Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, eIek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersiIat analisis psikologis dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia.
Donald K Robert mengungkapkan, 'eIek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Oleh karena Iokusnya adalah pesan, maka eIek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media massa.
Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seseorang baik secara langsung mapun tidak langsung. Oleh karena itu, Stamm menyatakan 'eIek komunikasi massa terdiri atas primary eIIect dan secondary eIIect.
Menurut Steven M ChaIIee, eIek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah eIek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau atau dengan istilah lain dikenal sebagai observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenai eIek komunikasi massa.
1. EIek Kehadiran Media Massa
Mc Luhan mengemukakan media is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Menurut Steven M. ChaIIee, ada lima jenis eIek kehadiran media massa sebagai benda Iisik, yaitu :
a. EIek Ekonomi, kehadiran media massa memberikan berbagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa.
b. EIek Sosial, berkatian dengan perubahan pada struktur atau interaksi social sebagai akibar dari kehadiran media massa
c. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari, Kehadiran media massa membuat aktivitas sehari-hari berpangaruh terhadap adanya media. Di pagi hari, biasanya masyarakat kota membaca Koran dahulu, Di malam hari, dimana anak-anak seharusnya tidur, tapi malah menonton tv.
d. EIek Hilangnya Perasaaan Tidak Nyaman, orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, perasaan kesepian, marah, kesel, kecewa dan sebagainya.
e. EIek menumbuhkan Perasaan Tertentu, terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positiI atau negative terhadap media tertentu. Misalnya orang akan mempunyai perasaan positiI terhadap Koran Kompas dari pada Koran Pos Kota. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengna pengalaman individu bersama media massa tersebut.
2. EIek Pesan
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai eIek pesan media massa yang meliputi eIek kognitiI, eIek aIektiI, eIek behavioral.
a. EIek KognitiI
Akibat yang timbul pada diri komunikasn yang siIatnya inIormative bagi dirinya. Dalam eIek kognitiI ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari inIormasi yang bermanIaat dan mengembangkan keterampilan kognitiInya.
Dengan berlangganan Koran Pos Kota, kita akan menduga bahwa dunia ini dipenuhi denga tindakan perkosaan, penganiyaan dan criminal. Dengan melihat acara criminal di televisi, kita cenderung mengatakan bahw di sekitar kita sudah tidak aman lagi. Dengan demikian jelaslah bahwa naik surat kabar maupun televise dapat menonjolkan situasi atau orang tertentu di atas situasi atau orang yang lain.
Media massa melaporkan dunia nyata secara selektiI, maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias dan tidak cermat. Media massa melaporkan dunia nyata secara selektiI maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias dan tidak cermat.
EIek Prososial KognitiI adalah bagaimana media massa memberikan manIaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televise menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik da benar, maka televisi telah menimbulkan eIek prososial kognitiI. Film Sesame Street yang dirancang para pendidik, psikolog dan ahli media massa. Setelah melalui berbagai penelitian, terbukti Iilm ini telah berhasil mempermudah proses belajar.
b. EIek AIektiI
EIek ini kadarnya lebih tingga daripada eIek kognitiI. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
Kegembiraan juga tidak dapat diukur dengan tertawa keras ketika menyaksikan adegan lucu. Tetapi para peneliti telah berhasil menemukan Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa. Faktor-Iaktor tersebut antara lain :
- Suasana emosional, menonton sebih sinetron di televisi atau membaca novel akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya dalam keadaan senang.
- Skema KognitiI, merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita tau bahwa dalam sebuah Iilm action sang jagoan; pada akhirnya akan menang.
- Suasana Terpaan (Setting Exposure), Tayangan misteri di tv, membuat kita berpikir bahwa kehidupan mahluk itu adalah sebagaimana yang kita lihat dalam Iilm atau sinetron tersebut.
- Predisposisi Individual, mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi trahdi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau Iilm komedi daripada orang yang melankolis. Beberapa pnelitian membuktikan bahwa acra yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda.
- Faktor IdentiIikasi, menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identiIikasi, penonton, pembaca atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh tersebut.
c. EIek Behavioral
Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan di TV membuat orang menjadi beringas. Siaran memasak di tv membuat ibu-ibu lebih gemar memasak dan kreatiI. Namun ada juga laporan bahwa, televise gagal mendorong pemirsanya untuk menabung di Bank. Film tidak sanggup memotivasi remaja perkotaan untuk menghindari pemakaian obat-obat terlarang.
Mengapa terjadi eIek yang berbeda? Belajar dari media massa tidak bergantung hnaya pada unsure stimulus yang ada pada media massa saja. Kita memerlukan teori, menuut teori belajar Sosial dari bandura, orang cenderungmeniru prilaku yang diamati. Stimulus menjadi teladan untuk perilakunya. Penyajian kekerasan dalam media massa menyebabkan orang melakukan kekerasan pula. Jadi sejauh ini, tampaknya teori belajar sosial dapat diandalkan untuk menjelaskan eIek behavioral media massa.
II Sosial Media Massa
Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini public untuk membawakannya pada perubahan yang signiIian. Kampanye nasional larangan merokok di tempat-tempat umum memiliki kekuatan pada pertengahan tahun 1990-an dengan membanjirnya berita-berita tentang bahaya merokok bagi perokok pasiI. Disini secara instant media massa dapat membentuk kristalisasi opini public untuk melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai pada ranah tertentu.
Dominick menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televise yang menjadi agen sosialiasasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.
$&K$E$ Adalah Berani Bermimpi
Sukses Adalah Berani Bermimpi Semua orang pasti menginginkan sukses dan berhasil. Tetapi apakah yang dinamakan sukses itu ? Banyak orang yang menginginkan bisa menjadi sukses tetapi tidak jelas arti atau deIinisi kata sukses sendiri. Sebagian besar sukses diidentiIikasikan dengan uang dan jabatan. Apakah sesempit itu kita akan mengartikannya. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan sukses ? Seorang Re Educator & Mind Navigator, Adi W. Gunawan mengatakan sukses sebenarnya bukanlah suatu tempat atau tujuan akir. Sukses adalah perjalanan hidup berdasarkan peta yang kita rancang sendiri sejalan dengan tingkat kesadaran kita pada saat itu. Saat seseorang berkata bahwa ia sukses maka yang ia maksudkan sebenarnya adalahia telah mencapai suatu tahap tertentu dalam perjalanan hidupnya. Namun jika seseorang bersikukuh bahwa ia sudah sukses maka pada saat ituia telah gagal. Mengapa ? Karena dengan sikap mental seperti itu maka sebenarnya ia telah berhenti berkembang. Peta hidup yang kita rancang sebaiknya meliputi berbagai aspek kehidupan agar hidup menjadi lebih seimbang. Yang meliputi di dalamnya aspek spiritual ( berhubungan dengan keyakinan kita ) , Iinansial, bisnis dan karier, keluarga, pengembangan diri, reIresing, materi ilmu pengetahuan dan sosial. Jika hidup diibaratkan dengan sebuah roda maka pencapaian pada setiap aspek kehidupan sama seperti ruji yang menghubungkan poros dan roda. Bila panjang masing masing ruji tidak sama maka bisa dibayangkan bagaimana putaran roda kehidupan, berantakan dan tak teratur. Sering kali, hanya mengejar salah satu aspek saja, orang mengorbankan aspek lainnya. Keadaan ini menjadikan hidup tidak seimbang dan malah justru merugikan. Memperbarui peta kehidupan Sesuai dengan apa yang dideIinisikan diatas, maka kita perlu selalu memperbarui peta kehidupan kita. Apa yang dulunya dipandang sebagai hal yang penting dalam kehidupan seiring dengan perkembangan tingkat kesadaran dan spiritusl seseorang, akirnya menjadi kurang atau bahkan menjadi tidak penting lagi. Begitu pula sebaliknya, hal yang dulunya tidak penting kini menjadi sangat penting untuk dicapai. Sukses merupakan sebuah perjalanan diri dari satu titik ke titik berikutnya dengan akselerasi kita masing masing. Sukses adalah perjalanan dengan titik awal namun tanpa titik akhir. Dan untuk mencapai sukses kita harus mengembangkan peta kehidupan kita dengan cara berani bermimpi. Tetapi, mimpi disini bukan berarti mimpi kita disaat kita tertidur pulas, mimpi disini adalah sebuah angan angan atau hal hal yang ingin kita capai dalam hidup kita. Sebuah dorongan dari dalam untuk melakukan dan meraihnya dengan kemampuan kita masing masing. Banyak orang yang ber-mimpi sesaat setelah mereka selesai kuliah dan masuk ke kehidupan nyata karena akhirnya sadar akan realita kehidupan. Bermimpi kini merupakan suatu kecakapan yang sulit diajarkan dan dipelajari. Banyak orang yang sudah tidak mempunyai keberanian untuk bermimpi atau memikirkan impian mereka. Apakah diwaktu mendatang harus ada sebuah kurikulum yang mewajibkan seorang pelajar untuk bisa bermimpi untuk kehidupannya, atau hanya sebuah jalan bebal yang menggiring manusia menjadi robot Untuk itulah kenapa kita harus berani bermimpi. Mencoba berkhayal untuk masa depan dan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Karena disitulah letak sukses yang sesungguhnya.
Suksesi Obama
Semalam tadi Presiden terpilih Amerika Serikat Barack "Hussein" Obama resmi menjadi pemegang tampuk pemerintahan Amerika. Sekitar 240.000 undangan menjadi saksi pengangkatan presiden Amerika ke - 44 tersebut. tepat pukul 12.00 waktu setempat atau jm 24.00 WIB Obama mengangkat sumpah menjadi presiden.
Dengan disiarkan langsung oleh CNN Obama memberikan pidato resmi presiden pertamanya di Capitol Hill. Pidato tersebut mengangkat tema akan memberantas pengangguran bagi kaum Amerika, mengimbau para penduduk untuk cermat menghadapi krisis Iinansial global, serta menantang para teroris secara langsung. Ia menambahkan bahwa Amerika merupakan negara yang kuat dan mampu memberantas masalah terorisme global. baik dengan dialog yang mementingkan kepntingan masing - masing ataupun dengan kekuatan Amerika yang super power.
Dalam hal ini Obama dapat menjalankan misi yang yang super sulit dan menjadi tanggung jawab yang berat. Bagaimana tidak selain dia harus mencuci piring bekas pesta buruk "bush" yang menyisakan banyak noda. Kebijakannya juga berpengaruh bagi seluruh negara berkembang. Yang menjadi pertanyaan, apakah seorang anak menteng ini dapat melakukan perubahan yang dinantikan itu semua?? Ataukah hanya janji - janji surga yang Ia lontarkan dikampanye semata?
Fakta yang terjadi adalah Ia meraup keuntungan dari kampanye kemarin lebih dari $40 juta dollar yang sebagian besar dari perusahaan soItware raksasa google. Dengan biaya tersebut Obama dapat seperti pisau bermata dua. Menjalankan sebuah pemerintahan yang berimbas keberbagai negara, khususnya adanya pemberhentian perang irak yang telah menewaskan lebih dari 1400 warga Irak. Ataukah akan menambah berbagai Invansi lain ke negara - negara potensial penghasil minyak dunia. Hal ini bisa kita lihat kedepan. Apakah akan terjadi perdamaian global ataukah Where Next Invansion...
Pengertian dan Fungsi Teori Dalam Komunikasi !engertian Teori Penjelasan gejala alam secara cermat sehingga kita dapat melakukan prediksi. Bila penjelasan ini telah diuji berkali kali dan terbukti benar, penjelasan ini dinamakan teori. Kerlinger ( dalam Jalaludin, 2000;06 ) menyebutkan bahwa teori adalah himpunan konstruk (konsep), deIinisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. DeIinisi di atas melukiskan ciri ciri teori ilmiah. Secara terinci teori ilmiah ditandai olej hal hal berikut (dalam Jalaludin, 2000;06 ) : 1. Teori terdiri dari proporsisi proporsisi. Proporsisi adalah hubungan yang terbukti di antara berbagai vatiabel. Proporsisi ini biasanya dinyatakan dalam bentuk jika, maka. 2. Konsep konsep dalam proporsisi telah dibatasi pengertiannya secara jelas. Pembatasan konsep ini menghubungkan abstraksi dengan dunia empiris. 3. Teori harus mungkin diuji, diterima atau ditolak kebenarannya. Pembatasan pengertian konsep yang dipergunakan menyiratkan kemungkinan pengujian teori. 4. Teori harus dapat melakukan prediksi. Teori agresi dapat meramalkan bahwa bila guru selalu menghambat tingkah laku anak, Irekuensi agresi akan bertambah. 5. Teori harus dapat melahirkan proporsisi proporsisi tambahan yang semula tidak diduga. Fungsi Teori Ada bermacam macam Iungsi teori dari beberapa ahli. Seperti yang diungkapkan oleh Littlejohn yang menyatakan 9 Iungsi dari teori, yakni :
1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukan secara sepotong-sepotong. Kita perlu mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata. Pola- pola dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan ditemukan. Pengetahuan yang diperoleh dari pola atau hubungan itu kemudian disimpulkan. Hasilnya (berupa teori) akan dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya.
2. MemIokuskan. Teori pada dasarnya menjelaskan tentang sesuatu hal, bukan banyak hal.
3. Menjelaskan. Teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Misalnya mampu menjelaskan pola-pola hubungan dan menginterpretasikan peristiwa- peristiwa tertentu.
4. Pengamatan. Teori tidak sekedar memberi penjelasan, tapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya, berupa konsep-konsep operasional yang akan dijadikan patokan ketika mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori.
5. Membuat predikasi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercermin dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi bidang-bidang kajian komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, public relations dan media massa.
6. Fungsi heuristik atau heurisme. Artinya bahwa teori yang baik harus mampu merangsang penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep dan penjelasan teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
7. Komunikasi. Teori tidak harus menjadi monopoli penciptanya. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka terhadap kritikan-kritikan, yang memungkinkan untuk menyempurnakan teori. Dengan cara ini maka modiIikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat dilakukan.
8. Fungsi kontrol yang bersiIat normatiI. Asumsi-asumsi teori dapat berkembang menjadi nilai-nilai atau norma-norma yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, teori dapat berIungsi sebagai sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia.
9. GeneratiI. Fungsi ini terutama menonjol di kalangan pendukung aliran interpretiI dan kritis. Menurut aliran ini, teori juga berIungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru. !aradigma - paradigma dalam Ilmu Komunikasi Usaha untuk mengelompokkan teori teori dan pendekatan kedalam sejumlah paradigma yang dilakukan sejauh ini telah menghasilkan pengelompokan yang sangat bervariasi. Kinloch (1977), contohnya, mengidentiIikasi sekurangnya ada 6 paradigma atau perspektiI teoretikal (rganic paradigm, Conflict paradigm, Social Behaviorism, StructureFunctionalism, Modern Conflict Theory, dan Social-Psychological paradigm). Tetapi Crotty (1994) mengelompokkan teori-teori sosial antara lain ke dalam Positivism, Interpretivism, Critical Inquiry, Feminism, dan Postmodernism. Burrel dan Morgan (1979), telah mengelompokkan teori teori dan pendekatan dalam ilmu ilmu sosial ke dalam 4 paradigma : Radical Humanist Paradigm, Radical StructuralisParadigm, Interpretive Paradigm, dan Functionalist Paradigm. Namun bahasan mereka tidak secara jelas menunjukkan implikasi metodologi dari masing masing paradigma. Sementara itu Guba dan Lincoln (1994) mengajukan tipologi yang mencakup 4 paradigma : Positivism,Postpositivism,Critical Theories et al,dan Constructivism, masig masing dengan implikasi metodologi tersendiri ( Hidayat, 2003;02 ). Tetapi sejumlah ilmuwan sosial lain melihat positivism dan postpositivism bisa disatukan sebagai classical paradigm karena dalam prakteknya implikasi metodologi keduanya tidak jauh berbeda. Karena itu pula, untuk mempermudah kepentingan bahasan tentang implikasi metodologi dari suatu paradigma, maka teori teori dan penelitian ilmiah komunikasi cukup dikelompokkan ke dalam 3 paradigma, yakni : 1) Classical Paradigm ( yang mencakup positivism dan postpositivism ), 2) Critical Paradigm, dan 3) Constructivism Paradigm ( Hidayat, 2003;02-03 ). TIGA PERSPEKTIF / PARADIGMA ILMU SOSIAL PARADIGMA KLASIK PARADIGMA KONSTRUKTIVISME PARADIGMA TEORI TEORI KRITIS Menempatkan ilmu sosial seperti halnya ilmu-ilmu alam dan Iisika, dan sebagai metode yang terorganisir untuk mengkombinasikan deductivelogic dengan pengamatan empiris, guna secara probabilistik menemukan atau memperoleh konIirmasi tentang hukum sebab akibat yang bisa digunakan Memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningIul action melalui pengamatan langsung dan rinci terhadap pelaku sosial dalam setting keseharian yang alamiah, agar mampu memahami dan menaIsirkan bagaimana para pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan MendeIinisikan ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap the real structures dibalik ilusi, Ialse needs, yang dinampakkan dunia materi, dengan tujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial agar memperbaiki dan merubah kondisi kehidupan manusia memprediksi pola-pola umum gejala sosial tertentu. memelihara / mengelola dunia sosial mereka. ( Hidayat, 2003;03 ) 3. Hubungan Teori Dalam Penelitian Ilmiah Komunikasi Suatu penelitian ilmiah selalu dimulai dengan suatu perencanaan yang seksama. Perencanaan ini dalam bidang ilmiah mana pun mengikuti suatu logika yang sama, karena pada pokoknya suatu perencanaan merupakan serentetan petunjuk petunjuk yang disusun secara logis dan sistematis. Suatu perencanaan yang baik membutuhkan pemikiran yang seksama, sehingga sering kali memakan waktu yang jauh lebih lama daripada diperkirakan semula. Namun waktu dan pemikiran yang digunakan itu tak akan sia sia, karena diterimanya usul suatu penelitian atau berhasil tidaknya penelitian itu, sebagian besar ditentukan dengan perencanaannya. Suatu perencanaan liputan dapat dibagi ke dalam delapan lagkah sebagai berikut : (1) pemilihan persoalan; (2) penentuan ruang lingkup; (3) pemeriksaan tulisan tulisan yang bersangkutan; (4) perumusan kerangka teoritis; (5) penentuan konsep konsep; (6) perumusan hipotesa hipotesa; (7) pemilihan metode pelaksanaan penelitian; (8) perencanaan sampling ( Koentjaraningrat, 1985;14 ) Sehingga dapat terlihat bahwa adanya keterkaitan erat antara teori komunikasi dengan sebuah penelitian ilmiah. Dikarenakan sebuah teori merupakan salah satu pondasi dimana seseorang akan membangun sebuah konstruksi penelitian ilmiah.