Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rani Kustiani

NPM : 210210140059
Tugas : Pengantar Ilmu Komunikasi

RESUME
KOMUNIKASI SEBAGAI ILMU
BAB I
(Uchjana, Endang, ILMU KOMUNIKASI – Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2007)

A. Pengelompokan Ilmu dan Perkembangan Ilmu Komunikasi


Ilmu sosial merupakan salah satu kelompok ilmu. Apabila suatu ilmu dipelajari dan
dikembangkan dengan tujuan untuk memajukan ilmu itu sendiri; memperkaya diri dengan cara
memperoleh pengertian yang lebih mendalam dan lebih sistematis mengenai ruang lingkup atau
bidang perhatiannya, maka ilmu seperti itu digolongkan ke dalam ilmu-ilmu murni. Adapun
ilmu-ilmu terapan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang dapat
dirasakan manfaatnya secara langsung dan bersifat sosial. Ilmu-ilmu terapan berhubungan
dengan perubahan atau pengawasan dari situasi-situasi yang praktis, ditinjau dari sudut
kebutuhan manusia.
Publisistik dan jurnalistik – istilah lain untuk komunikasi – merupakan ilmu sosial yang
termasuk ke dalam ilmu terapan, maka ilmu komunikasi bersifat interdisipliner dan
multidisipliner. Ini disebabkan oleh objek materinya yang sama dengan ilmu-ilmu lainnya,
terutama termasuk ke dalam ilmu sosial/ilmu kemasyarakatan.
Ilmu komunikasi merupakan intergrasi prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan
para cendekiawan berbagai disiplin akademik.
Ilmu Komunikasi meliputi interpersonal communicate, group communicate, mass
communicate, intercultural communicate, dan sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut, berikut
adalah ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi :
1. Komponen Komunikasi : komunikator, pesan, media, komunikan, efek.
2. Proses Komunikasi : primer dan sekunder.
3. Bentuk Komunikasi : persona (intrapersona, antarpersona), kelompok (ceramah,
diskusi, seminar, dll), massa (pers, radio, televisi, film, dll), media (surat, telepon,
pamflet, poster, dll).
4. Sifat Komunikasi : tatap muka, bermedia, verbal (lisan, tulisan), nonverbal
(kial/isyarat badaniah, bergambar).
5. Metode Komunikasi : jurnalistik (cetak, elektronik), hubungan masyarakat,
periklanan, pameran, publisitas, propaganda, perang urat syaraf, penerangan.
6. Teknik Komunikasi : informatif, presuasif, instruktif, hubungan manusiawi.
7. Tujuan Komunikasi : perubahan sikap, perubahan pendapat, perubahan perilaku,
perubahan sosial.
8. Fungsi Komunikasi : menyampaikan informasi, mendidik, menghibur,
mempengaruhi.
9. Model Komunikasi : satu tahap, dua tahap, multitahap.
10. Bidang Komunikasi : sosial, manajemen/organisasional, perusahaan, politik,
internasional, antarbudaya, pembangunan, lingkungan, tradisional.
B. Pengertian dan Proses Komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya
salah sama makna.
Suatu percakapan dapat dikatakan komunikatif apabila komunikan dan komunikator
saling mengerti bahasa dan makna bahan percakapan. Komunikasi harus informatif juga
presuasif, dengan kata lain, komunikasi tidak hanya bertujuan agar orang lain sebatas mengerti
dan mengetahui, tapi juga agar orang lain menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan
suatu kegiatan, dan lain-lain.
Setelah menyadari pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan,
dan politik, maka komunikasi yang pada awalnya merupakan pengetahuan kini menjadi ilmu.
Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu komunikasi pun menyelidiki gejala komunikasi secara
ontologis (pengertian), aksiologis (proses), dan epistemologis (tujuan).
Pada hakikatnya, proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Komunikasi akan berhasil
apabila pikiran disampaikan dengan perasaan yang disadari.
Proses komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi secara primer dan secara
sekunder.
Proses primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang tersebut berupa
bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu menerjemahkan pesan komunikator pada komunikan. Dalam proses ini, bahasa adalah
lambang yang paling banyak dipergunakan. Namun, tidak semua orang pandai berkata-kata
dalam menggunakan bahasa. Oleh karena itu, dalam penggunaan bahasa, kata-kata
mengandung dua jenis pengertian, yakni denotatif (makna sebenarnya) dan konotatif (makna
khiasan).
Komunikasi adalah proses membuat sebuah pesan setala (tuned) bagi komunikator dan
komunikan. Pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan pada
komunikan. Kemudian komunikan mengawa-sandi (decode) pesan dari komunikan. Namun,
komunikan dan komunikator dapat bertukar peran karena dalam komunikasi pun ada proses
umpan balik (feedback) yang bisa menyebabkan komunikasi tersebut berlangsung atau berhenti
pada suatu titik. Maka, ada positive feedback dimana reaksi komunikan sangat menyenangkan
dan negative feedback dimana tanggapan komunikan tidak menyenangkan. Umpan balik pun
bisa berasal dari luar (eksternal feedback) dan bisa juga berasal dari dalam diri komunikator
(internal feedback).
Dalam komunikasi antarpersona, tanggapan komunikan akan secara langsung diketahui
oleh komunikator, itu dimakanan immediate feedback dimana umpan balik berlangsung
seketika. Berbeda dengan komunikasi bermedia, umpan balik yang terjadi termasuk kedalam
delayed feedback karena umpan balik tersebut tertunda dan saat berlangsungnya pun terkadang
harus merencanakan mekanismenya terlebih dahulu.
Yang kedua adalah proses komunikasi sekunder dimana pada proses ini penyampaian
pesan dibantu menggunakan alat atau sarana sebagai media komunikasi. Media yang dimaksud
dapat diklasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nirmasa atau media non
massa (non-mass media).
Maka, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untur-unsur dalam proses komunikasi
adalah sebagai berikut :
1. Sender (komunikator)
2. Encoding (penyandian)
3. Message (pesan)
4. Media (saluran komunikasi)
5. Decoding (pengawasandian)
6. Receiver (komunikan)
7. Response (tanggapan)
8. Feedback (umpan balik)
9. Noise (gangguan tak terencana dimana pesan yang diterima tidak sesuai)

Selanjutnya adalah pembahasan mengenai komunikasi massa. Untuk komunikasi masa


sendiri, para ahli komunikasi membatasi pengertiannya dengan menggunakan media massa,
misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film. Berikut adalah ciri-ciri komunikasi
massa :
1. Berlangsung satu arah
2. Komunikator melembaga
3. Pesan bersifat umum
4. Medianya menimbulkan keserempakan
5. Komunikan bersifat heterogen

Komunikasi massa sendiri memiliki fungsi, yaitu (1) Sebagai pengawasan yang dapat
dibagi kembali menjadi dua, yaitu pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental. (2)
Sebagai interprestasi karena media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tapi juga
informasi mengenai suatu peristiwa. (3) Sebagai penghubung unsur-unsur yang ada pada
masyarakat dan yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh perseorangan. (4) sebagai
sarana sosialisasi. (5) dan sebagai hiburan.

Dari paparan di atas, fungsi komunikasi massa dapat disederhanakan kembali menjadi
empat fungsi saja, yakni :

1. Menyampaikan informasi (to inform)


2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Mempengaruhi (to influence)

Anda mungkin juga menyukai