PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan
kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati
& menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah
impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah
tugas manusia.
23
I.2 RUMUSAN MASALAH.
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang
penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
23
BAB II
PEMBAHASAN
23
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki
suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
memimpin.
Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.
Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila
adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang –
orang yang dipimpinnya.
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang –
orang yang dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang –
orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab.
23
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence,
respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.
23
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi
secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya
kepemimpinan.
Kecerdasan.
Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial.
Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi.
Sikap Hubungan Kemanusiaan.
23
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh
gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi
masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat ,
bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
5. Teori Kelompok.
23
pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam
mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda –
beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang
tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang
positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya
mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi
ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis)
berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika
pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia
menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi
menimbulkan kerugian manusiawi. Selain gaya kepemimpinan di atas masih
terdapat gaya lainnya.
6. Otokratis.
7. Partisipasif.
23
8. Demokrasi.
9. Kendali Bebas.
23
strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel
pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas)
pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya
cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan
kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.
10. Directing.
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita
belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut.
23
Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita
menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi
demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang
dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses
pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses
yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan
dengan detil yang sudah dikerjakan.
11. Coaching.
12. Supporting.
23
13. Delegating.
Salah satu pondasi dasar dari pandangan dan pemikiran demokrasi adalah
kemajemukan dan menghargai perbedaan. Selain itu, Demokrasi juga
dipandang sebagai nilai bersama suatu bangsa dalam membangun sistem
pemerintahan negara yang bersumber dari rakyat. Dengan kata lain, demokrasi
menjadi sebuah pre-skripsi yang bermuatan nilai moral dan menjadi sebuah
norma. Keberhasilan suatu bangsa dan suatu negara tidak hanya diukur dari
neraca perekonomian, tingkat kesejahteraan dan pendidikan, tetapi juga diukur
melalui seberapa jauh suatu bangsa dan negara melaksanakan demokrasi
dengan bentuk tertentu dari demokrasi yang dianggap sebagai bentuk ideal
sebagai patokan ukuran keberhasilan pelaksanaan demokrasi.
23
kriteria untuk melihat sebuah bentuk pemerintahan demokratis atau tidak
bersumber pada pendekatan empiris ini. Walaupun penerapan demokrasi di
beberapa tempat melahirkan bentuk demokrasi yang beragam, akan tetapi ada
kriteria universal yang berlaku bagi semua tempat yang melaksanakan
demokrasi.
1. Akuntabilitas.
2. Rotasi kekuasaan.
Dalam demokrasi peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada dan
dilakukan secara teratur serta damai. Tidak hanya satu orang yang selalu
memegang jabatan sementara peluang orang lain tertutup sama sekali.
4. Pemilihan umum.
Dalam suatu negara demokrasi pemilu dilakukan secara teratur dan setiap
warga negara yang sudah cukup dewasa mempunyai hak untuk dipilih serta
memilih tanpa ada rasa takut atau paksaan dari orang lain.
23
5. Menikmati hak-hak dasar.
23
Salah satu yang membuat ‘cedera’ bangsa Indonesia saat ini belum sembuh
secara total diantaranya adalah masyarakat belum menemukan “satria
piningit” (pemimpin) yang mampu membawa masyarakat ke arah yang lebih
berarti. Persoalan mendasar dari fenomena tersebut adalah terjadinya
degradasi kepercayaan (trusting leader) terhadap pemimpin negara. Alasan
sederhana yang dikemukakan adalah pemimpin yang pernah lahir dan
sebelumnya dipercaya rakyat, tidak mampu mengangkat kehidupan bangsa
dan negara ke arah yang lebih baik. Bahkan dalam pandangan sebagian rakyat
Indonesia, justru pemimpin-pemimpin yang ada semakin membawa
keterpurukan yang sudah terjadi sebelumnya.
23
daerah lainnya. Di Jawa, misalnya, mereka menganggap kepemimpinan
merupakan proses yang sakral dan tunggal. Karena itu, model yang dibentuk
lebih didasarkan pada trah dan hubungan keluarga. Anggapan bahwa
pemimpin dilahirkan oleh keluarga pemimpin tetap mendominasi ranah
berpikir masyarakat. Konsepsi seperti demikian bisa kita lihat dalam model
kepemimpinan yang dijalankan mantan Presiden Suharto beberapa tahun yang
lalu.
23
partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan
yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan
untuk melatih karyawan (p. 460). Jerris (1999) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan untuk
mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan servis,
mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadi
motivator bagi karyawan dalam bekerja. Ciri-ciri gaya kepemimpinan
demokratis (Sukanto, 1987) :
23
II.4 STUDI KASUS
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Indonesia yang ketiga B.J Habibie
membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan.
Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsure-
unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.
Merekapitulasi perbankan
Merekonstruksi perekonomian Indonesia
Melikuidasi beberapa bank bermasalah
Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga di
bawah Rp.10.000,-
Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang di syaratkan oleh IMF
1. Bidang Ekonomi
23
a. Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui
pembentukan BPPN dan unit pengelola Aset Negara.
b. Melikuidasi beberapa Bank yang Bermasalah.
c. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar hingga dibawah Rp.
10.000,00
d. Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian utang luar negeri.
e. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF.
f. Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan yang Tidak Sehat.
g. Mengesahkan UU No. 8 1999 tentang Perlindungan Konsimen
2. Bidang Politik
23
3) Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No.
V/MPR/1978 tentang Presiden mendapat mandate dari MPR untuk
memiliki hak-hak dan kebijakan diluar batas perundang-undangan
4) Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan
Presiden dan Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode.
3. Bidang Pers
4. Bidang Hukum
23
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN.
23
diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the
inside out).
23