ramadhani
Alif Azzamaltaf
Javierd Akbar
Ricchard Ngawi
PENDAHULUAN
Semenjak Manusia dilahirkan Komunikasi adalah ilmu dan anugrah Tuhan Yang Maha
Kuasa, kita mulai mengenal dan memahami sekeliling kita, beradaptasi, memaknai setiap hakekat.
Menuangkan gagasan dalam sebuah susunan komunikasi dan Bahasa. Komunikasi adalah sebuah
transaksi yang sangat purba. Dan masih kita pakai hingga sekarng.
Manusia adalah “zoon politicon” saling membutuhkan satu sama lainnya, yang sering kita
sebut sebagai makhluk sosial. Keberadaan kelompok atau individu lain adalah kepastian dan
keharusan, kita tidak bisa hidup sendiri didunia ini. Bahkan Tarzan pun tak bisa. Kita tak hanya
membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup kita seperti makan dan pakaian, tetapi
kita juga memerlukan orang lain untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi.
Komunikasi pun menurut beberapa ahli dibedakan menjadi beberapa kelompok salah satunya
yaitu komunikasi Interpersonal atau Komunikasi Antar pribadi yang melibatkan 2 atau 3 orang saja.
Memang hal itu pun masih sederhana bila untuk membahas komunikasi interpersonal, namun ketika
kita kaitkan antara Komunikasi Interpersonal dengan Persepsi Interpersonal maka kita akan melihat
bagaimana luas pembahasan 2 atau 3 orang saja.
Pada kesempatan ini Penyusun akan memaparkan persepsi interpersonal dan kaitannya
terhadap komunikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhnya juga kendala dan manfaat membahasnya.
Dan semoga makalah ini memberikan masukan positif bagi pembacanya pada umumnya, dan
penyusun pada khususnya.
Penyusun
PEMBAHASAAN
Dalam makalah ini kami akan membahas keterkaitan antara persepsi interpersonal dengan
komunikasi interpersonal. Juga faktor faktor yang mempengaruhinya.
Komunikasi adalah pertukaran lambang lambang yang transaksional dan harus diterjemahkan
kedalam sebuah makna. Baik lambang lambang verbal atau non-verbal. Pemaknaan itu pula yang
akan memberikan persepsi terhadap suatu personal.
Dalam kaitannya Komunikasi Interpersonal atau komunikas Antar Pribadi sangat berkaitan
dengan Persepsi Interpersonal. Antara kedua hal itu saling berhubungan dan tidak bisa kita pisahkan.
Ketika kita sedang melakukan Komunikasi interpersonal secara bersamaan pula kita melakukan
persepsi terhadap komunikan yang kita aja berkomunikasi.
Agar tidak mengkaburi antara antara persepsi interpersonal dengan persepsi objek. Jalaludin
Rahmat memberikan empat perbedaan antara persepsi interpersonal dengan persepsi objek :
"Pertama, pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda
fisik; gelombang, cahaya, gelombang suara, temperature, dan sebagainya; pada persepsi interpersonal,
stumuli mungkin sampai kepada kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan
fihak ketiga.
Kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar obyek itu; kita
tidak meneliti sifat-sifat batiniyah obyek itu. Pada persepsi interpersonal kita mencoba memahami apa
yang tampak pada alat indera kita.
Ketiga, ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita; kita pun tidak
memberikan reaksi emosional padanya. Dalam persepsi interpersonal, faktor-faktor personal anda,
dan karakteristik orang yang ditanggapi serta hubungan anda dengan orang tersebut, menyebabkan
persepsi interpersonal sampai cenderung untuk keliru.
Keempat, objek relatif tetap, sedangkan manusia berubah-ubah. Persepsi interpersonal yang
berobjekkan manusia kemudian menjadi mudah salah." (Jalaludin Rachmat, 2005:81-82).
Dalam mempersepsi seseorang kita dapat melihatnya dari faktor faktor Situasional. Yaitu
situasi yang bisa kita amati saat kita berjumpa dengan orang lain. Dimana kita cenderung secara
spontan telah memberi makna terhadap faktor faktor tersebut, yang antara lain adalah Deskripsi
Verbal, Petunjuk kinesik, Petunjuk Wajah, dan Petunjuk Artifaktual.
Bahasa adalah anugrah Tuhan, bahasa telah menuntun kita untuk lebih tepat
mempersepsi. Karena Bahasa adalah kesepakatan. Bahasa memiliki arti dan makna, kita dapat
membaca makalah ini dan memahaminya karena kita telah mengerti, dan memahami makna
dari bahasa bahasa Tulisan ini. Kita tidak bisa mengartikan kata Aku lapar sebagai aku telah
makan. Itulah mengapa Deskripsi Verbal berada pada faktor situasional pertama dalam
mempersepsi orang lain.
Menurut eksperimen Solomon E. Asch, bahwa kata yang disebutkan pertama akan
mengarahkan penilaian selanjutnya. Pengaruh kata pertama ini kemudian terkenal sebagai
primacy effect. Menurut teori Asch, ada kata-kata tertentu yang mengarahkan seluruh
penilaian kita tentang orang lain. Jika kata tersebut berada ditengah rangkaian kata maka
disebut central organizing trait.(dalam Jalaludin Rakhmat,2005)
Contoh, Kata Sang dan Si yang dihubungkan dengan kata Raja, makna yang ter
stimulus pada kata Sang Raja akan berbeda dengan makna yang terstimulus pada kata Si Raja.
Sang akan kita maknai sebagai sesuatu Agung dan baik, sedangkan Si akan kita maknai
sebagai sesuatu yang kecil, bahkan terkadang buruk. Dari pemaknaan itu kita akan lebih
mudah memadupadankan kata kata berikutnya, Sang Raja yang adil, dan bijaksana. Lalu
bagaimana dengan Si, Si Raja yang korup, jahat, kejam dan bertangan besi.
Dari bahasa pun kita akan menciptakan pengaruh personal pada persepsi
Interpersonal. "Bahasa bukan hanya membagi pengalaman, Tetapi juga membentuk
pengalaman itu sendiri" (Lee Whorf dalam Hafied Cangara 2003:105) coba seberapa banyak
pengalaman kita yang terbentuk karena bahasa ?.
Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak daam menyamaikan pesan; istilah
ini dilahirkan oleh antroplog intercultural Edward T. Hall
"Postur dan jarak tubuh, menurut Hall, adalah reaksi yang tidak disengaja ketika ada
fluktuasi pada kerja panca indera, seperti perubahan yang tidak kasat mata pada suara dan
nada bicara seseorang. Jarak sosial antar manusia dapat dipercaya berhubungan dengan jarak
fisik, yang terdiri dari jarak intim dan jarak personal, kemudian dibagi lagi sebagai berikut:
Petunjuk kinesik adalah persepsi yang didasarkan kepada gerakan orang lain yang
ditunjukkan kepada kita. Beberapa penelitian membuktikan bahwa persepsi yang cermat
tentang sifat-sifat dari pengamatan petunjuk kinesik. Begitu pentingnya petunjuk kinesik,
sehingga apabila petunjuk-petunjuk lalin (seperti ucapan) bertentangan dengan petunjuk
kinesik, orang mempercayai yang terakhir. Mengapa? Karena petunjuk kinesik adalah yang
paling sukar untuk dikendalikan secara sadar oleh orang yang menjadi stimuli (selanjutnya
disebut persona stimuli-orang yang dipersepsi;lawan dari persona penanggap) (Jalaludin
Rahmat, 2005)
Emblems, ialah isyarat yang punya arti langsung pada simbol yang dibuat oleh gerakan
badan. Contoh, acung jempol berarti yang terbaik untuk orang Indonesia
Illustrator, ialah isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk menjelaskan
sesuatu, misalnya membuka telapak tangan kebawah setinggi pinggul untuk menunjukkan
objek yang dimaksud pendek.
Affect displays, ialah isarat yang terjadi karena adanya dorongan emosional sehinggat
berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa, menangis, tersenyum dan sebagainya.
Regulators, ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah kepala, menggaruk
garuk kepala tanda bingung, mengangguk tanda setuju, dan menggeleng tanda menolak.
Adaptory, ialah gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan. Misalanya
meggerutu, mengepalkan tinju, membunyikan sendi sendi tangan.
Selain gerakan badan yang dilakukan oleh kepala dan tangan, juga gerakan gerakan
kaki bisa memberi isyarat seperti halnya posisi duduk, berkacak pinggang dan sebagainya.
Dale G. Leather mengatakan "Wajah sudah lama menjadi sumber informasi dalam
komunikasi interpersonal. Inilah alat yang sangat penting dalam menyampaikan makna.
Dalam beberapa detik ungkapan wajah dapat menggerakkan kita ke puncak keputusan. Kita
menelaah wajah rekan dan sahabat kita untuk perubahan-perubahan halus dan nuansa makna
dan mereka,pada gilirannya, menelaah kita."( dalam Jalaludin Rahmat, 2005:87)
Mata yang merupakan subsistem dari sistem wajah pun memliki peran yang besar
dalam menimbulkan persepsi. "mata adalah alat komuniksi yang paling berarti dalam
memberi isyarat tanpa kata......bahkan ada yang menilai gerakan mata adalah pencerminan isi
hati seseorang ".(Hafield Cangara 2003:112)
Misalnya ketika seseorang anak mengatakan pada Ayahnya Aku ingin pergi kerumah
teman malam ini dengan terbatah batah. Itu menunjukkan kegugupan, dan bisa saja ayahnya
justru berpersepsi anaknya telah berusaha membohonginya. Dan Suara keras Ayahnya
mengatakan Hey, kamu bohong ya ? itu menunjukkan kemarahan ayah.
Namun suatu kesalahan sering sekali terjadi bila komunikasi berlangsung dari etnik
berbeda atau yang berlatar belakang berbeda. Misalnya contoh Anak dan Ayah tadi.
Bagaimana bila ternyata mereka berasal dari etnik Batak dan anaknya memang gagap ?
Penafsiran pun akan berbeda bila kita yang berasal dari etnik lain dan tidak mengetahui apa
yang sebenarnya terjadi pada anak dan ayah tersebut.
"Pakaian dan gaya tidak membentuk kepribadian seseorang namun ketika kepribadian
seseorang terbentuk kedua hal tersebut sangat menunjang penampilannya"(Henry Ward
Beecher dalam Henry Russell:2006) kata kata Beecher tersebut mungkin ada benarnya.
Terkadang orang akan mempersepsi kita dari cara berpakaian dan bergaya. Mungkin hal
seperti ini pula yang menimbulkan suatu manner tertentu dalam berbagai macam adat
kebudayaan.
Namun Kecenderungan kita beranggapan orang cantik akan memiliki sifat yang
periang atau yang berparas jelek memiliki sifat penyedih.itu dinamakan halo effect.
Pada bagian ini kita justru tidak membahas tentang proses persepsi itu sendiri malainkan
faktor-faktor personal yang mempengaruhi kecermatan persepsi. Faktor faktor personal seperti
Pengalaman, Motivasi dan Kepribadian.
II.III.I. Pengalaman
Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga
melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi.(Jalaludin Rahmat,2005:89) Penglaman
sangat mempengaruhi kecermatan persepsi, terkadang pengalaman sangat membantu tapi
pengalaman pula kerap kali yang membuat kita terbelenggu dalam mempersepsi. Contoh
seorang ibu lebih berpengalaman mempersepsi anaknya ketimbang seorang bapak. Karena
seorang ibu lah yang lebih mengenal/pengalaman mendidik anaknya. Ketika anaknya
berbohong pun sang ibu akan segera tahu hanya dengan memperhatikan bahasa non-verbal
anak tersebut.
Motivasi lebih menstimulus kita untuk melakukan respon, misalnya ketika kita lelah
kita akan lebih memilih untuk beristirahat.
II.III.III. Kepribadian
Secara kasar definisi Kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap tiap individu
manusia(Koentjaraningra, 2009:83) kepribadian komunikator dan komunikan sangat
mempengaruhi persepsi yang ada.
Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan ego.
Proyeksi adalah mengeksternalisasikan pengalaman subjektif secara tidak sadar. Orang
melempar perasaan bersalahnya pada orang lain. Maling teriak maling adalah contoh tipikal
dari proyeksi. Pada persepsi interpersonal, orang mengenakan pada orang lain sifat-sifat yang
ada pada dirinya, yang tidak disenanginya. Sudah jelas, orang yang banyak melakukan
proyeksi akan tidak cermat menanggapi persona stimuli, bahkan mengaburkan gambaran
sebenarnya. Sebaliknya, orang yang menerima dirinya apa adanya, orang yang tidak dibebani
perasaan bersalah, cenderung menafsirkan orang lain lebih cermat. Begitu pula orang yang
tenang, mudah bergaul dan ramah cenderung memberikan penilaian posoitif pada orang lain.
Ini disebut leniency effect (Basson dan Maslow dalam Jalaludin Rahmat, 2005:91).
Kesan yang muncul akan membawa kita menentukan persepsi. Juga sebaliknya persepsi juga
akan membuat kita memberikan kesan terhadap orang lain.
Komunikasi yang nyaman muncul dari persepsi dan kesan yang positif. Bertemu dengan
orang yang sudah kita takuti, sudah kita segani cenderung akan membuat kita tidak nyaman saat
berkomunikasi.
Proses pembentukan kesan menurut jalaludin rahmat (2005) terdiri dari Stereotyping,
Imlplicit Personal Theory dan Atribusi.
II.IV.I. Stereotyping
Stereotyping ini juga menjalaskan terjadinya primacy effect dan halo effect yang
sudah kita jelaskan dimuka. Primacy effect secara sederhana menunjukkan bahwa kesan
pertama amat menentukan; karena kesan itulah yang menentukan kategori. Begitu pula, halo
effect. Persona stimuli yang sudah kita senangi telah mempunyai kategori tertentu yang
positif, dan pada kategori itu sudah disimpan semua sifat yang baik(Jalaludin Rahmat ,
2005:92).
II.IV.III. Atribusi
Fritz Heider (1958) adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas. Menurut
Heider, bila kita mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita menentukan dahulu apa yang
menyebabkannya; factor situasional atau personal; dalam teori atribusi lazim disebut
kausalitas eksternal dan kausalitas internal (Jones dan Nisbett, 1972).
Bagaimana kita mengetahui bahwa perilaku orang lain disebabkan factor internal, dan
bukan factor eksternal? Menurut Jones dan Nisbett, kita dapat memahami motif persona
stimuli dengan memperhatikan dua hal. Pertama, kita memfokuskan perhatian pada perilaku
yang hanya memungkinkan satu atau sedikit penyebab. Kedua, kita memusatkan perhatian
pada perilaku yang menyimpang dari pola perilaku yang biasa.
Menurut teori atribusi dari Harold Kelly (1972), kita menyimpulkan kausalitas
internal atau eksternal dengan memperhatikan tiga hal: konsensus, -apakah orang lain
bertindak sama seperti penanggap; konsistensi – apakah penanggap bertindak yang sama pada
situasi lain; dan kekhasan (distinctiveness) –apakah orang itu bertindak yang sama pada
situasi lain, atau hanya pada situasi ini saja. Menurut teori Kelly, bila ketiga hal itu sangat
tinggi, orang akan melakukan atribusi kausalitas eksternal.
Sekarang bagaimana kita dapat menyimpulkan bahwa persona stimuli jujur atau
munafik (atribusi kejujuran-attribution of honesty)? Menurut Robert A. Baron dan Donn
Byrne (1979:70-71), kita akan memperhatikan dua hal: (1) sejauh mana pernyataan orang itu
menyimpang dari pendapat yang popular dan diterima orang, (2) sejauh mana orang itu
memperoleh keuntungan dari kita dengan pernyataan itu.
II.V. Proses Pengolahan Kesan
Peralatan lengkap yang kita gunakan untuk menampilkan diri ini disebut front. Front terdiri
dari panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah laku (manner). Panggung
adalah rangkaian peralatan ruang dan benda yang kita gunakan. Penampilan berarti menggunakan
petunjuk artifaktual. Gaya bertingkah laku menunjukkan cara kita berjalan, duduk, berbicara,
memandang, dan sebagainya.
Perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal.
Berdasarkan beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses
komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara langsung (tatap muka) dan terjadi timbal
balik secara langsung pula baik secara verbal maupun non-verbal. Karena perspsi yang keliru,
seringkali terjadi kegagalan dalam komunikasi. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki bila orang
menyadari bahwa persepsinya mungkin salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik
bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru. Kita jarang meneliti
kembali persepsi kita. Akibat lain dari persepsi kita yang tidak cermat ialah mendistorsi pesan yang
tidak sesuai dengan persepsi kita. Persepsi kita tentang orang lain cenderung stabil, sedangkan
persepsi stimuli adalah manusia yang selalu berubah. Adanya kesenjangan antara persepsi dengan
realitas sebenarnya mengakibatkan bukan saja perhatian selektif, tetapi juga penafsiran pesan yang
keliru.
BAB III
PEMBAHASAN POSTER