Anda di halaman 1dari 11

Efek Komunikasi Massa

EIek Komunikasi Massa



Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses
sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, eIek atau
hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan,
tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersiIat analisis
psikologis dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan
sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia.

Donald K Robert mengungkapkan, 'eIek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah
diterpa pesan media massa. Oleh karena Iokusnya adalah pesan, maka eIek harus berkaitan
dengan pesan yang disampaikan oleh media massa.

Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seseorang baik secara
langsung mapun tidak langsung. Oleh karena itu, Stamm menyatakan 'eIek komunikasi
massa terdiri atas primary eIIect dan secondary eIIect.

Menurut Steven M ChaIIee, eIek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan
pertama adalah eIek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu
sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri
khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau atau
dengan istilah lain dikenal sebagai observasi terhadap khalayak (individu, kelompok,
organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenai eIek komunikasi massa.

1. EIek Kehadiran Media Massa

Mc Luhan mengemukakan media is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena
itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Menurut Steven M. ChaIIee, ada lima
jenis eIek kehadiran media massa sebagai benda Iisik, yaitu :

a. EIek Ekonomi, kehadiran media massa memberikan berbagai usaha produksi, distribusi,
dan konsumsi jasa media massa.

b. EIek Sosial, berkatian dengan perubahan pada struktur atau interaksi social sebagai akibar
dari kehadiran media massa

c. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari, Kehadiran media massa membuat aktivitas sehari-hari
berpangaruh terhadap adanya media. Di pagi hari, biasanya masyarakat kota membaca Koran
dahulu, Di malam hari, dimana anak-anak seharusnya tidur, tapi malah menonton tv.

d. EIek Hilangnya Perasaaan Tidak Nyaman, orang menggunakan media untuk memuaskan
kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman,
perasaan kesepian, marah, kesel, kecewa dan sebagainya.

e. EIek menumbuhkan Perasaan Tertentu, terkadang seseorang akan mempunyai perasaan
positiI atau negative terhadap media tertentu. Misalnya orang akan mempunyai perasaan
positiI terhadap Koran Kompas dari pada Koran Pos Kota. Tumbuhnya perasaan senang atau
percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengna pengalaman individu bersama
media massa tersebut.

2. EIek Pesan

Dalam bagian ini akan dibahas mengenai eIek pesan media massa yang meliputi eIek
kognitiI, eIek aIektiI, eIek behavioral.

a. EIek KognitiI

Akibat yang timbul pada diri komunikasn yang siIatnya inIormative bagi dirinya. Dalam eIek
kognitiI ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari inIormasi yang bermanIaat dan mengembangkan keterampilan kognitiInya.

Dengan berlangganan Koran Pos Kota, kita akan menduga bahwa dunia ini dipenuhi denga
tindakan perkosaan, penganiyaan dan criminal. Dengan melihat acara criminal di televisi, kita
cenderung mengatakan bahw di sekitar kita sudah tidak aman lagi. Dengan demikian jelaslah
bahwa naik surat kabar maupun televise dapat menonjolkan situasi atau orang tertentu di atas
situasi atau orang yang lain.

Media massa melaporkan dunia nyata secara selektiI, maka sudah tentu media massa akan
mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias dan tidak
cermat. Media massa melaporkan dunia nyata secara selektiI maka sudah tentu media massa
akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias dan
tidak cermat.

EIek Prososial KognitiI adalah bagaimana media massa memberikan manIaat yang
dikehendaki oleh masyarakat. Bila televise menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa
Indonesia yang baik da benar, maka televisi telah menimbulkan eIek prososial kognitiI. Film
Sesame Street yang dirancang para pendidik, psikolog dan ahli media massa. Setelah melalui
berbagai penelitian, terbukti Iilm ini telah berhasil mempermudah proses belajar.

b. EIek AIektiI

EIek ini kadarnya lebih tingga daripada eIek kognitiI. Tujuan dari komunikasi massa bukan
sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan
dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

Kegembiraan juga tidak dapat diukur dengan tertawa keras ketika menyaksikan adegan lucu.
Tetapi para peneliti telah berhasil menemukan Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi intensitas
rangsangan emosional pesan media massa. Faktor-Iaktor tersebut antara lain :

- Suasana emosional, menonton sebih sinetron di televisi atau membaca novel akan
dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita
tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya dalam keadaan senang.

- Skema KognitiI, merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang
alur peristiwa. Kita tau bahwa dalam sebuah Iilm action sang jagoan; pada akhirnya akan
menang.

- Suasana Terpaan (Setting Exposure), Tayangan misteri di tv, membuat kita berpikir bahwa
kehidupan mahluk itu adalah sebagaimana yang kita lihat dalam Iilm atau sinetron tersebut.

- Predisposisi Individual, mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis
cenderung menanggapi trahdi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang
periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau Iilm komedi daripada orang yang
melankolis. Beberapa pnelitian membuktikan bahwa acra yang sama bisa ditanggapi
berlainan oleh orang-orang yang berbeda.

- Faktor IdentiIikasi, menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang
ditonjolkan dalam media massa. Dengan identiIikasi, penonton, pembaca atau pendengar
menempatkan dirinya dalam posisi tokoh tersebut.



c. EIek Behavioral

Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau
kegiatan. Adegan kekerasan di TV membuat orang menjadi beringas. Siaran memasak di tv
membuat ibu-ibu lebih gemar memasak dan kreatiI. Namun ada juga laporan bahwa, televise
gagal mendorong pemirsanya untuk menabung di Bank. Film tidak sanggup memotivasi
remaja perkotaan untuk menghindari pemakaian obat-obat terlarang.

Mengapa terjadi eIek yang berbeda? Belajar dari media massa tidak bergantung hnaya pada
unsure stimulus yang ada pada media massa saja. Kita memerlukan teori, menuut teori belajar
Sosial dari bandura, orang cenderungmeniru prilaku yang diamati. Stimulus menjadi teladan
untuk perilakunya. Penyajian kekerasan dalam media massa menyebabkan orang melakukan
kekerasan pula. Jadi sejauh ini, tampaknya teori belajar sosial dapat diandalkan untuk
menjelaskan eIek behavioral media massa.


II Sosial Media Massa

Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media
membentuk opini public untuk membawakannya pada perubahan yang signiIian. Kampanye
nasional larangan merokok di tempat-tempat umum memiliki kekuatan pada pertengahan
tahun 1990-an dengan membanjirnya berita-berita tentang bahaya merokok bagi perokok
pasiI. Disini secara instant media massa dapat membentuk kristalisasi opini public untuk
melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai pada
ranah tertentu.

Dominick menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan
sikap orang-orang. Media massa, terutama televise yang menjadi agen sosialiasasi
(penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan
kepercayaan.

$&K$E$ Adalah Berani Bermimpi

Sukses Adalah Berani Bermimpi
Semua orang pasti menginginkan sukses dan berhasil. Tetapi apakah yang dinamakan
sukses itu ? Banyak orang yang menginginkan bisa menjadi sukses tetapi tidak jelas arti atau
deIinisi kata sukses sendiri. Sebagian besar sukses diidentiIikasikan dengan uang dan jabatan.
Apakah sesempit itu kita akan mengartikannya. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan sukses ?
Seorang Re Educator & Mind Navigator, Adi W. Gunawan mengatakan sukses
sebenarnya bukanlah suatu tempat atau tujuan akir. Sukses adalah perjalanan hidup
berdasarkan peta yang kita rancang sendiri sejalan dengan tingkat kesadaran kita pada saat
itu. Saat seseorang berkata bahwa ia sukses maka yang ia maksudkan sebenarnya adalahia
telah mencapai suatu tahap tertentu dalam perjalanan hidupnya.
Namun jika seseorang bersikukuh bahwa ia sudah sukses maka pada saat ituia telah
gagal. Mengapa ? Karena dengan sikap mental seperti itu maka sebenarnya ia telah berhenti
berkembang. Peta hidup yang kita rancang sebaiknya meliputi berbagai aspek kehidupan agar
hidup menjadi lebih seimbang. Yang meliputi di dalamnya aspek spiritual ( berhubungan
dengan keyakinan kita ) , Iinansial, bisnis dan karier, keluarga, pengembangan diri, reIresing,
materi ilmu pengetahuan dan sosial. Jika hidup diibaratkan dengan sebuah roda maka
pencapaian pada setiap aspek kehidupan sama seperti ruji yang menghubungkan poros dan
roda.
Bila panjang masing masing ruji tidak sama maka bisa dibayangkan bagaimana
putaran roda kehidupan, berantakan dan tak teratur. Sering kali, hanya mengejar salah satu
aspek saja, orang mengorbankan aspek lainnya. Keadaan ini menjadikan hidup tidak
seimbang dan malah justru merugikan.
Memperbarui peta kehidupan
Sesuai dengan apa yang dideIinisikan diatas, maka kita perlu selalu memperbarui peta
kehidupan kita. Apa yang dulunya dipandang sebagai hal yang penting dalam kehidupan
seiring dengan perkembangan tingkat kesadaran dan spiritusl seseorang, akirnya menjadi
kurang atau bahkan menjadi tidak penting lagi. Begitu pula sebaliknya, hal yang dulunya
tidak penting kini menjadi sangat penting untuk dicapai.
Sukses merupakan sebuah perjalanan diri dari satu titik ke titik berikutnya dengan akselerasi
kita masing masing. Sukses adalah perjalanan dengan titik awal namun tanpa titik akhir.
Dan untuk mencapai sukses kita harus mengembangkan peta kehidupan kita dengan cara
berani bermimpi. Tetapi, mimpi disini bukan berarti mimpi kita disaat kita tertidur pulas,
mimpi disini adalah sebuah angan angan atau hal hal yang ingin kita capai dalam hidup
kita. Sebuah dorongan dari dalam untuk melakukan dan meraihnya dengan kemampuan kita
masing masing. Banyak orang yang ber-mimpi sesaat setelah mereka selesai kuliah dan
masuk ke kehidupan nyata karena akhirnya sadar akan realita kehidupan.
Bermimpi kini merupakan suatu kecakapan yang sulit diajarkan dan dipelajari. Banyak orang
yang sudah tidak mempunyai keberanian untuk bermimpi atau memikirkan impian mereka.
Apakah diwaktu mendatang harus ada sebuah kurikulum yang mewajibkan seorang pelajar
untuk bisa bermimpi untuk kehidupannya, atau hanya sebuah jalan bebal yang menggiring
manusia menjadi robot
Untuk itulah kenapa kita harus berani bermimpi. Mencoba berkhayal untuk masa depan dan
berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Karena disitulah letak sukses yang
sesungguhnya.


Suksesi Obama

Semalam tadi Presiden terpilih Amerika Serikat Barack "Hussein" Obama resmi menjadi
pemegang tampuk pemerintahan Amerika. Sekitar 240.000 undangan menjadi saksi
pengangkatan presiden Amerika ke - 44 tersebut. tepat pukul 12.00 waktu setempat atau jm
24.00 WIB Obama mengangkat sumpah menjadi presiden.

Dengan disiarkan langsung oleh CNN Obama memberikan pidato resmi presiden pertamanya
di Capitol Hill. Pidato tersebut mengangkat tema akan memberantas pengangguran bagi
kaum Amerika, mengimbau para penduduk untuk cermat menghadapi krisis Iinansial global,
serta menantang para teroris secara langsung. Ia menambahkan bahwa Amerika merupakan
negara yang kuat dan mampu memberantas masalah terorisme global. baik dengan dialog
yang mementingkan kepntingan masing - masing ataupun dengan kekuatan Amerika yang
super power.

Dalam hal ini Obama dapat menjalankan misi yang yang super sulit dan menjadi tanggung
jawab yang berat. Bagaimana tidak selain dia harus mencuci piring bekas pesta buruk "bush"
yang menyisakan banyak noda. Kebijakannya juga berpengaruh bagi seluruh negara
berkembang. Yang menjadi pertanyaan, apakah seorang anak menteng ini dapat melakukan
perubahan yang dinantikan itu semua?? Ataukah hanya janji - janji surga yang Ia lontarkan
dikampanye semata?

Fakta yang terjadi adalah Ia meraup keuntungan dari kampanye kemarin lebih dari $40 juta
dollar yang sebagian besar dari perusahaan soItware raksasa google. Dengan biaya tersebut
Obama dapat seperti pisau bermata dua. Menjalankan sebuah pemerintahan yang berimbas
keberbagai negara, khususnya adanya pemberhentian perang irak yang telah menewaskan
lebih dari 1400 warga Irak. Ataukah akan menambah berbagai Invansi lain ke negara - negara
potensial penghasil minyak dunia. Hal ini bisa kita lihat kedepan. Apakah akan terjadi
perdamaian global ataukah Where Next Invansion...


Pengertian dan Fungsi Teori Dalam
Komunikasi
!engertian Teori
Penjelasan gejala alam secara cermat sehingga kita dapat melakukan prediksi. Bila penjelasan
ini telah diuji berkali kali dan terbukti benar, penjelasan ini dinamakan teori. Kerlinger (
dalam Jalaludin, 2000;06 ) menyebutkan bahwa teori adalah himpunan konstruk (konsep),
deIinisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan
menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
DeIinisi di atas melukiskan ciri ciri teori ilmiah. Secara terinci teori ilmiah ditandai olej hal
hal berikut (dalam Jalaludin, 2000;06 ) :
1. Teori terdiri dari proporsisi proporsisi. Proporsisi adalah hubungan yang terbukti di
antara berbagai vatiabel. Proporsisi ini biasanya dinyatakan dalam bentuk jika, maka.
2. Konsep konsep dalam proporsisi telah dibatasi pengertiannya secara jelas. Pembatasan
konsep ini menghubungkan abstraksi dengan dunia empiris.
3. Teori harus mungkin diuji, diterima atau ditolak kebenarannya. Pembatasan pengertian
konsep yang dipergunakan menyiratkan kemungkinan pengujian teori.
4. Teori harus dapat melakukan prediksi. Teori agresi dapat meramalkan bahwa bila guru
selalu menghambat tingkah laku anak, Irekuensi agresi akan bertambah.
5. Teori harus dapat melahirkan proporsisi proporsisi tambahan yang semula tidak diduga.
Fungsi Teori
Ada bermacam macam Iungsi teori dari beberapa ahli. Seperti yang diungkapkan oleh
Littlejohn yang menyatakan 9 Iungsi dari teori, yakni :

1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa
dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukan secara sepotong-sepotong. Kita perlu
mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata. Pola-
pola dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan ditemukan. Pengetahuan yang diperoleh
dari pola atau hubungan itu kemudian disimpulkan. Hasilnya (berupa teori) akan dapat
dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya.

2. MemIokuskan. Teori pada dasarnya menjelaskan tentang sesuatu hal, bukan banyak hal.

3. Menjelaskan. Teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya.
Misalnya mampu menjelaskan pola-pola hubungan dan menginterpretasikan peristiwa-
peristiwa tertentu.

4. Pengamatan. Teori tidak sekedar memberi penjelasan, tapi juga memberikan petunjuk
bagaimana cara mengamatinya, berupa konsep-konsep operasional yang akan dijadikan
patokan ketika mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori.

5. Membuat predikasi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun
berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang
bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercermin dalam kehidupan di
masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi bidang-bidang kajian
komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi,
dinamika kelompok kecil, periklanan, public relations dan media massa.

6. Fungsi heuristik atau heurisme. Artinya bahwa teori yang baik harus mampu merangsang
penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep dan penjelasan teori cukup jelas
dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

7. Komunikasi. Teori tidak harus menjadi monopoli penciptanya. Teori harus dipublikasikan,
didiskusikan dan terbuka terhadap kritikan-kritikan, yang memungkinkan untuk
menyempurnakan teori. Dengan cara ini maka modiIikasi dan upaya penyempurnaan teori
akan dapat dilakukan.

8. Fungsi kontrol yang bersiIat normatiI. Asumsi-asumsi teori dapat berkembang menjadi
nilai-nilai atau norma-norma yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain,
teori dapat berIungsi sebagai sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan
manusia.

9. GeneratiI. Fungsi ini terutama menonjol di kalangan pendukung aliran interpretiI dan
kritis. Menurut aliran ini, teori juga berIungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural
serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.
!aradigma - paradigma dalam Ilmu Komunikasi
Usaha untuk mengelompokkan teori teori dan pendekatan kedalam sejumlah paradigma
yang dilakukan sejauh ini telah menghasilkan pengelompokan yang sangat bervariasi.
Kinloch (1977), contohnya, mengidentiIikasi sekurangnya ada 6 paradigma atau perspektiI
teoretikal (rganic paradigm, Conflict paradigm, Social Behaviorism,
StructureFunctionalism, Modern Conflict Theory, dan Social-Psychological paradigm).
Tetapi Crotty (1994) mengelompokkan teori-teori sosial antara lain ke dalam Positivism,
Interpretivism, Critical Inquiry, Feminism, dan Postmodernism. Burrel dan Morgan (1979),
telah mengelompokkan teori teori dan pendekatan dalam ilmu ilmu sosial ke dalam 4
paradigma : Radical Humanist Paradigm, Radical StructuralisParadigm, Interpretive
Paradigm, dan Functionalist Paradigm. Namun bahasan mereka tidak secara jelas
menunjukkan implikasi metodologi dari masing masing paradigma. Sementara itu Guba
dan Lincoln (1994) mengajukan tipologi yang mencakup 4 paradigma :
Positivism,Postpositivism,Critical Theories et al,dan Constructivism, masig masing dengan
implikasi metodologi tersendiri ( Hidayat, 2003;02 ).
Tetapi sejumlah ilmuwan sosial lain melihat positivism dan postpositivism bisa disatukan
sebagai classical paradigm karena dalam prakteknya implikasi metodologi keduanya tidak
jauh berbeda. Karena itu pula, untuk mempermudah kepentingan bahasan tentang implikasi
metodologi dari suatu paradigma, maka teori teori dan penelitian ilmiah komunikasi cukup
dikelompokkan ke dalam 3 paradigma, yakni : 1) Classical Paradigm ( yang mencakup
positivism dan postpositivism ), 2) Critical Paradigm, dan 3) Constructivism Paradigm (
Hidayat, 2003;02-03 ).
TIGA PERSPEKTIF / PARADIGMA ILMU SOSIAL
PARADIGMA
KLASIK
PARADIGMA
KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA
TEORI TEORI KRITIS
Menempatkan ilmu sosial
seperti halnya ilmu-ilmu
alam dan Iisika, dan sebagai
metode yang terorganisir
untuk mengkombinasikan
deductivelogic dengan
pengamatan empiris, guna
secara probabilistik
menemukan atau
memperoleh konIirmasi
tentang hukum sebab
akibat yang bisa digunakan
Memandang ilmu sosial
sebagai analisis sistematis
terhadap socially
meaningIul action melalui
pengamatan langsung dan
rinci terhadap pelaku sosial
dalam setting keseharian
yang alamiah, agar mampu
memahami dan menaIsirkan
bagaimana para pelaku
sosial yang bersangkutan
menciptakan dan
MendeIinisikan ilmu sosial
sebagai suatu proses yang
secara kritis berusaha
mengungkap the real
structures dibalik ilusi,
Ialse needs, yang
dinampakkan dunia materi,
dengan tujuan membantu
membentuk suatu kesadaran
sosial agar memperbaiki
dan merubah kondisi
kehidupan manusia
memprediksi pola-pola
umum gejala sosial tertentu.
memelihara / mengelola
dunia sosial mereka.
( Hidayat, 2003;03 )
3. Hubungan Teori Dalam Penelitian Ilmiah Komunikasi
Suatu penelitian ilmiah selalu dimulai dengan suatu perencanaan yang seksama. Perencanaan
ini dalam bidang ilmiah mana pun mengikuti suatu logika yang sama, karena pada pokoknya
suatu perencanaan merupakan serentetan petunjuk petunjuk yang disusun secara logis dan
sistematis. Suatu perencanaan yang baik membutuhkan pemikiran yang seksama, sehingga
sering kali memakan waktu yang jauh lebih lama daripada diperkirakan semula. Namun
waktu dan pemikiran yang digunakan itu tak akan sia sia, karena diterimanya usul suatu
penelitian atau berhasil tidaknya penelitian itu, sebagian besar ditentukan dengan
perencanaannya.
Suatu perencanaan liputan dapat dibagi ke dalam delapan lagkah sebagai berikut : (1)
pemilihan persoalan; (2) penentuan ruang lingkup; (3) pemeriksaan tulisan tulisan yang
bersangkutan; (4) perumusan kerangka teoritis; (5) penentuan konsep konsep; (6)
perumusan hipotesa hipotesa; (7) pemilihan metode pelaksanaan penelitian; (8)
perencanaan sampling ( Koentjaraningrat, 1985;14 )
Sehingga dapat terlihat bahwa adanya keterkaitan erat antara teori komunikasi dengan sebuah
penelitian ilmiah. Dikarenakan sebuah teori merupakan salah satu pondasi dimana seseorang
akan membangun sebuah konstruksi penelitian ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai