Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Model Desain Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik


pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

B. Model-model desain pembelajaran

Ada berbagai model desain pembelajaran dengan menggunakan


pendekatan pendekatan tertentu. Beberapa model-model desain pembelajaran
tersebut adalah :

1. Model Dick and Carey

Dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (1985). Model ini termasuk
ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut
Dick and Carey adalah :

a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.


b. Melaksanakan analisis pembelajaran
c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan performansi
e. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
f. Mengembangkan strategi pembelajaran
g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Merevisi bahan pembelajaran
Menurut Prof. Atwi Suparman (Rektor UT), model ini cocok untuk
pembelajaran formal di sekolah dan untuk sistem pembelajaran yang melibatkan
komputer dalam proses pembelajaran. Analisis tentang media dan metode tidak
bersifat argumentatif guna mencapai berbagai alternatif media.

2. Model ASSURE

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah


formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model
berorientasi kelas.1

Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan
yaitu:

a. Analyze Learners
b. States Objectives
c. Select Methods, Media, and Material
d. Utilize Media and materials
e. Require Learner Participation
f. Evaluate and Revise

3. Model Gerlach & Elly

Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode


perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis
pedoman atau suatu peta pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan
keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak
menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga
diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta
menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu

1
Heri Achmadi, Suharno & Nunuk Suryani, Penerapan Model Assure dengan Menggunakan Media
Power Point dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Usaha Peningkatan Motivasi dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas X Man Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Teknologi Pendidikan dan
Pembelajaran, 2014, hlm. 35-48
rencana untuk mengajar. Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely
(1971) dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan mengajar.

Rincian komponennya adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran (Specification of Object) Tujuan harus


bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan operasional agar
mudah diukur dan dinilai.
b. Menentukan isi materi (Specification of Content) Isi materi harus sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan materi haruslah spesifik
agar lebih mudah membatasi ruang lingkupnya dan lebih jelas dan
mudah dibandingkan dan dipisahkan dengan pokok bahasan lainnya.
c. Penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of Entering Bahaviors)
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal.
Mengetahui kemampuan awal ini penting bagi pengajar agar dapat
memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak
terlalu mudah.

Tes awal dapat dilakukan dengan 2 cara:

1.) Pretest
2.) engumpulkan data pribadi siswa.

d. Menentukan strategi (Determination of Strategy) Strategi pembelajaran


merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam memanipulasi
informasi, memilih sumber-sumber dan menentukan tugas/evaluasi
dalam kegiatan balajar mengajar.

Menurut gerlach & elly ada 2 bentuk pendekatan, yaitu:

1.) Bentuk Ekspository


2.) Bentuk Inquiry
e. Pengelompokkan belajar (Organization of Groups) Beberapa
pengelompokkan siswa diantaranya:

1.) Berdasarkan jumlah siswa


2.) Pengelompokkan campuran
3.) Gabungan beberapa kelas
4.) Sekolah dalam sekolah
5.) Taman kependidikan

f. Pembagian waktu (Allocation of Time) Rencana penggunaan waktu akan


berbeda berdasarkan pokok permasalahan, tujuan-tujuan yang
dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-pola administrasi serta
kegunaan dan minat-minat para siswa.
g. Menentukan ruangan (Allocation of Space) Ada tiga alternatif ruangan
belajar agar proses elajar mengajar dapat terkondisikan:

1.) Ruangan-ruangan kelompok besar


2.) Ruangan-ruangan kelompok kecil
3.) Ruangan untuk belajar mandiri

h. Memilih media (Allocation of Resources) Gerlach & Elly membagi


media sebagai sumber belajar kedalam 5 kategori:

1.) Manusia dan benda nyata


2.) Media visual proyeksi
3.) Media audio
4.) Media cetak
5.) Media display

i. Evaluasi hasil belajar (Evaluation of Performance) Semua kegiatan


pembelajaran dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku akhir
belajar tersebut dievaluasi. Dalam tahap evaluasi, yang dilihat bukan
hanya hasil belajar siswa, melainkan juga keseluruhan sistem
pembelajaran.
j. Menganalisi umpan balik (Analysis of Feed Back) Data dari analisis
umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes maupun tanggapan-
tanggapan tentang kegiatan pembelajaran ini menentukan apakah sistem,
metode maupun media yang dipakai dalam pembelajaran tersebut sudah
sesuai untuk tujuan yang dicapai atau masih perlu untuk disempurnakan.
Sehingga untuk kedepannya dapat diperbaiki agar proses pembelajaran
benar-benar berhasil.

4. Model ADDIE

Model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah


sederhana dalam pengaplikasinnya.

Desain pembelajaran yang mudah dipelajari. Sesuai dengan namanya tahap/


langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain, Development,
Implementation, dan Evaluation.

Ada lima langkah yang dikemukakan dalam model ini sesuai dengan
namanya, yaitu:

a. Analysis: menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi


yang tepat dan menentukan kompetensi siswa.
b. Design: menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan
pembelajaran.
c. Development: memproduksi program dan bahan ajar yang akan
digunakan dalam program pembelajaran.
d. Implementation: melaksanakan program pembelajaran dengan
menerapkan desain atau spesifikasi program pembelajaran.
e. Evaluation: melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil
belajar.
5. Model Degeng

Degeng mengemukakakan delapan langkah disain pembelajaran yang


berkonteks model elaborasi yaitu:

a. Analisis tujuan dan karakteristik Bidang Studi


b. Analisis sumber belajar (kendala)
c. Analisis karakteristik si-belajar
d. Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran
e. Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran
f. Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran
g. Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
h. Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.

6. Model PPSI

Model gabungan dari perencanaan pengajaran versi Performance Based


Teacher Education (PBET), perencanaan pengajaran sistematika dan
perencanaan pengajaran model Davis.

Di Indonesia dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan


Sistem Instruksional). Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung
pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga
dapat disebut menggunakan pendekatan yang berorientasikan pada tujuan.
Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok,
yaitu:

a. Perumusan tujuan, terdiri dari: Merumuskan tujuan instruksional khusus


(TIK), TIK ini harus memenuhi 4 kriteria yaitu:

1.) Menggunakan istilah operasional


2.) Berbentuk hasil belajar
3.) Berbentuk tingkah laku
4.) Hanya satu jenis tingkah laku

b. Pengembangan alat evaluasi, meliputi:

1.) Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai


tidaknya tujuan
2.) Merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing
tujuan Kegiatan belajar, meliputi:
3.) Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan
4.) Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh
5.) Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh

c. Pengembangan program kegiatan, meliputi:

1.) Merumuskan materi pelajaran


2.) Menerapkan metode yang dipakai
3.) Alat pelajaran atau buku yang dipakai
4.) Menyusun jadwal

d. Pelaksanaan, meliputi:

1.) Mengadakan pre tes


2.) Menyampaikan materi pelajaran
3.) engadakan pos tes

7. Model Kem

Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain intruksional


itu terdiri dari 8 langkah yaitu :

a. Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi.


b. Menganalisis karakteristik peserta didik
c. Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar.
d. Menentukan materi pelajaran
e. Menetapkan penjajagan awal (pre test)
f. Menentukan strategi belajar mengajar
g. Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat,
waktu dan tenaga.
h. Mengadakan evaluasi

8. Model ISD (Instructional system design).

Rancangan sistem pembelajaran merupakan prosedur terorganisir yang


mencakup langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan,
melaksanakan dan menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini dalam setiap
poses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti
halnya pada proses ISD secara keseluruhan.

Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :

a. Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.


b. Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.
c. Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi
pembelajaran.
d. Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.
e. Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.

9. Model Pengembangan Instruksional (MPI)

Model Pengembangan Instruksional (MPI) dalam Suparman (2001)


dikemukakan ada delapan langkah yaitu:

a. Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan


instruksional umum;
b. Melakukan analisis instruksional
c. Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa
d. Menulis tujuan instruksional khusus;
e. Menulis tes acuan patokan;
f. Menyusun strategi instruksional;
g. Mengembangkan bahan instruksional; dan
h. Mendisain dan melaksanakan evaluasi formatif yang termasuk di
dalamnya kegiatan merevisi.2

Daftar Pustaka

Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka

Achmadi. Heri, Suharno & Suryani.Nunuk.2014. Penerapan Model Assure


dengan Menggunakan Media Power Point dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Sebagai Usaha Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Man
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013: Jurnal Teknologi Pendidikan dan
Pembelajaran

2
Atwi Suparman, Desain Intruksional (Jakarta: Universitas Terbuka.2009)

Anda mungkin juga menyukai