Bagi sebagian orang, Public Relations Officer, Public Relations Specialist--yang biasa dikenal
dengan nama PR, cenderung disamakan dengan profesi Hubungan Masyarakat
(Humas). Well, anggapan ini memang tidak sepenuhnya keliru, walaupun tidak juga tepat
sekali. Hal ini tergantung dari sudut pandang dan opini publik yang sudah terlanjur
menancap di masyarakat, bahwa humas pada dasarnya "hanya" bertindak sebagai "tukang
siar", yang jalinan kerjanya biasanya erat berkaitan dengan media massa. PR, pada
kenyataannya, lingkup kerjanya tidak hanya terbatas pada menjalin hubungan dengan
media massa.
Berikut kami sajikan deskripsi kerja seorang PR, mudah-mudahan dapat memperbaiki
anggapan-anggapan kurang tepat mengenai profesi yang sebenarnya sangat kompleks ini.
Sengaja kami bagi artikel ini dalam 2 edisi, karena sesungguhnya cukup banyak seluk-beluk
dunia kerja seorang PR yang cukup pantas untuk dicermati.
"Public Relations itu sangat luas artinya," ujar sumber CyberJob, Siska Widyawati, yang
pernah mengecap pengalaman 5 tahun sebagai seorang PR di sebuah agensi periklanan
besar di Jakarta Pusat. Di sana (Amerika-Red), hampir di setiap perusahaan memiliki seorang
PR, karena mereka sudah mengerti betul seluk beluk tugas seorang PR. Tapi di Indonesia, PR
biasanya hanya dimaknai sebagai tenaga marketing, atau sebagai jurusiar.
"Public relations bukan hanya seorang juru siar," ujar Siska. Berikut Siska memaparkan
beberapa job description PR yang disebutnya sebagai "natureofwork".
Pada perkembangannya konsep Public Relations di Amerika dimulai sekitar tahun 1900 an
yang dipelopori oleh Ivy Lee dengan " The Declaration of Principles". Ivy Lee dianggap
sebagai " the father of Public Relations" karena deklarasi asasnya itu, meskipun demikian
sebetulnya konsep Public Relations di Amerika sudah ada sejak tahun 1850.( Broom, 2000;
102).
Public Relations digunakan oleh pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh PERTAMINA,
sebuah perusahaan minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah banyak digunakan
baik itu di pihak pemerintah maupun swasta di berbagai sektor. Konsep Public Relations
dipahami dan digunakan oleh pihak pihak tersebut dengan berbagai macam pemahaman
dan berbagai macam bentuk implementasinya.
Glasnost dan Perestroika merupakan kampanye PR dalam karya politik sebuah negara.
Untuk mengubah negaranya, Michael Gorbachev melontarkan konsep ini untuk mengubah
persepsi dunia tentang Uni Soviet dan membuka bangsanya bagi dunia luar.
Kasus kasus tersebut adalah kasus kasus yang terjadi hampir 20 tahun yang lalu.
Sementara ini masih hangat di tahun 2000 an pada saat negara negara di Asia terjadi krisis
SARS, Hongkong dan Singapura menangani khusus pemulihan citra wisata negaranya
dengan menyewa seorang konsultan PR.
Dari kasus kasus yang ada sebetulnya tampak bahwa PR adalah sebuah fungsi komunikasi
yang terencana, tetapi memang kenyataannya masih banyak salah pandang mengenai hal
ini.
Untuk menjadi PR harus memiliki kemampuan membina hubungan secara pribadi. Hal ini
tidak seluruhnya salah tetapi bukan itu saja tugas dari seorang PR
Memang awal mula akar dari PR dari perang (lihat sejarah di atas). Pada masa perang
memang PR digunakan untuk mengirim pesan yang salah untuk mematahkan semangat
lawan. Propaganda dilakukan sepihak dan untuk kepentingan kemenangan satu pihak.
3. PR adalah Publisitas
Hal ini tampak pada lembaga pemerintah. Lembaga pemerintah lebih banyak menggunakan
PR nya untuk hal ini. PR tidak lebih digunakan sebagai "press relations" yang tugasnya
hanyalah mempublikasikan kebijakan pemerintah, menyusun jadwal temu wartawan serta
membawa wartawan turut kunjungan ke daerah daerah.
Berita yang dimuat di media dianggap sebagai iklan gratis sehingga banyak praktisi
pemasaran berupaya memanfaatkan publikasi pers untuk mendapatkan keuntungan
beriklan secara gratis. Padahal seperti diketahui bukan itu tujuan PR dan bukan itu pula
tujuan berita.
Untuk menjadi PR harus cantik, pandai ha ha hi hi. Jika hanya ini yang dilakukan oleh PR
maka sebuah perusahaan pasti akan kehilangan pamornya, apalagi di masa krisis.
Pandangan seperti ini bahkan PR seperti yang no 1 masih banyak terjagi bahkan seperti baru
baru ini (sekitar 1 tahun yang lalu), media massa pernah mengangkat isue bahwa PR
disamakan dengan hostess, dan frekuensi munculnya isu itu cukup sering. Memang media
yang menayangkan hal itu bukan media terkemuka tetapi paling tidak masih ada tertancap
di benak pembuat berita bahwa PR hanyalah sebatas senyum dan obral kemampuan
personal.
PR sebagai Fungsi Manajemen
Lebih lanjut lagi supaya tidak terjebak dengan kesalahpengertian perlu digali definis
definisi tentang PR. Adapun definisi yang ada adalah sebagai berikut:
1. Cutlip and Center mendefinisikan Public Relations sebagai fungsi manajemen yaitu
mengidentifikasi, memantapkan serta membina hubungan yang saling
menguntungkan antara organisasi dengan publiknya baik dalam keadaan sukses
maupun gagal.
2. Grunig mengembangkan definisi tersebut menjadi manajemen komunikasi antara
organisasi dan publiknya.
3. Lawrence W.Long dan Vincent Hazelton mengembangkan sebuah definisi baru yang
lebih modern dan memadai bahwa Public Relations adalah fungsi komunikasi melalui
adaptasi organisasi, mengubah atau membina hubungan dengan lingkungan dengan
tujuan bersama-sama mencapai tujuan dari organisasi. Pendekatan ini
menggambarkan bahwa Public Relations adalah lebih dari sekedar mempersuasi
melainkan juga membantu mengembangkan kondisi komunikasi terbuka, saling
pengertian/saling memahami dengan didasari ide bahwa organisasi juga mau
berubah (dalam proses berperilaku dan bersikap) tidak hanya sebagi sasaran
khalayak saja. Dapat dikatakan bahwa perusahaan dimungkinkan mengubah
kebijakan sebagai hasil tindak lanjut dari dialog dengan lingkungannya.
Definisi tersebut hanyalah sebagian kecil dari definisi yang ada tentang PR. Mengacu pada
definisi definisi di atas, memaknai terminologi "fungsi manajemen" yang ada pada Public
Relations, memiliki arti yang lebih dalam. Arti tersebut memuat jawaban atas pernyataan,
untuk apa fungsi manajemen atau manajemen komunikasi yang dilakukan oleh Public
Relations. Jawaban ini jelas bahwa Public relations berperan sebagai Pengelola Reputasi
Organisasi. bukan Pemasar/Penjual dan bukan hanya melulu memliki aktifitas berhubungan
dengan media atau seperti yang disebut di atas.
Dari definisi di atas tampak bahwa PR adalah fungsi manajemen bukan adminsitratif. Secara
lebih dalam lagi pada sessi atau mata kuliah yang lain akan dibahas mengenai posisi PR
sebagai koalisi dominan yang duduk di leher struktur yang bertindak sebagai fungsi
manajemen sehingga kurang tepat jika PR hanya didudukkan sebagai bagian dari marketing,
SDM, atau jika kita lihat di pemerintah tidak kurang PR atau Humas hanyal bagian dari seksi.
Dalam hal penempatan PR ada beberapa klasifikasi penempatan dan pemanfaatan PR pada
sebuah organisasi:
Melihat definisi PR seperti di atas maka tampak bahwa kata kunci dari PR adalah
Secara umum PR sebagai fungsi manajemen dan sedikit tentang keberadaan PR dalam
sebuah perusahaan sudah di bahas. Berikut ini secara khusus akan dibahas apa peran,
fungsi, model komunikasi, aktifitas serta kompetensi yang dibutuhkan bagi seorang PR
Sebetulnya memformulasikan apa peran PR dalam organisai bukanlah hal yang mudah.
Beberapa penulis mencoba memetakan bahwa pada dasarnya peran PR dalam sebuah
organisasi adalah sebagai berikut:
1. Communication Tehnician
Beberapa praktisi memasuki dunia PR ini sebagai teknis. Pada tahap ini kemampuan
jurnalistik dan komunikasi sangat diperlukan. PR diarahkan untuk berperan menulis, menulis
news letter, menulis in house journal, menulis news release, menulis feature, dll. Biasanya
praktisi dalam peran ini tidak hadir pada saat manajemen menemui kesulitan. Mereka tidak
dilibatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah
penulisan tools dan mengimplementasikan program. Mereka sebagai "the last to know"
2.Expert Prescriber
Dalam hal diffusi peran dan fungsi PR sehingga mereka paham spirit perlunya PR bagi
perusahaan menjadi rendah dan tidak akan tersosialisasi bahkan terburuk akan hilang
kepercayaan top manajemen akan fungsi PR bagi sebuah organisasi. Hal ini akan terjadi
apabila top manajemen banyak merasa dikecewakan oleh PR yang dianggap mereka sebagai
pakar.
3.Communication Facilitator
PR sebagai pendengar setia dan broker informasi. Mereka sebagai penghubung, interpreter
dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka mengelola two way
communicationnya dengan cara membuka rintangan komunikasi yang ada/yang terjadi.
Tujuannya dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan
informasi, membuat kesepakatan yang melibatkan minat keduabelah pihak. Para pelaku
dengan peran ini menempatkan dirinya sebagai sumber informasi dan sebagai kontak antara
organisasi dan publiknya. Sebagai wasit dari interaksi, memantapkan agenda yang akan
didiskusikan antara dua belah pihak, menyimpulkan pandangan, bereaksi terhadap kasus,
membantu partisipan mendiagnosa masalah, membantu menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan komunikasi. Mereka menjadi boundary spanner antara perusahaan
dan publiknya. Mereka bekerja di bawah asumsi bahwa two way communication mampu
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan organisasi dan publik dalam hal prosedur,
kebijakan, serta tindakan lain yang berhubungan dengan minat kedua belah pihak.
PR berfungsi sebagai bagian penting penganalisis situasi, memiliki peran yang intens dalam
pengembangan prosedur, kebijakan, produk dan aksi perusahaan. Mereka juga memiliki
power mengubah sesuatu yang seharusnya diubah. Mereka harus terlibat dalam segala
bentuk perubahan organisasi.
Melalui peran ini mereka menjadi paham spirit setiap program baik motivasi maupun tujuan
mengapa program harus dilaksanakan, mereka mensupport perubahan strategis organisasi,
keputusan yang sifatnya taktis dan memiliki komitmen pada perubahan dan mampu
menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan program.
Pada sejarah perkembangan konsep model Public Relations tampak bahwa pada mulanya
menurut Erc Goldman dalam Grunig menyebutkan bahwa Public Relations diawali
dengan the public be fooled era atau press agentry dan public be informed atau public
information era.
Pada awalnya Grunig mengadopsi ide ini tetapi mengelaborasinya dengan menambahkan
mengenai tujuan dan arah komunikasi . Grunig mengadopsi ide Thayer mengenai synchronic
dan diachronic communicationuntuk menggambarkan dua pendekatan dalam public
relations. Tujuan dari komunikasi sinkronis (synchronic communication) adalah
mensikronisasi perilaku publik terhadap organisasi sehingga organisasi dapat melakukan apa
yang diinginkan tanpa campur tangan dari publiknya. Tujuan dari komunikasi diakronik
adalah untuk menegosiasikan kebutuhan antara organisasi dengan publiknya.Pada akhirnya
Grunig mengganti istilah synchronic dan diakronik dengan assymetrical dan symetrical
communication.
Di era berikutnya, dengan dipengaruhi oleh pandangan Perilaku dan ilmu ilmu sosial
dikembangkanlah model two way asymetrical yang menekankan pada propaganda dan
manipulasi publik (meskipun dalam arti yang positif). Memanipulasi di sini berarti mengelola
serta mengarahkan publik kepada tujuan kita melalui cara memahami motivasi mereka.
Selanjutnya dikembangkanlah Two way symetrical model yang mengarah kepada "telling
the truth to public" . Model komunikasi ini diterapkan kepada publik dengan menggunakan
penelitian untuk memfasilitasi apa yang diharapkan oleh publik daripada untuk
mengidentifikasi pesan apa yang dapat digunakan untuk mempersuasi publik.
Grunig memaparkan Model two way symetric adalah pendekatan yang dapat dikatakan
baik dalam public relations. Sejalan dengan konsep yang telah dikemukakan sebelumnya
bahwa sebuah departemen dapat dikatakan baik dengan segala karakteristikanya dapat
membuat organisasi menjadi lebih efektif.
Grunig mengidentifikasi suatu teori normatif mengenai Public Relations yang menganut
Two Way Symetric adalah memiliki karakter
Pemahaman tersebut dapat disarikan bahwa komunikasi yang harmonis antara Public
Relations dengan publiknya akan berjalan baik jika didukung dengan komunikasi yang jujur
untuk memperoleh kredibilitas, keterbukaan dan konsisten terhadap langkah-langkah yang
diambil untuk memperoleh keyakinan orang lain,adanya langkah-langkah fair untuk
mendapatkan hubungan timbal balik dan goodwill, komunikasi dua arah yang terus menerus
untuk mencegah keterasingan dan untuk membangun hubungan serta selalu melakukan
evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau penyesuaian yang
dibutuhkan bagi sosial yang harmonis. Pemilihan model yang tepat sangat tergantung dari
struktur sebuah organisasi dan bagaimana kondisi lingkungan dimana perusahaan tersebut
bertindak.
Aktifitas PR
Pekerjaan PR dapat dikerjakan sendiri atau oleh konsultan, pemilihan ini sangat tergantung
dari polcy perusahaan. Kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan konsultan dapat
dilihat lebih lanjut dalam tulisan Ida Anggraeni Ananda, Jurnal Visi Komunikasi.
1. Komunikasi: perukaran ide, pendapat atau peasn melalui visual, lisan atau tulisan
2. Publisitas: diseminasi pesan yang terencana melalui media tertentu, tanpa bayaran,
untuk meningkatkan minat terhadap perusahaan/organisasi
3. Promosi: aktifitas mengkreasi atau menstimulasi perhatian terhadap produk, orang,
organisasi atau kasus.
4. Press agentry: melalui soft news stories
5. Integrated marketing: fungsi PR pendukung pemasran, tujuan beriklan sebuah
organisasi
6. Manajemen Isue: identifikasi, memonitor aksi publik atau reaksi publik terhadap
organisasi
7. Manajemen krisis: menghadapi krisis, bencana atau kegiatan negatif yang tidak
terencana dan memaksimal ekses positif yang dapat diraih
8. Public Information offcer: sebagai penghubung antara lembaga pemerintah, dan
media
9. Public Affairs/lobbyist: bekerja mewakili perusahaan untuk menghadapi politisi,
perangkat pemerintah yang berperan menetukan kebijakan dan undang-undang
untuk mempertahankan statusquo atau mengubahnya.
10. Financial Relations: menghadapi dan mengkomunikasikan informasi kepada
pemegang saham atau masyarakat pemodal
11. Community Relations: memantapkan dan meningkatkan hubungan antara organisasi
dan masyarakat
12. Internal Relations: memantapkan dan meningkatkan hubungan dengan orang
orang yang berada dan memilki hubungan di dalam organisasi
13. Industry Relations: memantapkan dan meningkatkan hubungan dengan atau atas
nama perusahaan dengan industri
14. Minority Relations: memantapkan dan meningkatkan hubungan dengan group
minoritas dan individual
15. Media Relations: memantapkan dan meningkatkan hubungan dengan media
16. Public Diplomacy: memantapkan dan meningkatkan hubungan untuk membuka jalur
perdagangan, pariwisata dan kerjasama antar negara
17. Event management: menyiapkan, merencanakan, melakukan kegiatan yang
bermanfaat dalam suatu waktu
18. Sponsorship: menawarkan atau menerima bantuan dana dengan imbalan public
exposure
19. Cause/Relationship marketing: memantapkan dan meningkatkan hubungan dengan
konsumen
20. Fund Raising: memantapkan dan meningkatkan hubungan atas nama sektor non
profit untuk mendorong terkumpulnya dana serta bantuan
Kompetensi PR
Setelah melihat secara sepintas apa itu PR, peran, model, fungsi serta aktifitasnya maka
dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi PR bukanlah orang yang sembarangan. Banyak
kriteria kompetensi yang harus dimiliki. Diantaranya adalah:
Sebagai sebuah ilmu, public relations (humas) mempunyai banyak definisi, baik dari
definisi yang diberikan oleh ahli, definisi yang dihasilkan dari pertemuan para ahli, maupun
definisi/ pengertian dari lembaga resmi yang khusus berkonsentrasi pada ilmu kehumasan.
Pengertian dan definisi PR dijelaskan dalam berbagai penjelasan yang berbeda, tetapi pada
dasarnya mengandung kesamaan.
b. Frank Jeffkins:
Humas merupakan segala bentuk komunikasi berencana keluar dan kedalam antara sebuah
organisasi dengan masyarakat untuk tujuan memperoleh sasaran sasaran tertentu yang
berhubungan dengan saling pengertian(mutual understanding).
Humas merupakan seni dan ilmu sosial yang menganalisis kecenderungan kecenderungan
sosial dan meramalkan akibat akibatnya dan memberikan pandangan dan pendapat pada
para pimpinanorganisasi serta melaksanakan program program kegiatan yang telah
direncanakan dan sekaligus melayani dua kepentingan yaitu kepentingan organisasi dan
masyarakat.
1.2 Unsur unsur dasar dalam definisi humas
Opini Publik adalah sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama yang
berhubungan dengan arah opini, pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasional
dan dukungan sosial
Menurut Emory Bogardus, opini public adalah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan
diskusi yang dilakukan didalam masyarakat demokratis. Opini public bukan merupakan
seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan.
Dalam praktik kehumasan dalam menciptakan opini public ada 3 cara,yaitu sebagai berikut :
a . Tekanan (pressure)
b. Membeli (buying)
Sama dengan membeli suara alias menyogok dengan sejumlah uang (money politic) agar
bisa memperoleh dukungan. Cara ini sering dipergunakan dalam kehidupan masyarakat
dalam pemilihan kepala desa dan sebagainya, termasuk kegiatan dalam pemilu untuk
mencari dukungan suara lebih banyak.Kegiatan membeli suara opini publik ini juga
diperlukan dalam rapat pemegamg saham di perusahaan, termasuk pihak pejabat humas
(PRO) dalam berupaya menjaga publisitas di media pers atau citra lembaga/institusi di mata
masyarakat dan pers dengan cara membelikan amplop kepada oknum wartawan yang
selama ini telah dibina dalam aktivitas di lingkungan instansinya masing-masing
c . Bujukan/ persuasi (persuasive)
Yang paling tepat atau wajar dalam aktivitas peranan PR dalam membentuk atau
merekayasa opini public,yaitu dengan cara membujuk
Proses terbentuknya opini publik melalui beberapa tahapan yang menurut Cutlip dan Center
ada empat tahap, yaitu :
1. Ada masalah yang perlu dipecahkan sehingga orang mencari alternatif pemecahan.
2. Munculnya beberapa alternatif memungkinkan terjadinya diskusi untuk memilih
alternatif
3. Dalam diskusi diambil keputusan yang melahirkan kesadaran kelompok.
4. Untuk melaksanakan keputusan, disusunlah program yang memerlukan dukungan yang
lebih luas.
Opini publik sudah terbentuk jika pendapat yang semula dipertentangkan sudah tidak lagi
dipersoalkan. Dalam hal ini tidak berarti bahwa opini publik merupakan hasil kesepakatan
mutlak atau suara mayoritas setuju, karena kepada para anggota diskusi memang sama
sekali tidak dimintakan pernyataan setuju. Opini publik terbentuk jika dalam diskusi tidak
ada lagi yang menentang pendapat akhir karena sudah berhasil diyakinkan atau mungkin
karena argumentasi untuk menolak sudah habis.
Berdasarkan terbentuknya opini publik, kita mengenal opini publik yang murni. Opini publik
murni adalah opini publik yang lahir dari reaksi masyarakat atas suatu masalah (isu).
Sedangkan opini publik yang tidak murni dapat berupa :
Manipulated Public Opinion, yaitu opini publik yang dimanipulasikan atau dipermainkan
dengan cerdik
Tentu saja, aspek yang amat penting bagi kesuksesan organisasi adalah karyawan.
Sebelum ada hubungan dengan konsumen, pelanggan, lingkungan, investor dan pihak lain di
luar organisasi, manajemen harus terlebih dahulu memerhatikan orang orang yang
bekerja pada mereka - yakni para karyawan. karena itu, CEO di dalam organisasi sering
memandang karyawan mereka sebagai publik nomor satu atau aset organisasi paling
penting, dan mereka berusaha menciptakan kultur organisasi yang bisa menarik
danmempertahankan karyawan atau pekerja yang produktif. Bagian dari praktik PR ini
dinamakan hubungan internal.
Menurut Alvie Smith, mantan direktur korporat di Generals Motor, ada dua faktor yang
menjelaskan mengapa manajemen menghormati salah satu aspek dari fungsi PR ini
1. Arti penting pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai hasil
standar. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi
dua arah yang interaktif di seluruh organisasi.
2. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi - manajer, jaringan yang
membuat setiap supervisor di setiap level bisa melakukan komunikasi secara efektif
dengan karyawan.
Agar tugas ini mampu berjalan dengan baik, maka bagian komunikasi karyawam harus
mempunyai strategi dalam menjalankan tugasnya. Strategi yang dapat diterapkan misalnya
adalah seperti berikut ini, staff hubungan internal bekerja sama dengan depertemen SDM
untuk mengkomunikasikan berbagai berita, pelatihan, dan topik penting lainnya kepada
karyawan. Mereka bekerja sama dengan department legal dalam mengkomunikasikan hal-
hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan selama negosiasi kontrak kerja dann pemutusan
hubungan kerja. Dan staff hubungan internal juga bekerja sama dengan staf hubungan
eksternal uuntuk mengkoordinasikan pesan-pesan sehingga perusahaan mengoordinasikan
pesan - pesan sehingga perusahaan mengemukakan pernyataannya dalam satu suara.
Chapter 4: Hubungan Dengan Pemegang Saham
Fungsi humas berkisar pada kegiatan menciptakan dan mewujudkan hubungan yang
harmonis dengan pemegang saham. Ini dilakukan dengan membinas hubungan yang sudah
baik dan upaya mencegah terjadinya hubungan yang retak dan ini dilaksanakan dengan
komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan oleh kahumas secara lisan maupun media yang
berlangsung secara timbal balik. Dengan keterampilan berkomunikasi, humas dapat menjadi
mediator untuk menyalurkan perasaan kepada pemegang saham..
Pembinaan merupakan kegitan komunikasi yang menjadi tugas humas (Stocjholder relation)
antara lain sbb :
Hubungan humas dengan pemegang saham ini, erat kaitannya dengan perusahaan franchise
atau apa yang lebih kita kenal sebagai waralaba. Waralaba atau Franchising (dari bahasa
Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau
jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud
dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan
dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual(HAKI) atau pertemuan dari ciri khas
usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang
dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah:
Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik
merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan
bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Tingkat pengembalian
yang layak dari sebuah waralaba adalah minimum 15 persen dari nilai.
Dalam membina hubungan kerja sama jangka panjang antara Principal dan Distributor perlu
dibangun dan dikembangkan, yang untuk itu peran Account Manager/Account Executive
(yang mewakili Principal) dalam meningkatkan hubungan kerja sama jangka panjang dan
profesional perlu ditingkatkan, Peran Account Manager / Account Executive yang
bertanggung jawab terhadap pengembangan kinerja Distributor masih perlu ditingkatkan,
yang untuk itu diperlukan program pengembangan pengetahuan & keterampilan yang
menyangkut pengembangan System Distribusi , khususnya System Pengelolaan Distributor
sebagai ujung tombak yang berhubungan langsung dengan pasar.
Peran distributor yaitu sebagai perantara untuk menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen. Distributor memerlukan retailer untuk menyalurkan barang kepada
pelanggannya, karena itu diperlukan loyalitas retailer terhadap merek dan dilakukan
promosi penjualan kepada retailer yang diharapkan dapat menciptakan intensitas
pembelian sesuai target yang telah ditentukan produsen. Hal ini disebabkan oleh dua alas
an, yaitu: 1. Ada hubungan yang kuat antara loyalitas merek dengan intensitas pembelian. 2.
Ada hubungan yang kuat antara promosi penjualan dengan intensitas pembelian.
Apakah Principal sudah memberikan Kualitas Produk yang baik dan konsisten ?
Apakah Principal sudah melakukan Brand Building setingkat dengan pesaing terdekat ?
Apakah Principal sudah memberikan Distributor allowance memadai untuk Medium Term
Market Developing Initiatives ?
Apakah Principal sudah memberikan Distributor allowance memadai untuk Short Term Sales
Generating Promotions ?
Apakah Principal secara disengaja atau tidak disengaja menciptakan price dan margin
diparity antar distributor / sub distributor / agen sehingga terjadi harga rusak dipasar atau
black market ?
Apakah sudah terjalin jalur komunikasi, koordinasi dan hot line problem solving yang
memadai paling tidak 1x / bulan selain laporan rutin bulanan ?
Bagian humas yang berkonsentrasi dalam hubungan dengan masyarakat sekitar berfungsi
untuk membangun dan menjaga kesan yang baik di masyarakat. Pada umumnya kesan yang
jelek datang dari ketidak-pedulian, prasangka buruk, sikap melawan, dan apatis. Seorang
petugas humas harus mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi pengetahuan dan
pengertian, penerimaan dan ketertarikan.
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi,
mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan
sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
Humas memiliki peran penting dalam membantu menginformasikan pada publik internal
(dalam organisasi) dan publik eksternal (luar organisasi) dengan menyediakan informasi
akurat dalam format yang mudah dimengerti sehingga ketidak-pedulian akan suatu
organisasi, produk, atau tempat dapat diatasi melalui pengetahuan dan pengertian.
Demikian pula halnya dengan wartawan. Mereka bekerja berdasarkan amanat masyarakat
pula. Ada dua hal pokok isi mandat masyarakat yang diembankan kepada lembaga pers,
yang diaktualisasikan wartawan, yakni hak tahu dan hak memberitahukan. Wartawan wajib
mewujudkan isi kedua hak masyarakat tersebut. Nah, salah satu sumber atau narasumber
yang sangat penting yang menjadi mitra kerja wartawan pastilah humas pemda dan humas
DPRD. Untuk mewujudkan hak tahu masyarakat, wartawan harus tekun dan gigih mencari
fakta-fakta (informasi) penting yang dibutuhkan masyarakat di daerah yang bersangkutan.
Agar ini dapat diwujudkan wartawan, humas sebagai mitranya harus selalu siap menjawab
pertanyaan dan memenuhi permintaan wartawan akan fakta-fakta penting yang
berhubungan dengan kepentingan masyarakat daerah, yang pasti sangat beraneka.
Pekerjaaan humas tidak hanya berkutat pada kegiatan publikasi yang mementingkan tujuan
untuk mendapat citra yang baik di masyarakat, tetapi juga kegitan penyelidikan yang tidak
jauh berbeda dengan spionase. Maksudnya adalah humas memantau langsung bagaimana
respons masyarakat terhadap barang maupun jasa yang mereka tawarkan. Pantauan ini
dapat dilakukan humas dengan berbagai cara, baik bertanya langsung kepada masyarakat,
menyelenggarakan seminar produk, mengadakan questioner, ataupun cara cara lain
sesuai dengan strategi dan kebutuhan mereka.
Dengan semakin banyaknya bermunculan produk barang maupun jasa yang sejenis, bagian
humas harus semakin jeli dalam melaksanakan pemantauan terhadap customer agar
mereka tetap memilih produk tersebut dan tidak berpaling ke produk lain. Salah satu yang
banyak digunakan dalam strategi customer relation adalah dengan terlibatnya kepala humas
(kahumas) di antara peusahaan perusahaan saingannya. Dengan terlibatnya kahumas
dalam perang propaganda antara perusahaan-perusahaan saingannya,ia harus cekatan dan
terampil dalam berkomunikasi dan dalam memantau kegiatan lawan.Ia bersama staff harus
membiasakan diri setiap hari membaca surat kabar dan penerbitan lain,mendengarkan
radio terutama radio swasta niaga yang biasa mwenyiarkan iklan dan menonton televise
untuk mengetahui kalau ada propaganda dari perusahaan lawan yang cenderung merebut
public yang telah dibinanya.
Chapter 9: Investor relations
Investor relations (humas investor) adalah salah satu bidang humas yang bekerja dalam
suatu perusahaan dan bertugas untuk menarik minat investor untuk menanamkan
sahamnya di perusahaan tersebut dengan tujuan untuk mengembangkan perusahaan dan
keuntungan bagi investor itu sendiri. Hubungan in serupa dengan hubungan pemerintah dan
wartawan dimana didalamnya terdapat simbiosis mutualisme.
Tanggung Jawab Hubungan Investor adalah untuk meyakinkan para investor untuk
berinvestasi jangka panjang & menguntungkan didalam keegiatan perusahan yang dikelola
dengan baik dengan tujuan pengembangan dan pertumbuhan perusahaan berkelanjutan.
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengkoordinasian)
3. Actuating (pelaksanaan)
4. Controlling (pengendalian)
Pers Relations adalah kode etik kehumasan yang mengatur tata cara seorang humas untuk
bersikap dalam komunikasi kepada wartawan (pers) dalam segala bentuk. Hubungan ini
tentu saja bertujuan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan sebaik-
baiknya, yang tidak lain tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan pencitraan yang baik
dari masyarakat.
10.2 Strategi dalam penerapan Pers Relation
Dalam menjalankan setiap fungsi dari pekerjaan mereka, setiap bagian bagian dalam
humas tentu saja memiliki stratego masing masing yang berbeda dengan dengan strategi
kehumasan di bidang lain. Begitu pula dalam humas bagian pers relations, mereka
mempunyai strategi sendiri dalam bertugas. Strategi strategi tersebut adalh sebagai
berikut:
Kedua, humas harus tahu dan mengerti seluk-beluk dunia wartawan atau jurnalisme,
termasuk irama kerja wartawan di tiap jenis media massa serta fungsi media massa.
Termasuk pula, humas mesti tahu nilai-nilai berita, tenggat waktu laporan wartawan, peta
media massa baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional, Kode Etik Jurnalistik, Kode
Etik (Pedoman Perilaku) Penyiaran, kekuasaan atau kekuatan media massa, visi dan missi
media massa yang beredar/beroperasi di wilayahnya, dan sebagainya.
Ketiga, humas juga harus/perlu memiliki kemampuan praktik jurnalisme, yakni meliput,
wawancara, memotret, menulis berita langsung, berita khas (feature news), dan artikel
opini.
Keempat, humas harus mampu mengenal wartawan dan redaktur secara personal. Ini
sangat penting, agar humas mampu berkomunikasi dengan efektif dengan mitranya. Humas
harus tahu tingkat/jenis komunikasi digunakan wartawan yang sedang berbicara dengannya.
Tugas utama yang harus dilakukan oleh tim krisis adalah melakukan identifikasi krisis dan
menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan. Semua tim harus bisa menjelaskan
pesan-pesan komunikasi yang sudah disepakati. Tim manajemen krisis harus menghindari
pernyataan off the record, karena dia benar-benar menguasai masalahnya. Baik sekali kalau
diterbitkan buku petunjuk penanggulangan krisis.
Ada hal penting yang diingat oleh praktisi PR, soal pers, dalam situasi krisis, yaitu :
Pers beranggapan bahwa berita buruk adalah berita yang baik bagi pers.
Pers seperti burung pemakan bangkai, akan mencecar korban dengan pertanyaan-
pertanyaan yang bisa memojokkan
Selain pers, stakeholder lainnya juga penting untuk dihadapi secara khusus. Banyak
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan krisis pasti akan diajukan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan. Tim juga harus bisa menjelaskan hal yang sama kepada stakeholder.
Disinilah peranan lobbying yang seharusnya selalu dilakukan oleh PR menjadi sangat berarti.
Hubungan baik dengan pihak tokoh masyarakat, para pengamat, LSM, karyawan
berpengaruh, untuk memuluskan program PR, baik sebagai nara sumber pers, atau pun
menjelaskan kepada publik mengenai masalah yang terjadi.
Dengan demikian, PR dapat berperan sebagai penarik dan penilai kesimpulan atas opini,
sikap serta aspirasi dari berbagai kelompok masyarakat (internal dan eksternal) yang
terkena dampak kegiatan PR. Selain itu, PR dapat juga mengajukan usul atau saran kebijakan
atau etika perilaku tertentu yang akan menyelaraskan kepentingan klien dengan kelompok
masyarakat tertentu. Juga, PR dapat merencanakan dan melaksanakan rencana janga
pendek, menengah, dan panjang untuk menciptakan dan meningkatkan pengertian dan
pemahanan terhadap objek, kegiatan, metode dan masalah yang dihadapi.
Pentingnya peranan PR dalam menghadapi isu atau krisis jelas tidak bisa diragukan lagi.
Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya bila organisasi mengalami krisis dan diisukan
negatif, tapi tidak ada sfat PR yang menanganinya. Pasti isu akan semakin berkembang dan
krisis akan semakin membesar.
Chapter 12: Media Humas
Media humas, adalah segala bentuk media masyarakat yang digunakan humas dalam
pekerjaannya dengan tujuan publikasi yang luas agar produk atau jasa yang humas pasarkan
lebih dikenal oleh masyarakat. Media humas bersifat lebih kepada publikasi dan komunikasi.
Media komunikasi yang penting digunakan humas adalah dalam kemitraannya dengan
media pers (cetak atau elektronik). Dengan demikian struktur dan ciri-ciri pers harus
dikuasai oleh para praktisi humas, termasuk waktu penerbitan, cara kerjasamanya dengan
redaksi, dll. Oleh karena itu penting dipahami pula sejumlah pedoman siaran pers
a. News Release
Terdapat pada media cetak maupun elektronik. kelayakan berita, artikel, foto, yang
kesemuanya harus sesuai dengan persyaratan redaksional dan beritanya sampai siap
cetaknya. Oleh karena itu pula baik praktisi humas maupun wartawan perlu menghayati dan
saling menghormati kode etik pers dan etika profesi masing-masing bahkan peraturan
hukum pers.
Humas dan tangging jawab sosial, erat kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat (bahasa Inggris:Community Development) secara umum
merupakan kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses
masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan.
Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas
kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Program Community Development memiliki
tiga karakter utama yaitu berbasis masyarakat (community based), berbasis sumber daya
setempat (local resource based) dan berkelanjutan (sustainable). Dua sasaran yang ingin
dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan. Sasaran pertama
yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan (empowerment)
agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam
proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian,
keamanan (security), keberlanjutan (sustainability) dan kerjasama (cooperation),
kesemuanya berjalan secara simultan.
Salah satu usaha yang dapat dijalankan humas dalm tanggung jawabnya pada sosial adalah
melalui iklan layanan masyarakat.Iklan layanan masyarakat (bahasa Inggris: Public Service
Ad atau disingkat PSA) adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan
untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus
mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum.
Iklan layanan masyarakat (ILM) dapat dikampanyekan oleh organisasi profit atau non profit
dengan tujuan sosial ekonomis yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain Iklan layanan masyarakat, langkah lainnya yang dapat dilakukan humas dalam
tanggung jawab sosial adalah konsulta humas. Konsultan humas adalah praktek pemberian
jasa pelayanan kreatif dan teknik-teknik khusus yang dilakukan oleh individual atau lembaga
yang berhak melakukannya berdasarkan pengalaman, kemampuan, keahlian, kepemilikan,
identitas, atau berbadan hukum untuk tujuan usaha jasa konsultan Humas . Secara umum,
macam macam jasa yang disediakan oleh konsultan humas adalah; Pemberian jasa
konsultatif seperti pemberian nasihat (counseling), layanan jasa terintegrasi yang luas dalam
bentuk eksekusi dalam bantuannya terhitung dari perencanaan konsep hingga penyelesaian
program kerja, Gabungan dari jasa konsultatif dan eksekusi, hingga evaluasi program kerja
humas.
PUBLIC
RELATION
MODUL
MAPEL
KTSP