DISUSUN OLEH:
1. ZANIA ADISTIA
2. BAMBANG TRIAMBODO
3. VIKE YUALITA QUARINI
4. RAHDINAL SULAIMAN
5. ZULHAM
MANAJEMEN INFORMATIKA
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Bab I Pendahuluan
...................................................................................................
..............................................................................................
A. Latar belakang
.....................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
Bab II pembahasan
.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang
bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu
tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang
kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan
tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu
secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orangorang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara
bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan,
sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai
sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena
pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership, kaderisasi dan kualitas kepemimpinan merupakan
ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada
banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut
pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.
PERUMUSAN MASALAH
1. Pendekatan Kepemimpinan
2. Kaderisasi
3. Kualitas kepemimpinan
BAB II
PENDAHULUAN
A. Pendekatan Dalam Kepemimpinan
Menurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi
penting, pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ),
kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan
dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak
seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan
sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan
kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi
bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak
dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.
Dalam perkembangannya, studi tentang kepemimpinan berkembang sejalan
dengan kemajuan zaman yang dikategorikan Yukl (2005:12) menjadi lima
pendekatan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Pendekatan Ciri
Pendekatan Perilaku
Pendekatan Kekuatan Pengaruh
Pendekaan Situasional
Pendekatan Integrative
perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari
orang tuanya.
Teori Sifat (Trait Theory).
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas
kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. Trait atau
sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan
social. Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka
seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi
pemimpin yang efektif. Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith
R. Gordon mencakup kemampuan yang istimewa dalam (1) Kemampuan Intelektual
(2) Kematangan Pribadi (3) Pendidikan (4) Status Sosial dan Ekonomi (5) Human
Relations (6) Motivasi Intrinsik dan (7) Dorongan untuk maju (achievement drive).
Teori Perilaku (The Behavioral Theory).
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori
trait, para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an
mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti behavior atau perilaku seorang
pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Fokus
pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang memiliki
kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara
efektif.
Situasional Leadership.
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan
teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif. Dalam
situational leadership pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi,
memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat. Seorang
pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan
menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Empat dimensi
situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan dan
karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap
efektivitas kepemimpinan seorang
Transformational Leadership.
fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah Pada fungsi yang pertama
meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat.
b.
fungsi-fungsi
pemeliharaan
(pemecahan
masalah
sosial).pada
fungsi
atau
membantu
kelompok
beroperasi
lebih
lancar.
2.Gaya-gayaKepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan meliputi :
1.
Gaya dengan orientasi tugas pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugastugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih
memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan
karyawan.
2.
Gaya berorientasi dengan karyawan. gaya yang berorientasi pada karyawan lebih
memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.
konsep
manajemen
partisipasi.
Konsep
ini
terkenal
karena
Di
Universitas
Ohio
State
Dan
Michigan
Di universitas Ohio State, para peneliti mencoba mempelajari efektifitas dari perilaku
kepemimpinan untuk menentukan mana yang paling efektif dari kedua
Pendekatan
Situasional
Contingency
Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi kepemimpinan yaitu:
1. Pemimpin
2.
Bawahan
3.
Kepemimpinan adalah suatu peranan atau juga merupakan suatu proses untuk
mempengaruhi sekelompok orang dengan cara tidak bersifat memaksa. Sedangkan pemimpin
adalah salah satu anggota dari suatu kelompok yang dipercaya dan diberikan kedudukan
sebagai seorang pemimpin yang diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya.
Kepemimpinan itu juga bukan hanya sekadar penurunan atau bakat belaka, tetapi lebih
ditentukan oleh aspek-aspek kepribadian secara menyeluruh, sehingga diharapkan dapat
menjalankan kepemimpinan yang efektif, diantaranya adalah :
Mengapa perlu adanya pengkaderan? Karena semua orang yang termasuk sekarang
menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan mengakhiri kepemimpinan, suka atau tidak,
mau - tidak mau, hal tersebut akan terjadi. Proses tersebut dapat terjadi karena :
1. Dalam sauatu organisasi ada ketentuan periode kepemimpinan seseorang
2. Adanya penolakan dari anggota kelompok, yang menghendaki pemimpinnya diganti,
baik secara wajar maupun tidak wajar
3. Proses alamiah, menjadi tua dan kehilangan kemampuan memimpin
4. Kematian
Usaha kaderisasi internal yang bersifat formal dapat ditempuh dengan beberapa cara
sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan menduduki jabatan sebagai pemimpin yaitu, kaderisasi ini
dilakukan dengan cara mengankat dan memberikan kesempatan secara formal kepada
seseorang calon pemimpin usia muda untuk memangku jabatan pemimpin.
2. Latihan kepemimpinan didalam dan diluar organisasi
Yaitu memberikan kesempatan kepada anggota organisasi untuk mengikuti program
mempersiapkan calon pemimpin yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya magang, pelatihan.
3. Memberikan tugas belajar
1. Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang
tertentu, untuk diangkat menjadi pemimpin suatu unit yang sesuai, atau ditugaskan
magang sebelum memimpin unit tersebut.
2. Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang
tertentu, kemudian ditugaskan melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebig tinggi
3.
program khusus atau spesialisasi, sesuai bidang yang dikelola organisasi pemesan.
4. Menerima sejumlah gemnerasi muda dari suatu lembaga pendidikan untuk melakukan
kerja praktik dilingkungan organisasi.
5. Memberikan beasiswa atau tunjangan belajar pada anak-anak yang kurang mampu
yang berprestasi baik dilingkungan sekolah atau perguruan tinggi yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
Hak Asasi Manusia Dalam Kepemimpinan
Dalam Tap MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia dan Unesco
1999 bahwa hak asasi manusia adalah hak sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang
melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal, dan abadi, berkaitan dengan harkat dan
martabat manusia.
Peningkatan Kualitas Kepemimpinan
Peningkatan kualitas kepemimpinan berarti suatu upaya untuk meningkatkan
kemampuan, kualifikasi dan kompetensi seseorang dalam memimpin suatu organisasi atau
yang lainnya. Untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan harus dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan, mengingat kondisi kehidupan masyarakat yang dinamis.
Usaha-usaha peningkatan kualitas kepemimpinan adalah sebagai berikut :
bertanggung jawab
Merumuskan tujuan yang menyentuh kepentingan bersama
Maka, Pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang dilandasi dengan
ketaqwaan, kejujuran, menegakkan kebenaran, keberanian, tanggung jawab, dan
keluhuran, kekuatan psikologis serta keiklasan, kesabaran, dan ketabahan.
KUALITAS KEPEMIMPINAN
Peningkatan kualitas kepemimpinan berarti usaha meningkatkan kualitas
kepemimpinan harus dilakukan secara terus-menerus, mengingat kondisi kehidupan
masyarakat yang dinamis. Usaha itu harus dimulai dari pengembangan kemampuan
berpikirnya, agar berlangsung sebagai proses yang efektif, dalam membuat keputusan
yang akan mengawali aktivitas kepemimpinan dalam mengerakkan orang-orang yang
dipimpin.
Peningkatan
kualitas
kepemimpinan
harus
dilakukan
sebagai
usaha
dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.Selain itu pemimpin adalah orang yang
kreatif dan berusaha untuk kreatif dalam bekerja, untuk itu pemimpin perlu
a.
lebih besar.
b. Dalam pengaturan waktu, sisihkan waktu yang lebih khusus untuk memikirkan
pekerjaan.
c. Pikirkan pekerjaan yang akan dilegalisasikan.
d. Berikan kesempatan dan pertimbangan saran dari anggota organisasi atau orang luar.
e. Sediakan juga waktu untuk membawa bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan dari berbagai sumber.
f. Sediakan waktu untuk mengikuti kegiatan pelatihan dalam arti luas.
Beberapa idea tau pemikiran mendasar yang harus dimiliki oleh pemimpin dalam
a.
b.
c.
d.
e.
f.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ivancevich, John, M, Konopaske, & Matteson. 2008. Perilaku dan Manajemen
Organisasi. Jakarta : Erlangga.
http://contohmakalah.web.id/makalah-kualitas-kepemimpinan/
http://contohmakalah.web.id/makalah-kualitas-kepemimpinan/
https://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:yrGDydNCZCgJ:teguhfp.files.wordpress.com/2010/09/kuliah_11.pdf+
komponen+hak+asasi+manusia+dalam+kepemimpinan&hl=id&pid=bl&srcid=ADGE
ESgtXu74wLVHWVt99Vby_oUk333cJaSyl2QeyD_KQjmODVaIjJ5wgn1PNKCvLO5K4etBtBV2qgrZG5sjjo2FgNHtyGzSoQaExEBsAbRRzKAIgIvpnKlZwlO7hGytvEU_JEE6eb&sig=AHIEt
bRCmovpfrcGCYduXB7gb4VXKwz7pQ
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/