Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN,

KADERISASI DAN KUALITAS


KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH:
1. ZANIA ADISTIA
2. BAMBANG TRIAMBODO
3. VIKE YUALITA QUARINI
4. RAHDINAL SULAIMAN
5. ZULHAM

MANAJEMEN INFORMATIKA

DCC KOTABUMI LAMPUNG UTARA


2014

DAFTAR ISI
Kata pengantar
Bab I Pendahuluan

...................................................................................................
..............................................................................................

A. Latar belakang
.....................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
Bab II pembahasan

.....................................................................................

A. Pendekatan dalam kepemimpina.......................................................................


B. Kaderisasi......................................................................................................
C. Kualitas kepemimpinan.................................................................................
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
C. Daftar fustaka..............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang
bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu
tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang
kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan
tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu
secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orangorang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara
bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan,
sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai
sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena
pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership, kaderisasi dan kualitas kepemimpinan merupakan
ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada
banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut
pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.
PERUMUSAN MASALAH
1. Pendekatan Kepemimpinan
2. Kaderisasi
3. Kualitas kepemimpinan

BAB II
PENDAHULUAN
A. Pendekatan Dalam Kepemimpinan
Menurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi
penting, pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ),
kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan
dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak
seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan
sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan
kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi
bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak
dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.
Dalam perkembangannya, studi tentang kepemimpinan berkembang sejalan
dengan kemajuan zaman yang dikategorikan Yukl (2005:12) menjadi lima
pendekatan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Pendekatan Ciri
Pendekatan Perilaku
Pendekatan Kekuatan Pengaruh
Pendekaan Situasional
Pendekatan Integrative

Teori Genetik (Genetic Theory).


Penjelasan kepemimpinan yang paling lama adalah teori kepemimpinan
genetic dengan ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni a leader is born, not
made. Seorang dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak

perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari
orang tuanya.
Teori Sifat (Trait Theory).
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas
kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. Trait atau
sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan
social. Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka
seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi
pemimpin yang efektif. Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith
R. Gordon mencakup kemampuan yang istimewa dalam (1) Kemampuan Intelektual
(2) Kematangan Pribadi (3) Pendidikan (4) Status Sosial dan Ekonomi (5) Human
Relations (6) Motivasi Intrinsik dan (7) Dorongan untuk maju (achievement drive).
Teori Perilaku (The Behavioral Theory).
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori
trait, para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an
mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti behavior atau perilaku seorang
pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Fokus
pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang memiliki
kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara
efektif.
Situasional Leadership.
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan
teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif. Dalam
situational leadership pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi,
memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat. Seorang
pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan
menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Empat dimensi
situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan dan
karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap
efektivitas kepemimpinan seorang
Transformational Leadership.

Pemikiran terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh


sekelompok ahli yang mencoba menghidupkan kembali teori trait atau sifat-sifat
utama yang dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin. Robert House
menyampaikan teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa kepemimpinan yang
efektif mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan
menampilkan moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar kharismatiknya
(Ivancevich, dkk, 2008:213)
Dengan mengandalkan kharisma, seorang pemimpin yang transformational
selalu menantang bawahannya untuk melahirkan karya-karya yang istimewa. Langkah
yang dilaksanakan pada umumnya adalah dengan membicarakan dengan pengikutnya,
bagaimana sangat pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya
mereka sebagai anggota kelompok dan bagaimana istimewanya kelompok sehingga
dapat menghasilkan karya yang inovatif serta luar biasa.
Menurut pencetus teori ini, pemimpin transformational adalah sangat efektif
karena memadukan dua teori yakni teori behavioral dan situational dengan
kelebihan masing-masing. Atau, memadukan pola perilaku yang berorientasi pada
manusia atau pada produksi (employee or production-oriented) dengan penelaahan
situasi ditambah dengan kekuatan kharismatik yang dimilikinya. Tipe pemimpin
transformational ini sesuai untuk organisasi yang dinamis, yang mementingkan
perubahan dan inovasi serta bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dalam
ruang lingkup internasional. Syarat utama keberhasilannya adalah adanya seorang
pemimpin yang memiliki kharisma. (Ivancevich, 2008:214).
PerilakuPemimpin
1.Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style
leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada
fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya.
Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu :
a.

fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah Pada fungsi yang pertama
meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat.

b.

fungsi-fungsi

pemeliharaan

(pemecahan

masalah

sosial).pada

fungsi

pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam


kelompok

atau

membantu

kelompok

beroperasi

lebih

lancar.

2.Gaya-gayaKepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan meliputi :
1.

Gaya dengan orientasi tugas pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugastugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih
memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan
karyawan.

2.

Gaya berorientasi dengan karyawan. gaya yang berorientasi pada karyawan lebih
memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.

TEORI X DAN TEORI Y DARI MCGREGOR


Douglas McGrogor mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan
menggunakan

konsep

manajemen

partisipasi.

Konsep

ini

terkenal

karena

menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X


cenderung menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan sebaiknya seorang
pemimpin yang menyukai teori Y lebih cenderung menyukai gaya kepemimpinan
demokratik.
Penelitian

Di

Universitas

Ohio

State

Dan

Michigan

Di universitas Ohio State, para peneliti mencoba mempelajari efektifitas dari perilaku
kepemimpinan untuk menentukan mana yang paling efektif dari kedua
Pendekatan

Situasional

Contingency

Pendekatan ini menggambarkan tentang gaya kepemimpian yang tergantung pada


faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya.

Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi kepemimpinan yaitu:
1. Pemimpin
2.

Bawahan

3.

Situasi juga pemimpin harus berorientasi pada kelompok.

B. Kaderisasi Dan Kualits Dalam Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu peranan atau juga merupakan suatu proses untuk
mempengaruhi sekelompok orang dengan cara tidak bersifat memaksa. Sedangkan pemimpin
adalah salah satu anggota dari suatu kelompok yang dipercaya dan diberikan kedudukan
sebagai seorang pemimpin yang diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya.
Kepemimpinan itu juga bukan hanya sekadar penurunan atau bakat belaka, tetapi lebih
ditentukan oleh aspek-aspek kepribadian secara menyeluruh, sehingga diharapkan dapat
menjalankan kepemimpinan yang efektif, diantaranya adalah :

Intelijensi yang cukup

Kemampuan menganalisis sesuatu untuk mendapatkan suatu keputusan

Kemampuan mengaplikasikan hubungan manusiawi yang efektif agar keputusan


dapat dikomunikasikan.

Oleh sebab itu seseorang pemimpin berkewajiban memberikan


kesempatan kepada orang-orang yang dipimpinya. Kesempatan yang diberikan
tersebut merupakan kegiatan yang berisikan upaya-upaya yang mendukung
bagi terbentuknya integritas keperibadian dan kemampuan mengerakan orang
lain secara terus menerus sehingga dapat mempersiapkanya menjadi pemimpin
langkah ini disebut kaderisasi.
Kader dapat diartikan sebagai orang yang akan memegang jabatan atau
pekerjaan penting disuatu kelompok atau tim (pemerintahan, partai, dll). Sedangkan
pengkaderan adalah proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang
menjadi kader. Berarti kaderisasi kepemimpinan adalah proses untuk mempersiapkan
seseorang untuk menjadi pemimpin dimasa yang akan datang, yang akan memikul
tanggung jawab penting dilingkungan suatu organisasi atau tim.

Mengapa perlu adanya pengkaderan? Karena semua orang yang termasuk sekarang
menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan mengakhiri kepemimpinan, suka atau tidak,
mau - tidak mau, hal tersebut akan terjadi. Proses tersebut dapat terjadi karena :
1. Dalam sauatu organisasi ada ketentuan periode kepemimpinan seseorang
2. Adanya penolakan dari anggota kelompok, yang menghendaki pemimpinnya diganti,
baik secara wajar maupun tidak wajar
3. Proses alamiah, menjadi tua dan kehilangan kemampuan memimpin
4. Kematian

Dalam implementasinya proses kaderisasi terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu


1. Kaderisasi Informal
2. Kaderisasi Formal
1. KADERISASI INFORMAL

Untuk melahirkan seseorang pem,impin yang berkualitas diperlukan proses


jangka waktu yang cukup lama, seluruh kehidupan seseorang sejak masa kanak-kanak
dan remaja merupakan masa kaderisasi untuk menjadi pemimpin dalam upaya
membentuk pribadi, agar memiliki keungulan dalam aspek-aspek yang dibutuhkan
untukl mampu bersaing. Kaderisasi disebut juga sebagai proses pendidikan termasuk
proses belajar dilingkungan sekolah, pendidikan keluarga, peluang dalam kurikulum
dalam program ekstrakurikuler serta lingkungan.
Factor yang mempengaruhi kegagalan seseorang pemimpin, pertama berada
diluar diri yang bersangkutan, yaitu peluang menjadi pemimpin. Kedua factor dari
dalam diri sendiri yaitu keberanian dan kemampuan menciptakan dan merebut
kesempatan menjadi pemimpin.oleh sebab itu pemimpin terdahulu perlu membangun
komunikasi dengan generasi muda, member contoh dan keteladanan, bimbingan dan
arahan yang baik agar dapat menjadi teladan oleh generasi muda dalam
mempersiapkan diri menjadi pemimpin.
2. KADERISASI FORMAL

formal adalah usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin untuk masa depan


secara terencana, teratur, dan sistematis dan terarah. Untuk itu proses kaderisasi
mengikuti kurikulum yang telah di desain secara khusus yang harus dilaksanakan
selama jangka waktu tertentu dan berisi bahan-bahan teoritis dan praktik tentang
kepemimpinan dan bahan-bahan lain sebagai mendukung.

Usaha kaderisasi internal yang bersifat formal dapat ditempuh dengan beberapa cara
sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan menduduki jabatan sebagai pemimpin yaitu, kaderisasi ini
dilakukan dengan cara mengankat dan memberikan kesempatan secara formal kepada
seseorang calon pemimpin usia muda untuk memangku jabatan pemimpin.
2. Latihan kepemimpinan didalam dan diluar organisasi
Yaitu memberikan kesempatan kepada anggota organisasi untuk mengikuti program
mempersiapkan calon pemimpin yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya magang, pelatihan.
3. Memberikan tugas belajar

Untuk mempersiapkan calon pemimpin yang berkualitas perlu memberikan tugas


belajar pada kader, untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan
dalam memimpin sehingga suatu saat siap mendudukui suatu jabatan pada jenjang
masing-masing.
4. Penugasan sebagai pucuk pimpinan suatu unit
Dilingkungan organisasi besar dengan memiliki cabang di daerah dapat dilaksanakan
kaderisasi dengan memberikan penugasan seseorang menjadi pucuk pimpinan pada
salah satu cabang atau perwakilan.
Kaderisasi kepemimpinan secara formal dan bersifat ekstern dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang
tertentu, untuk diangkat menjadi pemimpin suatu unit yang sesuai, atau ditugaskan
magang sebelum memimpin unit tersebut.
2. Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang
tertentu, kemudian ditugaskan melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebig tinggi
3.

didalam dan luar negeri.


Memesan sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan formal dengan

program khusus atau spesialisasi, sesuai bidang yang dikelola organisasi pemesan.
4. Menerima sejumlah gemnerasi muda dari suatu lembaga pendidikan untuk melakukan
kerja praktik dilingkungan organisasi.
5. Memberikan beasiswa atau tunjangan belajar pada anak-anak yang kurang mampu
yang berprestasi baik dilingkungan sekolah atau perguruan tinggi yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
Hak Asasi Manusia Dalam Kepemimpinan
Dalam Tap MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia dan Unesco
1999 bahwa hak asasi manusia adalah hak sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang
melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal, dan abadi, berkaitan dengan harkat dan
martabat manusia.
Peningkatan Kualitas Kepemimpinan
Peningkatan kualitas kepemimpinan berarti suatu upaya untuk meningkatkan
kemampuan, kualifikasi dan kompetensi seseorang dalam memimpin suatu organisasi atau
yang lainnya. Untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan harus dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan, mengingat kondisi kehidupan masyarakat yang dinamis.
Usaha-usaha peningkatan kualitas kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Berfikir efektif dalam menetapkan keputusan


Berfikir merupakan potensi psikis yang sangat istimewa yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam kenyataannya proses berfikir tidak pernah berhenti selama manusia
masih dalam keadaan sadar. Seorang pemimpin harus mampu menampilkan kualitas berfikir
yang tinggi, sebagai gambaran bahwa prosesnya berlangsung secara kritis, logis, rasional,
kreatif, dan produktif.
Proses berfikir yang berlangsung di dalam diri seseorang dapat dibedakan menjadi :
a. Berfikir yang bersifat secara intrapersonal
b. Berfikir yang bersifat secara interpersonal
2. Me ngkomunikasikan hasil berfikir
Pemimpin tidak cukup hanya memiliki kemampuan membuat komitmen atau
keputusan di dalam proses berfikir. Tetapi komitmen atau keputusannya itu harus
diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisistif, kreativitas, pendapat, saran, perintah, dan
lainnya, baik secara lisan maupun tulisan agar diketahui oleh orang lain.

3. Meningkatkan partisipasi dalam memecahkan masalah


Kemampuan mewujudkan dan membina kerja sama pada dasarnya berarti mampu
mendorong dan memanfaatkan partisipasi anggota organisasi secara efektif dan efisien.
Partisipasi anggota kelompok dapat dibedakan anatara partisipasi secara fisik dan partisipasi
nonfisik.
Partisipasi Fisik, diwujudkan dengan menggunakan tenaga dan anggota tubuh dalam berbagai
kegiatan organisasi yang memerlukannya.
Partisipasi Nonfisik, biasanya lebih banya dilakukan anggota organisasi dalam menunjang
suatu kegiatan kepemimpinan.
4. Menggali dan meningkatkan kreativitas
Kreativitas berasal dari kata kreatif, yang artinya memiliki daya cipta, memiliki
kemampuan untuk mencipta, dan bersifat daya cipta.

Untuk memotivasi, pimpinan dapat menempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Menciptakan dan mengembangkan suasana atau iklim yang mengundang kreativitas


Menciptakan dan mengembangkan kerja sama yang dapat mewujudkan perasaan ikut

bertanggung jawab
Merumuskan tujuan yang menyentuh kepentingan bersama
Maka, Pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang dilandasi dengan
ketaqwaan, kejujuran, menegakkan kebenaran, keberanian, tanggung jawab, dan
keluhuran, kekuatan psikologis serta keiklasan, kesabaran, dan ketabahan.

KUALITAS KEPEMIMPINAN
Peningkatan kualitas kepemimpinan berarti usaha meningkatkan kualitas
kepemimpinan harus dilakukan secara terus-menerus, mengingat kondisi kehidupan
masyarakat yang dinamis. Usaha itu harus dimulai dari pengembangan kemampuan
berpikirnya, agar berlangsung sebagai proses yang efektif, dalam membuat keputusan
yang akan mengawali aktivitas kepemimpinan dalam mengerakkan orang-orang yang
dipimpin.
Peningkatan

kualitas

kepemimpinan

harus

dilakukan

sebagai

usaha

pengembangan kemampuan dalam memecahkan masalah, melalui proses mengikut


sertakan atau meningkatkan peran serta orang-orang yang dipimpin. Dengan kata lain
memberdayakan anggota dalam suatu organisasi yang dipimpin.
Usaha usaha tersebut diantaranya:
1. Berpikir Efektif dalam Menetapkan Keputusan
Berfikir merupakan potensi psikis yang sangat istimewa, yang kualitasnya pada
manusia jauh melampaui kemampuan berfikir yang diberikan Tuhan yang maha esa
pada hewan, sebagai mahluk ciptaan-Nya yang sama-sama penghuni bumi. Dalam
sejarah berfikir manusia ternyata dengan kemampuannya itu, manusia telah berusaha
memikirkan segala sesuatu, termasuk juga berfikir mengenai proses berfikir itu
sendiri.
Proses berpikir dalam diri seseorang, antara lain:
Berfikir yang bersifat intra-personal, yakni yang berlangsng di dalam psikis/otak
seseorang, yang bersangkutan dengan atau untuk dirinya sendiri.
Berfikir yang bersifat inter-personal, yakni yang berlangsung di dalam psikis/otak
seseorang, yang berhubungan dengan dan berakibat sesuatu pada orang lain.
Ada beberapa indikator dalam berpikir efektif, yaitu:

Proses berpikir tidak boleh dlakukan secara emosional,

mempertimbangkan masukan dari orang lain(masukan/kritikan),


bersifat realistis, dan
bebas dari prasangka.
2. Mengkomunikasikan Hasil Berpikir
Hasil berfikir seseorang yang cemerlang tidak ada artinya jika tidak dinyatakan dan
dikomunikasikan. Hasil berfikir yang ada dalam pikiran tidak pernah diketahui orng
lain selama tidak dinyatakan secara lisan atau tertulis atau bentuk tindakan/perilaku.
Demikian juga bagi seseorang pemimpin, hasil berpikirnya tidak akan berfungsi
dalam menggerakan anggota organisasinya, jika tidak dikomunikasikan secara efektif.
3. Meningkatkan Partisipasi dalam Memecahkan Masalah
Kemampuan membina kerjasama berarti mampu mendorong dan memanfaatkan
parsipasi anggota organisasi secara efektif dan efisien. Partispasi dapat dilakukan
dalam berbagai kegiatan, yang dapat disebuut sebagai partisipasi dalam memeahkan
masalah. Hal ini aka bermuara pada pengembangan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas secara operasional. Partisipasi anggota kelompok dapat
dibedakan menjadi dua yaitu fisik dan non fisik.
4. Menggali dan Meningkatkan Kreativitas
Proses menggali dan meningkatkan kreativitas anggotaorganisasi dapat dilakukan
dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi dan menilai
kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan. Usaha lain yang dapat dilakukan ialah
dengan menimbulkan rasa bangga terhadap eberhasilan yang dicapai. Selanjutnya
usaha menggali dan usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara yang lebih formal dan
bahkan cenderung bersifat ilmiah, dalam bentuk diskusi panel, seminar, lokakarya dan
lain-lain antar anggota organisasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil
menggali dan meningkatkan kreativitas itu merupakan umpan balik yang sangat
berharga untuk dipegunakan dalam mengembangkan kegiatan yang menjadikan
organisasi semakin dinamis.
Penyebab-penyebab utama yang harus dihadapi oleh pemimpin yang berakibat
a.
b.
c.
d.
e.

anggota organisasi tidak kreatif dan inovatif, yaitu:


Suasana atau kondisi organisasi.
Kepribadian anggota organisasi.
Tekanan rekan sejawat.
Sikap pimpinan pada jenjang bawahan.
Kurang dorongan dan pelatihan.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian

dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.Selain itu pemimpin adalah orang yang
kreatif dan berusaha untuk kreatif dalam bekerja, untuk itu pemimpin perlu
a.

melakukan upaya-upaya , sebagai berikut:


Memberikan prioritas untuk pekerjaan sehari-hari untuk diberikan perhatian yang

lebih besar.
b. Dalam pengaturan waktu, sisihkan waktu yang lebih khusus untuk memikirkan
pekerjaan.
c. Pikirkan pekerjaan yang akan dilegalisasikan.
d. Berikan kesempatan dan pertimbangan saran dari anggota organisasi atau orang luar.
e. Sediakan juga waktu untuk membawa bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan dari berbagai sumber.
f. Sediakan waktu untuk mengikuti kegiatan pelatihan dalam arti luas.
Beberapa idea tau pemikiran mendasar yang harus dimiliki oleh pemimpin dalam
a.
b.
c.
d.
e.
f.

meningkatkan kualitas berpikir, yaitu:\


Pemikiran tentang pekerjaan mannajerial.
Pemikiran tentang kepemimpinan.
Pemikiran karier manajerial.
Pemikiran peranan professional SDM.
Pemikiran tentang pengelolaan tentang global.
Pemikiran sumber-sumber keunggulan kompetitif.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Ivancevich, John, M, Konopaske, & Matteson. 2008. Perilaku dan Manajemen
Organisasi. Jakarta : Erlangga.

Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi ke 5. Jakarta : Indeks

Rivai, veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.2007.Jakarta: PT. Raja Gravindo


Persadda.
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/
http://komunitas.yellowpages.co.id/kaderisasi-kepemimpinan-dalam-organisasi/
http://gmup.ugm.ac.id/buku/detail/69
http://apinpetra.blogspot.com/2012/04/kaderisasi-dan-kualitas-pemimpin.html
http://aanborneo.blogspot.com/2012/07/makalah-ham.html

http://contohmakalah.web.id/makalah-kualitas-kepemimpinan/
http://contohmakalah.web.id/makalah-kualitas-kepemimpinan/
https://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:yrGDydNCZCgJ:teguhfp.files.wordpress.com/2010/09/kuliah_11.pdf+
komponen+hak+asasi+manusia+dalam+kepemimpinan&hl=id&pid=bl&srcid=ADGE
ESgtXu74wLVHWVt99Vby_oUk333cJaSyl2QeyD_KQjmODVaIjJ5wgn1PNKCvLO5K4etBtBV2qgrZG5sjjo2FgNHtyGzSoQaExEBsAbRRzKAIgIvpnKlZwlO7hGytvEU_JEE6eb&sig=AHIEt
bRCmovpfrcGCYduXB7gb4VXKwz7pQ
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

Anda mungkin juga menyukai