Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan
secara efektif antara guru dan peserta didik. Model-model desain rencana
pembelajaran adalah model PPSI, model Banathy, model Kemp, model Gerlach &
Elly, model Dick & Carrey, model ASSURE, model ADDIE,  model Hanafin and
Peck, dan model waterfall. Dalam model PPSI pengajaran dipandang sebagai
suatu sistem.Sub-sistem dari pengajaran, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan
pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan
evaluasi.  Model kemp berorientasi pada perancangan pembelajaran yang
menyeluruh. Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen
perguruan tinggi, pelatih di bidang industri, serta ahli media yang akan bekerja
sebagai perancang pembelajaran. Model Banathy bertitik tolak dari pendekatan
sistem (sistem approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang
saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Model Gerlach & Elly menjadi suatu garis pedoman atau suatu
peta perjalanan pembelajaran karena model ini memperlihatkan keseluruhan
proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci
setiap komponennya.
Desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli.Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam
model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk,
model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya
ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya
dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE.
Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran
untuk  menghasilkan suatu produk biasanya media pembelajaran misalnya, video
pembelajaran, multimedia pembelajaran atau modul. Contoh modelnya adalah
model Hannafin and Peck. Model berorientasi system yaitu model desain
pembelajaran untuk menghasilkan suatu system pembelajaran yang cakupannya
luas seperti desain sistem suatu pelatihan kurikulum sekolah. Contohnya adalah
model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model procedural
dan model melingkar.Contohnya dari model procedural adalah model Dick And
Carrey dan contoh model melingkar adalah model Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya dapat menguntungkan kita.
Beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan
salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita
hadapi dilapangan selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model
turunan dari model-model yang telah ada. Selain itu kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicoba dan diperbaiki.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan makalah ini
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konsep model pembelajaran?
2. Apakah pengertian pembelajaran model ADDIE?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran ADDIE?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran ADDIE?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep dari model pembelajaran.  
2. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran ADDIE.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran ADDIE.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekerungan dari model pembelajaran
ADDIE.
BAB II
PEMBAHASAN

 2.1 Konsep Model Pembelajaran.


Definisi desain sistem pembelajaran merupakan desain pembentukan
keseluruhan, struktur kerangka atau outline dan urutan atau sistematika kegiatan.
Sehingga desain yang dibuat agar menjadi sebuah kegiatan yang efektif, effisien,
dan menarik.Apabila pembelajaran itu menarik maka peserta didik tidak merasa
bosan atau monoton, jadi kita dapat membuat pembelajaran itu menyenangkan
buat pesarta didik. Baik dari cara mengajar, menyampaikan, dan lain-lain. Desain
pembelajaran juga untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dengan kondisi
yang karakteristiknya mata ajar tertentu dan karakteristik pembelajaran tertentu.
Pembelajaran merupakan rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan
secara struktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis
media.
Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan juga melalui metode,
media, dan lingkungan. Serta komponen utama mendesain pembelajaran dapat
melalui beberapa pertanyaan, misalnya:
1.    Apa tujuan (objektives) yang diinginkan?
2.    Siapa audiens (learners) yang menjadi sasaran?
3.    Materi (subject content) apa yang akan diajar atau dilatihkan?
4.    Metode dan media apa yang paling tepat untuk mencapai tujuan?
5.    Bagaimana cara utuk mencapai tujuan tersebut diukur atau evaluasi?. 
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan
oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke
dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi
produk, model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas
biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya
dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE.
Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan
suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran,
multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin
and peck (Karimuddin, 2012).
Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain
pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya
luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll. contohnya
adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model
prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model
Dick and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp. Adanya
variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa
keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu
model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di
lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan
dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki
(Karimuddin, 2012).

2.2  Pengertian Pembelajaran Model ADDIE


Desain pembelajaran yang  sifatnya lebih generik adalah model ADDIE
(Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun
1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya
ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur
program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu
sendiri (Pribadi, 2009).
Pembelajaran model ADDIE merupakan pembelajaran yang efektif dan
efesien serta prosesnya bersifat interaktif, dimana hasil evaluasi setiapa fase dapat
membawa pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya. Hasil akhir dari
suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya
Model ADDIE adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua
bentuk media, berbasis teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan
bahwa cara pembelajaran tidak hanya menggunakan pertemuaan kuliah, buku
teks, tetapi juga memungkinkan untuk menggabungkan belajar di luar kelas dan
teknologi ke dalam materi pelajaran. Artinya, model ini memastikan
pengembangan instruksional dimaksudkan untukmembantu pendidik dalam
pengembangan instruksi yang sistematis dan efektif. Hal ini digunakan untuk
membantu para pendidik mengatur proses pembelajaran dan melakukan penilaian
hasil belajar peserta didik. Dalam Karimuddin (2012) model ADDIE didasarkan
pada lima proses belajar bahwa:
1.   Analysis (analisa)
2.   Design (disain / perancangan)
3.   Development (pengembangan)
4.   Implementation (implementasi/eksekusi)
5.  Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Melalui lima tahapan ini dapat membantu kita mengajar juga peserta
didik dapat mengerti cara pembelajaran yang disebut model ADDIE ataukah yang
lain, yang dapat di ilustrasikan sebagai berikut :

2.3  Langkah-langkah Model ADDIE dalam pembelajaran


Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah
model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul
pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu
fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri. Menurut Aka (2013) model ini menggunakan 5 tahap
pengembangan yakni :
 a.    Analysis (analisa) 
Analysis (analisa) yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis). Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan
dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas
(task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
Langkah analisis melalui dua tahap, yaitu :
a. Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah
masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan
program pembelajaran atau perbaikan manajemen (Alik, 2010). Contoh : 1.
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendahnya kinerja
individu dalam organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan solusi berupa
penyelenggaraan program pembelajaran. 2. Rendahnya motivasi berprestasi,
kejenuhan, atau kebosanan dalam bekerja memerlukan solusi perbaikan kualitas
manajemen.Misalnya pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan
promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang memadai.
b. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk
menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh
siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Oleh karena itu, output
yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta
belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang
rinci didasarkan atas kebutuhan
b.    Design (desain/perancangan)
Yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama,  merumuskan tujuan
pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).
Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi
pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan
tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain,
semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa
seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-
print yang jelas dan rinci.
Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE. Langkah ini merupakan:
1. Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan
alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis
kebutuhan.
2. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman
belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas
pembelajaran.
3. Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program
pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa?
4. Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki
siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa. Contoh
pernyataan kesenjangan kemampuan:
 Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan
setelah mengikuti proses pembelajaran.
 Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar
kompetensi yang telah digariskan.

Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan-pertanyaan kunci


diantaranya adalah sebagai berikut :
 Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa
setelah menyelesaikan program pembelajaran?
 Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa
dalam mengikuti program pembelajaran?
 Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar dapat
melakukan unjuk kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - setelah
mengikuti program pembelajaran?
 Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam mendukung
program pembelajaran?
c.    Development (pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi
menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu
langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu
langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi
kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain
mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi
pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau
substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan
penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah :
1. Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang perancang akan
membuat pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya,
Pertanyaan-pertanyaannya antara lain :
 Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran?
 Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan
siswa yang unik dan spesifik?
 Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?
 Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam menyelenggarakan
program pembelajaran?

d.    Implementation (implementasi/eksekusi)


Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan  sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau
fungsinya agar bisa diimplementasikan. Implementasi atau penyampaian materi
pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini antara lain :
1. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
2. Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi
kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
3. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki
kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan. 
Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang
perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi
yaitu sebagai berikut :
 Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan
dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?
 Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan
memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian
terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang
disampaikan?

e.    Evaluation (evaluasi/ umpan balik)


Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada  setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi.
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program
pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :
1. Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
2. Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari
keikutsertaan dalam program pembelajaran.
3. Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.
Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program
pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain :
• Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini?
• Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program
pembelajaran?
• Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi
pembelajaran?
• Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang telah dipelajari?
• Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap
prestasi belajar siswa?

Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan


secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang
program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang
efektif, efisien, dan menarik.
Dengan adanya model instruksional berdasarkan ADDIE ini, jelas sangat
membantu pengembangan material dan program pelatihan yang tepat sasaran,
efektif, maupun dinamis. Aplikasi teori SDM maupun perilaku seperti social
learning, pembelajaran aktif (active learning),  pembelajaran jarak jauh (distance
learning), paham konstruktif (constructivism), aliran strength based (positive-
based management), aliran perilaku manusia (behaviourism), maupun paham
kognitif (cognitivism) akan sangat membantu pengembangan material pelatihan
bagi instruktur.
Dan bila diamati secara teliti ADDIE ini mempunyai sifat pendekatan Teknologi
Pendidikan, yaitu:
1. Pendekatan isomorfi, yaitu yang mengunakan berbagai kajian
atau bidang keilmuan kedalam suatu kebulatan tersendiri
2. Pendekatan sistematik . Yaitu cara yang berurutan dan terarah
dalam usaha memecahkan persoalan, yaitu berawal dari analisis dan
diakhiri dengan evaluasi dan begitu seterusnya.
3. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai
tambah dari keseluruhan kegiatan dibanding dengan bila kegiatan itu
dijalankan sendiri- sendiri.
4. Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh (satu kesatuan)

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ADDIE


Kekurangan dan kelebihan Model Desain Pembelajaran ADDIE ini
dijelaskan dalam Dyta (2015) sebagai berikut.
a. Kelebihan desain ADDIE
Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang
sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen
yang saling  berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan
yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara
sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang
menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat
sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang
sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah
dipelajari oleh para pendidik. 
b. Kekurangan model desain ADDIE
Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan
waktu yang lama. Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan
mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi
analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan analisis kebutuhan. Dua komponen
analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa
sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal
yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang
selanjutnya.
BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Model pembelajaran biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran
dalam kelas (kelas).
2. Model pembelajaran ADDIE merupakan desain pembelajaran yang
sifatnya lebih generik (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate),
hal ini sangat membantu dalam merancang program belajar mengajar
dengan menggunakan berbagai jenis media.
3. Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu Analysis (analisa),
design (disain/ perancangan), development (pengembangan),
implementation (implementasi/ eksekusi) dan evaluation (evaluasi/
umpan baik).  
4. Kelebihan model pembelajaran ADDIE adalah sederhana dan mudah
dipelajari serta strukturnya yang sistematis, sedangkan kekurangannya
adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama.

3.2 Saran
Makalah yang membahas tentang Model Pembelajaran ADDIE ini dapat
digunakan sebagai salah satu referensi dalam pengajaran maupun dalam
pembelajaran, sehingga dapat membantu berlangsungnya belajar mengajar.
Walaupun pembahasan yang kami buat belum memenuhi kriteria akan tetapi
sedikitnya bisa membantu. 

DAFTAR PUSTAKA

Aka, Kukuh Andri. 2013. Model – Model Pengembangan Bahan Ajar (Addie,
Assure, Hannafin dan Peck, Gagne and Briggs serta Dick and
Carry), Borg and Gall, 4D. (Online)
http://belajarpendidikanku.blogspot.com/2013/02/model-model-
pengembangan-bahan-ajar.html, diakses tanggal 14 November 2015
Dyta, Ajeng. 2015. Makalah Model ADDIE. (Online)
https://www.academia.edu/5152425/Makalah_model_ADDIE, diakses
tanggal 14 November 2015
Karimuddin, Hasib. 2012. Desain Tujuan Pembelajaran. Sumatera : IAIN STS
Jambi
Hamelik, Oemar.  2005Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation Of
instructional software. New York: Mc Millan Publishing Company
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian
Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai