Anda di halaman 1dari 35

Skip to content

 HOME
 SMP
 SMA
 SMK
 S1
 S2
 UMUM

Pengertian Kepemimpinan
Oleh dosenpendidikanDiposting pada 26/12/2020

Hakikat Kepemimpinan
Baca Cepat tampilkan
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang
memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.

Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu
keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah
organisasi untuk “memimpin” atau membimbing orang lain, tim, atau
seluruh organisasi.

Literatur para spesialis saling beradu pandangan, membandingkan antara


pendekatan Timur dan Barat dalam kepemimpinan, dan juga (di Barat
sendiri) antara pendekatan Amerika Serikat dengan Eropa. Civitas
akademika di A.S. mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah proses
pengaruh sosial yang di dalamnya seseorang dapat melibatkan bantuan
dan dukungan selainnya dalam usaha mencapai suatu tugas bersama.
CELLARIN
Gadis Ini Berusia 53 Tahun. Ditemukan Resep Peremajaan Wajah
PELAJARI LEBIH→
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli

 Menurut John Piffner


Kepemimpinan adalah seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan
individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

 Menurut Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24

Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan


langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu

 Menurut Jacobs & Jacques, 1990, 281

Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti


Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan

 Menurut Slamet, 2002: 29

Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada


umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.

 Menurut Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7

Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas


untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

 Menurut Thoha, 1983:123

Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang


lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu .

 Menurut Robbins (2002:163)

Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok


untuk mencapai tujuan.

 Menurut Ngalim Purwanto (1991:26)

Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan


sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan
sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka
mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak
terpaksa.

Jadi definisi Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi


perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu
pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di
dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang
dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara
mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi.

Baca Juga : 

Tipe -Tipe Kepemimpinan

INTOXIC
Jika Muncul Papiloma pada Dada, Leher atau Ketiak, Baca Ini!
PELAJARI LEBIH→
 Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik
mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai
karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang
otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang
otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain
dalam bentuk :

1. Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan


alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian
kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
2. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian
tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan
kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
3. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan
keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara


lain:
1. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
2. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
3. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
4. Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya
penyimpangan oleh bawahan.
 Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang
bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama
masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh
para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang
dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan
masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini
sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

 Tipe Kharismatik

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas
yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh
pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan
secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

 Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan


lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-
orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering
intervensi.

 Tipe Militeristis

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang


pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah
bertipe militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
1. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan,
perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
2. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat
dan jabatannya.
3. Sonang kepada formalitas yang berlebihan
4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
5. Tidak mau menerima kritik dari bawahan
6. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Baca Juga : 

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

 Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah


seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam
mencapai tujuan.
 Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan.
 Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang
yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang
terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk
masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif,
kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide
ketuhanan yang berlainan.
 Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang
membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka
tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
 Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang
menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.
 Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing
asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari
kepemimpinan Pancasila adalah :
1. Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang
– orang yang dipimpinnya.
2. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya.
3. Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang –
orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab.

Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu
tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari
begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa
: Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat,
sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan


memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang


lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of
influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing
obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to
accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal
untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau


melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut
memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi
pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak
faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah
itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

Baca Juga : 

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan


sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan
organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan
memiliki 2 aspek yaitu :

 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan


administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
 Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning,
organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

 Teori Kepeminpinan

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji


sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas
organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang
teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar


nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

 Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian


pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno
dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”.
Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku
pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan
tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian. Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh
terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

 Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang


tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pengikutnya.

 Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal


maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi
yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan
goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

 Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang


tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

 Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para


pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

Baca Juga : Pendidikan Non Formal – Pengertian, Manfaat, Konsep,


Pentingnya Dan Contohnya
 Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan


teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

 Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan


seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan
bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela
bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
 Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang
pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang
dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas,
kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan
dan terhadap hasil yang tinggi pula.

 Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,


sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga
orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.

 Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan


harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.

 Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran


yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa


teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya
kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan
fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan
sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi
orang untuk melakukan sesuatu.

Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya
kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana
perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi
karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada
imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah
digunakan gaya kepemimpinan yang positif.

Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau


punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.
Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam
banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi. Selain gaya
kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.

 Otokratis

Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan


dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan
sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan
keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi
pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan.

Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas


ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa
manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan
cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang
kompeten.

 Partisipasif

Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga


keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
 Demokrasi

Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan


pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah
kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi
dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan
diri sendiri.

Baca Juga : Pendidikan Informal : Pengertian, Ruang Lingkup,


Karakteristik Dan Contohnya

 Kendali Bebas

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur


organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin
menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya
kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi
masalahnya sendiri.

Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang


diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai
orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli
menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat
ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang
dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang
terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap
membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.

Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak


selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan
suatumodel pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan diatas,yakni
model kepemimpinankontigennis.model ini nyatakan bahwa gaya
kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana
pemimpin bekerja.dengan teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa
keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai dengan 3
variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi.

Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota


( Leader – member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa
posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh
pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut,
variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk
melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi
yang melekat pada posisi pemimpin.

Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan


situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional
ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya
kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity)
pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk
mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut
sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi
sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun
yang dimiliki pemimpin.

Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst),


masing – masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi
yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang
disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun
perlu.

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan


seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh
Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin
memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu
bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah.

 Directing

Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita
belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas
tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian.
Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam
situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan
berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan
waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan
aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di
lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.

Baca Juga : Tujuan Belajar : Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Jenis
Dan Faktor
 Coaching

Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada


bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil,
mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai
masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih
termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita
perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang
tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan
komunikasi yang baik dengan mereka.

 Supporting

Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya


bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak
memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses
pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan
berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan
telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam
hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih
melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta
mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.

 Delegating

Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh


wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating
akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien
dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas
atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.

Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta
sangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan
juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut
sebagai ”situational leadership”. Situational leadership mengindikasikan
bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang –
orang yang dipimpinnya.
Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh
adanya perilaku staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk
mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan
diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud
dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya
kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan
khusus yakni :

1. Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk


menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam
melaksanakan tugas.
2. Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu
kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat
berdasarkan analisa terhadap situasi.
3. Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni
kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan
gaya kepemimpinan yang kita terapkan.

Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin,


sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya
yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi (information
processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making)
(Gordon, 1996 : 314-315).

Peran pertama meliputi :

1. Peran Figurehead ® Sebagai simbol dari organisasi


2. Leader® Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan
mengembangkannya
3. Liaison ® Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi
untuk kepentingan organisasi.

Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :

1. Monitior ® Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi


perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.
2. Disseminator ® Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta
kepada bawahan.
3. Spokeman ® Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang –
orang di luar organisasinya.
Baca Juga : Bentuk Agresi : Pengertian, Jenis, Faktor Penyebab Dan
Aspek Perilakunya

Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :

1. Enterpreneur ® Mendesain perubahan dan pengembangan dalam


organisasi.
2. Disturbance Handler ® Mampu mengatasi masalah terutama ketika
organisasi sedang dalam keadaan menurun.
3. Resources Allocator ® Mengawasi alokasi sumber daya manusia,
materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram
tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.
4. Negotiator ® Melakukan perundingan dan tawar – menawar.

Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 )


mengemukakan 3 macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A,
yakni :

1. Alighting ® Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan


individunya.
2. Aligning ® Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi
sehingga setiap orang menuju ke arah yang sama.
3. Allowing ® Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk
menantang dan mengubah cara kerja mereka.

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.
Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa
memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti.
Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat
yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang


pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan
pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah
orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri.

Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk
memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia
akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah
orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang
lain tanpa mengendalikan diri.

Kepemimpinan Yang Melayani


Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan
kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat
fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun
banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan
adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau
bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh
menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.

 Karakter Kepemimpinan
 Hati Yang Melayani

Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan


menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter.
Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak
keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya
karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang
diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa
banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik,
justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan
dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang
dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.

Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, ada sejumlah ciri
–ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang
melayani,yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani
kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk
kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru kepentingan publik
yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan


mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak
pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh
John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan
seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk
membangun orang – orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah
organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam
organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai
banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa
tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.

Baca Juga : Pengertian Kampanye : Sejarah, Fungsi, Tujuan, Jenis,


Contoh

Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka


yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan
kebutuhan, kepentingan, impian da harapan dari mereka yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas


( accountable ). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab
dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya
dapat dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggota
organisasinya.

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau


mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang
dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat
mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan
public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat
mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi
menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian
diri, dan tidak mudah emosi.

 Metode Kepemimpinan
 Kepala Yang Melayani

Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata,
tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat
menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas
sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin,
tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali
karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah
para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang
dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena
hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal. Keterampilan
seperti ini disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu
artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be
Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode
kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang
memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam metode
kepemimpinan, yaitu :

Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini
merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang
mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui
integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang – orang yang ada
dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates
change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara
dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang
pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang
jelas kemana organisasinya akan menuju.

Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang –


orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas.
Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang
mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta
berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan
sampai beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role
dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat
membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki
kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu
rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.

 Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive.


Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan,
harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif
dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun
tantangan yang dihadapi.
 Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau
pendamping bagi orang – orang yang dipimpinnya (performance
coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi,
mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun
perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran,
rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari –
hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja
dari anak buahnya.

 Perilaku Kepemimpinan
 Tangan Yang Melayani

Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan


integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia
harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam
buku Ken Blanchard disebutka perilaku seorang pemimpin, yaitu :

1. Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin,


tapi sungguh – sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk
memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan
dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan
Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
2. Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan
sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran
adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang
dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani
sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang
penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan
kekuasaan semata.
3. Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam
berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb.
Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya
terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui
solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman
Tuhan ).

Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang


sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh
bangsa Indonesia. Bahkan menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual
Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolak ukur kecerdasan
spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant leadership).

Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate
Luderman, menunjukkan pemimpin – pemimpin yang berhasil membawa
perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang
memiliki SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang –orang yang
memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu
memahami spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik
bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.

Baca Juga: Pendidikan Formal – Pengertian, Ciri, Tujuan, Perbedaan


Dan Pentingnya

Kepemimpinan Sejati
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari
proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang.
Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran
dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang
menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri
(inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh,

ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada


lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam
organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati.
Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri
seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the
inside out ).

Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan


seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan
merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin,
baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun
bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.

” I don’t think you have to be waering stars on your shoulders or a title to be


leadar. Anybody who want to raise his hand can be a leader any
time”,dikatakan dengan lugas oleh General Ronal Fogleman,Jenderal
Angkatan Udara Amerika Serikat yang artinya Saya tidak berpikir anda
menggunakan bintang di bahu anda atau sebuah gelar pemimpin. Orang
lainnya yang ingin mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain
waktu.

Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh


mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan,
maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang
melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat
(encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.

Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak
bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan
penghormatan dan pujian (honor & praise) dari mereka yang dipimpinnya.
Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah
seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang
didasarkan pada kerendahan hati (humble).

Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita


peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika
Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis menjadi
negara yang demokratis dan merdeka.Selama penderitaan 27 tahun
penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri
Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau
memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selam bertahun –
tahun.

Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard,


bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani
mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala – galanya
bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa
kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang
kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi
yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait


dengan kepemimpinan sejati, yaitu :

1. Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti


kecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ
berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin yang
memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
2. Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik
dari aspek visioner maupun aspek manajerial.
3. Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’
dalam bahasa Mandarin yang berarti kehidupan).
4. Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati
adalah seseorang yang sungguh – sungguh mengenali dirinya
(qolbunya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self
management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang
selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau
kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya
pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna
kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.

Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkat


menajadi 3C, yaitu :

 Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).


 Visi yang jelas (clear vision).
 Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).

Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk
senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal
(pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis,
pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain
(pengembangan kemampuan interpersonal dan metode kepemimpinan).

Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell, ” The only way that I can keep
leading is to keep growing. The the day I stop growing, somebody else
takes the leadership baton. That is way it always it.” Satu-satunya cara
agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa
bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil
alih kepemimpinan tsb.

Kepemimpinan Dan Kearifan Lokal


Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya
dengan pengetahuan, kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dan
kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan berkenaan dengan
penyelesaian masalah yang relative pelik dan rumit,

Dalam suatu local (daerah ) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang


selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh
kedamaian dan suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang
dihormati bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah yang dipimpin
oleh pimpinan yang mampu menciptakan suasana kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah
tidaklah boleh didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah
diselesaikan. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan
mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.

Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat, setiap


masalah yang muncul dapat ditanggulangi dengan kearifan local
masyarakat setempat. Contohnya adalah masalah banjir yang di alami
masyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadi banjir
di wilayah Kuta.

Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini sangat tidak
menguntungkan. Masalah ini haruslah segera ditangani. Dalam hal
pembuatan drainase dan infrastruktur lainnya, diperlukan kematangan
rencana agar pembangunan yang dilaksanakan tidak berdampak buruk.
Terbukti, penanggulangan yang cepat dengan membuat gorong – gorong
bisa menurunkan debit air yang meluber ke jalan.

Sebagai pemimpin lokal, pihak Camat Kuta, I Gede Wijaya sebelumnya


telah melakukan sosialisasi terkait pembangunan gorong – gorong. Camat
Kuta secara langsung dan tertulis telah menyampaikan hal tersebut kepada
pengusaha serta pemilik bangunan dalam surat No. 620/676/ke/07 ,
tertanggal 27 desember 2007.

Demikian penjelasan artikel diatas tentang semoga bermanfaat bagi


pembaca setia kami.
 
Informasi Sponsor >> gbwhatsapp apk
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan
KONTEN PROMOSI
Jutawan Bandung: Menjadi Kaya Bahkan Tanpa Menjual Apa Pun
KEUANGAN HARIAN

Jika Muncul Papiloma pada Dada, Leher atau Ketiak, Baca Ini!
INTOXIC

Veneer Ini 300 Kali Lebih Baik dari Gigi Palsu!


SNAP ON SMILE
Cara Menghilangkan Papiloma secara Alamiah (3 Hari)
INTOXIC

Ingin Hidup 100 Tahun? Bersihkan Kolestrol & Darah Kotor!


(Baca)
TENSILAB
Bagaimana Rata-rata Siswa Bandung Menjadi Jutawan dalam 6 Bulan?
MIN DL AB

Genius dari Jakarta menyelamatkan istrinya dari nyeri lutut!


A RT RI VI T

Jika Anda Menemukan Papiloma seperti Itu, Berhati-hatilah!


INTOXIC
Kalau Mau Papilloma pada Tubuh Hilang, Baca Ini
INTOXIC

Ini Cara Ririe Ketahui Hubungan Terlarang Ayu-Nissa Sabyan


HERBEAUTY

Jika Anda Menemukan Papiloma seperti Ini, Waspadalah!


INTOXIC
Suku Pedalaman Baduy sudah Biasa; 5 Ini Pasti Kamu belum
Tahu
BRAINBERRIES

Siswi Jenius Jakarta Temukan Obat Bakar Lemak 7 Kg Sehari


FIT EXPERT
Tahukah Kamu: Pembasmi Papiloma/Kutil Ini Bekerja dalam 3 Hari
INTOXIC

Bagaimana cara mengembalikan penglihatan 100% tanpa operasi?


BIOSEEFIT

Sebarkan ini:
 Facebook
 Twit
 WhatsApp

Posting pada UmumDitag 10 teori kepemimpinan, 3 variabel unsur


kepemimpinan, 4 unsur kepemimpinan, 5 fungsi kepemimpinan, 6 peran
pemimpin, apa itu dipimpin, apa itu keorganisasian, apa itu pemimpin, apa
itu pimpinan, apa saja kriteria kepemimpinan informal, apa yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin, arti keorganisasian, arti pemimpin, batasan
kepemimpinan, ciri ciri kepemimpinan, contoh kepemimpinan, contoh
leadership adalah, definisi kepemimpinan menurut stogdil 1974, definisi
pimpinan, fungsi dan sifat kepemimpinan, fungsi fungsi kepemimpinan
dalam islam, fungsi kepemimpinan, fungsi kepemimpinan brainly, fungsi
kepemimpinan pdf, fungsi kepemimpinan pendidikan, fungsi kepemimpinan
publik, fungsi kepemimpinan tingkat lanjut, fungsi kepemimpinan yang
hakiki, implikasi yang menyangkut kepemimpinan, jelaskan apa saja fungsi
dari kepemimpinan, jenis kepemimpinan, kepemimpinan
adalah, kepemimpinan dalam islam, kepemimpinan dalam
organisasi, kepemimpinan sebagai penentu arah, kriteria kepemimpinan
informal, makalah fungsi kepemimpinan, makalah kepemimpinan, makalah
tugas kepemimpinan, manfaat kepemimpinan dalam organisasi, manfaat
kepemimpinan pendidikan, materi kepemimpinan dalam
organisasi, mengapa pemimpin dibutuhkan, pemimpin adalah, pemimpin
sebagai integrator, pemimpin selaku integrator, Pengertian
Kepemimpinan, pengertian kepemimpinan dalam islam, pengertian
kepemimpinan menurut para ahli, pengertian kepemimpinan menurut para
ahli dalam bukunya, pengertian kepemimpinan pdf, pengertian
kepemimpinan politik, pengertian kepemimpinan secara umum, pengertian
kepemimpinan terbaru, pentingnya kepemimpinan, perbedaan pemimpin
dan kepemimpinan, pertanyaan fungsi kepemimpinan, pimpinan
adalah, proses kepemimpinan, ruang lingkup kepemimpinan dalam
pendidikan, sebutkan 4 tipe kepemimpinan, sebutkan jenis jenis
kepemimpinan, sejarah manajemen kepemimpinan, sifat
kepemimpinan, syarat kepemimpinan, tanggung jawab seorang pemimpin
dalam islam, teori kepemimpinan lingkungan, teori kepemimpinan pdf, teori
kepemimpinan yang berkualitas, teori teori kepemimpinan academia, tugas
kepemimpinan pendidikan, tugas pemimpin pdf, tugas pokok
kepemimpinan, tugas pokok leader, unsur unsur dan sumber sumber
kepemimpinan, unsur unsur kepemimpinan, unsur unsur kepemimpinan
pdf, wewenang seorang pemimpin

Navigasi pos
Pos sebelumnya Membaca Memindai Indeks Buku
Pos berikutnya Inflasi Dan Deflasi
Pos-pos Terbaru

  Contoh Paragraf Argumentasi – Ciri, Struktur, Langkah dan Jenis


  Kloroplas – Pengertian, Fungsi, Ciri, Cara, Manfaat Dan Skemanya
  Pengertian Bimetal
  Titik Didih
  Alveolus adalah
  Jurnal Umum adalah
  Lanthanum adalah
  Pengertian SIG
  Aliran Seni Lukis – Ciri, Jenis, Tokoh dan Contoh Gambar
  Logistik – Pengertian Menurut Para Ahli, Perusahaan, Tujuan,
Konsep & Contohnya

Materi Terpilih

 Contoh Teks Editorial


 Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
 Teks Negosiasi
 Teks Deskripsi
 Contoh Kata Pengantar
 Kinemaster Pro
 WhatsApp GB
 Contoh Diksi
 Contoh Teks Eksplanasi
 Contoh Teks Berita
 Contoh Teks Negosiasi
 Contoh Teks Ulasan
 Contoh Teks Eksposisi
 Alight Motion Pro
 Contoh Alat Musik Ritmis
 Contoh Alat Musik Melodis
 Contoh Teks Cerita Ulang
 Contoh Teks Prosedur Sederhana, Kompleks dan Protokol
 Contoh Karangan Eksposisi
 Contoh Pamflet
 Pameran Seni Rupa
 Contoh Seni Rupa Murni
 Contoh Paragraf Campuran
 Contoh Seni Rupa Terapan
 Teks Debat
 Contoh Karangan Deskripsi
 Contoh Paragraf Persuasi
 Contoh Paragraf Eksposisi
 Contoh Paragraf Narasi
 Contoh Karangan Narasi
 Teks Prosedur
 Contoh Karangan Persuasi
 Contoh Karangan Argumentasi
 Proposal
 Contoh Cerpen
 Pantun Nasehat
 Cerita Fantasi

 
Created By : DosenPendidikan.Com | 2014

 Home
 SMP
o Matematika
o Agama
o Bahasa Indonesia
o Pancasila
o Biologi
o Kewarganegaraan
o IPS
o IPA
o Penjas
 SMA
o Matematika
o Agama
o Bahasa Indonesia
o Pancasila
o Biologi
o Akuntansi
o Matematika
o Kewarganegaraan
o IPA
 Fisika
 Biologi
 Kimia
o IPS
 Sejarah
 Geografi
 Ekonomi
 Sosiologi
o Penjas
 SMK
o Penjas
 S1
o Agama
o IMK
o Pengantar Teknologi Informasi
o Uji Kualitas Perangkat Lunak
o Sistem Operasi
o E-Bisnis
o Database
o Pancasila
o Kewarganegaraan
o Akuntansi
o Bahasa Indonesia
 S2
 Umum

Anda mungkin juga menyukai