University of New Mexico (19761980), the University of Miami (19811985), Syracuse University (19871994) and the University of Washington sebelum mengambil posisinya saat ini sebagai profesor komunikasi di Departemen Boston University of Mass Communication, Advertising dan Hubungan Masyarakat.
c. Sejarah Teori
Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, dimana media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Pada tahun 1975, Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur mengemukakan gagasan mereka mengenai teori ketergantungan (Dependency Theory) yang membahas mengenai kekuatan media massa dalam memengaruhi khalayak audiensi karena adanya sifat ketergantungan audiensi terhadap isi media massa. Teori ini didasari oleh teori penggunaan dan kepuasaan yang berhubungan dengan teori agenda setting. Teori penggunaan dan kepuasan mengidentifikasi bagaimana orang menggunakan dan menjadi tergantung pada media. Orang menggunakan media karena berbagai alasan, sebagai informasi, hiburan, dan hubungan parasocial. Teori Ketergantungan mengatakan orang menjadi lebih bergantung pada media untuk memenuhi kebutuhan tersebut, media akan menjadi lebih penting untuk individu tersebut. Media juga akan memiliki pengaruh dan kekuasaan lebih banyak atas individu tersebut. Jika seseorang sangat bergantung pada media untuk informasi, dan
media merupakan satu-satunya sumber bagi orang itu untuk mendapatkan informasi, maka mudah untuk mengatur agenda. Individu menjadi korban Pengaturan Agenda. Seperti yang Anda lihat, ketiga teori ini cukup berhubungan.
d. Asumsi Teori
Teori Ketergantungan Media (bahasa Inggris: Dependency Theory) adalah teori tentang komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu. Konsisten dengan teori-teori yang menekankan pada pemirsa sebagai penentu media, teori ini memperlihatkan bahwa individu bergantung pada media untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar. Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal: 1. Individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit. Sebagai contoh, bila anda menyukai gosip, anda akan membeli tabloid gosip dibandingkan membeli koran Kompas, dimana porsi gosip tentang artis hanya disediakan pada dua kolom di halaman belakang, tetapi orang yang tidak menyukai gosip mungkin tidak tahu bahwa tabloid gosip kesukaan anda, katakanlah acara Cek dan ricek, itu ada, ia pikir cek dan ricek itu hanya acara di televisi, dan orang ini kemungkinan sama sekali tidak peduli berita tentang artis di dua kolom halaman belakang Kompas. 2. Persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Sebagai contoh, bila negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih bergantung/ percaya pada koran untuk mengetahui informasi jumlah korban bentrok fisik antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa, sedangkan bila keadaan negara stabil, ketergantungan seseorang akan media bisa turun dan individu akan lebih bergantung pada institusi - institusi negara atau masyarakat untuk informasi. Sebagai contoh di Malaysia dan Singapura dimana penguasa memiliki pengaruh besar atas pendapat rakyatnya, pemberitaan media membosankan karena segala sesuatu tidak bebas untuk digali, dibahas, atau
dibesar-besarkan, sehingga masyarakat lebih mempercayai pemerintah sebagai sumber informasi mereka.
e. Konsep Teori
Model ini berfokus pada kondisi struktural masyarakat yang mengatur kemungkinan terjadinya efek dari media massa. Pada dasarnya, model struktur sosial yang berawal dari ide-ide tentang sifat modern (atau massa) masyarakat di mana media massa dapat dianggap sebagai 'sistem informasi amat terlibat dalam proses pemeliharaan, perubahan dan konflik di masyarakat serta sebagai tingkat kelompok dan individu aksi sosial'. Mungkin ide yang paling penting dan asli yang diungkapkan model ini adalah bahwa dalam masyarakat modern audiens datang untuk tergantung pada sumber daya informasi media massa sebagai pengetahuan mereka, dan orientasi terhadap apa yang terjadi dalam masyarakat mereka sendiri. Jenis dan tingkat ketergantungan akan tergantung pada sejumlah kondisi struktural, tetapi yang paling penting dari hubungan ini adalah: 1. Pertama, sejauh mana masyarakat dapat berubah, konflik atau ketidakstabilan 2. Kedua, untuk tingkat bahwa media massa lakukan, pada kenyataannya, banyak fungsi informasi yang unik dan tengah.
Model ini menetapkan beberapa efek yang bisa dipelajari secara berguna melalui pendekatan ini dan bisa disimpulkan sebagai berikut: a. Kognitif
- Kreasi dan resolusi dari ambiguitas - Bentuk sopan santun - Agenda setting - Ekspansi dari sistem kepercayaan masyarakat - Klarifikasi nilai b. Afektif - Membuat ketakutan dan kegelisahan - Meningkatkan atau menurunkan tingkat moral c. Behavioral - Aktivasi atau deaktivasi - Bentuk isu atau resolusinya - Mencapai atau menyediakan strategi untuk aksi (contoh: demonstrasi politik) - Menyebabkan sifat yang mementingkan orang lain (contoh: memberikan uang untuk amal) Dalam menginterpretasikan model penting untuk memikirkan bahwa tiga komponen utama audiens, sistem media dan sistem sosial saling berhubungan, meskipun sifat dari hubungan ini bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Setiap komponen bisa juga bervariasi dengan cara mana yang lebih relevan terhadap efek-efek dari kejadian yang berbeda. Sistem sosial bervariasi mengacu pada tingkat stabilitas. Hal tersebut mungkin akan terbangun dengan kuat. Tetapi melalui beberapa krisis yang temporal, atau dengan beberapa negara yang berkembang, hal itu terjadi pada kondisi perubahan yang cepat. Alternatifnya hal tersebut mungkin terbangun dengan kuat, tetapi mengalami perubahan yang fundamental terhadap legitimasi dan kelangsungan hidupnya. Pada kondisi seperti itu akan ada objek baru untuk didefinisikan, sikap yang harus diatur, nilai lama untuk ditegaskan kembali atau nilai yang baru untuk dipromosikan, semua hal yang menstimulasi proses memberi dan mengeluarkan informasi.
Audiens akan beragam dalam hubungan terhadap sistem sosial dan untuk berubah dalam kondisi sosial. Beberapa grup akan tetap bertahan dan sebagian yang lain akan kalah. Dalam hal tersebut, keiinginan juga menjadi berbeda dalam ketergantungan terhadap media massa sebagai sumber informasi petunjuk. Umumnya elit-elit sosial akan mempunyai kontrol lebih terhadap media, akses lebih terhadap mereka dan juga tidak tergantung pada media massa dibandingkan non-elit, mereka akan berkecenderungan untuk mempunyai akses terhadap sumber-sumber informasi yang terpercaya dibandingkan yang lain. Jika tidak terorganisir dengan cara yang tidak sesuai, non-elit akan menjalin relasi dengan media massa atau pahit-pahitnya mendapatkan informasi dari seorang sumber. Media massa akan berbeda dalam kuantitas, diversitas, reliabilitas dan otoritas. Dalam beberapa kondisi atau beberapa masyarakat, media pasti menjadi pusat untuk menyediakan informasi sosial dan politik dibandingkan yang lain. Hal tersebut bisa menjadi sebuah pembagian fungsi media dimana akan dipenuhi oleh tingkat yang bervariasi. Model dependency memiliki beberapa keuntungan sebagai pendekatan untuk mempelajari efek umum media: 1. Terbuka untuk kemungkinan efek jangkauan luas, seperti yang sudah terindikasi 2. Perhatian langsung terhadap kondisi struktural dan peristiwa sejarah dibandingkan dengan variabel individu atau kepribadian. 3. Model ini memberikan penjelasan fakta bahwa efek terhadap audiens mungkin juga mengarah kepada efek sistem sosial dan sistem media itu sendiri Kelemahan model tersebut yaitu: 1. Melebih-lebihkan kenyataan yang berdiri sendiri dari elemen-elemen yang berbeda dan khususnya pada sistem media pada sistem sosial. 2. Kecenderungan lebih lanjut untuk bisa bukan hanya jika model tersebut merupakan sumber non-politik yang netral dan siap untuk berhadapan dengan kebutuhan apa saja yang muncul. sHal itu menunjukkan di masyarakat. bahwa sistem media akan benar-benar diasosiasikan atau dengan lebih dekat atau bahkan tergabung institusi dominan
Daftar Pustaka
Morissan. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta. 2013. Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika. http://www.utwente.nl/cw/theorieenoverzicht/Theory%20Clusters/Media,%2 0Culture%20and%20Society/Dependency%20Theory-1.doc/ http://www.uky.edu/~drlane/capstone/mass/dependency.htm http://en.wikipedia.org/wiki/Media_systems_dependency_theory http://gatotkremzeek.blogspot.com/2013/01/teori-ketergantungan-mediateori.html