Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maratu Hanifah

NIM : 235050101111161

Resume Ejaan Bahasa Indonesia, Penggunaan diksi, dan Istilah dalam Ragam Ilmiah

Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ajaran
dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan
penggabunganya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan
adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

Macam-Macam Ejaan
a. Ejaan Van Ophuijsen
Pada tahun 1901 ditetapkan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut
Ejaan Van Ophuijsen. Van Ophuijsen merancang ejaan itu dibantu ole Engku
Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Toib Soetan Ibrahim. Hal-hal
yang menonjol pada Ejaan Van Ophuijsen adalah sebagai berikut.
 Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
 Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
 Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.
b. Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan
Ejaan Van Ophuijsen. Ejaan baru tersebut oleh masyarakat diberi julukan Ejaan
Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu
adalah sebagai berikut.
 Huruf oe diganti dengan huruf u, seperti pada suhu, umur, pilu.
 Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak,
pak, maklum, rakjat.
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, jalan2, kebarat2-an.
 Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan
imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
c. Ejaa Melindo
Melindo ini akronim dengan Melayu-Indonesia ejaan ini disusun pada tahun
1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam hal ini
adalah Malaysia. Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang
digunakan kedua negara. Ejaan ini gagal diresmikan akibat ketegangan politik
antara Indonesia dengan Malaysia waktu itu.
d. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)
Ejaan ini merupakan ejaan lanjutan dari Ejaan Melindo panitianya masih
campuran Indonesia dan Malaysia. Adapun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari:
i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini, istilah-istilah asing sudah mulai diserap seperti:
extra → ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.
e. Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)
Ejaan ini berlaku sejah tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini mengatur secara
lengkap tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia antara lain : tentang unsur
bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf “e”. penggunaan
huruf kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”,
dan “z” yang kental dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa
Indonesia.
f. Ejaan Bahasa Indonesia(EBI)
Latar belakang diresmikaan ejaan ini adalah karena perkembangan
pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga pemakaian bahasa Indonesia semakin
luas. Ejaan ini menyempurnakan EYD, terutama dalam hal penambahan diftong,
penggunaan huruf kapital, dan cetak tebal.

Pengertian Diksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata
yang tepat serta selaras dalam penggunaannya. Diksi digunakan oleh penulis untuk
mengungkapkan suatu gagasan sehingga mendapatkan efek tertentu, sesuai yang
diharapkan oleh penulis. Diksi adalah hasil upaya dari memilih kata yang tepat dan
cocok, yang digunakan dalam situasi tertentu, dalam suatu tuturan.

Fungsi Diksi
a. Membantu pembaca dalam memahami pesan dari suatu karya sastra.
b. Komunikasi yang efektif
c. Sebagai bentuk ekspresi
d. Hiburan

Tujuan Penggunaan Diksi


Tujuan penggunaan diksi adalah untuk memperoleh keindahan agar mendapat
menambah daya ekspresivitas. Diksi digunakan untuk menghaluskan kata atau kalimat
agar terasa lebih indah.

Jenis-Jenis Diksi
a. Diksi berdasarkan makna
 Makna denotatif adalah makna leksikal yang dapat diketahui melalui kamus.
Diksi makna denotatif merupakan diksi dengan makna yang sebenarnya dari
suatu kalimat maupun suatu kata. Makna denotatif juga dapat diartikan sebagai
makna objektif tanpa membawa suatu perasaan tertentu atau murni.
 Makna konotatif adalah makna yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang dikaitkan dengan subjektifitas. Jenis berdasarkan makna konotatif
merupakan diksi, kata maupun kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya.
Artinya, makna konotatif adalah makna kiasan yang berkaitan dengan nilai
rasa.
b. Diksi berdasarkan leksikal
 Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna antara
satu kata dengan lainnya.
 Antonim merupakan kebalikan dari sinonim yang artinya adalah pemilihan
kata atau diksi yang memiliki makna berbeda atau berlawanan.
 Homonim adalah pemilihan kata atau diksi yang memiliki ejaan atau pelafalan
yang sama dengan suatu kata, akan tetapi memiliki arti yang berbeda.
 Homofon merupakan pemilihan kata atau diksi yang memiliki makna dan
ejaan berbeda namun pelafalannya sama.
 Homograf adalah pemilihan kata atau diksi yang memiliki pelafalan dan arti
berbeda namun memiliki ejaan yang sama.
 Polisemi merupakan diksi atau frasa yang memiliki lebih dari satu arti.
 Hipernim adalah diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau mencakup
makna dari kata lain.
 Hiponim adalah diksi yang dapat terwakilkan oleh kata hipernim.

Ciri-Ciri Diksi
a. Diksi digunakan sebagai pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal
yang diamanatkan oleh penulis.
b. Dapat digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai
terhadap situasi, gagasan serta nilai rasa pembaca.
c. Menggunakan perbendaharaan kata yang didapatkan oleh masyarakat, bahasa yang
digunakan dapat menggerakan atau memberdayakan kekayaan menjadi suatu kata
yang jelas.

Pengertian Ragam Ilmiah


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmiah adalah sesuatu yang
bersifat keilmuan. Artinya,ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa yang disampaikan
dalam ranah ilmiah atau akademis. Karena sifatnya yang ilmiah, umumnya bahasa
ilmiah banyak ditemui dalam tulisan-tulisan akademis, seperti jurnal ilmiah, artikel
ilmiah, skripsi, hingga penulisan makalah.

Ciri-Ciri Ragam Ilmiah


a. Cendekia atau bersifat cerdik merupakan salah satu ciri ragam bahasa ilmiah yang
menandakan bahwa bahasa yang digunakan sudah tepat sehingga informasi
tersampaikan dengan baik.
b. Lugas dan jelas, yaitu bahasa yang digunakan mampu menyampaikan informasi
dengan jelas dan tidak bermakna ganda.
c. Bertolak pada gagasan, yaitu penyampaian informasi didasarkan pada gagasan
utama atau tidak bersifat subjektif.
d. Formal, bahasa yang digunakan dalam ranah ini bersifat formal dengan
menggunakan kosakata baku yang sesuai dengan EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) dan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
e. Objektif, bahasa atau ungkapan yang digunakan tidak bersifat subjektif.
f. Ringkas dan padat, bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit sehingga informasi
dapat lebih dipahami.
g. Konsisten, penggunaan unsur-unsur kebahasaan seperti kosakata, tanda baca, dan
ejaan konsisten.
Daftar Pustaka

Gumilang, N. (2022). Diksi : Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Ciri-cirinya - Gramedia Literasi.
Diakses pada 8 September 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-
diksi/

unas.ac.id. Buku Bahasa Indonesia-compressed.pdf. Diakses pada 8 September 2023, dari


http://repository.unas.ac.id/393/1/Buku%20Bahasa%20Indonesia-compressed.pdf

Universitas Andalas. (2019 Januari 30). Diksi Bahasa Indonesia [Video].


YouTube. Diakses pada 8 September 2023, dari https://youtu.be/SSBeg-
8tUrM?feature=shared

Zenius Education. 5 Mei 2022. Ragam Bahasa Ilmiah Beserta Pengertian dan Ciri-cirinya.
Diakses pada 8 September 2023, dari https://www.zenius.net/blog/ragam-bahasa-
ilmiah
Pertanyaan
1. Menurut Anda, mengapa ada perubahan Ejaan Bahasa Indonesia?
2. Mengapa kita harus menerapkan Ejaan Bahasa Indonesia dalam perguruan tinggi?
Jawaban
1. Menurut saya ada perubahan Ejaan Bahasa Indonesia dikarenakan untuk
menyempurnakan ejaan bahasa sebelumnya. Selain itu perubahan ejaan dipengaruhi
oleh dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang menyebabkan
semakin luasnya penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan
seperti penggunaan huruf, kata, tanda baca, serta unsur serapan.
2. Dalam perguruan tinggi kita harus menerapkan Ejaan Bahasa Indonesia agar kita dapat
berkomunikasi dan dapat membuat karya ilmial, proposal, makalah dengan baik dan
benar sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai