Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

“Model Desain Pembelajaran ADDIE”

Dosen Pengampu :
Dr. Herpratiwi, M.Pd.
Dian Utami, S.Pd. M.Pd.

Disusun Oleh :
Elvas Maharani (2113034014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan saya kelapangan dan kemudahan sehingga saya mampu menyelesaikan
tugas makalah Belajar dan Pembelajaran ini dengan tepat waktu sesuai dengan
tenggat yang telah ditentukan. Shalawat beriringan salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan besar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam., sang
pencerah peradaban yang kita nantikan syafa’at nya di Yaumul Akhir kelak.

Adapun makalah ini disusun bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada


mahasiswa berkaitan model-model desain pembelajaran yang ada, salah satunya
adalah model desain pembelajaran ADDIE. Dengan memahami model-model desain
pembelajaran, transfer pengetahuan antara guru dan peserta didik akan lebih efektif.

Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku
dosen pengampu dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah
memberikan tugas ini kepada saya sehingga in syaa Allah dapat menambah wawasan
saya terkait dengan bidang pengetahuan yang saat ini saya tekuni.

Namun, saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini tidaklah luput dari
kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya memohon maaf
sebesar-besarnya bila sekiranya terdapat kekeliruan, baik itu dalam hal materi
maupun dalam hal kepenulisan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca
selalu saya nantikan sebagai bahan untuk belajar sekaligus perbaikan demi
kesempurnaan makalah yang saya buat ini.

Lampung, 20 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................5

1.3. Tujuan.....................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................7

2.1. Konsep Model Desain Pembelajaran....................................................................7

2.2. Konsep Model Desain Pembelajaran ADDIE......................................................8

2.3. Tahap Pengembangan Model Desain Pembelajaran ADDIE...........................10

2.4. Implementasi Model Desain Pembelajaran ADDIE..........................................15

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Model Desain Pembelajaran ADDIE..................19

BAB III PENUTUP..............................................................................................................20

3.1. Kesimpulan...........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................21
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada enam puluh tahun yang lalu lebih dari 100 model pembelajaran
bermunculan masing-masing menganut satu atau beberapa teori belajar. Salah
satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model
ADDIE. ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or
Production, Implementation or Delivery and Evaluations.

Menurut langkah-langkah pengembangan produk, model ini dapat digunakan


untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. ADDIE muncul pada
tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu
fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.

Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi


dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif
antara guru dan peserta didik. Model-model desain rencana pembelajaran adalah
model PPSI, model Banathy, model Kemp, model Gerlach & Elly, model Dick &
Carrey, model ASSURE, model ADDIE, model Hanafin and Peck, dan model
waterfall.

Dalam model PPSI pengajaran dipandang sebagai suatu sistem. Sub-sistem dari
pengajaran, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan
pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan evaluasi. Model kemp
berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru
sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang
industri, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran.
Model Banathy bertitik tolak dari pendekatan sistem (sistem approach), yang
mencakup keenam komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Model
Gerlach & Elly menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan
pembelajaran karena model ini memperlihatkan keseluruhan proses belajar
mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap
komponennya.

Desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model
prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan
untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap
dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model
berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan
suatu produk biasanya media pembelajaran misalnya, video pembelajaran,
multimedia pembelajaran atau modul. Contoh modelnya adalah model Hannafin
and Peck. Model berorientasi system yaitu model desain pembelajaran untuk
menghasilkan suatu system pembelajaran yang cakupannya luas seperti desain
sistem suatu pelatihan kurikulum sekolah.

Kemudian adanya variasi model yang ada ini sebenarnya dapat menguntungkan
kita. Beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan
menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik yang kita hadapi dilapangan selain itu juga, kita dapat
mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa Pengertian Dari Model Pembelajaran ?
2) Bagaimana Konsep Dari Model Desain Pembelajaran ADDIE ?
3) Seperti Apa Tahap Atau Langkah Langkah Pengembangan Model Desain
Pembelajaran ADDIE ?
4) Bagaimana Implementasi Model Desain Pembelajaran ADDIE ?
5) Apa Kelebihan Dan Kekurangan Dari Model Desain Pembelajaran ADDIE ?
1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui Pengertian Dari Model Pembelajaran
2) Untuk mengetahui bagaimana Konsep Dari Model Desain Pembelajaran
ADDIE
3) Untuk mengetahui Tahap Atau Langkah Langkah Pengembangan Model
Desain Pembelajaran ADDIE
4) Untuk mengetahui Bagaimana Implementasi Model Desain Pembelajaran
ADDIE
5) Untuk mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Dari Model Desain
Pembelajaran ADDIE
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep Model Desain Pembelajaran


Pengertian desain sistem pembelajaran dalam artian yaitu desain pembentukan
keseluruhan, sebuah struktur kerangka atau outline dan urutan disebut juga
dengan sistematika kegiatan. Sehingga desain yang telah dibuat agar menjadi
sebuah kegiatan yang efektif, effisien, dan menarik. Apabila pembelajaran itu
menarik maka peserta didik tidak merasa bosan atau monoton, jadi kita dapat
membuat pembelajaran itu menyenangkan buat pesarta didik. Baik dari cara
mengajar, menyampaikan, dan lain-lain. Prekripsi tentang desain pembelajaran
juga untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dengan kondisi yang
karakteristiknya mata ajar tertentu dan karakteristik pembelajaran tertentu.

Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan juga melalui metode, media,
dan lingkungan. Serta komponen utama mendesain pembelajaran dapat melalui
beberapa pertanyaan, misalnya:

1. Apa tujuan (objektives) yang diinginkan?


2. Siapa audiens (learners) yang menjadi sasaran?
3. Materi (subject content) apa yang akan diajar atau dilatihkan?
4. Metode dan media apa yang paling tepat untuk mencapai tujuan?
5. Bagaiman cara utuk mencapai tujuan tersebut diukur atau evaluasi?

Pembelajaran merupakan rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan


secara struktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis
media. Proses belajar mengajar yang dilakukan harus mempunyai tujuan agar
peserta didik dapat mecapai kompetensi seperti yang diharapkan. Perancangan
aktivitas pembelajaran disebut desain sistem pembelajaran.
2.2. Konsep Model Desain Pembelajaran ADDIE
2.2.1 Pengertian model desain pembelajaran ADDIE
Desain pembelajaran model ADDIE adalah salah satu desain pembelajaran
yang berorientasi sistem, yakni sebuah desain yang menghasilkan sistem
pembelajaran yang mencakup seluruh komponen pembelajaran. ADDIE
merupakan akronim dari Analyze, Design, Develop, Implement, dan
Evaluate (menganalisis, merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi).
Model pengembangan ADDIE merupakan model desain pembelajaran
yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta
prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat
membawa pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir
dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya. Model ini
terdiri atas lima fase atau tahap utama yaitu Analyze, Design, Develop,
Implement Evaluate (Reyzal Ibrahim, 2011).

Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,


Evaluations) berawal dari konsep model desain pembelajaran serta teori
yang digunakan untuk angkatan darat AS pada tahun 1950. Selanjutnya,
pada tahun 1975 dikembangkan lagi oleh Florida State University bidang
Educational Technology untuk digunakan pada semua angkatan bersenjata
AS.

Praktisi pendidikan selanjutnya membuat beberapa revisi sehingga sekitar


pertengahan 1980-an munculah model yang lebih interaktif dan dinamis
dari aslinya. Model ini kemudian dapat digunakan untuk berbagai macam
bentuk pengembangan produk seperti strategi dan metode pembelajaran,
media dan bahan ajar. Model ADDIE dapat menjadi pedoman dalam
mengembangkan perangkat dan infrastruktur program pelatihan atau
pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung proses pembelajaran
dengan beberapa tahapan.
2.2.2 Kerangka model desain pembelajaran ADDIE
Kerangka ADDIE adalah proses siklus yang berkembang dari waktu ke
waktu dan kontinu dari seluruh perencanaan instruksional dan proses
implementasi. Lima tahapan dari kerangka kerja, masing–masing dengan
tujuan sendiri yang berbeda dan fungsi dalam perkembangan desain
instruksional. Selain itu, pemilihan model ADDIE didasarkan pada
beberapa pertimbangan antara lain sebagai berikut.
1) Model ADDIE ini merupakan model perancangan pembelajaran
generik yang menyediakan sebuah proses terorganisasi dalam
pembangunan bahan–bahan pembelajaran yang dapat digunakan, baik
dalam pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran online.
2) Model ADDIE dapat menggunakan pendekatan produk dengan
langkah–langkah sistematis dan interaktif.
3) Model ADDIE dapat digunakan untuk pengembangan bahan
pembelajaran pada ranah verbal. Keterampilan intelektual, psikomotor
dan afektif sehingga sangat sesuai untuk pengembangan media blog
pada mata pelajaran TIK dan mata pelajaran yang sesuai.
4) Model ADDIE memberikan kesempatan bagi pengembang desain
pembelajaran untuk bekerja sama dengan para ahli materi, media dan
desain pembelajaran sehingga menghasilkan produk yang berkualitas.

2.2.3 Tujuan dan fungsi model desain pembelajaran ADDIE


Salah satu fungsi ADDIE adalah menjadi pedoman dalam membangun
perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis, dan
mendukung kerja pelatihan itu sendiri. Model ini dipilih karena model
ADDIE sering digunakan menggambarkan pendekatan sistematis untuk
pengembangan instruksional. Selain itu, model ADDIE merupakan model
pembelajaran yang bersifat umum, sehingga sangat tepat dikembangkan
dalam pembelajaran di kelas. Ketika digunakan dalam pembelajaran,
proses ini berurutan tetapi interaktif, dimana hasil evaluasi setiap tahap
dapat membawa pengembangan pembelajaran pada tahap sebelumnya.
Hasil akhir suatu tahap merupakan produk dari tahap sebelumnya.

2.3. Tahap Pengembangan Model Desain Pembelajaran ADDIE


Model ADDIE terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu Analisis, Desain,
Development, Implementasi, dan Evaluasi, yang merepresentasikan pedoman
yang dinamis dan fleksibel untuk membangun system pembelajaran yang efektif
dan performasi alat pendukung. Ide dari model ADDIE adalah menerima balikan
secara terus menerus dan berkelanjutan selama pengembangan materi
pembelajaran. Berikut tahap-tahap dalam model ADDIE :

 Analisis (Analysis)
Analysis (analisis), yaitu melakukan needs assessment (penilaian kebutuhan),
mengidentifkasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis). Tahapan alisis merupakan suatu proses mendefenisikan suatu
proses mendefenisikan apa yang akan dipelajari oleh siswa. Maka untuk
mengetahui atau menetukan apa yang harus dipelajari, harus dilakukan
beberapa kegiatan, di antaranya adalah melakukan analisis kebutuhan,
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analysis tugas. Oleh
karena itu, keluaran yang akan dihasilkan adalah berupa karakteristik atau
profil siswa, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis
tugas yang rinci di dasarkan atas kebutuhan. Berikut adalah beberapa
pertanyaan yang ditujukan dalam fase analisis: Siapa yang menjadi siswa dan
bagaimana karakteristiknya? Identifikasi perilaku keluaran dari siswa?
Batasan-batasan apa yang berlaku dalam pembelajaran? Bagaimana cara
penyampaian materi yang ada? Alat bantu seperti apakah yang
dipertimbangkan dalam pembelajaran? Kapan batas waktu perancangan
pembelajaran harus selesai?
 Desain (Design)
Tahap desain terkait dengan penentuan sasaran, instrumen penilaian,latihan,
konten, dan analisis yang terkait materi pembelajaran, rencanapembelajaran
dan pemilihan media. Fase desain dilakukan secara sistematis danspesifik.
Dalam tahap desain, yang ditanyakan adalah: Sumber media yang akan
digunakan seperti Audio, Video dan Grafis. Apakah sumber tersebut dari
pihak ketiga atau siswa membuat sendiri? Berbagai sumber dibutuhkan untuk
menyelesaikan pembelajaran. Apa sumber cukup tersedia untuk
menyelesaikan pembelajaran? Tingkat dan jenis kegiatan yang akan
dihasilkan selama pembekajaran. Apakah terjadi kolaboratif, interaktif atau
individu? Apa pendekatan atau cara apa yang akan diterapkan pada
pembelajaran?Misalkan behavioris konstruktivis, dan lain-lain. Berapa
banyak waktu yang akan ditugaskan untuk setiap tugas dan
bagaimanapembelajaran yang akan dilaksanakan (per pelajaran, bab, modul,
dan lain-lain,) Apa saja keterampilan kognitif yang ditentukan bagi siswa
untuk mencapaitujuan pembelajaran? Apakah guru memiliki cara untuk
menentukan nilai-nilai yang telah dicapaioleh siswa? Apa metode untuk
menentukan kompetensi yang diinginkan olehsiswa? Bagaimana mekanisme
yang dirancang oleh Anda untuk mendapatkanumpan balik pada bahan ajar?
Bagaimana merancang kegiatan pembelajaran sehingga menarik minat
siswa? Anda akan memilih untuk variasi dalam pilihan pengiriman dan jenis
media?

 Pengembangan (Development)
Dalam tahan pengembangan dilakukan pembuatan dan penggabungankonten
yang sudah dirancang pada tahapan desain. Pada fase ini dibuatstoryboard,
penulisan konten dan perancangan grafis yang diperlukan. Hal inibertujuan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah membuat bahan ajar
sesuai jadwal? Apakah ada tim kerja di beberapa siswa? Apakah ada anggota
yang bekerjasecara efektif dalam sebuah tim? Apakah siswa berkontribusi
sesuai kapasitasnya? Apakah bahan yang dihasilkan dimaksudkan untuk
tugas siswa?

 Implementasi (Implementation)
Fase ini, dibuat prosedur untuk pelatihan bagi peserta pelatihan
daninstrukturnya/ fasilitator. Pelatihan bagi fasilitator meliputi
materikurikulum,hasil pembelajaran yang diharapkan, metode penyampaian
danprosedur pengujian. Aktivitas lain yang harus dilakukan pada fase ini
meliputipenggandaan dan pendistribusian materi dan bahan pendukung
lainnya, serta persiapan jika terjadi masalah teknis dan mendiskusikan
rencana alternatifdengan siswa. Beberapa contoh implementasi yang dapat
ditentukan: Advis pada metode pilihan pencatatan data aktual dari
pengalaman siswasaat berinteraksi dengan belajar. Apa tanggapan emosional
yang diberikan oleh guru dan siswa selamapebelajaran? Apakah mereka
benar-benar tertarik, bersemangat, kritis ataubertahan? Sebagai hasil
pembelajaran, apakah guru melihat bahwa siswa dapatmemahami topik
dengan segera atau apakah mereka perlu bantuan? Bagaimana menangani
setiap kesalahan yang mungkin terjadi selamapembelajaran. Apa reaksi guru
ketika kegiatan untuk siswa tidak berjalanseperti yang direncanakan? Ketika
masalah teknis dan lain muncul apakah guru memiliki strategi “cadangan”?
Apakah implementasi untuk skala kecil atau skala besar? Ketika kelompok
siswa mendapat materi, apakah mereka dapat bekerjasecara mandiri atau
memerlukan bimbingan?

 Evaluasi (Evaluations)
Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi formatif. Ini
adalahmultidimensional dan merupakan komponen penting dari proses
ADDIE. Inimengasumsikan bentuk evaluasi formatif dalam tahap
pengembangan. Evaluasidilakukan selama tahap implementasi dengan
bantuan instruktur dan siswa.Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai,
evaluasi sumatif dilakukan untukperbaikan pembelajaran. Perancang seluruh
tahap evaluasi harus memastikanapakah masalah yang relevan dengan
program pelatihan diselesaikan dan apakahtujuan yang diinginkan terpenuhi.
Tahapan-tahapan model ADDIE menurut Chaeruman (2008) adalah sebagai
berikut :

 Tahap Analisis
Suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh pesertabelajar.
Maka untuk mengetahui atau menentukan apa yang harus dipelajari,
kitaharus melakukan beberapa kegiatan, diantaranya adalah melakukan needs
assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan
melakukan analisistugas (task analysis Oleh karena itu, output yang akan kita
hasilkan adalah berupakarakteristik atau profil calon peserta belajar,
identifikasi kesenjangan, identifikasikebutuhan dan analisis tugas yang rinci
didasarkan atas kebutuhan.

 Tahap Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan. Ibaratbangunan,
maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas
kertasharus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain
ini? Pertamakita merumuskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya menyusun
tes, dimana testersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah
dirumuskan tadi.Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat
harusnya seperti apauntuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada
banyak pilihan kombinasimetode dan media yang dapat kita pilih dan
tentukan yang paling relevan.Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-
sumber pendukung lain, misalnyasumber belajar yang relevan, lingkungan
belajar yang seperti apa seharusnya.
 Tahap Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain tadi
menjadi kenyataan. Jika dalam desain diperlukan suatu perangkat
lunakberupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus
dikembangkan,atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu
dikembangkan. Begitupula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan
mendukung prosespembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini.
Satu langkah pentingdalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap ujicoba ini memang merupakan bagian dari salah
satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena
hasilnya digunakan untuk memperbaikisistem pembelajaran yang
dikembangkan.
 Tahap Implementasi
Langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yangsedang kita buat.
Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan disetsedemikian
rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
diimplementasikan.Misalnya, jika memerlukan perangkat lunak tertentu
maka perangkat lunak tersebutharus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan
harus tertentu, maka lingkungan dibuat tertentu dan juga harus ditata.
Barulah diimplementasikan sesuai skenarioatau desain awal.
 Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaranyang
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Sebenarnyatahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas.
Evaluasi yang terjadipada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi
formatif, karena tujuannyauntuk kebutuhan revisi. Misalnya, pada tahap
rancangan, mungkin kita memerlukansalah satu bentuk evaluasi formatif
misalnya Review ahli untuk memberikan inputterhadap rancangan yang
sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkinperlu uji coba dari
produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasikelompok kecil.
2.4. Implementasi Model Desain Pembelajaran ADDIE
Dalam mengembangkan bahan ajar dibutuhkan model pengembangannya guna
memasikan hasilnya. Penggunaan model pengembangan bahan ajar yang sesuai
dengan dengan teori akan menjamin kualitas bahan ajar. Model intruksional
ADDIE merupakan proses instruk- sional yang sudah umum digunakan baik
secara tradisional oleh pengembang diklat. Ada lima frase, yaitu analisis, desain,
pengembangan, implementasi dan evaluasi yang mempresen- tasikan panduan
perangkat pengembangan pelatihan dan kin- erja yang dinamis.

Model ADDIE menggunakan pendekatan sistem. Esensi dari pendekatan sistem


adalah membagi proses perencanaan pembelajaran ke beberapa langkah, untuk
mengatur langkah- langkah ke dalam urutan-urutan logis, kemudian menggu-
nakan output dari setiap langkah sebagai input pada langkah berikutnya. Berikut
implementasi dari model desain pembelajaran Addie berdasarkan tahapannya:

2.4.1. Analisis
Dalam tahapan ini, kegiatan utama adalah menganalisis per- lunya
pengembangan bahan ajar dalam tujuan pembelajaran, beberapa analisis
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Analisis kinerja
Dalam tahapan ini, mulai dimunculkan masalah dasar yang dihadapi
dalam pembelajaran

b) Analisis siswa
Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa berdasarkan
pengetahuan, keterampilan dan perkembangan- nya. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kemam- puan siswa yang
beragam. Hasil analisis siswa berkenaan den- gan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif dapat dijadikan gambaran dalam mengembangkan
bahan ajar dalam pembe- lajaran. Beberapa poin yang perlu didapatkan
dalam tahapan ini diantaranya:
 Karakteristik siswa berkenaan dengan pembelajaran
 Pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki siswa berkenaan
dengan pembelajaran
 Kemampuan berpikir atau kompetensi yang perlu dimiliki siswa
dalam pembelajaran
 Bentuk pengembangan bahan ajar yang diperlukan siswa agar dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan kompe- tensi yang dimiliki.

c) Analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran


Analisis materi berkenaan dengan fakta, konsep, prinsip dan prosedur
merupakan bentuk identifikasi terhadap materi agar relevan dengan
pengembangan bahan ajar dalam pembela- jaran. Dalam tahap ini,
analisis dilakukan dengan metode studi pustaka. Tujuan dari analisis
fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran adalah untuk
mengidentifikasi bagian-bagian utama materi yang akan diajarkan dan
disusun secara sistematik. Analisis ini dapat dijadikan dasar untuk
menyusuk rumusan tujuan pembelajaran.

d) Analisis tujuan pembelajaran


Analisis tujuan pembejaran merupakan langkah yang diper- lukan
untuk menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki
oleh siswa. Pada tahap ini, ada berapa poin yang perlu didapatkan
diantaranya:

 Tujuan pembelajaran yang telah ditentukan


 Ketercapaian tujuan pembelajaran

Dengan demikian, tahapan ini dapat dijadikan acuan untuk


mengembangkan bahan ajar dalam pembelajaran.
2.4.2. Desain
Tahapan desain meliputi beberapa perencanaan pengemban- gan bahan
ajar diantaranya meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:

 Penyusunan bahan ajar dalam pembelajaran kontektual den- gan


mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk menentukan
materi pembelajaran berdasarkan fakta, kon- sep, prinsip dan
prosedur, alokasi waktu pembelajaran, indikator dan instrumen
penilaian siswa.
 Merancang skenario pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar
dengan pendekatan pembelajaran
 Pemilihan kompetensi bahan ajar
 Perencanaan awal perangkat pembelajaran yang didasarkan pada
kompetensi mata pelajaran.
 Merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi belajar dengan
pendekatan pembelajaran.

2.4.3. Pengembangan
Dalam melakukan langkah pengembangan bahan ajar, ada dua tujuan
penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah:

1. Memproduksi atau merevisi bahan ajar yang akan digu- nakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
2. Memilih bahan ajar terbaik yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

Beberapa poin yang perlu didapatkan dalam tahapan ini diantaranya :

1. Bentuk bahan ajar yang perlu dibuat dalam mencapai tujuan


pembelajaran.
2. Bentuk bahan ajar yang perlu dibuat dan dimodifikasi sehingga dapat
memenuhi tujuan pembelajaran.
2.4.4. Implementasi
Pada tahapan implementasi dalam penelitian ini merupakan tahapan
untuk mengimplementasikan rancangan bahan ajar yang telah
dikembangkan pada situasi yang nyata dikelas.

Selama implementasi, rancangan bahan ajar yang telah dikem- bangkan


diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi bahan ajar yang telah
dikembangkan disampaikan sesuai den- gan pembelajaran. Seteleh
diterapkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran kemudian dilakukan
evalusai awal untuk mem- berikan umpan balik pada penerapan
pengembangan bahan ajar berikutnya. Tujuan utama dalam langkah
implemtasi antara lain:

1. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.


2. Menjamin terjadinya pemecahan masalah untuk mengatasi persoalan
yang sebelumnya dihadapi oleh siswa dalam proses pembejaran.
3. Memastikan bahwa pada akhir pembelajaran, kemampuan siswa
meningkat.

2.4.5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE untuk memberikan nilai ter- hadap pengembangan
bahan ajar dalam pembelajaran. Evalusi dilakukan dalam dua bentuk
yaitu evalusi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif
dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan
evalusi sumatif dilakukan sete- lah kegiatan berakhir secara keseluruhan
(semester). Evalusi sumatif mengukur kompetensi akhir atau tujuan
pembejaran yang ingin dicapai. Hasil evalusi digunakan untuk mem-
berikan umpan balik terhadap pengembangan bahan ajar. Kemudian
revisi dibuat sesuai dengan hasil evalusi atau kebu- tuhan yang belum
dapat dipenuhi oleh tujuan pengembangan bahan ajar.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Model Desain Pembelajaran ADDIE


Salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-
tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari
adalah model ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase
atau tahap utama, yaitu:

 Analysis,
 Desain,
 Development,
 Implementaion, dan
 Evoaluation.

Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan
sistematik. Kali ini akan membahas apa saja kekurangan dan kelebihan model
ADDIE ini, berikut pemaparannya :

2.5.1. Kelebihan
Mudah dipelajari dan sederhana serta sistematis, model ini yang kita
ketahui bahwa memiliki 5 komponen yang saling berkaitan dan sistematis
yang artinya model ini harus digunakan secara sistematik dan tak bisa
diacak urutannya dalam penerapannya. Karenya model ini bersifat
sederhana dan terstruktur secara sistematis maka lebih mudah dipahami
oleh pendidik.

2.5.2. Kekurangan
Ditahap analisis, model ini bisa dibilang memerlukan waktu yang lama
dalam pengerjaannya, pendidik harus menganalisis siswa terlebih dahulu
untuk membagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kebutuhan dan analisis
kinerja. Karena dalam tahapan ini sangat menentukan berjalannya proses
tahapan desain pembelajaran selanjutnya.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi
dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif
antara guru dan peserta didik. Model-model desain rencana pembelajaran adalah
model PPSI, model Banathy, model Kemp, model Gerlach & Elly, model Dick &
Carrey, model ASSURE, model ADDIE, model Hanafin and Peck, dan model
waterfall.

Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model
ADDIE. ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or
Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Model pengembangan
ADDIE merupakan model desain pembelajaran yang berlandasan pada
pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya yang bersifat
interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan
pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk
awal bagi fase berikutnya.

Kerangka ADDIE adalah proses siklus yang berkembang dari waktu ke waktu
dan kontinu dari seluruh perencanaan instruksional dan proses implementasi.
Lima tahapan dari kerangka kerja, masing–masing dengan tujuan sendiri yang
berbeda dan fungsi dalam perkembangan desain instruksional.

Model ini mudah dipelajari dan sederhana serta sistematis, model ini yang kita
ketahui bahwa memiliki 5 komponen yang saling berkaitan dan sistematis yang
artinya model ini harus digunakan secara sistematik dan tak bisa diacak
urutannya dalam penerapannya. Karenya model ini bersifat sederhana dan
terstruktur secara sistematis maka lebih mudah dipahami oleh pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

Aqwal, S. M., & Khoerunnisa, P. (2020). Analisis model-model pembelajaran. Jurnal


Pendidikan Dasar, 13.

Annisamaya,2021, Addie, Model pembelajaran efektif dan solutif dalam penulisan


karya ilmiah. https://sma3jogja.sch.id/blog/addie-model-pembelajaran-efektif-
dan-solutif-dalam-penulisan-karya
Cahyadi, R. A. H. (2019). Pengembangan bahan ajar berbasis ADDIE
model. Halaqa: Islamic Education Journal, 3(1), 35-42.
Dedi Junaedi. 2018. Desain pembelajaran model addie. UIN Sunan Gunung Jati.
Bandung.

LPMP. 2021. Model Pembelejaran ADDIE. Jambi.

Sandra, Y. (2019). Analisis dan refleksi model-model pembelajaran. Retrieved from


osf.io:
https://files.osf.io/v1/resources/bwp8a/providers/osfstorage/5c2e38d2a7c0a70
01a3ee871?action=download&direct&version=1

Sari, B. K. (2017). Desain pembelajaran model addie dan implementasinya dengan


teknik jigsaw.
Tegeh, I. M., & Kirna, I. M. (2013). Pengembangan Bahan ajar metode penelitian
pendidikan dengan addie model. Jurnal Ika, 11(1).

Anda mungkin juga menyukai