Komunikasi Lintas budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan
suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini
bisa antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling
mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan
maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan, atau bisa jadi sebagai tahap
awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang
menghasilkan kebudayaan yang baru).
Hafied Cangara – Komunikasi lintas budaya adalah proses dimana suatu ide
diberikan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih. Maksud dan tujan dari
pemberian tersebut untuk mengubah tingkah laku mereka.
P. Clint Rogers (2009) – Komunikasi lintas budaya adalah suatu bidang studi yang
meneliti beberapa cara yang dilakukan oleh manusia. Cara – cara tersebut datang
dari beberapa manusia yang memiliki latar belakang budaya berbeda untuk
berkomunikasi dengan manusia yang lainnya (Cross-Cultural Issues in Online
Learning dalam IGI Global Disseminator of Knowledge)
Doris E. Cross (2016) – Komunikasi lintas budaya tidak hanya terbatas pada
mempelajari bahasa asing. Namun juga termasuk memahami bagaimana pola-pola
budaya dan nilai-nilai inti. Kemudian pemahaman tersebut berdampak pada proses
komunikasi – bahkan ketika semua orang berbahasa Inggris (Globalization and
Media’s Impact on Cross Cultural Communication: Managing Organizational
Change dalam IGI Global Disseminator of Knowledge )
Tatjana Takševa Chorney (2009) – Komunikasi yang terjadi di antara anggota
yang berbeda budaya yang mana setiap nilai, pola berpikir, komunikasi dan
perilakunya seringkali berlawanan dengan nilai-nilai, pola berpikir, komunikasi dan
perilaku yang lain. (The World Wide Web and Cross-Cultural Teaching in Online
Education dalam IGI Global Disseminator of Knowledge )
Menurut Seggal, Dasen dan Poortinga (1990) psikologi lintas budaya adalah kajian
ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus
memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-
kekuatan sosial dan budaya. Pengertian ini mengarahkan perhatian pada dua hal
pokok, yaitu keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku
individu dengan konteks budaya, tempat perilaku terjadi.
o Hubungan Komunikasi Dengan Budaya
Komunikasi dan budaya tidak dapat dipisahkan, karena komunikasi dan
budaya adalah dua hal yang berbeda. Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan di antara para pelaku komunikasi dengan tujuan untuk
saling memahami satu sama lain. Sedangkan budaya dapat dikatakan
sebagai cara berperilaku suatu komunitas masyarakat secara
berkesinambungan. Namun demikian komunikasi dan budaya eksistensinya
saling berkaitan. Suatu budaya dapat dilestarikan dan diwariskan kepada
generasi penerus melalui proses komunikasi. Disini, komunikasi berfungsi
sebagai alat penyebaran tradisi dan nilai-nilai budaya. Komunikasi dan
budaya adalah dua entitas tak terpisahkan, sebagaimana yang dikatakan
Edward T. Hall, bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah
budaya.
Dalam komunikasi lintas budaya terjadi pertukaran antara satu budaya
dan budaya lainnya. Titik tekan budaya dalam konteks komunikasi lintas
budaya lebih banyak berkaitan dengan aspek-aspek budaya immaterial,
seperti bahasa, tradisi, kebiasaan, adat istiadat, norma, serta nilai moral,
etika, gagasan, religi, kesenian, kepercayaan, dan sebagainya.
Contohnya yakni misalnya tentang pernikahan beda budaya. Pernikahan
antara orang Batak dengan orang Sunda, dimana orang Batak itu terkenal
dengan bahasa dan intonasi nadanya yang keras, tegas, dan lantang,
sedangkan orang Sunda, terkenal dengan bahasa dan intonasi nadanya yang
halus, lemah lembut. Seharusnya sebelum menikah mereka terlebih dahulu
mengetahui seperti apa adat, kebiasaan dan komunikasi jika kita sedang
berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya dengan kita. Di dalam
keluarga yang terbentuk dengan kebudayaan yang berbeda haruslah terjalin
komunikasi yang baik, dan harus bias memahami kebudayaan masing-
massing pasangannya. Contohnya jika suami (orang Batak) berbicara kepada
istrinya (orang sunda) dengan nada tegas dan lantang, maka istri harus bias
memahami bahwa suami bukan sedang marah kepadanya, melainkan
memang khas orang Batak bersuara seperti itu. Harus bersikap mengayomi
pasangan dengan antar kebudayaan yang mereka anut, memahami karakter
pasangannya yang berbeda budaya, baik pasangan maupun keluarganya.
Terbentuknya sebuah kebudayaan baru di dalam keluarga tersebut sehingga
terjadi komunikasi yang efektif dan mendukung satu sama lain antara
pasangan yang berbeda budaya itu, sehingga tidak diragukan lagi bagaimana
mereka berkomunikasi satu dengan yang lainnya. [20]
Tak dipungkiri bahwa komunikasi dan budaya memiliki hubungan yang tidak
dapat dipisahkan. Secara ilmiah hal ini ditunjukkan melalui beberapa pendekatan
atau penelitian, yaitu :
Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah diulas bahwa komunikasi yang efektif
akan terjadi manakala kita memahami berbagai unsur yang menyokong kegiatan
komunikasi. Sebagaimana unsur komunikasi politik, berikut adalah beberapa unsur
komunikasi lintas budaya yang meliputi people, messages, codes, channels,
feedback, encoding dan decoding, serta noise.
1. Manusia – People
2. Pesan – Message
Pesan dalam komunikasi antar budaya dapat berupa pesan verbal dan pesan
nonverbal sebagai bentuk dari gagasan atau ide, pemikiran, ataupun perasaan
yang sumber pesan ingin sampaikan atau komunikasikan kepada orang lain
atau sekelompok orang yakni penerima pesan. Pesan adalah sebuah isi dari
interaksi yang termasuk didalamnya berupa simbol-simbol (kata-kata atau frasa)
yang digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan yang disertai
dengan ekspresi wajah, gerakan tubuh, gesture, kontak fisik, nada suara, dan
kode-kode nonverbal lainnya. Pesan dapat disampaikan secara singkat dan
mudah untuk dimengerti atau bahkan disampaikan dengan lebih panjang dan
sangat kompleks.
3. Media/Saluran – Channel
Yang dimaksud dengan channel adalah saluran atau media yang menjadi alur
pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Sebuah pesan bergerak dari
satu tempat ke tempat lain, atau dari satu orang ke orang lain melalui sebuah
media atau channel. Saluran atau media komunikasi dapat berupa gelombang
udara, gelombang suara, kabel dan lain-lain.
Feedback atau umpan balik adalah tanggapan yang diberikan oleh penerima
pesan yang berupa tanggapan verbal ataupun tanggapan nonverbal. Idealnya,
kita merespon pesan yang disampaikan oleh orang lain dengan memberikan
umpan balik sehingga sumber pesan mengetahui bahwa pesan telah diterima.
Umpan balik adalah bagian dari berbagai situasi komunikasi. Walupun tidak
memberikan respon atau diam, itupun sebenarnya adalah bentuk umpan balik.
5. Kode – Code
Yang dimaksud dengan kode adalah sebuah susunan sistematis dari simbol-
simbol yang digunakan untuk menciptakan makna di dalam pikiran orang atau
orang lain. Simbol-simbol yang dimaksud dapat berupa kata-kata, frasa, dan
kalimat yang digunakan untuk membangkitkan atau menciptakan gambar,
pemikiran, dan ide di dalam kikiran orang lain. Sebuah computer umumnya
membawa pesan-pesan melalui kode biner pada kabel atau serat optic. Hal yang
sama dapat kita lakukan dengan orang lain dengan menggunakan sebuah kode
yang disebut dengan bahasa.
Terdapat dua kode yang digunakan dalam komunikasi antar budaya, yaitu
kode verbal dan kode nonverbal. Kode verbal terdiri dari simbol-simbol dan
susunan gramatikal. Semua bahasa adalah kode. Kemudian, kode nonverbal
terdiri atas simbol-simbol yang bukan berupa kata-kata termasuk didalamnya
bahasa tubuh, ruang dan waktu, pakaian, dan lain-lain. Kode nonverbal bukanlah
kode non-oral. Semua kode non-oral seperti gerakan tubuh adalah kode
nonverbal. Kode nonverbal meliputi kode oral seperti suara, durasi, pitch, dan
lain-lain.
7. Gangguan – Noise
Dalam suatu proses komunikasi, noise atau ganguan adalah segala bentuk
interferensi dalam proses encoding dan decoding yang mengurangi kejelasan
sebuah pean. Gangguan dapat bersifat fisik seperti suara yang sangat keras atau
sebuah perilaku yang tidak biasa misalnya seseorang yang berdiri terlalu dekat
dengan kita sehingga kita merasa tidak nyaman. Gangguan juga dapat berupa
gangguan mental, psikologis, atau semantic.
OLEH :
REZA MAULANA
151801034