Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

Komunikasi lintas budaya atau cross cultural communication adalah bidang


studi komunikasi yang memandang bagaimana manusia yang berbeda latar
belakang budaya berkomunikasi. Komunikasi lintas budaya adalah studi yang
berakar dari studi antropologi budaya. Titik berat komunikasi lintas budaya
adalah proses komunikasi yang terjadi dalam berbagai macam budaya yang
berbeda. Komunikasi lintas budaya merupakan “pintu gerbang” agar dapat
memahami komunikasi antar budaya atau intercultural communication.

Komunikasi Lintas budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan
suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini
bisa antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling
mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan
maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan, atau bisa jadi sebagai tahap
awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang
menghasilkan kebudayaan yang baru).

Komunikasi lintas budaya memiliki fungsi penting, terutama ketika seseorang


mulai menjalin hubungan bilateral, trilateral, atau multilateral. Secara khusus,
komunikasi lintas budaya berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian komunikasi
antarorang, antarsuku, dan antarbangsa yang berbeda budayanya. Ketika
memasuki wilayah(daerah) orang lain, seseorang dihadapkan dengan orang-orang
yang sedikit atau banyak berbeda, ditinjau dari aspek sosial, budaya, ekonomi dan
status lainnya.
A. Pengertian Komunikasi Lintas Budaya
Pengertian komunikasi lintas budaya seringkali merujuk pada pengertian
komunikasi antar budaya. Berikut komunikasi lintas budaya menurut para ahli, yaitu :

 Hafied Cangara – Komunikasi lintas budaya adalah proses dimana suatu ide
diberikan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih. Maksud dan tujan dari
pemberian tersebut untuk mengubah tingkah laku mereka.
 P. Clint Rogers (2009) – Komunikasi lintas budaya adalah suatu bidang studi yang
meneliti beberapa cara yang dilakukan oleh manusia. Cara – cara tersebut datang
dari beberapa manusia yang memiliki latar belakang budaya berbeda untuk
berkomunikasi dengan manusia yang lainnya (Cross-Cultural Issues in Online
Learning dalam IGI Global Disseminator of Knowledge)
 Doris E. Cross (2016) – Komunikasi lintas budaya tidak hanya terbatas pada
mempelajari bahasa asing. Namun juga termasuk memahami bagaimana pola-pola
budaya dan nilai-nilai inti. Kemudian pemahaman tersebut berdampak pada proses
komunikasi – bahkan ketika semua orang berbahasa Inggris (Globalization and
Media’s Impact on Cross Cultural Communication: Managing Organizational
Change dalam IGI Global Disseminator of Knowledge )
 Tatjana Takševa Chorney (2009) – Komunikasi yang terjadi di antara anggota
yang berbeda budaya yang mana setiap nilai, pola berpikir, komunikasi dan
perilakunya seringkali berlawanan dengan nilai-nilai, pola berpikir, komunikasi dan
perilaku yang lain. (The World Wide Web and Cross-Cultural Teaching in Online
Education dalam IGI Global Disseminator of Knowledge )
 Menurut Seggal, Dasen dan Poortinga (1990) psikologi lintas budaya adalah kajian
ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus
memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-
kekuatan sosial dan budaya. Pengertian ini mengarahkan perhatian pada dua hal
pokok, yaitu keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku
individu dengan konteks budaya, tempat perilaku terjadi.
o Hubungan Komunikasi Dengan Budaya
Komunikasi dan budaya tidak dapat dipisahkan, karena komunikasi dan
budaya adalah dua hal yang berbeda. Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan di antara para pelaku komunikasi dengan tujuan untuk
saling memahami satu sama lain. Sedangkan budaya dapat dikatakan
sebagai cara berperilaku suatu komunitas masyarakat secara
berkesinambungan. Namun demikian komunikasi dan budaya eksistensinya
saling berkaitan. Suatu budaya dapat dilestarikan dan diwariskan kepada
generasi penerus melalui proses komunikasi. Disini, komunikasi berfungsi
sebagai alat penyebaran tradisi dan nilai-nilai budaya. Komunikasi dan
budaya adalah dua entitas tak terpisahkan, sebagaimana yang dikatakan
Edward T. Hall, bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah
budaya.
Dalam komunikasi lintas budaya terjadi pertukaran antara satu budaya
dan budaya lainnya. Titik tekan budaya dalam konteks komunikasi lintas
budaya lebih banyak berkaitan dengan aspek-aspek budaya immaterial,
seperti bahasa, tradisi, kebiasaan, adat istiadat, norma, serta nilai moral,
etika, gagasan, religi, kesenian, kepercayaan, dan sebagainya.
Contohnya yakni misalnya tentang pernikahan beda budaya. Pernikahan
antara orang Batak dengan orang Sunda, dimana orang Batak itu terkenal
dengan bahasa dan intonasi nadanya yang keras, tegas, dan lantang,
sedangkan orang Sunda, terkenal dengan bahasa dan intonasi nadanya yang
halus, lemah lembut. Seharusnya sebelum menikah mereka terlebih dahulu
mengetahui seperti apa adat, kebiasaan dan komunikasi jika kita sedang
berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya dengan kita. Di dalam
keluarga yang terbentuk dengan kebudayaan yang berbeda haruslah terjalin
komunikasi yang baik, dan harus bias memahami kebudayaan masing-
massing pasangannya. Contohnya jika suami (orang Batak) berbicara kepada
istrinya (orang sunda) dengan nada tegas dan lantang, maka istri harus bias
memahami bahwa suami bukan sedang marah kepadanya, melainkan
memang khas orang Batak bersuara seperti itu. Harus bersikap mengayomi
pasangan dengan antar kebudayaan yang mereka anut, memahami karakter
pasangannya yang berbeda budaya, baik pasangan maupun keluarganya.
Terbentuknya sebuah kebudayaan baru di dalam keluarga tersebut sehingga
terjadi komunikasi yang efektif dan mendukung satu sama lain antara
pasangan yang berbeda budaya itu, sehingga tidak diragukan lagi bagaimana
mereka berkomunikasi satu dengan yang lainnya. [20]

B. Unsur-unsur Komunikasi Lintas Budaya

Tak dipungkiri bahwa komunikasi dan budaya memiliki hubungan yang tidak
dapat dipisahkan. Secara ilmiah hal ini ditunjukkan melalui beberapa pendekatan
atau penelitian, yaitu :

 Komunikasi internasional adalah istilah yang digunakan merujuk pada arus


komunikasi diantara berbagai Negara, khususnya komunikasi antara
pemerintahan.
 Komunikasi lintas budaya secara teknis merujuk pada perbandingan
fenomena lintas budaya.
 Komunikasi pembangunan digunakan untuk merujuk pada studi komunikasi
untuk mempromosikan pertumbuhan sosial dan ekonomi dalam Negara-
negara berkembang.
 Komunikasi antar budaya secara umum merujuk pada interaksi tatap muka
diantara orang-orang dengan latar belakang budaya yang berbeda. Melalui
komunikasi antar budaya kita dapat menciptakan, memahami, dan
mentransformasikan kebudayaan dan identitas.

Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah diulas bahwa komunikasi yang efektif
akan terjadi manakala kita memahami berbagai unsur yang menyokong kegiatan
komunikasi. Sebagaimana unsur komunikasi politik, berikut adalah beberapa unsur
komunikasi lintas budaya yang meliputi people, messages, codes, channels,
feedback, encoding dan decoding, serta noise.

1. Manusia – People

Dalam proses komunikasi manusia tentunya melibatkan beberapa orang yang


masing-masing memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai sumber pesan dan
sebagai penerima pesan. Yang dimaksud dengan sumber pesan adalah pihak
yang menginisiasi sebuah pesan, dan yang dimaksud dengan penerima pesan
adalah pihak yang menjadi target pesan.
Setiap individu tidaklah menampilkan kedua peran ini secara independen.
Melainkan, mereka berperan sebagai sumber pesan dan penerima secara
simultan dan berkesinambungan. Baik sumber pesan atau penerima pesan tidak
merespon semua pesan secara seragam atau menyampaikan pesan dengan
cara yang sama. Baik sumber pesan maupun penerima pesan memiliki
karakteristik individu seperti ras, jenis kelamin, usia, budaya, nilai-nilai, dan sikap
yang mempengaruhi orang lain dalam mengirim dan menerima pesan.

2. Pesan – Message

Pesan dalam komunikasi antar budaya dapat berupa pesan verbal dan pesan
nonverbal sebagai bentuk dari gagasan atau ide, pemikiran, ataupun perasaan
yang sumber pesan ingin sampaikan atau komunikasikan kepada orang lain
atau sekelompok orang yakni penerima pesan. Pesan adalah sebuah isi dari
interaksi yang termasuk didalamnya berupa simbol-simbol (kata-kata atau frasa)
yang digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan yang disertai
dengan ekspresi wajah, gerakan tubuh, gesture, kontak fisik, nada suara, dan
kode-kode nonverbal lainnya. Pesan dapat disampaikan secara singkat dan
mudah untuk dimengerti atau bahkan disampaikan dengan lebih panjang dan
sangat kompleks.

3. Media/Saluran – Channel

Yang dimaksud dengan channel adalah saluran atau media yang menjadi alur
pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Sebuah pesan bergerak dari
satu tempat ke tempat lain, atau dari satu orang ke orang lain melalui sebuah
media atau channel. Saluran atau media komunikasi dapat berupa gelombang
udara, gelombang suara, kabel dan lain-lain.

4. Umpan Balik – Feedback

Feedback atau umpan balik adalah tanggapan yang diberikan oleh penerima
pesan yang berupa tanggapan verbal ataupun tanggapan nonverbal. Idealnya,
kita merespon pesan yang disampaikan oleh orang lain dengan memberikan
umpan balik sehingga sumber pesan mengetahui bahwa pesan telah diterima.
Umpan balik adalah bagian dari berbagai situasi komunikasi. Walupun tidak
memberikan respon atau diam, itupun sebenarnya adalah bentuk umpan balik.

5. Kode – Code

Yang dimaksud dengan kode adalah sebuah susunan sistematis dari simbol-
simbol yang digunakan untuk menciptakan makna di dalam pikiran orang atau
orang lain. Simbol-simbol yang dimaksud dapat berupa kata-kata, frasa, dan
kalimat yang digunakan untuk membangkitkan atau menciptakan gambar,
pemikiran, dan ide di dalam kikiran orang lain. Sebuah computer umumnya
membawa pesan-pesan melalui kode biner pada kabel atau serat optic. Hal yang
sama dapat kita lakukan dengan orang lain dengan menggunakan sebuah kode
yang disebut dengan bahasa.

Terdapat dua kode yang digunakan dalam komunikasi antar budaya, yaitu
kode verbal dan kode nonverbal. Kode verbal terdiri dari simbol-simbol dan
susunan gramatikal. Semua bahasa adalah kode. Kemudian, kode nonverbal
terdiri atas simbol-simbol yang bukan berupa kata-kata termasuk didalamnya
bahasa tubuh, ruang dan waktu, pakaian, dan lain-lain. Kode nonverbal bukanlah
kode non-oral. Semua kode non-oral seperti gerakan tubuh adalah kode
nonverbal. Kode nonverbal meliputi kode oral seperti suara, durasi, pitch, dan
lain-lain.

6. Encoding dan Decoding

Proses komunikasi dapat dilihat sebagai encoding dan decoding. Encoding


didefinisikan sebagai sebuah proses mengartikan atau menyandi sebuah ide atau
pemikiran ke dalam sebuah kode. Decoding adalah proses memberikan makna
terhadap ide atau pikiran.

7. Gangguan – Noise

Dalam suatu proses komunikasi, noise atau ganguan adalah segala bentuk
interferensi dalam proses encoding dan decoding yang mengurangi kejelasan
sebuah pean. Gangguan dapat bersifat fisik seperti suara yang sangat keras atau
sebuah perilaku yang tidak biasa misalnya seseorang yang berdiri terlalu dekat
dengan kita sehingga kita merasa tidak nyaman. Gangguan juga dapat berupa
gangguan mental, psikologis, atau semantic.

Mempelajari berbagai unsur komunikasi antar budaya dapat memberikan


manfaat bagi kita agar komunikasi yang efektif dapat tercapai. Selain itu, kita dapat
memahami bagaimana menjadi seorang komunikator dari komunikasi antar budaya
yang memiliki kompetensi.

Perbedaan Komunikasi Lintas Budaya dan Komunikasi Antar Budaya.

 Komunikasi lintas budaya


o studi yang lahir dan berkembang dari studi antropologi budaya yang mempelajari
proses komunikasi dalam berbagai budaya yang berbeda. (Baca juga: Teori
Media Baru)
o penelitian komunikasi lintas budaya sebagian besar bersifat komparatif.
o komunikasi lintas budaya merupakan pintu gerbang untuk mempelajari
komunikasi antar budaya
 Komunikasi antar budaya
o studi yang menghubungkan komunikasi dengan budaya dan komunikasi lintas
budaya termasuk di dalamnya.
o merupakan bidang penelitian yang baru.

C. Strategi Komunikasi Lintas Budaya

Beberapa strategi lintas budaya, sebagai berikut :

1. Konsolidasi, yaitu memantapkan dan mengembangkan ketenagaan dan


kelembagaan yang tangguh dan mendukung kerja “proses komunikasi”.

2. Integrasi, yaitu menggalang keterpaduan kerja dengan lembaga atau pihak


lain yang potensial untuk meningkatkan, daya guna dan hasil guna perencanaan
proses komunikasi.
3. Implementasi, yaitu menerapkan metode dan teknik perencanaan proses
komunikasi termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta materi
perencanaan.
Manfaat Mempelajari Komunikasi Lintas Budaya

Sebagaimana bentuk komunikasi lainnya, mempelajari komunikasi lintas budaya


memiliki berbagai manfaat, yaitu :

 Membantu pemahaman proses komunikasi lintas budaya.


 Membantu pemahaman komunikasi antar budaya.
 Membantu manajemen konflik.
 Menyadari bahwa budaya yang kita miliki juga memiliki bias.
 Membantu mengasah kepekaan kita.
 Membantu pemahaman budaya lain.
 Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri.
 Memperluas dan memperdalam pengalaman sseorang.
 Mempelajari dan meningkatkan keterampilan komunikasi lintas budaya.
 Membantu memperkaya kemampuan berbahasa.
 Membantu menghindari kesalahpahaman dengan orang lain.
TUGAS RESUME

OLEH :

REZA MAULANA
151801034

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON


PRODI ILMU KOMUNIKASI
2019

Anda mungkin juga menyukai