BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah perusahaan dibutuhkan seorang praktisi public relations untuk
membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang diinginkan
perusahaan, public relations menurut Byron Christian dalam Ardianto (2011:10)
merupakan suatu usaha sadar memotivasi terutama melalui komunikasi agar orang-
orang terpengaruh, timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi, memberi rasa
hormat, mendukung, dan memberi kesadaran dengan berbagai cobaan dan
masalah. Public relations dalam suatu perusahaan memiliki ruang lingkup publiknya
sendiri yaitu internal dan external perusahaan, publik internal adalah yang terdapat
didalam organisasi atau perusahaan antara lain karyawan, pemegang saham, manajer,
dan pengawas. Sedangkan publik external adalah publik yang berada diluar perusahan
atau organisasi yaitu pemerintah, pers atau media massa, pelanggan, pemasok, dan
komunitas.
Salah satu fungsi dan tugas public relations dalam menjalankan tugasnya dalam
Arianto (2011:261) adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan
informasi melalui berbagai media tentang kegiatan organisasi atau perusahaan, yang
seharusnya diketahui oleh publik. Public relations juga berfungsi dan bertugas
menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif dari publik.
Public relations menyebarkan informasi ke berbagai media baik melalui media
cetak maupun media elektronik. Media cetak adalah segala bentuk informasi yang
disajikan dalam suatu lembaran-lembaran. Contoh yang sering kita ketahui yaitu seperti
koran, majalah, dan tabloid. Sedangkan media elektronik adalah segala bentuk
informasi yang dapat kita nikmati dalam bentuk audio,gambar yang lebih menarik baik
untuk disaksikan maupun didengar. Media elektronik meliputi televisi, portal, radio, dan
internet. Segala informasi yang dikaji oleh media cetak dan media elektronik,
merupakan berita seputar masyarakat, politik, kriminalitas, acara-acara terkini,
launching sebuah produk, dan sebagainya.
Sebuah informasi yang datang dari seorang praktisi public relations tidak dapat
dengan mudah dimuat dalam setiap media, informasi yang datang harus dipilih oleh
redaksi media tersebut berdasarkan nilai berita dan menarik atau tidaknya informasi
tersebut sehingga akhirnya dinaikan menjadi sebuah isu atau berita dalam suatu media.
Untuk menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut, public relations menulis informasi
yang ingin disampaikan melalui press release yang dapat segera diterbitkan ke
masyarakat oleh media yang bersangkutan. press release merupakan suatu sarana dari
perusahaan atau organisasi yang ingin isu perusahaan atau organisasinya di angkat,
yang kemudian di berikan ke media untuk segera diterbitkan kepada masyarakat.
Hubungan Eksternal dalam penelitian ini lebih dikhususkan pada kegiatan
hubungan pers dalam hal penyampaian Press Release kepada wartawan. Ini
dikarenakan peneliti melihat bahwa dalam pembuatan hingga penyampaian Press
Release oleh suatu perusahaan kepada wartawan itu tidak begitu saja diterima oleh
wartawan dan disiarkan oleh media.
Pada umumnya, siaran pers dikirimkan melalui pos, melalui faximile, ataupun
dikirimkan melalui surat elektronik kepada para editor dari semua surat kabar, majalah,
stasiun-stasiun radio; televisi dan jaringannya. Terkadang siaran pers tunda dikirimkan
dalam rangka undangan untuk menghadiri “Konferensi pers“.
Penulis, hingga saat ini, masih aktif membuat siaran pers untuk lembaga atau
pribadi. Siaran pers itu dibuat penulis berdasarkan kebutuhan dari sebuah lembaga
atau pribadi terhadap sebuah isu, fenomena, ataupun kegiatan. Tema yang dibuat
sangat beragam.
B. Identifikasi Masalah
Salah satu bentuk komunikasi yang umum digunakan oleh praktisi Humas
adalah Press Release dengan harapan Press Release tersebut dapat dimuat disurat
kabar. Setiap praktisi humas harus mampu menilai kelayakan berita dari suatu materi
yang hendak disiarkannya karena Press Release menciptakan suatu penjelasan
tertentu dimata kritis para editor perihal organisasi yang menyebarkannya.
C. Tujuan Penelitian
Menganalisa pembuatan press Release
Menganalisa proses evaluasi pembuatan press release
Mencari tahu jenis-jenis press release apa saja
Menganalisa proses pengelolaan press release
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan penelitian secara teoritis berguna sebagai pengembang
untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi secara umum dan ilmu Humas atau
Public Relations khususnya mengenai Efektivitas Penyajian Press Release
terhadap Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi.
2. Kegunaan Praktis
a. Untuk Penelitian
Penelitian ini secara praktis berguna untuk peneliti sebagai aplikasi ilmu
yang selama studi diterima secara teori dan diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang komunikasi dan
Public Relations.
b. Untuk Universitas
Penelitian ini secara praktis berguna bagi mahasiswa/i Universitas
secara umum, dan untuk mahasiswa/i Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas secara
khusus sebagai literatur terutama untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian pada kajian yang sama.
c. Untuk Perusahaan
Penelitian ini secara praktis berguna bagi perusahaan sebagai referensi
atau evaluasi khususnya mengenai Efektivitas Penyajian Press Release.
E. Manfaat Penelitian
1. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat membantu penulis dalam memahami
tahapan-tahapan penulisan press release dan bagaimana membuat press release yang baik.
2. Bagi institut pendidikan, memperkaya teori tentang public relations di dalam membuat press
release.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi
Komunikasi atau comunication berasal dari bahasa Latin “communis”.
Communis atau dalam bahasa Inggrisnya “common” berarti sama. Jadi, apabila kita
berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan
berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan (commonness) dalam hal sikap dengan
seseorang. Jadi, pengertian komunikasi adalah sebagai proses menghubungi atau
mengadakan perhubungan. (Rosmawati. 2010: 17).
Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: whos says what? In which channel?
To whom? With what effect? Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa komunikasi
merupakan proses penyampain pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek (akibat) tertentu. (Tamburaka. 2012: 7).
Berdasarkan definisi Laswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang
saling bergantung satu sama lain, yaitu sumber (source) adalah pihak yang berinisiatif
atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, pesan adalah apa yang
dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima, saluran atau media adalah alat atau
wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima,
penerima (receiver) adalah orang yang menerima pesan dari sumber dan efek adalah
apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya
penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan,
perubahan perilaku dan sebagainya. (Mulyana. 2009: 69)
Sedangkan menurut Hafied Cangara, komunikasi disebut komunikasi apabila
memiliki beberapa unsur-unsur pendukung yang membangunnya sebagai body of
knowledge, yakni:
1. Sumber
Sumber yang biasa disebut dengan komunikator merupakan pembuat atau
pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dalam komunikasi sumber bisa menjadi
satu orang, satu lembaga atau perusahaan, beberapa kelompok.
2. Pesan
Pesan merupakan sesuatu yang dikirimkan oleh pengirim kepada penerima,
isinya dapat berupa hiburan, informasi, nasihat, ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya.
3. Media
Media atau yang biasa disebut dengan channel atau medium adalah alat
yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
Media komunikasi ada yang berbentuk saluran antarpribadi, media massa dan
media kelompok.
4. Penerima
Penerima atau yang biasa disebut dengan komunikan atau audience adalah
pihak yang menerima sasaran pesan ayng dikirim oleh sumber. Penerima bisa
terdiri dari satu orang, organisasi atau instansi, perusahaan, negara dan lain-
lain.
5. Efek
Efek merupakan apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut. Efek bisa terjadi pada pengetahuam, sikap dan tingkah laku
seseorang, misalnya penambahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan
keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya.
6. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber
pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai
efektivitas pesan yang ia sampaikan sebelumnya, apakah dapat dimengerti,
diterima, menghadapi kendala dan sebagainya, sehingga sumber dapat mengubah
pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya. Tidak semua respons
penerima disebut umpan balik. Suatu pesan disebut umpan balik apabila hal itu
merupakan respons terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi perilaku
selanjutnya. (Tamburaka. 2012: 8).
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke
komunikannya melalui suatu channel tertentu yang menyebabkan adanya persamaan
persepsi terhadap suatu hal antara komunikator dan komunikan tersebut. Dari pendapat
para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa unsurunsur komunikasi terdiri dari sumber,
pesan, media, penerimaserta efek. Itulah unsur-unsur yang membentuk proses
komunikasi.
B. Komunikasi Massa
Menurut Josep A. Devito (Nurudin. 2007: 11), pertama komunikasi massa
adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa
banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua
orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak
berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk
didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual.
Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan
menurut bentuknya (televisi,radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan tapes).
C. Public Relations
Menurut W. Emerson Reck, public relations adalah pertama lanjutan dari proses
pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu
individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayan
dan goodwill (itikad baik) dari publik. Kedua, pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan
tindakan untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang menyeluruh.
(Ardianto. 2011: 9)
Sedangkan menurut John Marston dan Sheila Clough Crifasi, public
relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mempelajari
kebijakan dan prosedur individual atau organisasi sesuai dengan kepentingan publik,
dan menjalankan program untuk mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.
(Nova. 2011: 43)
Public relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang
lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau
organisasi/perusahaan.
kata-kata kunci yang perlu diingat untuk mendefinisikan public relations adalah:
1. Sengaja (deliberate). Kegiatan public relations adalah sesuatu yang
disengaja, dirancang untuk mempengaruhi, mendapatkan pengertian, memberikan
informasi dan memperoleh umpan balik (reaksi dari mereka yang terkena dampak
kegiatan ).
2. Terencana (planned). Kegiatan public relations adalah sesuatu yang
terorganisasi. Solusi masalah diketahui dan logistik dipikirkan, dengan kegiatan
yang memerlukan jangka waktu. Kegiatan ini sistematis, membutuhkan riset dan
analisis.
3. Kinerja (performance). Public relations yang efektif didasarkan pada kebijakan
dan penampilan nyata dari seseorang atau sebuah organisasi. Tidak ada public
relations yang dapat menciptakan simpati serta dukungan jika organisasi yang
bersangkutan merupakan pemilik usaha yang tidak tanggap terhadap kepentingan
masyarakat.
4. Kepentingan publik (public interest). Dasar dari kegiatan public
relations adalah melayani kepentingan publik dalam suatu masyarakat,
bukan sekedar memperoleh keuntungan bagi organisasi. Idealnya,
saling menguntungkan bagi organisasi dan masyarakat. Ini adalah benang
yang menjalin kepentingan diri organisasi dengan kepentingan dan
urusan masyarakat.
5. Komunikasi dua arah (two way communication). Kamus sering kali
memberikan kesan bahwa public relations terdiri hanya dari penyebaran materi melalui
informasi. Namun, penting juga bahwa definisi itu termasuk umpan balik dari
khalayak. Kemampuan mendengarkan adalah bagian dari keahlian komunikasi yang
pokok.
6. Fungsi manajemen (management function). Public relations paling efektif
apabila berfungsi menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh manajemen
puncak. Public relations melibatkan konsultasi dan pengentasan masalah tingkat
tinggi, tidak hanya mengeluarkan informasi setelah keputusan dibuat.
D. Media Relations
Salah satu kegiatan external public relations dalam memberikan informasi
kepada publik/masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah
kegiatan media relations. Media relations atau dalam istilah lainnya press
relations adalah membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media
cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik (radio dan televisi) dan media
massa online (newspaper online, magazine online, radio digital dan televisi digital).
(Ardianto. 2011: 264)
Menurut Averill, media relations merupakan salah satu bagian dari public
relations yang menjadi sarana yang sangat penting dan efisien. Penting karena akan
menopang keberhasilan program, dan efisien karena tak memerlukan banyak daya dan
dana untuk menginformasikan program yang hendak dijalankan dengan menggunakan
teknik publisitas.
Dalam masyarakat komunikatif, mereka yang gagal atau tidak bisa
berkomunikasi akan segera dilupakan. Itu dapat menunjukkan betapa pentingnya
komunikasi yang dilakukan organisasi. Bila organisasi tidak berkomunikasi dengan
publiknya, maka mereka akan segera dilupakan. Dalam konteks inilah akan terasa
betapa pentingnya mengembangkan relasi yang baik dengan media.
Namun sebenarnya tujuan pokok diadakannya hubungan pers adalah
menciptakan pengetahuan dan pemahaman, bukan semata-mata untuk menyebarkan
suatu pesan sesuai dengan keinginan perusahaan induk atau klien demi mendapatkan
„suatu citra atau sosok yang lebih indah daripada aslinya di mata umum‟. Tidak
seorangan pun yang berhak mendikte apa yang harus diterbitkan atau disiarkan oleh
media massa, setidak-tidaknya di suatu masyarakat yang demokratis. Dengan publik
yang tersebar, bukan saja secara geografis, maka kegiatan komunikasi akan sulit
dilakukan bila tidak memanfaatkan media massa.
Satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah media relations itu bukan
berarti hanya menjalin hubungan baik dengan wartawan melainkan juga dengan redaksi
dan media sebagai institusi. Menjalin hubungan yang baik dengan wartawan memang
penting karena akan memudahkan kita untuk menyampaikan informasi. Namun, kita
juga hendaknya mengingat bahwa keputusan untuk menyiarkan atau menolak informasi
tidak sepenuhnya berada pada tangan wartawan, karena keputusan ada pada redaksi.
Hubungan media yang semula merupakan hubungan kerja akan menjadi
semakin kompleks karena meningkatnya jumlah media, semakin terspesialisasinya
media, semakin tajamnya persaingan media dan pentingnya publisitas melalui media
dalam kegiatan public relations. Kendati para pejabat public relations semakin
profesional dalam melakukan publisitas, media tetap bersikap kritis terhadap
perusahaan untuk membedakan pengiriman berita yang tidak relevan atau berkualitas
buruk, yang publisitasnya agak berbau promosi. Pengelola media seperti redaktur
menyadari bahwa public relations merupakan sumber berita asli dan sumber informasi
teknis yang dapat mengembangkan kisah berita, gambar, artikel dan bahan penunjang
lainnya. Dalam upaya berhubungan dengan media, public relations melakukan berbagai
kegiatan yang bersentuhan dengan media antara lain :
1. Press Conference (konferensi pers, temu media atau jumpa media) Syarat
utama dari sebuah konferensi pers adalah berita yang disampaikan sangat
penting. Sebuah konferensi pers akan kehilangan fungsinya bila berita yang
disampaikan kurang penting, apalagi jika diliput oleh radio dan televisi. Menurut
Oemi Abdurrachman, konferensi pers diselenggarakan bila ada peristiwa-
peristiwa penting di suatu perusahaan atas inisiatif sendiri atau permintaan
wakil-wakil pers.
2. Press Briefing (perbincangan dengan media)
Diselenggarakan secara reguler oleh praktisi public relations. Dalam kegiatan
ini, praktisi public relations menyampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan
yang baru terjadi kepada media. Bila media belum puas dan menginginkan
keterangan lebih terperinci, diadakan tanggapan atau pertanyaan.
3. Press Tour (wisata media)
Diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk mengunjungi
daerah tertentu dan merekapun (media) diajak menikmati objek wisata yang
menarik.
4. News Release (siaran pers, press release, broadcast release)
News Release sebagai publisitas, yaitu media yang banyak digunakan
dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita.
5. Special Events
Yaitu peristiwa khusus sebagai kegiatan public relations yang penting
dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan,
mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik, seperti
peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan, seminar, pameran,
lokakarya, open house. Kegiatan ini biasanya mengundang media untuk
meliputnya.
6. Press Luncheon
Yaitu public relations mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil
media massa (wartawan atau reporter) sehingga pada kesempatan ini pihak pers
bisa bertemu dengan top management perusahaan/lembaga guna
mendengarkan perkembangan perusahaan atau lembaga tersebut.
E. PR Online
PR Online atau biasa disebut E-PR muncul ketika internet memainkan peranan
penting dalam perkembangan ICT (Information and Communication Technologies).
Sehingga kalangan bisnis memandang internet bisa menjadi media komunikasi
strategis untuk menjalankan fungsi PR dalam organisasi. E-PR kemudian menjadi
tantangan baru bagi strategi PR yang selama ini dilakukan secara offline.
Istilah E-PR merupakan bentuk penerapan perangkat ICT untuk kegiatan PR.
Seperti menyebarkan press release, membangun komunikasi dengan stakeholders,
mempublikasikan kegiatan perusahaan dan sebagainya. Saat ini parktisi PR mau tidak
mau harus memanfaatkan ICT untuk menjalankan komunikasi yang efektif dan efisien.
Mengirimkan press release kini tidak lagi melalui pos atau fax, tapi cukup melalui email.
Sejumlah korporat yang memiliki website dan dikelola dengan baik, juga
mempublikasikan press release di website-nya, sehingga media tinggal men-download.
Saat ini praktisi PR dituntut bisa memposisikan diri dalam E-PR. Sehingga
sumber daya manusia yang dibutuhkan korporat adalah orang yang handal berselancar
di dunia maya dan tahu ke mana saja mereka harus berselancar untuk membangun
corporate image. Seperti dikatakan pakar bisnis dan ICT BJ Onggo, seorang praktisi E-
PR harus mampu mengembangkan content untuk format distribusi apa saja (media
cetak, radio, TV, situs web, e-mail, iTV, PDA, WAP, Usenet dan sejenisnya) agar dapat
dengan tepat menjangkau berbagai macam audiens.
BAB III
PEMBAHASAN