Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Desain Pembelajaran


Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin,
ilmu, sebagai sistem dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas
berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran
pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan
fasilitas layanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mahasiswa pada
berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan
pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta
prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses
menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang
digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus
sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang
digunakan

B. Kemampuan Guru dalam Desain Pembelajaran


Dalam hal pentingnya pengembangan pembelajaran, Hamzah B. Uno menegaskan bahwa
hal itu perlu diakukan agar tujuan untuk melakukan perbaikan pembelajaran dapat tercapai.
Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajarn
yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran;
b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan sistem;
c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar;
d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan;
e. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada tercapainya tujuan pembelajaran, dalam
hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiringnya dari pembelajaran;
f. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar;
g. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran;
h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang
optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1
BAB II

ISI

A. Sistem Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah sistem dengan komponen – komponen yang saling berkaitan
untuk melakukan suatu sinergi, yaitu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Gambar 2.1 Sistem Pembelajaran


B. Prinsip dan Karakter Pembelajaran

• Prinsip Perkembangan yaitu kemampuan anak pada jenjang usia dan tingkatan
kelas berbeda-beda sesuai perkembangannya. Anak pada jenjang usia kelas lebih
tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi dari yang di bawahnya.

• Prinsip Perbedaan Individu Tiap siswa memiliki ciri dan pembawaan yang
berbeda, menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarga yang masing-masing
juga berbeda.

• Prinsip Minat dan Kebutuhan Anak setiap anak memiliki minat dan
kebutuhannya masing-masing.

• Prinsip Motivasi Motivasi memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya
belajar, tanpa motivasi hampir tidak mungkin siswa melakukan kegiatan belajar.

C. Dasar Teori Desain Sistem Pembelajaran

Desain sistem pembelajaran merupakan sebuah proses sistematik yang dilakukan dengan
menerjemahkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran untuk diaplikasikan ke dalam
bahan dan kegiatan pembelajaran.

2
Gambar 2.2 Dasar Teori Desain Sistem Pembelajaran

D. Klasifikasi Model Desain Sistem Pembelajaran

Model desain sistem pembelajaran menurut Gustafson dan Branch (2002) dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi kelas
2. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi produk
3. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi sistem
1. Model – Model Pembelajaran
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara
umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas,
model berorientasi sistem model berorientasi produk, model berorientasi prosedural dan model
melingkar.Beberapa contoh dari model-model desain pembelajaran akan diuraikan secara lebih
jelas berikut ini:
1) Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini
termasuk kedalam model prosedural.

Gambar 2.3 Prosedur Model Dick and Carrey

3
Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksud (1)
pada awal proses pembelajaran, mahasiswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal-hal
yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap
komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3)
menerangkan Langkah menerangkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
perencanaan desain pembelajaran.

2) Model Kemp
Model Kemp termasuk kedalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah
diagram. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan
sebuah bahan ajar,yaitu

Gambar 2.4 Langkah-Langkah Model Kemp


3) Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al
(2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:

Gambar 2.5 Langkah-Langkah Model ASSURE

4
1. Analisis (Analyze)
Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara
baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri mahasiswa, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan
medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich 2005, menyatakan
sukar untuk menganalisis semua ciri mahasiswa yang ada, namun ada tiga hal penting
dapat dilakukan untuk mengenal mahasiswa. Berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan
awal khusus dan gaya belajar.
2. Menyatakan Tujuan (States Objectives)
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembelajaran baik
berdasarkan buku atau kurikulum Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah
yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus
difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru dipelajari.
3. Pemilihan Metode, Media Dan Bahan (Select Methods, Media, and Materials)
Heinich et al (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan
dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan
dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah
terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
4. Penggunaan Media dan Bahan (Utilize Media and Materials)
Menurut Heinich Et Al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik
yaitu, preview bahan, sedia bahan, tersedia di sekitar, mahasiswa dan pengalaman
pembelajaran.
5.Partisipasi Mahasiswa didalam kelas (Require Learner Participation)
Sebelum mahasiswa dinilai secara formal, mahasiswa perlu dilibatkan dalam aktivitas
pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
6.Penilaian dan Revisi (Evaluate and Revise)
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan
dan dampak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek
diantaranya menilai pencapaian mahasiswa, pembelajaran yang dihasilkan, memilih
metode dan media, kualitas media, penggunaan dosen dan penggunaan mahasiswa.

4) Model ADDIE
ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah
satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu
sendiri. Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni:
• Analyze Tahapan analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan
dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasikan masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis).
• Design Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat
bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancangan (blueprint) diatas kertas harus

5
ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama
merumuskan tujuan pembelajaran yang SMART (spesifik, measurable, applicable, dan
realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran
yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut.
• Develop Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi
menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau
diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan.
• Implementation Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya
agar bisa diimplementasikan.
• Evaluate Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap
evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap diatas. Evaluasi yang terjadi pada setiap
empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan
revisi.
5) Model Hanafin and Peck
Model Hannafin dan Peck adalah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase
yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, fase pengembangan dan implementasi
(Hannafin & Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan
dalam setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.
• Analisis Kebutuhan Fase ini diperlukan untuk mengidentifikasikan kebutuhan-
kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran termasuk di dalamnya
tujuan dan objektif media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang
diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan, dan keperluan media pembelajaran.
• Fase Desain fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumenkan
kaidah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut. Salah satu
dokumen yang dihasilkan dalam fase ini adalah dokumen story board yang mengikuti
urutan aktivitas pengajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif media
pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis keperluan. Seperti halnya fase
pertama, penilaian perlu dijalankan dalam fase ini sebelum dilanjutkan ke fase
pengembangan dan implementasi.
• Fase Pengembangan Dan Implementasi aktivitas yang dilakukan pada fase ini adalah
penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Dokumen storyboard akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur yang dapat
membantu proses pembuatan media pembelajaran. Untuk menilai kelancaran media
yang dihasilkan seperti kesinambungan link, penilaian dan pengujian dilaksanakan
pada fase ini.

6
6) Model Performance Based Teacher Education (PBTE)
Merupakan hasil perkembangan dari program pendidikan guru berbasis kompetensi.
Pengembangan program PBTE dilaksanakan dengan pendekatan sistematik (semua faktor dan
komponen berjalan secara efisien dan efektif).

Gambar 2.6 Prosedur PBTE


7) Model Desain Pengembangan Pembelajaran Berorientasi Pencapaian Kompetensi
Model Desain Sistem Instruksional Berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-PK) adalah
gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai
proses maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian
kompetensi.Kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi memberikan peluang pada siswa
sesuai dengan keberagaman yang dimiliki masing-masing. Depdiknas (2002) mengemukakan
karakteristik kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcames) dan keberagaman. Ini artinya,
keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran kurikulum
berorientasi pencapaian kompetensi tidak hanya diukur dari sejauh mana siswa dapat
menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi juga bagaimana cara mereka menguasai
pelajaran tersebut
Karakteristik Model DSI-PK:
Model DSI-PK adalah model desain yang sederhana dengan tahapan yang jelas dan
bersifat praktis. Hal ini sesuai dengan kebutuham responden yang menginginkan suatu
model yang mudah dicerna.
1. Model Desain secara jelas menggambarkan langkah-langkah yang harus ditempuh. Hal
ini dimaksudkan untuk menuntun secara konkret bagi setiap guru, sehingga guru-guru

7
tidak lagi dihadapkan pada persoalan konseptual yang rumit dan bersifat abstrak, seperti
beberapa model yang ditemukan.
2. Model desain merupakan pengembangan dari analisis kebutuhan. Sesuai dengan
karakteristik KBK, analisis kebutuhan tidak hanya menyangkut kebutuhan akademis
dengan menganalisis kurikulum yang berlaku akan tetapi; juga kebutuhan-kebutuhan
personal yang sesuai dengan tuntutan sosial kedaerahan.
3. Model Desain ditekankan kepada penguasaan kompetensi sebagai hasil belajar yang
dapat diukur. Oleh sebab itu, setelah ditentukan kompetensi yang harus dicapai, para
pengembang secara langsung menentukan alat ukurnya.
Prosedur Pengembangan DSI-PK

Gambar 2.7 Prosedur Pengembangan DSI-PK


1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan, yakni proses penjaringan informasi tentang kompetensi yang
dibutuhkan anak didik sesuai dengan jenjang pendidikan. Dalam proses analisis
kebutuhan dimaksud meliputi dua hal pokok yakni
• Analisis kebutuhan akademis adalah kebutuhan sesuai dengan tuntutan
kurikulum yang tergambarkan dalam setiap bidang studi atau mata pelajaran;
• Analisis kebutuhan non-akademis adalah kebutuhan di luar kurikulum baik
meliputi kebutuhan personal, kebutuhan sosial atau mungkin kebutuhan
vokasional.
2. Pengembangan
Yakni proses mengorganisasikan materi pelajaran dan pengembangan proses
pembelajaran. Pengembangan dalam hal ini terkait dengan beberapa aktivitas sebagai
berikut: (a) perumusan tujuan, (b) pengembangan materi pembelajaran, (c)

8
pengembangan pengalaman belajar, dan (d) pengembangan mediae dan sumber belajar.
3. Evaluasi
Pengembangan alat evaluasi, vang memiliki dua fungi utama, yaitu evaluasi formatife
dan evaluasi sumatife.
E. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
➢ Silabus
Silabus merupakan rancangan pembelajaran pada suatu dan / kelompok mata pelajaran /
tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.
Adapun komponen dalam proses pengembangan silabus, antara lain:
1. Identifikasi; Identitas mencakup; nama satuan/lembaga, nama mata pelajaran,
ingkat/derajat/klas.
2. Standar Kompetensi; Standar Kompetensi: Patokan tentang pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk
mengerjakan suatu tugas yang sesuai dengan apa yang dipersyaratkan.
3. Kompetensi Dasar; Kompetensi Dasar: kompetensi yang terdiri atas
sikap,pengetahuan dan keterampilan yang bersumber dari kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta didik.
4. Materi Pokok; Materi inti yang gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan dalam aspek afektif, kognitif dan psikomotorik untuk mencapai
hard skill dan soft skill
5. Kegiatan Belajar; memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
6. Penilaian; Penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
7. Alokasi Waktu; Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan
oleh peserta didik yang beragam
8. Sumber/Bahan/Alat; Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Dalam proses pengembangan silabus diperlukan langkah-langkah yang sistematis, di
antaranya:
• Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar dapat diambil dari standar isi yang biasanya
sudah baku.

9
• Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan
mempertimbangkan: potensi peserta didik, relevansi dengan karakteristik daerah,
tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik,
kebermanfaatan bagi peserta didik.
• Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar
• Merumuskan Indikator
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional .
• Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
• Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu.
• Menentukan Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
➢ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP disusun harus berpedoman pada silabus yang telah dikembangkan sebelumny. Dalam
penyusunan RPP perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut:
• Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
• Partisipasi aktif peserta didik.
• Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
• Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
• Memberikan umpan balik dan tindak lanjut, yakni memuat rancangan program (RPP),
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedial.
• Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan
• RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas

10
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
• Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan situasi dan kondisi.
Langkah-Langkah Penyusunan RPP
1. Perencanaan untuk mengapresiasikan keragaman.
2. Merumuskan tujuan atau komponen.
3. Menyusun rencana implementasi pembelajaran dalam kelas.
4. Menentukan model penilaian (evaluasi). Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran di
kelas, perlu dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
Komponen RPP berdasarkan Standar Proses No. 65 tahun 2013 meliputi:
• Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
• Identitas mata pelajaran atau tema/sub tema Kelas/Semester.
• Materi pokok
• Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam
silabus dan KD yang harus dicapai;
• Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
• Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
• Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
• Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD 95 yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
• Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
• Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
• Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
• Penilaian hasil pembelajaran
➢ Lembar Kerja
Lembar kerja bagi siswa yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada materi
tertentu.
Unsur-Unsur utama dalam penyusunan LKPD:
a. Judul
b. Petunjuk belajar

11
c. Kompetensi dasar dan materi pokok
d. Informasi Pendukung
e. Tugas atau langkah kerja
f. Penilaian
Adapun langkah-langkah dalam penulisan LKPD:
a. Melakukan analisis kurikulum
b. Menyusun peta kebutuhan LKPD
c. Menetapkan judul LKPD
d. Menulis LKPD
e. Menentukan alat penilaia
F. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tujuan dan Indikator Pembelajaran
Kompetensi Inti
Kompetensi inti sebagai rumusan baru mengacu pada tujuan pendidikan. Dalam UU
Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan: Berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warna negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Kompetensi inti 1 dan 2 adalah kompetensi generic yang harus dikuasai semua peserta
didik tanpa kecuali. Hal ini sesuai dengan Pancasila. Kompetensi inti 3 dan 4 penguasaan
peserta didik akan variatif sekali. Ilmu pengetahuan yang dikuasai peserta didik ada yang tinggi
dan rendah. Keterampilan pada KI 4 dimana setiap peserta didik akan memiliki kemampuan
berbeda-beda.Kompetensi inti sama untuk semua mata pelajaran untuk mengintegrasikan
semua mata pelajaran ke dalam praksis sesuai kehidupan. Perbedaan tiap mata pelajaran hanya
pada Kompetensi Dasar, terutama untuk KD di KI-3 dan KI-4.

Kompetensi Dasar
Merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terintegrasi yang
diperlukan oleh sesorang.

Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran (instructional objective) merupakan perilaku hasil belajar yang
diharapkan terjadi, dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu. Penyusunan tujuan pembelajaran merupakantahapan penting dalam
rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Apa yang dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran menjadi acuan untuk menentukan jenis materi, strategi, metode, dan media yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi
kegiatan tanpa arah, tanpa fokus dan menjadi tidak efektif.
Tujuan pembelajaran berfungsi sebagai acuan dari semua komponen rancangan atau
desain instruksional. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara tepat sesuai
tingkah laku/kemampuan actual yang dimiliki peserta didik. Tujuan pembelajaran harus

12
dirumuskan terlebih dahulu kemudian komponen-komponen berikutnya.
Berikut manfaat perumusan tujuan pembelajaran: 1. menentukan tujuan proses
pembelajaran, 2. menentukan persyaratan awal pembelajaran, 3. merancang strtegi
pembelajaran, 4. memilih media pembelajaran, 5. menyusun instrument evaluasi pembelajaran,
6. melakukan tindakan perbaikan pembelajaran.

Indikator Pembelajaran
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Kata kerja operasional ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan peserta didik
guna menunjukkan kompetensinya. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal
yaitu tingkat pencapaian kompetensi dan materi ajar yang menjadi media pencapaian
kompetensi.
Fungsi Indikator
➢ Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
➢ Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
➢ Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
➢ Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan indikator
• Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD.
• Karakteristik mata pelajaran, peserta didik dan sekolah.
• Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah.

13
BAB III

PENUTUP

Peran guru dalam desain pembelajaran merupakan hal yang sangat penting sehingga dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran merupakan satu tahapan dalam proses pembelajaran yang sangat
bergantung kepada kompetensi keguruan seorang guru. Guru yang baik berusaha
sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa
keberhasilan itu ialah bahwa sebelum masuk ke dalam kelas, guru senantiasa membuat
perencanaan pembelajaran sebelumnya.
2. Peranan guru adalah sebagai pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai
fasilitator belajar yang meliputi, Guru sebagai model, Guru sebagai perencana, Guru
sebagai peramal, Guru sebagai pemimpin, dan Guru sebagai penunjuk jalan atau
pembimbing kearah pusat-pusat belajar.
3. Terdapat beberapa jenis model desain pembelajaran yang dapat dijadikan acuan bagi
guru untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga
langkah – langkah pembelajaaran yang tertuang dalam RPP dapat terlaksana dan
indikator serta tujuan pembelajaran dapat tercapai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, M., Ibrohim, I., & Dahlia, D. (2017). Pengembangan Pembelajaran Biologi Berbasis
Inkuiri Terbimbing Bersumber Belajar Lingkungan Lokal Pesisir Pantai Bajoe. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan. 2(8). 1123-1131

Fahrurrozi, M., Mohzana. 2020. Pengembangan Perangkat Pembelajaran tinjauan Teoritis dan
Praktik. Universitas Hamzanwandi Press: NTT.

Gall, M. D., Borg, W. R., dan Gall, J. P. (2003). Educational Research: An Introduction (7th
ed.). New York: Longman, Inc.

Gustafson, K. L., dan Branch, R. M. (2002). What is instructional design. Trends and issues in
instructional design and technology, 16-25.

Hosnan, M. 2014. Pendidikan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21; Kunci
Sukses Implemntasi Kurikulum 2013. Ghalia Indonesia: Bogor.

Jaya, Fadila. (2019). Perencanaan Pembelajaran. UUN Sumatera Utara

Ibrahim, R. Nana Sodih, 2003, _perencanaan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Kamil, G. (2021). Penerapan Model Desain Instraksional Dick And Carey Dalam
Pembelajaran Matematika Kelas VIII Semester Genap SMP Pada Materi Bangun
Ruang Sisi Datar, Jurnal Perspektif . 1(1):100–111

Kebudayaan. 2013. Bahan Paparan Sosialisasi Kurikulum 2013. Jakarta : Sekertariat Jendral
Muhaimin, Sutiah, dan Suardi. 2009

Komsiah, I. (2012). Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.

Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan.
Surabaya : Kata Pena.

Menteri Pendidikan dan Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan
Standar Nasional Pendidikan; Standar ompetensi dan Kompetensi Dasar Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.

Munir. (2015). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Setyosari, P. (2020). Desain Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah &
Madrasah. Jakarta : Rajawali Pers.

Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjuan Teoritis dan Praktik.
Kencana: Jakarta.

15
Rahim, Farida. (2011). Perencanaan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Bandung: CV Alfabeta.

Ratumanan, R., & Rosmiati, I. (2019). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Sudrajat, Ajat. 2009. Review dan Revisi Silabus-RPP mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI). Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Supriyanto, A., E, N.A. 2019. Cara Mudah Merumuskan Indikator Pembelajaran. Pustaka
Bina Putera: Serang.

16

Anda mungkin juga menyukai